BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan produsen mulai dari perencanaan produk sampai dengan membangun hubungan yang loyal yang melibatkan produsen dan konsumen dalam hubungannya dengan produk, baik barang maupun jasa dan harga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Basu (2005:5) menyatakan bahwa “ Pemasaran adalah merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba “. Pemasaran menurut Kotler (2008:6) adalah “ Proses bagi perusahaan dalam menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”. 2.1.2 Pengertian Pemasaran Jasa Pada sektor jasa, strategi pemasaran juga mutlak diperlukan untuk meningkatkan volume penjualannya.Pemasaran jasa harus dapat menafsirkan kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan atau melihat keadaan pasar (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Menurut Kotler (2005) jasa adalah setiap tindakan atau keinginan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya jasa tidak 7 8 berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas tersebut tidak berwujud (intangible). Pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pertama, pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya tidak kasat mata dan tidak dapat diraba. Kedua, produksi jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan petugas sehingga pengawasan kualitasnya dilakukan dengan segera. Ketiga, interaksi antara konsumen dan petugas penting untuk mewujudkan produk (Rangkuti, 2002). Kotler (2000) mengemukakan bahwa terdapat 4 karakteristik jasa, antara lain : 1. Intangibility (tidak berwujud) Jasa tidak berwujud, tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan dan didengar sebelum membeli. 2. Inseparability (tidak dipisahkan) Jasa tidak dapat dipisahkan dari pembeli jasa itu, baik pembeli jasa itu orang atau mesin.Jasa tidak dapat dijejerkan pada rak penjualan dan dapat dibeli oleh konsumen kapanpun dibutuhkan. 3. Variability (beranekarupa) Jasa sangat beraneka rupa karena tergantung dari siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana disediakan. Seringkali pembeli jasa menyadari akan 9 keaneka rupaan yang besar ini akan membicarakan dengan yang lain sebelum memilih satu penyedia jasa. 4. Perishsability (tidak tahan lama) Jasa tidak dapat tahan lama, karenanya tidak dapat disimpan untuk penjualan atau penggunaan dikemudian hari. 2.1.3 Bauran Pemasaran Konsep bauran pemasaran menurut Carthty yang dikutip oleh Kotler (2001:112) adalah mempopulerkan pembagian kiat pemasaran dalam 4 faktor yang disebut 4 P yang terdiri dari : 1. Product 2. Price 3. Place 4. Promotions Namun pada akhirnya Kotler menambahkan tiga komponen dari bauran pemasaran tradisional, sehingga pada pemasaran jasa terdapat 7 unsur, yaitu : 1. Product. Berupa barang maupun jasa yang ditawarkan. 2. Price. Jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli sebuah produk. 3. Place. Fungsi distribusi dan logistik yang dilibatkan dalam rangka menyediakan barang dan jasa sebuah perusahaan. 4. Promotions. Program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran barang dan jasa. 10 5. Man. Proses seleksi, pelatihan dan pemberian motivasi karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar penempatan personil perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. 6. Physical Evidence and Presentations. Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. 7. Process. Proses penyajian jasa. Pendidikan Tinggi sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa dalam melaksanakan promosinya dapat menerapkan bauran pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler terdiri dari tujuh unsur tersebut. Unsur-unsur bauran ini dapat diartikan sebagai berikut : 1. Produk, yang dapat dimasukan dalam unsur ini yaitu program yang merupakan satuan pengajaran yang disampaikan oleh alat-alat institusi kepada mahasiswa. 2. Harga, merupakan biaya yang dibebankan kepada mahasiswa dalam menempuh pendidikan. 3. Tempat, yaitu lokasi pendidikan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar. 4. Promosi, informasi yang digunakan untuk menawarkan produk kepada calon mahasiswa agar tertarik dengan program yang ditawarkan. 5. Manusia, merupakan sumber daya manusia yang terlibat dalam seluruh aktivitas penyelenggaraan pembelajaran yang akan memberikan kepuasan kepada mahasiswa. 6. Bukti fisik, yaitu fasilititas yang dimiliki dan digunakan untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar. 11 7. Proses, seluruh rangkaian kegiatan kerja dari awal sampai akhir baik yang bersifat rutinitas maupun perbaikan yang berkesinambungan yang meliputi prosedur, pembagian tugas, kegiatan belajar mengajar yang disampaikan kepada mahasiswa. 