DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DAN DIVIDEN MENURUN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (ABNORMAL RETURN) SEBELUM DAN SESUDAH EX–DIVIDEND DATE Oleh: FAHMI FAUZI 105081002422 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS PRIBADI Nama Tempat/Tanggal Lahir Usia Jenis Kelamin Agama Kewarganegaraan Status Perkawinan Tinggi Badan Berat Badan Alamat Telp HP : Fahmi Fauzi : Tangerang, 14 Mei 1987 : 21 tahun : Laki-Laki : Islam : Warga Negara Indonesia : Belum Menikah : 158 cm : 50 kg : Jl. KH Mustopa RT 01/RW 04 No.11 Poris Jaya Kec. Batuceper Tangerang 15122 : (021) 70602235 : 02191223458 PENDIDIKAN FORMAL 2005 – 2009 : Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2002 – 2005 : MAN Cipondoh. 1999 – 2002 : MTsN 1 Tangerang. 1993 – 1999 : SDN Poris Gaga 6 PENGALAMAN ORGANISASI Sebagai sekertaris Komite Poris Tanggap Flu Buurung (PORTAF) Sebagai anggota kepengurusan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM) di kelurahan Poris Jaya. Kec. Batuceper. Tangerang Sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Qori-Qori’ah Mahasiswa (HIQMA). ABSTRACT In this research, that have title “the effect of dividend announcement increase and decrease to the price alteration share( abnormal return) before and after ex-dividend date with methods in these research is even study that observe the price of share movements ( abnormal return) in the modal market, with main problem is there are differences to the investor reaction with abnormal return before and after ex-divined date, at the dividend announcement increase and decrease that doing by company, that list on Indonesia effect stock exchange in 2006-2007. The sample in this research is the company who announce dividend payment, approximately for three years. From all of company listed in the Indonesia effect stock exchange in 2006-2007, there are 22 companies in with 32 ex dividend that selected as sample of announcement of dividend mount and 18 companies with date of it’s his counted 22 Ex-Dividend date. Chosen as natural sample of announcement of downhill dividend the model in this test hypothesis in this research is using statistic test “One Sample t test” end “ Paired Sampel t test” From he result of observe to the company that have dividend announcement exchange level is increase, its statistic results is showing that there is no information and differences of abnormal return that signify to the announcement dividend, although they have dividend exchange level increase from year to year, and from the company that have dividend exchange level decrease show that there is not information and differences of significant abnormal return. From the result of observation, that have conclusion that dividend announcement increase and decrease is not really have height effect to the IHSG, its caused by all the investors or the people who have stock is not see to the dividend announcement, or may be they are more see to the capital gain than dividend Key Word: Ex-Dividend Date, Abnormal Return ABSTRAK Dalam penelitian yang berjudul “Dampak Pengumuman Dividen Meningkat dan Pengumuman Dividen Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sudah Ex-Dividend Date” dan penelitian ini adalah event study yang mengamati pergerakan harga saham (Abnormal Return) dipasar modal dengan pokok permasalahannya adalah apakah terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah Exdividend date, pada pengumuan dividen meningkat dan menurun yang dilakukan oleh perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengumumkan pembayaran dividen paling tidak tiga tahun berturut-turut. Dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007, terdapat 22 perusahaan dengan jumlah Ex-Dividennya sebanyak 32 yang terpilih sebagai sampel pada pengumuman dividen meningkat dan 17 perusahaan dengan tanggal Ex-Dividennya sebanyak 22. yang terpilih sebagai sampel pada pengumuman dividen menurun, Model pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan Statistik Uji One Sample t-test dan paired sampel t test.. Dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen meningkat, ternyata hasil statistiknya menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan terhadap pengumuman dividen meskipun mereka memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen dari tahun ketahun meningkat. Dan dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen menurun, juga menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan. Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata pengumuman dividen meningkat dan menurun tidak terlalu berpengaruh kuat terhadap harga saham maupun indeks harga saham gabungan (IHSG) secara keseluruhan. Hal ini desebabkan karena para investor atau yang ingin main saham, tidak terlalu melihat dari pengumuman dividen. Atau mungkin bahwa sebagai besar pelaku pasar lebih melihat capital gain dibandingkan dividen. Key Word: Ex-Dividen Date , Abnormal Return KATA PENGANTAR Puji dan syukur selalu terpanjat khadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat dan kasih sayang dari-nyalah kita semua masih dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lancar sehingga pada kesempatan kali ini saya dapat pula menuntaskan skripsi pada tepat pada waktunya, tak lupa pula shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Selanjutnya Skripsi ini disusun melalui proses yang panjang dan melelahkan dengan menguras seluruh potensi yang dimiliki oleh penulis baik yang bersifat materi maupun non materi, namun hal itu semua telah memberikan sebuah pandangan bagi penulis tentang arti dari sebuah perjuangan untuk menuju kearah kesuksesan dan penulis berharap perjuangan yang telah dilakukan ini bermakna baik bagi penulis maupun bagi setiap orang yang mampu menghargai pengorbanan dan perjuangan orang lain. Dan Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Ayah dan ibu tercinta yang telah mendukung atau yang memberikan motivasi serta pengorbanan baik materi maupun non materi yang tak akan pernah terbalaskan. 2. Bpk. Prof, Dr, Abdul Hamid, MS sebagai DEKAN, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bpk. Prof, Dr, Ahmad Rodoni, sebagai PUDEK, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu. Dr. Pudji Astuty, sebagai dosen pembimbing Skripsi pertama. 5. Bpk. Indoyama Nasarudin, S.E, M.Si sebagai ketua jurusan Manajemen dan dosen pembimbing Skripsi kedua. 6. Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalam Administrasi. 7. Teman-teman seperjuangan dikelas manajemen yang selalu memotivasi saya dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semua yang disusun penulis memang telah menguras seluruh potensi yang dimiliki, namun walaupun demikian tetap saja skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak akan penulis terima dan akan menjadi bahan rujukan bagi kesempurnaan penelititan selanjutnya. Penulis Tangerang “09 DAFTAR ISI LEMBER PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSRACT………………………………………………………………………....i ABSTRAK………………………………………………………………………...ii KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii DAFTAR ISI……………………………………………………………................v DAFTAR TABEL………………………………………………………………...ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...………………………………………………...…….1 B. Perumusan Masalah…...……………..…………………….………......8 C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian……………………….………...........9 1. Tujuan Penelitian…………………………………………………..9 2. Manfa’at Penelitian………………………………………………..9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal .........................................................................................11 B. Pasar Modal Efisien………………………………………………..…12 C. Saham ..................................................................................................15 1. Saham Biasa (Common Stock) …………………………….…15 2. Saham Preferen (Preffered Stocks) ...........................................16 3. Nilai Saham……………………………………………………17 D. Dividen .................................................................................................19 1. prosedur pembagian dividen………………………………......19 2. macam-macam dividen …………………………………….…20 E. Kebijakan Dividen ................................................................................22 1. Teori Kebijakan Dividen………………………………………23 2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen……………………..… 24 3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurun Kesejahteraan Pemegang Saham………………………...……………………26 4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ......................28 5. Kebijakan Pemberian Dividen ..................................................37 F. Studi Peristiwa (Event Study).................................................................39 G. Telaah Penelitian Terdahulu……………………………………......…41 H. Kerangka pemikiran………………………………………………..…43 I. Hipotesis………………………………………………………...….....44 .BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian……..…………………….…….....……....45 B. Metode Penentuan Sampel…..……………………….………............46 C. Metode Pengumumpulan Data……………………………………….46 D. Metode Analisis Data…………………………………………..…….47 E. Operasional Variabel Penelitian……………………………..….……50 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian………….………….52 1. Sejarah BEI ( Bursa Efek Indonesia )……………………………52 2. Pelaku Pasar Modal Indonesia ……………………………… ….55 3. Badan pengawas pasar modal (BAPEPAM)……………………..57 B. Penemuan dan Pembahasan………………………………………….58 1. Pembahasan Pengumuman Dividen Meningkat……………….......58 a. Daftar tanggal pengumuman dividen meningkat………… …58 b. Pengujian statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat……………………………………...…….59 c. Pengujian Statistik (One Sampel t test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat………………….63 d. Pengujian Statistik (Paired Sampel t test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat…………….……69 2. Pembahasan Pengumuman Dividen Menurun…………………….83 a. Daftar tanggal pengumuman dividen menurun………………83 b. Pengujian Statistik Deskriptif Rata-rata Abnorma Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun……………………………...……...……….84 c. Pengujian Statistik (One Sampel t test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun…………….……...87 d. Pengujian Statistik (Paired Sampel t test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun…………….……...93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan….………………………………………………......107 2. Saran…...………………………………………………………..108 DAFTAR PUSTAKA………..……………………………………………….....109 DAFTAR LAMPIRAN……...……………….…………………………………112 DAFTAR TABEL Tabel Keterangan Tabel 4.1 Nama-nama perusahaan pada pengumuman Hal Dividen meningkat……………..…………………………………..58 Tabel 4.2 Hasil uji Pengujian Statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat…………….…..60 Tabel 4.3 Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat……..64 Table 4.4 Uji beda Abnormal Return periode t-7……………………………..69 Table 4.5 Uji beda Abnormal Return periode t-6……………………………..70 Table 4.6 Uji beda Abnormal Return periode t-5……………………………..71 Table 4.7 Uji beda Abnormal Return periode t-4……………………………..72 Table 4.8 Uji beda Abnormal Return periode t-3……………………………..73 Table 4.9 Uji beda Abnormal Return periode t-2……………………………..74 Table 4.10 Uji beda Abnormal Return periode t-1……………………………..75 Table 4.11 Uji beda Abnormal Return periode t0……………………………...76 Table 4.12 Uji beda Abnormal Return periode t+1….........................................77 Table 4.13 Uji beda Abnormal Return periode t+2….........................................78 Table 4.14 Uji beda Abnormal Return periode t+3….........................................79 Table 4.15 Uji beda Abnormal Return periode t+4….........................................80 Table 4.16 Uji beda Abnormal Return periode t+5….........................................80 Table 4.17 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan periode t+7………81 Tabel 4.18 Nama-nama perusahaan yang mengalami pengumuman Dividen menurun………………………..………………………….83 Tabel 4.19 Uji Pengujian Statistik Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman Dividen menurun ……………………………….………………….84 Tabel 4.20 Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test) Abnormal Return pada saat pengumuman Dividen menurun…………………………………………..……….88 Table 4.21 Uji beda Abnormal Return periode t-7…..…………………………93 Table 4.22 Uji beda Abnormal Return periode t-6……………………………..94 Table 4.23 Uji beda Abnormal Return periode t-5……………………………..95 Table 4.24 Uji beda Abnormal Return periode t-4……………………………..96 Table 4.25 Uji beda Abnormal Return periode t-3……………………………..97 Table 4.26 Uji beda Abnormal Return periode t-2……………………………..98 Table 4.27 Uji beda Abnormal Return periode t-1……………………………..99 Table 4.28 Uji beda Abnormal Return periode t0….........................................100 Table 4.29 Uji beda Abnormal Return periode t+1…………………………...101 Table 4.30 Uji beda Abnormal Return periode t+2…………………………...102 Table 4.31 Uji beda Abnormal Return periode t+3…………………………...103 Table 4.32 Uji beda Abnormal Return periode t+4…………………………...103 Table 4.33 Uji beda Abnormal Return periode t+5…………………………...104 Table 4.34 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan periode t+7……...105 BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Penelitian Kemajuan perekonomian suatu negara dapat salah satunya dapat direfleksikan oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai pasar yang sedang berkembang (emerging market), pergerakan harga ekuitas di pasar modal Indonesia berfluktuasi relatif tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain informasi luar perusahaan (eksternal), serta informasi internal perusahaan, termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen. Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa return sahan dan harga saham bereaksi terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan (Sularso 2003 dan Pujiono 2002). Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar tanggal ex-dividend. Beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku harga saham di sekitar exdividend date secara empiris dirasa masih kurang, serta kurangnya bukti yang mampu menjelaskan secara secara meyakinkan tentang efek dividen terhadap perubahan harga saham di sekitar ex-dividend date, menyebabkan timbulnya motivasi untuk meneliti hal tersebut dikaitkan dengan situasi pasar modal Indonesia. Seorang investor yang menginvestasikan dana atau kekayaannya pada saham akan memperoleh dua macam pendapatan atau imbal hasil, yaitu (1) pendapatan dari peningkatan harga saham yang disebut capital gain, dan (2) pendapatan berupa pembayaran deviden tunai dari perusahaan kepada para pemegang saham. Kegiatan investasi selalu akan dihadapkan pada dua hal yaitu pada keinginan untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada satu sisi dan dapat meminimumkan tingkat risiko pada tingkat lainnya. Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memaksimlakan keutungan pada tingkat risiko tertentu atau bagaimana meminimalkan risiko pada tingkat tertentu. Risiko terjadi Karena perbedaan antara tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan tingkat imbal hasil actual. Risiko atas ketidak pastian yang dihadapi oleh investor juga terjdi dalam kehidupan sehari-hari. Investor sebagai manusia biasa hanya bisa berusaha untuk terjadinya kerugian dalam berinvestasi. Pengetahuan akan terjadinya sesuatu dimasa datang hanyalah milik Allah semata, sedangkan investor sebagai manusia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang kepastian dimasa depan. Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para pelaku pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan. (Campbell and Beranek’s 1995) menyatakan bahwa pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date. (Elton and Gruber 1980) memberikan penjelasan awal mengenai fenomena exdividend date yang cenderung didasarkan pada perbedaan tarif pajak terhadap dividen dan capital gain income untuk marginal long-term investor. (Eades et al. 1994) menyatakan bahwa hasil awal studinya tidak secara jelas dapat diinterpretasikan sebagai dukungan terhadap pengenaan pajak sebagai suatu variabel penjelas dalam mengobservasi ex-dividend date. Sedangkan (Michaely and Murgia 1995) melakukan penelitian tentang perilaku dividen di Milan Stock Exchange (MSX), dengan sampel yang diteliti adalah investor yang dibagi dalam dua kelompok perdagangan saham dengan tarif pajak yang berbeda atas pendapatan dividen mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, terdapat suatu porsi yang signifikan terhadap perdagangan pada ex-dividend date yang termotivasi karena pajak. Namun demikian, penelitian ini tidak sepenuhnya dapat menjelaskan penyebab penurunan harga saham pada exdividend date. Jagannathan and Frank (1998) secara rinci menjelaskan bahwa suatu efek dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan pajak yang berbeda pada dividen dan capital gains. Simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal dapat dicermati dari karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal yang berbeda pula. Hasil penelitian yang mendukung simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal (Noronha et al. 1996), mengatakan bahwa kebijakan dividen dan struktur modal dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan, dalam hal tingkat pertumbuhan (growth) dan diversitas kepemilikan (blockholder). Pengujian secara empiris terhadap pengumuman dividen telah banyak dilakukan dengan hasil yang tidak konsisten. Pettit (1972) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, menemukan bahwa pasar melakukan reaksi yang sangat cepat terhadap pengumuman peningkatan atau penurunan dividen. Namun, watts (1973) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, Menemukan bahwa perubahan dividen hanya sedikit membawa informasi tentang laba masadepan perusahaan. Dan tidak ditemukan abnormal return disekitar pengumuman dividen (Healy dan palepu 1988) menguji sampel 131 perusahaan yang membayarkan dividen pertamakalinya dan 172 perusahaan yang menghapus dividen pertamakalinya antara tahun 1969 dan 1980. hasil penelitian mereka menunjukan bahwa kabijakan perusahaan untuk membayar atau menghapus dividen pertamakalinya ditafsirkan oleh pasar sebagai ramalan perusahaan mengenai peningkatan dan penurunan laba masa depan. Sedangkan Kao dan Wu (1994) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, mengembangkan model Marsh-Merton untuk menguji informasi dividen. Mereka menguji perusahaan dari COMPUSTAT tape periode 1965-1986. hasil penelitian mereka juga menunjukan bahwa perubahan dividen memberikan sinyal tentang perubahan prospek laba perusahaan masa depan. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Gonedes (1978) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, yang melakukan penelitian terhadap 285 perusahaan, selama kurun waktu 1946-1972, menolak kandungan informasi dividen karena tidak meberikan sinyal perubahan laba dimasa depan. Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Aharony dan Swary (1980) menggunakan model ekspektasi naif dan menggunakan 149 industri yang diseleksi dari new york stock exchange menunjukan pengumuman dividen secara kuartalan mempunyai kandungan informasi di pasar efisiensi setengah kuat. Michaely dan vila (1995) melakukan pengujian terhadap heterogenitas investor, harga dan volume perdagangan pada waktu ex dividen. Penemuan yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu ex-dividen, heterogenitas dan volume perdagangan juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Penelitian ini memberikan petunjuk bahwa masih adanya informasi content dati kebijakan dividen yang dibuat dari perusahaan. Susanto (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan terhadap perubahan harga saham pada waktu exdividen day. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pertumbuhan perusahaan dengan harga saham. Sedangkan menurut subekti (2001) hasil penelitiannya menunjukan bahawa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitiannya French dan Moon (1999:17), yang menghitung return saham pada saat ex-dividend date, menemukan adanya kenaikan variansi yang signifikan pada ex-dividend date. Menurut Campbell dan Beranek (1995:426) pembagian dividen tunai akan mengakibatkan penurunan harga saham pada saat ex-dividend date. Lebih lanjut, Michaely dan Villa (1995) juga menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date, heterogenitas dan volume penjualan saham juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Dalam penjelasannya Sularso (2003) menyatakan, bahwa pada saat ex-dividend date investor pada umumnya memprediksikan, bahwa pembagian dividen akan berdampak pada harga saham. Prediksi ini didasarkan pada pemikiran logis, bahwa investor telah kehilangan hak atas return dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (long position). Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai mendekati nilai saat dividen diumumkan (Gitman 2000:542). Lebih lanjut, menurut Miller dan Modigliani, harga saham (common stock) suatu perusahaan akan turun sebesar dividen yang dibagikan di sekitar ex-divedend date. Sedangkan, Boyd dan Jagannathan (1994) mengungkapkan tentang adanya hubungan nonlinier antara persentase perbedaan harga saham dengan dividend yield yang terjadi sebagai akibat adanya biaya-biaya transaksi (transaction costs) yang mempengaruhi penetapan harga saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh Bhardwaj dan Brooks (1999) yang menyatakan, bahwa dalam jangka pendek terdapat perbedaan antara dividend income dan penurunan harga saham pada waktu ex-dividend date. Melihat hasil tersebut paling tidak telah memberikan suatu gambaran tentang adanya pengaruh berbeda-beda yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date. Didasarkan atas penelitian Campbell dan Beranek (1995), Michaely dan Vila (1995), Sularso (2003), Pujiono (2002), dan Gitman (2000), serta dengan mempertimbangkan argumentasi dari Boyd dan Jagannathan (1994) dan Bhardwaj dan Brooks (1999), maka dapat dihipotesiskan, bahwa pertama, akan terjadi perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum ex-dividend date dengan harga saham setelah ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta. Kedua, dihipotesiskan, bahwa selisih perbedaan harga saham tersebut akan sebanding dengan nilai deviden per lembar saham yang dibagikan. Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik perlembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya. Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen. Kurangnya dana ataupun posisi kas yang sangat ketat dapat memaksa direksi perusahaan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan pembayaran dividen. Keputusan distribusi itu mestilah dipikirkan secara masak-masak karena dividen sering menjadi elemen kunci dalam imbalan yang diharapkan oleh para pemodal dari saham yang dimilikinya. Harga pasar saham kerap jatuh secara dramatis pada saat deklarasi dividen ternyata lebih kecil daripada yang diprediksi sebelumnya. Sebagian besar perusahaan mencoba mempertahankan catatan pembayaran dividen yang stabil dalam upaya membuat saham mereka kelihatan memikat bagi para pemodal. Dividen dapat dibayarkan sekali setahun atau setiap semesteran. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang berbedabeda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menguji dampak pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun terhadap perubahan harga saham (return) sebelum dan sesudah Ex-Dividend Date. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat kandungan informasi sebelum dan sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun ? 2. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah exdividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun ? C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian 1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kandungan informasi sebelum dan sesudah exdividend date pada dividen meningkat dan menurun. 2) Mengetahui perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah exdividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun. 2. Manfa’at penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfa’at sebagai berikut: 1) Bagi penulis Merupakan informasi serta wawasan yang luas mengenai pasar modal di Indonesia terutama masalah perbedaan harga saham (Abnormal Return) yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun sebelum dan sesudah ex-dividend date. 2) Bagi investor Sebagai bahan pertimbangan investasi yang dilakukan oleh investor. 3) Bagi ilmu menejemen, khususnya menejemen keuangan : Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah mengenai dividen, ex-dividend date. 4) Bagi Akademisi Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami Exdeviden date terhadap perubahan harga saham (Abnormal Return). 5) Bagi PT. Bursa Efek Indonesia Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa Efek Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahan swasta. (Husnan, 1998, 3). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka panjang maupun jangka pendek, baik negotiable ataupun tidak. Pasar modal berpengaruh dalam menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan dari suatu negara. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung tanpa perantara keuangan. Van Horne dan Wachowicz, (1997:528). Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Pasar modal sendiri terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari pembeli sekuritas kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (sektor investasi). Sedangkan dalam pasar sekunder terjadi jual beli sekuritas yang sudah ada (sekuritas lama). Transaksi–transaksi pada pasar sekunder tidak memberikan tambahan dana bagi investasi modal keuangan. Pasar sekunder juga dikenal sebagai bursa efek. Mulai tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Sebelum bergabung menjadi satu, Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Saham biasa mendominasi volume transakasi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX). Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES. B. Pasar Modal Efisien Menurut suad husnan (1998:261) pasar modal yang efisien adalah pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan demikianakan sangat sulit bagi para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan diatas bursa efek. Menurut jogiyanto (2003:370-373) pasar efisien ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Tiga bentuk efisiensi pasar secara informasi itu adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah. Dikatakan efisiensi bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secarapenuh mengenai informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakaninformasi yang sudah terjadi. Bentuk efisien pasar lemah ini berkaitan degan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan degan nilai sekarang. Jika pasar efisiensi bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memperediksi harga sekarang. Ini berarti untuk pasar yang efisiensi bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntugan yang tidak normal. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong from). Pasar dikatakan jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada dilaporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut : a. informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang diinformasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten. Contoh informasi pengumuman laba dan pembagian dividen. b. Informasi yang dipiblikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas perusahaan sejumlah perusahaan. Informasi ini dipublikasikandapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas yang terkena regulasi tersebut. c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini berupa peraturan pemerintah dan regulator yang berdampak kesemua perusahaan emiten. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong from). Pasar dikatakan jika harga sekuritas seara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk ivormasi yang privat. Jika pasar efisiensi dalam bentuk ini, maka tidak ada individual atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat. C. Saham Iskandar Z.Alwi (2003:33) Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Saham Biasa (common stocks) Iskandar Z.Alwi (2003:33) Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu: 1) Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakantindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. 2) Hak menerima Pembagian Keuntungan Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. 3) Hak Preemtive Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah. 2. Saham Preferen (preffered stocks) Iskandar Z.Alwi (2003:34) Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: 1) Preferen terhadap dividen a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa. b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahuntahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. 2) Preferen pada waktu likuidasi Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaandibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadilikuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif. 3. Nilai Saham Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin (2006;68), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu: 1. Nilai Nominal (Nilai pari) Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus memiliki satu jenis nilai nominal. 2. Nilai Dasar Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham, antara lain: Right issue, Stock split, waran, dll. 3. Nilai Pasar Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya. Sedangkan menurut Mustopo Ali Sasongko (2008) dalam jurnalnya yang berjudul ”Analisa penilaian saham”, mengemukakan bahwa ada beberapa jenis nilai saham, yaitu: 1. Nilai Nominal Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum 2. Nilai Buku Merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan 3. Nilai Pasar Merupakan harga saham di bursa efek 4. Nilai Intrinsik Merupakan nilai sebenarnya dari saham Dari pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai saham terdiri dari beberapa jenis yaitu nilai nominal, nilai dasar, nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai nominal saham tertera pada saham itu sendiri. Nilai dasar saham adalah harga pertama kali saham diperjualbelikan di pasar perdana. Nilai buku yaitu harga saham menurut catatan perusahaan. Nilai pasar saham terjadi ketika penutupan pasar bursa. Sedangkan nilai intrinsik yaitu nilai sebenarnya dari saham. D. Dividen Deviden merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham (Tjipto dan Hendi, 2001:9). Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Pemegang saham mempunyai hak untuk menjual saham setiap saat untuk suatu kepentingan, sehingga perputaran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah, karena komposisi pemegang saham berubah-ubah maka pembayaran dividen menjadi sulit untuk menentukan siapa yang berhak atas dividen tersebut, sehingga diperlukan prosedur untuk mengatur pembayaran dividen. 1. Prosedur Dalam Pembagian Dividen Menurut (Watson dan Bringham, 1993 : 212) terdapat empat Prosedur dalam pembagian dividen yaitu: 1. Tanggal pengumuman (declaration date) Adalah tanggal pada saat dimana direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen. 2. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. 3. Tanggal ex-dividen (ex-dividen date) Adalah tanggal pada saat dimana hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya jangka waktunya empat hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham. 4. Tanggal pembayaran dividen (payment date) Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividenatau membayarkan dividen. 2. Macam-macam deviden Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:129), deviden dilihat dari alat pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 1. Deviden tunai (Cash Devidend) Deviden tunai merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian deviden dalam bentuk tunai adalahuntuk memacu kinerja saham dibursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. Deviden tunai merupakan bentuk pembayaran yang paling banyak diharapkan oleh investor. Untuk membayarkan deviden dalam bentuk tunai di perlukan likuiditas. 2. Deviden saham (Stock Devidend) Deviden saham merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya deviden dalam bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara memperluas pemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan deviden dalam bentuk tunai. 3. Sertifikat deviden (Script Devidend) Sertifikat deviden merupakan deviden yang dibayarkan dengan sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi kalau perusahaan ingin membagikan deviden dalam bentuk tunai akan tetapi sementara itu perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat. Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:131), berdasarkan atas hubungan dengan tahun buku, deviden dapat dibagi atas dua jenis yaitu : a. Deviden Interim Merupakan deviden yang dibayarkan oleh perseroan antara satutahun buku dengan tahun buku berikutnya. Deviden interim ini dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun dengan tujuan salah satunya yaitu untuk memacu kinerja kerja saham perseroan di bursa. b. Deviden Final Deviden final merupakan deviden hasil pertimbangan setelah penutupan buku perseroan sebelumnya dan dibayarkan pada tahun buku berikutnya. Deviden final ini juga memperhitungkan dan mempertimbangkan hubungannya dengan deviden interim yang telah dibayarkan untuk tahun buku tersebut. E. Kebijakan Dividen Sutrisno (2003:303), Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham. Namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga memperkecil pertumbuhan dividen. Dari keterangan diatas ternyata kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal. Rasio Pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen. 1. Teori Kebijakan Dividen Teori kebijakan dividen menjelaskan bagaimana sifat dari dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Teori dari Kebijakan dividen ini akan mempengaruhi harga saham. Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003;383-387), ada tiga teori yang membahas tentang kebijakan dividen dan berpengaruh terhadap harga saham. Ketiga teori tersebut adalah: a. Teori Residu Dividen Teori ini menjelaskan bahwa investor lebih senang apabila perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali daripada jika keuntungan itu dibayarkan berupa dividen di mana reinvestasi akan menghasilkan lebih banyak dibandingkan saham-saham lain yang risikonya kira-kira seimbang. b. Teori Irrelevansi Dividen Teori ini menjelaskan bahwa kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari asset perusahaan. c. Teori Relevansi Dividen Teori ini menjelaskan bahwa investor umumnya menghindari risiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai risiko yang lebih kecil dari pada dividen yang diterima di masa yang akan datang. 2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen Dalam kondisi pasar modal yang efisien, informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan penerbit saham (emiten) akan direspon oleh investor apabila informasi tersebut memiliki muatan informasi (information contents). Akan tetapi, investor tidak akan merespon seluruh informasi tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi muatan informasi dari sebuah pengumuman (Foster, 1986) dalam Endang Raino Wirjono:2003. yaitu: 1. Ekspektasi pasar modal terhadap muatan informasi dan waktu pengumuman; factor ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi akan menimbulkan respon yang lebih besar di pasar saham. 2. Implikasi pengumuman terhadap distribusi return sekuritas akan datang. Semakin besar arus kas ekspektasian akan datang maka harga pasar akan lebih terpengaruh. 3. Kredibilitas sumber informasi; sumber informasi yang memberikan pengumuman akan berdampak terhadap volatilitas harga saham. Semakin kredibel (layak dipercaya) sumber informasi, respon dari investor akan semakin tinggi. 4. Berdasarkan teori sinyal (signaling theory), pengumuman dividen merupakan mekanisme yang dipilih manajer untuk menyampaikan pandangannya mengenai laba atau arus kas akan datang kepada investor. Penggunaan dividen sebagai sinyal memerlukan cost yang tinggi sehingga hanya perusahaan yang berkulaitas yang mampu menanggungnya. Dividen sering digunakan oleh manajer sebagai isyarat untuk menunjukkan kemampuan perusahaan. Ada dua asumsi pokok dalam dividend signaling theory: 1. Keengganan manajemen perusahaan untuk mengubah kebijakan dividen karenainvestor menganggap kebijakan dividen sebagai isyarat mengenai kemampuanperusahaan. 2. Ada perbedaan informasi antara manajer dengan investor, perbedaan ini terjadi karena manajer lebih banyak informasi mengenai perusahaan dibandingkan investor. Kondisi ini menimbulkan kesenjangan informasi (asymetry information) antara manajer dengan investor. Pengumuman dividen mengandung informasi mengenai laba pada saat ini dan masa akan datang. Apabila pengumuman dividen meningkat (menurun) berarti manajer memiliki keyakinan bahwa laba akan mengalami peningkatan (penurunan). Investor sebagai pihak yang memiliki informasi inferior menggunakan informasi pengumuman dividen untuk mengeliminasi kesenjangan informasi dan memprediksi laba yang akan datang. Manajer akan bertindak hati-hati dalam memberikan sinyal. Manajer harus benar-benar yakin mengenai prospek perusahaan yang akan datang sebelum menaikkan pembayaran dividen. Manajer juga tidak akan gegabah memotong dividen sebab pasar akan bereaksi lebih kuat terhadap kabar buruk. Ross (1977), dalam Endang Raino Wirjono:2003. menyatakan ada empat syarat penting yang perlu diperhatikan dalam optimalisasi kebijakan dividen sebagai isyarat, yaitu: 1. Manajemen harus selalu memiliki dorongan untuk mengirimkan isyarat secara jujur, meskipun beritanya buruk. 2. Isyarat dari suatu perusahaan yang sukses (berprospek) tidak mudah ditiru oleh pesaingnya yaitu perusahaan yang kurang sukses (tidak berprospek). 3. Isyarat harus memiliki hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang diamati. 4. Tidak ada cara menekan biaya yang relatif lebih efektif untuk mengirimkan isyarat yang sama. 3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurunkan Kesejahteraan Pemegang Saham. 1. Dividen dapat meningkatkan kesejehteraan pemegang saham Teori yang di kemukankan oleh Gordon (1959) dan litnert (1956) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, ini bisa disebut dengan teori birdin-the-hand. Gordo dan litnert berpendapat bahwa pembagian dividen lebih baik dari pada capital gain, karena investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara sehingga perusahaan menawarkan dividen yield yang lebih tinggi. 2. Dividen dapat menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham Teori ini di kemukakan oleh litzenberger dan ramaswamy (1979) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, pandangan ini menyatakan bahwa investor lebih menyukai retained earnings dibandingkan degan dividen, hal ini disebabkan karena pertimbangan pajak yang dikenakan terhadap capital gain lebih rendah. Teori ini menyarankan agar perusahaan membagikan dividen yang rendah jika ingin memaksimalkan nilai sahamnya. Para investor lebih menyukai pembagian dividen yang lebih rendah dibandingkan yang tinggi karena pajak dari capital gain maksimum pada rate 20% sedangkan pajak dari pendapatan dividen pada rate di atas 39,6%. Oleh karena itu, kesejahteraan investor ( yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen ) terletak pada kesenagan mereka untuk menguasai perusahaan dan menanamkan kembali earning mereka dalam bisnis. Pertmbuhan earnings akan mengarah pada harga saham yang lebih tinggi, dan pajak capital gain akan digantikan oleh pajak dividen yang lebih tinggi. Selain itu, pajak tidak dibayar sampai gains saham terjual. Karena efek nilai waktu, pajak yang dibayar pada masa yang akan datang mempunyai effective cost yang lebih rendah daripada pajak yang dibayarkan saat ini, jika saham dimiliki seseorang sehingga dia meniggal, maka tidak akan ada pajak capital gains yang ditanggung. Karena keuntungan pajak ini, investor lebih suka menguasai sebagian besar earnings mereka di perusahaan sehingga investor bersedia membayar lebih banyak untuk perusahaan yang low-payout dibandingkan untuk perusahaan yang high-payout. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sutrisno (2003:304), Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain: 1. Posisi solvabilitas perusahaan Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur modalnya. 2. Posisi likuiditas perusahaan Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout ratio nya kecil, sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar. 3. Kebutuhan untuk melunasi hutang Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera di bayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutanghutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu, dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau me roll-over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividend payout ratio. 4. Rencana perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payout rationya. 5. Kesempatan investasi Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang, dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen. 6. Stabilitas pendapatan. Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga. 7. Pengawasan terhadap Rencana perluasan Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Apabila dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya. Sedangkan pendapat lain, faktor-faktor yang dianalisis perusahaan dalam memutuskan kebijakan dividen: (Van Horne, Wachowich, 1999:117), Adalah sebagai berikut: 1. Peraturan-peraturan hukum Pembahasan peraturan hukum penting dilakukan untuk menetapkan batasan- batasan hukum dimana kebijakan dividen perusahaan dapat digunakan. Peraturan penurunan modal. Negara melarang pembagian dividen jika mengakibatkan penurunan modal. Tujuan hukum penurunan modal adalah untuk melindungi kreditor perusahaan, dan hukum ini dapat memiliki beberapa pengaruh jika perusahaan relatif baru. Pada perusahaan berkembang yang telah menghasilkan yang sudah keuntungan dan memiliki laba ditahan, kerugian yang biasanya dialami sebelum pembatasan memberikan pengaruh terhadap pembayaran dividen yang dibatasi. Pada saat ini kreditur hanya dapat menerima sedikit perlindungan. Peraturan ketidaksolvabilitasan. Negara melarang pembayaran dividen kas jika perusahaan tidak sanggup membayar hutang. Ketidaksolvabilitasan dapat diartikan secara hukum maupun teknik. Secara hukum berarti nilai kewajiban yang dicatat melebihi nilai aktiva yang dicatat, sedangkan secara teknis sebagai ketidakmampuan perusahaan membayar pinjamannya pada saat jatuh tempo. Karena kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya bergantung pada likuiditas daripada modal perusahaan, maka pembatasan ketidaksolvabilitasan merupakan bentuk perlindungan yang baik bagi kreditur. Jika kas terbatas, perusahaan dilarang untuk melakukan sesuatu yang lebih menguntungkan bagi pemegang saham tapi merugikan kreditur. Peraturan laba ditahan yang tidak semestinya. Dinas perpajakan melarang penahanan laba lebih dari semestinya. Diartikan sebagai penahanan kelebihan kebutuhan investasi perusahaan saat ini di masa depan dalam jumlah yang besar. Tujuan peraturan ini adalah untuk mencegah perusahan menahan labanya dengan tujuan mengurangi pajak. 2. Kebutuhan pendanaan perusahaan Saat batasan-batasan hukum bagi kebijakan dividen telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penafsiran kebutuhan pandanaan perusahaan. Perlu dipersiapkan anggaran kas, proyeksi laporan sumber dan penggunaan dana, proyeksi laporan arus kas. Tujuan utamanya adalah menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang mungkin terjadi tanpa adanya perubahan kebijakan dividen. Disamping memperkirakan hasil yang mungkin diterima, perusahaan juga harus mempertimbangkan risiko bisnis sehingga dapat diperoleh berbagai macam hasil arus kas yang mungkin Perusahaan perlu mengetahui apakah masih ada dana yang tersisih setelah penggunaan dana untuk kebutuhan perusahaan, termasuk pendanaan proyek investasi yang diterima. Dalam hal ini perusahaan harus melihat situasi beberapa tahun di masa depan untuk mengatasi fluktuasi. Kemampuan perusahaan untuk meyediakan dividen harus dianalisis relatif terhadap probabilita arus kas dan saldo kas yang mungkin di masa depan. Berdasarkan analisis ini perusahaan dapat menentukan besarnya dana yang mungkin tersisa. 3. Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam keputusan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang berkembang dan menguntungkan mungkin tidak likuid karena dana yang dimilikinya digunakan untukkeperluan aktiva tetap dan modal kerja permanen. Manajemen perusahaan biasanya ingin mempertahankan tingkat likuiditas tertentu untuk memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen perusahaan mungkin melakukan penolakan untuk membayar dividen dalam jumlah besar. 4. Kemampuan untuk menjamin Posisi likuid bukan merupakan satu-satunya cara untuk memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian. Jika memiliki kemampuan untuk memperoleh pinjaman dalam waktu singkat, perusahaan dapat dikatakan memiliki fleksibilitas keuangan relatif baik. Kemampuan meminjam ini dapat berupa batas kredit atau perjanjian kredit beruntun dari bank, atau kemampuan tidak resmi kelembagaan keuangan untuk memperluas kredit. Selain itu, fleksibilitas keuangan dapat berasal dari kemampuan perusahaan untuk menembus pasar modal dengan menerbitkan obligasi. Semakin besar dan semakin kuat perusahan, semakin besar fleksibilitas keuangan dan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen kas. Jika perusahaan dapat melakukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu terlalu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan. 5. Batasan-batasan dalam perjanjian hutang Perjanjian perlindungan dalam perjanjian obligasi atau pinjaman seringkali berisikan batasan-batasan pembayaran dividen. Batasan ini digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. Biasanya batasan ini dinyatakan sebagai persentase maksimum laba ditahan kumulatif perusahaan. Jika batasan ini harus diterapkan, maka akan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Terkadang manajemen perusahaan menerima batasan dividen yang diberikan pemberi pinjaman karena perusahaan tidak harus melakukan pembenaran laba ditahan kepada pemegang saham. Manajemen perusahaan dapat menjadikan batasan tersebut sebagai alasan tidak membayar dividen. 6. Pengendalian Jika perusahaan membayar dividen dalam jumlah besar, perusahaan kemudian perlu mencari modal melalui penjualan saham untuk mendanai peluang investasi yang memungkinkan. Dalam situasi tersebut kepentingan pengendalian perusahaan mungkin menipis jika pemegang saham yang memiliki kendali tidak mau atau tidak dapat memesan tambahan saham. Para pemegang saham ini lebih memilih pembayaran dividen yang rendah dan pendanaan kebutuhan investasi melalui laba ditahan. Kebijakan dividen ini mungkin tidak memaksimalkan kekayaan keseluruhan pemegang saham, namun kebijakan dividen tersebut dilakukan demi kepentingan terbaik pihak yang memiliki kendali. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yang sangat berbeda, jika perusahaan ingin diakuisisi oleh perusahaan lain, pembayaran dividen yang rendah merupakan keuntungan bagi pihak luar yang ingin memiliki kendali atas perusahaan. Pihak luar ini dapat meyakinkan pemegang saham bahwa perusahaan tidak memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan pihak luar ini dapat melakukan hal yang lebih baik. Akibatnya, perusahaan dalam ancaman akuisisi mungkin menetapkan pembayaran dividen yang tinggi untuk menyenangkan pemegang saham. Dalam menentukan pembayaran dividen, perusahaan akan menganalisa sejumlah faktor yang dijelaskan diatas. Faktor-faktor ini mempengaruhi batas hukum dan batasan lain dimana dividen dapat dibayarkan. Jika perusahaan membayar dividen dari kelebihan dana residualnya, ini berarti bahwa manajemen dan dewan direksi yakin bahwa pembayaran dividen memiliki pengaruh positif bagi kekayaan pemegang saham. Sangat disayangkan sangat sedikit bukti empiris yang tersedia untuk membuat generalisasi yang jelas. Kurangnya landasan perusahaan untuk memperkirakan pengaruh jangka panjang kebijakan dividen tertentu terhadap penilaian menyebabkan kebijakan dividen merupakan keputusan kebijakan yang paling sulit. Pertimbangan–pertimbangan pada bagian ini memungkinkan perusahaan menentukan strategi dividen pasif yang sesuai. Kebijakan dividen aktif melibatkan rasa percaya, karena kebijakan ini menuntut sebagian dividen kumulatif yang pada akhirnya dibayarkan diganti dengan pendanaan saham biasa. Strategi ini bersifat tidak jelas namun satu hal yang paling sulit dipercaya oleh kaum akademisi adalah adanya peningkatan kekayaan pemegang saham. Meskipun demikian, banyak perusahaan percaya bahwa pembayaran dividen mempengaruhi harga saham. 5. Kebijakan Pemberian Dividen Berbagai macam kebijakan pemberian deviden menurut Riyanto (2001:289) adalah sebagai berikut : a. Kebijakan deviden yang stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan deviden yang stabil, artinya jumlah deviden per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Deviden yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya deviden per lembar dinaikkan. Dan deviden yang dinaikan ini akan dipertahankan dalam waktu yang relatif panjang. Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan deviden yang stabil adalah kebijakan deviden yang stabil dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masamasa mendatang. Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak mengurangi deviden yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan kalau devidennya dikurangi pembayarannya. Dengandemikian manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor melalui politik deviden yang stabil. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari deviden. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya pembagian deviden yang tidak stabil. Mereka lebih senang membayar harga ekstra bagi saham yang akan memberikan deviden yang sudah dapat dipastikan jumlahnya. Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar modalnya, bahwa organisasi atau yayasan-yayasan sosial, perusahaanperusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah Kota Madya, dan lain-lain hanya diijinkan menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan deviden yang stabil. Biasanya dalam pasar modal ada daftar resmi yang memuat nama-nama perusahaan yang menjalankan kebijakan deviden yang stabil, artinya perusahaan yang bersangkutan akan membayar devidennya secara tetap dan tidak terganggu pembayarannya. b. Kebijakan pembayaran deviden dengan penetapan jumlah minimal plus jumlah ekstra tertentu. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal deviden per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik maka perusahaan akan membayarkan deviden ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah deviden yang minimal setiap tahunya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk. Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan baik maka pemodal akan menerima deviden minimal tersebut ditambah dengan deviden ekstra. Kalau keadaan keuangan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya deviden yang minimal saja. c. Kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan deviden payout ratio yang konstan misalnya 50 %. Ini berarti bahwa jumlah deviden per lembar saham tiap tahunya yang di bayarkan akan berfluktuatif sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh tiap tahunnya. d. Kebijakan deviden yang fleksibel Perusahaan menetapkan deviden payout ratio besarnya tiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi maka besarnya deviden yang dibagikan relatif tinggi, dan sebaliknya jika tingkat keuntungan rendah maka besarnya deviden yang dibayarkanjuga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat keuntungan. F. Studi Peristiwa (Event Study) Syahrir ika (2000:140) dalam Novy Zulvayanti 2005, studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event studi dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dan suatu pengumuman. Pengujian kandungan informasi dimaksudakan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuaman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. (syahrir ika, 2000: 140). dalam Novy Zulvayanti (2005) Sebaliknya yang tidak memberikan kandungan informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar dibawah ini: Ada abnormal return Ada kandungan informasi & Tidak ada abnormal return Tidak ada kandungan informasi Pengumuman peristiwa Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. G. Telaah Penelitian Terdahulu Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh pengumuman deviden terhadap perubahan harga saham pernah diteliti oleh : Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Lani Siaputra dan surja dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh ex-dividend date terhadap perubahan harga saham, dengan periode penelitian selama 30 hari yaitu 15 hari sebelum dan 15 sesudah ex-dividen date. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date berbeda signifikan. Buddi Wibowo dan Adler Manurung (2004) menguji 25 perusahaan yang melakukan pengumuman dividen pada tahun 2003. Mereka mengungkapkan bahwa pengumuman dividen berpengaruh terhadap abnormal return. Beberapa penelitian yang dilakukan baik di Indonesia maupun di luar negeri masih memberikan hasil yang beragam, seperti hasil penelitian yang dilakukan Indah Patmawati(1999), Sri Mulyati(2003) dan Sudjoko (1999) dalam Kurnia Basyori 2007. menyimpulkan bahwa pengumuman dividen mengandung informasi. Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dividen. Penelitian yang dilakukan di luar negeri pun sama. Dalam Jogianto (2000) bahwa hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976), Ang(1975) dan Gonedes(1978) tidak menemukan bukti jika dividen mengandung informasi. Namun hasil lain mengungkapkan bahwa pengumuman dividen mengandung informasi, seperti hasil Mande (1994), Eddy dan Seifert(1992) Chang dan Chen(1991), Laub (1976) Woolridge (1982). Woolridge (1928) dalam Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu sehari setelah pengumuman. Kartini, (2001), meneliti tentang reaksi pemegang saham terhadap pengumuman perubahan pembayaran dividen. Dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 50 perusahaan. Terbagi menjadi 25 perusahaan mengalami kenaikan dividen dan 25 mengalami penurunan. Hasil penelitian ini bahwa pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan dividen. Dan pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman kenaikan pembayaran dividen. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Kartini. Perbedaan dengan penelitian sebelumya adalah jumlah sampel sebanyak 150 sampel, periode pengamatannya dimulai pada tahun 2002 2005, dimana periode krisis di Indonesia, dan metode pengujiannya menggunakan one sample t test. H. Kerangka Pemikiran Bursa Efek Indonesia (BEI) LQ45 Dampak Pengumuman Dividen Meningkat dan Dividen Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sesudah Ex –Dividend Date di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menghitung Abnormal Return dan rata-rata Abnormal Return Uji Deskriptif Statistik , Uji Statistik One Sample t test dan Paired Sampel t test Uji hipotesis H0 = Tidak terdapat kandungan informasi dan Ha = perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia. Terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia H0 diterima jika sig> 0,05 Ha diterima jika sig< 0.05 I. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0 = Tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia. Ha = Terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia . BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan Event Study, yang berjudul Dampak Pengumuman Dividen Meningkat dan Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sudah Ex-Dividend Date. dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa (Event). Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu peristiwa (Event), dengan adanya informasi pengumuman dividen. A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada perusahaan – perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) dengan menggunakan event study yang akan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal. Untuk menguji adanya reaksi harga dilakukan tes abnormal return selama periode peristiwa dan dengan melakukan pengujian abnormal return terhadap dividen naik dan dividen turun pada saat Ex-Dividend Date. Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa ExDividen Date 7 hari sebelum kejadian dan 7 setelah kejadian dengan pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun sejak tahun 2006-2007 B. Metode Penentuan Sampel Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggnukan Teknik pengambilan dengan menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta (ICMD, JSX Monthly Statistic, Fact Book) dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. Data yang diperlukan meliputi: 1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di LQ45 dari tahun 2005-2007, dan mengeluarkan dividen, sehingga Ex-Dividend date bisa diketahui; 2. Dari perusahaan tersebut dipilih perusahaan yang jumlah dividennya berbeda dari periode sebelumnya (meningkat dan menurun) 3. Nama perusahaan dan jumlah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan selama tahun amatan (dividen tiap lembar saham). 4. Tanggal pengumuman Ex-Dividen Date perusahaan pada tahun amatan. 5. Harga saham harian untuk tiap-tiap saham perusahaan yang dijadikan sampel pada tahun amatan (Closing Price). 6. Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) pada tahun amatan. C. Metode Pengumpulan Data Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggunakan data sekunder dengan cara sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian lapangan pada bursa Efek Indonesia melalui pusat layanan informasi pada pusat referensi pasar modal. 2. Peneitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. D. Metode Analisis Data Untuk mengetahui adanya pengaruh pengumuman dividen terhadap kandungan informasi dan perubahan harga saham (Abnormal Return), dilakukan pengujian dengan melihat reaksi pasar di periode pengamatan dengan menghitung Abnormal Return. Menghitung Abnormal Return setiap saham selama periode pengamatan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: RTNit = Rit – E (Rit) dimana: RTNit = Abnormal Return sekuritas ke-i pada periode ke-t Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t E(Rit) = Return ekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t. (IHSG) a. Menghitung Return Saham Adalah tingkat pengembalian masing-masing saham berdasarkan rumus: (Manurung 1997) Rit = Pi,t – Pi,t-1 Pi,t-1 dimana: Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t Pit = harga saham ke-i pada periode ke-t Pit-1 = harga saham ke-i pada periode ke t-1 b. Menghitung Return pasar Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang terdaftar di Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG.dan perhitungan untuk return diformulasikan sebagai berikut: (Manurung 1997) E(Rit ) = Rmt = IHSGt - IHSGt-1 IHSGt-1 dimana: E(Rit ) = Return ekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t. (IHSG) IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1 Dengan pengujian Statistik Santoso, (2001) Perhitungan untuk pengujian t (t-tes) dengan menggunakan alat analisis (One Sampel t-test) dan (Paired Sampel t test) SPSS Versi 15. atau dengan formula berikut: t hitung = RRTNt KSEt dimana : RRTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode peristiwa Untuk mencari rata-rata Abnormal Return (RRTNt) digunakan formulasi berikut ini: k RRTNt = ∑ RTNi,t i=1 k dimana : RRTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t RTNi,t = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t K = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa Sedangkan perhitungan kesalahan standar estimasi (KSEt) digunakan formula sebagaiberikut : k KSEt = √ ∑ (RTNi,t – RRTNt)2 1 i=1 (k – 1) √k dimana RRTNt = Abnormal return sekuritas i pada periode peristiwa ke-t RTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t K = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa Adapun rumus t hitung untuk pengujian uji beda (paired sample t test) adalah Sb = √ ∑d2 N (n-1) Dimana : Sb = standar error dua mean yang berhubungan thitung = (B – 0) = B Sb Dimana : Sb B = beda antara pengamatan tiap pasang B = mean dari beda pengamatan Sb = standard error dua mean yang berhubungan E. Operasional Variabel Penelitian 1. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date Harga saham adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data closing price untuk masing-masing saham sebelum dan sesudah exdividend date selama periode penelitian di Bursa Efek Jakarta. 2. Dividen Nilai dividen ini didasarkan pada besarnya nilai dividen yang diumumkan perusahaan 3. Cash dividen Cash dividen merupakan dividen yang dibayar dengan uang tunai dimana pembayaran dilakukan pada saat ex-dividen date. 4. Abnormal Return Abnormal Return atau keuntungan diatas normal adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return ini bisa bernilai positif ataupun negatif. 5. Return Individual Return individual adalah tingkat keuntungan harian untuk masingmasing saham. Return individual ini merupakan prosentase dari ln harga saham pada saat ini dibagi harga saham pada saat sebelumnya. 6. Return Pasar Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang terdaftar di Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG. IHSG menunjukkan indeks harga saham dari seluruh saham yang listed di Bursa. BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN C. Sekilas gambaran umum dan objek penelitian. 1. Sejarah BEI ( Bursa Efek Indonesia ) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif. WWW. Bursa Efek Indonesia. Com. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950) 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems). 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Pelaku Pasar Modal Indonesia Iskandar Z.Alwi (2003:19) Pelaku pasar modala adalah lembaga dan perorangan yang melakukan kegiatan secara terus-menerus dipasar modal. Kegiatan pelaku pasar modal tidak dapat dipisahkan dengan keberhasilan dan kegagalan pasar modal itu sendiri. Oleh karena itu secara sedarhana dapat dikatakan bahwa tanpa pelaku pasar modal, pasar modal tidak dapat hidup dan berkembang sebagaimana mestinya. Demikian sebaliknya, tanpa pasar modal pelaku pasar modal tidak dapat mengembangkan usaha dengan baik dan wajar. Pelaku pasar modal dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. lembaga pengawas pasar modal, yaitu Bapepam 2. 3. 4. lembaga pelaksana kegiatan pasar modal: - Bursa Efek - Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) - Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Lembaga penunjang kegiatan pasar modal: - Penjamin Emisi (Underwriter) - Wakil Penjamin Emisi - Perantara Pedangang Efek - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Manager dan Wakil Manager Investasi - Kustodian - Penasehat Investasi - Biro Admonistrasi Efek - Waliamanat Lembaga profesi penunjang : - Notaris - Akuntan Publik - Penilai - Konsultan Hukum 5. Perusahaan public (Emiten) 6. Investor 3. Badan pengawas pasar modal (BAPEPAM) Iskandar Z.Alwi (2003:20) Bapepam menurut Undang-undang PM No. 8/ 1995 Bab II adalah badan yang bertanggung jawab kepada menteri keuangan dan bertugas pokok melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari atas kegiatan pasar modal. Fungsi dan tugas. Sesuai dengan Undang –undang No 8 tahun 1995 Bab II dan keputusan menteri keuanga RI No. 503/KMK-01/97 pasal 2 tentang pasar modal, Bapepam mempunyai fungsi dan tugas sebag ai berikut: 1. Penyusunan peraturan dibidang pasar modal 2. penegakan peraturan dibidang pasar modal 3. pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang dilaksanakan Bapepam bertujuan untuk mewujudkan terciptanya pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 4. menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan perusahaanpublik 5. penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sangsi oleh bursa efek, lembaga kliring (LPK) dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP) 6. penetapan ketentuan akuntansi dibidang pasar modal B. Penemuan dan Pembahasan 1. Pembahasan Pada Pengumuman Dividen Meningkat a. Daftar perusahaan pada pengumuman dividen meningkat Berikut ini adalah hasil akhir yang dapat dilihat dari sampel adalah sebanyak 22 perusahaan dan 32 banyaknya tanggal Ex-Dividen Date pada pengumumkan dividen meningkat sejak tahun 2006-2007 pada perusahaan LQ 45. Tabel 4.1 Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menigkat di Bursa Efek Indonesia Kode AALI ASII BBCA BBRI BDMN BMRI Perusahaan Astra Agro Lestari Tbk Astra International Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Taggal pengumuman 15-May-06 16-Jun-06 11-Jun-07 7-Jun-06 14-Jun-07 22-Jun-06 16-Jun-06 20-Jun-07 BNGA BNII Bank Niaga Tbk 14-Jun-07 Bank International Indonesia Tbk BUMI Bumi Resources Tbk 17-May-06 25-Jun-07 14-Jun-07 13-Jun-06 INCO International Nickel Ind .Tbk INDF INTP KIJA Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk KLBF LSIP 21-Nov-07 26-Apr-06 30-Jul-07 20-Jul-06 7-Jun-06 15-Jun-07 21-Jul-06 MEDC Medco Energi International Tbk Taggal pengumuman 30-May-06 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) 25-Jun-07 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNTR United Tractors Tbk UNVR Unilever Indonesia Tbk 30-May-07 5-Jun-06 23-Jul-07 24-Jul-06 12-Jun-07 30-Jun-06 21-Jun-07 13-Jun-06 25-Jun-07 23-Jun-06 Kode Perusahaan Sumber : Jakarta Stock Exchange Statistics tahun 2006-2007 b. Pengujian Statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat. Menurut Santoso (2001:25) analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik data seperti nilai minimum, maximum, nilai rata-rata dan seberapa jauh data-data bervariasi. Hasil deskriptif data untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Pengujian Statistik Deskriptif pada pengumuman dividen meningkat Periode N t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 Minimum Maximum -1014.91 -0.03 -1014.92 -0.06 -0.03 -0.04 -0.04 -0.42 -0.06 -0.05 -0.09 -0.28 -0.09 -0.38 -0.06 0.07 1 0.07 1.05 0.03 0.05 0.29 0.08 0.05 0.09 0.13 0.16 0.44 0.06 0.12 Mean/ Std. RRTNt Deviasi -31.7122 179.41379 0.0342 0.17731 -31.7039 179.41665 0.0346 0.18699 -0.0025 0.01522 0.0021 0.01841 0.0104 0.05534 -0.0257 0.08743 -0.0003 0.02328 0.0042 0.02818 0.0002 0.03414 -0.0009 0.06278 0.0276 0.10151 -0.0152 0.07915 0.0056 0.03056 Sumber: data diolah Berdasarkan table 4.2, maka diketahui Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -1014.91, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar -31.7122 dan standar deviasi sebesar 179.41379. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 1, nilai mean sebesar 0.0342dan standar deviasi sebesar 0.17731. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -1014.92, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar -31.7039 dan standar deviasi sebesar 179.41665. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar 1.05, nilai mean sebesar 0.0346 dan standar deviasi sebesar 0.18699. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.03, nilai mean sebesar -0.0025 dan standar deviasi sebesar 0.01522. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar 0.0021 dan standar deviasi sebesar 0.01841. Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.29, nilai mean sebesar 0.0104 dan standar deviasi sebesar 0.05534. Nilai minimum abnormal return pada saat ex-dividend date dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah 0.42, nilai maksimum sebesar 0.08, nilai mean sebesar -0.0257 dan standar deviasi sebesar 0.08743. Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar -0.0003 dan standar deviasi sebesar 0.02328. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.05, nilai maksimum sebesar 0.09, nilai mean sebesar -0.0042 dan standar deviasi sebesar 0.02818. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.13, nilai mean sebesar 0.0002 dan standar deviasi sebesar 0.03414. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.28, nilai maksimum sebesar 0.16, nilai mean sebesar -0.0009 dan standar deviasi sebesar 0.06278. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.44, nilai mean sebesar 0.0276 dan standar deviasi sebesar 0.10151. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.38, nilai maksimum sebesar 0.06, nilai mean sebesar -0.0152 dan standar deviasi sebesar 0.07915. Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar 0.12, nilai mean sebesar 0.056 dan standar deviasi sebesar 0.03056. c. Pengujian Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Pengujian statistik terhadap Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi Abnormal Return yang terdapat diperiode peristiwa. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. Berikut ini adalah tabel pengujian statistik Abnormal Return selama 7 periode sebelum dan 7 periode sesudah pengumuman dividen meningkat dengan α= 5% dan jumlah saham yang dianalisis (k) adalah 22 saham dengan jumlah ex-dividen sebanya 32. Table 4.3 Uji Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Periode N Sig. (2tailed) Mean standar deviasi t hitung t-7 32 0.325 -31.712 179.41379 -1 t-6 32 0.284 0.0342 0.17731 1.09 t-5 32 0.325 -31.704 179.41665 -1 t-4 32 0.303 0.0346 0.18699 1.048 t-3 32 0.363 -0.0025 0.01522 -0.923 t-2 32 0.530 0.0021 0.01841 0.636 t-1 32 0.294 0.0104 0.05534 1.067 t0 32 0.107 -0.0257 0.08743 -1.662 t+1 32 0.940 -0.0003 0.02328 -0.076 t+2 32 0.411 0.0042 0.02818 0.833 t+3 32 0.968 0.0002 0.03414 0.040 t+4 32 0.935 -0.0009 0.06278 -0.082 t+5 32 0.134 0.0276 0.10151 1.540 t+6 32 0.285 -0.0152 0.07915 -1.088 t+7 32 0.308 0.0056 0.03056 1.036 keterangan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai return tidak normal pada t-7 (-31.7122) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.325 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+7 (0.0056). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.308. Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 7 hari sebelum ex-dividend date dan 7 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-6 (0.0342) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.284 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+6 (-0.0152). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.285 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 6 hari sebelum ex-dividend date dan 6 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-5 (-31.7039) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.325 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+5 (0.0276). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.134 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 5 hari sebelum ex-dividend date dan 5 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-4 (0.0346) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.303 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+4 (-0.0009). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.935 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 4 hari sebelum ex-dividend date dan 4 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-3 (-0.01522) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.363 ternyata lebih rendah dibanding pada t+3 (0.0002). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.968 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 3 hari sebelum ex-dividend date dan 3 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-2 (0.0021) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.53 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+2 (0.0042). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.411 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 2 hari sebelum ex-dividend date dan 2 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-1 (0.0104) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.294 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+1 (-0.0003). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.940 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 1 hari sebelum ex-dividend date dan 1 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t=0 (-0.0257) dengan tingkat signifikan (sig-t) sebesar 0.107. Bahwa diketahui nilai t hitung periode tujuh hari sebelum pengumuman pada saat pengumuman dan tujuh hari sesudah pengumuman terletak diantara -2.042, dan +2.042(-2.042<t hitng<+2.042), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti pengumuman dividen meningkat. tidak mempunyai kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan. Pergerakan RRTNt dari positif kenegatif pada hari-hari sebelum pengumuman dividen menunjukan bahwa investor meragukan apakah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan sesuai dengan dividen yang diharapkan oleh investor atau tidak. Rata-rata return tidak normal (RRTNt) pada hari pertama sesudah pengumuman mempunyai nilai negatif maka memberikan bukti bahwa pengumuma dividen perusahaan, tidak mengandung informasi bagi pasar dengan pengujian statistiknya menunjukan tidak signifikan, dan pasar cepat menyerap informasi pengumuman dividen yang terlihat pada hari kedua setelah pengumuman dividen, langsung naik 0.0042, artinya pasar langsung menyesuaikan informasi yang ada atau tidak memerlukan waktu yang lama terhadap pengumuman dividen. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Serta didukung oleh Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dividen. Penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976), Ang(1975) dan Gonedes(1978) Dalam Jogianto (2000) tidak menemukan bukti jika dividen mengandung informasi dan perbedaan Abnormal Return. d. Pengujian statistik (paired sample t test) uji beda Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Pengujian statistik (paired sample t test) Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi perbedaan Abnormal Return pada setiap periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. 1. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-7 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.4 Uji beda Abnormal Return periode t-7 Periode t-7dgn t-6 t-7 dgn t-5 t-7 dgn t-4 t-7 dgn t-3 t-7 dgn t-2 t-7dgn t-1 t-7 dgn t0 t-7 dgn t+1 t-7 dgn t+2 t-7 dgn t+3 t-7 dgn t+4 t-7 dgn t+5 t-7 dgn t+6 t-7 dgn t+7 Mean -31.74630 -0.00822 -31.74679 -31.70967 -31.71422 -31.72259 -31.68647 -31.71184 -31.71631 -31.71240 -31.71124 -31.73979 -31.69693 -31.71775 Std. Deviation 179.58985 257.78973 179.41537 179.41786 179.40824 179.41138 179.43373 179.40423 179.41946 179.41109 179.41129 179.40917 179.41434 179.41053 t -1.000 0.000 -1.001 -1.000 -1.000 -1.000 -0.999 -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -1.001 -0.999 -1.000 Sig. (2tailed) 0.325 1.000 0.325 0.325 0.325 0.325 0.326 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-7 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-7 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 2. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-6 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.5 Uji beda Abnormal Return periode t-6 Periode t-6 dgn t-5 t-6 dgn t-4 t-6 dgn t-3 t-6 dgn t-2 t-6 dgn t-1 t-6 dgn t0 t-6 dgn t+1 t-6 dgn t+2 t-6 dgn t+3 t-6 dgn t+4 t-6 dgn t+5 t-6 dgn t+6 t-6 dgn t+7 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Mean 31.7380 -0.0006 0.0366 0.0320 0.0236 0.0598 0.0345 0.0299 0.0339 0.0349 0.0065 0.0493 0.0285 Std. Deviasi 179.41342 0.25491 0.17453 0.18320 0.18501 0.18234 0.18750 0.17399 0.18178 0.19068 0.20640 0.19533 0.18214 t 1.001 -0.014 1.185 0.988 0.722 1.856 1.042 0.972 1.054 1.037 0.178 1.428 0.885 Sig. (2tailed 0.325 0.989 0.245 0.331 0.475 0.073 0.306 0.338 0.300 0.308 0.860 0.163 0.383 Nilai Abnormal Return pada periode t-6 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-6 tidak terdapt perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 3. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-5 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.6 Uji beda Abnormal Return periode t-5 Periode t-5 dgn t-4 t-5 dgn t-3 t-5 dgn t-2 t-5 dgn t-1 t-5 dgn t0 t-5 dgn t+1 t-5 dgn t+2 t-5 dgn t+3 t-5 dgn t+4 t-5 dgn t+5 t-5 dgn t+6 t-5 dgn t+7 Mean -31.7387 -31.7015 -31.7060 -31.7144 -31.6782 -31.7035 -31.7081 -31.7042 -31.7031 -31.7315 -31.6887 -31.7095 Std. Deviasi 179.60227 179.41362 179.42136 179.41455 179.42098 179.41617 179.41131 179.42335 179.42538 179.41107 179.40940 179.43733 t -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -0.999 -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -0.999 -1.000 Sig. (2tailed 0.325 0.325 0.325 0.325 0.326 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-5dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-5 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 4. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-4 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.7 Uji beda Abnormal Return periode t-4 Periode t-4 dgn t-3 t-4 dgn t-2 t-4 dgn t-1 t-4 dgn t0 t-4 dgn t+1 t-4 dgn t+2 t-4 dgn t+3 t-4 dgn t+4 t-4 dgn t+5 t-4 dgn t+6 t-4 dgn t+7 Mean 0.0372 0.0326 0.0243 0.0604 0.0352 0.0305 0.0345 0.0356 0.0071 0.0499 0.0291 Std. Deviasi 0.19055 0.18391 0.19703 0.20204 0.18943 0.19482 0.18359 0.18802 0.21801 0.20988 0.16788 t 1.104 1.003 0.696 1.692 1.050 0.887 1.063 1.070 0.185 1.346 0.981 Sig. (2tailed 0.278 0.323 0.491 0.101 0.302 0.382 0.296 0.293 0.855 0.188 0.334 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-4dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 5. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-3 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.8 Uji beda Abnormal Return periode t-3 Periode t-3 dgn t-2 t-3 dgn t-1 t-3 dgn t0 t-3 dgn t+1 t-3 dgn t+2 t-3 dgn t+3 t-3 dgn t+4 t-3 dgn t+5 t-3 dgn t+6 t-3 dgn t+7 Mean -0.0046 -0.0129 0.0233 -0.0020 -0.0067 -0.0027 -0.0016 -0.0301 0.0127 -0.0081 Std. Deviasi 0.02672 0.05674 0.08706 0.02867 0.02536 0.04116 0.06059 0.10668 0.07652 0.03677 t -0.966 -1.290 1.511 -0.401 -1.485 -0.369 -0.152 -1.594 0.943 -1.240 Sig. (2tailed) 0.341 0.207 0.141 0.691 0.148 0.714 0.880 0.121 0.353 0.224 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-3dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 6. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-2 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.9 Uji beda Abnormal Return periode t-2 Periode t-2 dgn t-1 t-2 dgn t0 t-2 dgn t+1 t-2 dgn t+2 t-2 dgn t+3 t-2 dgn t+4 t-2 dgn t+5 t-2 dgn t+6 t-2 dgn t+7 Mean -0.0084 0.0278 0.0025 -0.0021 0.0019 0.0029 -0.0255 0.0173 -0.0035 Std. Deviasi 0.05642 0.09066 0.02408 0.03174 0.03691 0.06047 0.10407 0.08510 0.02733 t -0.840 1.735 0.595 -0.373 0.287 0.275 -1.386 1.151 -0.724 Sig. (2tailed) 0.408 0.093 0.556 0.712 0.776 0.785 0.176 0.259 0.474 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 7. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-1 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.10 Uji beda Abnormal Return periode t-1 Periode t-1 dgn t0 t-1 dgn t+1 t-1 dgn t+2 t-1 dgn t+3 t-1 dgn t+4 t-1 dgn t+5 t-1 dgn t+6 t-1 dgn t+7 Mean 0.0362 0.0109 0.0063 0.0103 0.0113 -0.0171 0.0257 0.0049 Std. Deviasi 0.13407 0.05464 0.05421 0.04043 0.08092 0.12673 0.09581 0.06055 t 1.527 1.129 0.655 1.434 0.791 -0.764 1.517 0.455 Sig. (2tailed) 0.137 0.267 0.517 0.161 0.435 0.450 0.139 0.652 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 8. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t0 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.11 Uji beda Abnormal Return periode t0 Periode t0 dgn t+1 t0 dgn t+2 t0 dgn t+3 t0 dgn t+4 t0 dgn t+5 t0 dgn t+6 t0 dgn t+7 Mean -0.0253 -0.0299 -0.0259 -0.0249 -0.0533 -0.0105 -0.0313 Std. Deviasi 0.09065 0.09289 0.11466 0.10575 0.12256 0.11944 0.09498 t -1.578 -1.821 -1.280 -1.331 -2.461 -0.497 -1.865 Sig. (2tailed) 0.125 0.078 0.210 0.193 0.020 0.622 0.072 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t0 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t0 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 9. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+1 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.12 Uji beda Abnormal Return periode t+1 Periode t+1 dgn t+2 t+1 dgn t+3 t+1 dgn t+4 t+1 dgn t+5 t+1 dgn t+6 t+1 dgn t+7 Mean -0.0046 -0.0007 0.0004 -0.0280 0.0148 -0.0060 Std. Deviasi 0.03144 0.03856 0.06287 0.10688 0.08128 0.03553 t -0.832 -0.096 0.037 -1.484 1.029 -0.960 Sig. (2tailed) 0.412 0.924 0.971 0.148 0.312 0.344 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 10. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+2 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.13 Uji beda Abnormal Return periode t+2 Periode t+2 dgn t+3 t+2 dgn t+4 t+2 dgn t+5 t+2 dgn t+6 t+2 dgn t+7 Mean 0.0040 0.0050 -0.0234 0.0194 -0.0014 Std. Deviasi 0.03852 0.06412 0.11091 0.08158 0.04118 t 0.583 0.444 -1.194 1.346 -0.193 Sig. (2-tailed) 0.564 0.660 0.242 0.188 0.848 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 11. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+3 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.14 Uji beda Abnormal Return periode t+3 Periode t+3 dgn t+4 t+3 dgn t+5 t+3 dgn t+6 t+3 dgn t+7 Mean 0.0011 -0.0274 0.0154 -0.0054 Std. Deviasi 0.07062 0.11493 0.08662 0.04025 t 0.085 -1.347 1.008 -0.755 Sig. (2tailed) 0.933 0.188 0.321 0.456 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+3 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 12. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+4 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.15 Uji beda Abnormal Return periode t+4 Periode Mean t+4 dgn t+5 t+4 dgn t+6 t+4 dgn t+7 -0.0284 0.0144 -0.0064 Std. Deviasi 0.14850 0.10143 0.06022 t -1.083 0.802 -0.605 Sig. (2tailed) 0.287 0.429 0.550 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+4 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 13. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+5 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.16 Uji beda Abnormal Return periode t+5 Periode t+5 dgn t+6 t+5 dgn t+7 Sumber: data diolah. Α=5%, df =31 t table ±2.042 Mean 0.0428 0.0220 Std. Deviasi 0.15701 0.10314 t 1.542 1.207 Sig. (2tailed) 0.133 0.237 Nilai Abnormal Return pada periode t+5 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+5 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 14. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan t+7 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.17 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan t+7 Periode t+ 6 dgn t+7 Mean -0.0208 Std. Deviasi 0.08968 t -1.313 Sig. (2tailed 0.199 Sumber: data diolah. α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+6 dengan periode pengamatan t+7 yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+6 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan t+7. Maka dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan <0.05, baik dari periode t-7 hingga periode t+7, dan hanya bergerakdari positif kenegatif sebelum maupun sesudah pengumuman hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Dan didukung pula oleh Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return. Woolridge (1928) dalam Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu sehari setelah pengumuman. 2. Pembahasan Pada Pengumuman Dividen Menurun. a. Daftar perusahaan pada pengumuman dividen menurun Berikut ini adalah hasil akhir yang dapat dilihat dari sampel adalah sebanyak 18 perusahaan dan 22 banyaknya tanggal Ex-Dividen Date pada pengumumkan dividen menurun sejak tahun 2006-2007 pada perusahaan LQ 45. Tabel 4.18 Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menurun di Bursa Efek Indonesia. Kode Perusahaan AALI Astra Agro Lestari Tbk ADHI ASII Adhi Karya (Per sero) Tbk Astra International Tbk BBCA BDMN BMRI BNII BUMI GGRM Bank Central Asia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank International Indonesia Tbk Bumi Resources Tbk Gudang Garam Tbk GJTL Gajah Tunggal Tbk INCO INDF S uINTP m bISAT ePGAS r TLKM :UNTR UNVR International Nickel Ind .Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indosat Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk United Tractors Tbk Unilever Indonesia Tbk Sumber : Jakarta Stock Exchange Statistics tahun 2006-2007 Taggal pengumuman 22-Oct-07 12-Jun-07 18-Oct-06 21-Jul-06 30-Oct-07 30-Oct-06 30-Nov-07 15-May-07 15-Jun-06 13-Jun-07 29 gust 07 24-Jul-07 23-Jul-07 24 juli 06 20-Nov-06 21-Jul-06 28-Jun-07 21-Jul-06 3-Jul-06 30-Nov-07 16 0ct 06 29-Nov-07 b. Pengujian Statistik Deskriptif untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun. Menurut Santoso (2001:25) Analisis Deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik data seperti nilai minimum, maximum, nilai rata-rata dan seberapa jauh data-data bervariasi. Hasil Deskriptif data untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun pada tabel 4.5. Tabel 4.19 Pengujian Statistik Deskriptif untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun. periode N t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 Minimum Maximum -0.02 -0.04 -0.04 -0.03 -0.08 -0.03 -0.42 -0.09 -0.03 -0.11 -0.04 -0.05 -0.04 -0.12 -0.18 0.05 0.07 0.04 0.04 0.07 0.3 0.04 0.07 0.04 0.05 0.05 0.09 0.07 0.13 0.04 Mean 0.0063 0.0049 0.0042 -0.0044 -0.0035 0.0191 -0.0191 -0.0103 0.0015 -0.0015 0.0027 0.0012 0.0056 0.0046 -0.0128 Std. Deviasi 0.02119 0.02363 0.01839 0.01517 0.02932 0.06776 0.09151 0.02973 0.01635 0.0373 0.01899 0.02867 0.02818 0.04294 0.04076 Sumber: data diolah. Berdasarkan table 4.5, maka diketahui Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.02, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar 0.0063 dan standar deviasi sebesar 0.02119. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar 0.0049 dan standar deviasi sebesar 0.02363. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.004, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar 0.0042 dan standar deviasi sebesar 0.01839. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0044 dan standar deviasi sebesar 0.01517. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.08, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar -0.0035 dan standar deviasi sebesar 0.02932. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.3, nilai mean sebesar 0.0191 dan standar deviasi sebesar 0.06776. Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.42, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0191 dan standar deviasi sebesar 0.09151. Nilai minimum abnormal return pada saat ex-dividen date tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar -0.0103 dan standar deviasi sebesar 0.02973. Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0015 dan standar deviasi sebesar 0.01635. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.11, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar -0.0015 dan standar deviasi sebesar 0.0373. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar 0.0027 dan standar deviasi sebesar 0.01899. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.05, nilai maksimum sebesar 0.09, nilai mean sebesar 0.0012 dan standar deviasi sebesar 0.02867. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar 0.0056 dan standar deviasi sebesar 0.02818. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.12, nilai maksimum sebesar 0.13, nilai mean sebesar 0.0046 dan standar deviasi sebesar 0.04292. Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.18, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0128 dan standar deviasi sebesar 0.04076. c. Pengujian Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Pengujian statistik terhadap Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada diperiode peristiwa. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. Berikut ini adalah table pengujian statistik Abnormal Return selama 7 periode sebelum dan 7 periode sesudah pengumuman dividen menurun dengan α= 5% dan jumlah saham yang dianalisis (k) adalah 18 saham dengan jumlah ex-dividen sebanya 22. Tabel 4.20 Uji Statistik Abnormal return tidak pada saat pengumuman dividen menurun. periode N Sig. (2tailed) mean standar deviasi t hitung t-7 22 0.176 0.0063 0.02119 1.401 t-6 22 0.337 0.0049 0.02363 0.982 t-5 22 0.297 0.0042 0.01839 1.070 t-4 22 0.187 -0.0044 0.01517 -1.365 t-3 22 0.582 -0.0035 0.02932 -0.559 t-2 22 0.201 0.0191 0.06776 1.321 t-1 22 0.339 -0.0191 0.09151 -0.979 t0 22 0.120 -0.0103 0.02973 -1.621 t+1 22 0.664 0.0015 0.01635 0.441 t+2 22 0.852 -0.0015 0.0373 -0.189 t+3 22 0.514 0.0027 0.01899 0.663 t+4 22 0.842 0.0012 0.02867 0.202 t+5 22 0.365 0.0056 0.02818 0.925 t+6 22 0.619 0.0046 0.04294 0.504 t+7 22 0.157 -0.0128 0.04068 -1.467 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Keterangan tidak signifikan tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai return tidak normal pada t-7 (0.0063) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.176 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+7 (-0.0128). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.157 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 7 hari sebelum ex-dividend date dan 7 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-6 (0.0049) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.337 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+6 (0.0046). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.619 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 6 hari sebelum ex-dividend date dan 6 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-5 (0.0042) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.297 ternyata lebih rendah dibanding pada t+5 (0.0056). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.365 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbadaan Abnormal Return yang signifikan pada 5 hari sebelum ex-dividend date dan 5 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-4 (-0.0044) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.187 ternyata lebih rendah dibanding pada t+4 (0.0012). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.842 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbadaan Abnormal Return yang signifikan pada 4 hari sebelum ex-dividend date dan 4 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-3 (-0.0035) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.582 ternyata lebih rendah dibanding pada t+3 (0.0027). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.514 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 3 hari sebelum ex-dividend date dan 3 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-2 (0.0191) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.201 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+2 (-0.0015). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.852 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 2 hari sebelum ex-dividend date dan 2 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-1 (-0.0191) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.339 ternyata lebih rendah dibanding pada t+1 (0.0015). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.664 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 1 hari sebelum ex-dividend date dan 1 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t=0 (-0.0103) dengan tingkat signifikan (sig-t) sebesar 0.120 . Bahwa diketahui nilai t hitung periode tujuh hari sebelum pengumuman pada saat pengumuman dan tujuh hari sesudah pengumuman terletak diantara -2.080, dan +2.080(-2.080<t hitng<+2.080), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti pengumuman dividen menurun. tidak mempunyai kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan. Pergerakan RRTNt dari positif kenegatif pada hari-hari sebelum pengumuman dividen menunjukan bahwa investor meragukan apakah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan sesuai dengan dividen yang diharapkan oleh investor atau tidak. Rata-rata return tidak normal (RRTNt) pada hari pertama sesudah pengumuman mempunyai nilai positif maka memberikan bukti bahwa pengumuma dividen perusahaan mengandung informasi bagi pasar akan tetapi pengujian statistiknya menunjukan tidak signifikan, dan pasar cepat menyerap informasi pengumuman dividen yang terlihat pada hari kedua setelah pengumuman dividen, langsung turun -0.0015, artinya pasar langsung menyesuaikan informasi yang ada atau tidak memerlukan waktu yang lama terhadap pengumuman dividen. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Serta didukung oleh Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return. Penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976), Ang(1975) dan Gonedes(1978) Dalam Jogianto (2000) tidak menemukan bukti jika dividen mengandung informasi dan perbedaan Abnormal Return. d. Pengujian statistik (paired sample t test) uji beda Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun. Pengujian statistik (paired sample t test) Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi perbedaan Abnormal Return pada setiap periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. 1. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-7 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.21 Uji beda Abnormal Return periode t-7 Periode t-7 dgn t-6 t-7 dgn t-5 t-7 dgn t-4 t-7 dgn t-3 t-7 dgn t-2 t-7 dgn t-1 t-7 dgn t0 t-7 dgn t+1 t-7 dgn t+2 t-7 dgn t+3 t-7 dgn t+4 t-7 dgn t+5 t-7 dgn t+6 t-7 dgn t+7 Mean 0.0015 0.0022 0.0108 0.0099 -0.0127 0.0255 0.0166 0.0048 0.0080 0.0038 0.0050 0.0009 0.0017 0.0191 Sumber: data diolah α =5%, df = 21, t table ±2.080 Std. Deviasi 0.03369 0.02645 0.02406 0.04056 0.06332 0.09980 0.04140 0.02769 0.03181 0.02459 0.04001 0.03031 0.05124 0.03904 T 0.209 0.387 2.109 1.146 -0.939 1.198 1.885 0.816 1.173 0.720 0.592 0.134 0.158 2.293 Sig. (2tailed) 0.837 0.703 0.047 0.265 0.358 0.244 0.073 0.424 0.254 0.480 0.560 0.895 0.876 0.032 Nilai Abnormal Return pada periode t-7 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-7 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 2. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-6 pada saar pengumuman dividen menurun. Tabel 4.22 Uji beda Abnormal Return periode t-6 Periode t-6 dgn t-5 t-6 dgn t-4 t-6 dgn t-3 t-6 dgn t-2 t-6 dgn t-1 t-6 dgn t0 t-6 dgn t+1 t-6 dgn t+2 t-6 dgn t+3 t-6 dgn t+4 t-6 dgn t+5 t-6 dgn t+6 t-6 dgn t+7 Mean 0.0007 0.0093 0.0084 -0.0142 0.0240 0.0151 0.0033 0.0065 0.0023 0.0035 -0.0006 0.0002 0.0176 Std. Deviasi 0.03319 0.02403 0.03574 0.07801 0.09061 0.03968 0.03072 0.04701 0.03641 0.03769 0.04333 0.04885 0.04876 T 0.096 1.819 1.103 -0.853 1.242 1.789 0.507 0.644 0.293 0.441 -0.069 0.022 1.692 Sig. (2tailed) 0.924 0.083 0.282 0.403 0.228 0.088 0.618 0.527 0.773 0.664 0.946 0.983 0.105 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-6 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-6 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 3. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-5 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.23 Uji beda Abnormal Return periode t-5 Periode t-5 dgn t-4 t-5 dgn t-3 t-5 dgn t-2 t-5 dgn t-1 t-5 dgn t0 t-5 dgn t+1 t-5 dgn t+2 t-5 dgn t+3 t-5 dgn t+4 t-5 dgn t+5 t-5 dgn t+6 t-5 dgn t+7 Mean 0.0086 0.0077 -0.0149 0.0233 0.0145 0.0026 0.0058 0.0016 0.0029 -0.0013 -0.0005 0.0169 Std. Deviasi 0.02507 0.03838 0.06540 0.09735 0.03427 0.02756 0.04153 0.02475 0.03400 0.03238 0.04433 0.04620 t 1.616 0.944 -1.066 1.123 1.979 0.449 0.652 0.301 0.395 -0.191 -0.048 1.717 Sig. (2tailed) 0.121 0.356 0.299 0.274 0.061 0.658 0.521 0.766 0.697 0.850 0.962 0.101 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-5 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-5 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 4. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-4 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.24 Uji beda Abnormal Return periode t-4 Periode t-4 dgn t-3 t-4 dgn t-2 t-4 dgn t-1 t-4 dgn t0 t-4 dgn t+1 t-4 dgn t+2 t-4 dgn t+3 t-4 dgn t+4 t-4 dgn t+5 t-4 dgn t+6 t-4 dgn t+7 Mean -0.0009 -0.0235 0.0147 0.0058 -0.0060 -0.0029 -0.0070 -0.0058 -0.0100 -0.0091 0.0083 Std. Deviasi 0.03564 0.06836 0.09574 0.03029 0.02348 0.03693 0.02524 0.03538 0.03313 0.04933 0.04131 T -0.120 -1.612 0.719 0.901 -1.198 -0.364 -1.309 -0.765 -1.409 -0.864 0.939 Sig. (2tailed) 0.906 0.122 0.480 0.378 0.244 0.720 0.205 0.453 0.173 0.397 0.358 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-4 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 5. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-3 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.25 Uji beda Abnormal Return periode t-3 Periode t-3 dgn t-2 t-3 dgn t-1 t-3 dgn t0 t-3 dgn t+1 t-3 dgn t+2 t-3 dgn t+3 t-3 dgn t+4 t-3 dgn t+5 t-3 dgn t+6 t-3 dgn t+7 Mean -0.0226 0.0156 0.0067 -0.0051 -0.0020 -0.0061 -0.0049 -0.0090 -0.0082 0.0092 Std. Deviasi 0.07687 0.09021 0.03644 0.03611 0.05319 0.03745 0.03858 0.04523 0.05591 0.04821 t -1.378 0.811 0.866 -0.661 -0.172 -0.769 -0.591 -0.938 -0.686 0.893 Sig. (2tailed) 0.183 0.427 0.396 0.516 0.865 0.451 0.561 0.359 0.500 0.382 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-3 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 6. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-2 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.26 Uji beda Abnormal Return periode t-2 Periode t-2 dgn t-1 t-2 dgn t0 t-2 dgn t+1 t-2 dgn t+2 t-2 dgn t+3 t-2 dgn t+4 t-2 dgn t+5 t-2 dgn t+6 t-2 dgn t+7 Mean 0.0382 0.0293 0.0175 0.0206 0.0165 0.0177 0.0135 0.0144 0.0318 Std. Deviasi 0.15538 0.07873 0.06902 0.06929 0.06962 0.08412 0.07043 0.07816 0.07969 t 1.153 1.747 1.189 1.397 1.109 0.988 0.902 0.865 1.870 Sig. (2tailed) 0.262 0.095 0.248 0.177 0.280 0.334 0.377 0.397 0.075 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 7. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-1 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.27 Uji beda Abnormal Return periode t-1 Periode t-1 dgn t0 t-1 dgn t+1 t-1 dgn t+2 t-1 dgn t+3 t-1 dgn t+4 t-1 dgn t+5 t-1 dgn t+6 t-1 dgn t+7 Mean -0.0089 -0.0207 -0.0175 -0.0217 -0.0205 -0.0246 -0.0238 -0.0064 Std. Deviasi 0.09353 0.09514 0.10943 0.09246 0.08420 0.10131 0.10120 0.09479 t -0.444 -1.020 -0.752 -1.102 -1.139 -1.141 -1.102 -0.317 Sig. (2tailed) 0.661 0.319 0.460 0.283 0.267 0.267 0.283 0.754 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 8. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t0 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.28 Uji beda Abnormal Return periode t0 Periode t0 dgn t+1 t0 dgn t+2 t0 dgn t+3 t0 dgn t+4 t0 dgn t+5 t0 dgn t+6 t0 dgn t+7 Mean -0.0118 -0.0087 -0.0129 -0.0116 -0.0158 -0.0149 0.0025 Std. Deviasi 0.03501 0.05795 0.03925 0.03240 0.03935 0.05626 0.05408 t -1.583 -0.703 -1.537 -1.678 -1.880 -1.243 0.213 Sig. (2tailed) 0.128 0.490 0.139 0.108 0.074 0.228 0.833 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t0 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t0 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 9. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+1 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.29 Uji beda Abnormal Return periode t+1 Periode t+1 dgn t+2 t+1 dgn t+3 t+1 dgn t+4 t+1 dgn t+5 t+1 dgn t+6 t+1 dgn t+7 Mean 0.0031 -0.0010 0.0002 -0.0040 -0.0031 0.0143 Std. Deviasi 0.04288 0.02360 0.02753 0.03136 0.03968 0.05131 t 0.343 -0.208 0.039 -0.591 -0.365 1.305 Sig. (2tailed) 0.735 0.837 0.969 0.561 0.718 0.206 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 10. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+2 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.30 Uji beda Abnormal Return periode t+2 Periode t+2 dgn t+3 t+2 dgn t+4 t+2 dgn t+5 t+2 dgn t+6 T+2 dgn t+7 Mean -0.0042 -0.0029 -0.0071 -0.0062 0.0111 Std. Deviasi 0.03608 0.05449 0.04220 0.06022 0.04815 t -0.544 -0.250 -0.788 -0.485 1.085 Sig. (2tailed) 0.592 0.805 0.439 0.633 0.290 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 11. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+3 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.31 Uji beda Abnormal Return periode t+3 Periode Mean t+3 dgn t+4 t+3 dgn t+5 t+3 dgn t+6 t+3 dgn t+7 0.0013 -0.0029 -0.0020 0.0153 Std. Deviasi 0.03279 0.02708 0.04889 0.04109 Sig. (2tailed) 0.857 0.620 0.846 0.095 t 0.182 -0.504 -0.196 1.749 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+3 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 12. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+4 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.32 Uji beda Abnormal Return periode t+4 Periode t+4 dgn t+5 t+4 dgn t+6 Mean -0.0042 -0.0033 Std. Deviasi 0.03867 0.05181 t -0.507 -0.300 Sig. (2tailed) 0.617 0.767 t+4 dgn t+7 0.0140 0.05247 1.256 0.223 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+4 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 13. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+5 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.33 Uji beda Abnormal Return periode t+5 Periode t+5 dgn t+6 t+5 dgn t+7 Mean Std. Deviasi 0.0009 0.05951 0.0182 0.04806 t 0.068 1.779 Sig. (2tailed) 0.946 0.090 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+5 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+5 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 14. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-6 dengan periode t+7 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.34 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dan t+7 Periode t+6 dgn t+7 Mean 0.0174 Std. Deviasi 0.07488 t 1.088 Sig. (2tailed) 0.289 Sumber: data diolah α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+6 dengan periode pengamatan t+7 yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan, ternyata tidak tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. Maka dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan <0.05 baik dari periode t-7 hingga periode t+7, dan hanya bergerakdari positif kenegatif sebelum maupun sesudah pengumuman hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Dan didukung pula Penelitian yang dilakukan oleh Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return. Woolridge (1928) dalam Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu sehari setelah pengumuman. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan di bab IV, Penelitian ini menganalisis sample yang terdiri dari 22 perusahaan dengan tanggal Ex- Dividennya sebanyak 32 pada perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat dan 18 perusahaan dengan tanggal Ex-Dividennya sebanyak 22 pada perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum dan sesudah ex-dividend dari tahun 2006 sampai 2007. Dengan tujuan untuk menganalisis kandungan informasi dan perbedaan harga saham (Abnormal Return) sebelum dan sesudah Ex-Dividen date. Pada pengumuman dividen meningkat dan menurun. Dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen meningkat, ternyata hasil statistiknya menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan terhadap pengumuman dividen meskipun perusahaan memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen dari tahun ketahun meningkat. Dan dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen menurun, juga menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan abnormal return yang signifikan. Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata pengumuman dividen tidak terlalu berpengaruh kuat terhadap harga saham maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan. Hal ini desebabkan karena para investor atau yang ingin main saham, tidak terlalu melihat dari pengumuman dividen. Atau mungkin bahwa sebagai besar pelaku pasar lebih melihat capital gain dibandingkan dividen. B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian yang dilakukan. Dan penyempurnaan yang disarankan pennulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk penelitian lanjut disarankan untuk menggunakan sample jenis perusahaan lain atau sektor lain selain LQ45 yang belum diteliti. 2. Dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu yang singkat yaitu 2 tahun pengamatan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan rentan waktu yang lebih panjang agar hasil lebih optimal. 3. Penelitian selanjutnya hendaknya tidak hanya menggunakan return tidak normal sebagai pengukur reaksi pemegang saham, tetapi juga menggunakan volume perdagangan. 4. Dalam pengambilan data penelitian di event study tidak mempertimbangkan adanya event lain seperti stock split, right issue, obligasi dan event lain yang dapat mempengaruhi abnormal return selain pengumuman penurunan pembayaran dividen. DAFTAR PUSTAKA Basyori, Kurnia. Analisis pengaruh pengumuman dividen terhadap return saham, yogjakarta sekripsi 2007. Buddi, Wibowo dan Adler, Manurung, (2004), Efek Pembagian Dividen Tunai terhadap Return Harga Saham, Usahawan, No.8 Th XXXIII, Jakarta. Bhardwaj, R.K. dan Brooks, L.D. (1999) ” Further Evidance on Devidend Yield and the Ex-Dividend Day Stock Price and Effect”, Journal of Financial Research. Boyd, J.H. dan Jagannathan, R. (1994) ”Ex-Dividend Price of Common Stocks”, Review of Financial Studies, Volume 7 (3). Campbell, J.A. dan Beranek, W. (1995), ”Stock Price Behaviour on Ex-Dividend Date”, Journal of Finance, 425-429 Darmadji, Tjiptono dan Hendi M, Fakhrudin, Pasar Modal Di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Dajan Anto (1996), Pengantar Metode Statistik, Jilid II, Jakarta: LP3ES. Dyl, E.A. and Weigand, R.T. (1998), “The Information Content of Dividend Initiations Additional Evidence”, Financial Management, Vol. 27, Autumn. Elton, E.J and M. M.J. Gruber (1980), “Marginal Stockholder Tax Rates and the Clientele Effect”, review of Economical and Statistics, page 52, 68-74. French, D.W., Varson, P.L. dan Moon, K.P. (1999), “Capital Structure and the Ex-Dividend Day Return”, SSRN Journal (PDF)http://www.ssrn.com (visited Januari 18th,2005). Gitman, L.J. (2000), “Principles of Managerial Finance 9th Edition”, USA: Addison Wesley Publishing Company. Gujarati, Damodar. (1995), Basic Econometrics 3rd Edition, Singapore: McGraw-Hill. Hartono, Jogiyanto, 2003. teori portofolio dan analisis investasi. Edisi ketiga, BPEFUGM, Yogyakarta. Husnan, Suad (1998), Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPPAMP YKPN, Yogyakarta. Jagannathan, R. and Frank, M. (1998), “Why Do Stock Price Drop by Less than the Value of Value the Dividend? Evidence from a Country Without Taxes”, Journal of Financial Economic 47, page 161-188. Kartini, (2001), Analisis reaksi Pemegang Saham terhadap Pengumuman Perubahan Pembayaran Dividen di Bursa Efek Jakarta, Siasat Bisnis No. 6 Vol. 2, UII, Yogyakarta. Manurung, A.H. (1997), “Portofolio Bursa Efek Jakarta” (Kapitalisasi Besar, Kecil dan Campuran), Jakarta, Manajemen dan Usahawan No.12 th XXVI. Michaely, R., dan Vila, J.L. (1995), “Investors’ Heterogeneity, Prices, and Volume Around the Ex-Dividend Day”, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Volume 30. Michaely, R. and Murgia, M. (1995), The Effect of Tax Heterogeneity on Prices and Volume Around the Ex-Dividend Day : Evidence from the Milan Stock Exchange. Review of Financial Studies 8, 369-399. Mehar, Ayub. Corporate governance and dividend policy, ( MPRA Paper No. 619, posted 07. November 2007.) Mustopo Ali Sasongko., 2008, Analisa Penilaian Saham, dalam situs www.WealthIndonesia.com Nasarudin, Indoyama, dan Aan Hazairin, Dampak peningkatan dan penurunan cash dividen terhadap pengumuman dividen yang bersih dari efek penganggu pada saham LQ45 ( Jakarta : jurnal etikonomi, Vol.4,No.3, Desember 2005 ). Noronha, G.M., Shome, D.K., and Morgan, G.E. (1996), The Monitaring Rationale for Dividend and Interactions of Capital Structure and Dividend Decission. Journal of Banking and Finance, April, page 439-454. Pujiono (2002), “Dampak Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Waktu Ex-Dividend Day”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 5. Rina Br Bukit, Jogiyanto, Reaksi Pasar Terhadap Dividend Initiations dan Dividend Omissions : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal SNA, Yogyakarta, 2000, Hal 931-957. Raino, Endang Wirjono. Muatan Informasi (Information Contents) dari Kebijakan Dividen, Jurnal Kinerja, Volume.7 no.2. Tahun.2003: hal.156-165. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian., 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, Jakarta, Literata Lintas Media. Rusdin., 2006, Pasar Modal, Cetakan Kesatu, Bandung, Alfabeta Sularso, R. Andi, Pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga (return) sebelum dan sesudah ex-dividen date di bursa efek Jakarta, ( Jember : jurnal akuntasi dan keuangan vol.5, No.1,Mei 2003.) Sutrisno, (2003), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Ekonisia, UII, Yogyakarta Siaputra, Lani. Surja, Atmadja Adwin, pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividen date di bursa efek Jakarta (BEJ), (Surabaya : Jurnal akuntasi dan keuangan, Vol.8,No.1, Mei 2006.) Singgih Santoso, (2001), SPSS Versi 15, Elex Media Komputindo, Jakarta. Suhendra, Winarsono Beni. Signifikansi perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat dengan dividen menurun pengujian signaling hypotesis di BEJ: laporan penilitian ( Universitas Ahmad Dahlan. September 2006.) Van Horne James C dan Wachowich John M Jr (terjemahan), (1995), PrinsipPrinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Winarsona, Beni Suhendra, Signifikansi perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat dan dividen menurun: pengujian signaling hypotesis di BEJ Jakarta : laporan penelitian, ( Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan September 2006. ) Weston, Fred J. and Brigham, Eugene F. (1993), Manajemen Keuangan Jilid 2, Jakarta, Erlangga. Zulvayanti, Novi, pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dengan analisis ex-dividend (studi empiris di BEJ) Jakarta: sekripsi 2004) Z. Alwi, Iskanda. Pasar modal, teori dan aplikasi ,Jakarta, September 2003 DAFTAR Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menigkat di Bursa Efek Indonesia. Kode Perusahaan AALI ASII Astra Agro Lestari Tbk Astra International Tbk BBCA Bank Central Asia Tbk Taggal pengumuman 15-May-06 16-Jun-06 11-Jun-07 7-Jun-06 14-Jun-07 22-Jun-06 16-Jun-06 20-Jun-07 BDMN BMRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk BNGA Bank Niaga Tbk 14-Jun-07 BNII Bank International Indonesia Tbk BUMI Bumi Resources Tbk 17-May-06 25-Jun-07 14-Jun-07 13-Jun-06 INCO International Nickel Ind .Tbk INDF INTP KIJA KLBF LSIP MEDC Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk Medco Energi International Tbk 26-Apr-06 30-Jul-07 20-Jul-06 7-Jun-06 15-Jun-07 21-Jul-06 30-May-06 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) 25-Jun-07 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNTR United Tractors Tbk UNVR Unilever Indonesia Tbk 30-May-07 5-Jun-06 23-Jul-07 24-Jul-06 12-Jun-07 30-Jun-06 21-Jun-07 13-Jun-06 25-Jun-07 23-Jun-06 BBRI 21-Nov-07 Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menurun di Bursa Efek Indonesia. Kode Perusahaan AALI Astra Agro Lestari Tbk ADHI ASII Adhi Karya (Per sero) Tbk Astra International Tbk BBCA BDMN BMRI BNII BUMI GGRM Bank Central Asia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank International Indonesia Tbk Bumi Resources Tbk Gudang Garam Tbk GJTL Gajah Tunggal Tbk INCO INDF INTP ISAT PGAS TLKM UNTR UNVR International Nickel Ind .Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indosat Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk United Tractors Tbk Unilever Indonesia Tbk Taggal pengumuman 22-Oct-07 12-Jun-07 18-Oct-06 21-Jul-06 30-Oct-07 30-Oct-06 30-Nov-07 15-May-07 15-Jun-06 13-Jun-07 29 gust 07 24-Jul-07 23-Jul-07 24 juli 06 20-Nov-06 21-Jul-06 28-Jun-07 21-Jul-06 3-Jul-06 30-Nov-07 16 0ct 06 29-Nov-07 Daftar tabel Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat kode tgl exdividend date t-7 t-6 t-5 1014.921 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 1.052 0.019 -0.019 0.028 0.001 0.003 0.025 0.037 -0.012 0.002 0.022 0.022 0.002 0.047 0.014 0.003 -0.015 0.016 0.016 0.001 0.010 0.003 0.026 0.043 0.001 0.083 0.013 0.001 0.006 0.002 0.012 0.006 0.006 0.010 0.008 0.053 0.011 0.017 -0.004 0.002 0.010 0.035 0.018 0.023 0.020 0.048 0.041 0.231 0.006 0.002 0.006 0.054 0.006 0.006 0.047 0.016 0.004 15-May06 16-Jun06 0.008 0.016 0.015 -0.003 11-Jun-07 -0.025 0.014 0.016 7-Jun-06 -0.024 0.008 14-Jun-07 0.016 0.009 0.020 -0.004 0.027 0.007 0.029 BBRI 22-Jun-06 0.006 0.023 0.040 0.010 -0.018 BDMN 16-Jun-06 0.021 0.016 0.024 -0.011 BMRI 20-Jun-07 -0.008 0.012 14-Jun-07 17-May06 -0.006 1014.914 0.054 0.015 0.058 0.004 BNGA 0.002 0.015 0.005 0.999 -0.004 0.043 0.020 25-Jun-07 0.018 0.023 0.054 0.004 14-Jun-07 -0.012 -0.012 13-Jun-06 21-Nov07 -0.009 0.002 0.003 0.043 0.001 0.029 -0.015 0.015 0.002 0.006 0.010 0.001 INCO 26-Apr-06 0.006 0.053 -0.028 INDF 30-Jul-07 0.015 0.061 0.029 INTP 20-Jul-06 -0.015 KIJA 7-Jun-06 -0.012 0.014 0.013 0.011 0.007 0.021 0.036 0.005 0.004 0.028 0.029 0.026 0.005 0.023 0.016 0.007 0.007 0.003 KLBF 15-Jun-07 0.029 -0.023 0.012 LSIP 21-Jul-06 30-May06 -0.006 -0.005 0.000 0.007 0.035 0.017 0.015 0.014 0.017 0.012 -0.008 0.028 -0.012 0.017 0.012 25-Jun-07 30-May07 -0.009 -0.008 0.005 0.021 -0.013 0.006 0.017 PTBA 5-Jun-06 -0.012 0.025 0.046 0.010 0.018 -0.022 0.007 TLKM 23-Jul-07 24-Jul1006 AALI ASII BBCA BNII BUMI MEDC PGAS UNSP UNTR -0.003 0.028 -0.016 0.005 0.017 -0.006 0.012 0.028 0.012 0.003 0.020 0.024 -0.008 0.009 0.012 -0.042 0.041 0.017 0.022 0.016 0.018 0.019 0.025 0.006 -0.003 0.010 12-Jun-07 0.005 0.014 0.034 0.021 -0.008 0.002 30-Jun-06 0.037 0.048 0.001 0.004 0.000 0.011 21-Jun-07 -0.001 0.012 0.032 0.030 -0.016 13-Jun-06 -0.011 0.025 -0.026 0.017 -0.007 -0.004 0.073 0.032 0.004 0.028 -0.018 0.000 0.006 0.017 0.003 0.058 0.001 0.022 0.014 0.042 0.039 0.060 0.015 0.010 0.012 0.004 0.023 0.009 0.028 0.009 0.009 0.035 0.013 0.001 0.009 0.017 0.003 0.006 0.007 0.001 0.005 0.015 0.006 0.043 0.091 0.004 0.000 0.005 0.015 0.048 0.004 0.002 0.002 0.056 0.010 t+6 0.003 0.055 0.022 0.015 0.006 0.010 0.376 0.002 0.023 0.006 0.015 0.002 0.270 0.007 0.011 0.017 0.002 0.060 0.029 0.006 0.011 0.012 0.032 0.058 0.040 0.001 0.001 0.022 0.061 0.021 0.032 t+7 0.119 0.000 0.008 0.011 0.018 0.039 0.007 0.006 0.023 0.012 0.007 0.013 0.022 0.012 0.002 0.026 0.025 0.059 0.005 0.003 0.021 0.045 0.024 0.018 0.025 0.001 0.025 0.021 0.017 0.003 0.023 0.007 0.052 0.015 0.089 0.013 0.032 0.011 0.004 0.016 0.020 0.028 0.006 0.013 0.005 0.035 0.003 0.018 0.031 0.050 0.003 0.012 0.010 0.054 0.013 0.000 0.040 0.002 0.013 0.158 0.002 0.009 0.071 0.009 0.006 0.019 0.076 0.066 0.003 0.009 0.214 0.006 0.003 0.004 0.002 0.007 0.090 0.005 0.012 0.006 0.026 0.048 0.002 0.008 0.013 0.042 0.013 0.013 0.295 0.008 0.009 0.047 0.418 0.026 0.010 0.012 0.003 0.032 0.029 0.008 0.037 0.015 0.001 0.011 0.009 0.006 0.013 0.016 0.008 0.003 t+5 0.040 0.003 0.042 0.022 0.034 0.013 0.044 0.131 0.005 0.006 0.007 0.010 0.006 0.012 0.055 0.011 0.006 0.005 0.021 0.040 0.018 0.048 0.030 0.006 0.044 0.021 0.188 0.077 0.009 0.021 0.013 0.000 0.018 0.008 0.058 0.018 0.005 0.016 UNVR 25-Jun-07 0.013 0.018 0.004 23-Jun-06 -0.002 0.006 0.066 0.016 0.013 0.006 -0.013 0.015 0.013 0.027 0.013 0.015 0.013 0.000 0.004 0.023 0.000 0.016 0.011 0.010 0.283 0.009 0.018 0.004 0.441 0.016 0.010 t+6 t+7 0.027 0.008 0.008 Daftar tabel Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun KODE AALI tgl exdividend date 22-Oct-07 12-Jun-07 18-Oct-06 t0 t-7 0.005 0.009 t-6 t-5 -0.002 0.021 0.030 0.002 -0.019 0.003 0.019 0.006 ADHI 21-Jul-06 0.021 0.009 ASII 30-Oct-07 0.003 0.007 0.011 30-Oct-06 0.005 -0.002 BBCA 30-Nov-07 0.004 0.030 BDMN 15-May-07 0.002 0.049 0.041 0.035 0.035 BMRI 15-Jun-06 -0.004 0.010 BNII 13-Jun-07 0.016 0.018 0.008 0.007 BUMI 29 gust 07 0.053 -0.044 GGRM 24-Jul-07 0.003 0.002 0.006 GJTL 23-Jul-07 t-4 0.019 0.029 0.015 0.014 0.013 0.002 0.008 0.037 0.008 0.012 0.010 INCO 20-Nov-06 0.004 0.022 0.015 0.015 INDF 21-Jul-06 0.028 -0.007 0.004 0.018 0.013 0.004 INTP 28-Jun-07 0.038 0.067 ISAT 21-Jul-06 0.018 0.014 0.029 0.003 0.014 0.011 PGAS 3-Jul-06 0.043 -0.014 TLKM 30-Nov-07 0.003 UNTR 16 0ct 06 -0.012 0.005 0.009 0.016 0.004 UNVR 29-Nov-07 0.026 0.015 0.013 0.022 0.021 0.002 0.017 0.009 24 juli 06 -0.009 -0.011 0.007 0.001 0.015 0.002 0.000 0.023 t-3 t-2 t-1 0.032 -0.005 -0.028 0.007 0.017 0.001 0.023 -0.020 0.088 -0.008 0.004 0.001 0.070 0.080 0.012 0.026 0.019 0.009 0.009 0.000 0.017 0.003 0.017 -0.004 -0.018 -0.006 0.015 0.010 0.005 0.002 0.011 0.013 0.004 0.029 0.002 0.012 -0.027 -0.015 0.001 0.006 -0.003 -0.013 -0.013 -0.003 -0.018 0.002 0.016 0.004 0.004 -0.013 -0.017 0.006 0.010 0.001 0.021 0.016 0.001 0.025 0.010 0.004 0.044 -0.030 0.013 0.010 -0.009 0.302 -0.418 -0.012 0.028 0.009 0.048 0.019 0.010 0.033 0.020 0.029 0.041 0.036 0.066 0.016 0.010 0.009 -0.037 0.020 0.020 0.035 0.038 0.020 0.041 0.089 0.014 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 0.003 0.008 0.056 0.027 0.025 0.049 0.006 0.042 0.048 0.037 0.005 0.085 0.017 0.018 0.005 0.003 0.007 0.030 0.010 0.003 0.013 0.006 0.007 0.012 0.006 0.037 0.044 0.003 0.013 0.012 0.016 0.004 0.023 0.011 0.015 0.025 0.008 0.015 0.013 0.019 0.001 0.016 0.065 0.014 0.006 0.004 0.014 0.023 0.002 0.006 0.019 0.005 0.002 0.038 0.004 0.013 0.053 0.036 0.010 0.006 0.004 0.037 0.009 0.002 0.008 0.014 0.021 0.003 0.038 0.002 0.019 0.003 0.004 0.004 0.049 0.009 0.013 0.030 0.018 0.016 0.027 0.005 0.006 0.013 0.009 0.003 0.003 0.008 0.047 0.012 0.114 0.048 0.043 0.003 0.006 0.036 0.055 0.000 0.020 0.029 0.004 0.021 0.064 0.007 0.001 0.024 0.004 0.019 0.025 0.006 0.010 0.005 0.014 0.040 0.012 0.000 0.003 0.119 0.125 0.018 0.032 0.017 0.010 0.024 0.005 0.001 0.025 0.001 0.041 0.001 0.015 0.025 0.008 0.015 0.002 0.001 0.035 0.004 0.177 0.019 0.012 0.008 0.016 0.012 0.032 0.001 0.004 0.028 Hasil Uji Deskriptif Abnormal Return Pada Pengumuman Dividen Meningkat Descriptive Statistics N Minimum t-7 32 Valid N (listwise) 32 -1014.91 Maximum .07 Mean Std. Deviation -31.7122 179.41379 Mean .0342 Std. Deviation .17731 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t-6 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.03 Maximum 1.00 Descriptive Statistics N Minimum t-5 32 Valid N (listwise) 32 -1014.92 Maximum .07 -31.7039 179.41665 Mean .0346 Std. Deviation .18699 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t-4 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.06 Maximum 1.05 Descriptive Statistics N Minimum t-3 32 Valid N (listwise) 32 -.03 Maximum .03 -.0025 .01522 Mean .0021 Std. Deviation .01841 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t-2 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.04 Maximum .05 Descriptive Statistics N Minimum t-1 32 Valid N (listwise) 32 -.04 Maximum .29 .0104 .05534 Descriptive Statistics N Minimum t=0 32 Valid N (listwise) 32 -.42 Maximum .08 Mean Std. Deviation -.0257 .08743 Mean -.0003 Std. Deviation .02328 Mean .0042 Std. Deviation .02818 Mean .0002 Std. Deviation .03414 Mean -.0009 Std. Deviation .06278 Mean .0276 Std. Deviation .10151 Mean -.0152 Std. Deviation .07915 Mean .0056 Std. Deviation .03056 Descriptive Statistics N t+1 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.06 Maximum .05 Descriptive Statistics N t+2 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.05 Maximum .09 Descriptive Statistics N t+3 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.09 Maximum .13 Descriptive Statistics N t+4 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.28 Maximum .16 Descriptive Statistics N t+5 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.09 Maximum .44 Descriptive Statistics N t+6 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.38 Maximum .06 Descriptive Statistics N t+7 32 Valid N (listwise) 32 Minimum -.06 Maximum .12 Hasil Uji Deskriptif Abnormal Return Pada Pengumuman Dividen Menurun. Descriptive Statistics N Minimum t-7 22 Valid N (listwise) 22 -.02 Maximum .05 Mean Std. Deviation .0063 .02119 Mean .0049 Std. Deviation .02363 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t-6 22 Valid N (listwise) 22 Minimum -.04 Maximum .07 Descriptive Statistics N Minimum t-5 22 Valid N (listwise) 22 -.04 Maximum .04 .0042 .01839 Mean -.0044 Std. Deviation .01517 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t-4 22 Valid N (listwise) 22 Minimum -.03 Maximum .04 Descriptive Statistics N Minimum t-3 22 Valid N (listwise) 22 -.08 Maximum .07 -.0035 .02932 Mean .0191 Std. Deviation .06776 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t-2 22 Valid N (listwise) 22 Minimum -.03 Maximum .30 Descriptive Statistics N Minimum t-1 22 Valid N (listwise) 22 -.42 Maximum .04 -.0191 .09151 Descriptive Statistics N Minimum t=0 22 Valid N (listwise) 22 -.09 Maximum .07 Mean Std. Deviation -.0103 .02973 Mean .0015 Std. Deviation .01635 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t+1 22 Valid N (listwise) 22 Minimum -.03 Maximum .04 Descriptive Statistics N