evaluasi kinerja jaringan repository server dalam mendukung

advertisement
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
EVALUASI KINERJA JARINGAN REPOSITORY SERVER DALAM
MENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER
BERBASIS OPENSOURCE
(STUDI KASUS : STMIK PALCOMTECH PALEMBANG)
Guntoro Barovih
STMIK PalComTech
Abstract
Opensource operating system is one that is widely used at the time and continue to be developed.To
follow the development of opensource on network world then applied on one of the subjects in the
STMIK Palcomtech. To support the learning process of opensource then needed support storage media
that used to house the supporting files and operating system package management or commonly
referred as the repository server. Smooth access repository is needed to support the learning process
both in lectures and in practical work, the independent. Of the method used NDLC focuses on the stages
of monitoring and management. To answer whether or not the performance of a network repository then
performed testing Quality of service with parameters delay, packet loss, bandwidth, troughput,
measurement scale based on tiphon. The results obtained from the network performance test 5 times on
the local higher average value of measurement where delay 119 ms, packet loss 81%, bandwidth 8.5 ms
and troughput 184,25 ms compared to network performance testing on the public where the value of the
average delay 54.8 ms, packet loss 39%, badnwidth 19,78 Mbits/s, troughput 101,7 ms. tiphon
measurement scale In local network is category does not look good in the network performance while
only one routing.
Keywords: Repository Server, Quality Of Service, Local, Public
PENDAHULUAN
Opensource merupakan salah satu contoh keberhasilan dan menjadi perhatian dunia pada
saat ini, yaitu fenomena GNU/Linux dimana sistem operasi dapat dikatakan berkembang jika
mengikuti pola Open Source dimana suatu sistem dikembangkan secara bersama oleh para
programer dunia maupun pengguna biasa dan di dukung oleh free software foundation (FSF) yang
didirikan oleh richard stallman di tahun 1970-an. Banyak sistem yang dibangun menggunakan
Opensource, dan sekarang dapat dikatakan sebagai tulang punggung internet, sistem yang
dibangun menggunakan opensource antara lain web server, samba server, virtualisasi server,
email system dan lain-lain.
Karena perkembangan opensource ini lah yang menjadi alasan kenapa sistem jaringan
berbasis opensource diterapkan dalam mata kuliah praktek jaringan komputer. Tetapi hal baru
muncul disaat distribusi linux tersebut membutuhkan resource tambahan untuk menjalankan
berbagai fungsi sistem jaringan dan pemrograman, dan data yang diambil secara realtime dari
mirror-mirror yang terdaftar di dalam distribusi linux yang digunakan serta permasalahan tersebut
di dukung juga dengan kapasitas bandwidth yang kurang memadai jika digunakan serentak pada
saat proses belajar karena data yang di ambil melewati jalur publik dengan lompatan-lompatan
routing yang banyak. Tentu hal ini akan menimbulkan banyak permsalahan pada saat mahasiswa
menjalankan proses belajar dan eksperimen pada matakuliah Praktek Jaringan Komputer pada
394
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
STMIK PalComTech. Maka diperlukan suatu media penyimpan file-file pendukung sistem
operasi atau biasa disebut sebagai repository server. Permasalan baru muncul ketika pada saat
dilakukan pengaksesan dari jaringan local ternyata dari sekian banyak pengguna yang mengakses
mengalami kegagalan pengambilan data, sedangkan repository server yang digunakan masih
dalam satu network yang sama dengan client yang akses di jaringan local.
Untuk itu, Maka perlu dilakukan suatu bentuk pengujian kinerja jaringan dari jalur
repository itu sendiri, guna untuk mendapatkan penilaian baik atau tidaknya kualitas jaringan
yang digunakan baik pengaksesan dari jalur internal maupun eksternal. Kualitas jaringan
merupakan nilai panduan penting untuk menilai baik atau tidaknya jaringan yang digunakan
ataupun di bangun. Dimana menurut Menurut Braun & Staub (2008:1) menyatakan bahwa Quality
of Service (QoS) merupakan ukuran dari kemampuan jaringan dan sistem komputer untuk
memberikan berbagai tingkat layanan untuk berbagai aplikasi pilihan dan terkait aliran paket data
jaringan. Dan Ferguson & Huston (1998) memiliki pendapat yang berbeda diamana mereka
menyampaikan bahwa Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran tentang seberapa
baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu
service. Sehingga hasil pengujian tersebut bisa menjadi nilai panduan untuk melakukan
remanagement network baik dalam perubahan, pengembangan jaringan local kedepannya
sehingga repository server yag telah dibangun dapat digunakan secara maksimal oleh mahasiswa
yang ingin belajar.