2.1.4 Karakteristik jasa lembaga perguruan tinggi Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik jasa pada perguruan tinggi (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006), antara lain : 1. Perguruan Tinggi termasuk dalam kelompok jasa murni (pure service) dimana pembelian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata, seperti ruang kelas, kursi, meja dan buku-buku. 2. Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa). Jadi disini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan tinggi tersebut untuk0mendapatkan0jasa0yang0diinginkan. Meskipun0dalam0perkembangannya ada juga yang menawarkan distance learning, universitas terbuka, kuliah jarak jauh, dan sebagainya. 3. High contact system, kontak antara pemberi dan penerima jasa terbilang tinggi. 4. Hubungan dengan pelanggan adalah berdasarkan member relationship, dimana pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tersebut. Sistem pemberian jasanya secara terus menerus dan teratur sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Dalam menunjang karakteristik dan kualifikasi jasa lembaga pendidikan tersebut, maka bauran pemasaran pada lembaga pendidikan tinggi digolongkan sebagai berikut : 12 1. Program, termasuk proses dan pengembangan program. 2. Price atau biaya 3. Delivery System dan Physical Facilities 4. Communication 2.1.5 Pemasaran Pendidikan Pendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasat mata. Dan ketika melihat lembaga pendidikan itu sendiri dari kaca mata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen.Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan, dikarenakan mutunya tidak dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak laku. Artinya, lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan users education sesuai dengan need pasar, bahkan lembaga pendidikan0tersebut0tidak0akan0terus0bertahan. Berbeda dengan produk fisik, suatu jasa pelayanan pendidikan tidak bisa disimpan.Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersama. Dampaknya terjadi pada sistem pemasaran, terutama pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa pendidikan untuk melakukan persiapan, baik dari sarana dan prasarana maupun peralatan teknologi pendidikan lainnya. Tetapi, jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa pendidikan untuk melakukan strategi pemasaran.Jasa pendidikan tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa 13 pendidikan secara langsung. Konsumen juga tidak dapat memprediksi apa hasil yang akan diperoleh dengan mengonsumsi jasa pendidikan tersebut, kecuali setelah0membelinya. Penggunaan istilah pemasaran saat ini sudah sangat berkembang di semua sektor kegiatan kita. Jadi, dalam hal ini pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai bagaimana memuaskan konsumen atau pelanggan pendidikan dengan memakai0dasar0pemikiran0yang0logis,0jika0konsumen0tidakopuasoberarti0pe masaranotersebutogagal. Kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan danmeningkatkan pertumbuhan lembaganya. Komponen kunci yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk memahami konsep pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar.Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Untuk mengenal lebih dalam lagi dari pemasaran pendidikan maka harus mengenal lebih dahulu pengertian dan karakteristik pendidikan pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu,0pendidikan0yang0dapat0laku0dipasarkan0ialah0pendidikan0seperti: a.oAdaoprodukosebagaiohasilokomoditas. b.oProduknyaomemilikiostandar,ospesifikasiodanokemasan. c.oMemilikiosasaranoyangojelas. d.oMemilikiojaringanodanomedia. e.oMemilikiotenagaopemasaran. 14 Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan. Etika pemasaran yang berlaku dalam dunia pendidikan adalah0menawarkan0mutu0layanan0intelektual0dan0pembentukan watak.a 2.2 Biaya Ada dua macam arti biaya yang dikenal saat ini. Dalam arti sempit biaya adalah hanya meliputi pengertian harga pokok (cost), sedangkan biaya dalam arti luas adalah meliputi pengertian harga pokok (cost) dan beban (expense). Ongkos (cost) adalah sebagian nilai yang diperhitungkan dan melekat pada harga pokok atau beban. Sedangkan biaya adalah keseluruhan nilai yang melekat pada barang atau jasa yang secara langsung dikorbankan dan diukur dalam satuan uang untuk memperoleh penghasilan. Biaya merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk mendapat imbalan baik berupa barang maupun jasa serta memberikan manfaat bagi yang membutuhkan sesuai dengan yang diinginkan. Pengertian biaya menurut beberapa ahli sebagai berikut “ Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan “ (Supriyono, 2000:16). Menurut Hansen (2004:20) biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai kuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi organisasi. 