BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran internet sebagai hasil dari perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi membawa dampak positif bagi pemasaran produk industri kreatif.
Internet dimanfaatkan oleh para pekerja industri kreatif dalam memperkenalkan
dan memasarkan hasil karyanya kepada masyarakat. Di Indonesia, pengguna
internet mengalami perkembangan yang sangat pesat1. Peningkatan jumlah
pengguna internet ini mendorong berkembangnya pemasaran produk secara
online2. Pesatnya pemasaran online ini ditandai dengan menjamurnya toko-toko
online.
Toko-toko online semakin subur karena pasarnya sangat menjanjikan.
Toko online yang ada kemudian berubah menjadi seperti pasar virtual. Mereka
menghadirkan bentuk baru dari sebuah pasar. Beberapa situs jual beli online yang
banyak dikenal seperti Tokopedia, Lazada, dan Zalora hanya menempatkan diri
mereka sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Situs jual beli ini
mengumpulkan pemasar atau toko online kecil dan mengkategorikan berdasar
produk yang mereka jual. Jika dilihat dari websitenya, situs jual beli seperti Zalora
dan Lazada menyerupai pusat perbelanjaan yang biasa kita kunjungi di dunia
nyata, hanya saja mereka dalam bentuk virtual. Situs belanja seperti ini dapat
disebut dengan retail online store.
Dalam komunikasi pemasaran online, lingkungan online menciptakan
perubahan dalam komunikasi pemasaran itu sendiri. Selain bentuk pasar yang
berubah, saluran atau media komunikasi pemasaran yang digunakan serta
karakteristik konsumen juga mengalami perubahan. Perubahan ini memberikan
1
Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan pada tahun 2014
adalah 88,1 juta pengguna atau meningkat sekitar 34,9% dari tahun sebelumnya. Diakses dari
http://www.apjii.or.id/read/content/info-terkini/301/pengguna-internet-indonesia-tahun-2014sebanyak-88.html
2
Menurut riset dari BMI, pada tahun 2014, pengguna belanja online mencapai 24% dari jumlah
pengguna internet di Indonesia. Pasar belanja online di Indonesia diprediksi akan meningkat dua
kali lipat di tahun 2015 yaitu sekitar 57%. Diakses dari
http://www.biskom.web.id/2015/02/23/2015-pasar-e-commerce-berpotensi-meningkat.bwi
1
tantangan bagi pemasar. Pemasar harus mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi (internet) yang sangat cepat.
Media atau saluran komunikasi pemasaran dalam dunia digital (online)
mengalami perubahan. Semua media yang digunakan berada dalam lingkungan
online. Pemasar tidak lagi menggunakan iklan di media cetak atau media massa
seperti televisi dan radio. Media yang banyak digunakan dalam pemasaran adalah
website dan sosial media. Dewasa ini, pemasar bahkan melakukan SEO (Search
Engine Optimization)3 dengan cara mengoptimalkan website agar mudah
ditemukan saat konsumen mencari kata kunci tertentu melalui mesin pencari. Hal
ini menunjukkan bahwa website semakin banyak digunakan sebagai media dalam
komunikasi pemasaran online.
Selain media atau saluran komunikasi pemasaran, konsumen dalam
komunikasi pemasaran online juga mengalami perubahan. Konsumen online
bersifat lebih aktif dibandingkan konsumen konvensional. Internet memungkinkan
konsumen untuk mengakses informasi yang lebih banyak. Hal ini membuat daya
persuasif
pemasar
menjadi
lebih
rendah.
Pada
komunikasi
pemasaran
konvensional, informasi yang tersedia berasal hanya dari pemasar karena
komunikasi yang terjadi bersifat satu arah. Sementara pada komunikasi pemasaran
online, sebagai dampak dari penggunaan internet, konsumen dapat mengakses
informasi dari banyak sumber. Pemasar tidak lagi menjadi sumber informasi yang
dominan.
Kemudian selain lingkungan yang berubah, bentuk dari produk itu sendiri
juga mengalami perubahan. Sekarang ini, produk seperti buku, musik dan film
selain dapat ditemui dalam bentuk fisik, dapat juga ditemukan dalam bentuk
digital. Meskipun produk digital masih belum sebanyak produk fisik tetapi
beberapa situs jual beli online telah menyediakan produk-produk digital.
Penjualan karya dalam bentuk digital secara online masih didominasi oleh buku
elektronik (ebook). Padahal karya – karya berupa musik, film dan video juga
3
Tujuan Search Engine Optimization (SEO) adalah untuk meningkatkan jumlah pengunjung
situs web melalui peringkat tinggi dalam hasil pencarian menggunakan kata kunci tepat yang
menggambarkan isi dari situs Anda. Diakses dari http://www.marketing.co.id/mengoptimalkanwebsite-untuk-mesin-pencari/
2
memiliki potensi yang besar untuk dijual dalam bentuk digital. Tidak banyaknya
online shop yang menyediakan produk digital membuat penjualan karya digital di
Indonesia masih belum sebesar penjualan produk dalam bentuk fisik.
Dengan perkembangan komunikasi pemasaran online yang semakin pesat,
salah satu toko online yang muncul adalah WSYDN (Wongsoyudan4) Shop.
WSYDN Shop merupakan online shop yang menyediakan produk berupa musik,
buku dan video standup comedy dalam format digital maupun fisik. Pemilik
WSYDN Shop adalah Pandji Pragiwaksono. Pandji Pragiwaksono banyak dikenal
sebagai seorang komik standup comedy, penulis buku, penyanyi hiphop, pembawa
acara dan pemain film. Produk yang tersedia di WSYDN Shop adalah karya dan
merchandise milik Pandji Pragiwaksono. Konsumen dapat memilih membeli
karya dalam bentuk digital yang dapat segera diunduh setelah pembayaran atau
dalam bentuk fisik yang akan dikirimkan ke alamat yang mereka inginkan.
Selain jenis produk yang dipasarkan, keunikan yang dimiliki oleh
WSYDN Shop adalah konsumen yang dimiliki berbeda dengan toko online
lainnya. Konsumen utama WSYDN Shop adalah kelompok penggemar Pandji
Pragiwaksono atau yang biasa disebut sebagai wongsoyudan. Hal ini terjadi
karena WSYDN Shop banyak dikenal sebagai toko merchandise Pandji
Pragiwaksono sehingga semua karya maupun merchandise yang dijual
menyangkut dirinya, sehingga bisa disimpulkan bahwa konsumen dari
Pragiwaksono sering menggunakan sosial media miliknya seperti twitter dalam
mempromosikan diri dan karya yang dibuatnya. Dalam menjalankan WSYDN
Shop dan memperkenalkan karyanya ke masyarakat, Pandji Pragiwaksono
melakukan aktivitas promosi agar khalayak khususnya para penggemarnya lebih
mengenal dan kemudian membeli karya yang dihasilkannya.
Jika dilihat dari sisi produk, konsumen serta media yang digunakan, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran yang diterapkan di WSYDN Shop
akan berbeda dengan komunikasi pemasaran konvensional. WSYDN Shop
menggunakan media baru (internet) sebagai media dalam proses komunikasi
4
Wongsoyudan merupakan nama keluarga dari Pandji Pragiwaksono selaku pemilik dari WSYDN
Shop
3
pemasarannya sehingga komunikasi pemasaran di WSYDN Shop dapat
dikategorikan
sebagai
komunikasi
pemasaran
online.
Kemudian
yang
membedakan komunikasi pemasaran online yang ada di WSYDN Shop dengan
yang lainnya adalah WSYDN Shop telah memiliki dasar konsumen sendiri yaitu
kelompok penggemar atau penikmat karya Pandji Pragiwaksono. Keberadaan
penggemar Pandji Pragiwaksono sebagai konsumen utama produk WSYDN Shop
memberikan tantangan tersendiri. WSYDN Shop harus mampu menjalin
komunikasi yang baik dengan kelompok penggemar ini agar mereka dapat terus
menjadi konsumen yang loyal. Selain itu dalam proses produksi, WSYDN Shop
harus dapat terus berinovasi untuk memberikan kepuasaan terhadap konsumen
khususnya penggemar.