LANDASAN TEORI
Jaringan Komputer
Menurut Sukmaaji (2008:1) Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang
saling berhubungan satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media
komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, aplikasi dan perangkat keras secara bersamasama.
Sedangkan menurut Wagito (2007:9) Jaringan atau disebut juga Jaringan Komputer
adalah kumpulan komputer dan alat-alat lain yang saling dihubungkan bersama menggunakan
media tertentu.
Linux
Linux adalah sebuah kernel yang dikembangkan oleh Linus B. Torvalds karena terinspirasi
oleh kernel MINIX buatan Tanenbaum, dimana pengembanganarsitektur komputer dasar yang
menitik beratkan pada fasilitas pembagian sumber daya untuk aplikasi-aplikasi yang berjalan
diatasnya (Azikin, 2011:3).
Repository
Repository adalah tempat penyimpanan atau gudang (Echols, 2000). Dalam sebuah
repository dapat berupa:
1. Tempat dimana data disimpan
2. Tempat dimana secara khusus data dalam format digital disimpan
3. Tempat dimana eprint diletakkan
4. Tempat dimana beberapa database atau file diletakkan untuk didistribusikan secara jaringan
komputer.
5. Tempat dimana sesuatu disimpan yang kemungkinan untuk digunakan lagi
395
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
Quality of Service
Menurut Braun & Staub (2008:1) menyatakan bahwa Quality of Service (QoS) merupakan
ukuran dari kemampuan jaringan dan sistem komputer untuk memberikan berbagai tingkat
layanan untuk berbagai aplikasi pilihan dan terkait aliran paket data jaringan.
QoS mengacu pada kemampuan jaringan dalam menyediakan layanan yang lebih baik
pada trafik jaringan tertentu yang melewati teknologi berbeda-beda. Komponen-komponen dari
QoS diantaranya :
1. Delay
Delay atau latency mendefinisikan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu pesan
entrie untuk tiba di tujuan dari waktu bit pertama hingga bit terakhir yang dikirm dari sumber,
menurut Forouzan (2007:90).
Tabel 1. Pengukuran Delay
KATEGORI
BESAR
LATENCY/DELAY
DELAY
Sangat Bagus
< 150 ms
Bagus
150 s/d 300 ms
Sedang
300 s/d 450 ms
> 450 ms
Tidak bagus
Sumber : (TIPHON)
2. Packet Loss
Packet loss menurut Broun and Staub (2008:3) menunjukkan jumlah paket yang tidak
mencapai tujuan dalam kaitannya dengan semua paket yang dikirim. Paket yang hilang
memiliki dua penyebab, diantanya kualitas link yang buruk (sering terjadi pada link nirkabel)
dan packet drops dikarenakan kemacetan jalur paket data (kondisi jaringan sibuk).
Tabel 2. Pengukuran Packet Loss
KATEGORI
PACKET
DEGRADASI
LOSS
Sangat Bagus
0
Bagus
3%
Sedang
15 %
Tidak Bagus
25
Sumber : (TIPHON)
3. Jitter
Menurut Riadi & Wicaksono (2011:94) menyatakan bahwa jitter merupakan variasi delay
antar paket yang terjadi pada jaringan berbasis IP.
396
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
Tabel 3 Pengukuran Jitter
Kategori
Peak
Degradasi
Jitter
Sangat Bagus
0 ms
Bagus
75 ms
Sedang
125 ms
Tidak Bagus
225 ms
Sumber : (TIPHON)
4. Bandwidth
Menurut Braun & Staub (2008:3) menyebutkan bahwa Bandwidth menjelaskan kapasitas
link atau path end-to-end dalam satuan bit per detik dan Bandwidth dapat di hitung
menggunakan rumus.
5. Troughput
Kemampuan troughput dalam menopang hardware (perangkat keras) disebut dengan
bandwidth. Kecepatan data rata-rata yang diterima oleh suatu node dalam selang waktu
pengamatan tertentu. Dimana kita sedang melakukan koneksi satuan yang dimilikinya sama
dengan bandwidth yaitu Kbps.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah experimental research, dimana metode yang
digunakan adalah metode Network development life cyrcle, dimana dari 6 tahapan yang ada pada
NDLC, yaitu analisis, design, simulation prototype, implementasi, monitoring dan manajemen.