15 2.3 Pendidikan Definisi pendidikan menurut bahasa adalah proses pengubah sikap dan prilaku seorang manusia ataupun kelompok dalam usaha untuk mendewasakan manusia tersebut melalui upaya pengajaran serta pelatihan. Tujuan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa. Pendidikan merupakan jalan untuk mencapai sebuah kebebasan, yaitu bebas dari kebodohan, kemiskinan dan penjajahan. Sejarah telah membuktikan bahwa majunya sebuah peradaban tidak terlepas dari adanya pendidikan. 2.3.1 Biaya Pendidikan Biaya pendidikan menurut Supriadi (2007) merupakan salah satu komponen instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan uang). Konsumen lebih mementingkan manfaat dan citra yang didapat dari setiap rupiah yang dikeluarkannya. Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan konsep net value, semakin besar manfaat yang dirasakan dibanding biaya yang dikeluarkan akan dinilai konsumen sebagai positif value. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa dukungan biaya. 16 Dari segi pengaturan keuangan, sumber pendapatan dan pembiayaan perguruan tinggi berasal dari dukungan dana pemerintah, spp, royalty, dan dividen dari usaha dan layanan yang diselenggarakan PTN, sponsor penelitian, dan lainlain (Lupioyadi dan Hamdani, 2006). Ada beberapa komponen biaya menurut Abdullah (dalam Sofa, 2008), yaitu meliputi : 1. Peningkatan kegiatan belajar mengajar. 2. Pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana pendidikan. 3. Peningkatan pembinaan kegiatan mahasiswa. 4. Kesejahteraan. 5. Rumah Tangga Universitas ; dan 6. Biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pelaporan. Menurut Lupioyadi dan Hamdani (2006), Perguruan Tinggi menggunakan penentuan biaya perkuliahan yang berbeda untuk setiap mahasiswa dan program, antara lain : 1. Berdasarkan program studi ; contoh : ekonomi, tehnik, bahasa atau hukum. 2. Berdasarkan tingkatan mahasiswa ; contoh : mahasiswa DIII beda dengan S1 dan Pasca Sarjana, dimana semakin tinggi tingkatan atau jenjang pendidikan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. 3. Berdasarkan beban kredit semester. 4. Berdasarkan waktu dan tempat perkuliahan ; contoh : kelas malam hari berbeda biayanya dengan kelas reguler siang hari. 17 Sedangkan pengertian biaya pendidikan dalam panduan penyusunan Biaya Operasional Satuan Pendidikan di definisikan “ Sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan, peluang maupun uang yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan. Di dalam PP 19/2005, disebutkan biaya pendidikan terdiri atas : 1. Biaya investasi. 2. Biaya operasi. 3. Biaya Personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi : 1. Biaya penyediaan sarana dan prasarana. 2. Biaya pengembangan sumber daya manusia. 3. Modal kerja tetap. Biaya personal merupakan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi : 1. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji. 2. Bahan atau peralatan habis pakai. 3. Biaya operasional pendidikan langsung dapat berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya. 18 Pembagian biaya pendidikan dalam PP 19/2005 sejalan dengan PP 48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan, dinyatakan dalam PP 48/2008 tersebut, biaya pendidikan meliputi : 1. Biaya satuan pendidikan 2. Biaya penyelenggaraan dan / atau pengelolaan pendidikan 3. Biaya pribadi peserta didik Selanjutnya di dalam Peraturan Pemerintah 48/2008 tersebut, biaya satuan pendidikan terdiri atas : 1. Biaya investasi 2. Biaya operasi 3. Bantuan biaya pendidikan 4. Beasiswa Biaya penyelenggaraan dan / atau pengelolaan pendidikan terdiri atas : 1. Biaya investasi 2. Biaya operasi Sedangkan biaya pribadi peserta didik merupakan biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Dalam penelitian ini, biaya pendidikan adalah keseluruhan pengorbanan finansial yang dikeluarkan oleh konsumen untuk keperluan selama menempuh pendidikan dari awal sampai berakhirnya pendidikan. Baik itu biaya registrasi dan sks setiap semester, biaya sumbangan pembangunan gedung, biaya praktikum, 19 biaya buku dan peralatan serta biaya–biaya pendidikan lainnya yang digunakan untuk menunjang perkuliahan (Lupioyadi