BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan Public Relations (PR). Hal ini dikarenakan bagi Public Relations dalam melaksanakan fungsi dan kegiatannya, berpusat pada komunikasi, ini berarti bahwa tidak ada aktivitas tanpa adanya komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung, verbal maupun nonverbal dengan bentuk apapun. Pada awalnya, komunikasi dikonsepsikan sebagai proses pengoperan lambang bermakna dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi juga diartikan sebagai proses pengalihan pesan dari seseorang komunikator kepada komunikan. Lambang komunikasi itu sendiri biasa berbentuk bahasa baik lisan maupun tulisan, tanda ( sign ), gambar-gambar, isyarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek atau hasil yang telah direncanakan oleh komunikator. 17 18 Dengan lambang-lambang tersebut, komunikan termotivasikan untuk melakukan sesuatu dengan senang hati apa yang dimaksud oleh komunikator.9 Menurut Carl I Hovlan yang dikutip Wiryanto memberikan definisi komunikasi yaitu proses dimana seseorang ( komunikator ) mengirim rangsangan ( biasanya berupa lambang ) dengan maksud untuk mengubah sikap individu-individu yang lain ( komunikan ).10 Komunikasi adalah proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyibunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain.11 Sedangkan menurut Bernard Bereson dan Gary A. Stainer dalam bukunya, “Human Behavior” mendefinisikan sebagai berikut : Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar-gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Definisi lain yang diberikan oleh Gary Cronkhite, melalui empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami tentang komunikasi yaitu : a. 9 Komunikasi merupakan suatu proses Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT. RajaGrafindo Persada, 2002, hal 59 10 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, PT. Grasindo, Jakarta, 2000, hal.31 11 YS. Gunandi, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta, PT. Grasindo, 1998,Hal.69 19 b. Komunikasi adalah pertukaran pikiran c. Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multi dimensi, yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator ( source ), pesan ( message ) yang akan disampaikan, media ( channel ) yang akan dipergunakan, komunikan ( audience ) yang menjadi sasarannya, dampak ( effect ) yang akan ditimbulkannya. d. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan- tujuan tertentu atau maksud ganda.12 Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa setiap proses komunikasi berlangsung memiliki tujuan-tujuan yang akan tercapai. Arti dan tujuan terhadap komunikasi dikemukakan oleh R. Wayne Burnet dan Berent D. Peterson yang menyatakan bahwa tujuan sentral dari komunikasi meliputi : a. To secure understanding ( memastikan pemahaman ). b. To establish acceptance ( membina penerimaan ) c. To motivate action ( motivasi kegiatan ) d. To goals which communicator sought to active ( cara mencapai tujuan dalam berkomunikasi ). Sedangkan menurut Benard Bereson dan Gery A. Stainer dalam bukunya. “Human Behavior” mendefinisikan sebagai berikut: 12 Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 99 20 “Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambing-lambang atau kata-kata, gambar, dan lain-lain.” Komunikasi selalu mengandung unsure pengiriman dan unsure pesan yang bertujuan mengadakan persamaan dalam mengartikan pesan. Komunikasi yang berarti proses penyampaian atau pengoperan lambinglambang yang memiliki arti adalah komunikasi yang ditujukan untuk komunikan dengan maksud mencapai kebersamaan dan diharapkan memperoleh umpan balik. Menurut Shachter : “komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan”, definisi ini menempatkan komunikasi sebagai unsure yang dirumuskan sebagai aktifitas berkelanjutan untuk menjamin perusahaan citra yang kuat dimata public. Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan Public Relations ( PR ). Hal ini dikarenakan bagi Public Relations ( PR ) dalam melaksanakan fungsi dan kegiatannya, berpusat pada komunikasi. Ini berarti bahwa tidak ada aktivitas tanpa ada komunikasi secara langsung maupun tidak langsung, verbal maupun nonverbal dengan bentuk apa pun. Melihat uraian-uraian, maka dapat dilihat prinsip dalam proses komunikasi adalah berupaya bagaimana caranya suatu pesan yang disampaikan dapat menimbulkan pengaruh atau efek dengan adanya 21 perubahan opini, pandangan, persepsi, ide serta perubahan sikap dan tingkah laku tertentu pada komunikan. Menurut Carl I.Hovlan yang dikutip Wiryanto memberikan definisi komunikasi yaitu proses dimana seseorang (komunikator) mengirim rangsangan (biasanya berupa lambing) dengan maksud untuk mengubah sikap individu-individu yang lain (komunikan). Komunikasi adalah proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-bunyi dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain.13 Dari sisi definisi tersebut menunjukan bahwa setiap proses komunikasi berlangsung memiliki tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapai. Arti dan tujuan terhadap komunikasi dikemukakan oleh R. Wayne Burnet dan Burnet D. Peterson yang menyatakan bahwa tujuan sentral dari komunikasi meliputi : a. To source undwestanding (memastikan pemahaman) b. To established acceptance (menimba penerimaan) c. To goals which the communicator sought to active (cara mencapai tujuan dalam berkomunikasi). Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pelaku komunikasi (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Misalnya, seorang penjual yang menawarkan produk 13 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : Rosada, 2005 22 kepada calon pembeli, komunikasi telah dianggap efektif bila akhirnya calon pembeli berminat dengan produk yang ditawarkan sesuai dengan yang diharapkan penjual itu dan tuan rumah merasa puas dengan barang yang dibelinya. Komunikasi tidak hanya dipahami sebagai kegiatan yang hanya menggunakan bunyi ucapan, lisan atau media tertulis semata yang sering disebut sebagai sifat verbal. Komunikasi juga memiliki sifat nonverbal yakni penggunaan lambang, syarat (Gestrual Communication atau Picotral Comunication). Kata komunikasi atau Communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata lain Communis yang berarti sama. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Definisi komunikasi menurut Carl I Hovland adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).14 Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing ingat bahwa sejarah komunikasi, dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu15. Seperti definisi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan dengan berbagai cara. Prinsip-prinsip komunikasi tersebut pada dasarnya merupakan 14 15 Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi suatu Pengantar, Bandung : Rosda,2005, Hal 62. Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo,2003, Hal 5 23 penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi. Prinsipprinsip komunikasi yaitu : 1. Komunikasi adalah proses simbolik 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi 3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan 4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi 7. Komunikasi bersifat sistematik 8. Semakin mirip latar belakang social budaya semakin efektiflah komunikasi. Tujuan komunikasi dinyatakan dalam istilah yang sepenuhnya kualitatif seperti : a. Kesadaran (awareness) Untuk menjamin lingkungan organisasi mengetahui akan keberadaan unit tersebut. b. Tindakan (action) Hal yang dilakukan setelah proses komunikasi berlangsung. c. Kesinambungan (continuation) Komunikasi akan terjadi terusmenerus selama hasil yang diinginkan tercapai. 24 d. Kemendukungan (supporiveness) Dukungan dari lingkungan mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dari tujuan berikut ada beberapa kriteria tujuan komunikasi agar komunikasi menjadi efektif, yaitu: Suatu tujuan komunikasi hendaklah : 1. Mengidentifikasi khalayak yang akan dicapai 2. Mengidentifikasi jenis dan besarnya perubahan yang diharapkan pada pihak khalayak. 3. Mengidentifikasi jenis pengukuran yang akan digunakan 4. Mengidentifikasi batas waktu pencapaian tujuan Jika hubungan masyarakat memang terjemahan dari Public Relation, maka ciri-ciri hakiki Public Relation harus ada pada hubungan masyarakat dan dilaksanakan oleh kepala Humas beserta staffnya. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi yang dilancarkan berlangsung dua arah secara timbal balik. 2. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan persuasi dan pengkajian umum 3. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi tempat Humas menginduk. 25 4. Sasaran yang ditujua adalah khalayak didalam organisasi dan khalayak diluar organisasi 5. Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan khalayak. 2.2 Public Relations Public Relations merupakan sebagai proses komunikasi maupun sebagai kegiatan yang dijalankan organisasi. Sebagai proses komunikasi, Public Relations merupakan kegiatan yang terorganisasi dan bertujuan sehingga dibedakan dengan kegiatan organisasi yang dilakukan begitu saja dan tidak memiliki tujuan yang jelas. Sedangkan sebagai kegiatan, Public Relatios bertujuan membantu public memahami organisasi dan produk organisasi tersebut. Jadi berdasarkan definisi-definisi diatas, didalam Public Relation terdapat suatu usaha yang untuk mewujudkan hubungan yang harmonis anatara suatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini public yang menguntungkan bagi keselamatan hidup badan itu. Salah satu aktivitas Public Relations, seperti yang dikemukakan oleh SK Bonar adalah untuk membina dan memperoleh suatu kepercayaan,pengertian serta penghargaan dari suatu lembaga atau instansi dan khususnya mesyarakat yang menjadi Public sasaran.16 16 SK Bonar, Hubungan Masyarakat Modern, Jakarta , Soeroengan, 1973, hal. 25 26 Menurut Marston yang dikutip dalam Effendy dalam buku Human Relations and Public Relations, Public Relations diartikan : “ Sebagai fungsi menajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan tata cara sebuah organisasi demi kepentingan publik dan melaksanakan program kegiatan dan komunikasi untuk meraih pengertian umum dan publik.” Dalam hal ini PR harus dapat menilai sikap karyawan terhadap kebijakan perubahan yang dipilih oleh manajemen dengan ketepatan informasi yang disampaikan ketepatan waktu dan ketepatan sasaran khalayak. Suatu kebijakan dalam organisasi dapat mengakibatkan damapak pada bagian yang lainnya. Dalam hal ini seorang praktisi PR harus mengumpulkan fakta yang sebanyak-banyaknya, terutama yang menyangkut opini dan sikap karyawan terhadap kebijakan yang diputuskan oleh perusahaan. Menurut Profesional Humas atau Public Relations, Carter McNamara ( 2002:1 ) mendefinisikan PR bedasarkan tujuan kegiatan PR yang dirumuskannya sebagai aktivitas