Gambar 1. Network Development Life cyrcle
397
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
Hanya berfokus pada tahap monitoring dan manajemen, dikarenakan 4 tahapan
sebelumnya telah dilewati dimana server telah berjalan di jaringan STMIK PalComTech.
Sehingga penelitian ini berfokus pada 2 tahapan selanjutnya. Pada tahapan monitoring
dilakukan pengujian paket data ICMP dan HTTP terhadap parameter QoS, dimana parameter yang
digunakan yaitu delay, troughput, packet loss dan bandwidth. Dari hasil pengujian tersebut
kemudian dicatat ke dalam bentuk tabel pengujian dan dilakukan perbandingan antara hasil
pengujian pada jalur local dan jalur public.
Dari hasil akhir nilai perbandingan tersebut kemudian dijadikan panduan untuk melakukan
manajemen ulang jaringan dan memberikan opsi perubahan jalur koneksi jaringan local ke
repositori melalui jaringan local openlab.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat dilakukan pengujian dan pengukuran data grafik bandwidth local dan public
menunjukkan grafik yang berbeda dimana, bandwidth sama-sama di setting 2,5Mbps tetapi pada
saat pengujian jalur local nilainya menurun drastis. Pengujian jalur local diperlihatkan pada
gambar 2 dan pengujian jalur public diperlihatkan pada Gambar 3.
Gambar 2. Trafik pada pengujian jaringan local
Gambar 3. Trafik pada pengujian jaringan public
398
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
Dari trafik tersebut dihasilkan bahwa trafik jaringan local tidak lebih dari 1 Mbit/s dan
tidak stabil, berbeda dengan trafik pada jaringan public yang stabil yang mendekati 2,5 Mbits/s.
Hasil proses pengujian kinerja yang telah dilakukan pada repository server pada 2
percobaan dimana pengujian dilakukan pada 2 letak topologi network yang berbeda yaitu network
local dan network public. Kemudian data-data hasil pengujian pada 2 kondisi network yang
berbeda dicatat ke dalam suatu tabel untuk didapatkan nilai perbandingannya, seperti tampak pada
Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengujian QoS Repository Server
No Client Network Delay Troughput Packet Bandwidth
TIPHON
(avg)
Loss
Mbit/sec
Delay Packet
ms
%
Loss
1
1
Local
128
228,1
81
2,03
Sangat Tidak
bagus bagus
1
1
Local
128
228,1
81
2,03
Sangat Tidak
bagus bagus
2
2
Local
125
228,1
81
1,97
Sangat Tidak
bagus bagus
3
3
Local
111
204,6
81
2,00
Sangat Tidak
bagus bagus
4
4
Local
111
204,6
81
19,1
Sangat Tidak
bagus bagus
5
5
Local
120
56,0
81
17,4
Sangat Tidak
bagus bagus
6
1
Public
4
101,7
39
19,8
Sangat Tidak
bagus bagus
7
2
Public
10
101,7
39
19.6
Sangat Tidak
bagus bagus
8
3
Public
86
101,7
39
19.7
Sangat Tidak
bagus bagus
9
4
Public
87
101,7
39
19.9
Sangat Tidak
bagus bagus
10
5
Public
87
101,7
39
19.7
Sangat Tidak
bagus bagus
Dari data yang didapatkan seperti tampak pada tabel 4 tersebut didapatkan dari 5 kali
pengujian nilai terendah bandwidth adalah 1,97 Mbit/s pada jalur local berbeda seperti hasil
pengujian pada jalur public dimana nilai tertinggi bandwidth dari 5 kali pengujian adalah 19,9
Mbit/s.
Pada jalur local nilai tertinggi delay adalah 128ms pada jalur local dan nilai delay tertinggi
87ms pada jalur public dari 5 kali pengujian. Nilai troughput tertinggi 228,1 dari pengujian jalur
local dan nilai tertinggi 101,7 dari pengujian di jalur public pada 5 kali pengujian.
399
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
Nilai packet loss jalur local sebanyak 81% lebih tinggi dari hasil pengujian di jalur public
sebesar 39% pada 5 kali pengujian. Kemudian dilakukan perbandingan dimana data tersebut
diambil rata-rata dari tiap parameter, jumlah total parameter per kategori network di bagi dengan
jumlah client, seperti tampak pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Hasil Pengukuran QoS Repository Server
Kategori
Delay
Packet Loss
Bandwidth
Troughput
network
(ms)
(%)
(Mbits/s)
(ms)
Local Network
119
81
8,5
184,28
Public Network
54,8
39
19,74
101,7
Dari Tabel 5 didapatkan rata-rata tertinggi untuk pengukuran delay, packet loss, bandwidth
dan troughput pada pengujian jalur local adalah 119, 81, 8,5 dan 184,28 rata-rata nilai ini lebih
tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nilai pengujian di jalur public dimana di dapatkan 54,8
untuk delay, 39 packet loss, 19,74 bandwidth dan 101,7 troughput.