dan Hamdani, 2006) 2.4 Promosi Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Produk yang sudah direncanakan dengan baik serta telah ditentukan harga jualnya secara tepat, belum menjamin keberhasilan pemasaran terhadap produk tersebut. Hal ini disebabkan karena apabila produk yang sudah bagus dengan harga yang sudah bagus tidak dapat dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan berhasil di pasaran. Upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi. Adapun definisi dari kegiatan promosi tersebut menurut Swastha (2000:237) adalah : “ Arus Informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organsiasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.” Pengertian promosi menurut Buchari (2009:127), Promosi adalah “ Sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa “. Menurut Tjiptono (2000:219) : “ Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran “. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyampaikan informasi, mempengaruhi, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan 20 produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Jadi, Promosi yaitu usaha yang dilakukan oleh produsen untuk mempengaruhi pelanggan atau konsumen agar tertarik untuk membeli produk baik barang maupun jasa yang ditawarkan dan merupakan salah satu aspek dalam manajemen pemasaran yang sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. 2.4.1 Tujuan Promosi Tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Memberikan informasi tentang keberadaan suatu produk. 2. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk. 3. Menyampaikan perubahan harga pada pasar. 4. Menjelaskan cara kerja suatu produk. 5. Memberikan informasi tentang jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan. 6. Meluruskan kesan yang keliru tentang produk. 7. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran konsumen. 8. Membangun citra perusahaan. 9. Membujuk pelanggan sasaran. 10. Membentuk pilihan merek. 21 11. Mengalihkan pilihan dari merek tertentu. 12. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. 13. Mendorong pembeli untuk memutuskan pembelian saat itu juga. 14. Mendorong pembeli untuk menrima kunjungan wiraniaga. 15. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang sudah ditawarkan sangat bermanfaat untuk konsumen. 16. Mengingatkan pembeli akan tempat yang menjual produk tersebut. 17. Membuat pembeli tetap mengingat walaupun tidak ada kampanye iklan yang intens. 18. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jauh pada produk buatan perusahaan. 2.4.2 Bauran Promosi Promosi menginformasikan konsumen mengenai suatu produk dan mempersuasi pembeli potensial , saluran organisasi dan masyarakat pada umumnya untuk membeli merek tertentu. Promosi mempunyai beberapa alat diantaranya : advertising, personal selling, publicity, sales promotion, point of purchase communication, direct marketing communication, public relations dan corporate advertising. Kombinasi dari aktivitas tersebut disebut sebagai bauran promosi (Enger et.al, 1994 : 5). Kemudian Tjiptono (1999:222) dalam menerangkan unsur dari bauran promosi adalah : 1. Personal Selling 2. Mass Selling 3. Promosi Penjualan 4. Public Relation 5. Direct Marketing buku Strategi Pemasaran 22 Dari jenis–jenis bauran promosi di atas, secara terperinci tentang pengertian dari masing-masing unsur adalah sebagai berikut : 1. Periklanan Ada beberapa pendapat dari para ahli marketing tentang periklanan. Diantaranya menurut Saladin yang mengatakan bahwa periklanan adalah bentuk-bentuk komunikasi non personal yang dilakukan lewat media yang dibayar oleh sponsor. Sedangkan Swastha, telah mengutip pendapat dari Nickels mengenai definisi periklanan sebagai berikut : “Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya , melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individu-individu” Dari pernyataan ahli marketing tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa periklanan merupakan bentuk penyampaian tentang ide, barang dan jasa melalui media yang dibayar sponsor. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang lebih menguntungkan. Hal ini dikarenakan iklan yang dipasang pada media-media tersebut dapat memberikan umpan balik kepada sponsor (berupa tanggapan)meskipun dalam jangka waktu tertentu. 2. Penjualan Tatap Muka. Menurut Saladin yang dimaksud dengan penjualan tatap muka adalah: “ Merupakan informasi komunikasi secara pribadi guna membujuk konsumen untuk membeli barang , jasa, atau ide adalah sebagai alat promosi yang banyak dipergunakan untuk mencapai tujuan.” 