JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 20 ANALISIS HUBUNGAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Divisi Operasional PT Sari Husada Cabang Pangkalpinang) HENDRA ANGGO RUDI HARIYANI Management Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang, Indonesia [email protected] Abstract-The purpose of this study was to determine how much the relationship of independent variables, namely safety, occupational health and the dependent variable is labor productivity. This research was conducted by using quantitative data analysis. The samples used were employees of PT. Sari Husada Pangkalpinang branch. Researchers used factor analysis to measure the validity and Cronbach's alpha reliability unutuk, and then use Spearman analysis techniques. The data used in this research is primary data and data processing using SPSS version 22. The data processing states that the relationship between the variables of the implementation of safety (X1) and employee productivity (Y) is (r-count 0.615 **> r- table 0.254) which means a strong correlation keeratannya at PT. Sari Husada Pangkalpinang branch operational division The data processing states that the relationship between the variables of the implementation of occupational health (X2) and employee productivity (Y) is (r- count 0.728 **> r-table 0.254) which means the correlation is very strong keeratannya at PT. Sari Husada Pangkalpinang branch operational division. Keywords: Safety, Occupational Health, Labor productivity I. PENDAHULUAN Karyawan merupakan salah satu sumber daya sangat penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional karena sumber daya manusia adalah salah satu asset utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. Dengan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran sekaligus memenuhi kebutuhan pegawainya, serta memenuhi kewajiban mereka bagi masyarakat luas. Karena keselamatan dan kesehatan kerja dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih produktif yang dapat melaksanakan pekerjaan secara kreatif. Selain itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Shikdar & Sawaqed 2004 dalam Atika Puspita, 2012). Dewasa ini program keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian sumber daya manusianya saja, tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak yang ada didalam perusahaan. Setiap kecelakaan tentulah ada penyebabnya dan dengan mengetahui penyebab suatu kecelakaan dapat dicegah sebelum terjadi. Pada hakekatnya kecelakaan akibat kerja itu dapat diramalkan, sehingga dapat dicegah dan ditekan angka kesakitannya. Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadi kecelakaan. Secara umum faktor-faktor yang berpontensi menimbulkan terjadi kecelakaan adalah faktor manusia atau pekerja, faktor kendaraan mesin atau alat suatu sistem manajemen. Ini dapat menimbulkan lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat keamanan, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya, serta meningkatkan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut diatas akan mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja , penyakit akibat kerja. Sehingga dianggap perlu untuk meningkatkan kualitas dan kedisplinan untuk melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Sari Husada adalah perusahaan yang beroperasi dibidang produksi makanan dan minuman bergizi untuk bayi, anak serta orang dewasa. Sedangkan anak cabang PT Sari Husada Pangkalpinang hanya bergerak sebagai penyalur / pendistribusian produk yang telah dihasilkan oleh PT Sari Husada pusat. Produk yang distribusikan mencakup seluruh wilayah kepulauan Bangka, untuk memenuhi kebutuhan bayi, anak, serta orang dewasa sebagai makanan dan minuman yang bergizi sesuai dengan standart badan WHO yang mengatur tentang prodak makanan dan minuman bayi. Kepedulian PT Sari Husada terhadap K3 tercermin dalam kebijakan Kesehatan, Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH). PT Sari Husada terwujud dalam target kecelakaan nol atau nihil kecelakaan yang disebut Target Wujud zero accident. Lingkungan kerja yang bersih adalah komitmen perusahaan untuk menjalankan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun alat-alat pendukung untuk keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang seperti sarung tangan, jaket, helm dan, sepatu safety. PT Sari Husada cabang Pangkalpinang mempunyai simbol dalam lingkungan kerja yaitu Work In Safety Environment (bekerja dalam lingkungan yang aman) untuk memastikan semua karyawan pulang bekerja dalam kondisi aman dan selamat sampai ke keluarganya masing-masing. Perhatian pemerintah terhadap manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diundangkan dalam Undang-undang RI NO.