III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam proses penggunaan semua lainlain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dan Freeman, 1992). Manajemen merupakan seni dalam mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen mengacu pada lima fungsi dasar yaitu perencanaan (palaning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controling). Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos dan strategia, berarti pengetahuan dan seni mengenai sumber-sumber yang tersedia dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan (Chandradhy,1978). Berdasarkan definisi tersebut, maka strategi bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki agar bisa digunakan secara efektif dalam mencapai suatu tujuan perusahaan. Menurut Jauch dan Glueck strategi adalah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi merupakan rencana yang menyatukan, luas, dan terpadu. Rencana yang menyatukan artinya strategi menjadi alat yang menyatukan dan mengikat keseluruhan organisasi menjadi satu. Strategi bersifat luas artinya strategi meliputi seluruh aspek penting dalam organisasi. Strategi merupakan rencana yang saling berkaitan satu dengan yang lain artinya strategi bersifat terpadu. Strategi adalah rencana para manajer yang berskala besar dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan pesaing guna mencapai sasaran perusahaan ( Pearce dan Robinson, 1997). Definisi lain mengatakan bahwa strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang( David 2006). Dengan demikian strategi yang ditetapkan suatu perusahaan bersifat 32 keperluan jangka pendek, terlebih lagi untuk keperluan jangka panjang masa depan perusahaan. Porter (1997) menyebutkan strategi adalah penciptaan posisi unik dan bernilai mencakup perangkat kegiatan yang berbeda. Perusahaan yang di posisikan secara strategis melakukan kegiatan yang berbeda dengan pesaing atau melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang berbeda. Strategi bisnis dapat termasuk perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, likuidasi, divestasi, dan join venture. Strategi sangat menentukan bagaimana perkembangan dan kemajuan organisasi dalam jangka panjang. Karena itu, para penyusun strategi merupakan individu yang paling menentukan kemajuan dan masa depan suatu organisasi. Manajemen strategis merupakan suatu tindakan yang direncanakan dan dilakukan untuk menghasilkan strategi yang efektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manajemen strategis (strategic Management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi dan memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006). Menurut Dirgantoro (2004), manajemen strategis adalah suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat match dengan lingkungannya atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Proses manajemen strategis adalah jalan yang dilalui oleh para pengambil keputusan strategi untuk menentukan sasaran organisasi dan membuat kesimpulan strategis yang berkesinambungan. Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger dan Wheeleen, 2003). Fokus dalam manajemen strategi mengintergrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen strategi dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam kompetisi. Manajemen strategi menghasilkan rencana dari pilihan berbagai alternatif yang baik. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan 33 menghasilkan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa mendatang (David, 2006). Manajemen merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dan model manajemen strategi. Aplikasi manajemen strategis berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya ditetapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk. Berikut ini model komperhensif manajemen strategi menurut David (2004). Menjalankan Audit Eksternal Mengem bangkan pernyata an Visi dan Misi Menetap kan tujuaan jangka panjang Merumuskan Mengevaluasi Dan Memilih Strategi Implementasi Strategi- Isu manajemen Implementasi Strategi isu-isu pemasaran. Keuangan akutansi penelitian dan pengembangan Sistem informasi manajemen Mengukur dan mengevalua si kinerja Menjalankan Audit Internal Gambar 1. Model Komperhensif Manajemen Strategis Sumber : David (2004) Model komperhensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun dalam penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi. Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat bagi organisasinya baik secara finansial maupun non finansial. Bisnis merupakan manajemen strategis akan berdampak positif dalam peningkatan profitabilitas, penjualan, dan produktivitas. Manfaat non finansial yang bisa didapat adalah meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas 34 strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan (David, 2006). Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006) yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. 1) Perumusan Strategi Dalam perumusan strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan. Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan (Rangkuti, 2001). Tahap formulasi strategi pengambil keputusan akan menentukan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis yang harus ditinggalkan, cara mengalokasikan sumber daya organisasi, melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, dan bagaimana mencegah pengambil alihan secara paksa. Pengambil keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. 2) Implementasi Strategi Implementasi strategi yaitu tahapan dimana alternatif pilihan strategi dijalankan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi, disebut juga sebagai tahap pelaksanaan alternatif strategi pilihan. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawaan dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang dirumuskan dapat dijalankan. Implementasi strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Implementasi strategi sering dianggap sebagai tahap paling sulit dalam manajemen strategi, karena itu membutuhkan disiplin pribadi, komitmen dan pengorbanan. 35 3) Evaluasi Strategi Tahapan evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk mengetahui apakah strategi berjalan dengan baik sesuai dengan harapan atau tidak. Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan memastikan bahwa strategi telah disesuaikan agar dapat mencapai tujuan perusahaan (Jauch dan Glueck, 1998). Terdapat tiga aktifitas dasar dalam evaluasi strategi yaitu meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan kolektif. Evaluasi dibutuhkan karena faktor eksternal dan internal dalam organisasi selalu berubah sehingga selalu membutuhkan penyesuaian dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut. 3.1.2. Formulasi Strategi Tahap formulasi strategi terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) menentukam visi dan misi, (2) analisis lingkungan internal, (3) analisis lingkungan eksternal, dam (4) menetapkan alternatif strategi (David, 2004). 1) Menentukan Visi, Misi, dan Tujuan Pernyataan visi dan misi memegang peranan yang penting dalam memformulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Pernyataan visi dan misi yang jelas akan menghindarkan perusahaan dari tindakan jangka pendek yang akan membahayakan tindakan jangka panjang. Pernyataan visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Pernyataan visi sebaiknya dibuat lebih dahulu karena pernyataan visi yang jelas berdampak dalam perumusan visi yang komperhensif. Pernyataan visi seharusnya dibuat dalam kalimat singkat. Masukan dari semua manajer sangat diperlukan dalam mengembangkan pernyataan visi. Pernyataan misi merupakan hasil dari pernyataan visi yang telah dibuat. Pernyataan misi merupakan pernyataan tujuan jangka panjang yang akan membedakan organisasi dengan organisasi yang serupa. pernyataan misi menjelaskan tujuan, filosofi, kepercayaan, dan prinsip-prinsip dalam organisasi. Misi mengungkapkan apa yang ingin dicapai perusahaan. Pernyataan misi dirancang untuk memberikan tuntunan yang teguh dalam 36 pengambilan keputusan manajemen yang penting. Pernyataan visi yang baik harus menjelaskan tujuan dasar dari organisasi, pelanggan, produk dan jasa, pasar, filosofi, dan dasar teknologi. Pernyataan visi dan misi memberikan dampak yang positif bagi kinerja dalam organisasi. Pernyataan visi dan misi secara tidak langsung berdampak positif terhadap pada kinerja keuangan organisasi. Tingkat keterlibatan manajer dan karyawan dalam mengembangkan pernyataan visi dan misi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi. Tujuan merupakan hasil yang diinginkan oleh organisasi dalam menjalankan misinya. Tujuan akan membantu organisasi dalam melakukan evaluasi, menunjukan prioritas, menekankan koordinasi, dan memberi dasar untuk aktivitas perencanaan yang efektif, pengorganisasian, alat motivasi, dan pengendalian. Tujuan yang ditetapkan dalam organisasi harus disusun secara hierarkis mulai yang paling penting sampai yang kurang penting, dapat diukur, dapat dicapai, konsisten, dan menantang untuk dicapai. 2) Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses yang mengkaji faktor keunggulan strategis yang didiagnosa dan dianalisis dalam menentukan kekuatan dan kelemahan internal dengan mana mereka harus menghadapi peluang didalam ancaman dari lingkungan (Jauch dan Glueck, 1998). Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Kekuatan merupakan faktor-faktor yang merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh organisasi di pasar sasaran. Kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan organisasi dibandingkan dengan pesaingnya dalam pasar. Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar organisasi. Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, organisasi perlu juga 37 memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut (Kotler, 2005). Menjalankan analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi, evaluasi mengenai operasi dalam organisasi. Analisis lingkungan internal sangat bermanfaat bagi seluruh individu dalam organisasi karena meraka akan bekerja lebih baik saat mengetahui bahwa pekerjaan mereka mempengaruhi seluruh aspek dalam organisasi. Hasil dari analisis lingkungan internal ini sering disebut sebagai profil perusahaan. Aspek-aspek lingkungan internal dapat dilihat melaui pendekatan secara fungsional. Pendekatan fungsional dalam mengkaji aspek lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi, manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, dan sumber daya manusia. (a) Manajemen Terdapat lima aktivitas dasar dalam menjalankan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan merupakan aktivitas yang merupakan persiapan masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan perilaku sumber daya manusia dalam organisasi. Pengelolaan staf di pusatkan pada manajemen staf dan sumber daya manusia. Aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. (b) Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Menurut definisi ini, pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan melalui suatu proses pertukaran, dimana pertukaran tersebut bisa dalam bentuk uang dengan barang, barang dengan barang, dan jasa dengan uang. Menurut 38 Kotler (2005), ada lima konsep yang bersaing yang dijadikan sebagai pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran, yaitu konsep produsi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran sosial. (c) Keuangan Analisis keuangan bermanfaat dalam menunjukan dengan tepat kekuatan atau kelemahan perspektif operasi dan strategi dalam lapangan fungsionalnya. Terdapat tiga keputusan dalam fungsi keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan deviden (Horne dalam David, 2006). Faktor-faktor keunggulan strategis keuangan dlam organisasi yaitu (1) total sumber dana keuangan dan kekuatannya, (2) biaya modal yang rendah, (3) struktur modal yang efektif, (4) hubungan baik dengan pemilik dan pemegang saham, (5) kondisi pajak yang menguntungkan, (6) perencanaan keuangan dan modal kerja yang efektif, (7) sistem akutansi yang efisien dan efektif, dan (8) kebijakan penilaian persediaan. (d) Produksi dan Operasi Kegiatan produksi dapat dilihat dari prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Manajemen produksi terkait dengan aktivitas yang bervariasi antara industri dan pasar dalam mentransformasi input menjadi output. Fungsi manajemen produksi atau operasi terdiri dari proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. Seringkali biaya produksi merupakan biaya terbesar dalam operasi, sehingga dapat menjadi nilai besar sebagai alat keunggulan kompetitif. (e) Manajemen Sumber daya Manusia Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumber daya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi terdebut. Terdapat beberapa faktor keunggulan strategis sumber daya manusia yang dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan yaitu (1) citra dan prestise perusahaan, (2) struktur organisasi dan suasana yang efektif, (3) besarnya perusahaan dalam industri, (4) sistem manajemen strategis, 39 (5) sejarah perusahaan, (6) pengaruh terhadap badan pemerintah, (7) sistem dukungan staf yang efektif, (8) informasi manajemen dan sistem komputer yang efektif, (9) karyawan yang berkualitas, (10) pengalaman kerja dan prestasi manajemen puncak, (11) hubungan kerja yang efektif dengan serikat pekerja, (12) kebijaksanaan hubungan keja yang efisien dan efektif dengan serikat pekerja, (13) biaya buruh yang rendah. 3) Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal dibutuhkan agar organisasi dapat mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi dan dapat memformulasikan strategi yang dapat memanfaatkan peluang secara maksimal dan menghindari ancaman. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak (Hunger dan Wheelen, 2003). Tujuan yang ingin dicapai dari analisis lingkungan eksternal adalah agar organisasi dapat mengetahui peluang yang dapat memberikan manfaat ancaman yang harus dihindari. Kekuatan eksternal kunci dapat dibagi menjadi lima kategori besar (David, 2006) yaitu (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan pesaing. (1) Kekuatan Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi, agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah : siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja (Umar, 2003). 