Praktik
komunikasi
pemasaran
online
WSYDN
Shop
dianalisis
menggunakan konsep New Wave Marketing 3.0. New Wave Marketing 3.0
merupakan salah satu konsep komunikasi pemasaran yang dapat diterapkan dalam
lingkungan online. Kunci dasar dalam konsep ini adalah value (nilai). Konsep new
wave marketing 3.0 ini sejalan dengan WSYDN Shop karena menerapkan
pemasaran di lingkungan online serta memperhatikan kebutuhan konsumen akan
value sebuah produk.
Karakteristik media dan konsumen yang dimiliki oleh WSYDN Shop ini
mempengaruhi praktik komunikasi pemasaran yang mereka lakukan. Dua faktor
utama tersebut juga membedakan komunikasi pemasaran di WSYDN Shop
dengan komunikasi pemasaran konvensional. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengidentifikasi dan menganalisis praktik komunikasi pemasaran online
yang dilakukan oleh WSDN Shop dengan memperhatikan penggemar sebagai
konsumen utamanya. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh gambaran
tentang praktik komunikasi pemasaran online yang dilakukan oleh WSYDN Shop
dalam memasarkan produknya.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana praktik komunikasi pemasaran online yang dilakukan oleh WSYDN
Shop dalam memasarkan produk pada kelompok penggemar?
4
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana penggunaan media baru dalam komunikasi pemasaran online
yang dilakukan WSYDN Shop?
2.
Bagaimana karakteristik konsumen online dan kelompok penggemar sebagai
konsumen utama di WSYDN Shop?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memaparkan praktik
komunikasi pemasaran online yang dilakukan oleh WSYDN Shop.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan komunikasi pemasaran
online yang diterapkan di WSYDN Shop sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk evaluasi dan pengembangan WSYDN Shop.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap studi
mengenai komunikasi pemasaran online khususnya komunikasi pemasaran
online pada kelompok penggemar (fandom).
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan menjabarkan teori yang
membantu dalam menjelaskan praktik komunikasi pemasaran online yang
dilakukan oleh WSYDN Shop. Pertama, peneliti akan menjelaskan tentang
komunikasi pemasaran online, pesan dalam produk komunikasi pemasaran online
serta strategi dan taktik yang digunakan dalam komunikasi pemasaran online.
Kedua, peneliti menjelaskan tentang karakteristik new media dan penggunaanya
dalam komunikasi pemasaran online. Ketiga, peneliti akan memberikan gambaran
tentang karakteristik konsumen di dalam komunikasi pemasaran online serta
budaya konsumerisme kelompok penggemar.
5
1. Komunikasi Pemasaran Online
Perubahan sosial dan kehadiran teknologi menghasilkan bentuk baru dari
komunikasi pemasaran. Smith and Zook (2011) menjelaskan bahwa pada era baru
pemasaran, sosial media memiliki pengaruh yang besar dalam pemasaran. Sosial
media meletakkan konsumen pada pusat dari organisasi dan memberikan pemasar
perangkat baru untuk mendengarkan konsumen dan mendorong mereka untuk
menggunakan produk. Pemasar memiliki kesempatan untuk mengajak konsumen
menjadi partner dalam menjalankan bisnis.
Belch (2001) menjelaskan komunikasi pemasaran sebagai proses yang
dilakukan oleh perusahaan dalam mengkoordinasikan beberapa elemen promosi
dan kegiatan pemasaran lainnya sehingga terjalin komunikasi dengan konsumen.
Bagi konsumen, komunikasi pemasaran dapat membantu memberi informasi atau
memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana atau mengapa suatu
produk/barang/jasa digunakan, oleh orang seperti apa serta dimana dan kapan.
Dalam era digital, komunikasi pemasaran tewujud dari pengalaman konsumen dan
pengembangan produk dan distribusi, sebagai pengaruh dari media digital yang
mengalami peningkatan oleh sosial media (Smith and Zook, 2011). Menurut
Gurau (2008) keputusan komunikasi pemasaran harus fokus pada saluran (media)
komunikasi pemasaran yang menawarkan keuntungan yang lebih besar terhadap
stakeholder.
Rowley (2004) menjelaskan komunikasi pemasaran dalam dunia digital
(online) fokus pada tiga hal sebagai berikut:
-
Creating
presence
(menciptakan
kehadiran),
fokus
pada
tahapan
membangun kesadaran dalam komunikasi pemasaran dimana pemasar
mencoba memastikan kemungkinan penawaran produk dan mengenalkan
diri serta produknya kepada audiens.
-
Creating relationship (menciptakan hubungan), terjadi ketika konsumen dan
organisasi bekerja sama. Hubungan yang dibangun merupakan kelanjutan
dari interaksi sehingga dapat memunculkan persepsi positif ataupun negatif
yang dihasilkan dari pengalaman. Terlalu banyak persepsi negatif pada
pelanggan cenderung mengarah untuk pelepasan hubungan. Sementara
6
pemasar akan mengelompokkan konsumen berdasarkan kualitas dan tingkat
penawaran atau pelayanan dari konsumen yang menguntungkan. Pemasar
dapat menggunakan informasi pelanggan untuk menyesuaikan atau
personalisasi komunikasi pemasaran, sehingga mereka dapat menarik
perhatian pelanggan untuk produk yang baru berdasarkan pembelian
sebelumnya.
-
Creating mutual value (menciptakan nilai bersama), terjadi ketika pemasar
dan konsumen bekerja sama untuk menciptakan nilai dengan cara yang
menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini biasanya dicapai dalam
komunitas online. Tanpa penciptaan nilai, komunitas tersebut tidak akan
terus ada. Aliansi bisnis merupakan dasar bagi komunitas bisnis dan
organisasi virtual yang mendukung penciptaan nilai melalui nilai yang
mengikat.
Dalam komunikasi pemasaran online, seperti yang dijelaskan sebelumnya,
konsumen berada pada pusat organisasi sehingga harus diperhatikan dan dikelola
dengan sangat baik oleh para pemasar. Hal spesifik yang membedakan
komunikasi pemasaran tradisional dan komunikasi pemasaran online adalah
karakteristik
lingkungan
dan
audiens.
Komunikasi
pemasaran
online
mengimplementasikan komunikasi pemasaran dalam lingkungan online sehingga
karakteristik dari lingkungan online kemudian mempengaruhi komunikasi
pemasaran itu sendiri. Menurut Schultz (1996), karakeristik internet mengubah
aplikasi prinsip komunikasi pemasaran dari pilihan alternatif menjadi syarat
mutlak.
Rowley (2004) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran online fokus pada
promosi dan transmisi pesan. Internet memberikan dampak penting dalam
komunikasi pemasaran. Karakteristik yang dimiliki internet membuat aktivitas
promosi dalam komunikasi pemasaran online dapat ditujukan kepada organisasi
yang lebih spesifik.
Contoh aktifitas komunikasi pemasaran online yang banyak kita temui adalah
pada toko online. Laohapensang (2009) menyatakan bahwa, toko online sudah
marak sekitar 20 tahun terakhir. Toko online merupakan salah satu alternatif yang
7
dapat digunakan para pebisnis untuk menawarkan produk atau jasa mereka yang
dilakukan melalui internet sebagai media pemasaran dengan menggunakan
website sebagai katalog. Menurut Ollie (2008), kelebihan online shop adalah
selain pembeli dapat melihat desain produk yang sudah ada konsumen juga dapat
memesan desain produk hingga melakukan pembayaran secara online.