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada paragraf 5 pasal 87. Dengan diundangkannya pasal 87 Undang- undang www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, mengikat perusahaan yang belum melaksanakan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. SMK3 (Sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja) untuk segera melaksanakan ketentuan ini. Unsur kejiwaan dari desain pekerja memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mungkin memberikan kontribusi terhadap produktivitas karyawan tersebut. Selain faktor-faktor kejiwaan ini, faktor mengenai keselamatan dan kesehatan kerja juga mempengaruhi. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu berupaya agar karyawan yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Tidak dapat diingkari bahwa pada akhirnya,apapun yang dihasilkan melalui kegiatan organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan itu sendiri. Keselamatan dan kesehatan kerja mempengaruhi produktivitas perusahaan didalam pendistribusian, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu kuantitas (Quantity), kualitas (Quality), dan keselamatan (Safety). Produktivitas hanya dapat dicapai jika ketiga unsur produktivitas diatas berjalan secara seimbang. Setiap proses prodak memiliki persyaratan kualitas (mutu) dan kuantitas yang ditetapkan baik dari spesifikasi teknis , ukuran, volume, kapasitas pendistribusian atau waktu yang diperlukan. Keselamatan dan kesehatan kerja berperan menjamin keamanan proses pendistribusian sehingga produktivitas dapat tercapai. Kinerja keselamatan dan kesehatan kerja organisasi yang baik akan membantu meningkatakan daya saing perusahaan, oleh karena itu perusahaan yang peduli keselamatan dan kesehatan kerja memiliki prinsip “good safety is good business”. Ramli, 2010. 21 pemasukan fisik perorangan atau per-orang perjam kerja diterima secara luas, namun dari sudut pandang atau pegawasan harian, pengukuran tersebut pada umumnya tidaklah memuaskan, karena adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk pendistribusian satu unit prodak yang berbeda. Oleh karena itu digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun), pengeluran diubah kedalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Definisi produktivitas kerja memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas dan efisiensi. 1. Efektivitas Dimensi efektivitas berkaitan dengan optimalisasi ketercapaian rencana (target) kerja, baik dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, durasi penyelesaian pekerjaan, dan ketepatan pengalokasian sumber daya. 2. Efisiensi Pada dimensi ini, pengukuran produktivitas berpusat pada realisasi pengunaan sumber daya dan bagaimana pekerja tersebut dilaksanakan, apakah terjadi pemborosan, penyalahgunaan atau penyimpangan alokasi sumber daya yang menimbulkan ketidakcapaian target. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu: 1. Kualitas dan kemampuan fisik pekerja. Yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi produktivitas kerja. Latihan kerja melengkapi karyawan dengan keterampilan dan caracara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Pada dasarnya latihan melengkapi pendidikan. 2. Sarana pendukung pekerja. Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan karyawan. II. LANDASAN TEORI Adapun indikator produktivitas kerja karyawan yang 1. Produktivitas digunakan dalam penelitian adalah mengacu pada teori Produktivitas kerja menurut Gibson, Ivanevich, dan Hameed dan Amjad (2009). Menurut Hameed dan Amjad Donnely , (1998) dalam Dessler (2006) mengatakan “Kriteria (2009) faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran efektivitas yang ditunjukan pada kemampuan organisasi guna produktivitas kerja meliputi: memberikan keluaran yang mendukung usaha pencapaian 1. “Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus perbandingan standart yang ada atau ditetapkan mendapat perhatian bagi perusahaan”. perusahaan. Manusia sebagai sumber daya, didalam sebuah 2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang organisasi haruslah diatur dan dikelola sedemikian rupa agar berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan dapat terkoordinasi dengan baik dan bisa mendukung karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan pencapaian rencana strategis organisasi. Apabila sumber daya karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis manusia ini tidak dikelola dengan baik, maka kesuksesan dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh sebuah organisasi dalam pencapaian tujuan serta rencana perusahaan. strategisnya sulit untuk diwujudkan. 