Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. Penderita Tb (tuberculosis) yang tidak diobati dapat meninggal dalam waktu 5 tahun, namun ada juga yang baru meninggal setelah 50 tahun sakit; sebelum meninggal seperlima darinya menjadi sumber penularan. Jumlah penderita Tb di Indonesia kini masih berada pada tingkat ke tiga dunia; sebagian besar dari mereka itu adalah umat Islam, suatu keadaan yang tidak seharusnya terjadi karena Islam mengutamakan kesehatan. Setiap tahunnya muncul 500 ribu penderita baru; dan lebih dari 140 ribu penderita Tb meninggal karenanya. Cara Penularan Kuman penyebab penyakit Tb bukan hanya dapat menyerang paru-paru; organ tubuh lainnya juga dapat terserang, misalnya otak, ginjal, usus, kulit. Namun yang paling banyak diserang adalah paru-paru. Penyakit Tb biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita Tb batuk. Setiap kali penderita ini batuk atau bersin dikeluarkan sekitar 3000 butir-butir liur ataupun dahak yang dikeluarkan, yang disertai dengan bakteri Tb pada penderita yang dalam keadaan “terbuka” (menulari); demikian juga jika penderita bicara; kuman ini anak-anak keadaan ini jarang terjadi. Nafsu makan anak yang tidak baik bukanlah Tb sebagai satu-satunya penyebab; setiap penyakit boleh dikata selalu berakibat demikian pada anak. Tb dapat dicegah Di Indonesia tuberkulosis masih merupakan pembunuh nomor satu di antara penyakit menular, dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia. Rata-rata pasien Tb kehilangan tiga sampai empat bulan masa kerja per tahunnya, atau kehilangan sekitar 30 persen penghasilannya. Selain menghindari kontak dengan penderitanya, Tb dapat dicegah dengan mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat; tubuh kita perlu mendapat asupan gizi yang baik. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dilakukan dengan berolahraga. Pada anak, walaupun tidak mencegah Tb secara mutlak, pemberian imunisasi BCG dapat mencegah munculnya kasus Tb berat. Pengobatan Selain memang mungkin saja penyakit Tb ini sembuh sendiri, tidak jarang penderita Tb anakanak kemudian dianggap sebagai “sakit batuk biasa”. Utamanya pada anak-anak diagnosis pasti secara etiologis diperlukan sebelum tahap pengobatan dimulai, agar tidak sampai obat-obat diberikan pada seorang yang sesungguhnya tidak mengidap tuberkulosis. Orang dewasa yang terkena Tb perlu berobat dengan benar, terutama agar tidak menyebabkan orang lain tertulari sakit. Selain dapat diperoleh di apotek, obat antituberkulosis (OAT) tersedia cuma-cuma di rumah sakit pemerintah maupun Puskesmas, khususnya untuk program DOTS (directly observed treatment shortcourse chemoterapy, pengobatan jangka pendek dengan pantauan langsung). Dalam masa pengobatan intensif (2 bulan pertama masa pengobatan) harus diperoleh hasil perbaikan klinis yang jelas, untuk diteruskan lagi sampai 6 bulan. Bila tidak ada perbaikan, maka ketepatan diagnosisnya perlu ditinjau ulang, kecuali jika ternyata kuman resistens (telah kebalan) terhadap OAT, atau penderitanya saja yang kurang taat minum obat; apalagi jika penderita ternyata juga mengidap penyakit lain, misalnya HIV/AIDS. Penyakit TBC Masih Menjadi Momok! dapat terhirup oleh “korban” penularan. Umumnya orang yang mudah tertulari adalah anggota keluarga, teman, kerabat atau rekan sekerja. Masyarakat masih banyak yang mengatakan tuberkulosis ditularkan melalui makanan dan minuman walaupun sebenarnya Tb tidaklah ditularkan dengan cara itu ataupun melalui peralatan makan, kasur atau seprei. Tuberkolosis juga dapat ditularkan lewat susu sapi yang mengandung Bovine TB; di negara maju susu sapi “dipasteurisasi” untuk membunuh kuman. Pada orang yang sistem kekebalannya (immunity) baik, kuman yang masuk paru akan “terbungkus” dan tinggal tetap (dormant) sepanjang hidupnya. Bakteri ini akan berkembang biak sehingga penyakitnya baru muncul dalam waktu sekitar 2-10 minggu. Seseorang dicurigai tertulari penyakit Tb jika menunjukkan gejala utama batuk berdahak lebih dari dua minggu, berat badan menurun, demam, berkeringat dingin walau tanpa melakukan aktivitas, selera makan menurun, bauk berdarah, maka perlu dilakukan diupayakan diagnosis untuk kepastiannya; misalnya dengan pemeriksaan dahak, ronsen, dan test Mantoux. Batuk merupakan gejala utama infeksi TB pada paruparu, yaitu batuk yang berlangsung lama (kronis), berdahak yang kadang bercampur dengan darah. Itu pada pasien TB paru dewasa; pada anak-anak Tb jarang menyebabkan batuk. Badan berkeringat pada malam hari juga merupakan gejala klinis pasien TB dewasa, namun pada Penutup Demikian banyaknya pengidap Tb di sekitar kita, berarti peluang tertulari sangatlah besar. Oleh karena itu yang paling penting adalah upaya menyadarkan para penderita untuk sebaik mungkin berobat, karena Tb dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar. Mereka juga diingatkan untuk menjadi muslim yang baik “menyelamatkan orang lain” dengan mengendalikan diri (ketika batuk, bersin, berbicara) agar tidak menulari orang lain. z MPA 296 / Mei 2011 47