Analisis Perbandingan Biaya Konstruksi Upper Structure antara

advertisement
Analisis Perbandingan Biaya Konstruksi Upper Structure antara Metode Precast Box
Girder dan Cast Insitu dengan Menggunakan Metode Konstruksi Balanced Cantilever
(Studi Kasus : Proyek Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M)
Ardian Fajar Prastyawan
Program Studi Teknik Sipil-Institut Teknologi Bandung, [email protected]
Salah satu metode ereksi girder tanpa bangunan perancah yang kini banyak diterapkan adalah
metode balanced cantilever. Metode konstruksi balanced cantilever ini menjadi pilihan metode
konstruksi pada konstruksi Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M karena memiliki efek
gangguan minimal terhadap lingkungan sekitar. Dalam pekerjaan konstruksi, metode tersebut
juga sangat dipengaruhi oleh faktor teknologi beton dipakai. Teknologi beton yang sering
dipakaai dalam pekerjaan menggunakan metode balanced cantilever adalah precast segmental
method dan cast insitu method. Kedua metode tersebut memiliki keunggulan masing-masing
dalam suatu pekerjaan konstruksi baik dalam segi biaya maupun produktivitasnya. Selain itu,
pemilihan kedua metode tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lokasi pekerjaan
konstruksi.
Metoda precast box girder merupakan metoda konstruksi dengan membuat segmen-segmen dari
struktur atas suatu jembatan pada suatu pabrik percetakan terlebih dahulu, baru kemudian
segmen tersebut diangkut menggunakan kendaraan ke lokasi proyek dan kemudian segmen
tersebut dipasang.
Sedangkan metode cast insitu adalah metode dengan beton yang akan digunakan sebagai bagian
dari struktur atas suatu jembatan dicor langsung di tempat dengan menggunakan peralatan
khusus untuk memastikan bahwa posisi beton yang akan dicor sudah pada tempatnya.
Kedua metode tersebut akan dibandingkan dari segi biaya konstruksinya, dengan cara membuat
Work Breakdown Structure terlebih dahulu. Work Breakdown Structure adalah suatu metode
pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis. WBS digunakan untuk
melakukan breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail. Proses Work
Breakdown Structure ini akan menghasilkan output berupa work package yang akan ditinjau
untuk mengontrol volume dan biaya material, upah dan alat yang akan dipakai.
Setelah work package diketahui, selanjutnya dilakukan pengambilan data harga satuan material,
alat dan upah untuk selanjutnya dipakai bersama data work package untuk melakukan analisis
dan perhitungan biaya pekerjaan. Biaya yang dikeluarkan dari alat dihitung dengan asumsi alat
yang digunakan dibeli sehingga perlu dianalisis biaya kepemilikan dan operasionalnya, kedua
biaya tersebut nantinya akan menjadi harga satuan alat yang akan digunakan untuk perhitungan
i
biaya konstruksi. Biaya kepemilikan terdiri dari biaya depresiasi dan biaya bunga, modal dan
pajak.
Sistem pembayaran upah yang akan dipakai untuk perhitungan akan menggunakan sistem
pembayaran upah satuan hasil kerja. Hasil kerja yang dihitung untuk pembayaran dalam proyek
ini adalah volume pekerjaan yang telah diselesaikan.
Berdasarkan data work package dan harga satuan material, upah dan alat selanjutnya dicari
volume material, upah dan alat yang dipakai untuk masing-masing work package. Volume
tersebut selanjutnya dikalikan dengan harga satuan material, upah dan alat sehingga didapatkan
biaya yang dipakai untuk penggunaan tiap-tiap resource. Biaya tersebut selanjutnya dijumlahkan
dengan biaya resource lain yang terpakai dalam setiap work package sehingga didapatkan biaya
dari tiap-tiap work package. Biaya dari tiap-tiap work package selanjutnya dijumlahkan untuk
mendapatkan biaya total konstruksi dari metode yang digunakan.
Berdasarkan hasil analisis sesuai dengan perhitungan diatas, didapatkan biaya total dan biaya
untuk masing-masing pekerjaan untuk metode precast box girder dan metode cast insitu. Dari
hasil biaya masing-masing metode tersebut selanjutnya dilakukan analisis perbandingannya.