3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas Secara umum produktivitas mengandung arti sebagai diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu Produktivitas kerja merupakan hal yang sangat menarik diukur dari presepsi karyawan terhadap suatu aktivitas karena mengukur hasil kerja manusia dengan segala yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output”. masalahnya. Pengukuran produktivitas kerja menurut sistem www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 2. Keselamatan Kerja Keselamatan berasal dari bahasa inggris yaitu kata “safety“ dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near- miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja. Keselamtan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Suma’mur P.K,1984 (dalam Arlin Riantiwi, 2012). Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri setiap individu. Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut sebagai upaya agar tenaga kerja merasa aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk dapat meningkatkan produktivitas karyawan (Monday, 2008). Ridley (2008) menyatakan ada beberapa pencegahan kecelakaan kerja diantaranya sebagai berikut: 1. “Mengurangi kondisi yang tidak aman, hal ini dilakukan dengan cara memastikan bahwa kondisi dan lingkungan kerja telah memenuhi standar-standar keamanan. 2. Mengurangi prilaku kerja yang tidak aman, ini bisa dilakukan dengan cara memberikan kesadaran bagi para pekerja bahwa mematuhi standar-standar keamanan kerja adalah hal yang sangat penting. 3. Memilih pekerja yang memiliki sikap kerja yang baik, proses seleksi juga berperan dalam hal manajemen untuk memastikan bahwa pekerja yang dipilih memilki sikap kerja yang baik. 4. Melakukan pelatihan keselamatan, hal ini penting untuk diadakan guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja. 5. Melakukan audit keselamatan, audit dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dan manajemen keselamatan sudah direncanakan dan diimplementasikan dengan benar”. 22 pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum dengan tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan. Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka. Penyakit akibat kerja dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pekerja maupun perusahaan, antara lain: 1. Produktivitas saat bekerja menurun karena penyakit. 2. Tingkat asuransi meningkat. 3. Dan tingkat absensi pegawai juga akan meningkat. 4. Program Kesehatan Disamping usaha untuk mencegah para karyawan mengalami kecelakaan, perusahaan perlu juga memelihara kesehatan para karyawannya. Kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik maupun mental. Kesehatan para karyawan bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan. Kesehatan karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan tingkat produktivitas yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan secara material para karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dalam lingkungan yang lebih menyenangkan sehingga secara keseluruhan mereka akan mampu bekerja lebih lama. 5. Pengertian Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi keselamatan dan kesehatan kerja menunjukan kondisi- kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan seperti cedera, kehilangan nyawa atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang rendah (Rivai, 2006). 6. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3. Kesehatan Kerja Taclott Parson, mengatakan bahwa properti yang paling Kesehatan kerja adalah suatu usaha yang bertujuan agar umum dan mendasar dari sebuah sistem adalah saling pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat ketergantungan bagian-bagian atau variabel. Sistem teori kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik maupun mental sosial menunjukan bahwa harus ada empat persyaratan umum untuk usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, meskipun ganguan-ganguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor dalam praktek memungkinkan memiliki keragaman yang pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakitcukup besar. penyakit umum (Suma’mur P.K, 1984, dikutip oleh Arlin 1. Tujuan sistem ( untuk SMK3 mungkin ini etika, ekonomi, Riantiwi, 2012). hukum dan tujuan organisasi dan tidak semua sistem perlu Program kesehatan kerja merupakan hal yang sangat memiliki tujuan yang sama). penting dan perlu diperhatikan oleh perusahaan. Karena 2. Spesifikasi elemen sistem dan hubungan antar elemen. dengan adanya program kesehatan kerja yang baik akan 3. Menentukan hubungan antara OHSMS ke sistem lain memberikan keuntungan bagi para karyawan secara material, (termasuk sistem manajemen secara luas, dan sistem karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan regulasi, tetapi juga teknologi dan kerja organisasi). lingkungan yang lebih menyenangkan sehingga secara 4. Persyaratan untuk pemelihara sistem (internal, terkait keseluruhan karyawan akan mampu untuk bekerja lebih lama dengan tujuan fase, atau eksternal, misalnya terkait dengan (Gravel, Rheaume & Legendre, 2011). kebijakan perusahaan yang mendukung praktek terbaik Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang OHS pemeliharaan sistem dapat bervariasi). bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial (Asmui, 7. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Hussin & Paino, 2012). Selain itu kesehatan kerja menunjuk (SMK3) www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 Sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemelihara kebijkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman dan produktif. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan konsep pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja secara sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran, dan pengawasan (Ramli, 2010). Bottomley (1999 dikutip oleh Arlin Riantiwi, 2012) mencatat apa yang membuat sebuah OHSMS, sistem adalah : “Menghubungkan dan sequencing dari proses untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk menciptakan cara berulang yang dapat diindentifikasi dari mengelola keselamatan dan kesehatan kerja, perbaikan tindakan dan juga pusat untuk pendekatan sistematis.” 8. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan Menurut Simamora (1995 dalam Arlin riantiwi 2012) sumber daya manusia merupakan sumber daya paling penting bagi organisasi karena “(1) mempengaruhi efisiensi dan efektivitas organisasi, dan (2) SDM juga merupakan pengeluran pokok peerusahaan dalam menjalankan bisinis”. Oleh Karen itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Untuk kepentingan mengatur SDM, dibutuhkan manajemen sumber daya manusia. Tujuan sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan dukungan sumber daya manusia dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi, perusahaan harus mampu mendapatkan, mengembangakan, mengevaluasi, dan memelihara kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang tepat. Salah satu cara memelihara kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah menjamin keselamatan kesehatan kerja (K3) dilingkungan perusahaan. Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih produktif dibandingkan mereka yang tidak terjamin keselamatan dan kesehatan kerja (Suardi, 2007). Dari susunan diatas dapat dilihat bahwa keselamatan (safety) merupakan faktor yang berhubungan dengan produktivitas. Hal ini serupa dengan penjelasan dari Jackson (2005) bahwa “Apabila perusahaan melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan memperoleh banyak manfaat, salah satunya adalah meningkatkan produktivitas kerja karena menurunnya jumlah hari yang hilang akibat kecelakaan kerja”. 9. Kerangka Pemikiran Dalam analisis kerangka pemikiran ini, penulis akan melakukan penelitian pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. 23 a) Variabel Independen Variabel Independen dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. b) Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawan. Faktor yang berhubungan serta mempengaruhi produktivitas kerja karyawan salah satunya adalah keselamatan dan kesehatan kerja. Karena keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor yang mempunyai hubungan yang besar dan signifikan terhadap pelaksanaan tugas karyawan. Adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik akan membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang maksimal. GAMBAR 1. KERANGKA PEMIKIRAN Keselamatan Kerja (X1) Produktivitas Kerja (Y) Kesehatan Kerja (X2) Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan pedekatan penelitian secara kuantitatif. Penelitian didasarkan pada paradigma positivisme dan merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antara variabel-varibel (Neuman, 1997dalam Atika Puspita Sari 2012). Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri angka-angka dapat dianalisis berdasarakan prosedur- prosedur statistik (Creswell, 2010). Berdasarkan teori diatas, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena analisis dalam penelitian ini berdasarkan pada teori-teori yang sudah ada dan berhubungan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini teori yang digunakan dengan melihat analisis hubungan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada divisi operasional PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang. 1. Populasi dan Sampel Penelitian a) Populasi Penelitian Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 orang, yang terdiri karyawan PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang pada divisi operasional yang kesehariannya berhadapan langsung dengan pekerjaan beresiko yang erat kaitannya dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja. www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 b) Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini secara probabilita dan menggunakan keseluruhan jumlah populasi yang berjumlah 60 orang dengan total sampling. orang di PT Sari Husada cabang Pangkalpinang pada divisi operasional. ∑ Populasi = ∑ Sampel. 