1.1
Pesan dalam Produk Komunikasi Pemasaran Online
Transmisi pesan merupakan salah satu fokus dari komunikasi
pemasaran
online. Sebuah p[roduk idealnya mengandung pesan tertentu yang ingin
disampaikan produsen kepada konsumen. Produk dapat menjadi sarana
penyampaian pesan dari pemasar kepada konsumennya. Oleh karena itu pemasar
harus mampu mengemas pesan dengan baik agar produk yang dimiliki dapat
menjadi media penyampai pesan yang efektif.
Menurut Gurau (2008), pengiriman pesan dari perusahaan kepada konsumen
online melalui tiga tahapan proses yaitu 1) pesan harus mematuhi dan terintegrasi
dengan nilai yang dianut perusahaan, 2) pesan harus beradaptasi dengan strategi
dan
taktik
melalui
kampanye
komunikasi
online,
3)
pesan
harus
mempertimbangkan karakteristik spesifik dari konsumen atau channel. Pada
dasarnya proses pengiriman pesan ke konsumen melibatkan keseluruhan elemen
yang terdapat dalam komunikasi pemasaran online. Tahapan pengiriman pesan
menjadi penting karena melibatkan produsen maupun konsumen. Pada dasarnya
pengemasan
pesan
harus
menyesuaikan
dengan
value perusahaan
dan
karakteristik konsumen agar pesan yang diproduksi dapat tersampaikan dengan
baik kepada konsumen.
1.2
Strategi dan Taktik Komunikasi Pemasaran Online
Pada komunikasi pemasaran online, konsep dan strategi komunikasi pemasaran
yang digunakan berbeda dengan strategi komunikasi pemasaran konvensional. Hal
o ini disebabkan oleh media dan karakteristik konsumen yang berbeda. Salah satu
konsep pemasaran yang dapat diterapkan pada lingkungan online adalah new
wave marketing 3.0. Pada era marketing 3.0, konsumen dipercaya memiliki
8
keinginan yang tidak dapat diabaikan sehingga kemudian marketing 3.0
dilengkapi oleh emotional marketing dengan human spirit marketing (Kotler,
Kertajaya & Setiawan, 2010). Menurut Kertajaya (2010), dalam marketing 3.0 ini,
kunci konsep pemasaran adalah value (nilai). Dalam konsep ini, pendekatan yang
digunakan berubah dari one-to-many menjadi many-to-many. Maknanya adalah
bahwa perusahaan atau pemilik merek tidak sekadar memberikan kepuasan atau
mengincar keuntungan, melainkan nilai yang mampu diberikan pada konsumen
dan keberlanjutannya (Kertajaya, 2010:17).
Kertajaya (2010) menjelaskan bahwa new wave marketing yang terdiri atas
tiga komponen yaitu: strategy, tactics dan value telah bergeser menjadi New
Wave Strategy, New Wave Tactics, dan New Wave Value.
1. New Wave Strategy
Dalam konsep New Wave Marketing, elemen-elemen strategi marketing
yaitu segmentation, targeting, dan positioning mengalami perubahan
menjadi communitization, confirmation, dan clarification (Kertajaya, 2010).
-
Communitization, yang artinya mengkomunitisasikan konsumen sebagai
sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain dan memiliki
kesamaan purposes, values, dan identity. Dalam communitization
perusahaan menyatukan atau bersatu dengan konsumen yang terkelompok
atau dikelompokkan berdasarkan tujuan, nilai-nilai dan identitas yang
sama satu sama lain. Tujuannya adalah bagaimana komunitas yang
diciptakan baik secara by-default atau by-design tersebut bisa menjadi
relevan dengan karakter merek perusahaan. Segi proses yang digunakan
dalam komunitisasi adalah bagaimana kita melakukan eksplorasi yang
mendalam terhadap konsumen-konsumen yang ada atau berpotensi untuk
dibentuk (Kertajaya, 2010).
-
Confirmation. Tiga hal utama dalam confirmation yaitu relevansi
(kesamaan tujuan, values, dan identitas dengan karakter perusahaan),
tingkat keaktifan (tingkat keaktifan komunikasi), dan jumlah jaringan
komunitas (jumlah jaringan yang dimiliki atau yang potensial bisa terjadi
antara suatu komunitas dan komunitas lainnya) (Kertajaya, dkk. 2010:101-
9
102). Dari ketiga hal tersebut yang paling berat adalah relevansi karena
jika komunitas itu tidak punya relevansi yang sama dengan perusahaan,
dalam artian tidak memiliki identitas dan values yang sama, maka tidak
ada gunanya kita bergabung dengan komunitas tersebut. Jika tidak
ditemukan komunitas yang relevan dengan perusahaan, pada akhirnya
perusahaan selalu dapat membentuk komunitas sendiri. Komunitas ini
yang biasa dikenal sifatnya dengan by-design, yang sejak awal sudah bisa
diarahkan untuk menjadi komunitas yang dapat merefleksikan karakter
merek perusahaan.
-
Clarification. Perusahaan bukan lagi memposisikan merek mereka kepada
target market, namun melakukan klarifikasi bersama dan terhadap
komunitas tentang berbagai profil mereka secara jelas (Kertajaya, dkk.
2010). Perusahaan memperjelas karakter kepada komunitas yang sudah
dikonfirmasikan sebelumnya sehingga jika konsumen bertanya mereka
dapat menjawab dengan tepat dan jelas serta terdapat kedekatan visi dan
misi diantara keduanya. Adanya clarification yang intensif membuat
kredibilitas pemasar di Era New Wave akan terjaga.
2. New Wave Tactics
Elemen-elemen yang bergeser pada komponen ini di era New Wave adalah
differentiation menjadi codification (of DNA), marketing mix menjadi new wave
marketing mix, dan selling menjadi commercialization. (Kertajaya, dkk.
2010:121).
-
Codification of DNA menuju era dimana diferensiasi saja tidak cukup.
Menurut Kertajaya (2010), perusahaan harus mampu lebih terkoneksi
dengan pelanggan. Caranya adalah membuat produk yang benar-benar
sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada satu pun produk
lainnya yang menyerupai produk tersebut. DNA yang dimaksud adalah
karakter unik yang memiliki nilai persona dan asli (original atau autentik
dari ide pemilik) yang membedakan suatu produk dengan produk yang
lain. Kode DNA inilah
yang dicari konsumen karena pada akhirnya
10
mereka akan melihat sejauh mana authenticity dari sebuah produk, merek
atau perusahaan.
-
New wave marketing mix yang terdiri atas : (1) Product is Co-creation.
Konsumen diberi peluang untuk ikut dalam pengembangan produk, dalam
artian produk merupakan kreasi bersama antara perusahaan dan konsumen.
Taktik yang digunakan adalah perusahaan melibatkan komunitas dalam
menghasilkan inovasi baru. (2) Price is Currency. Pemasar berubah dari
price maker menjadi price facilitator karena pada akhirnya harga akan
ditentukan secara bersama, tidak lagi sepihak. Pemasar menjual produknya
yang di co-create bersama komunitas konsumen, yang artinya produk pada
akhirnya menjadi milik bersama komunitas. (3) Place is Communal
Activation, dimana perusahaan berusaha menghubungkan komunitas
secara online dan offline. Komunitas terlibat dalam proses pemasaran
sebab komunitas juga terlibat dalam co-create. Communal activation bisa
dilakukan selama kita memiliki connecting platform yang sifatnya mobile,
experiential, dan juga sosial, baik online maupun offline. (4) Promotion is
Conversation. Dalam era new wave, promosi bersifat dua arah, dimana
terjadi diskusi, berbagi informasi dan rekomendasi. Media internet
memfasilitasi komunitas dalam berdiskusi. Media online sebagai platform
conversation yang menghubungkan satu konsumen dengan konsumen
lainnya.
