BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Data dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi dan wawancara mendalam kepada Tim Pengelola Radio Buku yaitu Koordinator Utama atau bisa juga disebut sebagai Genereal Manager (GM) Radio Buku yang merangkap sebagai Program Director (PD) sekaligus Music Director (MD)-karena ketentuan lagu yang masuk tetap dari beliau, staf Indonesia Buku yang bertugas mengelola keungan termasuk keuangan Radio Buku, dan dua orang Pilot Magang. Dari keempat informan tersebut peneliti mendapatkan gambaran mengenai manajemen produksi acara yang terjadi di Radio Buku. Peneliti juga mendapatkan gambaran mengenai kendala yang dialami hingga tantangan yang dihadapi Radio Buku, namun dapat digunakan sebagai bahan refleksi sekaligus pengembangan dimasa yang akan datang. Untuk memperkuat data penelitian, peneliti juga melakukan wawancara dengan pendiri awal Radio Buku yang sempat turun langsung mengelola dan Koordinator Program Indonesia Buku yang juga berkaitan denga pengelolaan Radio Buku meskipun tidak termasuk di dalamnya. Hasil dari wawancara ini memberikan gambaran yang lebih utuh dan menyeluruh terutama tentang Radio Buku di awal pembentukan dan manajemen program yang dilakukan terdahulu. Selain menggali manajemen produksi acara secara umum serta latar belakang pembentukan radio bertema literasi ini, peneliti juga berusaha menjabarkan secara lebih detil proses produksi acaranya. Telah berusaha dituliskan juga berbagai tinjauan dari sumber daya manusia sampai aspek pasar yang menjadi latar belakang sikap dan keputusan dari tiap proses produksi yang terjadi. Karena bagaimanapun juga manajemen produksi acara yang terjadi di Radio Buku, meskipun secara garis besar sama dengan radio lain terutama radio terestrial pada 100 umumnya, tetap tidak sama dengan yang ditulis pada buku-buku acuan karena dilandasi berbagai aspek. Secara umum manajemen yang dilakukan Radio Buku bisa dilihat sebagai keunikan dalam manajemen produksi acara terutama ketika mengacu pada apa yang ditulis oleh JB. Wahyudi dan Masduki dalam bukunya, karena mampu menyajikan fakta bahwa tidak semua stasiun radio bertahan harus dengan langkah yang biasa dilakukan banyak radio konvensional, dalam hal ini merujuk pada radio terestrial termasuk stasiun radio frekuensi yang mengkonvergensikan penyiarannya dengan internet. Memang yang ditulis dalam buku-buku tersebut, merujuk pada stasiun radio yang sudah sangat terorganisir dengan sumber daya yang mencukupi. Inti dari manajemen produksi acara Radio Buku sebenarnya adalah usaha untuk mengorganisir dan mengolah semua sumber daya dari manusia, teknologi, sampai pasar dalam rangka proses pembuatan sebuah program acara siaran di radio yang berdasarkan pada prosedur yang telah ditetapkan, proses produksi juga berdasarkan pada format radio atau format stasiun radio dan juga format dari acara yang akan disajikan dalam pembuatan program acara. Manajemen ini sangat berkaitan erat dengan keberlangsungan dan konsistensi identitas Radio Buku. Karena memang dari awal radio yang berbasis internet only atau mengudara hanya dengan bantuan teknologi internet ini dibuat untuk mewarnai media penyiaran di Indonesia yang menurut Muhidin M. Dahlan waktu itu belum ada media bertemakan literasi, sekaligus memfasilitasi masyarakat yang mencintai buku atau literasi. Walaupun JB. Wahyudi1 dalam Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi dan Masduki dalam Menjadi Broadcaster Profesional2 sudah menjelaskan secara komprehensif, bukan berarti kenyataan di lapangan akan memperlihatkan tahapan yang sama dengan buku. Beberapa acuan yang dipakai memang menjabarkan 1 Penjelasan tentang proses produksi acara dalam: Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi(p. 30), JB. Wahyudi, 1996, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 2 Pembahasan proses produksi acara dalam: Menjadi Broadcaster Profesional (p. 46-47), Masduki, 2004, Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS. 101 bahwa secara umum proses produksi meliputi pra-produksi, produksi, dan paska produksi. Akan tetapi, beberapa faktor seperti kurangnya sumber daya manusia, atas nama efisiensi, dan masalah pengolahan waktu membuat beberapa hal tidak sama dengan yang tertulis di buku. Beberapa proses bahkan terlewati atau lebih tepatnya sengaja dilewati karena dirasa kurang efisien. Ditambah lagi, bekerja atas dasar sukarela dengan semangat komunitas, membuat mereka mengenyampingkan hal-hal rumit. Misalnya saja tahap persiapan yang kadang ada kadang tidak dilakukan karena beberapa hal seperti tamu narasumber yang datang secara mendadak. Secara finansial pun keungan Radio Buku bisa dibilang diurus menjadi satu dengan keungan Indonesia Buku karena semua program yang ada di bawah Indonesia Buku saling terintegrasi. Kebutuhan atas pengeluarannya pun berkutat pada kebutuhan rumah tangga seperti biaya listrik, telepon, jaringan internet dan kebutuhan produksi program yang bersifat lebih teknis dan kebendaan. Hampir semua kinerja pengurusnya dilakukan secara sukarela tanpa bayaran. Secara garis besar manajemen produksi acara Radio Buku dapat dijabarkan menjadi dua asepek besar yaitu tinjauan umum dan tinjauan yang lebih mendetil. Kedua tinjauan ini salaing mengisi