2. Metode Pengumpulan Data Dalam setiap penelitian, metode pengumpulan data menjadi amat penting. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Observasi Menurut Sugiyono (2008) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, dengan melakukan pengamatan dan terjun langsung ke perusahaan. b) Kuesioner Menurut Sugiyono (2008) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. c) Wawancara Menurut Burgin ( 2008) wawancara adalah proses pengelolaan keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden. d) Studi kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan yang terdapat dalam buku, majalah, internet, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. e) Dokumentasi Menurut Arikunto (2005) dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan membaca dan mencatat dari dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam hal ini pencatatan dilakukan mengenai dokumen, mengenai gambaran umum perusahaan, dan pelaksanaan manajemen. f) Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain. Penelitian eksplanatif dinilai dimiliki kreadibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab akibat dari dua atau beberapa variabel (Bungin, 2006). Berdasarkan manfaat penelitian, penelitian ini termasuk penelitian terapan. Penelitian terapan berarti melakukan penelitian dimana suatu tema atau bahasan yang sudah sebelumnya. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, dimana penelitian ini mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu. Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini merupakan penelitian survey. Penelitian survey berarti penelitian mengajukan pernyataan tertulis yang telah tersusun dalam kuesioner. 24 Sekaran (2006) mengemukakan bahwa pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber data yang telah ada. Mengacu pada teori diatas, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer: Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan langsung dari sumber informasi, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner. Dalam penelitian yang menjadi responden penelitian adalah PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang pada divisi operasional. 2. Data Sekunder: Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari catatan atau dokumentasi perusahaan, informasi dari jurnal-jurnal bahan-bahan kepustakaan yang berhubungan dengan topik penelitian yang dibahas, yaitu melalui studi pustaka maupun situs internet. Tipe skala yang digunakan untuk mengukur kedua variabel pada penelitian ini adalah skala ordinal, selain itu peneliti juga menggunakan skala nominal yang hanya dibatasi untuk informasi responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang ada dalam kuesioner melalui skala likert atau skala 5 titik (Umar, 2011). Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pernyataan- pernyataan yang berasal dari indikatorindikator dari kedua variabel yang bersangkutan untuk kemudian dijawab oleh responden. Pengguna skala ordinal dalam penelitia ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa kuat responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang ada dalam kuesioner melalui skala likert atau skala 5 titik (Umar,2011). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan yang berasal indikator- indikator dari dua variabel yang bersangkutan untuk kemudian dijawab oleh responden. Untuk setiap pernyataan disediakan hanya lima alternatif jawaban yang berjenjang yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju dan sangat setuju. Dalam penelitian ini maka jawaban tersebut diberi skor. I. Skor Penelitian TABEL 1. SKOR PENELITIAN Keterangan Bobot Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Cukup Setuju 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 3. Definisi Operasional Operasional merupakan bentuk definisi operasionalisasi dari konsep- konsep penelitian yang akan diukur. Konsep yang masih abstrak dalam penelitian ini selanjutnya dioperasionalisasikan, sehingga dapat diukur dibedakan tinggi-rendahnya. Konsep-konsep ini memiliki dimensi yang kemudian diturunkan kedalam variabel yang akan diukur dengan indikator- indikator yang selanjutnya dijabarkan www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 kedalam pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner. KK5 0,761 0,254 KK6 0,871 0,254 Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS 25 Valid Valid IV. PEMBAHASAN 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji reliabilitas dan validitas