Data nilai rata-rata pengujian QoS jaringan yang digunakan oleh repository jika disajikan
dalam bentuk grafik tampak pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik perbandingan QoS jaringan local dan public
Berdasarkan data routing yang didapatkan pada pengujian jalur public didapatkan 14
lompatan routing berbeda jauh dengan hasil lompatan routing pada jalur local yang hanya 1 kali
lompatan tetapi hasil pengujian QoS mendapatkan bahwa kualitas jaringan local yang rendah jika
dibandingkan dengan kualitas pada jaringan public.
Akan tetapi jaringan local seharusnya jauh lebih baik dari pada jalur koneksi jaringan
public dari sisi kestabilan koneksi maupun dari sisi respont time sehingga pada saat para
pengguna ingin menggunakan resource repository dalam proses belajar tidak terganggu. Dari
topologi jangin lokal tidak ada permasalahan dimana 2 kali lompatan routing sudah sangat baik,
akan tetapi dari sisi kualitas jaringan saja yang menjadi nilai utama yang perlu di pertimbangkan.
400
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
Hal yang bisa di terima jika bandwidth jaringan lokal perlu dilakukan remanagement dan
pengaturan atau menyediakan jalur akses sendiri bagi para pengguna yang ingin menggunakan
repository. Dengan cara membelokan akses repository dari jalur jaringan local yang biasa
digunakan sehari-hari ke jalur network local openlab dan menyediakan bandwidth managemet
yang baik untuk koneksi dari router palcomtech ke network openlap, tampak pada Gambar 5.
Gambar 5. Pembelokan topologi ke network openlab
PENUTUP
Dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan simpulan yang bisa di tarik dalam
penelitian ini diantaranya: dari 5 kali pengujian didapatkan bahwa nilai pengujian kualitas
jaringan pada jaringan local berdasarkan parameter yang digunakan memiliki nilai rata-rata
tertinggi, dimana delay 119 ms, packet loss 81 %, bandwidth 8,5 ms dan troughput 184,25 ms.
Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata pengujian pada jalur public dimana delay didapatkan
sebesar 54,8 ms, packet loss 39%, bandwidth 19,78 Mbits/s, troughput 101,7 ms, dari hasil
pengujian bandwitdh nilai yang didapatkan lebih stabil pada jaringan public jika dibandingkan
dengan jaringan local, berdasarkan pencarian routing hop didapatkan bahwa routing hop jalur
local adalah 1 kali lompatan, tetapi kualitas jaringan jalur local tidak lebih baik jika dibandingkan
dengan jumlah lompatan routing pada jalur public dimana sebanyak 14 kali lompatan tetapi dari
sisi kualitas jaringan jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Azikin, Askari.2011. Debian GNU / Linux. Informatika : Jakarta.
Braun T. Staub, Diaz T. Michel, Gabeiras Jose Enriquez. 2008. End-to-End Quality of Service
Over
Heterogeneus
Network.
Berlin
Heidelberg:
Spinger.
401
JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)
Evaluasi Kinerja Jaringan Repository Server dalam Mendukung Proses Pembelajaran
Jaringan Komputer berbasis Opensource (Studi Kasus : STMIK PalComTech Palembang)
VOL. 4 NO.2
MEI 2014
Echols, John M and Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-indonesia. Gramedia Pustaka : Jakarta.
Forouzan A. Behrouz & Fegan Sophia Chung.2007. Data Communication And Networking,
Fourth Edition. McGraw-Hill : New York.
Riadi I. & Wicaksono W. Prio. 2011. Implementasi Quality of Service Menggunakan Metode
Hierarchical Token Bucket, JUSI Vol. 1, No. 2, September 2011, h. 93-103, ISSN 20878737. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Sukmaaji, Anjuk, S. Kom. 2008. Jaringan Komputer Konsep Dasar Pengenalan Jaringan dan
Keamanan Jaringan. Andi : Yogyakarta.
Wagito.2007. Jaringan Komputer Teori dan Implementasi Berbasis Linux. Gava Media :
Yogyakarta.
402
Download