berkelanjutan untuk menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat di mata publik.17 Public Relations merupakan sebagai proses komunikasi maupun sebagai kegiatan yang dijalankan organisasi. Sebagai proses komunikasi, Public Relations merupakan kegiatan yang terorganisasi dan bertujuan sehingga biasa dibedakan dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan 17 Yosal Iriantara, Community Relations (Konsep dan Aplikasinya), Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Oktober 2004, hal.5 27 begitu saja dan tidak memiliki tujuan yang jelas. Sedangkan sebagai kegiatan, Public Relations bertujuan membantu publik memahami organisasi dan produk organisasi tersebut.18 Jadi berdasarkan definisi-definisi diatas, didalam Public Relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesuatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi hidup badan itu. 2.3 Peranan Public Relations Aktivitas Public Relations sangat erta kaitannya dengan peranan Public Relations, dimana semua kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam PR tidak lepas dari peranan Public Relations itu sendiri. Perkembangan Profesionalisme Public Relations juga berkaitan dengan pengembangan peranan Humas, baik secara praktisi maupun professional dalam suatu organisasi. Menurut Scott M. Cutlip (2003) , peran praktisi Humas merupakan salah satu kunci penting untuk memahami fungsi Humas dan komunikasi organisasi. Sehingga bila dijelaskan lebih jauh terdapat empat peran Humas, meliputi sebagai berikut : 19 18 19 Ibid, hal. 6 Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 15-17 28 a. Mendefinisikan Problem Public Relations Mendefinisikan problem (atau peluang). Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh, tindakn dan kebijaksanaan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi inteleligen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan problem dengan menentukan “ Apa yang sedang terjadi saat ini?” b. Perencanaan dan Pemrograman Perencanaan dan pemrograman,informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program public, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi taktik, dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan “berdasarkan apa kita tahu tentang situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita ubah, dan apa yang harus kita katakana?” c. Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi Mengambil tindakan dan berkomunikasi. Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapa tujuan spesifik untuk masing-masing public dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “siapa 29 yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, di mana, dan bagaimana caranya?” d. Evaluasi Program Mengevaluasi program. Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Penyesuaian akan dilakukan sembari program implementasikan, dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan “bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah yang telah kita lakukan?”20 2.4 Enam konsep perencanaan Public Relations Perencanan Public Relations enam langkah yang sudah diterima secara luas oleh praktisi humas profesional itu adalah sebagai berikut : 1. Pengenalan situasi. 2. Penetapan tujuan. 3. Definisi khalayak. 4. Pemilihan media dan teknik-teknik Public Relations. 5. Perencanaan anggaran. 6. Pengukuran hasil. Pengenalan situasi, mencakup perencanaan logis sebagai kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yanag ada. Sebelum merumuskan suatu program Public 20 Jefkins Frank, Effective public relation, Jakarta, kencana prenada group, edisi 9 (2003) hal. 320 30 Relations, kita harus mengetahui secara pasti seperti apa citra organisasi di mata khalayaknya. Selanjutnya proses transfer humas seperti situasi Public Relations yang klasik diilustrasikan bahwa kita bisa melihat hal-hal apa saja yang harus dihadapi oleh para praktisi Public Relations. Pada situasi tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah mengubah 4 sikap negative menjadi 4 sikap positif. Melalui pengubahan tersebut diharapkan pada akhirnya akan dicapai sutau pengetahuan yang akan menumbuhkan pemahaman timbal balik antara organisasi yang bersangkut dengan segenap khalayaknya. Setiap praktisi Public Relations berkewajiban menjadikan khalayak organisasinya memahami produk atau kehadiran organisasi secara keseluruhan. Kompromi yang diperlukan, dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer humas dari sikap negative menjadi positif, maka setiap praktisi Public Relations harus selalu realistis, dan jangan sampai terjebak dalam sikap optimisme yang berlebihan. Penyelidikan situasi, guna memahami situasi yang ada, kita perlu mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan. Pengumpulan pendapat, salah satu yang paling sering digunakan oleh para prktisi humas adalah pengumpulan pendapat atau studi sikap (attitude study) di mana seorang pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. 31 Pemecahan masalah, setelah mampu mengenali situasi dengan baik, maka kita juga akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. Terakhir, metode-metode pengenalan situasi seperti survey yang khusus diadakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap-sikap masyarakat,atau citra organisasi di mata khalayaknya. Pemantauan beritaberita di media messa, baik media cetak maupun media elektronik. Tinjauan terhadap angka dan grafik penjualan serta menelaah berbagai indikasi yang terkandung di dalam laporan-laporan tahunan, dan masih banyak lagi yang menyangkut metode-metode pengenalan situasi. Definisi Tujuan, dari serangkaian pembahasan mendalam yang dilakukan dengan sejumlah pemimpin organisasi terkemuka, ruang lingkup tujuan Public Relations itu sendiri ternyata sedemikian luas. Namun sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, maka kita garus selalu membuat skala prioritas. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan skala prioritas, mengingat jenis dan karakter organisasi itu bermacam-macam maka tentu saja tujuannya pun sangat tujuannya pun sangat bervariasi dan tidak terbatas pada daftar. Satu hal yang harus disadari setiap tujuan dari berbagai macam organisasi, baik itu yang komersial maupun nonkomersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. 32 Khalayak, pada bagian ini hanya akan membicarakan betapa pentingnya suatu organisasi mengenali dan membatasi khalayaknya. Sebesar apapun organisasi ia tidak mungkin menjangkau semua orang. Harus menentukan sebagian diantaranya yang sekiranya paling sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Media dan teknik-teknik PR, media dan teknik Public Relations sangat bervariasi, satu contoh yang paling pennting bagi para jurnalis untuk media. Variasi media Public Relations, setelah mengetahui situasi secara jelas dapat segera mempelajari daftar pilihan media humas beserta berbagai tujuan dan jenis khalayak yang hendak dituju sebagai kandasan pemilihan media. Media dan anggaran, para perencanaan media Public Relations juga harus memperhitungkan media mana yang harus digunakan untuk menjangkau khalayak yang telah dipilih, tentunya sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada. Pengukuran hasil, apabila anggaran dapat dipandang sebagai factor kelima dari model perencanaan Public Relations maka pengukuran hasil merupakan factor yang keenam. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengenali situasi seringkali juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan-kegiatan humas 33 yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap (attitude test) merupakan dua metode yang paling lazim dipergunakan. 21 2.5 Tugas dan Fungsi Public Relations Secara rinci dijelaskan oleh Frank Jefkins, mengenai tugas dan kewajiban utama seorang manajer Public Relations, salah satunya adalah menyediakan berbagai informasi kepada khalayak, perihal kebijakan organisasi, kegiatan produk/jasa, dan kegiatan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau khalayak.22 Adapun ruang lingkup Public Relations dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas : 1. Membina hubungan kedalam (Public Internal) Yang dimaksud Public Internal adalah public yang menjadi dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang Public Relations harus mampu mengidentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambar negative didalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan organisasi. 2. Yang Membina Hubungan Keluar (Publik eksternal) dimaksud Publik Eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.23 Masyarakat adalah suatu 21 Frank Jefkins, Public Relations, Edisi empat, Penerbitan Erlangga, 2006 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga, (1995) hal. 28 23 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2003, hal. 23 22 34 kelompok orang yang tergantung pada tipe organisasi yang berbeda-beda dimana tempat masyarakat itu berada.24 Dalam konsepnya, Public Relations ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator, mediator, maupun organisatir menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis, (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 1992) adalah : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public internal dan public eksternal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini public kepada organisasi. 4. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentinga umum. 5. Operasionalisasi dan organisasi Public Relation adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.25 24 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga, (1995) hal. 40 Rosadi Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, (2002) hal. 10 25 35 Sementara itu tugas Public Relations dapat disimpulkan menjadi sepuluh kategori, yaitu : 1. Menulis dan mengedit yaitu menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newslatter untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan wbsite dan pesan media online lainnya, laporan tahunan dan shareholder, pidato, brosur, film dan script slideshow, artikel publikasi perdagangan, iklan institusional dan materi pendukung teknis lainnya. 2. Hubungan media dan penempatan media yaitu mengkontak media Koran, majalah, suplemen mingguan, penulis freelance dan publikasi perdagangan agar mereka mempublikasikan atau menyiarkan berita dan feature tentang organisasi yang ditulis oleh organisasi itu sendiri atau oleh orang lain. Memproses permintaan informasi oleh media, memverifikasi berita dan membuka akses ke sumber berita otoratif. 3. Riset yaitu mengumpulkan ninformasi tentang opini public, trend, isu yang sedang muncul, iklim politik dan peraturan perundangan, liputan media opini kelompok kepentingan dan pandangan lain berkenan dengan stakeholder organisasi. Mencari informasi di internet dan data pemerintah elektronik. Mendesain riset program, melakukan survey dan menyewa perusahaan riset. 