6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem bagian.
Komponen atau subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri sendiri. Komponen atau subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai.
Menurut Jogianto (2005:1) “ Sistem adalah kumpulan dari
elemen –
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”
Dan menurut
komponen
yang
Djon Irwanto (2007:2) “ Sistem adalah sekumpulan
mengimplementasikan
model
dan
fungsionalitas
yang
dibutuhkan, komponen tersebut saling berinteraksi di dalam sistem guna
mentrans-formasikan input yang diberikan kepada sistem tersebut menjadi output
yang berguna dan bernilai bagi actor-nya.”
Dengan demikian, secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan dari variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling
bergantung sama lain.
Gambar 2.1 Model Sistem
( Jogiyanto (2005:1))
Gambar di atas menunjukan bahwa sistem harus mempunyai beberapa
komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran, dan balikan atau kontrol.
6
7
2.2
Karakteristik Sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu
membedakan unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut adalah karakteristik
sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainya:
1. Batas sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
2. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun di luar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut.
3. Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem lainnya.
4. Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal.
5. Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
6. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
7. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti menjadi suatu tujuan (goal) atau sasaran (objective).Kalau
suatu sistem tidak mempunyai suatu sasaran.
8
Gambar 2.2 Karakteristik suatu sistem
( Jogiyanto, 2005:6)
2.3
Pengertian Informasi
Menurut Jogiyanto (2005:8) “ Informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penggunanya. Informasi dapat
juga diartikan sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang mempunyai arti
dan menfaat bagi manusia.”
Data adalah aliran fakta mentah yang menunjukan peristiwa yang telah
terjadi dalam organisasi dan lingkungan fisik sebelum diorganisir dan ditata
menjadi suatu bentuk yang bisa dipahami dan digunakan.
Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of information) tergantung dari 3 hal yaitu
informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Dari 3 pilar tersebut
yaitu :
1. Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainnya. Relefansi informasi
untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.
2. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan - kesalahan dan menyesatkan, akurat
juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
9
3. Tepat Waktu
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, karena informasi
merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
2.4
Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan informasi harian, mendukung operasi
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan diperlukan.
Menurut jogiyanto (2005:11) “ Sistem informasi adalah suatu sistem di
dalam orgnisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis di dalam suatu
organisasi dan menyedikan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang
diperlukan.”
1. Komponen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi terdiri dari enam blok tersebut masing-masing
saling berinteraksi satu dengan yang lainya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai sasarannya.
a. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
b. Blok Model
Model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan matematika yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dalam basis data
dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan
c. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan berguna.
d. Blok Teknologi
Teknologi merupakan alat dari sistem informasi, digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
10
menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu pengendalian sistem
secara keseluruhan.
e. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memenipulasinya.
f. Blok Kendali
Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa
hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.5
Analisa sistem
Analisa sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang
utuh
kedalam
bagian-bagian
komponennya
dengan
maksud
untuk
Mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatankesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Analisis sistem
dilakukan untuk mengetahui masalah apa yang sedang dihadapi oleh suatu
perusahaan yang berguna untuk membandingkan dan membuat alternatif-alternatif
yang diberikan pada sistem baru. Menurut Jogiyanto (2001:129), analisis sistem
adalah :
“Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang
terjadi
dan
kebutuhan
yang
diharapkan
sehingga
dapat
diusulkan
perbaikanperbaikannya”.
Dari definisi diatas, maka analisa sistem adalah suatu perencanaan
sekaligus pembuatan sketsa dari elemen yang terpisah namun saling berintegrasi
ke dalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
11
2.6
Metode Waterfall
Dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak, Jogiyanto (2005:41) “
Metode waterfall merupakan suatu bentuk pengembangan sistem yang di gunakan
untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah – langkah di tahapan tersebut
dalam proses pengembangannya.”
Metode waterfall juga disebut dengan classic life cycle. Metode ini
membutuhkan pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak, dimulai dari
tingkat sistem dan kemajuan melalui Sistem Engineering, Analisis kebutuhan
software, desain (design), pemrograman (coding), uji coba (testing), dan
pemeliharaan (maintenance).
