Teori Fluida 1. Internal Flow Internal Flow adalah aliran fluida yang dibatasi oleh permukaan benda atau cassing. Oleh karena itu lapisan batas tidak dapat berkembang tanpa dibatasi oleh permukaan. Seperti yang kita ketahui, permukaan benda bermacam-macam, ada yang berbentuk kotak, bulat, segitiga, ataupun tidak teratur. Dengan begitu, akan terdapat lekukan-lekukan benda yang dapat menghambat aliran fluida. Contoh yang paling mudah adalah aliran fluida dalam pipa. Aliran fluida tersebut dibatasi oleh permukaan atau cassing pipa, oleh karen itu aliran fluida dalam pipa disebut Internal Flow. 1.1.Aliran Turbulen dan Laminar Aliran laminar adalah aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau lamina – lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar dimana arah dari laju aliran pada setiap titik tetap konstan. Sedangkan aliran turbulen adalah aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran. Melalui metode analitik, suatu aliran dapat dikatakan laminar dengan bilangan Reynold. Bilangan Reynold dirumuskan dalam persamaan berikut: VD Re Dimana Re adalah bilangan Reynold, adalah massa jenis fluida, V adalah kecepatan rata-rata fluida, D adalah diameter dalam pipa, dan adalah viskositas fluida. Bila bilangan Reynoldnya kurang dari 2100, bila bilangan Reynoldnya lebih dari 4000, maka aliran dapat dinyatakan sebagai aliran turbulen, sedangkan bila bilangan Reynoldnya berada diantara kedua batas, maka aliran tersebut adalah aliran transien. Untuk gambaran aliran laminar, turbulen, dan transien dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1(a) Eksperimen untuk mengilustrasikan laju aliran (b) aliran tinta dalam pipa 1.2.Fully Developed Flow dan Developing Flow Gambar 2 Enterance region, developing flow, dan fully developed flow pada sistem pipo 2. External Flow External flow adalah aliran fluida yang tidak dibatasi oleh permukaan benda, namun seakan-akan permukaan benda lah yang dibatasi oleh aliran fluida tersebut. Dengan tidak dibatasi tersebut, aliran fluida dapat bergerak lurus tanpa terhalangi oleh permukaan benda. Hal ini berkebalikan dengan yang terjadi pada Internal Flow yang sudah dijelaskan di atas. Contoh dari External Flow adalah gerakan fluida melewati airfoil, mobil balap, badan pesawat, badan kapal, dan turbin. 2.1. Airfoil adalah suatu bentuk bodi aerodinamika sederhana yang bergguna untuk dapat memberikan gaya angkat tertentu terhadap suatu bodi lainnya dan dengan bantuan penyelesaian matematis sangat memungkinkan untuk memprediksi berapa besarnya gaya angkat yang dihasilkan oleh bodi airfoil (yudiansyah, 2003) Menurut National Advisory Committee for Aeronautis (NACA), airfoil dalam bahasa ingrris adalah suatu bentuk sayap atau pisau (dari baling-baling, rotor, atau turbin). Salah satu bidang yang dikembangkan NACA adalah bentuk-bentuk dari airfoil. Gambar 3 Geometri pada NACA Gambar 1. Geometri pada NACA Gambar 4 Nomenklatur Airfoil Gambar 2. Nomenklatur Airfoil Berdasarkan standar data NACA, airfoil tersebut mempunyai data-data teknis tiap bentuknya seperti terlihat pada Gambar 2. Dengan pengertian variabel geometris airfoil sebagai berikut : - Leading Edge (LE) adalah ujung depan dari airfoil - Trailing Edge (TE) adalah ujung belakang airfoil - Chord (c) adalah jarak antara leading edge dengan trailing edge - Chord line adalah garis lurus yang menghubungkan leading edge dengan trailing edge - Chamber line adalah garis yang mmebagi sama besar antara permukaan atas dan permukaan bawah dari airfoil - Maksimum Chamber adalah jarak maksimum antara mean chamber line dan chord line. Posisi maksimum chamber diukur dari leading edge dalam bentuk presentase chord - Maksimum Thickness adalah jarak maksimum antara permukaan atas dan permukaan bawah airfoil yang juga diukur tegak lurus terhadap chord line. Untuk Airfoil NACA, telah dikeluarkan standar data beserta karakteristik aerodinamikanya yang dinyatakan dalam betuk serial number yang terdiri dari 4 digit angka, yang mana setiap angkanya memiliki arti sebagai berikut - Angka pertama menunjukkan harga maksimum chamber dalam prosentase terhadap chord - Angka kedua menunjukkan lokasi dari maksimum chamber dalam persepuluh chord - Dua angka terakhir menunjukkan maksimum thickness dalam presentasi chord. Gambar 5 Bentuk NACA airfoil Gambar 3. Bentuk NACA airfoil Sebagai contoh, berdasarkan bentuk serial number dari NACA tersebut,maka untuk airfoil simetris, dua angka pertama adalah sama dengan nol, karena bentuk dari airfoil simetris tersebut tidak memiliki chamber, dalam artian harga nya selalu nol. Desain bentuk airfoil akan dapat memprediksi besarnya gaya momen dan distribusi tekanan pada permukaan airfoil. Bentuk distribusi tekanan ini dapat menunjukkan asal-usul kerugian dari kondisi Kutta dan juga sirkulasi dari airfoil yang berupa isapan dari leading edge (leading edge suction) tersebut. Beberapa aplikasi yang menggunakan airfoil adah sebagai berikut : Gambar 6 Sayap Pesawat Gambar 4. Sayap Pesawat Gambar 7 Turbin Gambar 5. Turbin 2.2.Gaya-gaya pada Airfoil Seperti halnya pada aliran internal, pada aliran external juga didapati beberapa gaya pada benda, dalam hal ini airfoil sebagai konsekuensi dari aliran fluida yang melewati airfoil tersebut. Adapun gaya-gaya yang pada umumnya terjadi pada airfoil adalah: Gambar 8 Gaya-gaya pada Airfoil Gambar 9 Gaya lift dan drag 2.2.1. Drag Gaya drag adalah gaya hambat secara umum dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya yaitu friction drag dan pressure drag. a. Friction Drag Friction Drag adalah gaya hambat yang timbul karena adanya pergesekan fluida dengan permukaan benda (shear stress). Jenis drag ini akan dipengaruhi oleh luas daerah yang dilewati oleh aliran udara. Kehalusan permukaan juga berpengaruh pada Friction drag. b. Pressure Drag Pressure drag adalah gaya hambat yang diakibatkan sehubungan dengan tekanan yang dialami oleh beda. Pressure Drag sering dikatakan sebagai form drag karena ketergantungannya terhadap bentuk dari objek (airfoil) tersebut. Pressure drag adalah fungsi dari besarnya tekanan yang dialami dan kemiringan dari elemen permukaan pada gaya tekan bekerja. Untuk analisis yang lebih sederhana, dapat digunakan nilai koefisien drag untuk menentukan pendekatan gaya hambat dengan koefisien tak berdimensi Drag coefficient: 2.2.2. Lift Lift atau gaya angkat adalah gaya pada airfoil akibat perbedaan laju aliran di sisi bawah dan atas airfoil yang mengakibatkan perbedaan tekanan antara sisi atas dan bawah airfoil sehingga menciptakan gaya angkat. Untuk analisis yang lebih sederhana, dapat digunakan nilai koefisien drag untuk menentukan pendekatan gaya angkat dengan koefisien tak berdimensi lift coefficient: 2.3. Aplikasi External Flow Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu manfaat analisis external flow digunakan untuk memprediksi dan melakukan simulasi terhadap alat-alat transportasi seperti pesawat, mobil, kapal, dan kereta. Gambar 10 Simulasi airfoil dengan metode CFD Gambar 11 Contoh Aplikasi Industri