-
Commercialization. Perkembangan media online, menghasilkan semakin
banyak platform yang bisa dimanfaatkan untuk bisnis. Dengan
memanfaatkan media online, pemasar dapat membangun jaringan dengan
sasaran yang potensial. Jaringan ini berkaitan dengan kepercayaan yang
dibangun perusahaan dan kepuasan konsumen atas pemenuhan kebutuhan
yang diberikan perusahaan (Kertajaya, 2010)
3. New Wave Value
Komponen ketiga adalah value. Adapun perubahan elemen yang terjadi
pada komponen ini adalah brand menjadi character, service menjadi care, dan
11
process menjadi collaboration (Kertajaya. 2010). Perlu diketahui bahwa value
terbentuk dengan adanya kredibilitas yang terbangun selama beberapa dekade
yang telah melalui naik turunnya dunia bisnis dan membuktikan bahwa
perusahaan memiliki value yang diberikan ke konsumen. Kepercayaan (trust)
terdapat dalam value.
- Brand is character, brand tidak ada gunanya tanpa karakter sehingga dari
brand-building
menjadi
character-bulding.
Tugas
pemasar
adalah
membangun dan menjaga karakter sesungguhnya dari brand.
- Service is care, proses ini lebih pada pemenuhan kebutuhan konsumen.
Fokus pada elemen ini adalah perusahaan memberikan layanan yang paling
relevan dengan kebutuhan dan hasrat konsumen. Dengan memberikan yang
terbaik bagi konsumen maka konsumen dengan sukarela merekomendasikan
perusahaan tersebut ke orang lain.
- Process is collaboration. Proses yang terkait dengan penciptaan nilai
dilakukan bukan lagi sekadar mengkoordinasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan quality, cost, dan delivery. Lebih dari itu, segala proses
yang ada di internal (antar departemen) dan melibatkan pihak eksternal
(supplier, jaringan distribusi, konsumen, dan sebagainya) dilakukan secara
kolaborasi.
2 New Media
2.1 Karakteristik Media Baru
Internet hadir sebagai hasil dari revolusi teknologi komunikasi dan
informasi. Castells (2010) menjelaskan bahwa revolusi teknologi yang berpusat
pada sekitar teknologi informasi mulai dibentuk ulang dengan masyarakat
sebagai dasarnya. Hal pokok yang perlu digarisbawahi mengenai new media
(internet) sebagai media komunikasi pemasaran adalah interaktif, dapat
diakses, ada di mana-mana, dan mengintegrasikan komunikasi pemasaran
dengan transaksi komersial dan pelayanan. Menurut Rowley (2004), sebagai
sebuah saluran, internet mengirimkan konten ke audiens, dan bertindak sebagai
jalan ke sekelompok pelanggan. Dalam komunikasi pemasaran online, internet
12
merupakan
tempat
pertemuan
dimana
semua
orang
dapat
saling
berkomunikasi.
New media memungkinkan publik untuk mengatur sendiri cara pencarian
dan penyebaran informasi karena pengguna dapat memposting komentar,
misalnya melalui blog dan artikel berita digital. Lievrouw dan Livingstone
(2006) berpandangan bahwa terdapat tiga komponen dalam new media yakni
alat yang digunakan untuk berkomunikasi, aktivitas dan praktek komunikasi,
dan tatanan sosial atau tatanan organisasi yang berkembang di sekitar praktek
penggunaan new media.
Keberadaan internet menghadirkan bermacam perubahan di masyarakat
mulai dari cara berkomunikasi hingga transaksi jual beli. Menurut Rowley
(2004), pada komunikasi pemasaran online, web atau internet sebagai media
pertemuan dalam komunikasi pemasaran online memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan media komunikasi pemasaran tradisional. Dalam
menjalankan komunikasi pemasaran melalui internet, hal yang perlu
diperhatikan oleh pemasar adalah karakteristik yang dimiliki oleh internet.
Karakteristik yang dimiliki internet berbeda dengan media konvensional.
Dalam komunikasi pemasaran, media baru (internet) memiliki beberapa
karakteristik yang membedakannya dengan media konvensional. Thurau., et al
(2010) menjelaskan karakteristik media baru, sebagai berikut:
-
Digital, mengimplikasikan bahwa hampir tidak ada biaya besar untuk
memproduksi salinan tambahan dari produk digital dan individu dapat dengan
mudah mendistribusikan karya mereka ke khalayak luas tanpa harus melewati
gatekeeper tradisional seperti penerbit. Dengan koneksi internet siapa saja
dapat membuat blog, menulis ulasan, laporan berita , atau berbagi lagu, video
atau bahkan novel.
-
Pro-active, konsumen menggunakan media baru untuk berkontribusi langsung
terhadap pengembangan produk pemasar.
-
Visible, kegiatan konsumen di media baru
dapat dilihat oleh yang lain.
Catatan yang dibuat oleh konsumen di forum, blog, dan komunitas sosial
dapat dilacak oleh konsumen lainnya serta perusahaan.
13
-
Real-time and memory. Media baru dapat diakses oleh konsumen langsung
pada saat pesan diproduksi, sehingga memungkinkan konsumen untuk berbagi
pengalaman secara realtime melalui Twitter, chatting, dan blog. Komentar
dan ulasan juga sering tersedia tanpa batas waktu sehingga terdapat peluang
yang memungkinkan konsumen membaca pengalaman konsumen lain (negatif
ataupun positif) bertahun-tahun ke depan. Memori juga penting untuk
personalisasi interaksi masa depan.
-
Ubiquitous. Media baru memungkinkan konsumen untuk mencapai (dan
dicapai oleh) konsumen lainnya dan perusahaan, kapan pun dan dimana pun.
-
Networks. Konsumen menggunakan media baru untuk berpartisipasi dalam
jaringan sosial, yang memungkinkan mereka untuk membuat dan berbagi
konten, berkomunikasi dengan satu sama lain, dan membangun hubungan
dengan konsumen lain.
Karakteristik media baru tersebut membedakan media baru dengan media
konvensional karena proses interaksi dan komunikasi yang terjadi media baru
juga sangat berbeda dengan media konvensional.
Komunikasi pemasaran melalui internet mendorong adanya komunikasi dua
arah yang bersifat lebih personal antara pemasar dengan konsumennya.
Sedangkan komunikasi pemasaran di media konvensional bersifat monolog
atau satu arah.
Chaffey (2000) menggambarkan perbandingan komunikasi pemasaran
media konvensional dan media baru sebagai berikut:
Komunikasi Pemasaran Media
Konvensional
One-to-many communication model
Komunikasi Pemasaran
Media Baru
One-to-one dan many-to-many
communication model
Mass marketing push model
Individualized marketing or mass
customization
Monologue
Dialog
Branding
Communication
Supply-side thinking
Demand-side thinking
14
Customer as target
Customer as partner
Segmentation
Communities
Table 1.1 Perbedaan komunikasi pemasaran konvensional dan
komunikasi pemasaran media baru
(Chaffey, 2000:26)
Dengan memahami karakteristik yang dimiliki oleh new media (internet),
pemasar dapat memanfaatkan internet untuk komunikasi pemasaran yang lebih
efektif. Komunikasi pemasaran yang sukses dilaksanakan melalui media
konvensional belum tentu dapat dimanfaatkan di media online. Karakteristik
yang berbeda akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Oleh karena itu
pemasar harus pandai memanfaatkan new media berdasarkan karakteristik yang
dimiliki agar dapat memperoleh keuntungan.
2.2 New Media sebagai Saluran Komunikasi Pemasaran Online
Media yang digunakan dalam komunikasi pemasaran online berbeda dengan
media yang terdapat pada komunikasi pemasaran konvensional. Menurut Fill
(2009) pada komunikasi pemasaran konvensional, marketing communications
tools yang secara garis besar dibagi atas iklan, promosi, hubungan masyarakat,
sponsor, direct marketing dan personal selling. Pada komunikasi pemasaran
online, perangkat atau alat komunikasi yang digunakan semuanya berada
dalam lingkungan online dengan difasilitasi oleh internet. Smith and Zook
(2011) memberikan beberapa contoh online marketing communication tools
yang biasa digunakan dalam komunikasi pemasaran online seperti direct mail,
website dan sosial media.
