BAB IV ANALISIS TENTANG PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN

advertisement
BAB IV
ANALISIS TENTANG PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MAHARAH
AL- KITABAH DI SMP ISLAM YMI WONOPRINGGO PEKALONGAN
Dalam bab ini akan diuraikan analisis hasil penelitian. Analisis yang
dilakukan meliputi analisis proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dalam
maharah al-kitabah, analisis problematika pembelajaran bahasa Arab dalam
maharah Al-kitabah dan analisis solusi atau upaya yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi problem tersebut.
A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Maharah Al-Kitabah di SMP Islam YMI
Wonopringgo Pekalongan.
Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara
maksimal oleh guru didalam ruangan atau kelas agar peserta didik
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Pembelajaran bahasa Arab di SMP
Islam YMI Wonopringgo di kelas VII diselenggarakan seminggu sekali
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Dengan beberapa materi yang sudah
ditetapkan dari kurikulum.
Tujuan pembelajaran bahasa Arab yang hendak dicapai dalam
pembelajaran bahasa Arab kelas VII dalam maharah al-kitabah yaitu supaya
peserta didik mampu menulis huruf hijaiyah, kata maupun kalimat secara
tepat dan cepat, mampu membaca dan melafalkan baik itu kosa kata maupun
kalimat bahasa Arab tentang materi yang sudah diajarkan, menyempunakan
mata pelajaran yang sudah dipelajari dan membekali para siswa dengan
62
63
ketrampilan menulis mampu berpikir cepat akan pengetahuan makna.
Menurut peneliti hal ini berkaitan dengan tujuan utama pembelajaran bahasa
Arab yang ditulis Acep Hermawan bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah
peserta didik mampu mendengarkan, mengucapkan, menulis dan membaca
bahasa Arab dengan baik dan benar.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dalam maharah
al-kitabah pada siswa kelas VII di SMP Islam YMI Wonopringgo terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
a. Kegiatan awal
‫السال م عليكم‬
ّ
Guru masuk mengucapkan
‫صباح اخلري‬
‫حالك ؟‬
َ ‫كيف‬
‫هيا نبدأ دراستنا بقراءة بسم اهلل‬
Hal ini dilakukan untuk membiasakan berkomunikasi terhadap
siswa dengan bahasa Arab. Setelah
itu
guru
mengabsen
dan
menanyakan murid yang tidak hadir saja. Menanyakan alasannya
mengapa tentang ketidak hadirannya dalam pembelajaran bahasa Arab.
Tidak selalu yang tidak hadir ini beralasan sakit, tetapi juga bisa terjadi
karena guru yang tidak menyenangkan ketika pembelajaran atau
pelajarannya yang kurang diminati.
64
Bertanya kepada siswa, sampai mana dimana pembahasan
pelajaran sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai
dimana pemahaman materi yang telah diberikan. Apakah tahan lama
diingat atau tidak. Informasi ini bukan hanya berguna bagi siswa, tetapi
juga bagi guru. Jika ternyata siswa dapat menjawabnya, sangat bijaksana
bila guru memberikan pujian dan penghargaan.
b. Kegiatan Inti
Yakni tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun
guru sebelumnya. Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang
peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam
bentuk kemampuan sesuai yang telah ditetapkan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
apapun pertanyaannya
sebelum
materi pembelajaran selanjutnya
dismapaikan, pada hakekatnya guru ingin mengetahui tanggapan siswa
terhadap materi bahasa arab yang mereka ketahui dan yang telah
diterima, lalu menjelaskan lagi secara sederhana agar mudah dimengerti
oleh siswa.
Setelah itu guru menjelaskan materi tentang ‫ في المدرسة‬selanjutnya
dengan menuliskan di papan tulis lalu siswa mencatatnya di buku tulis.
Setelah itu tulisan guru yang ada di papan tulis dihapus selanjutnya guru
mencoba untuk mengimla’ kata-kata yang sudah ditulis guru tanpa
mencontoh lagi.
65
c. Kegiatan Akhir
Sebelum
guru
mengakhiri
kegiatan
pembelajaran
guru
menanyankan kembali materi yang telah disampaikan, lalu memberikan
kesimpulan atau penguatan materi, memberikan evaluasi atau penugasan,
memotivasi siswa agar tetap bersemangat dalam belajar. Kemudian
menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah bersama-sama,
sampai jumpa dan mengucapkan salam.
Perencanaan pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah ada
dalam perencanaan mata pelajaran bahasa Arab. Proses pelaksanaan
pembelajaran bahasa Arab ini sangat bergantung pada perencanaan
pembelajaran yang dibuat oleh guru mapel tersebut, karena pembelajaran
bahasa Arab akan berkualitas baik apabila perencenaan yang dibuat sesuai
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebelum guru sudah
merencanakan pembelajaran terlebih dahulu dengan teliti dan cermat sebelum
memulai pelajaran, dari pemilihan metode pengajaran bahasa Arab yang
harus di sesuaikan dengan karakter pelajarannya dan model pembelajarannya.