Fase model Waterfall
1. Sistem Engineering
2. Analisis kebutuhan software
3. Design
4. Coding
5. Testing
6. maintenance
Gambar 2.3 Metode Waterfall
(http://www.cs.ui.ac.id/ 7 September 2005)
12
1.
Sistem Engineering
Karena software merupakan bagian terbesar dari sistem, maka pekerjaan
dimulai dengan cara menerapkan kebutuhan semua elemen sistem dan
mengalokasikan sebagian kebutuhan tersebut ke software. Pandangan
terhadap sistem adalah penting, terutama pada saat software harus
berhubungan dengan elemen lain, seperti Hardware, Software, dan
Database.
2.
Analisis kebutuhan software
Suatu proses pengumpulan kebutuhan software untuk mengerti sifat-sifat
program yang dibentuk software engineering, atau analis harus mengerti
fungsi software yang diinginkan, performance dan interface terhadap
elemen lainnya. Hasil dari analisis ini didokumentasikan dan di review
atau dibahas atau ditinjau bersama-sama customer.
3.
Design
Proses desain menterjemahkan kebutuhan ke dalam representasi software
yang dapat diukur kualitasnya sebelum mulai coding.Hasil dari desain ini
didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software.
4.
Coding
Bentuk rancangan diubah menjadi suatu bahasa pemrograman yang dapat
dimengerti oleh mesin komputer.
5.
Testing
Segera sesudah objek program dihasilkan, pengetesan program dimulai.
Proses testing difokuskan pada logika internal software. Jaminan bahwa
semua pernyataan atau statements sudah dites dan lingkungan external
menjamin bahwa definisi input akan menghasilkan output yang
diinginkan.
6.
Maintenance
Software yang sudah dikirim ke customer data berubah karena
a. Software mengalami error
b. Software harus diadaptasi untuk menyesuaikan dengan lingkungan
external, misalnya adanya sistem operasi baru atau peripheral baru.
13
2.7
UML (Unified Modelling Language)
Menurut Martin Fowler (2004:1)“ Unified Modeling Language (UML)
adalah keluarga notasi grafis yang di dukung oleh meta – model tunggal, yang
membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem
yang di bangun menggunakan pemrograman berorientasi objek.”
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004:407) “ Unified Modeling
Language adalah satu kumpulan konversi pemodelan yang digunakan untuk
menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan
objek”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa
yang
berdasarkan
grafik
atau
gambar
untuk
menvisualisasikan,
menspesifikasikan, membangun dan mendokumentasikan dari sebuah sistem
pengembangan perangkat lunak berbasis OO (Object Oriented)”.
Gambar 2.4 Model 4 + 1 View
(http://lecturer.ukdw.ac.id / 6 September 2006 )
Kelima view tersebut tidak berhubungan dengan diagram yang
dideskripsikan di UML. Setiap view berhubungan dengan perspektif tertentu
dimana sistem akan di uji. View yang berbeda akan menekankan pada aspek yang
berbeda dari sistem yang mewakili ketertarikan sekelompok stakeholder tertentu.
2.8
Use Case Diagram
Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara
14
user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita
bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah yang menerangkan antara
pengguna dan sistem disebut scenario. Setiap scenario mendeskripsikan urutan
kejadian. Setiap kejadian di inisialisasi oleh orang, sistem yang lain, perangkat
keras atau urutan waktu. Dengan demikian secara singkat bisa dikatakan use case
adalah serangkaian scenario yang digabungkan bersama - sama oleh tujuan umum
pengguna.
Dalam pembicaraan tentang use case, pengguna biasanya disebut actor.
Actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna dalam interaksinya
dengan sistem.
Notasi Use case, diagram use case menunjukan 3 aspek dari sistem yaitu :
actor, use case dan sistem / subsistem boundary. Actor mewakili peran orang,
sistem yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case. Gambar 2.5
mengilustrasikan actor, use case dan boundary.
Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram
Simbol
Nama Simbol
Aktor
Keterangan
Seseorang atau sesuatu yang berinteraksi
dengan sistem.
Use Case
Menggambarkan bagaimana seseorang akan
menggunakan sistem.
Aliran Event
Untuk
mendokumentasikan
aliran-aliran
logika dalam setiap Use Case.