karena di dalam tinjauan umum pra-produksi, produksi, dan paska produksi3 di dalamnya terdapat penjelasan Masduki4 sebagai SOP yaitu planning, collecting, writing, vocal recording, mixing, on air, evaluation. Di tinjauan yang lebih detil ini, peneliti melihat proses produksi acara Radio Buku lewat standart evaluation procedure (SOP). Sebenarnya peneliti melihat, proses produksi acara yang dilakukan oleh Radio Buku tidaklah melewati proses yang begitu panajang. Mulai dari perencaan tiap acara untuk menentukan tema dan materi apa yang akan diambil serta narasumber yang akan dipilih. Setelah 3 Proses produksi acara dalam buku Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi(p. 30), JB. Wahyudi, 1996, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 4 Dari Menjadi Broadcaster Profesional (p. 46-47), Masduki, 2004, Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS. 102 perencaana usai barulah eksekusi mengumpulkan materi dilakukan seperti menghubungi dan memastikan narasumber yang dipilih. Kemudian rekaman dilakukan dan kemudia masuk ke tahap mixing serta editing. Setelah rekaman hasil akhir siap disiarkan, sebelumnya materi konten Twitter berupa 23 Tweeet harus dituliskan dulu. Tahap penulisan ini lebih fokus pada konten tulis media sosial dan website. Terakhir barulah semuanya dievaluasi dari segala aspek tinjauan, dari sumber daya manusia samapai aspek pasar. Dalam analisis manajemen produksi acara secara operasional ditemukan beberapa hal yang menarik, seperti siaran yang hampir semuanya memutarkan hasil rekaman. Di radio terestrial lain siaran langsung sangat diutamakan, namun karena kendala sumber daya yang terbatas, efisiensi harus diutamakan. Memutarkan rekaman siaran acara adalah solusi yang dirasa dapat menjembatani keterbatasan tersebut. Selain itu, peeliti juga melihat tema literasi yang dimiliki Radio Buku selalu tercermin di tiap program miliknya. Hal-hal ini yang menurut peneliti menjadi unik karena dengan segala keterbatasan, Radio Buku mampu bertahan dengan identitas dan acaranya hingga hari ini. B. SARAN Sebagai sebuah radio internet yang berbasis tema dan program acara terkait erat dengan literasi atau buku ini, penelitian mengenai program dan acara di Radio Buku ini sangat menarik dan masih bisa terus dikembangkan, tidak hanya berhenti pada manajemen produksi acara saja. Dalam penelitian mengenai manajemen produksi acara ini lebih menekankan pada penemuan peta manajemen yang dilakukan Radio Buku pada produksi acaranya. Karena fokus penelitian ini ada pada proses produksi acara di Radio Buku, maka data dan temuan yang dihasilkan lebih didominasi oleh pernyataan dan cerita dari pihak pengelola Radio Buku dan Indonesia Buku untuk melihat bagaiamana manajemen produksi acaranya dari aspek umum sampai yang mendetil. Jadi dalam penelitian selanjutnya data, 103 pembahasan dan analisis yang dilakukan dapat difokuskan untuk mencari aspek dari sisi yang lebih umum lagi yaitu manajemen media dan manajemen programming serta dari aspek khalayak pendengar. Respon dan tanggapan masyarakat atas kehadiran program dan acara yang ditawarkan Radio Buku sebagai satu alternatif. Karena penelitian selanjutnya dapat menjadi pendukung tambahan dan sudut pandang lain dari penelitian mengenai radio internet, khususnya Radio Buku Penelitian mengenai manajemen produksi acara ini sebenarnya tidak mengahadapi kendala karena ada hal-hal yang dirahasiakan karena memang pihak Radio Buku cukup terbuka untuk hampir semua hal. Karena proses yang mereka lakukan cukup apa adanya jika dibanding rmedia dari perusahan besar, maka cukup mudah untuk menggali informasi. Tapi memang, peneliti tidak mendapatkan informasi secara rinci dan melihat keungan dari Radio Buku karena dirasa sensitif. Sehingga yang didaptkan adalah informasi secara umum saja. Beberapa data juga tidak diambil dari wawancara karena memang memerlukan observasi yang dilakukan sendiri. Untuk menutup kekurangan data, peneliti harus melakukan observasi yang mendalam di Radio Buku. Observasi ini dilakukan terhadap kegiatan teknis produksi acara Radio Buku selama hampir tiga bulan antara April sampai pertengahan Juni 2016. Hasil dari observasi ini akan dijadikan bahan untuk melihat dan menganalisis bagaimanakan sebenarnya manajemen produksi acara yang dilakukan radio internet berbasis khusus, dalam hal ini literasi yang sangat segmented, lewat penelitian di Radio Buku. Di antara berbagai keterbatasan dalam penelitian ini baik dari sisi kedalaman data dan ketajaman pembahasan yang dilakukan paling tidak penelitian ini telah menjadi pembuka jalan atau mengawali penelitian mengenai manajemen produksi acara di radio internet. Melalui penelitian ini diperoleh gambaran bahwa manajemen produksi acara Radio Buku merupakan bentuk lain yang bisa dikatakan sebagai alternatif dalam pengelolaan media penyiaran khususnya radio. Radio Buku memberikan contoh bahwa untuk mengelola stasiun radio saat ini tidaklah membutuhkan modal yang 104 besar dan sumber daya yang banyak serta mumpuni. Namun dalam proses pengelolaannya masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu untuk dicarikan solusinya sebagai bahan pengembangan Radio Buku itu sendiri secara menyeluruh.HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBIN 105