etiologi stroke iskemik - SEMINAR NASIONAL, CLINICAL UPDATES

advertisement
Curriculum Vitae
Nama
:
Tpt/ tgl lahir :
Pangkt / jab :
dr. Ismail Setyopranoto, Sp.S(K)
Kebumen, 6 Mei 1963
Lektor Kepala / IVb
Pendidikan & Pekerjaan:
1988
1988 – 1996
1997 – 2000
2000 – skrg
2003 – 2006
2004 – skrg
2007 – 2011
:
:
:
:
:
:
:
2008 – skrg
2009
:
:
Lulus dokter umum FK UGM
Kepala Puskesmas Tegalrejo Kab Magelang
PPDS Ilmu Penyakit Saraf FK UGM
Staf Edukatif Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UGM
Sekretaris PPDS Ilmu Penyakit Srafaf FK UGM
Kepala Unit Stroke RSUP Dr Sardjito
Ketua IV Pimpinan Pusat PERDOSSI (Perhimpunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia)
Program Pendidikan Doktor Ilmu Biomedis FK UGM
Konsultan Serebrovaskuler
Update Management of
Acute Stroke
Ismail Setyopranoto
Stroke Unit Department of Neurology
Faculty of Medicine Gadjah Mada University/ Sardjito
General Hospital Yogyakarta
Pendahuluan
‰ Stroke – Gangguan peredaran darah otak
akut, >24 jam dg gejala fokal maupun
global yg bukan disebabkan oleh infeksi,
trauma maupun tumor.
‰ Stroke atau Cerebrovascular disease
merupakan keadaan emergensi sehingga
akhir-akhir ini muncul istilah brain attack
Tujuan Penanganan Emergensi Pada Stroke
‰ Menyelamatkan penumbra,
menghindari secondary insult,
mengendalikan faktor risiko
Therapeutic Window
‰ Waktu antara saat serangan stroke
hingga penderita mendapatkan
pertolongan sesuai dengan jenis patologis
strokenya
‰ Bervariasi:
- AHA < 3 jam
- EUSI < 90 menit
- PERDOSSI < 24 jam
ETIOLOGI STROKE ISKEMIK:
6 KATEGORI UTAMA
Pasien Lansia
(> 55)
Large-artery
atherosclerosis
Small-artery
disease
Pasien dewasa
(< 55)
Kardioembolism
Hipotensi
Hypercoagulable
states
Nonatherosclerotic
vasculopathies
Terapi stroke sangat tergantung dari jenis patologis stroke!
“Cause” & “risk factor” tidak sama – keduanya harus diterapi!
JENIS PATOLOGIS STROKE
Disfungsi Otak Fokal
Perdarahan
Intraserebral
Stroke
Iskemik
85%
Trombus pada
arteri
Perdarahan
Subarachnoid
10%
Perdarahan di
dalam otak
5%
Perdarahan di
sekitar otak
Disfungsi Otak Global
PATOFISIOLOGI STROKE ISKEMIK
dalam beberapa jam dari serangan
“TIME IS BRAIN:
SELAMATKAN PENUMBRA”
Penumbra
Penumbra adalah zona
iskemia reversible disekitar
core infark irreversible –
penyelamatan harus dilakukan
dalam beberapa jam setelah
onset stroke iskemik
Core
Kerusakan penumbra
dapat terjadi oleh karena:
• Hipoperfusi
• Hiperglikemia
• Demam
• Seizure
Clot in
Artery
PANUMBRA ISKEMIK: PATOFISIOLOGI
THERAPEUTIC WINDOW
CEREBRAL
BLOOD
FLOW
20
(ml/100g/min)
15
10
Penumbra
Core
Fungsi
Normal
PENUMBRA
5
CORE
1
2
3
TIME (hours)
Disfungsi
Neuronal
CBF
8-18
Kematian
Neuronal
CBF
<8
PENANGANAN PASIEN STROKE:
‰ Tim Stroke
‰ Tim Stroke multidisipliner
‰ Unit Stroke
‰ SOP stroke
Supportive medical care
Treatment of acute stroke
Rehabilitation
Outpatient planning
Keep away future strokes
Etiologic evaluation
‰ Catatan asmed & askep harian stroke
Pendekatan secara organisasi memungkinkan kelancaran
penanganan emergensi, evaluasi, dan akan meningkatkan
outcome pasien serta menurunkan cost.