terhadap data mentah dilakukan untuk mengecek konsistensi alat ukur dan validitas dari masing-masing kuesioner. Untuk memperoleh hasil perhitungan yang akurat, proses penghitungan menggunakan program SPSS 22, hasilnya sebagai berikut: Setelah dilakukan perhitungan dengan teknik korelasi “product moment” diperoleh koefisien korelasi butir (r-hitung) dengan sampel sebanyak 60 orang (n = 60 orang), dengan α = 0.005 pada derajat bebas (df) 58 didapat nilai r-tabel 0,254 (Ghozali, 2009), artinya bila r-hitung < r-tabel, maka butir instrumen tersebut tidak valid dan apabila r-hitung > r-tabel, maka butir instrumen tersebut dapat digunakan (valid). Dari perhitungan statistik untuk masing-masing variabel, ternyata bahwa r-hitung yang diperoleh lebih besar dari r- tabel, sehingga dikatakan bahwa rata-rata semua butir kuesioner berpredikat valid. Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen setiap variabel, disajikan sebagai berikut: a. Variabel Keselamatan Kerja (X1) Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel Keselamatan Kerja dapat dilihat pada Tabel 2. TABEL 2. Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Keselamatan Kerja (X1) Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan KK1 0,609 0,254 Valid KK2 0,755 0,254 Valid KK3 0,694 0,254 Valid KK4 0,852 0,254 Valid KK5 0,856 0,254 Valid KK6 0,628 0,254 Valid KK7 0,746 0,254 Valid KK8 0,800 0,254 Valid KK9 0,735 0,254 Valid KK10 0,354 0,254 Valid Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel Keselamatan Kerja (X1) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan instrumen sebanyak 10 butir pernyataan dikatakan valid. Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel Kesehatan Kerja (X2) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan instrumen sebanyak 6 butir pernyataan dikatakan valid. c. Variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Y) Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel Produktivitas Kerja Karyawan dapat dilihat pada Tabel V.6. TABEL 4. Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Y) Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan PK1 0,730 0,254 Valid PK2 0,876 0,254 Valid PK3 0,862 0,254 Valid PK4 0,784 0,254 Valid PK5 0,862 0,254 Valid PK6 0,876 0,254 Valid PK7 0,875 0,254 Valid PK8 0,876 0,254 Valid PK9 0,775 0,254 Valid PK10 0.816 0,254 Valid PK11 0,770 0,254 Valid PK12 0,707 0,254 Valid PK13 0,893 0,254 Valid PK14 0,664 0,254 Valid Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Y) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan seluruh instrumen sebanyak 14 butir pertanyaan dikatakan valid. d. Uji Reliabilitas Melalui perhitungan dengan bantuan program SPSS 22 diperoleh nilai Koefisien Reliabilitas keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan dibandingkan pada Alpha Cronbach Menurut Ghozali,( 2009), dapat dilihat pada tabel 5. TABEL 5. KOEFISIEN RELIABILITAS b. Variabel Kesehatan Kerja (X2) Koefisien Crounbach Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk No Variabel Reliabilitas Alpha variabel Kesehatan Kerja dapat dilihat pada Tabel 3. (Alpha) Nilai 1. Keselamatan 0,915 0,60 TABEL 3. Kerja (X1) Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen 2. Kesehatan 0,883 0,60 Penelitian Variabel Kesehatan Kerja (X2) Kerja (X2) Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan 3. Produktivitas 0,966 0,60 KK1 0,515 0,254 Valid Kerja KK2 0,704 0,254 Valid Karyawan KK3 0,708 0,254 Valid (Y) KK4 0,691 0,254 Valid Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Keterangan Realible Realible Realible JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 Hasil Koefisien Reliabilitas (Alpha) yang tertera pada Tabel 5 dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan andal, artinya suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau mengukur objek yang telah ditetapkan karena instrumen tersebut sudah tergolong baik dimana koefisien reliabilitas alpha > dari alpha correctit alpha item correlation atau suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Sugiyono, 2007). 26 TABEL 6 CORRELATIONS 2. Analisis Korelasi Berdasarkan dalam kehidupan ini tidak ada suatu benda atau suatu hal yang benar-benar independen atau bebas, kecuali sang Pencipta ALLAH SWT. Semua saling berhubungn dan saling membutuhkan seperti halnya manusia walau ada yang langsung maupun tidak langsung. Dalam statistika hal itu dapat dilambangkan dalam analisis korelasi. Dengan analisis ini kita dapat menghitung, mengetahui seberapa besar kekuatan hubungan antara variabel pelaksanaan keselamatan (X1), variabel kesehatan (X2) dan produktivitas kerja karyawan (Y), dapat disajikan dibawah ini: Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diusulkan adalah: 1. H0: Pelaksanaan keselamatan kerja (X1) tidak ada hubungan secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawam (Y). Ha: Pelaksanaan keselamatan kerja (X1) berhubungan secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (Y). 