Include dan
Include memungkinkan Use Case untuk
Extends
menggunakan fungsional yang di sediakan
oleh Use Case lainnya.
Extends memungkinkan suatu Use Case
memiliki
kemungkinan
memperluas
fungsionalitas yang di sediakan oleh Use
Case lainnya.
15
Generalisasi
Digunakan untuk memperlihatkan bahwa
beberapa aktor atau usecase memiliki
sesuatu yang bersifat umum.
Gambar 2.5 Use Case Model
(http://lecturer.ukdw.ac.id / 6 September 2006)
2.9
Sequence Diagram
Sequance diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku scenario.
Diagram ini menunjukan sejumlah contoh objek dengan message (pesan) yang
diletakkan diantara objek - objek ini didalam use case.
Komponen utama sequence diagram terdiri atas objek yang dituliskan
dengan kotak segi empat bernama. Massage diwakili oleh garis dengan tanda
panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical.
Gambar 2.6 menunjukan esensi simbol dari sequence diagram dan simbol
kerjanya secara bersama-sama.
16
Gambar 2.6 Sequence Diagram
(http://lecturer.ukdw.ac.id / 6 September 2006)
Tabel 2.2 Sequence diagram
Simbol
Nama Simbol
Object LifeLine
Keterangan
Partisipan Form
merupakan sebuah focus dari control
Activation
Message
Message (Call)
Message
pada suatu waktu.
Pesan yang mengambarkan komunikasi
yang terjadi antar objek.
Pesan yang mengambarkan Pemanggilan
yang terjadi antar objek.
Pesan yang dikirim untuk diri sendiri.
(return)
Message
Pesan yang dikirim untuk diri sendiri.
(return)
Menambahkan pemulaan dan
Lifetime
menghentikan titik dari suatu object
17
2.10
Activity Diagram
Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedurial,
proses bisnis dan aliran kerja dalam berbagai kasus. Dalam berbagai hal diagram
ini memainkan peran seperti diagram alir atau seperti halnya flowchart, akan
tetapi perbedaanya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung
prilaku parallel sedangkan flowchart tidak bisa.
Simbol berikut adalah simbol yang sering digunakan pada saat pembuatan
activity diagram.
Tabel 2.3 Simbol Activity Diagram.
Simbol
Keterangan
Titik awal
Titik akhir
Activity
pilihan untuk pengambilan keputusan
fork : digunakan untuk menunjukan kegiatan yang dilakukan
secara parallel atau untuk meggabungkan dua kegiatan
parallel menjadi satu
tanda pengiriman
tanda penerimaan
18
2.11
Class Diagram
Class Diagram adalah jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam
hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Class diagram tidak hanya
digunakan secara luas tetapi juga memiliki banyak konsep permodelan, meskipun
elemen-elemen dasar dibutuhkan oleh setiap orang.
Tabel 2.4 Simbol Class Diagram
Simbol
Nama Simbol
Keterangan
mengambarkan sesuatu yang meng-kapsulkan
Class
informasi di class menampung nama class,
atribut dan method
Digunakan untuk mengelompokan kelas-kelas
Package
1,
1…*, 0…1
Asosiasi
Boundary class
yang mempunyai persamaan.
Asosiasi yang menghubungkan class dengan
class Multiplycity.
Boundary class, mengambarkan class yang
menjadi antar muka actors dengan system.
Control Class, mengabarkan class yang menjadi
Control Class
control atau perantara antar class dengan
database.
Aggregation mengambarkan suatu class terdiri
Aggregation
dari class lain atau suatu class adalah bagian
dari class lain.
Generalization merupakan sebuah taxonomic
relationship antara class yang lebih umum
dengan class yang lebih khusus.
2.12
Perancangan Berorientasi Objek
Perancangan berorientasi objek merupakan tahap lanjutan setelah analisa
sistem yang merupakan proses spesifikasi yang terperinci atau pendefinisian dari
19
kebutuhan - kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun
implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
Pemrograman
berorientasi
objek
(object
oriented
programming)
merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek.Semua
data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas – kelas atau
objek.Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan
ke objek lainnya.
Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang
lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti
lunak skala besar.