-
Direct mail merupakan perangkat yang dapat menghubungkan produsen
dan konsumen secara langsung. Dalam lingkungan online, dapat berupa
email. Email merupakan perangkat yang paling banyak digunakan untuk
respon langsung (sebagai cara membangun brand awareness). Email dapat
lebih personal dan langsung mengenai sasaran (Smith and Zook, 2011).
Kemudian lebih lanjut Smith dan Zook menjelaskan mengenai keberadaan
15
opt-in e-mail5 . Kampanye opt-in e-mail paling baik digunakan sebagai
bagian dari strategi hubungan untuk calon konsumen yang memiliki
pertanyaan atau yang pernah membeli. Strategi hubungan dapat meliputi
email, snail mail, telemarketing dan kunjungan personal. Pengiriman
pesan secara online dapat berupa pesan atau surat pendek, newsletter,
voucher, brosur atau link ke website. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam penggunaaanya direct mail dapat diintegrasikan
dengan perangkan komunikasi online lainnya untuk memperoleh hasil
yang lebih maksimal.
-
Website. Sebuah website yang baik harus mampu membantu konsumen
dalam memperoleh informasi. Jacob Nielsen (dalam Smith and Zook,
2011) menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang dapat memberikan
kepuasan pengunjung yaitu konten yang berkualitas, petunjuk atau
navigasi yang mudah, quick downloading, dan informasi yang terus
diperbaharui. Kepuasaan dalam penggunaan website dapat menentukan
keberhasilan penggunaan website sebagai perangkat komunikasi online.
Website
yang
memuaskan
akan
membangun
keterikatan
dengan
konsumen. Menurut Rowley (2004), sebuah website harus dapat menjadi
perantara ke pasar sekaligus menjadi media informasi dan hiburan.
-
Sosial media. Sosial media, khususnya jejaring sosial, membangun realitas
virtual bagi masyarakat untuk dapat berkomunikasi melalui internet,
dimana juga dapat menjadi agen penting dalam sosialisasi konsumen
(Vinerean, 2013). Sosial media mempengaruhi perilaku konsumen dari
perolehan informasi hingga perilaku saat pembelian seperti pernyataan
atau perilaku ketidakpuasan. (Mangold & Faulds, 2009)
Dalam lingkungan online, Laroche., et al (2012) menegaskan bahwa orang-
orang menyukai ide untuk berkontribusi, membuat, dan bergabung dengan
5
Opt-in e-mail merupakan istilah yang digunakan untuk email dari web pemasar dimana
penerima sebelumnya diminta untuk di situs web atau banner iklan khusus. Biasanya , pengguna
web diundang untuk mendaftar melalui informasi promosi tentang produk atau jasa . Mereka yang
mendaftar akan diberi status “opted-in” sehingga email yang dikirimkan tidak akan dianggap
spam. (diakses dari http://searchcrm.techtarget.com/definition/opt-in-email)
16
komunitas untuk memenuhi kebutuhan untuk terlibat, menjadi terkoneksi
secara sosial dan mengenal atau sekedar menikmati interaksi dengan anggota
lain yang memiliki pemikiran yang sama. Scoble (2007) mengatakan ide utama
di balik sistem sosial media adalah terbuka bagi partisipasi pengguna dan
mengijinkan koneksi jaringan many-to-many yang kemudian membangun nilai
dan kekuatan yang melebihi media broadcasting. Intinya sistem sosial media
ini membuka partisipasi dan peluang yang sama bagi semua pengguna atau
user. Peluang ini yang digunakan oleh pemasar untuk memasarkan produk atau
jasa yang dimiliki.
Sosial media terdiri dari banyak jenis dan yang paling banyak dikenal
sebagai perangkat komunikasi pemasaran online adalah jejaring sosial seperti
twitter dan facebook.
2.3 Marketplace pada New Media
Kehadiran internet dalam komunikasi pemasaran tidak hanya mengubah
karakteristik komunikasi pemasaran itu sendiri tetapi juga lingkungan pada
komunikasi pemasaran online. Menurut Chaffey (2000), internet mengubah
lingkungan organisasi termasuk pasar dan struktur saluran distribusi. Operasi
dari pasar organisasi terdiri atas interaksi antara semua elemen microenvironment. Beberapa isu yang menunjukkan bahwa internet telah
mempengaruhi pasar adalah kemampuan bersaing, perubahan dari value chain
menjadi value network, struktur saluran baru, lokasi dagang, rencana niaga
untuk transaksi, bentuk baru dari bisnis dan pendapatan.
Dengan hadirnya internet persaingan pada pasar digital berubah.
Karakteristik transparansi pada internet memungkinkan semua pihak yang
terlibat dalam komunikasi pemasaran dapat mengakses informasi dengan
mudah. Hal ini menurut Chaffey (2000) membuat konsumen memiliki semakin
banyak informasi dan pengetahuan tentang produk. Selain itu internet juga
membuat konsumen memiliki banyak pilihan produk pengganti. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa persaingan pada pasar online semakin
tinggi sehingga produsen maupun produk harus memiliki kemampuan bersaing
17
yang tinggi. Hal yang juga berubah dalam pasar online adalah proses produksi
produk. Teknologi internet membantu mempercepat produksi barang dan jasa.
Kemudian internet juga memfasilitasi pemasar untuk dapat terlibat dalam pasar
global sehingga meningkatkan daya saing dan jumlah kompetitor.
Selain proses produksi, Chaffey (2000) juga menjelaskan bahwa internet
juga menghadirkan struktur saluran baru. Struktur saluran baru ini terkait
dengan cara pemasar mengantarkan produk atau jasa kepada konsumen atau
distribusi. Distribusi produk pada komunikasi pemasaran online
dengan
komunikasi
pemasaran
konvensional.
Internet
berbeda
menghadirkan
manufaktur distribusi produk dan jasa yang baru.
Dalam pasar online, lokasi dagang juga mengalami perubahan. Berryman at
al, (dalam Chaffey, 2000) mengidentifikasi tiga lokasi online untuk promosi
jasa dan untuk melakukan transaksi e-commerce dengan konsumen yaitu: 1.
Trade via supplier’s website 2. Trade via buyer’s website 3. Trade
intermediary website. Lokasi terjadinya transaksi pemasaran dalam lingkungan
online ini menunjukkan bahwa pasar (marketplace) dalam komunikasi
pemasaran online sepenuhnya mengalami perubahan. Marketplace secara tidak
hanya menunjukkan lokasi terjadinya transaksi tetapi keselurahan struktur dari
pasar itu sendiri.
3 Konsumen Online
Pelayanan konsumen sebagai bagian dari perangkat komunikasi pemasaran
adalah proses pengelolaan dan interaksi dua arah antara brand dengan
pengalaman konsumen. Menurut Chafey (2000) komunikasi pemasaran online
menganut prinsip costumer centric marketing, artinya pendekatan yang
digunakan berdasarkan pengetahuan mendalam mengenai perilaku konsumen
pada target audiens untuk memenuhi keingan dan kebutuhan konsumen.
Duncan and Owerloot (2008) menjelaskan bahwa tujuan dari layanan
pelanggan sebelum, selama dan terutama setelah pembelian adalah retensi dan
kepuasan konsumen. Pengelolaan hubungan dengan pelanggan atau yang biasa
disebut Costumer Relationship Management (CRM) menurut Baran (2008)
18
merupakan proses identifikasi, memilih, memperoleh, mengingat, membangun
dan melayani konsumen dengan cara terbaik dengan menggunakan informasi
mengenai konsumen dan riwayat pembeliannya. Dalam mengelola konsumen
ini, pemasar perlu memperhatikan karakteristik dari konsumen agar dapat
menentukan strategi yang tepat untuk menghadapi konsumen.