4. Manajemen dan administrasi yaitu programan dan perencanaan dengan bekerjasama dengan manajer lain, menentukan kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan public, setting dan 36 tujuan, serta mengembangkan strategi dan taktik. Menata personil. Anggaran dan jadwal program. 5. Konseling yaitu memberikan saran kepada meanajemen dalam masalah social, politik, dan peraturan, berkonsultasi dengan manajemen mengenai cara menghindari atau merespons krisis serta bekerjasama pembuat keputusan kunci untuk menyusun strategi untuk mengelola atau merespons isu yang sensitive dan kritis. 6. Acara special yaitu mengatur dan mengelola konferensi pers, perlombaan, konvensi, open house, pemotong pita dan grand opening, perayaan ulang tahun, acara pengumpulan dana, mengunjungi tokoh terkemuka, mengadakan kontes, program penghargaan dan kegiatan khusus lainnya. 7. Produksi yaitu membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak dan computer desktop publishing, perekam audio dan video dan editing serta menyiapkan presentasi audiovisual. 8. Training yaitu mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi media dan tampil dihadapan public. Memeberi petunjuk kepada orang lain didalam organisai untuk meningkatkan keahlian menulis dan berkomunikasi. Membantu memperkenalkan perubahan dalam kultur, struktur dalam proses organisasional. 37 9. Pidato yaitu tampil didepan kelompok, melatih orang untuk memberikan kata sambutan dan mengelola biro juru bicara untuk menjelaskan platform organisasi didepan audience penting. 10. Kontak yaitu bertugas sebagai penghubung (liaison) dengan media, komunitas dan kelompok internal dan eksternal lainnya. Sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder penting dengan bertugas untuk mendengarkan pandangan, menegosiasikan, mengelola konflik dan menjalin kesepakatan. Sebagai tuan rumah dengan melakukan pertemuan dan jamuan untuk tamu dan pengunjung.26 2.6 Aktivitas Public Relations Aktivitas Public Relations secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu hubungan kedalam maupun keluar. Untuk itu, mutlak diperlukan aktivitas komunikasi. Aktifitas Internal Relations adalah aktifitas ditinjau untuk public internal yang terkait langsung dengan perusahaan seperti karyawan, pemegang saham, dan eksekutif puncak. Bentuk-bentuk aktifitas internal Public Relations adalah : 1. Hubungan dengan public karyawan (Employee Relations) 2. Hubungan Manusiawi (Human Relations) 3. Hubungan dengan public buruh (Labour Relations) 4. Hubungan dengan public pemegang saham (Stakeholder Relations). 26 Jalalludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005) 38 Sedangkan Eksternal Relations adalah kegiatan yang dilakukan PR kepada public eksternal yakni masyarakat diluar perusahaan ata stakeholder eksternal yang memerlukan informasi atau penerangan dari perusahaan aktifitas publisitas yang dilakukan : a. Hubungan dengan pers (Press Relations) b. Hubungan dengan pihak pemerintah (Government Relations) c. Hubungan dengan public pelanggan (Customer Relations) d. Hubungan dengan masyarakat (Community Relations) e. Hubungan dengan pihak pengedar (Supplier Relations) f. Hubungan dengan pihak pendidikan (Educational Relations).27 Menurut Scott M. Cuplit dan Allan Center, mencakup sebagai berikut : 1. Relasi dengan pihak-pihak yang menjadi public atau konsituen organisasi. 2. Cara dan sarana yang digunakan untuk mencapai relasi yang favourable. 3. Kualitas atau status relasi tersebut.28 Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah : 1. Membangun identitas dan citra perusahaan (Holding Corporate Identy and Image) 27 28 Danan Djaja, Peranan Humas dalam Perusahaan, Alumni, Bandung, 1985, hal. 26-28 Yosal Iriantara, op.cit, hal. 6 39 a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif. b. Mendukung kegiatan komunikasi timbale balik dua arah dengan berbagai pihak. 2. Menghadapi krisis (Facing Of Crisis) Menangani keluhan (complant) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. 3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion Public Cause) a. Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public. b. Mendukung kegiatan kampanye sosial anti rokok, serta menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya.29 Definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbeda akan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi humas yang diambil dari The British Institute Of Public Relation adalah : a. Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya. b. Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya. 29 Rosady Ruslan, Manajemen Humas Masyarakat dan Manajemen Komunikasi, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,(1999)hal.23 40 Adapun definisi humas yang lebih singkat dan dinamakan The Statement Of Mexico yang berbunyi : “Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan social yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum”. Menurut Edward L. Bernay dalam bukunya Public Relations (1952, University Of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama humas yaitu : 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan suatu badan atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.30 Secara implicit terdapat 3 fungsi praktek hubungan masyarakat : 1. Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan organisasi 2. Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umum yang timbul. 3. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum. 30 Frank Jefkins, “Public Relations”, edisi kelima, Erlangga,2003. 41 Public Relations senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak. Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian anatara suatu organisasi dengan segenap khalayak.31 2.7 Corporate Social Responsibility ( CSR ) Sebenarnya banyak istilah yang digunakan secara bergantian untuk Corporate Social Responsibility ( CSR ) atau tanggung jawab sosial perusahaan ini. Ada yang menyebutnya tanggung jawab korporat, ada pula kewarganegaraan korporat ( corporate citizenship ), ada juga yang menamakannya corporate-community relationship, atau ada juga yang menyebutnya organisasi berkelanjutan. 2.7.1 Definisi Corporate Social Responsibility ( CSR ) Menurut Daughtery ( 2003 ), tanggung jawab sosial merupakan perkembangan proses untuk mengevaluasi stakeholders dan tuntutan lingkungan serta implementasi program-program untuk menangani isu-isu. 31 Onong Uchjana Effendy,”Hubungan Masyarakat suatu Studi Komunikologis”, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006. 42 Adapun tanggung jawab sosial tersebut diartikan sebagai : “Hak perusahaan secara yuridis memberikan sebagian dananya sebagai hadiah kepada lembaga pendidikan dan demi kesejahteraan sosial dan cara manajemen mempertimbangkan hal tersebut merupakan hal lain yang benar-benar penting”32 Di sini ditekankan pada adanya kesadaran sosial, masalah sosial dan ketertiban masyarakat, dimana kemakmuran tak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat, dan bahwa bisnis berkembang bersamaan dengan kesejahteraan masyarakat dan sikap masyarakat yang juga berkembang. Sementara, menurut Edward Bernays: “Social Responsibility meants producing sound product or reliable services that don’t threaten the environment, and its means contributing positively ti the social, political and economis health of society. It means restoring and protecting anything your organizational might damage or threaten during normal business operations”.33 Munculnya permasalahan bisnis yang semakin kompleks seperti inovasi tekhnologi, kompetisi global, regulasi di level nasional dan internasional, ekspansi perusahaan, perampingan, isu lingkungan, perlakuan terhadap perlakuan karyawan, dealing dengan masyarakat setempat, publik umum, konsumen dan 32 Yosal Iriantara, Community Relations (Konsep dan Aplikasinya), Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Oktober 2004, Hal : 89 33 Arthur W. Page and Edward Bernays, This is PR : The Realities of Public Relations 8 ed, Publicher Holly J. Allen Wadsworth,2004 43 pemerintah serta persamaan kesempatan, menunjukkan bahwa bisnis semakin sensitif terhadap pengaruh sosial, etika dan lingkungan dimanapun bisnis itu beroperasi. Dengan banyak permasalahan bisnis yang dialami perusahaan secara umum, agenda Corporate Social Responsibility ( CSR ) yang digunakan oleh masing-masing perusahaan dalam menangani permasalahan bisnis juga sangat beragam, hal ini merupakan cermin dari struktur manajemen perusahaan dan strategi komersialnya. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility ( CSR ) boleh dikatakan sebagai konsep yang telah lama dikenal dalam sejarah, ada bukti-bukti tentang kepedulian kalangan bisnis terhadap masyarakat selama berabadabad. Namun memang baru dalam abad ke-20 terutama 50 tahun terakhir Corporate Social Responsibility ( CSR ) dikupas dalam tulisan-tulisan para ilmuwan dan juga menjadi isu cukup hangat untuk diperdebatkan di kalangan bisnis. Konsep Corporate Social Responsibility ( CSR ) selalu menjadi hal yang kontroversial dalam dunia usaha. Sebagian orang mendukung Corporate Social Responsibility ( CSR ) namun dilain pihak banyak pula yang menantangnya. Pada dasarnya kontroversi tentang Corporate Social Responsibility ( CSR ) lebih karena 44 aturan, fungsi dan keuntungan sebuah perusahaan bila melaksanakan Corporate Social Responsibility ( CSR ). Sangat banyak polemik mengenai Corporate social Responsibility ( CSR ) bagi perusahaan namun semua argument ini harus dilihat dari berbagai sudut pandang, sehingga kita dapat membandingkan secara realistis keuntungan Corporate Social Responsibility ( CSR ) bagi perusahaan. Dibawah ini ada beberapa argument tentang Corporate Social Responsibility ( CSR ) dari beberapa sumber : 1. Argument yang mendukung Corporate Social Resposibility ( CSR ) Corporate Social Responsibility ( CSR ) dilakukan atas inisiatif perusahaan mengakui Corporate Social Responsibility ( CSR ) sebagai suatu yang positif bagi masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Selain pihak pemerintah, LSM atau masyarakat pada umumnya bersepakat bahwa program Corporate Social Responsibility ( CSR ) sangat positif bagi semua elemen masyarakat termasuk perusahaan itu sendiri. Argument positif tentang Corporate Social Responsibility ( CSR ), sebagai berikut : a. Menyeimbangkan potensi dan kekuatan perusahaan. b. Hubungan baik dengan pemerintah. c. Mempromosikan keuntungan jangka panjang. d. Memperbaiki citra perusahaan. e. Respon-respon atas kebutuhan dan penghargaan publik. f. Memperbaiki masalah sosial yang disebabkan oleh kegiatan 45 bisnis. g. Mencegah kesulitan sosial dari awal. h. Kegiatan moral perusahaan 2. Argument yang tidak mendukung Corporate Social Responsibility (CSR) Selain yang mendukung Corporate Social Responsibility ( CSR ) kalangan bisnis juga banyak yang menentang