BABV KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian tentang Rancang Bangun Kondenser pada Refrigerator dengan Simulasi Numerik dan Eksperimen telah dilaksanakan. Usulan tahun II, karakteristik aliran dan perpindahan panas pada 4 tipe kondensor dengan variasi gap ratio S/d= 1.05-4.20 dan panjang pipa kapiler pada unit refrigerasi antara 2.5-3.5 m telah dilakukan dengan simulasi numerik dan eksperimen, beberapa hasil dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1. Kesimpulan l. Pada sistem refrigerasi: untuk vertical channel peningkatan SID menyebabkan laju perpindahan panas (q kond) meningkat signifikan. Sehingga pada diagram p-h titik 3 (keluar dari kondensor) dan titik 4 (masuk evaporator) bergeser ke kiri di daerah subcooled. Berarti refrigeration effect bertambah. Dimana pada SID =1.05-2.1 0 untuk VC 0 & ~ D meningkat 2.04% dan 1.41%. Sedangkan pada ·s1D=3.15-4.20 COP hanya meningkat 0.91% dan 0.40%. Sebaliknya untuk enclosure peningkatan gap ratio menyebabkan q kond berkuran, sehingga COP juga mengalami penurunan. Berarti laju perpindahan panas (q kond) untuk tipe jajaran tube dalam vertical channel (VC "0" dan VC "l/2D") lebih besar hila dibandingkan dalam enclosure (ENC "D" dan ENC "112D") dengan variasi gap ratio. 2. Pada tipe jajaran tube dalam vertical channel memperlihatkan bahwa semakin besar gap ratio (SID) untuk beban panas tertentu maka semakin tinggi pula laju perpindahan panas (q kond). Kenaikan q kond untuk tipe VC "0" dan VC "1120" cukup signifikan dari SID = 1.05-2.10, sedangkan dari SID= 3.15 - 4.20, q kond tidak mengalami perubahan signifikan atau cenderung tetap. 3. Sebaliknya untuk tipe jajaran silinder dalam enclosure (ENC "D" dan ENC "1/2 D") terlihat q kond tertinggi terjadi pada SID terkecil (1.05) kemudian turun drastik pada SID =2.l0, setelah itu pada SID =3.15- 4.20, q kond relatif konstan dengan kenaikan SID. Pada SID terkecil (=1.05), q lwnd berimpit antara VC "D" dan ENC "1/20" hal ini karena perpindahan panas didominasi oleb konduksi. 4. Pola aliran disekitar silinder dan gap untuk tipe vertical channel (VC "0" dan VC " 1/2D") menunjukkan intensitas aliran yang tinggi dengan kenaikan gap ratio. Pada 5-1 S/d 1.05 sampai SID = 2.10, terjadi perbedaan pola aliran yang cukup signifikan sedangkan kenaikan S/D=3 .15 sampai S/D=4.20 menunjukkan pola aliran yang sama. Demikian halnya dengan variasi panjang pipa kapiler, kontour temperatur disekitar silinder semakin tipis dengan kenaikan panjang pipa kapiler yang merupakan kenaikcin gaya bouyancy. 5. Pola aliran disekitar silinder dan gap untuk tipe Enclosure (ENC "D" dan ENC "l/2D") didominasi oleh aliran udara yang bersirkulasi di dalam enclosure. Pada variasi gap ratio dimana SID yang terkecil = 1.05, aliran bersirkulasi diantara silinder-silinder dan dinding dengan intensitas yang besar kemudian menurun dengan naiknya harga SID. Sebaliknya pada variasi panjang pipa kapiler, kecepatan aliran dalam enclosure menurun dengan naiknya panjang pipa kapiler. 6. Pengaruh panjang pipa kapiler terhadap siklus refrigerasi akan shift bergerak ke kiribawah dengan kenaikan panjang pipa kapiler. Hal ini mengakibatkan COP mengalami kenaikan. 7. Kondensor dengan tipe jajaran silinder dalam vertical channel (VC "D") tetap mernperlihatkan performance yang paling baik dibandingkan dengan ketiga tipe lainmya. 5.2. Saran Karakteristik aliran dan perpindahan panas pada 4 tipe kondensor dengan variasi gap ratio dan beban panas telah dilakukan analisa simulasi nurnerik maupun eksperimen. Basil menunjukkan bahwa tipe jajaran tube dalam vertikal channel (VC "D") memberikan performance yang terbaik. Untuk mendapatkan performance kondenser pada sistim refrigerasi (Refrigerator) yang sebenarnya, sebaiknya penelitian dilanjutkan dengan fluida kerja Refrigeran R-134a dengan memvariasikan posisi tube kondensor menempel di pelat serta daya Volt-Ampere yang dibutuhkan oleh kornpressor juga diukur. 5-2