Minimum t+2 22 Valid N (listwise) 22 -.11 Maximum .05 -.0015 .03730 Mean .0027 Std. Deviation .01899 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t+3 22 Valid N (listwise) 22 Minimum -.04 Maximum .05 Descriptive Statistics N Minimum t+4 22 Valid N (listwise) 22 -.05 Maximum .09 .0012 .02867 Mean .0056 Std. Deviation .02818 Mean Std. Deviation Descriptive Statistics N t+5 22 Valid N (listwise) 22 Minimum -.04 Maximum .07 Descriptive Statistics N Minimum t+6 22 Valid N (listwise) 22 -.12 Maximum .13 .0046 .04294 Mean -.0128 Std. Deviation .04076 Descriptive Statistics N t-7 22 Valid N (listwise) 22 Minimum -.18 Maximum .04 Hasil Uji (One Sample t test) Pada Pengumuman Dividen Meningkat One-Sample Statistics N t-7 Mean 32 Std. Deviation -31.7122 179.41379 Std. Error Mean 31.71618 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-7 Df -1.000 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .325 -31.71215 Lower -96.3977 Upper 32.9734 One-Sample Statistics N t-6 32 Mean .0342 Std. Deviation .17731 Std. Error Mean .03134 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-6 Df 1.090 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .284 .03415 Lower -.0298 Upper .0981 One-Sample Statistics N t-5 32 Mean -31.7039 Std. Deviation 179.41665 Std. Error Mean 31.71668 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-5 -1.000 Df Sig. (2-tailed) 31 .325 Mean Difference -31.70394 Lower Upper -96.3905 32.9827 One-Sample Statistics N t-4 Mean 32 Std. Deviation .0346 .18699 Std. Error Mean .03305 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-4 Df 1.048 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .303 .03464 Lower -.0328 Upper .1021 One-Sample Statistics N t-3 32 Mean -.0025 Std. Deviation .01522 Std. Error Mean .00269 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-3 Df -.923 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .363 -.00248 Lower -.0080 Upper .0030 One-Sample Statistics N t-2 32 Mean .0021 Std. Deviation .01841 Std. Error Mean .00325 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-2 Df .636 Sig. (2-tailed) 31 .530 Mean Difference .00207 Lower -.0046 Upper .0087 One-Sample Statistics N t-1 Mean 32 Std. Error Mean .00978 Std. Deviation .0104 .05534 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-1 Df 1.067 Mean Difference Sig. (2-tailed) 31 .294 .01044 Lower -.0095 Upper .0304 One-Sample Statistics N t=0 Mean -.0257 32 Std. Deviation .08743 Std. Error Mean .01546 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t=0 df -1.662 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .107 -.02568 Lower -.0572 Upper .0058 One-Sample Statistics N t+1 32 Mean -.0003 Std. Deviation .02328 Std. Error Mean .00412 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+1 Df -.076 Sig. (2-tailed) 31 .940 Mean Difference -.00031 Lower -.0087 Upper .0081 One-Sample Statistics N t+2 Mean 32 Std. Deviation .0042 .02818 Std. Error Mean .00498 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t Df t+2 .833 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .411 .00415 Lower -.0060 Upper .0143 One-Sample Statistics N t+3 32 Mean .0002 Std. Deviation .03414 Std. Error Mean .00604 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t Df t+3 .040 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .968 .00024 Lower -.0121 Upper .0126 One-Sample Statistics N t+4 Mean 32 Std. Deviation -.0009 Std. Error Mean .06278 .01110 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+4 Df -.082 Sig. (2-tailed) 31 .935 Mean Difference -.00091 Lower -.0235 Upper .0217 One-Sample Statistics N t+5 Mean 32 Std. Deviation .0276 .10151 Std. Error Mean .01794 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+5 Df 1.540 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .134 .02763 Lower -.0090 Upper .0642 One-Sample Statistics N t+6 Mean 32 Std. Deviation -.0152 .07915 Std. Error Mean .01399 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+6 Df -1.088 Sig. (2-tailed) 31 Mean Difference .285 -.01523 Lower -.0438 Upper .0133 One-Sample Statistics N t+7 Mean 32 Std. Deviation .0056 .03056 Std. Error Mean .00540 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+7 1.036 Df Sig. (2-tailed) 31 .308 Mean Difference .00559 Lower -.0054 Upper .0166 Hasil Uji (One Sample t test) Pada Pengumuman Dividen Menurun. One-Sample Statistics N t- 7 Mean .0063 22 Std. Deviation .02119 Std. Error Mean .00452 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t- 7 Df 1.401 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .176 .00633 Lower -.0031 Upper .0157 One-Sample Statistics N t- 6 Mean 22 Std. Deviation .0049 Std. Error Mean .02363 .00504 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t- 6 Df .982 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .337 .00495 Lower -.0055 Upper .0154 One-Sample Statistics N t- 5 Mean 22 Std. Deviation .0042 .01839 Std. Error Mean .00392 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t- 5 1.070 Df Sig. (2-tailed) 21 .297 Mean Difference .00420 Lower -.0040 Upper .0123 One-Sample Statistics N t- 4 22 Mean -.0044 Std. Deviation .01517 Std. Error Mean .00323 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 4 Df -1.365 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .187 -.00441 Lower -.0111 Upper .0023 One-Sample Statistics N t- 3 22 Mean -.0035 Std. Deviation .02932 Std. Error Mean .00625 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 3 Df -.559 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .582 -.00349 Lower -.0165 Upper .0095 One-Sample Statistics N t- 2 Mean 22 Std. Deviation .0191 Std. Error Mean .06776 .01445 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 2 1.321 Df Sig. (2-tailed) 21 .201 Mean Difference .01908 Lower -.0110 Upper .0491 One-Sample Statistics N t- 1 22 Mean -.0191 Std. Deviation .09151 Std. Error Mean .01951 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 1 Df -.979 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .339 -.01911 Lower -.0597 Upper .0215 One-Sample Statistics N t=0 22 Mean -.0103 Std. Deviation .02973 Std. Error Mean .00634 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t= 0 Df -1.621 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .120 -.01027 Lower -.0235 Upper .0029 One-Sample Statistics N t+ 1 Mean 22 Std. Deviation .0015 Std. Error Mean .01635 .00349 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 1 Df .441 Sig. (2-tailed) 21 .664 Mean Difference .00154 Lower -.0057 Upper .0088 One-Sample Statistics N t+ 2 22 Mean -.0015 Std. Deviation .03730 Std. Error Mean .00795 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 2 Df -.189 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .852 -.00151 Lower -.0180 Upper .0150 One-Sample Statistics N t+ 3 22 Mean .0027 Std. Deviation .01899 Std. Error Mean .00405 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 3 Df .663 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .514 .00269 Lower -.0057 Upper .0111 One-Sample Statistics N t+ 4 Mean 22 Std. Deviation .0012 Std. Error Mean .02867 .00611 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 4 Df .202 Sig. (2-tailed) 21 .842 Mean Difference .00124 Lower -.0115 Upper .0139 One-Sample Statistics N t+ 5 22 Mean .0056 Std. Deviation .02818 Std. Error Mean .00601 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 5 Df .925 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .365 .00556 Lower -.0069 Upper .0181 One-Sample Statistics N T+ 6 22 Mean .0046 Std. Deviation .04294 Std. Error Mean .00916 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+ 6 Df .504 Sig. (2-tailed) 21 Mean Difference .619 .00462 Lower -.0144 Upper .0237 One-Sample Statistics N t+7 Mean 22 Std. Deviation -.0127 Std. Error Mean .04068 .00867 One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+7 -1.467 Df Sig. (2-tailed) 21 .157 Mean Difference -.01273 Lower -.0308 Upper .0053 UJI BEDA PADA PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-7 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 N 32 t-6 .0342 32 .17731 .03134 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t-5 -31.7039 32 179.41665 31.71668 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t-4 .0346 32 .18699 .03305 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t-3 -.0025 32 .01522 .00269 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t-2 .0021 32 .01841 .00325 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t-1 .0104 32 .05534 .00978 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t-7 t0 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13 Pair 14 Std. Deviation 179.41379 Std. Error Mean 31.71618 Mean -31.7122 -.0257 32 .08743 .01546 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t+1 -.0003 32 .02328 .00412 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t+2 .0042 32 .02818 .00498 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t+3 .0002 32 .03414 .00604 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t+4 -.0009 32 .06278 .01110 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t+5 .0276 32 .10151 .01794 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t+6 -.0152 32 .07915 .01399 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618 t+7 .0056 32 .03049 .00539 t-7 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-7 dgn t-6 32 -.993 .000 Pair 2 t-7 dgn t-5 32 -.032 .861 Pair 3 t-7 dgn t-4 32 -.008 .966 Pair 4 t-7 dgn t-3 32 -.268 .139 Pair 5 t-7 dgn t-2 32 .301 .094 Pair 6 t-7 dgn t-1 32 .044 .812 Pair 7 t-7 dgn t0 32 -.228 .210 Pair 8 t-7 dgn t+1 32 .411 .020 Pair 9 t-7 dgn t+2 32 -.201 .270 Pair 10 t-7 dgn t+3 32 .079 .666 Pair 11 t-7 dgn t+4 32 .040 .828 Pair 12 t-7 dgn t+5 32 .046 .803 Pair 13 t-7 dgn t+6 32 -.007 .971 Pair 14 t-7 dgn t+7 32 .107 .559 Paired Samples Test Paired Differences Std. Error Mean t df Mean Std. Deviation -31.74630 179.58985 31.74730 -96.49535 33.00274 -1.000 31 Sig. (2taile d) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 t-7dgn t-6 Pair 2 t-7 dgn t-5 -.00822 257.78973 45.57122 -92.95133 92.93489 .000 31 Pair 3 t-7 dgn t-4 -31.74679 179.41537 31.71646 -96.43293 32.93934 -1.001 31 .325 1.00 0 .325 Pair 4 t-7 dgn t-3 -31.70967 179.41786 31.71690 -96.39671 32.97736 -1.000 31 .325 Pair 5 t-7 dgn t-2 -31.71422 179.40824 31.71520 -96.39779 32.96935 -1.000 31 .325 Pair 6 t-7dgn t-1 -31.72259 179.41138 31.71575 -96.40729 32.96211 -1.000 31 .325 Pair 7 t-7 dgn t0 -31.68647 179.43373 31.71970 -96.37923 33.00629 -.999 31 .326 Pair 8 t-7 dgn t+1 -31.71184 179.40423 31.71449 -96.39396 32.97028 -1.000 31 .325 Pair 9 t-7 dgn t+2 -31.71631 179.41946 31.71718 -96.40392 32.97131 -1.000 31 .325 Pair 10 t-7 dgn t+3 -31.71240 179.41109 31.71570 -96.39699 32.97220 -1.000 31 .325 Pair 11 t-7 dgn t+4 -31.71124 179.41129 31.71573 -96.39591 32.97343 -1.000 31 .325 Pair 12 t-7 dgn t+5 -31.73979 179.40917 31.71536 -96.42369 32.94412 -1.001 31 .325 Pair 13 t-7 dgn t+6 -31.69693 179.41434 31.71627 -96.38269 32.98884 -.999 31 .325 Pair 14 t-7 dgn t+7 -31.71775 179.41053 31.71560 -96.40214 32.96664 -1.000 31 .325 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-6 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13 t-6 Mean .0341 N 32 Std. Deviation .17732 Std. Error Mean .03135 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t-6 .0341 32 .17732 .03135 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations Pair 1 t-6 dgn t-5 N 32 Correlation .019 Sig. .919 Pair 2 t-6 dgn t-4 32 .022 .906 Pair 3 t-6 dgn t-3 32 .224 .217 Pair 4 t-6 dgn t-2 32 -.271 .134 Pair 5 t-6 dgn t-1 32 .014 .939 Pair 6 t-6 dgn t0 32 .188 .302 Pair 7 t-6 dgn t+1 32 -.383 .030 Pair 8 t-6 dgn t+2 32 .196 .281 Pair 9 t-6 dgn t+3 32 -.036 .844 Pair 10 t-6 dgn t+4 32 -.044 .810 Pair 11 t-6 dgn t+5 32 -.024 .898 Pair 12 t-6 dgn t+6 32 -.016 .933 Pair 13 t-6 dgn t+7 32 -.074 .689 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference 31.71611 Lower -32.9474 Upper 96.4235 1.001 31 .325 .04506 -.0925 .0913 -.014 31 .989 .17453 .03085 -.0264 .0995 1.185 31 .245 .18320 .03239 -.0341 .0981 .988 31 .331 .0236 .18501 .03271 -.0431 .0903 .722 31 .475 t-6 dgn t0 .0598 .18234 .03223 -.0059 .1256 1.856 31 .073 Pair 7 t-6 dgn t+1 .0345 .18750 .03315 -.0331 .1021 1.042 31 .306 Pair 8 t-6 dgn t+2 .0299 .17399 .03076 -.0328 .0926 .972 31 .338 Pair 9 t-6 dgn t+3 .0339 .18178 .03214 -.0317 .0994 1.054 31 .300 Pair 10 t-6 dgn t+4 .0349 .19068 .03371 -.0338 .1037 1.037 31 .308 Pair 11 t-6 dgn t+5 .0065 .20640 .03649 -.0679 .0809 .178 31 .860 Pair 12 t-6 dgn t+6 .0493 .19533 .03453 -.0211 .1197 1.428 31 .163 Pair 13 t-6 dgn t+7 .0285 .18214 .03220 -.0372 .0942 .885 31 .383 Pair 1 t-6 dgn t-5 31.7380 179.41342 Pair 2 t-6 dgn t-4 -.0006 .25491 Pair 3 t-6 dgn t-3 .0366 Pair 4 t-6 dgn t-2 .0320 Pair 5 t-6 dgn t-1 Pair 6 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Std. Error Mean 31.71668 N 32 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 -.0257 32 .08745 .01546 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668 t+7 .0056 32 .03056 .00540 t-5 t0 Pair 6 Std. Deviation 179.41663 Mean -31.7039 t-5 Paired Samples Correlations Pair 1 t-5 dgn t-4 N 32 Correlation -.993 Sig. .000 Pair 2 t-5 dgn t-3 Pair 3 t-5 dgn t-2 32 .197 .280 32 -.256 Pair 4 t-5 dgn t-1 .158 Pair 5 t-5 dgn t0 32 .038 .837 32 -.049 Pair 6 .788 t-5 dgn t+1 32 .020 .913 Pair 7 t-5 dgn t+2 32 .189 .301 Pair 8 t-5 dgn t+3 32 -.197 .280 Pair 9 t-5 dgn t+4 32 -.139 .447 Pair 10 t-5 dgn t+5 32 .055 .765 Pair 11 t-5 dgn t+6 32 .092 .618 Pair 12 t-5 dgn t+7 32 -.677 .000 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference 31.74950 Lower -96.4922 Upper 33.0149 -1.000 31 .325 31.71615 -96.3870 32.9840 -1.000 31 .325 179.42136 31.71752 -96.3943 32.9823 -1.000 31 .325 179.41455 31.71631 -96.4002 32.9714 -1.000 31 .325 -31.6782 179.42098 31.71745 -96.3664 33.0099 -.999 31 .326 -31.7035 179.41617 31.71660 -96.3899 32.9829 -1.000 31 .325 t-5 dgn t+2 -31.7081 179.41131 31.71574 -96.3928 32.9766 -1.000 31 .325 Pair 8 t-5 dgn t+3 -31.7042 179.42335 31.71787 -96.3932 32.9849 -1.000 31 .325 Pair 9 t-5 dgn t+4 -31.7031 179.42538 31.71823 -96.3928 32.9867 -1.000 31 .325 Pair 10 t-5 dgn t+5 -31.7315 179.41107 31.71570 -96.4161 32.9531 -1.000 31 .325 Pair 11 t-5 dgn t+6 -31.6887 179.40940 31.71540 -96.3727 32.9953 -.999 31 .325 Pair 12 t-5 dgn t+7 -31.7095 179.43733 31.72034 -96.4036 32.9845 -1.000 31 .325 Pair 1 t-5 dgn t-4 -31.7387 179.60227 Pair 2 t-5 dgn t-3 -31.7015 179.41362 Pair 3 t-5 dgn t-2 -31.7060 Pair 4 t-5 dgn t-1 -31.7144 Pair 5 t-5 dgn t0 Pair 6 t-5 dgn t+1 Pair 7 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Std. Error Mean .03306 t-4 Mean .0347 N 32 Std. Deviation .18703 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t-4 .0347 32 .18703 .03306 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-4 dgn t-3 32 -.191 .294 Pair 2 t-4 dgn t-2 32 .217 .233 Pair 3 t-4 dgn t-1 32 -.037 .839 Pair 4 t-4 dgn t0 32 .055 .764 Pair 5 t-4 dgn t+1 32 -.041 .824 Pair 6 t-4 dgn t+2 32 -.206 .257 Pair 7 t-4 dgn t+3 32 .191 .294 Pair 8 t-4 dgn t+4 32 .152 .407 Pair 9 t-4 dgn t+5 32 -.059 .749 Pair 10 t-4 dgn t+6 32 -.094 .607 Pair 11 t-4 dgn t+7 32 .676 .000 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference t df Sig. (2tailed) Pair 1 t-4 dgn t-3 .0372 .19055 .03369 Lower -.0315 Upper .1059 1.104 31 .278 Pair 2 t-4 dgn t-2 .0326 .18391 .03251 -.0337 .0989 1.003 31 .323 Pair 3 t-4 dgn t-1 .0243 .19703 .03483 -.0468 .0953 .696 31 .491 Pair 4 t-4 dgn t0 .0604 .20204 .03572 -.0124 .1333 1.692 31 .101 Pair 5 t-4 dgn t+1 .0352 .18943 .03349 -.0331 .1035 1.050 31 .302 Pair 6 t-4 dgn t+2 .0305 .19482 .03444 -.0397 .1008 .887 31 .382 Pair 7 t-4 dgn t+3 .0345 .18359 .03245 -.0317 .1007 1.063 31 .296 Pair 8 t-4 dgn t+4 .0356 .18802 .03324 -.0322 .1034 1.070 31 .293 Pair 9 t-4 dgn t+5 .0071 .21801 .03854 -.0715 .0857 .185 31 .855 Pair 10 t-4 dgn t+6 .0499 .20988 .03710 -.0257 .1256 1.346 31 .188 Pair 11 t-4 dgn t+7 .0291 .16788 .02968 -.0314 .0897 .981 31 .334 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Mean -.0025 N 32 Std. Deviation .01530 Std. Error Mean .00271 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t-3 -.0025 32 .01530 .00271 t+7 .0056 32 .03056 .00540 t-3 Paired Samples Correlations Pair 1 t-3 dgn t-2 N 32 Correlation -.243 Sig. .181 Pair 2 t-3 dgn t-1 32 .046 .802 Pair 3 t-3 dgn t0 32 .113 .538 Pair 4 t-3 dgn t+1 32 -.061 .738 Pair 5 t-3 dgn t+2 32 .448 .010 Pair 6 t-3 dgn t+3 32 -.285 .114 Pair 7 t-3 dgn t+4 32 .258 .155 Pair 8 t-3 dgn t+5 32 -.270 .135 Pair 9 t-3 dgn t+6 32 .269 .137 Pair 10 t-3 dgn t+7 32 -.197 .279 Paired Samples Test Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Mean Lower t df Sig. (2tailed) Upper Pair 1 t-3 dgn t-2 -.0046 .02672 .00472 -.0142 .0051 -.966 31 .341 Pair 2 t-3 dgn t-1 -.0129 .05674 .01003 -.0334 .0075 -1.290 31 .207 Pair 3 t-3 dgn t0 .0233 .08706 .01539 -.0081 .0546 1.511 31 .141 Pair 4 t-3 dgn t+1 -.0020 .02867 .00507 -.0124 .0083 -.401 31 .691 Pair 5 t-3 dgn t+2 -.0067 .02536 .00448 -.0158 .0025 -1.485 31 .148 Pair 6 t-3 dgn t+3 -.0027 .04116 .00728 -.0175 .0122 -.369 31 .714 Pair 7 t-3 dgn t+4 -.0016 .06059 .01071 -.0235 .0202 -.152 31 .880 Pair 8 t-3 dgn t+5 -.0301 .10668 .01886 -.0685 .0084 -1.594 31 .121 Pair 9 t-3 dgn t+6 .0127 .07652 .01353 -.0148 .0403 .943 31 .353 Pair 10 t-3 dgn t+7 -.0081 .03677 .00650 -.0213 .0052 -1.240 31 .224 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics t-2 .0021 32 Std. Deviation .01850 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t-2 .0021 32 .01850 .00327 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 N Std. Error Mean .00327 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-2 dgn t-1 32 .109 .553 Pair 2 t-2 dgn t0 32 -.071 .699 Pair 3 t-2 dgn t+1 32 .355 .046 Pair 4 t-2 dgn t+2 32 .125 .497 Pair 5 t-2 dgn t+3 32 .113 .538 Pair 6 t-2 dgn t+4 32 .266 .141 Pair 7 t-2 dgn t+5 32 -.048 .793 Pair 8 t-2 dgn t+6 32 -.214 .239 Pair 9 t-2 dgn t+7 32 .468 .007 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Pair 1 t-2 dgn t-1 -.0084 .05642 .00997 Lower -.0287 Upper .0120 -.840 31 .408 Pair 2 t-2 dgn t0 .0278 .09066 .01603 -.0049 .0605 1.735 31 .093 Pair 3 t-2 dgn t+1 .0025 .02408 .00426 -.0062 .0112 .595 31 .556 Pair 4 t-2 dgn t+2 -.0021 .03174 .00561 -.0135 .0094 -.373 31 .712 Pair 5 t-2 dgn t+3 .0019 .03691 .00653 -.0114 .0152 .287 31 .776 Pair 6 t-2 dgn t+4 .0029 .06047 .01069 -.0189 .0247 .275 31 .785 Pair 7 t-2 dgn t+5 -.0255 .10407 .01840 -.0630 .0120 -1.386 31 .176 Pair 8 t-2 dgn t+6 .0173 .08510 .01504 -.0134 .0480 1.151 31 .259 Pair 9 t-2 dgn t+7 -.0035 .02733 .00483 -.0134 .0064 -.724 31 .474 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 t-1 Mean .0105 N 32 Std. Deviation .05535 Std. Error Mean .00978 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t-1 .0105 32 .05535 .00978 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-1 dgn t0 32 -.750 .000 Pair 2 t-1 dgn t+1 32 .241 .184 Pair 3 t-1 dgn t+2 32 .295 .101 Pair 4 t-1 dgn t+3 32 .687 .000 Pair 5 t-1 dgn t+4 32 .064 .726 Pair 6 t-1 dgn t+5 32 -.239 .187 Pair 7 t-1 dgn t+6 32 .018 .922 Pair 8 t-1 dgn t+7 32 .098 .594 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower t df Sig. (2tailed) Upper Pair 1 t-1 dgn t0 .0362 .13407 .02370 -.0122 .0845 1.527 31 .137 Pair 2 t-1 dgn t+1 .0109 .05464 .00966 -.0088 .0306 1.129 31 .267 Pair 3 t-1 dgn t+2 .0063 .05421 .00958 -.0133 .0258 .655 31 .517 Pair 4 t-1 dgn t+3 .0103 .04043 .00715 -.0043 .0248 1.434 31 .161 Pair 5 t-1 dgn t+4 .0113 .08092 .01430 -.0179 .0405 .791 31 .435 Pair 6 t-1 dgn t+5 -.0171 .12673 .02240 -.0628 .0286 -.764 31 .450 Pair 7 t-1 dgn t+6 .0257 .09581 .01694 -.0089 .0602 1.517 31 .139 Pair 8 t-1 dgn t+7 .0049 .06055 .01070 -.0170 .0267 .455 31 .652 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t0 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Std. Deviation Std. Error Mean Mean N t0 -.0257 32 .08745 .01546 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t0 -.0257 32 .08745 .01546 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t0 dgn t+1 32 -.006 .973 Pair 2 t0 dgn t+2 32 -.037 .839 Pair 3 t0 dgn t+3 32 -.727 .000 Pair 4 t0 dgn t+4 32 .036 .844 Pair 5 t0 dgn t+5 32 .165 .366 Pair 6 t0 dgn t+6 32 -.025 .893 Pair 7 t0 dgn t+7 32 -.082 .654 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower t df