2. H0: Pelaksanaan kesehatan kerja (X2) tidak ada hubungan secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (Y). Ha: Pelaksanaan kesehatan kerja (X2) berhubungan secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (Y). Untuk menguji hipotesis ini menggunakan pedoman: 1. Jika r-hitung > r-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig (2tailed) < level of significant ( α ) 1% maka H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Jika r-hitung < r-tabel, atau nilai p-value pada kolam Sig (2tailed) < level of significant ( α ) 1% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis korelasi (Correlations) dari table 6 analisis korelasi analisis korelasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Sumber: Data diolah peneliti dengan SPSS Berdasarkan hasil tabel dan gambar diatas dapat dilihat hasil analisis r-hitung akan dibandingkan dengan r-tabel dari nilai kritis dk=n-2 untuk r Pearson Product Moment pada α (0,005) dengan derajat bebas pada penyambut 58 pada α (0,005) Probabilitas 0,01 sebesar 0,254. Hasil faktor analisis adalah: 1. Hubungan antara variabel pelaksanaan keselamatan kerja (X1) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) adalah (rhitung 0,615** > r-tabel 0,254) yang berarti korelasi keeratannya kuat pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang divisi operasional. 2. Hubungan antara variabel pelaksanaan kesehatan kerja (X2) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) adalah (rhitung 0,728** > r-tabel 0,254) yang berarti korelasi keeratannya sangat kuat pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang divisi operasional. 3. Jumlah sampel dari masing- masing variabel sebanyak 60 responden pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang. Baik variabel keselamatan kerja (X1), variabel kesehatan kerja (X2) dan variabel produktivitas kerja karyawan (Y). 4. Nilai Sig (2-tailed) dari masing- masing variabel r-hitung akan dibandingkan dengan r Pearson Product Moment Sig r-tabel Probabilitas α 1% adalah: a. Variabel keselamatan kerja (X1) adalah (Nilai Sig rhitung 0,000 < Nilai Sig r-tabel Probabilitas α 1%). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan, berarti korelasi keeratannya sangat kuat sekali dengan produktivitas kerja karyawan (Y) pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpiang divisi operasioanl, Ha diterima. www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 b. Variabel kesehatan kerja (X2) adalah, (Nilai Sig r-hitung 0,000 < Nilai Sig r-tabel Probabilitas α 1%. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang kuat sekali dengan produktivitas kerja karyawan (Y) pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang divisi operasional, Ha diterima. e) Perusahaan harus juga lebih memperhatikan kesejahteraan serta memberikan asuransi atau kartu kesehatan kepada setiap pegawai agar mereka dapat bekerja lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA 1] Berdasarkan hasil perbandingan analisis korelasi pada tabel diatas varibel keselamatan kerja (X1) telah teruji bahwa ada hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja karyawan (Y) pada PT. Sari Husada Cabang Pangkalpinang divisi operasional. Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel diatas analisis korelasi variabel kesehatan kerja (X2) telah teruji bahwa ada hubungan yang sangat signifikan dengan produktivitas kerja karyawan (Y) pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang divisi operasional. 27 2] 4] 5] 6] V. PENUTUP 7] 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Hubungan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Divisi Operasional PT. Sari Husada Cabang Pangkalpiang, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Hubungan antara variabel pelaksanaan keselamatan kerja (X1) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) adalah (rhitung 0,615** > r-tabel 0,254) yang berarti korelasi keeratannya kuat pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang divisi operasional. b) Hubungan antara variabel pelaksanaan kesehatan kerja (X2) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) adalah (rhitung 0,728** > r-tabel 0,254) yang berarti korelasi keeratannya sangat kuat pada PT. Sari Husada cabang Pangkalpinang divisi operasional. 