23 Sedangkan menurut Asri (2002:343) pengertian penjualan tatap muka adalah “suatu cara mempromosikan barang atau jasa dengan menawarkannya langsung kepada calon pembeli.” Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan tatap muka adalah promosi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka dengan tujuan untuk mengarahkan, memahami, menguasai, mempertahankan, dan memelihara hubungan pertukaran secara kesinambungan. 3. Promosi Penjualan. Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi selain periklanan, penjualan, tatap muka dan hubungan masyarakat yang dalam kegatannya mendorong pembeli dan konsumen. Swastha (2000:279) telah mengutip pendapat dari Nickels mengenai pengertian promosi penjualan sebagai berikut : “ Promosi penjualana dalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling , advertising, dan publicity yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya ”. Penggunaan promosi penjualan harus dilakukan secara hati-hati, pertamatama harus ditentukan tujuan dari promosi penjualan secara spesifik dan sejelas mungkin. Sedangkan tujuan dari promosi penjualan menurut Swastha adalah : a. Tujuan Promosi Penjualan Intern. Salah satu tujuan promosi penjualan adalah untuk mendorong karyawan lebih tertarik pada produk dan promosi perusahaan. Adapun tujuan internnya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih 24 karyawan tentang bagaimana cara terbaik yang ahrus dilakukan untuk melayani konsumen dan untuk meningkatkan dukungan karyawan, serta semangat bagi usaha promosinya. b. Tujuan Promosi Penjualan Perantara. Usaha-usaha promosi penjualan dengan perantara dapat dipakai untuk mempertahankan atau menguasai perubahan-perubahan musiman dalam pesanan, untuk mendorong jumlah pembelian yang lebih besar, serta untuk mendapatkan dukungan yang lugas dalam saluran terhadap usaha promosi. c. Tujuan Promosi Penjualan Konsumen. Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang yang bersedia mencoba produk baru dalam meningkatkan volume penjualan, untuk menyaingi promosi yang dipasarkan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan. 4. Publisitas. Publisitas mempunyai sifat yang hampir sama dengan advertising. Kotler dalam bukunya mendefinisikan sebagai berikut : “ Publisitas mencakup pengaturan ruang editorial yangt berbeda dari ruang yang bayar (iklan) di semua media yang dibaca, didengar oleh konsumen dengan maksud khususn untuk membantu mencapai tujuan-tujuan penjualan”. Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa publisitas mempunyai sifatsifat seperti nilai kepercayaan yang tinggi, menghindarkan kecurigaan, dan dramatisasi. 25 5. Hubungan Masyarakat. Hubungan dapat diartikan menciptakan atau membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan termasuk juga didalmnya hubungan pertukaran dalam masyarakat. Sedangkan masyarakat dapat diartikan setiap individu , organisasi, lembaga-lembaga pemerintahan atau kelompok-kelompok yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik, penyedia, langganan, dan pimpinan masyarakat. Menurut Swastha dalam bukunya mengemukakan pengertian hubungan masyarakat sebagai berikut : “Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat”. Oleh karena itu hubungan masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah secara terbuka dengan seluruh masyarakat, serta menciptakan opini masyarakat yang baik tentang organisasi , individu, tempat atau masalah. 2.4.3 Pelaksanaan Promosi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan promosi antara lain : 1. Harus dapat menimbulkan minat pembeli Usaha-usaha produsen dapat mempengaruhi konsumen agar mempunyai keinginan atau minat untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan. 2. Harus dapat menimbulkan kesadaran pada pembeli. 26 Cara-cara yang dilakukan produsen dalam melaksanakan promosi agar dapat menimbulkan kesadaran pembeli untuk membeli barang tersebut. 3. Harus dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk mencoba atau menggunakan barang-barang tersebut. Usaha yang dilakukan oleh produsen untuk mempengarhui konsumen untuk mencoba dan menggunakan barang tersebut. 4. Harus dapat menimbulkan keputusan untuk membeli oleh konsumen 2.4.4 Pentingnya Promosi Bagi Perusahaan Tidak ada artinya jika perusahaan memperoduksi suatu barang atau jasa tidak diketahui oleh konsumen. Jadi agar produknya dikenal oleh konsumen , maka jalan yang ditempuh perusahaan adalah melalui kegiatan promosi. Penyajian promosi yang memikat mutlak diperlukan untuk menghasilkan promosi tersebut. Suatu promosi yang digunakan dengan tema yang menarik akan lebih cepat mendapatkan perhatian dari konsumen, sehingga menyebabkan konsumen mempunyai kehendak untuk membeli barang yang dipromosikan oleh perusahaan. 