Untuk mengembangkan suatu sistem baru dilakukan dengan menguraikan
hubungan proses - proses dalam bentuk diagram. Fokus dari desain objek adalah
perancangan struktur data dan algoritma yang diperlukan untuk implementasi
setiap kelas. Perancangan berorientasi objek bertujuan untuk :
a. Sistematika proses desain
b. Menghasilkan pendesainan model diagram.
Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek
Pemrograman orientasi-objek menekankan konsep berikut:
1.
kelas
kumpulan atas definisi data dan fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan
tertentu. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur OOP.
2.
Objek
Membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah
program komputer, objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur
dalam sebuah program komputer berorientasi objek.
3.
Abstraksi
Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang
diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti.
20
4.
Enkapsulasi
Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam
dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak, hanya metode dalam
objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses keadaannya administrasi.
5.
Polimorfisme
Melalui pengiriman pesan, tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin,
bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan, metode tertentu yang
berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek
tertentu di mana pesan tersebut dikirim.
2.13
Model Basis data Berorientasi Objek (OODBMS)
Model Basis data berorientasi oobjek (OODBMS) menggunakan konsep-
konsep pendekatan berorientasi objek yang tidak hanya menyimpan data tapi juga
operasi operasi terhadap data yang membentuk objek apa yang dapat dilakukan
pada data yang dikandungnya. Pengembangan Basis data berorientasi objek
dipengaruhi peningkatan popularitas bahasa berorientasi objek dan realisasi untuk
mengatasi keterbatasan basis data relasional.
ODBMS ( Bambang, 2004) adalah perluasan bahasa pemograman menjadi
bahasa versi persitens. Bahasa versi persistens ini memungkinkan pemrogram
memanipulasi data secara langsung dari bahasa pemograman tanpa perlu melalui
bahasa memanipulasi data seperti SQL. Dengan cara ini maka terdapat integrasi
lebih erat pada bahasa pemrograman dengan basis data dibanding melalui
embedded SQL. Perluasan ini berkehendak dapat memberi transparasi antara
konsep-konsep kelas dan objek dibahasa pemograman tanpa mempedulikan
keberadaan di memori atau di disket.
Manifesto OODBMS adalah :
• Mendukung objek objek kompleks
• Mendukung identitas objek
• Memungkinkan objek dikapsulkan
• Mendukung tipe atau kelas
21
• Mendukung pewarisan
• Menghindari tehnik binding yang dini
• Dapat mengingat lokasi data
Kelemahan OODBMS :
• Kemungkinan korupsi basis data
• Kekurangan dan perluasan logik
• OODB lebih sulit dimengerti. Dibutuhkan orang yang benar – benar menguasai
OODB.
Keunggulan OODBMS:
• Fitur fitur lanjut
• Sistem tipe yang seragam
• Dapat menyimpan kelas dengan jumlah banyak
• Dapat mengatasi data yang interrelated dan kompleks
• Adanya kelas yang hirarki
• Tidak memerlukan query language
• Tidak ada ganguan mismach
• Tidak ada primary key
• Adanya inheritance
• Menghasilkan sistem yang dibangun diatas bentuk-bentuk antara yang stabil dan
dengan
demikiaan lebih mampu untuk mengikuti perubahan
2.14
Visual Basic.Net 2008
Visual Basic.Net 2008 adalah salah satu bahasa pemrograman komputer.
Bahasa pemrograman adalah perintah- perintah yang dimengerti oleh komputer
untuk melakukan tugas –tugas tertentu 48).
Visual Basic.Net 2008 merupakan salah satu Development Tool yaitu alat
bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang
22
menggunakan sistem operasi Windows. Visual Basic.Net 2008 merupakan salah
satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung pemrograman berorientasi
objek (Object Orinted Programming, OOP)8).