Penanganan pasien stroke di Unit Stroke terbukti menurunkan
angka aspirasi pneumonia, decubitus, perburukan stroke,
komplikasi stroke, stroke ulang maupun kematian
Manajemen Stroke Iskemik Akut
TERAPI EMERGENSI STROKE ISKEMIK AKUT
→ rT‐PA Intravena (Class I, Level of Evidence A)
„ Onset < 3 jam – jika diberikan segera outcome lebih baik
„ Stroke onset = dari saat terakhir tampak normal
„ Jangan diberikan jika glukosa darah <50 mg%
„ Jangan diberikan jika tekanan darah >185/110
„ Risiko kecacatan ↓ 30% walaupun ~5% risiko ICH simtomatik
< 3 jam
• Merupakan batas mutlak
• Tidak ada batasan luas lesi
• Dapat diberikan pada pasien yg sebelumnya riwayat penggunaan warfarin dan INR < 1.7
3 ‐ 4.5 jam
Jangan diberikan jika:
• Usia > 80 tahun
• NIHSS > 25
• DM, riwayat stroke sebelumnya
• Riwayat pemakaian warfarin
TARGET WAKTU MANAJEMEN STROKE
ISKEMIK AKUT
I. Triage– 10 menit
• Tentukan kriteria terapi rt-PA
• Lapor Tim Stroke
• Periksa pre t-PA labs*
II. Medical Care– 25 menit
•
•
•
•
Berikan O2 , NaCl IV
Periksa TD, BB, NIHSS
Periksa 12-lead ECG
Periksa CT Scan kepala
III. CT & Labs– 45 menit
• Baca hasil lab
• Baca hasil CT Scan
• Kirim ke Unit Stroke
IV. Treatment– 60 menit
• Mulai terapi rt-PA i.v
• Monitor ICH
• Hipertensi, nyeri kepala
• Vital sign,
• ↓ status neurologis
*pemeriksaan darah rutin, trombosit, PT/INR, PTT, kimia
darah, fungsi jantung
Pengertian obat‐obat yg berhubungan dgn koagulasi
‰ Antikoagulan
• Menghambat pembentukan clotting factor
• Mencegah clotting formatian
‰ Antiplatelet
• Menghambat agregasi platelet
• Mencegah platelet untuk saling bersambungan
‰ Trombolitik
• Melisiskan clot
‰ Hemostatik atau Antifibrinolitik
• Meningkatkan koagulasi darah
OBAT-OBAT TROMBOLITIK
‰ Merusak atau melisiskan clotting formation
‰ Obat lama
• streptokinase dan urokinase
‰ Obat baru
• Tissue plasminogen activator (TPA)
• Anisoylated plasminogen‐streptokinase activator complex (APSAC)
Mekanisme aksi obat trombolitik
‰ Mengubah proenzim plasminogen menjadi enzim aktif plasmin dan selanjutnya melisiskan clot.
‰ Plasminogen diubah dari plasmin melalui perusakan ikatan peptida Arg‐Val (560‐561).
‰ Plasmin, merupakan 2 rantai polipeptida aktif, dan juga serine protease nonspesifik yang akan merusak fibrin, seperti halnya fibrinogen dan faktor V serta VIII
Kejadian pada stroke iskemik akut
‰ Perburukan pada stroke iskemik:
•
•
•
•
•
‰
‰
‰
‰
Oklusi persisten / insufisiensi sistem kolateral
Progresivitas pembentukan stenosis, reoklusi
Hipotensi (sering pada malam hari atau iatrogenik)
Stroke oleh karena emboli yang berulang
Perubahan ke perdarahan.
Efek massa dengan hipertensi intrakranial
Bangkitan epilepsi
Gangguan fungsi luhur
Gangguan psikologis / psikiatris.