2.4.5 Biaya Promosi Berdasarkan pada pengertian biaya dan pengertian promosi pada penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan mengenai biaya promosi.Biaya Promosi adalah nilai yang dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk kepentingan promosi dalam kaitannya dengan pemasaran produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. 27 Menurut Walker alih bahasa Saladin. Dalam bukunya dasar-dasar manajemen pemasaran menyatakan “ Promosi Penjualan adalah merupakan kegiatan-kegiatan promosi yang ditujukan untuk mendorong permintaan konsumen dan membantu pekerjaan penjualan dalam pemasaran”. Untuk melaksanakan kegiatan ini tentu dibutuhkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu biaya promosi adalah biaya yang digunakan untuk membiayai kegiatan promosi penjualan. Biaya promosi ini ditentukan perusahaan dengan cara menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melaksanakan promosi produknya. Beberapa perusahaan memakai alat promosi yang berbeda satu dengan yang lainny, hal ini berkaitan dengan situasi dan kondisi perusahaan tersebut. Alat promosi yang digunakan biasanya seperti pemasangan iklan di berbagai media massa, pameran dan lain-lain. 2.4.6 Fungsi Promosi Terhadap Penjualan Upaya memperkenalkan produk kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi. Promosi tidak hanya sebatas memperkenalkan produk kepada konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan dengan upaya untuk mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan kemudian membeli produknya. Dalam hal ini promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian mereka tertarik lalu membeli produk yang ditawarkan tersebut. 28 Sedangkan volume penjualan merupakan keadaan dimana perusahaan mampu menjual suatu produk kepada konsumen dalam jumlah tertentu. Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari pemasaran, maksudnya adalah tingkat penjualan/laba yang diperoleh dari pemuasan kebutuhan konsumen. Untuk dapat mencapai volume penjualan yang menguntungkan perusahaan perlu menitik beratkan kegiatan pemasaran pada variabel marketing mix yaitu keputusan dan strategi mengenai produk, harga, promosi, dan saluran distribusi. Tidak semua produk yang ditawarkan perusahaan dapat dikenal dan mampu bersaing di pasaran. Agar produk dikenal dan disukai konsumen maka hal yang sangat menentukan adalah strategi promosi yang diterapkan. Dengan menggunakan salah satu variabel promosi atau kombinasi dari variabel-variabel promosi secara bersama-sama, konsumen akan tertarik dan menimbulkan minat beli dan dapat mempertahankan pembeli potensial, dengan demikian target pasar dapat tercapai. Tercapainya target pasar maka volume penjualan diharapkan dapat menguntungkan. Semua kegiatan pemasaran pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan volume penjualan. Promosi merupakan salah satu kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan volume penjualan dengan jalan memberi informasi dan membujuk konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung untuk membeli produk. Dengan demikian promosi erat kaitannya dengan volume penjualan terutama dalam upaya mempengaruhi konsumen akan produk yang ditawarkan. Pemasaran memegang peranan penting dan strategis dalam suatu perusahaan. Lebih-lebih dalam suatu perusahaan yang sifatnya menjual barang 29 kepada masyarakat. Perubahan pola dasar yang menjurus ke arah buyers market telah pula mendorong para manajer lebih tekun menerjuni pasar melalui strategi pemasaran yang lebih cermat. Sistem jemput bola dengan mendatangi pelanggan atau konsumen diterapkan dan dilakukan hampir oleh semua perusahaan dalam usaha menggarap pasar secara lebih intensif untuk meningkatkan volume penjualan. Di sisi lain pihak konsumen juga semakin bebas menentukan pilihannya untuk membeli dan mendapatkan produk sesuai dengan keinginannya. Keberhasilan dalam merebut pasar sangat ditentukan oleh pelbagai usaha menentukan strategi pemasaran dan penggunaan bauran pemasaran ataumarketing mix. Salah satu diantaranya yang sangat menentukan adalah melalui promosi. Hal ini didasarkan pula pada pendapat Tjiptono (2002:22) , menerangkan bahwa : “ Jika ditinjau dari sudut ilmu ekonomi, maka tujuan dari promosi ini adalah menggeser kurva permintaan akan produk perusahaan ke kanan dan membuat permintaan menjadi inelastis (dalam kasus harga naik) dan elastis (dalam kasus harga turun). Sedangkan menurut Kotler (2003:222) : “Perusahaan ingin mencapai tingkat penjualan tertentu dengan beragam bauran promosi”. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa dengan melaksanakan promosi, suatu perusahaan berusaha meningkatkan penjualan sesuai dengan target yang ditentukan. 30 2.5 Sarana Adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu 1. Habis tidaknya dipakai; 2. Bergerak tidaknya pada saat digunakan; 3. Hubungannya dengan proses belajar mengajar. 2.5.1 Ditinjau dari habis tidaknya dipakai Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis,board marker, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb.Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola lampu, dan kertas. b. Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga. 31 2.5.2 Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak. a. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb. b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak Sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti Laboratorium Kitchen, Laboratorium Laudry & Dry Cleaning dll 2.5.3 Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. a. Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik. b. Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret. c. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan 32 efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. 2.6 Pengertian Pengadaan Pengadaan adalah kegiatan menyediakan semua keperluan barang/ benda/ jasa bagi keperluan pelaksanaan suatu kegiatan. Cara pengadaan sarana dengan membeli, membuat sendiri, menerima bantuan dan menyewa. 2.6.1 Proses pengadaan Poses pengadaan sarana sebagai alat pendukung pelaksanaan proses beajar mengajar dapat dilakukan dengan : a. Membeli. Perabot–perabot yang akan dibeli harus memenuhi syarat–syarat yang sudah ditentukan, misalnya ukuran anatomi, teknik konstruksi, dan harga standar. b. Membuat sendiri. Perabot sekolah yang dibuat sendiri dimungkinkan hanya dalam rangka praktek serta disesuaikan dengan dana dan kemampuan yang tersedia. c. Menerima bantuan/ hibah. Perabot yang dihibahkan dapat berasal dari seseorang/ donatur.Penyerahan bantuan harus bersifat sukarela, tidak mengikat dan dilaksanakan dengan perjanjian. 2.7 Penelitian terdahulu Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan penulis untuk menentukan beberapa hal yang berhubungan dengan teori dan sistematika penulisan ini. Penelitian Pertama dilakukan oleh Farida (2012) dengan judul “Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Jumlah Mahasiswa Baru pada Politeknik Harapan 33 Bersama Tegal”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis statistik regresi linear sederhana mengemukakan bahwa jumlah penerimaan mahasiswa baru dipengaruhi oleh biaya promosi. Setiap peningkatan biaya promosi akan meningkatkan jumlah mahasiswa baru. Penelitian kedua dilakukan oleh Maknunah (2012), dengan judul “ Pengaruh Biaya Pendidikan dan Biaya Promosi Terhadap Peningkatan Jumlah Mahasiswa di STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang “ Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya pendidikan dan biaya promosi sebagai variabel independen yang mempengaruhi peningkatan jumlah mahasiswa sebagai variabel dependen. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda. Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh persamaan regesi Y= 401,462+1,976X1+2,236X2artinya jka biaya pendidikan dan biaya promosi tidak mengalami perubahan maka peningkatan mahasiswa sebanyak 401,462 dan jika biaya pendidikan dinaikkan Rp. 100.000 akan terjadi penurunan sebanyak 1,976 atau sekitr 2 orang dan jika biaya promosi dinaikan sebesar Rp. 100.000 jumlah mahasiswa akan naik sebanyak 2,236. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa variabel peningkatan jumlah mahasiswa dipengaruhi sebesar 83,1 % oleh variabel biaya pendidikan dan biaya promosi sedangkan sisanya 16,9 % dijelaskan oleh variabel yang lainnya. Penelitian ketiga dilakukan oleh Iriyanto (2013) dengan judul “ Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Jumlah Mahasiswa Baru dan Analisis Promosi Mix di Universitas Muhamadiyah Semarang “. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel biaya promosi terhadap jumlah 34 mahasiswa baru UNIMUS, yaitu 0,360 < t table = 2,132 dengan angka signifikansi 0,743 > α = 0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian maka hipotesis (H1) bahwa biaya promosi berpengaruh positif terhadap jumlah mahasiswa baru UNIMUS tidak terbukti.