Visual Basic.Net 2008 merupakan rilis keempat dari perbaikan besarbesaran bahasa VB. Secara internal dikenal sebagai VB versi 9.0 dan dengan
pembaruan parallel di Framework.Net versi 3.5. 9)
Gambar 2.7 Tampilan Interface VB.NET
2.15
Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server merupakan sebuah sistem manajemen basis data
relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah TransactSQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan
oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang
memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian
berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. Dan
pengertian SQL Server secara umum adalah sistem manajemen database relasional
(DBMS) yang dirancang untuk aplikasi dengan arsitektur client/server. Istilah
client, server, dan client/server dapat digunakan untuk menuju kepada konsep
yang sangat umum atau hal yang spesifik dari perangkat keras atau perangkat
lunak. Pada level yang sangat umum, sebuah client adalah setiap komponen dari
23
sebuah sistem yang meminta layanan atau sumber daya (resource) dari komponen
sistem lainnya. Sedangkan sebuah server adalah setiap komponen sistem yang
menyediakan layanan atau sumber daya ke komponen sistem lainnya. Sistem
client/server adalah dirancang untuk memisah layanan basisdata dari client,
dengan penghubungnya menggunakan jalur komunikasi data. Layanan basisdata
diimplementasikan
pada
sebuah
komputer
yang
berdaya
guna,
yang
memungkinkan management tersentralisasi, keamanan, dan berbagai sumber
daya. Oleh karena itu, server dalam client/server adalah basisdata dan layanannya.
Aplikasi-aplikasi client diimplementasikan pada berbagai flatform, menggunakan
berbagai kakas pemrograman.
Gambar 2.8 Tampilan Program Microsoft SQL Server
2.16
Metode Pengujian White Box
Menurut Roger S. Pressman. (2002:533) “White Box atau juga di sebut
pengujian glass box adalah metode desain test case yang menggunakan struktur
control procedural untuk memperoleh test cast.
Dengan menggunakan metode white box, akan dapat diperoleh :
24
1. Menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan
sekurang-kurangnya sekali.
2. Mengerjakan seluruh keputusan secara logical.
3. Mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya.
4. Mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas.
2.17
Metode Pengujian Black Box
Roger S. Pressman. (2002:551), metode black Box testing yaitu pengujian
untuk menemukan kesalahan dalam lingkup kategori sebagai berikut:
1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan kinerja
5. kesalahan inisialisasi dan terminasi
Pengujian program aplikasi aplikasi ini dilakukan dengan Metode Black
Box Testing. Metode Black Box Testing ini merupakan pengujian berdasarkan
fungsi dari program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk
menemukan kesalahan fungsi pada program.
2.18
Definisi Outsourcing
Dalam pengertian umum, istilah outsourcing adalah contract (work) out
seperti yang tercantum dalam Concise Oxford Dictionary, sementara mengenai
kontrak itu sendiri diartikan sebagai berikut:“ Contract to enter into or make a
contract. From the latin contractus, the past participle of contrahere, to draw
together, bring about or enter into an agreement.” (Webster’s English
Dictionary), Pengertian outsourcing secara khusus didefinisikan oleh Maurice F
Greaver II, pada bukunya Strategic Outsourcing, A Structured Approach to
Outsourcing: Decisions and Initiatives, dijabarkan sebagai berikut :“Strategic use
of outside parties to perform activities, traditionally handled by internal staff and
respurces.”
25
Menurut definisi Maurice Greaver, Outsourcing dipandang sebagai
tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan hak pengambilan
keputusannya kepada pihak lain (outside provider), dimana tindakan ini terikat
dalam suatu kontrak kerjasamaBeberapa pakar serta praktisi outsourcing dari
Indonesia juga memberikan definisi mengenai outsourcing, antara lain
menyebutkan bahwa outsourcing dalam bahasa Indonesia disebut sebagai alih
daya, adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian dari suatu proses bisnis
kepada pihak luar (perusahaan jasa outsourcing).
Secara definitive, Outsourcing diartikan sebagai pemindahan atau
pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa, dimana
badan penyedia jasa tersebut melakukan proses administrasi dan manajemen
berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para pihak. Istilah
Outsourcing ini juga sering disebut juga system kerja kontrak. Definisi lainnya
dari outsourcing atau alih daya merupakan proses pemindahan tanggung jawab
tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain diluar perusahaan induk.
Perusahaan diluar perusahaan induk bisa berupa vendor, koperasi ataupun instansi
lain yang diatur dalam suatu kesepakatan tertentu. Outsourcing dalam regulasi
ketenagakerjaan bisa hanya mencakup tenaga kerja pada proses pendukung (non–
core business unit) atau secara praktek semua lini kerja bisa dialihkan sebagai unit
outsourcing.
Download