Sig. (2tailed) Upper Pair 1 t0 dgn t+1 -.0253 .09065 .01603 -.0580 .0074 -1.578 31 .125 Pair 2 t0 dgn t+2 -.0299 .09289 .01642 -.0634 .0036 -1.821 31 .078 Pair 3 t0 dgn t+3 -.0259 .11466 .02027 -.0673 .0154 -1.280 31 .210 Pair 4 t0 dgn t+4 -.0249 .10575 .01869 -.0630 .0133 -1.331 31 .193 Pair 5 t0 dgn t+5 -.0533 .12256 .02167 -.0975 -.0091 -2.461 31 .020 Pair 6 t0 dgn t+6 -.0105 .11944 .02111 -.0536 .0326 -.497 31 .622 Pair 7 t0 dgn t+7 -.0313 .09498 .01679 -.0656 .0029 -1.865 31 .072 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 t+1 Mean -.0004 N 32 Std. Deviation .02333 Std. Error Mean .00412 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t+1 -.0004 32 .02333 .00412 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t+1 dgn t+2 32 .267 .139 Pair 2 t+1 dgn t+3 32 .139 .449 Pair 3 t+1 dgn t+4 32 .179 .328 Pair 4 t+1 dgn t+5 32 -.121 .511 Pair 5 t+1 dgn t+6 32 .057 .757 Pair 6 t+1 dgn t+7 32 .151 .409 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference t df Sig. (2tailed) Pair 1 t+1 dgn t+2 -.0046 .03144 .00556 Lower -.0160 Upper .0067 -.832 31 .412 Pair 2 t+1 dgn t+3 -.0007 .03856 .00682 -.0146 .0132 -.096 31 .924 Pair 3 t+1 dgn t+4 .0004 .06287 .01111 -.0223 .0231 .037 31 .971 Pair 4 t+1 dgn t+5 -.0280 .10688 .01889 -.0666 .0105 -1.484 31 .148 Pair 5 t+1 dgn t+6 .0148 .08128 .01437 -.0145 .0441 1.029 31 .312 Pair 6 t+1 dgn t+7 -.0060 .03553 .00628 -.0188 .0068 -.960 31 .344 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 N Std. Deviation Std. Error Mean t+2 .0042 32 .02820 .00499 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t+2 .0042 32 .02820 .00499 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t+2 dgn t+3 32 .247 .173 Pair 2 t+2 dgn t+4 32 .174 .341 Pair 3 t+2 dgn t+5 32 -.209 .251 Pair 4 t+2 dgn t+6 32 .092 .615 Pair 5 t+2 dgn t+7 32 .019 .916 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference .0040 .03852 .00681 Lower -.0099 Upper .0179 t+2 dgn t+4 .0050 .06412 .01134 -.0181 Pair 3 t+2 dgn t+5 -.0234 .11091 .01961 -.0634 Pair 4 t+2 dgn t+6 .0194 .08158 .01442 Pair 5 t+2 dgn t+7 -.0014 .04118 .00728 Pair 1 t+2 dgn t+3 Pair 2 t df Sig. (2tailed) .583 31 .564 .0281 .444 31 .660 .0166 -1.194 31 .242 -.0100 .0488 1.346 31 .188 -.0163 .0134 -.193 31 .848 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 t+3 Mean .0002 N 32 Std. Deviation .03410 Std. Error Mean .00603 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t+3 .0002 32 .03410 .00603 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t+3 dgn t+4 32 .025 .892 Pair 2 t+3 dgn t+5 32 -.251 .166 Pair 3 t+3 dgn t+6 32 -.012 .946 Pair 4 t+3 dgn t+7 32 .229 .208 Paired Samples Test Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Mean Lower t df Sig. (2tailed) Upper Pair 1 t+3 dgn t+4 .0011 .07062 .01248 -.0244 .0265 .085 31 .933 Pair 2 t+3 dgn t+5 -.0274 .11493 .02032 -.0688 .0141 -1.347 31 .188 Pair 3 t+3 dgn t+6 .0154 .08662 .01531 -.0158 .0467 1.008 31 .321 Pair 4 t+3 dgn t+7 -.0054 .04025 .00712 -.0199 .0091 -.755 31 .456 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 t+4 Mean N Std. Deviation Std. Error Mean -.0008 32 .06270 .01108 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t+4 -.0008 32 .06270 .01108 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t+4 dgn t+5 32 -.614 .000 Pair 2 t+4 dgn t+6 32 -.008 .963 Pair 3 t+4 dgn t+7 32 .323 .071 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower Pair 1 t+4 dgn t+5 Pair 2 Pair 3 Sig. (2tailed) t df -1.083 31 .287 Upper -.0284 .14850 .02625 -.0820 .0251 t+4 dgn t+6 .0144 .10143 .01793 -.0222 .0509 .802 31 .429 t+4 dgn t+7 -.0064 .06022 .01065 -.0281 .0153 -.605 31 .550 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics t+5 .0276 32 Std. Deviation .10153 t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t+5 .0276 32 .10153 .01795 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Mean Pair 1 Pair 2 N Std. Error Mean .01795 Paired Samples Correlations Pair 1 t+5 dgn t+6 N 32 Correlation -.502 Sig. .003 Pair 2 t+5 dgn t+7 32 .097 .597 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Pair 1 t+5 dgn t+6 .0428 .15701 Pair 2 t+5 dgn t+7 .0220 .10314 t df Sig. (2tailed) .02776 Lower -.0138 Upper .0994 1.542 31 .133 .01823 -.0152 .0592 1.207 31 .237 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+6 dengan t+7. Paired Samples Statistics Mean Pair 1 N Std. Deviation Std. Error Mean t+6 -.0152 32 .07920 .01400 t+7 .0056 32 .03056 .00540 Paired Samples Correlations Pair 1 t+ dgn t+7 N 32 Correlation -.173 Sig. .344 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower Pair 1 t+ dgn t+7 -.0208 .08968 .01585 -.0531 t df Sig. (2tailed) Upper .0115 -1.313 31 .199 UJI BEDA PADA PENGUMUMAN DIVIDEN MENURUN Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-7 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13 Pair 14 t-7 Mean .0064 N 22 Std. Deviation .02138 Std. Error Mean .00456 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t-7 .0064 22 .02138 .00456 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations Pair 1 t-7 dgn t-6 N 22 Correlation -.123 Sig. .587 Pair 2 t-7 dgn t-5 22 .119 .596 Pair 3 t-7 dgn t-4 22 .170 .449 Pair 4 t-7 dgn t-3 22 -.265 .233 Pair 5 t-7 dgn t-2 22 .359 .100 Pair 6 t-7 dgn t-1 22 -.288 .193 Pair 7 t-7 dgn t0 22 -.296 .181 Pair 8 t-7 dgn t+1 22 -.056 .804 Pair 9 t-7 dgn t+2 22 .529 .011 Pair 10 t-7 dgn t+3 22 .262 .238 Pair 11 t-7 dgn t+4 22 -.263 .238 Pair 12 t-7 dgn t+5 22 .276 .214 Pair 13 t-7 dgn t+6 22 -.177 .432 Pair 14 t-7 dgn t+7 22 .338 .124 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sig. (2tailed) t df .209 21 .837 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 t-7 dgn t-6 .0015 .03369 .00718 -.0134 .0164 Pair 2 t-7 dgn t-5 .0022 .02645 .00564 -.0095 .0139 .387 21 .703 Pair 3 t-7 dgn t-4 .0108 .02406 .00513 .0001 .0215 2.109 21 .047 Pair 4 t-7 dgn t-3 .0099 .04056 .00865 -.0081 .0279 1.146 21 .265 Pair 5 t-7 dgn t-2 -.0127 .06332 .01350 -.0408 .0154 -.939 21 .358 Pair 6 t-7 dgn t-1 .0255 .09980 .02128 -.0187 .0697 1.198 21 .244 Pair 7 t-7 dgn t0 .0166 .04140 .00883 -.0017 .0350 1.885 21 .073 Pair 8 t-7 dgn t+1 .0048 .02769 .00590 -.0075 .0171 .816 21 .424 Pair 9 t-7 dgn t+2 .0080 .03181 .00678 -.0061 .0221 1.173 21 .254 Pair 10 t-7 dgn t+3 .0038 .02459 .00524 -.0071 .0147 .720 21 .480 Pair 11 t-7 dgn t+4 .0050 .04001 .00853 -.0127 .0228 .592 21 .560 Pair 12 t-7 dgn t+5 .0009 .03031 .00646 -.0126 .0143 .134 21 .895 Pair 13 t-7 dgn t+6 .0017 .05124 .01092 -.0210 .0244 .158 21 .876 Pair 14 t-7 dgn t+7 .0191 .03904 .00832 .0018 .0364 2.293 21 .032 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-6 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13 t-6 Mean .0049 N 22 Std. Deviation .02355 Std. Error Mean .00502 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t-6 .0049 22 .02355 .00502 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-6 dgn t-5 22 -.244 .273 Pair 2 t-6 dgn t-4 22 .292 .187 Pair 3 t-6 dgn t-3 22 .097 .669 Pair 4 t-6 dgn t-2 22 -.294 .185 Pair 5 t-6 dgn t-1 22 .167 .458 Pair 6 t-6 dgn t0 22 -.099 .660 Pair 7 t-6 dgn t+1 22 -.154 .495 Pair 8 t-6 dgn t+2 22 -.145 .521 Pair 9 t-6 dgn t+3 22 -.460 .031 Pair 10 t-6 dgn t+4 22 -.033 .883 Pair 11 t-6 dgn t+5 22 -.398 .066 Pair 12 t-6 dgn t+6 22 .006 .979 Pair 13 t-6 dgn t+7 22 -.088 .698 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviatio n Std. Error Mean Upper .0154 t df Sig. (2tailed) .096 21 .924 Pair 1 t-6 dgn t-5 .0007 .03319 .00708 Lower -.0140 Pair 2 t-6 dgn t-4 .0093 .02403 .00512 -.0013 .0200 1.819 21 .083 Pair 3 t-6 dgn t-3 .0084 .03574 .00762 -.0074 .0243 1.103 21 .282 Pair 4 t-6 dgn t-2 -.0142 .07801 .01663 -.0488 .0204 -.853 21 .403 Pair 5 t-6 dgn t-1 .0240 .09061 .01932 -.0162 .0642 1.242 21 .228 Pair 6 t-6 dgn t0 .0151 .03968 .00846 -.0025 .0327 1.789 21 .088 Pair 7 t-6 dgn t+1 .0033 .03072 .00655 -.0103 .0169 .507 21 .618 Pair 8 t-6 dgn t+2 .0065 .04701 .01002 -.0144 .0273 .644 21 .527 Pair 9 t-6 dgn t+3 .0023 .03641 .00776 -.0139 .0184 .293 21 .773 Pair 10 t-6 dgn t+4 .0035 .03769 .00804 -.0132 .0203 .441 21 .664 Pair 11 t-6 dgn t+5 -.0006 .04333 .00924 -.0198 .0186 -.069 21 .946 Pair 12 t-6 dgn t+6 .0002 .04885 .01041 -.0214 .0219 .022 21 .983 Pair 13 t-6 dgn t+7 .0176 .04876 .01040 -.0040 .0392 1.692 21 .105 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics t-5 .0042 22 Std. Deviation .01833 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t-5 .0042 22 .01833 .00391 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 N Std. Error Mean .00391 Paired Samples Correlations Pair 1 t-5 dgn t-4 N 22 Correlation -.107 Sig. .636 Pair 2 t-5 dgn t-3 22 -.262 .239 Pair 3 t-5 dgn t-2 22 .263 .238 Pair 4 t-5 dgn t-1 22 -.229 .306 Pair 5 t-5 dgn t0 22 .040 .861 Pair 6 t-5 dgn t+1 22 -.254 .254 Pair 7 t-5 dgn t+2 22 .009 .970 Pair 8 t-5 dgn t+3 22 .120 .594 Pair 9 t-5 dgn t+4 22 .002 .994 Pair 10 t-5 dgn t+5 22 .079 .727 Pair 11 t-5 dgn t+6 22 .137 .545 Pair 12 t-5 dgn t+7 22 -.096 .670 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference t df Sig. (2tailed) .00535 Lower -.0025 Upper .0198 1.616 21 .121 .00818 -.0093 .0247 .944 21 .356 .06540 .01394 -.0439 .0141 -1.066 21 .299 .09735 .02076 -.0198 .0665 1.123 21 .274 .0145 .03427 .00731 -.0007 .0296 1.979 21 .061 .0026 .02756 .00587 -.0096 .0149 .449 21 .658 t-5 dgn t+2 .0058 .04153 .00885 -.0126 .0242 .652 21 .521 Pair 8 t-5 dgn t+3 .0016 .02475 .00528 -.0094 .0126 .301 21 .766 Pair 9 t-5 dgn t+4 .0029 .03400 .00725 -.0122 .0179 .395 21 .697 Pair 10 t-5 dgn t+5 -.0013 .03238 .00690 -.0157 .0130 -.191 21 .850 Pair 11 t-5 dgn t+6 -.0005 .04433 .00945 -.0201 .0192 -.048 21 .962 Pair 12 t-5 dgn t+7 .0169 .04620 .00985 -.0036 .0374 1.717 21 .101 Pair 1 t-5 dgn t-4 .0086 .02507 Pair 2 t-5 dgn t-3 .0077 .03838 Pair 3 t-5 dgn t-2 -.0149 Pair 4 t-5 dgn t-1 .0233 Pair 5 t-5 dgn t0 Pair 6 t-5 dgn t+1 Pair 7 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Std. Deviation N Std. Error Mean t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t-4 -.0045 22 .01526 .00325 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations Pair 1 t-4 dgn t-3 N 22 Correlation -.203 Sig. .366 Pair 2 t-4 dgn t-2 22 .074 .742 Pair 3 t-4 dgn t-1 22 -.201 .371 Pair 4 t-4 dgn t0 22 .217 .332 Pair 5 t-4 dgn t+1 22 -.097 .668 Pair 6 t-4 dgn t+2 22 .236 .291 Pair 7 t-4 dgn t+3 22 -.076 .736 Pair 8 t-4 dgn t+4 22 -.225 .313 Pair 9 t-4 dgn t+5 22 -.083 .714 Pair 10 t-4 dgn t+6 22 -.272 .221 Pair 11 t-4 dgn t+7 22 .146 .516 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation t Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper df Sig. (2tailed) Pair 1 t-4 dgn t-3 -.0009 .03564 .00760 -.0167 .0149 -.120 21 .906 Pair 2 t-4 dgn t-2 -.0235 .06836 .01457 -.0538 .0068 -1.612 21 .122 Pair 3 t-4 dgn t-1 .0147 .09574 .02041 -.0278 .0571 .719 21 .480 Pair 4 t-4 dgn t0 .0058 .03029 .00646 -.0076 .0192 .901 21 .378 Pair 5 t-4 dgn t+1 -.0060 .02348 .00501 -.0164 .0044 -1.198 21 .244 Pair 6 t-4 dgn t+2 -.0029 .03693 .00787 -.0192 .0135 -.364 21 .720 Pair 7 t-4 dgn t+3 -.0070 .02524 .00538 -.0182 .0041 -1.309 21 .205 Pair 8 t-4 dgn t+4 -.0058 .03538 .00754 -.0215 .0099 -.765 21 .453 Pair 9 t-4 dgn t+5 -.0100 .03313 .00706 -.0246 .0047 -1.409 21 .173 Pair 10 t-4 dgn t+6 -.0091 .04933 .01052 -.0310 .0128 -.864 21 .397 Pair 11 t-4 dgn t+7 .0083 .04131 .00881 -.0100 .0266 .939 21 .358 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 N Std. Deviation Std. Error Mean t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t-3 -.0035 22 .02926 .00624 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-3 dgn t-2 22 -.116 .608 Pair 2 t-3 dgn t-1 22 .204 .362 Pair 3 t-3 dgn t0 22 .236 .291 Pair 4 t-3 dgn t+1 22 -.185 .410 Pair 5 t-3 dgn t+2 22 -.261 .240 Pair 6 t-3 dgn t+3 22 -.168 .455 Pair 7 t-3 dgn t+4 22 .113 .618 Pair 8 t-3 dgn t+5 22 -.240 .282 Pair 9 t-3 dgn t+6 22 -.169 .451 Pair 10 t-3 dgn t+7 22 .079 .728 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower t df Sig. (2tailed) Upper Pair 1 t-3 dgn t-2 -.0226 .07687 .01639 -.0567 .0115 -1.378 21 .183 Pair 2 t-3 dgn t-1 .0156 .09021 .01923 -.0244 .0556 .811 21 .427 Pair 3 t-3 dgn t0 .0067 .03644 .00777 -.0094 .0229 .866 21 .396 Pair 4 t-3 dgn t+1 -.0051 .03611 .00770 -.0211 .0109 -.661 21 .516 Pair 5 t-3 dgn t+2 -.0020 .05319 .01134 -.0255 .0216 -.172 21 .865 Pair 6 t-3 dgn t+3 -.0061 .03745 .00798 -.0227 .0105 -.769 21 .451 Pair 7 t-3 dgn t+4 -.0049 .03858 .00823 -.0220 .0122 -.591 21 .561 Pair 8 t-3 dgn t+5 -.0090 .04523 .00964 -.0291 .0110 -.938 21 .359 Pair 9 t-3 dgn t+6 -.0082 .05591 .01192 -.0330 .0166 -.686 21 .500 Pair 10 t-3 dgn t+7 .0092 .04821 .01028 -.0122 .0306 .893 21 .382 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 t-2 Mean .0190 N 22 Std. Deviation .06778 Std. Error Mean .01445 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t-2 .0190 22 .06778 .01445 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-2 dgn t-1 22 -.901 .000 Pair 2 t-2 dgn t0 22 -.180 .424 Pair 3 t-2 dgn t+1 22 .045 .843 Pair 4 t-2 dgn t+2 22 .235 .292 Pair 5 t-2 dgn t+3 22 .042 .853 Pair 6 t-2 dgn t+4 22 -.427 .047 Pair 7 t-2 dgn t+5 22 .112 .619 Pair 8 t-2 dgn t+6 22 .057 .803 Pair 9 t-2 dgn t+7 22 -.018 .935 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference t df Sig. (2tailed) .03313 Lower -.0307 Upper .1071 1.153 21 .262 .01679 -.0056 .0642 1.747 21 .095 .06902 .01472 -.0131 .0481 1.189 21 .248 .06929 .01477 -.0101 .0514 1.397 21 .177 .0165 .06962 .01484 -.0144 .0473 1.109 21 .280 .0177 .08412 .01793 -.0196 .0550 .988 21 .334 t-2 dgn t+5 .0135 .07043 .01501 -.0177 .0448 .902 21 .377 Pair 8 t-2 dgn t+6 .0144 .07816 .01666 -.0202 .0491 .865 21 .397 Pair 9 t-2 dgn t+7 .0318 .07969 .01699 -.0036 .0671 1.870 21 .075 Pair 1 t-2 dgn t-1 .0382 .15538 Pair 2 t-2 dgn t0 .0293 .07873 Pair 3 t-2 dgn t+1 .0175 Pair 4 t-2 dgn t+2 .0206 Pair 5 t-2 dgn t+3 Pair 6 t-2 dgn t+4 Pair 7 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 t-1 Mean -.0191 N 22 Std. Deviation .09151 Std. Error Mean .01951 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t-1 -.0191 22 .09151 .01951 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t-1 dgn t0 22 .093 .680 Pair 2 t-1 dgn t+1 22 -.135 .548 Pair 3 t-1 dgn t+2 22 -.321 .145 Pair 4 t-1 dgn t+3 22 .053 .815 Pair 5 t-1 dgn t+4 22 .402 .064 Pair 6 t-1 dgn t+5 22 -.213 .342 Pair 7 t-1 dgn t+6 22 -.003 .989 Pair 8 t-1 dgn t+7 22 .140 .534 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower t df Sig. (2tailed) Upper Pair 1 t-1 dgn t0 -.0089 .09353 .01994 -.0503 .0326 -.444 21 .661 Pair 2 t-1 dgn t+1 -.0207 .09514 .02028 -.0629 .0215 -1.020 21 .319 Pair 3 t-1 dgn t+2 -.0175 .10943 .02333 -.0661 .0310 -.752 21 .460 Pair 4 t-1 dgn t+3 -.0217 .09246 .01971 -.0627 .0193 -1.102 21 .283 Pair 5 t-1 dgn t+4 -.0205 .08420 .01795 -.0578 .0169 -1.139 21 .267 Pair 6 t-1 dgn t+5 -.0246 .10131 .02160 -.0696 .0203 -1.141 21 .267 Pair 7 t-1 dgn t+6 -.0238 .10120 .02158 -.0686 .0211 -1.102 21 .283 Pair 8 t-1 dgn t+7 -.0064 .09479 .02021 -.0484 .0356 -.317 21 .754 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t0 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Mean -.0103 N 22 Std. Deviation .02968 Std. Error Mean .00633 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t0 -.0103 22 .02968 .00633 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 t0 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t0 dgn t+1 22 -.076 .735 Pair 2 t0 dgn t+2 22 -.485 .022 Pair 3 t0 dgn t+3 22 -.266 .232 Pair 4 t0 dgn t+4 22 .384 .078 Pair 5 t0 dgn t+5 22 .076 .738 Pair 6 t0 dgn t+6 22 -.173 .442 Pair 7 t0 dgn t+7 22 -.161 .475 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 t0 dgn t+1 -.0118 .03501 .00746 -.0273 .0037 -1.583 21 .128 Pair 2 t0 dgn t+2 -.0087 .05795 .01235 -.0344 .0170 -.703 21 .490 Pair 3 t0 dgn t+3 -.0129 .03925 .00837 -.0303 .0045 -1.537 21 .139 Pair 4 t0 dgn t+4 -.0116 .03240 .00691 -.0260 .0028 -1.678 21 .108 Pair 5 t0 dgn t+5 -.0158 .03935 .00839 -.0332 .0017 -1.880 21 .074 Pair 6 t0 dgn t+6 -.0149 .05626 .01199 -.0399 .0100 -1.243 21 .228 Pair 7 t0 dgn t+7 .0025 .05408 .01153 -.0215 .0264 .213 21 .833 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 t+1 Mean .0015 N 22 Std. Deviation .01644 Std. Error Mean .00350 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t+1 .0015 22 .01644 .00350 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations Pair 1 t+1 dgn t+2 N 22 Correlation -.137 Sig. .544 Pair 2 t+1 dgn t+3 22 .118 .601 Pair 3 t+1 dgn t+4 22 .354 .106 Pair 4 t+1 dgn t+5 22 .087 .701 Pair 5 t+1 dgn t+6 22 .382 .079 Pair 6 t+1 dgn t+7 22 -.529 .011 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference t Sig. (2tailed) df .00914 Lower -.0159 Upper .0221 .343 21 .735 .00503 -.0115 .0094 -.208 21 .837 .02753 .00587 -.0120 .0124 .039 21 .969 .03136 .00669 -.0179 .0100 -.591 21 .561 -.0031 .03968 .00846 -.0207 .0145 -.365 21 .718 .0143 .05131 .01094 -.0085 .0370 1.305 21 .206 Pair 1 t+1 dgn t+2 .0031 .04288 Pair 2 t+1 dgn t+3 -.0010 .02360 Pair 3 t+1 dgn t+4 .0002 Pair 4 t+1 dgn t+5 -.0040 Pair 5 t+1 dgn t+6 Pair 6 t+1 dgn t+7 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Mean -.0016 N 22 Std. Deviation .03742 Std. Error Mean .00798 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t+2 -.0016 22 .03742 .00798 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 t+2 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t+2 dgn t+3 22 .323 .143 Pair 2 t+2 dgn t+4 22 -.348 .112 Pair 3 t+2 dgn t+5 22 .196 .382 Pair 4 t+2 dgn t+6 22 -.119 .598 Pair 5 t+2 dgn t+7 22 .242 .278 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 t+2 dgn t+3 -.0042 .03608 .00769 -.0202 .0118 -.544 21 .592 Pair 2 t+2 dgn t+4 -.0029 .05449 .01162 -.0271 .0212 -.250 21 .805 Pair 3 t+2 dgn t+5 -.0071 .04220 .00900 -.0258 .0116 -.788 21 .439 Pair 4 t+2 dgn t+6 -.0062 .06022 .01284 -.0329 .0205 -.485 21 .633 Pair 5 t+2 dgn t+7 .0111 .04815 .01027 -.0102 .0325 1.085 21 .290 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 t+3 Mean .0026 N 22 Std. Deviation .01898 Std. Error Mean .00405 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t+3 .0026 22 .01898 .00405 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations Pair 1 t+3 dgn t+4 N 22 Correlation .098 Sig. .665 Pair 2 t+3 dgn t+5 Pair 3 t+3 dgn t+6 22 .393 .070 22 -.114 Pair 4 t+3 dgn t+7 .613 22 .212 .344 Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference t df Sig. (2tailed) Pair 1 t+3 dgn t+4 .0013 .03279 .00699 Lower -.0133 Upper .0158 .182 21 .857 Pair 2 t+3 dgn t+5 -.0029 .02708 .00577 -.0149 .0091 -.504 21 .620 Pair 3 t+3 dgn t+6 -.0020 .04889 .01042 -.0237 .0196 -.196 21 .846 Pair 4 t+3 dgn t+7 .0153 .04109 .00876 -.0029 .0335 1.749 21 .095 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Pair 1 Pair 2 Pair 3 t+4 Mean .0013 N 22 Std. Deviation .02866 Std. Error Mean .00611 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t+4 .0013 22 .02866 .00611 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t+4 dgn t+5 22 .074 .742 Pair 2 t+4 dgn t+6 22 -.008 .973 Pair 3 t+4 dgn t+7 22 -.119 .599 Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation Mean Std. Error Mean t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 t+4 dgn t+5 -.0042 .03867 .00824 -.0213 .0130 -.507 21 .617 Pair 2 t+4 dgn t+6 -.0033 .05181 .01105 -.0263 .0197 -.300 21 .767 Pair 3 t+4 dgn t+7 .0140 .05247 .01119 -.0092 .0373 1.256 21 .223 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2 N Std. Deviation Std. Error Mean t+5 .0055 22 .02818 .00601 t+6 .0046 22 .04294 .00915 t+5 .0055 22 .02818 .00601 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 t+5 dgn t+6 22 -.374 .087 Pair 2 t+5 dgn t+7 22 .061 .789 Paired Samples Test Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 t+5 dgn t+6 .0009 .05951 .01269 -.0255 .0272 .068 21 .946 Pair 2 t+5 dgn t+7 .0182 .04806 .01025 -.0031 .0395 1.779 21 .090 Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+6 dgn periode pengamatan t+7 Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Std. Deviation N Std. Error Mean t+6 .0046 22 .04294 .00915 t+7 -.0127 22 .04068 .00867 Paired Samples Correlations Pair 1 t+6dgn t+7 N 22 Correlation -.603 Sig. .003 Paired Samples Test Mean Pair 1 t+6dgn t+7 .0174 Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference .07488 .01596 Lower -.0158 Upper .0506 t 1.088 df 21 Sig. (2tailed) .289