BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan kegiatan
operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal dari dalam perusahaan
(internal financing), yaitu modal setoran pemilik dan juga yang berasal dari luar
perusahaan (external financing), yaitu pinjaman. Perusahaan juga memerlukan
modal lain yang didapatkan dengan cara mengeluarkan sahamnya. Perusahaan
mengeluarkan saham tersebut kemudian menjualnya kepada masyarakat (go
public) di pasar modal.
Dari sisi investor dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan
dana di pasar modal. Tingkat keuntungan yang diharapkan para investor tentunya
lebih besar daripada apabila mereka menanamkan dananya pada obligasi
pemerintah atau tingkat bunga deposito. Rencana dividen yang dibayarkan
perusahaan tergantung kepada kebijakan dividen masing-masing perusahaan.
Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang
mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen
dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan.
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama
dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas
sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen (Lintner, 1956). Laba bersih
yang dihasilkan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaannya
tidak
mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini
disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak sepenuhnya diterima dalam
bentuk kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima kemudian. Kondisi
tersebut tentunya mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian dividen kepada
pemegang saham.
Beberapa perusahaan membayarkan dividen dengan jumlah yang berbedabeda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang
diperoleh perusahaan menurun, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih
besar dari tahun sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan
bukanlah satu-satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam
menetapkan besarnya Dividend Payout Ratio (DPR).
Hermi (2004) menyatakan bahwa untuk membayar dividen suatu perusahaan
harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen
atau untuk laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya
ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang
kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba
tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen.
Krisis ekonomi global yang terjadi di tahun 2008 menimbulkan dampak yang
signifikan secara global. Krisis keuangan yang bermula dari krisis kredit
perumahan (subprime mortgage crisis) di Amerika tersebut menimbulkan
kemerosotan yang tajam pada bursa saham dunia sejak awal tahun 2008. Dampak
yang terjadi terhadap perekonomian Indonesia tidak hanya menyebabkan
melemahnya nilai tukar rupiah saja, tetapi juga pada sektor-sektor lain.
Pada saat krisis global terjadi perbankan memberhentikan sementara
pemberian kredit untuk beberapa sektor. Selain itu, tingkat suku bunga yang
terjadi juga mengalami peningkatan. Tetapi pada kenyataannya selama 2008 krisis
global tidak begitu memberikan efek negatif bagi perbankan kita. Hampir semua
indikator perbankan pada tahun 2008 menunjukkan kenaikan pada tahun 2007.
Perubahan laba bersih yang didapat setelah krisis global yaitu tahun 2009 juga
mengalami peningkatan. Dan terbukti bahwa perbankan Indonesia berhasil
melewati dampak krisis global yang sudah menghancurkan negara-negara besar.
Sebagian para ahli menyebutkan bahwa laporan arus kas mempunyai
hubungan dengan jumlah pembayaran deviden yang terjadi dalam satu tahun
setelah arus kas bermanfaat bagi pemegang saham. Jumlah arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menetukan apakah kegiatan
operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan.
Laba bersih yang diperoleh perusahaan pada dasarnya dimasukan dalam dua
akun, yakni sebagai dividen kepada pemegang saham dan laba ditahan (return
earning). Sebagai dividen, sudah tentu harus dibagikan kepada pemegang saham.
Sedangkan untuk return earning, laba perusahaan tetap berada pada perusahaan
yang tentu saja
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ekspansi maupun
operasional perusahaan. Semakin besar return earning maka semakin kuat pundipundi perusahaan sehingga perusahaan memiliki ruang lebih lebar dalam
merencanakan ekspansi usaha.
Return earning tentu berkaitan erat dengan arus kas perusahaan. Jika arus kas
perusahaan dinilai kurang kuat, kurang memadai untuk langkah-langkah ekspansi
yang akan dilakukan, maka perusahaan tentu membutuhkan tambahan likuiditas.
Dari sini jelas jika perusahaan membutuhkan arus kas lebih kuat salah satu
alternatifnya adalah meningkatkan laba ditahan. Jika perusahaan harus
memperkuat arus kas dengan menambah nilai laba ditahan mau tidak mau
sebagai konsekuensinya adalah mengurangi bagian laba yang akan dibagikan
sebagai dividen.
Bagi perusahaan, arus kas adalah hal utama yang harus dipenuhi dan dijaga.
Jangan sampai arus kas lemah, apalagi minus. Jangan sampai perusahaan di satu
sisi memberikan DPR (Dividend Payout Ratio) dalam jumlah besar, tapi disisi lain
menghadapi problem likuiditas di internal perusahaan. Kondisi inilah yang harus
dijaga oleh manajemen. Makanya jangan heran jika ada perusahaan meskipun
berhasil mencatat laba bersih cukup besar tapi enggan membagi dividen. Hal itu
biasanya dilakukan demi menjaga arus kas supaya tetap sehat, dan perusahaan
tetap bisa menjalankan ekspansi usaha sesuai rencana.
Oleh karena itu, arus kas perusahaan jangan sampai dikorbankan demi
membayar DPR (Dividend Payout Ratio) yang besar. Kondisi arus kas cukup
menentukan dalam penentuan kebijakan dividen. Semakin kuat arus kas
perusahaan, semakin besar kemungkinan untuk membayar DPR (Dividend Payout
Ratio) dengan porsi tinggi, dan begitu juga sebaliknya semakin lemah kondisi arus
kas perusahaan, semakin kecil DPR (Dividend Payout Ratio) yang akan
dibagikan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Analisis Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
dengan Dividen Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan masalah antara lain:
1. Apakah laba bersih perusahaan memiliki hubungan dengan dividen kas pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
2. Apakah arus kas operasi perusahaan memiliki hubungan dengan dividen kas
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
3. Apakah laba bersih dan arus kas operasi perusahaan secara simultan memiliki
hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji secara empiris hubungan laba bersih dengan dividen kas pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
2. Untuk menguji secara empiris hubungan arus kas operasi dengan dividen kas
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut:
1. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau
diminta masukan mengenai analisis hubungan antara laba bersih dan arus kas
operasi terhadap dividen kas perusahaan. Dan agar dapat mengembangkan
pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dihubungkan dengan keadaan
yang sebenarnya sehingga dapat mengetahui sejauh mana peran teori di dalam
praktek,
2. bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam
melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari
penelitian terdahulu.
Download