Corporate Social Responsibility ( CSR ). Bagi kelompok ini Corporate Social Responsibility ( CSR ) hanyalah hal biasa yang tidak perlu dilakukan. Mereka menganggap dalam bisnis yang penting adalah meraih profit tanpa memikirkan persoalan sosial yang ada di lingkungan mereka.34 Pendapat yang lebih baik dari kelompok ini tentang Corporate Social Responsibility ( CSR ) adalah, bahwa Corporate Social Responsibility ( CSR ) merupakan tindakan Public Relations biasa yang dilakukan untuk menyembunyikan keburukan perusahaan dan dapat digunakan untuk mebantu perusahaan mendapatkan profit sebesar-sebesarnya secara singkat. Adapun yang mengemukakan berbagai argumen negatif tentang Corporate Social Responsibility ( CSR ) sebagai berikut : 34 a. Penurunan efisiensi ekonomi dan profit. b. Pemborosan. Yosal Iriantara, Community Relations (Konsep dan Aplikasinya), Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Oktober 2004 46 c. Menimbulkan bias kebijakan dalam bisnis. d. Membutuhkan waktu dan sumber daya lebih untuk melakukannya. e. Menempatkan tanggung jawab kepada perusahaan daripada pribadi. 2.7.2 Bagian dari Kepedulian Corporate Social Responsibility ( CSR ) Mengacu pada Green Paper dari Komisi Masyarakat Eropa, tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility ( CSR ) memiliki dua dimensi, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal dirumuskan sebagai proses produksi yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dan Employee Relations mencakup: (a) Manajemen sumber daya manusia. (b) Kesehatan dan keselamatan kerja. (c) Beradaptasi dengan perubahan. (d) Manajemen dampak lingkungan dan sumber daya alam. Sedangkan dimensi eksternalnya mencakup : (a) Komunitas-komunitas lokal, mitra usaha, pemasok dan konsumen. 47 (b) Hak-hak asasi manusia, dan (c) Kepedulian pada lingkungan hidup global.35 Sedangkan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD /Organization of Economic Cooperation and Development), berdasarkan hasil penemuan para menteri Negara-negara anggotanya di Paris tahun 2002 menyepakati pedoman bagi perusahaan mutinasional. Dalam pedoman tersebut ada kebijakan umum yang mencakup : 1. Memberi sumbangan untuk kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. 2. Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang dijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan komitmen dan kewajiban pemerintah di Negara tempat perusahaan beroperasi. 3. Mendorong pengembangan kapasitas lokal melalui kerja sama yang erat dengan komunitas lokal, termasuk kepentingan bisnis, selain mengembangkan kegiatan perusahaan di pasar dalam dan luar negeri sejalan dengan kebutuhan praktik perdagangan. 4. Mendorong pembentukan Human Capital, khususnya melalui penciptaan kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi para karyawan. 5. Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar yang dibenarkan secara hokum yang terkait dengan soal 35 Yosal Iriantara, Community Relations (Konsep dan Aplikasinya), Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Oktober 2004, hal.51 48 lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja, perburuhan, perpajakan, intensif financial dan isu-isu lain. 6. Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip tata-pamong perusahaan yang baik ( good corporate governance ) serta mengembangkan dan menerapkan praktik tata-pamong perusahaan yang baik. 7. Mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik dan sistem manajemen yang mengatur diri sendiri secara efektif guna menumbuhkembangkan relasi saling percaya di antara perusahaan dan masyarakat tempat perusahaan beroperasi. 8. Mendorong kesadaran pekerja, dan sejalan dengan kebijakan perusahaan melalui penyebarluasan kebijakan-kebijakan tersebut pada pekerja termasuk melalui program-program pelatihan. 9. Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan diskriminasi dan indisipliner terhadap pekerja yang membuat laporan yang terpercaya pada manajemen atau pada otoritas public yang berwenang tentang praktikpraktik yang bertentangan dengan hokum, pedoman ini atau kebijakan perusahaan. 10. Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan subkontraktor, untuk menerapkan prinsip-prinsip perusahaan yang sejalan dengan pedoman ini. 49 11. Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak sepatutnya dalam kegiatan-kegiatan politik lokal.36 2.7.3 Program Corporate Social Responsibility ( CSR ) Implementasi program Corporate Social Responsibility ( CSR ) berkaitan dengan keterlibatan perusahaan dan masyarakat, untuk itu Public Relations ( PR ) bekerja bersama-sama dengan masyarakat demi tercapainya tujuan bersama. Beberapa perusahaan melakukan Corporate Social Responsibility ( CSR ) dengan berbagai cara. Ada perusahaan yang memberikan sumbangannya kepada yayasan sosial atau bagi perusahaan besar mereka membentuk yayasan sosial yang digunakan sebagai kontribusi mereka dalam program Corporate Social Responsibility ( CSR ). Pada saat sebuah perusahaan atau sektor swasta mempunyai tanggung jawab sosial maka sebetulnya dia telah menginvestasikan sumber daya perusahaannya untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang yang akan menjaga perkembangan perusahaan tersebut. Implementasi Corporate Social Responsibility ( CSR ) berkaitan dengan keterlibatan perusahaan dalam komunitasnya dan mendorong praktisi Public Relations ( PR ) untuk bias bekerja bersama-sama dengan komunitasnya demi