Dalam
lingkungan online, pemasaran berorientasi pada konsumen sehingga penting
bagi pemasar untuk memahami CRM (Smith and Zook, 2011).
Dalam komunikasi pemasaran online, selain lingkungan dan media
pemasaran, karakteristik konsumen juga mengalami perubahan. Karakteristik
konsumen dalam media baru dipengaruhi oleh karakteristik media baru itu
sendiri. Di media baru, penyebaran informasi mengenai produk dapat terjadi
dengan cepat. Gurau (2008) menjelaskan tentang perilaku audiens di media
baru dalam kaitannya dengan cara mendapatkan dan menggunakan informasi,
sebagai berikut:
-
Audiens terhubung dengan organisasi. Dalam media baru, saluran komunikasi
adalah jaringan yang menutup ruang atau jarak antara institusi dan audiens.
Setiap orang terlibat dalam pengiriman pesan.
-
Audiens terhubung satu sama lain. Di dalam lingkungan baru yang dihadirkan
internet, semua orang adalah komunikator. Semua orang dapat mendiskusikan
dan berdebat tentang aktivitas perusahaan.
-
Audiens mengakses informasi lain. Dengan internet, sangat mudah bagi
audiens untuk mengakses berbagai macam informasi. Tersedia banyak
informasi yang dapat dipilih, dianalisis, dan disikusikan.
-
Audiens mendorong informasi. Audiens mendorong informasi yang dapat
mendukung ketertarikan dan kebutuhan mereka. Menurut Rowley (2004),
informasi tersedia ketika audiens dapat menemukannya dan menyesuaikan.
Perilaku audiens terkait dengan akses informasi ini menunjukkan bahwa
audiens atau konsumen dalam media digital bersifat aktif. Mereka akan
mencari informasi produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika dibandingkan
dengan konsumen tradisional, konsumen online memiliki kontrol yang lebih
terhadap proses komunikasi dan dapat mengadopsi sikap yang lebih proaktif.
19
Hal ini dibuktikan dengan kemampuan untuk lebih mudah mencari, memilih
dan mengakses informasi, melakukan kontak online dengan organisasi atau
orang lain serta mengekspresikan pendapat dan opini mereka.
Menurut Rowley (2004), konsumen dapat membantu pemasar untuk
menginformasikan dan mengedukasi konsumen lain. Konsumen dapat lebih
bermanfaat dalam menyebarkan informasi karena mereka belajar lebih
mengenai produk, meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan
produk, dan belajar untuk memecahkan masalah terkait produk. Oleh karena
itu penting bagi pemasar untuk mengelola konsumen agar konsumen dapat
menjadi bagian yang memberikan manfaat yang besar dalam komunikasi
pemasaran online.
Dalam mengelola konsumen pada komunikasi pemasaran online, biasanya
akan dibentuk komunitas virtual. Komunitas konsumen ini yang kemudian
akan mejadi target pasar spesifik dari pemasar. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, pembentukan komunitas pelanggan berfungsi untuk menciptakan
nilai bersama yang menguntungkan antara pemasar dan konsumen. Dengan
mengikat dan mengelola komunitas online, pemasar memiliki kesempatan
untuk lebih belajar mengenai konsumen mereka (Rowley, 2004). Amstrong
dan Hagel (1996) menyebutkan komunitas pelanggan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
-
Transaction-oriented communities (komunitas berorientasi transaksi), yang
memfasilitasi pembelian dan penjualan produk dan jasa serta menyampaikan
informasi yang berhubungan untuk melengkapi transaksi. Kebanyakan
komunitas bisnis berorientasi transaksi.
-
Communities of interest (komunitas minat) berkumpul di sekitar topik yang
menjadi kepentingan bersama, dan anggota biasanya memiliki tingkat
signifikansi lebih tinggi dari interaksi dari dalam sebuah komunitas berbasis
transaksi. Komunitas ini biasanya memiliki chat rooms, papan pesan dan grup
diskusi yang mendukung interaksi anggota yang lebih luas. Mereka ditandai
dengan signifikan kuantitas konten yang dibuat pengguna. Konten yang
dimiliki divalidasi oleh komunitas.
20
3.2 Kelompok
Penggemar
sebagai
Konsumen
dalam
Komunikasi
Pemasaran Online
Lebih jauh lagi, dalam membahas konsumen terutama pada WSYDN
Shop yang konsumen utamanya adalah penggemar maka pola konsumsi yang
terjadi dapat berbeda dengan konsumen online pada umumnya. Praktik
konsumsi pada penggemar tidak lepas dari pemenuhan kebutuhan demi
mendapat pengakuan dan menjadi bagian dari kelompok (komunitas)
penggemar. Berbelanja menjadi sebuah solusi untuk memenuhi segala
kebutuhan berupa atribut-atribut yang mencerminkan mereka sebagai bagian
dari kelompok penggemar. Konsumsi menjadi dasar untuk menjelaskan
realitas sekaligus meletakkan eksistensi manusia dalam kehidupan sosialnya.
Menurut Storey (2007), kelompok penggemar atau fandom merupakan
subculture
fans
yang
menawarkan
ruang
untuk
komunitas
yang
memungkinkan orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman beragam
membentuk ikatan diseputar minat yang sama. Fandom menciptakan ruang
terbatas dimana orang-orang yang terlibat dapat mengekspresikan diri mereka
yang sebenarnya. Kelompok penggemar merupakan ruang bersama bagi para
penggemar untuk memperluas relasi dan aktvitas.
Menurut Jenskin (2006), para penggemar mengembangkan diri melalui
aktivitas partisipasi. Budaya partisipasi baik yang terbangun secara virtual
maupun non-virtual pada dasarnya menunjukkan bentuk aktivitas partisipasi
oleh para penggemar dalam kelompok yang penuh dengan kreativitas dan
produktifitas. Lebih jauh Jenkins (2009) menjelaskan, para penggemar dalam
kelompok penggemar membangun partisipasi bersama secara aktif, kreatif,
dan beretika dengan memanfaatkan segala kompetensi yang dimiliki. Para
penggemar memberdayakan diri melalui aktivitas bersama dan interaksi
bersama dalam kelompok atau komunitas dengan mengembangkan budaya
partisipasi. Dalam komunikasi pemasaran penggemar berpartisipasi dalam
mendorong ketersediaan informasi mengenai hal yang mereka sukai.
Penggemar juga dapat terlibat secara aktif dalam proses produksi.
Kertajaya (2010) menyebut keterlibatan ini sebagai co- creation. Disini
21
konsumen diberi peluang untuk ikut dalam pengembangan produk, dalam
artian produk merupakan kreasi bersama antara perusahaan dan konsumen.
Kelompok penggemar yang memiliki keterikatan lebih kuat dibanding
konsumen lain, memiliki kesempatan yang sangat besar dalam proses cocreation. Pemasar yang menyadari keberadaan kelompok penggemar sebagai
konsumen tentu akan memanfaatkan peluang ini untuk semakin memperkuat
sense of belonging dari kelompok penggemar.
Keberadaan penggemar dalam pemasaran menghadirkan pola tersendiri.
Michel de Certeau (dalam Storey, 2007) menyatakan budaya penggemar adalah
sebuah budaya konsumsi dan produksi. Mereka tidak hanya mengkonsumsi
produk tetapi juga kemudian berperan dalam produksi produk. Pemasar yang
memiliki konsumen utama berbasis penggemar akan melibatkan penggemar
dalam produksi produk agar produk mereka dapat terus diminati. Interaksi
dan partisipasi kelompok penggemar memberikan keuntungan bagi pemasar.
Kelompok penggemar dapat memperkaya informasi di media online.
Penggemar dapat mendorong ketersediaan informasi. Gurau (2008)
menjelaskan salah satu perilaku audiens di media baru yaitu audiens
mendorong informasi yang dapat mendukung ketertarikan dan kebutuhan
mereka.
