Lidah Ditulis oleh Kukuh Widyat Senin, 27 April 2009 18:49 Terjadinya pertengkaran, pertentangan, bentrok fisik antar sesama bahkan antar negara tidak kunjung usai. Sejarah perilaku manusia sejak dahulu hingga sekarang tetap sebangun, meskipun kemajuan teknologi yang membedakan. Tetapi persahabatan antar manusia pun tidak dapat dipungkiri terus berlangsung. Perdamaian, konflik yang reda, itu semua karena ada titik temua diantara kedua belah pihak. Salah satu faktor penentu kontradiksi tersebut adalah lidah. Lidah merupakan salah satu bagian kecil dari tubuh manusia. Tetapi dari lidah keluar kata-kata yang memiliki dua kekuatan. Baik kekuatan yang membawa kehancuran maupun kekuatan yang membawa damai sejahtera. Seringkali dikatakan bahwa manusia sulit mengendalikan lidah karena manusia telah jatuh dalam dosa. Mana bisa manusia tetap mengendalikan lidah? Maka perang antara sesama terus terjadi karena jatuhnya manusia dalam dosa… Memang kalau dicarikan alasan pembenar atas terjadinya bencana peperangan manusia apa pun dapat dipakai sebagai alasan. Alasan yang dipakai sejatinya hanya yang ada di permukaan saja belum sampai pendalaman. Alasan pendalaman adalah kalau manusia sudah jatuh dalam dosa lantas apa yang perlu dilakukan? Meski manusia telah jatuh dalam dosa Allah mengutus Yesus PutraNya untuk menebus dosa. Penebusan dosa dilakukan dengan wafat di kayu salib. Jadi dengan peristiwa penyaliban Yesus, dosa manusia telah ditebus. Dosa manusia yang telah ditebus maka manusia memiliki peluang untuk “menjaga diri” dari dosa yang kedua kalinya. Kebangkitan Yesus dari kematian itulah peristiwa besar dalam sejarah umat manusia bahwa Yesus “menjaga” kita yang percaya kebangkitannya, termasuk menjaga lidah kita. Dengan kita percaya kebangkitan Yesus, kita akan dimampukan bukan hanya mengontrol lidah tetapi lidah kita menjadi berkat dimana dan kapan pun kita berada. Amin. 1/1