HUBUNGAN STROKE ISKEMIK AKUT
DENGAN TEKANAN DARAH
Pada serangan stroke akut, tekanan
darah tinggi adalah suatu respon,
Bukan penyebab –
jangan diturunkan!
• Peningkatan TD o.k. oklusi arterial (suatu
upaya utk perfusi ke penumbra)
• Kegagalan rekanalisasi (dengan atau tanpa
terapi thrombolitik) menyebabkan TD
meningkat dan outcome neurologi jelek
• TD turun → suplai O2 penumbra ↓,
outcome jelek
Clot in
Artery
Penumbra
Core
TERAPI ANTIHIPERTENSI BUKAN
TINDAKAN EMERGENSI PADA SIA
‰ ASA/AHA Stroke Guidelines → anti hipertensi tidak
diberikan kecuali untuk pasien yg direncanakan
pemberian rt-PA
‰ Jangan diberi antihipertensi kecuali TD >220/120:
• Tidak ada data bahwa TD <220/120 membahayakan atau
memerlukan terapi antihipertensi
• Terbukti bahwa TD yg turun memperburuk outcome
• Tujuannya hindari over treating sampai data pasti sdh terkumpul
‰ Indikasi penurunan TD pada pasien SIA:
• AMI, CHF, Aorta dissection, ARF, Hipertensi ensefalopati
• Akan dilakukan terapi trombolisis jika TD > 185/110
ANTIHIPERTENSI UNTUK PASIEN
YANG AKAN DIBERI rt-PA
‰ Nicardipine 5 mg/jam i.v. infus
• Increase 2.5 mg/h q5min to max 15 mg/h
• Dengan titrasi
‰ Labetalol 10-20 mg IV
• Dimulai dengan pemberian 10-15 min
• Pre-t-PA: pemberian labetalol kedua hanya
dilakukan jika membutuhkan
Note Different Target BPs Pre & Post T-PA
Pre t-PA: < 185/110
Post t-PA: < 180/105
Manajemen Trombolisis
Kriteria Inklusi
‰ Stroke iskemik akut onset < 3 jam.
‰ Usia > 18 tahun ; < 75 tahun
‰ Dx dgn CT Scan otak, sebaiknya generasi 3 atau 4,
dengan tebal irisan 5-10 mm tanpa kontras.
‰ Waktu scan 3 detik utk fossa posterior dan 2 detik
utk daerah supratentorial.
‰ Informed consent tertulis dari penderita atau
keluarganya
Protokol Terapi Trombolitik
Lakukan CT scan otak segera.
Pasang jalur i.v. perifer (pada dua lokasi terpisah).
Px darah lengkap, kimia darah, INR & urinalisis.
Pastikan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Timbang berat badan pasien
Berikan Rt-PA i.v. 0,9 mg/kg BB (max 90 mg), 10% dari
dosis diberikan bolus pd menit pertama, dan sisanya
90% diberikan dg infus selama 60 menit.
‰ Monitor adanya perdrhan dan perburukan neurologis.
‰ Observasi di ICU selama 24 jam
‰
‰
‰
‰
‰
‰
‰ Monitor TD selama 24 jam pertama pemberian rt-PA
‰ Jangan lakukan pungsi arteri, prosedur invasif, atau
suntikan IM selama 24 jam pertama.
‰ Pemasangan kateter dauer harus dihindari bila
mungkin selama 24 jam pertama setelah pengobatan.
‰ Lakukan CT Scan otak 24 jam pasca-infus sebelum
pemberian antikoagulan untuk mencegah rekanalisasi
atau dilakukan lebih awal jika terjadi perburukan
neurologis.