Perubahan sosial masyarakat ke arah masyarakat konsumer telah
menciptakan budaya konsumen dan gaya hidup konsumerisme di kalangan
penggemar. Featherstone (2008) mengatakan bahwa telah terjadi pergeseran
logika dalam pola konsumsi masyarakat konsumer yakni logika pemenuhan
kebutuhan menuju logika pemenuhan keinginan, dimana orang tidak lagi
mengkonsumsi nilai manfaat produk melainkan nilai tanda. Konsumsi produk
pada kelompok penggemar bukan lagi hanya sekedar pemenuhan kebutuhan
pokok seperti sandang, pangan dan papan tetapi lebih kepada pemenuhan
kebutuhan untuk diakui dan terlibat dalam kelompok. Dalam komunikasi
pemasaran online, seperti yang dijelaskan sebelumnya, sebuah komunitas
penting
dibentuk
untuk
menentukan
sebuah
nilai
bersama
yang
menguntungkan pemasar dan konsumen. Keberadaan kelompok penggemar
22
ini merupakan sebuah komunitas yang sangat kuat dimana mereka memiliki
keterikatan yang lebih dari sekedar pemasar dengan konsumen. Mereka dapat
berbagi informasi tidak hanya produk tetapi juga mengenai nilai yang mereka
anut. Hal ini membuat keterikatan mereka dengan pemasar ataupun dengan
sesama anggota kelompok akan semakin kuat.
F. MODEL PENELITIAN
Komunikasi Pemasaran
Online
WSYDN Shop
Value
- Produk
Strategy and Tactics
Customisation
(audience and channel
characteristic)
Analysed
New Media
Kelompok Penggemar
sebagai Konsumen Online
Bagan 1.1: Model Penelitian
(Diolah dari: The Model of Integrated Online Marketing Communication
Sumber: Gurau, 2008)
Dalam penelitian ini komunikasi pemasaran online yang akan digambarkan
adalah pada objek penelitian yaitu WSYDN Shop. WSYDN Shop merupakan
23
toko online yang menjual produk karya Pandji Pragiwaksono. Karakteristik yang
berbeda pada toko online ini terdapat pada produk, saluran komunikasi pemasaran
yang digunakan dan konsumen. Secara umum manajemen komunikasi pemasaran
online WSYDN Shop akan digambarkan berdasarkan tiga karakteristik tersebut.
WSYDN Shop menghasilkan produk yang dipasarkan menggunakan saluran
komunikasi online kepada konsumen online yang sebagian besar adalah kelompok
penggemar. Proses ini akan dianalisis untuk menggambarkan manajemen
komunikasi pemasaran online WSYDN Shop, serta untuk mengetahui value yang
terdapat dalam produk, taktik dan strategi yang digunakan dalam komunikasi
pemasaran serta customisation atau bagaimana karakteristik audiens dan saluran
mempengaruhi produk.
Tahap pertama berkaitan dengan produk. Pada tahap ini peneliti akan
melihat produk berdasarkan value yang terkandung di dalamnya yaitu
pengemasan pesan dalam produk serta pengaruh karakteristik konsumen dan
saluran komunikasi online pada pengemasan pesan dalam produk. Pada tahap ini
peneliti juga akan melihat strategi dan taktik yang digunakan oleh WSYDN Shop
dalam melakukan komunikasi pemasaran online. Strategi dan taktik ini juga pada
akhirnya akan mempengaruhi produk berikutnya.
Tahap kedua terkait new media. Dalam penelitian ini new media dilihat dari
dua sisi yaitu sebagai pasar (marketplace) dan online communication channel
yaitu saluran komunikasi online yang digunakan oleh WSYDN Shop. Pada tahap
ini peneliti akan mencari tahu saluran komunikasi online apa saja yang digunakan
oleh WSYDN Shop serta sejauh mana penggunaan setiap saluran komunikasi
online tersebut. Selain itu peneliti juga melihat new media sebagai marketplace
dalam komunikasi pemasaran online. Pada tahap ini diharapkan peneliti dapat
menjelaskan marketplace yang dibentuk oleh new media dalam komunikasi
pemasaran online WSYDN Shop serta penggunaan saluran komunikasi online di
WSYDN Shop. Pada tahap ini juga peneliti dapat memetakan kelebihan dan
kekurangan setiap saluran komunikasi online tersebut.
Tahap ketiga berkaitan dengan konsumen online. Pada tahap ini peneliti
akan melihat pengaruh karakteristik konsumen online yang terdapat di WSYDN
24
Shop pada proses komunikasi pemasaran online. Secara lebih spesifik, peneliti
akan menjelaskan tentang perilaku kelompok penggemar sebagai konsumen
online. Tahapan ini akan menjelaskan cara WSYDN Shop melakukan interaksi
dengan konsumen serta strategi yang dilakukan WSYDN Shop dalam menghadapi
dan memelihara hubungan dengan konsumen.
Dari semua analisis di setiap tahap tersebut, diharapkan dapat
menggambarkan praktik komunikasi pemasaran online yang dilakukan WSYDN
Shop. Hasil keseluruhan proses tersebut juga pada akhirnya akan menjadi
pertimbangan untuk menentukan value, strategi dan taktik komunikasi pemasaran
online serta membantu WSYDN Shop dalam memahami karakteristik konsumen
serta saluran yang digunakannya sehingga dapat digunakan untuk pengembangan
produk selanjutnya.
G. KERANGKA KONSEP
1. New Media dalam Komunikasi Pemasaran Online
Salah satu hal mendasar yang membedakan komunikasi pemasaran
konvensional dan online adalah media yang digunakan. Komunikasi pemasaran
online ini tidak terlepas dari karakteristik internet sebagai saluran dalam media
online. Dalam komunikasi pemasaran online, media baru merupakan saluran
(channel) yang digunakan pemasar untuk menyampaikan pesan kepada
konsumen. Kehadiran media baru telah menghasilkan bentuk baru dari pasar.
Karakteristik yang dimiliki oleh media baru mempengaruhi segala bentuk
aktivitas dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Sangat penting bagi pemasar
untuk memahami karakteristik media baru ini agar dapat menentukan perencanaan
komunikasi pemasaran yang tepat dan dapat diterapkan di media baru.
Dalam komunikasi pemasaran konvensional, kegiatan pemasaran dapat
dilakukan secara langsung (mulut ke mulut) maupun tidak langsung atau melalui
media seperti Koran, televisi, radio atau pamphlet sedangkan dalam komunikasi
pemasaran online, semua kegiatan pemasaran dilakukan melalui internet. Ada
berbagai macam fasilitas yang disediakan oleh internet yang dapat membantu
kegiatan komunikasi pemasaran online seperti email, chat, dan sosial media.
25
Sosial media atau jejaring sosial ini mendukung aktivitas komunikasi dua arah
antara pemasar dan konsumen.
Pada komunikasi pemasaran online dapat terjadi dialog langsung antara
pemasar dengan konsumen maupun konsumen dengan konsumen. Perangkat
komunikasi online memungkinkan orang-orang berdiskusi mengenai merek,
produk ataupun jasa yang mereka inginkan. Kehadiran media sosial dalam
komunikasi pemasaran online sangat membantu pemasar dalam menjangkau
konsumen sehingga memudahkan dalam penyampaian informasi.
Selain itu, hadirnya media baru dalam komunikasi pemasaran memberikan
peluang kepada semua orang untuk dapat menjadi pemasar. Berbagai macam
karakteristik yang dimiliki media baru (internet) memungkinkan pemasaran yang
tidak melalui situs jual beli besar juga memiliki kesempatan untuk berkembang.
Hal ini yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh produsen untuk memperluas
pemasaran produknya. Karakteristik media baru sangat membantu dalam
melakukan promosi secara luas dengan target yang lebih spesifik dan biaya yang
lebih murah.