kemaslahatan bersama. Hubungan komunitas tidak lagi dibangun dengan membagi-bagikan sekadar sumbangan atau 36 Opcit, hal. 51 50 melakukan sponsorship belaka melainkan bias bentuk keterlibatan dalam program atau kegiatan pengembangan masyarakat ( community development ). Peran Public Relations ( PR ) buka hanya menjalin hubungan dengan publik eksternal saja, melainkan juga menjalin hubungan dengan public internal organisasi. Staf Public Relations ( PR ) mesti terlibat aktif dalam transformasi pandangan dan sikap baru organisasi yang lebih menunjukkan Corporate Social Responsibility ( CSR ) sehingga manajer dan karyawan pun mengambil keputusan bisnis berdasarkan pendekatan Corporate Social Responsibility ( CSR ) itu.37 Dalam konteks Public Relations ( PR ), Corporate Social Responsibility ( CSR ) diimplementasikan dalam program dan kegiatan community relations. Bisa juga community Relations merupakan bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Wajar bila berbagai perusahaan di Indonesia kini sudah menjalankan tanggung jawab sosialnya itu dalam berbagai bentuk program dan kegiatan community relations. Ada yang memberikan beasiswa, memberikan bantuan buku, merehabilitasi lingkungan hidup, atau membantu usaha kerajinan masyarakat.38 2.7.4 Community Relations Community relations adalah kegiatan Public Relations ( PR ) yang ditujukan bagi masyarakat sekitar dengan harapan terjadinya hubungan timbal balik. Tugas Public Relations ( PR ) dalam hal ini adalah membina 37 38 Opcit, hal. 60-62 YosalIriantara, Opcit, hal. 47 51 hubungan yang harmonis antara perusahaan beserta manajer dan karyawannya dengan masyarakat di sekitar perusahaan dalam jangka panjang.39 Pengertian Community Relations adalah upaya membina hubungan yang baik dan harmonis antara perusahaan atau organisasi dengan komunitas masyarakat untuk meningkatkan kepedulian sosial dan saling pengertian. Lesly dalam Public Relations Handbook ( 1962 ), mengetengahkan pemikiran dari Wilbur J. Bill Peak mengenai Community Relations. Peak mendefinisikan Community Relations sebagai berikut : Community Relations as a public relations function, is an institution’s planned, active, and continuing participation with and within a community to maintenance and enchange its environment to benefit of both the instution and community. Hubungan dengan komunitas adalah sebagai fungsi hubungan masyarakat, merupakan partisipasi suatu lembaga yang berencana, Aktif dan sinambung dengan dan di dalam suatu komunitas umtuk memelihara dan membina lingkunga demi keuntungan kedua pihak, lembaga dan komunitas.40 Definisi dari Peak itu menunjukkan bahwa hubungan dengan komunitas berorientasi kepada kegiatan (action oriented), yakni kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi melalui Public Relations ( 39 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Grafiti, Jakarta 2000, hal. 127 40 H. Nina Syam, Media Relations dan Community Relations Humas di Perguruan Tinggi Swasta dalam Seminar “ Peranan Humas di Perguruan Tinggi Swasta” di Savoy Homann, 11 September 1993, Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pelatihan Komunikasi (LP3K), Bandung, hal. 18 52 PR )/ humasnya sebagai pelaksana kegiatan yang bersifat partisipatif. Dengan partisipasi itu maka keuntungan bukan terletak pada perusahaan atau organisasi saja. Tetapi juga pada lingkungan masyarakat. Community Relations pada dasarnya adalah kegiatan Public Relations ( PR ). Maka langkah-langkah dalam proses Public Relations ( PR ) pun mewarnai langkah-langkah dalam community relations, seperti berikut : 1. Pengumpulan Fakta ( Fact Finding ) Merupakan kegiatan mendapatkan data dan fakta ( fact finding ) di lapangan atau suatu hal yang berkaitan dari opini, sikap dan reaksi masyarakat dengan kebijaksanaan pihak perusahaan atau organisasi bersangkutan. Ada banyak sumber yang bias digunakan untuk mengumpulkan fakta mengenai persoalan social yang dihadapi komunitas organisasi. 2. Perumusan Masalah Masalah secara sederhana bias dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan pikiran secara tepat. Tentu saja tidak semua permasalahan bias diselesaikan melaluui pendekatan Community Relations organisasi. Karena itu, dalam merumuskan masalah yang akan ditangani melalui kegiatan atau program Community Relations, haruslah masalah yang diperkirakan dapat diatasi melalui kegiatan dan program tersebut. 53 3. Perencanaan dan Pemrograman Dalam membuat rencana berarti kita mengandalkan sesuatu akan terwujud atau terjadi pada kemudian hari sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, rencana merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi. Untuk bisa mewujudkan apa yang diperkirakan itu, dibuatlah suatu program. Program merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya di isi dengan berbagai kegiatan yang merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 4. Aksi dan Komunikasi ( Action and Communication ) Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesankesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk member dukungan sepenuhnya. 5. Evaluasi ( Evaluation ) Pada tahapan ini, Public Relations/humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas Public Relations yang telah dilaksanakan, serta keefektivitasan dari tekhniktekhnik 41 manajemen dan komunikasi yang telah digunakan.41 Jafkins Frank, Effective Public Relations Jakarta, Kencana prenada group, edisi 9 (2003) hal : 48