Sedangkan perencanaan pembelajaran bahasa Arab yang disiapkan di SMP
Islam YMI Wonopringgo Pekalongan meliputi pemilihan pendekatan, metode
dan teknik.
a. Pendekatan pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah pada
siswa kelas VII di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab pada
siswa kelas VII di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan adalah
66
pendekatan yang berbasis media. Media yang digunakan antara lain spidol,
papan tulis dan media gambar atau foto yang digunakan sebagai alat bantu
dalam penyampaian materi atau informasi kepada anak didik dengan
tujuan untuk menyampaikan contoh dan informasi kebahasaan yang benar.
b. Metode pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah pada
siswa kelas VII di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan.
Secara umum metode mengajar yang digariskan di dalam pedoman
pelaksanaan bahasa Arab dilaksanakan oleh guru bahasa Arab di SMP
Islam YMI Wonopringgo Pekalongan. Guru tersebut telah menerapkan
berbagai metode pada saat mengajar di dalam kelas diantaranya metode
ceramah, sedikit metode langsung untuk memberi contoh pada siswa
dalam mengucapkan bunyi bahasa Arab. Dalam pemilihan metode
mengajar bahasa Arab juga harus disesuaikan dengan karakter
pelajarannya. Sedangkan dalam mempelajari dituntut dapat menguasai
penulisan bahasa Arab yang tepat dan benar baik itu mufradat maupun
kalimat.
c. Teknik pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah pada siswa
kelas VII di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan.
Teknik yang digunakan adalah teknik imla’ menyimak dan teknik
imla’ menyalin. Teknik imla’ cukup baik, akan tetapi hal tersebut dirasa
cukup memberatkan bagi siswa, mengingat kondisi anak kelas VII yang
belum seluruhnya mengenal akrab dengan huruf Arab. Upaya yang dapat
dilakukan oleh pengajar adalah dengan memperhatikan jenis huruf yang
67
hendak didektekan, memperhatikan pola apa yang ditulis siswa dan harus
jelas dalam mendektekannya.
kelas serta hasil evaluasi menunjukkan nilai yang mencapai KKM.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam
maharah al-kitabah pada siswa kelas VII tersebut adalah dengan cara tes
tertulis. Pelaksanaan evaluasinya berdasarkan lama masa pembelajaran
dan ketercapaian standar kompetensi tertentu. Siswa berhak mengetahui
hasil pencapaian belajarnya setiap semester melalui raport. Siswa juga
berhak mengetahui hasil pencapaian belajarnya dalam kompetensi
tertentu melalui ulangan harian.
B. Analisis Problematika Pembelajaran Maharah Al-Kitabah di SMP Islam YMI
Wonopringgo Pekalongan
Pada proses pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah yang
terjadi di kelas VII SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan ada beberapa
kendala baik secara linguistik dan non linguistik. Berikut analisis
problematika pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah yang
berhubungan dengan faktor linguistik siswa adalah :
a. Kurang mengenali bentuk atau tulisan huruf Arab.
Pada jenjang sekolah sebelumnya siswa belum mengenali bentuk atau
tulisan huruf Arab, karena sebagian besar siswa kelas VII SMP Islam YMI
Wonopringgo lulusan dari SD yang mana di sekolah dulunya tidak ada
mata pelajaran bahasa Arab. Upaya guru untuk mengatasinya yaitu perlu
68
adanya tambahan pemahaman bahwa penulisan huruf Arab itu tidak sulit
yang mereka bayangkan dan bisa dipelajari dengan mudah.
b. Siswa kesulitan dalam merangkai atau menyambung kalimat. Seperti:
‫ال مسطرة‬
‫ادلسطرة‬
‫فصلوك‬
‫فصلك‬
َ
Upaya guru untuk mengatasinya yaitu dengan guru sering memberikan
latihan-latihan kepada siswa untuk menyambung kalimat bahasa Arab.
Analisis problematika pembelajaran bahasa Arab dalam maharah al-kitabah
yang berhubungan dengan faktor non linguistik siswa adalah :
a. Adanya latar belakang pendidikan siswa sebelum masuk SMP Islam YMI
Wonopringgo (ada yang dari SD dan ada yang dari MI).