Perbandingan yang ditinjau adalah biaya total konstruksi dan biaya masing-masing pekerjaan
yaitu biaya pada segmen, biaya stressing tendon dan biaya closure. Berikut adalah Tabel
Perbandingan Biaya Pekerjaan antara kedua metode :
Selisih Biaya
No
Nama Pekerjaan
Total Biaya Precast
Total Biaya Cast Insitu
: Precast-Insitu
1
Pekerjaan Segmen A1
Rp 226,568,643.69
Rp 160,482,913.73
Rp 66,085,729.96
2
Pekerjaan Segmen A2
Rp 209,981,137.23
Rp 170,751,402.73
Rp 39,229,734.50
3
Pekerjaan Segmen A3
Rp 215,230,147.23
Rp 181,019,895.73
Rp 34,210,251.50
4
Pekerjaan Segmen A4
Rp 220,478,427.23
Rp 206,295,776.73
Rp 14,182,650.50
5
Pekerjaan Segmen A5
Rp 225,727,437.23
Rp 233,151,927.73
-Rp 7,424,490.50
6
Pekerjaan Segmen A6
Rp 230,975,717.23
Rp 211,824,996.73
Rp 19,150,720.50
7
Pekerjaan Segmen A7
Rp 236,223,997.23
Rp 222,093,849.73
Rp 14,130,147.50
8
Pekerjaan Segmen B1
Rp 226,568,643.69
Rp 160,482,913.73
Rp 66,085,729.96
9
Pekerjaan Segmen B2
Rp 209,981,137.23
Rp 170,751,402.73
Rp 39,229,734.50
10
Pekerjaan Segmen B3
Rp 215,230,147.23
Rp 181,019,895.73
Rp 34,210,251.50
11
Pekerjaan Segmen B4
Rp 220,478,427.23
Rp 206,295,776.73
Rp 14,182,650.50
12
Pekerjaan Segmen B5
Rp 225,727,437.23
Rp 233,151,927.73
-Rp 7,424,490.50
13
Pekerjaan Segmen B6
Rp 230,975,717.23
Rp 211,824,996.73
Rp 19,150,720.50
14
Pekerjaan Segmen B7
Rp 236,223,997.23
Rp 222,093,849.73
Rp 14,130,147.50
15
Pekerjaan Segmen C1
Rp 226,568,643.69
Rp 160,482,913.73
Rp 66,085,729.96
16
Pekerjaan Segmen C2
Rp 209,981,137.23
Rp 170,751,402.73
Rp 39,229,734.50
17
Pekerjaan Segmen C3
Rp 215,230,147.23
Rp 181,019,895.73
Rp 34,210,251.50
ii
18
Pekerjaan Segmen C4
Rp 220,478,427.23
Rp 206,295,776.73
Rp 14,182,650.50
19
Pekerjaan Segmen C5
Rp 225,727,437.23
Rp 233,151,927.73
-Rp 7,424,490.50
20
Pekerjaan Segmen C6
Rp 230,975,717.23
Rp 211,824,996.73
Rp 19,150,720.50
21
Pekerjaan Segmen C7
Rp 236,223,997.23
Rp 222,093,849.73
Rp 14,130,147.50
22
Pekerjaan Stressing Tendon Bawah AB
Rp 236,806,436.00
Rp 106,079,383.00
Rp 130,727,053.00
23
Pekerjaan Stressing Tendon Bawah BC
Rp 236,806,436.00
Rp 106,079,383.00
Rp 130,727,053.00
24
Pekerjaan Stressing Tendon Bawah A
Rp 58,683,130.00
Rp 58,683,130.00
25
Pekerjaan Stressing Tendon Bawah B
Rp 58,683,130.00
Rp 58,683,130.00
26
Pekerjaan Stressing Tendon Bawah C
Rp 58,683,130.00
Rp 58,683,130.00
27
Pekerjaan Closure AB
Rp 17,612,977.00
Rp 22,620,327.00
-Rp 5,007,350.00
28
Pekerjaan Closure BC
Rp 17,612,977.00
Rp 22,620,327.00
-Rp 5,007,350.00
Rp 5,380,444,827.21
Rp 4,414,261,709.33
Rp 966,183,117.88
TOTAL
Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui selisih biaya pada tiap pekerjaan. Berdasarkan
hasil yang dianalisis didapatkan hasil bahwa secara umum biaya untuk metode precast box
girder lebih mahal daripada biaya cast insitu. Akan tetapi untuk pekerjaan pada segmen 5 biaya
konstruksi cast insitu lebih mahal daripada precast box girder dikarenakan membutuhkan jumlah
tendon yang lebih banyak untuk pekerjaan stressing. Selain itu, perbedaan yang lain adalah pada
pekerjaan stressing tendon bawah, berdasarkan hasil desain untuk metode cast insitu tidak
dibutuhkan tendon untuk bagian bawah bentang, sedangkan untuk precast dibutuhkan. Untuk
stressing pada sambungan, jumlah yang dibutuhkan metode cast insitu untuk stressing juga lebih
sedikit daripada metode precast box girder.
Berdasarkan analisis dan hasil perbandingan biaya konstruksi antara kedua metode, maka
disimpulkan bahwa metode Precast Box Girder Balanced Cantilever membutuhkan biaya yang
lebih mahal sekitar 18% daripada metode Cast Insitu Balanced Cantilever.
Kata kunci: metode konstruksi balanced cantilever, metode precast box girder, metode cast
insitu, microsoft office project,work breakdown structure
iii
Download