8] 2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif dari variabel keselamatan dan kesehatan kerja terhadap variabel produktivitas kerja, maka penulis memberikan saran-saran yang dapat dijadikan rujukan dan bahan pertimbangan agar kedepannya dapat lebih baik lagi, berikut ini adalah saransaran yang diberikan penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan: a) Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja harus tetap dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, keselamatan dan kesehatan kerja memiliki hubungan yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. b) Pihak manajemen agar selalu memperhatikan keamanan dan lingkungan kantor agar keselamatan dan kesehatan kerja karyawan lebih terjamin. c) Kesadaran karyawan akan keselamatan, kesehatan kerja dari lingkungan tempat kerja maupun lingkungan disekitar kantor yang aman dan bersih harus selalu diperhatikan dan dijaga komitmen perusahaan yang sudah ada. d) Selain dalam meningkatkan komitmennya, perusahaan juga harus lebih aktif mengsosialisasikan pentingnya berkerja dilingkungan yang aman dan bersih. 14] 9] 10] 11] 12] 13] 15] 16] 17] 18] 19] 20] 21] 22] 23] Arikunto, Suharsimi. “Manajemen Penelitian”. Cetakan Ketujuh, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, Tahun 2005. Burgin, Burhan. “Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya”. Prenada Media Group, Jakarta, Tahun 2008. Chr. Jimmy L. Gaol. ”Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia.” Jakarta, 2014. Creswell, John W. “Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed”. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Tahun 2010. Dessler, G. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997 Gempur Santoso, Drs, M. Kes. “Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.2004. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Diponegoro, Semarang, Tahun 2009. http://www.ptsi.co.id , diunduh tanggal 11 Maret 2015, pkl. 13.00 Wib. Jacson, Randall S Schuler dan Steve Werner, “Pengelolaan Sumber Daya Manusia”. Edisi Kesepuluh. Salmemba Empat, Jakarta, Tahun 2011. Mangkunegara, Prabu. “Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan”. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Tahun 2001 Mendikbud RI. “Peranan Departemen P&K Dalam Upaya Memasyarakatkan dan Membudayakan K3”. Majalah K3, 1995. Mondy, R Wayne. “Strategic Human Resouerse Managemen”. Pearson Educated Limited. Tahun 2008 Nawawi, Hadari. “Meningkatkan Mutu Pembelajaran Disekolah”. Semarang, Tahun 2001. Ramli, Soehatman. “Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001”. Dian Rakyat, Jakarta Tahun 2010. Ridley, John. “Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi Ketiga”. Erlangga, Jakarta Tahun 2008. Rivai, V. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk “Perusahaan dari Teori ke Praktik”. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun 2008. Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2 Edisi 4”. Jakarta: Salemba Empat, Tahun 2006 Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis Buku 1 Edisi 4”. Jakarta: Salemba Empat, Tahun 2007 Sigit, Suhardi. “Marketing Pratis”. Armuritta”. Yogyakarta Tahun 2012 Simamora, Henry. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Edisi Pertama. STIE YKPN, Yogyakarta Tahun 1995. Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Alfabeta, Bandung Tahun 2010. Suma’mur, P.K. Hygiene “Perusahaan dan Kesehatan Kerja”. PT. Gunung Agung, Jakarta, Tahun 1984. Suma’mur. “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”. Jakarta : CV. Haji Mas agung. Tahun 1993. www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 3, Nomor 2, November 2015 ISSN 2354-5682 24] Umar, Husein. “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua”. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun 2011. Tambahan Buku Jurnal Ilmiah: 25] Arlin Riantiwi. “Hubungan Pelaksanaan Program K3 Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Divisi Operasioanal PT. Surveyor Indonesia”. Tahun 2012 26] Atika Puspita Sari. “Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas kerja Karyawan Engineering BP Tangguh”. Teluk Bintuti, Papua. Tahun 2012. 27] Gravel Sylvie, Jacques & Gabrielle Legendre. “Strategies To Develop And Maintain Occupation Health And Safety Measures In Small Businesses Employing Immigrant Workers In Metropolitan”. Journal International Of Workplace Health Management Vol. 4 No 2, 28] Hameed, A. & Amjad, S. “Impact Of Office Design On Emplyees”. Journal Of Public Affairs, Administration Organizations Of Abbottabad, Administration and Management Vol.3 Issue 1 29] Nor Azimah Chew Abdulah, Jeffery T. Spickett, Krassi B. Rumchev and Satvinder S. dhaliwalb “Assesing Employees Perception On Health and Safety Management In Public Hospitals”. Tahun 2009. 30] Trisna Lestari (2007). “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan”. (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor) .www.Lontar.ui.ac.id diunduh, tanggal 11 Maret 2015, Pukul. 13.00 Wib. www.stie-ibek.ac.id © 2015, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK 28