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas
VII di SMP Islam YMI Wonopringgo Pekalongan adalah berlatar belakang
pendidikan SD. Sehingga banyak mereka yang mengatakan baru
menjumpai mata pelajaran bahasa Aarb ketika masuk di SMP Islam
Wonopringgo. Latar belakang pendidikan siswa membawa dampak yang
besar terhadap motivasi dan semangat belajar mereka. Bagi siswa yang
berlatar belakang pendidikan MI mungkin sudah terbiasa dalam menerima
pelajaran bahasa Arab. Akan tetapi, bagi siswa yang berlatar belakang
pendidikan SD belum pernah mendapatkan pelajaran bahasa Arab
sebelumnya, maka mereka akan merasa sangat kesulitan dalam menerima
69
materi apalagi dalam menulis. Tindakan atau upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hal ini adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa yang
khususnya berlatar belakang pendidikan SD dan belum pernah menerima
pelajaran bahasa Arab sebelumnya. Agar mereka lebih bersemangat dalam
belajar bahasa Arab.
Tindakan tersebut tepat dilakukan, karena siswa yang berlatar
belakang SD biasanya kurang bersemangat dalam pembelajaran bahasa
Arab, mereka merasa tidak mampu karena belom pernah menerima materi
pelajaran bahasa Arab sebelumnya. Solusi atau upaya yang dilakukan
untuk mengatasi hal ini adalah guru memberikan pengertian atau
penjelasan dulu sebelum pembelajaran dimulai.
b. Minat dan Motivasi
Minat dan motivasi untuk mempelajari bahasa Arab salah satunya
disebabkan
oleh
rendahnya
penghargaan
terhadap
bahasa
Arab.
Rendahnya minat dan motivasi untuk mempelajari mata pelajaran bahasa
Arab bagi siswa kelas VII SMP Islam YMI Wonopringgo cukup rendah,
walaupun guru kadang memberikan motivasi untuk siswa untuk tidak takut
apabila disuruh guru untuk maju kedepan untuk menulis atau disuruh maju
kedepan untuk menjawab pertanyaan akan tetapi tetap saja siswa yang
ditunjuk oleh guru selalu malu-malu dan minder sama teman-teman yang
lain kalau ada yang salah. Karena tidak semua siswa berminat terhadap
mata pelajaran bahasa Arab, sebagian siswa berpendapat bahwa ilmu
bahasa Arab merupakan pelajaran yang sulit karena harus menghafal
70
mufrodat yang terdapat dalam buku pelajaran, dan siswa lain juga
berpendapat bahwa tulisan arab yang sulit, dan selain itu siswa juga
diharuskan untuk teliti dalam membaca atau memahami teks-teks Arab.
Solusi untuk mengatasi masalah apabila minat dan kemauan siswa yang
beragam sebaiknya guru selalu memberikan motivasi terlebih dahulu
apabila ingin memulai pelajaran bahasa Arab dan juga memberikan variasi
ketika dalam proses pembelajaran agar siswa tidak bosan dengan
pembelajaran yang monoton terus, dan menjadi lebih semangat untuk
mengikuti pembelajaran tersebut.
c. Kurang senangnya siswa waktu mengikuti pelajaran bahasa Arab.Upaya
guru untuk mengatasinya yaitu dengan cara guru memberikan motivasi
sebelum pelajaran dimulai. Memberikan reward agar siswa senang dan
antusias dalam pembelajaran bahasa Arab.
Solusi atau upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi problem
tersebut.
a. Memberi motivasi kepada siswa agar siswa bersemangat dalam belajar.
Selaku guru mata pelajaran bahasa Arab, ZK menyampaikan bahwa “
sebelum mata pelajaran bahasa Arab dimulai guru selalu memberikan
motivasi agar siswa senang mengikuti pembelajaran bahasa Arab ini dan
menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Arab ini sangat penting”.
b. Memberikan latihan-latihan yang bersifat kompetisi, yaitu latihan tersebut
mempunyai nilai tersendiri, agar siswa bisa termotivasi untuk mengerjakan
dengan sungguh-sungguh. Guru memberikan latihan seperti :
71
‫ ادلكتبة – هذه – من – بعيد – ادلدرسة‬.1
‫ الفصل – نظيف – هذا‬.2
‫االول‬
ّ ‫ هذا طالب – يف الفصل‬- ‫ يف – ادلدرسة الثانوية احلكومية‬.3
Siswa di suruh menyusun kalimat tersebut, dimulai dari kata yang bergaris
bawah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa, siapa yang bisa
silahkan angakat tangan, yang berani maju mengerjakan nanti dapat poin.
Ternyata yang angkat tangan banyak sekali, di sini guru memilih siswa
yang angkat tangan duluan. Dengan adanya memberikan latihan seperti itu
siswa antusias sekali bahkan berebutan ingin mendapatkan poin nilai.
c. Pihak sekolah mengadakan ekstrakulikuler bahasa Arab yang dilakukan
setiap satu minggu sekali.
Selaku guru mata pelajaran bahasa Arab, ZK menyampaikan bahwa “ dari
sekolahan mengadakan ektrakulikuler bahasa Arab yang dilakukan satu
minggu sekali yaitu pada hari selasa. Hal ini dilakukan agar siswa atau
peserta didik yang belum bisa menulis dan membaca bisa mengikuti
ekstarakulikuler ini.
Download