40 (2) Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Analisis terhadap kekuatan sosial, budaya, demogrfi dan lingkungan menjadi penting karena perubahan dalam hal-hal tersebut akan memberikan dampak yang besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan serta mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawannya. Strategi yang berbeda dibutuhkan saat organisasi menghadapi tren baru dalam masyarakat. Tren baru dalam masyarakatakan menciptakan tipe konsumen yang berbeda sehingga kebutuhan akan barang dan jasa pun berbeda. (3) Kekuatan Politik, Pemerintah, Hukum Lingkungan politik, hukum, dan pemerintahan di bentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat memperbesar atau memperkecil peluang dan ancaman utama bagi organisasi. Keterkaitan antara ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi mengharuskan untuk menaruh perhatian terhadap pengaruh variabel politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif. (4) Kekuatan Teknologi Organisasi harus terus mengikuti perubahan teknologi yang mempengaruhi industrinya agar dapat terus mendorong inovasi sehingga memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Teknologi dapat menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat berproduksi dengan lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada produk, jasa, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan. Kemajuan teknologi mampu menciptakan pasar baru dengan penciptaan produk baru yang disempurnakan serta merubah posisi biaya kompetitif dalam suatu industri. 41 (5) Kekuatan Pesaing Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Porter (1997) menyatakan bahwa hakikat dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan (Gambar 2 ). Ancaman Pendatang baru yang potensial Pesaing Industri Kekuatan Tawarmenawar Pemasok Persaingan di antara perusahan yang telah ada Kekuatan Tawarmenawar Pembeli Ancaman Produk pengganti (subtitusi) Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter. Sumber : Porter (1997) (a) Pesaing Antar Perusahaan Sejenis Industri dan pesaing membentuk rivalitas yaitu berupa perlombaan didalam mendapatkan posisi bersaing. Hal ini dilakukan dengan cara persaingan harga, perang iklan, pengenalan produk, peningkatan pelayanan, jaminan purna jual kepada pelanggan dan sebagainya. Pada kebanyakan industri gerakan persaingan oleh satu perusahaan akan mempunyai pengaruh besar terhadap pesaingnya, dengan demikian dapat 42 mendorong perlawanan untuk menandingi gerakan tersebut, artinya pola aksi dan reaksi ini akan membentuk pola ketergantungan satu sama lain. (b) Ancaman Pendatang Baru Pendatang pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibat adanya pendatang baru maka harga suatu barang/jasa menjadi turun atau biaya membengkak, sehingga dapat mengurangi kemampulabaan suatu industri. Masuknya pesaing baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk.Semakin tinggi rintangan masuk, maka industri semakin sulit dimasuki pesaing baru. Sebaliknya semakin rendah tingkat rintangan masuk maka pesaing baru akan semakin mudah memasuki industri. (c) Ancaman Produk Subtitusi Produk subtitusi merupakan produk yang memiliki tujuan dan fungsi yang sama dalam segmen pasar tertentu. Keberadaan produk subtitusi dapat menurunkan volume permintaan akan produk. Cara untuk mengukur kekuatan kompetitif produk subtitusi adalah dengan memantau pangsa pasar produk tersebut juga memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. (d) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok ditentukan oleh banyaknya pemasok, banyak barang subtitusi, dan biaya untuk mengganti bahan baku. Jika pemasok memiliki kekuatan yang besar maka akan mempengaruhi biaya dan investasi yang akhirnya berdampak pada berkurangnya potensi laba dalam industri tersebut. (e) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan tawar menawar berada pada konsumen berada pada konsumen jika terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar. Posisi tawar menawar yang kuat pada pembeli akan menekan harga jual, cara pembayaran, cara pengiriman dan lainnya yang akan mengurangi kemampuan dalam menghasilkan laba. 43 4) Menentukan Alternatif Strategi Strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian dan 13 tindakan (David, 2004) : (a) Strategi Integrasi Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap distributor, pemasok atau pesaing. Tipe strategi intergrasi terdiri dari : i) Integrasi kedepan, yaitu peningkatan kontrol terhadap distributor dan pengecer. ii) Integrasi ke belakang, yaitu strategi mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. iii) Integrasi horizontal, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. (b) Strategi Intensif Strategi intensif membutuhkan usaha yang intensif agar posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi intensif terdiri dari : i) Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan pangsa pasar untuk produk dengan upaya pemasaran yang lebih besar. i) Pengembangan pasar, yaitu mengembangkan pasar dengan cara memperkenalkan produk yang sudah ada pada wilayah geografi yang baru. ii) Pengembangan produk, yaitu strategi peningkatan penjualan dengan memperbaiki produk yang ada atau melakukan modifikasi produk. (c) Strategi Diversifikasi Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasi aktifitas bisnis. Tipe strategi diversifikasi terdiri dari : i) Diversifikasi Konsentrik, yaitu menambah produk yang berhubungan secara umum. ii) Diversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang ada saat ini. 44 iii) Diversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan. (d) Strategi Difensif a) Usaha patungan, yaitu dua perusahaan sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dengan tujuan kerja sama. b) Rasionalisasi biaya, yaitu menstrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan. c) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. d) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan bertahap sesuai dengan nilainya yang terlihat. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional PT Kuala Pangan memiliki bisnis mie yang berpotensi untuk terus dikembangkan. Namun di sisi lain perusahaan ini harus menghadapi persaingan usaha dan berbagai kondisi permasalahan yang ada dalam lingkungan internal maupun eksternal. Potensi PT Kuala Pangan belum dimaksimalkan seiring dengan permasalahan internal yang muncul seperti keterbatasan modal dan permasalahan dalam tenaga kerja menjadi salah satu alasan mengapa strategi pengembangan bisnis perlu dilakukan. Langkah awal untuk memformulasikan strategi adalah mengidentifikasi visi, misi, maupun tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya dilakukan adalah wawancara dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi akibat perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi. Hal tersebut dilakukan guna mengetaui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Kemudian memilih alat analisis yang sesuai untuk formulasikan strategi yang paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan. Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yang teridiri atas tahap pertama yang merupakan tahap input (input stage), tahap dua merupakan tahap pencocokkan (matching stage), dan tahap terakhir adalah tahap keputusan (decision stage). Tahap pertama kerangka kerja perumusan strategi adalah mengidentifikasi analisis lingkungan yang meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis lingkungan internal mencakup bidang-bidang fungsional seperti (1) manajemen, (2) produksi dan operasi, (3) keuangan, (4) pemasaran, dan (5) 45 sumber daya manusia. Analisis lingkungan eksternal mencakup (1) ekonomi; (2) politik, hukum, pemerintah; (3) sosial, demografi, lingkungan; (4) Teknologi; dan (5) Kekuatan Pesaing (David, 2006). Analisis lingkungan internal yang dihadapi perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (streghts) dan kelemahan (weakness) perusahaan. Analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang (oportunities) dan ancaman (threats). Pada tahap kedua digunakan matriks SWOT (Streghts, Weaknesses, Oportunities, and Threats). Matriks SWOT akan menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan mencocokan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dengan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman. Tahap terakhir yaitu tahap keputusan (decision stage). Setelah dihasilkan strategi melalui matriks SWOT, maka dilakukan tahap berikutnya yaitu penentuan prioritas strategi. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan oleh pihak PT Kuala Pangan yaitu oleh direktur atau orang yang mempunyai pengaruh besar dalam pengambilan keputusan di PT Kuala Pangan. Secara lengkap kerangka pemikirian operasional penelitian dijelaskan pada Gambar 3. 46 Permasalahan yang dihadapi PT Kuala Pangan 1. Permasalahan dalam tenaga kerja 2. Tingkat pesaingan yang tinggi 3. Volume penjualan yang tidak mencapai target 16-20 % 4. Keterbatasan modal Dibutuhkan analisis strategi pengembangan usaha Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan PT Kuala Pangan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal PT Kuala Pangan Analisis Lingkungan Internal - Manajemen - Produksi dan Operasi - Keuangan - Pemasaran - Sumber daya manusia Analisis Lingkungan Eksternal - Ekonomi - Politik, hukum, pemerintahan - Sosial, demografi, lingkungan - Teknologi - Kekuatan Pesaing • Kekuatan Tawar menawar Pembeli • Ancaman Produk Pengganti • Ancaman Pendatang Baru • Persaingan dalam Industri • Kekuatan tawar-menawar pemasok Kekuatan dan Kelemahan Peluang dan Ancaman Matriks SWOT Alternatif Strategi Prioritas Strategi Pengembangan Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor 47