2. Karakteristik konsumen Online dan Konsumen Berbasis Penggemar dalam
Komunikasi Pemasaran Online
Selain karakteristik media, konsumen dalam media baru juga memiliki
karakteristik yang berbeda dengan konsumen di media konvensional. Hal ini
disebabkan oleh komunikasi pemasaran online memungkinkan terjadinya dialog
dan bisa bersifat one-to-one sehingga dapat dimaksimalkan untuk menjalin
komunikasi pemasaran yang intensif ke target yang lebih spesifik. Konsumen
dalam media baru cenderung lebih aktif dalam mencari informasi mengenai
produk maupun tentang pemilik produk atau perusahaan. Penting bagi pemasar
untuk memahami hal ini agar dapat mengelola konsumen dengan baik.
Pengelolaan konsumen ini menjadi bagian dari manajemen komunikasi pemasaran
online dan harus dipikirkan dengan matang agar memberikan keuntungan bagi
pemasar.
26
Konsumen pada WSYDN Shop sendiri dapat dikatakan berbeda dengan
konsumen online lainnya. Secara garis besar mereka memiliki karakteristik yang
sama. Namun secara lebih khusus, konsumen di WSYDN Shop adalah kelompok
penggemar dari Pandji Pragiwaksono. Keberadaan kelompok penggemar dalam
komunikasi pemasaran dapat menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri.
Sebagai kelompok yang mengkonsumsi produk atas dasar pemenuhan makna dan
keinginan untuk diakui maka mereka dapat menjadi kelompok yang kuat serta
dapat dapat memberi pengaruh kepada konsumen lain. Di sisi lain, keberadaan
kelompok penggemar harus terus diperhatikan. Mengelola konsumen potensial
seperti ini merupakan hal utama agar pemasar tidak kehilangan konsumen utama.
Pemasar harus memiliki strategi yang tepat untuk melibatkan kelompok
penggemar dalam proses produksi agar sense of belonging yang mereka miliki
terus bertumbuh dan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi ekspektasi
kelompok penggemar ini.
H. METODOLOGI PENELITIAN
1.
Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme yang mencoba
melihat realitas sebagai konstruksi sosial. Peneliti melihat komunikasi
pemasaran online WSYDN Shop sebagai sebuah hasil konstruksi sosial.
Penelitian ini bersifat lokal, spesifik dan tidak dapat digeneralisasikan. Dalam
artian manajemen komunikasi pemasaran online yang diteliti spesifik pada
aktivitas
yang
dilakukan
oleh
WSYDN
Shop
dan
tidak
dapat
digeneralisasikan. Paradigma konstruktivisme membuat penelitian ini bersifat
sementara, lokal dan spesifik. Secara epistimologis paradigma ini melihat
hubungan antara pengamat dan objek bersifat interaktif dan merupakan satu
kesatuan, subjektif dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara
keduanya. (Salim, 2006).
2.
Metode Penelitian
27
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode studi kasus. Kecenderungan yang paling menonjol dari studi kasus
adalah upaya untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan
yakni mengapa keputusan diambil, bagaimana ia diterapkan dan apa hasilnya
(Schramm, dalam Yin, 2002). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus
karena peneliti ingin mengetahui alasan penggunaan komunikasi pemasaran
online serta penerapan dan hasil manajemen komunikasi pemasaran online di
WSYDN Shop. Dari segi tempat, keunikan kasus ini adalah karena diterapkan
dalam lingkungan online sehingga komunikasi pemasaran yang dilakukan
berbeda dengan komunikasi pemasaran konvensional. Hasil akhir yang
diharapkan adalah metode ini dapat membantu peneliti menjelaskan kasus
berdasarkan keunikan yang dimiliki.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan intrinsic case study dimana
metode studi kasus digunakan untuk memahami secara lebih baik kasus yang
diteliti. Intrinsic case study dilakukan dengan alasan peneliti ingin
mengetahui secara mendalam kekhususan kasus yaitu menjelaskan perbedaan
dan keunikan manajemen komunikasi pemasaran online yang dilakukan
WSYDN Shop.
3.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah praktik komunikasi pemasaran online yang
dilakukan oleh WSYDN Shop.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara
sedangkan data sekunder merupakan segala bentuk dokumentasi atau bukti
sumber tertulis yang relevan dan dapat digunakan untuk mendukung
penelitian.
Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini terdapat dua teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu:
28
a. Wawancara.
Teknik wawancara pada penelitian ini dilakukan pada subyek penelitian
yang terkait langsung dengan WSYDN Shop. Teknik pemilihan
narasumber yang digunakan peneliti adalah snowball sampling, sehingga
untuk subyek penelitian yang akan diwawancarai selanjutnya akan
didapatkan berdasarkan rekomendasi dari narasumber utama yaitu Pandji
Pragiwaksono setelah wawancara pertama. Adapun narasumber dalam
penelitian ini adalah:
1. Pandji Pragiwaksono
: Pemilik WSYDN Shop
2. Danis Darusman
: Head Store and Distribution WSYDN Shop
b. Dokumen.
Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan oleh peneliti diperoleh dari
buku Indiepreneur karya Pandji Pragiwaksono serta website dan akun
sosial media (twitter dan facebook) WSYDN Shop dan Pandji
Pragiwaksono.
5.
Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti mengadopsi teknik analisis data milik
Miles and Huberman, dimana pada teknik analisis ini teoritisasi
memperlihatkan hubungan antar kategori yang kemudian dikembangkan atas
dasar data yang diperoleh ketika penelitian di lapangan berlangsung. Adapun
teknik analisis data interactive model digambarkan sebagai berikut:
29
Data
Collection
Data Display
Data reduction
Conclusions drawing
/ verifying
Bagan 1.2 Analisis Data Miles dan Huberman
(Sumber: Miles, B.Mathew and A.Michael Huberman. 1994:12)
a. Data Collection atau pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
dengan Pandji Pragiwaksono sebagai pemilik dan Danis Darusman sebagai
kepala toko WSYDN Shop. Selain itu peneliti juga melakukan
pengumpulan data dari dokumentasi berupa buku Indiepreneur milik
Pandji Pragiwaksono dan website WSYDN Shop serta dari akun sosial
media Pandji Pragiwaksono dan WSYDN Shop yang terkait komunikasi
pemasaran di WSYDN Shop.
b. Data Reduction, setelah sejumlah data yang diperoleh dari wawancara dan
dokumentasi telah dikumpulkan, data tersebut kemudian direduksi atau
diolah. Pengolahan data ini mencakup pengumpulan dan pengelompokan
data yang telah diperoleh ke dalam tiga kategori utama yang akan dibahas
dalam hasil dan pembahasan. Adapun kategori yang ditentukan oleh
peneliti adalah komunikasi pemasaran online, new media komunikasi
pemasaran online dan konsumen online.
c. Display Data atau penyajian data. Data yang telah diolah dan
dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditentukan kemudian
dipaparkan untuk menggambarkan praktik komunikasi pemasaran online
yang diterapkan oleh WSYDN Shop dalam kegiatan komunikasi
pemasaran online.
30
d. Conclusion drawing and Verifiying, merupakan langkah terakhir yakni
dengan menarik kesimpulan tentang praktik komunikasi pemasaran online
di WSYDN Shop.
I. LIMITASI PENELITIAN
Penelitian ini hanya akan berfokus pada praktik komunikasi pemasaran
online di WSYDN Shop. Adapun konsumen dalam penelitian ini hanya
dilihat karakteristik dan budayanya saja. Konsumen dilihat sebagai bagian
dari praktik komunikasi pemasaran online yang mempengaruhi dan
memberikan keunikan dalam komunikasi pemasaran di WSYDN Shop.
Peneliti tidak akan melakukan survey atau wawancara kepada konsumen
untuk melihat feedback yang diberikan konsumen dalam komunikasi
pemasaran yang berlangsung.
31
Download