‰ Penatalaksanaan penyulit perdarahan bila ada
PREVENSI STROKE SEKUNDER:
Antiplatelet untuk penyakit arterial
‰ Aspirin
• Mencegah MI & stroke
• Stroke dosis 50-365 mg/hari, tetapi MI dosis 75-162 mg/hari
• Dosis rendah dengan side effect kurang, > 1200 mg/hari inefektif
• Enteric coating, NSAID dapat mengurangi efikasi
‰ Clopidogrel 75 mg per day
• Mencegah MI & stroke
• Kombinasi rutin dengan aspirin bukan indikasi untuk pasien stroke
• Proton Pump Inhibitor mengurangi efikasi
‰ Aspirin / dipyridamole dosis 25/200 dua kali sehari
• Data menunjukkan manfaat untuk profilaksi MI
• Side effect dipyridamole adalah nyeri kepala
• Tidak lebih baik dibandingkan Clopidogrel dan kemunginan side
effects perdarahan lebih tinggi
PREVENSI SEKUNDER STROKE:
Warfarin untuk kardioembolisme
‰ Dosis awal 5 mg qPM
‰ Monitor INR
• Target 2.5, (antara 2.0-3.0)
• Pengaruh dosis 2-3 hari kemudian, stabil pada 1014 hari
• Vitamin K
MANAJEMEN STROKE
PERDARAHAN
Perburukan pada stroke perdarahan
¾
¾
¾
¾
Efek massa
Hb → Hemosiderin
Global iskemia
Pelepasan mediator vasokonstriksi
Terapi Umum Stroke Perdarahan
‰ Masuk ICU jika vol darah >30 cc, perdrh intraventrikel
dgn hidrosefalus dan memburuk,
‰ TD diturunkan 15-20% bila TDS >180, TDD >120, MAP
>130, dan volume darah bertambah.
‰ Gagal jantung, tensi diturunkan dgn labetolol i.v. dosis
10 mg (dlm 2 mnt) sampai 20 mg (dlm 10 mnt) max 300
mg; enelapril i.v. 0,625-1.25 mg per 6 jam; Captopril 3
kali 6,25-25 mg peroral,
‰ Jika TIK meningkat, posisi kepala 300, bisa diberi
manitol dan hiperventilasi (PCO2 20-35 mmHg),
‰ Manajemen terapi umum sama dengan stroke iskemik,
‰ Jika ada tukak dapat diberi antagonis H2, sukralfat,
atau inhibitor pompa proton
‰ Komplikasi respirasi → fisioterapi dan antibiotika
Terapi Khusus Stroke Perdarahan
‰ Pemberian neuroprotektor kecuali bersifat
vasodilator.
‰ Pembedahan dgn pertimbangan usia dan letak lesi
(serebelum dgn diameter >3 cm3), hidrosefalus →
pemasangan VP-shunt dan perdarahan lobar >60 cc
dgn tanda-tanda TIK meningkat.
‰ Pada SAH dpt diberi Calsium antagonis (nimodipine)
maupun pembedahan (aneurisma, AVM) dengan
ligasi, embolisasi, ekstirpasi, gamma knife
Lanjutan …………..
‰ Jika kejang beri diazepam 5-20 mg i.v. pelan (3 mnt)
maks 100 mg perhari dan dilanjutkan pemberian
fenitoin atau carbamazepin selama 1 bulan. Bila
kejang timbul setelah 2 minggu beri antikonvulsan
peroral jangka panjang.
‰ TIK meningkat beri manitol bolus i.v. 0,25-1 g/kgBB
per 30 menit, dilanjutkan 0,25g/kg per 30 menit setiap
6 jam selama 3-5 hari, dapat juga diberi NaCl 3% atau
furosemid
Indikasi Bedah pada Stroke Hemoragik
‰ Perdarahan serebelar > 3 cm dengan perburukan
klinis atau kompresi batang otak dan hidrosefalus
akibat obstruksi ventrikel.
‰ Perdarahan intra serebral dgn lesi struktural
(aneurisma, MAV atau angioma kavernosa), jika
mempunyai harapan outcome baik dan lesi
strukturnya terjangkau / accessible
‰ Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang
s/d besar (≥ 50 cm3 ) yang memburuk
Bukan Indikasi Bedah pada Stroke
Hemoragik
‰ Pasien dengan perdarahan kecil (<10cm3) atau
defisit neurologis minimal.
‰ Pasien dengan GCS ≤ 4.
Meskipun pasien GCS ≤ 4 dengan perdarahan
serebelar disertai kompresi batang otak masih
mungkin dioperasi untuk life saving.
Download