Hubungan Antara Terpaan Acara Kesehatan Ibu

advertisement
11. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kornunikasi Massa
Dalam hidup ini tidak ada suatu kegiatan yang tidak membutuhkan komunikilsi,
maka untuk mencapai pada pengertian komunikasi m a w , perlu diketahui
prom
ko~munikasiitu sendiri. Proses komunikasi pada prakteknya dapat melalui tatap rnl~ka
atau dengan menggunakan media. Rogers (1978) menyatakan bahwa komunikasi adalah
proses dimana pesan-pesan disampaikan dari sumber-sumber kepada penerima a.au
pe~nindahan ide-ide dari sumber, dengan harapan dapat merubah tingkah Ilku
pe~lerimanya. Menurut Arifin (i984) setiap kornunikasi yang dilakukan, senanti isa
me:ndambakan efek positif a m efektivitas.
Komunikasi yang tidak menginginl:an
efe:ktivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan.
Efek d a l m
ko~munikasiadalah perubahan yang terjadi pada d i i penerima (komunikan/khalay k)
sebagai akibat pesan yang diterimanya, baik langsung maupun tidak langsung (melz h i
media massa).
Iika perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, mika
komunikasi itu disebut efektif.
Proses komunik3si bermedia memiliki beberapa unsur yang terkandung di
daliamnya. Menurut model komunikasi Berlo (1960) unsur-unsur komunikasi terse ~ u t
terdiri dari S-M-C-R (source) adalah sumber yang akan memberikan pesan, M ( m e w re)
adidah pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerimanya, C ( c h n e l ) adalah
saluran komunikasi yang diinakan atau alat/media yang digunakan untuk
mc:nyebarluaskan pesan kepada penerima dan R (receiver) adalah penerima pesan.
Selanjutnya Arifin (1984) menjelaskan bahwa komunikasi dapat dibedakan menj idi
beberapa jenis, antara lain berdasarkan media dan peserta (komunikator dan komunika n),
media dan penerima, serta sistem komunikasi.
Berdasarkan media dan pesetta,
komunikasi dibedakan menjadi komu~kasiinterpersonal, komunikasi keiompok < an
komunikasi massa. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar individu ada ah
komunikasi yang berlangsung antara dua orang individu atau lebih yang daoat
beirlangsung secara tatap muka (race to face commutricatiotz), tetapi juga da1)at
be,rlangsung dengan menggunakan alat bantu (medium)seperti teiepon, surat, telegr im
dan lain-lain.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung ant'lra
belberapa orang dalam suatu kelompok "kecil" seperti dalam rapat, pertemuan, konfere nsi
diun sebagainya. Sedangkan lromunikasi yang berlangsung antara individu atau kelomp ok
(organisasi) dengan massa, dinamakan komunikasi massa. Komunikasi massa d i d an
sebagai komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterog en
d m anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dal~at
diterima secara serentak dan sesaat. Komunikasi massa dapat berlangsung secara tai ap
mtrka antara individu dengan massa, seperti dalam rhetorika (pidato), tetapi lebih umi im
dikenal komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan media massa, yaitu pt rs,
radio, film dan televisi.
Berdasarkan media dan peserta, Arifin (1984) membedakan komunikasi menurut
pesannya, baik sifat pesan maupun jenis pesan dan isi pesan. Dalam proses komunik asi
pelsan yang bersifat umum dan aktual digolongkan dalam jenis komunikasi massa,
salangkan pesan yang bersifat pribadi (tidak umum dan M)digolongkan dal tm
komunikasi personal. Kesehatan/keluarga berencana, agama, pertanian dan lain-lain yo ng
pada prinsipnya ditentukan oleh jenis pesan yang dibawakannya. Berdasarkan isi pes ~ n ,
mika dalarn proses kornunikasi dikenal komunikasi yang mengandung atau berisi
g a g a s a m baru, terutama bagi penerima atau khalayak. Ide baru atau gagasan baru itu
disebut inovasi. Sedangkan sistem komunikasi dibagi menjadi komunikasi tradisiot lal,
komunikasi modern dan komunikasi transisional.
2. Karakterisitik Komunikasi Massa
Karakterisitik atau ciri-ciri khusus dari komunikasi massa membedakan denllan
jenis-jenis komunikasi massa lainnya. Menurut Wright (1986) sifat-sifat komunikasi
miissa tersebut meliputi: sifat khalayak, sifat dari bentuk komunikasi, dan sifat c a r i
ka~munikasi.
1). Sifat khalayak
Komunikasi massa ditujukan kearah khalayak luas, yang heterogen dan anon m.
Kllalayak yang luas dipandang apabiia suatu komunikasi dilalcukan selama suatu peric de
waktu tertentu dan selama periode waktu tersebut komunikator tidak dapat berintera ksi
dengan khalayak secara tatap muka. Khalayak heterogen menunjukkan, bahwa pemn
yang disarnpaikan kepada massa kepada sekumpulan masyarakat yang terdiri cari
berbagai usia, pria maupun wanita, berbagai tingkat pendidikan, dari berbagai lokasi
geografis dan sebagainya. Kriteria anonimitas berarti bahwa anggota-anggota khala~rak
secara individu tidak dikenal atau tidak diketahui oleh komunikatornya
2). Sifat Berrtuk Kobnikasi
Komunikasi massa dapat dikarakteristikan sebagai komunikasi yang umum, ce pat
dain selintas. Umum"artinya bukan bersifat pribadi. Pesan-pesan bukan d i t u . kep lda
saltu orang saja, isinyapun terbuka bagi setiap orang. Anggota-anggota khalayakr ya
menyadari bahwa setiap anggota memperoleh materi atau pesan-pesan yang saria.
"C'epat" berarti pesan-pesan itu dimaksudkan untuk menjangkau khalayak luas dal im
w~tktuyang relatif singkat atau bahkan dengan segera. "Selintas" berarti pesan yang
dikomunikasikan, biasanya dibuat agar dapat diionsumsi dengan segera, bukan unluk
diingat-ingat terkecuali, seperti rekaman film, transkripsi radio dan rekaman kaset.
Ke:selintasan komunikasi massa telah menimbulkan penekanan ketepatan waktu, ketic ak
mendalaman dan sensasionalisme dalarn pesan-pesan yang dikomunikzsikan.
3). Sifat Komunikasi
Komunikasi massa adalah komunikasi yang terorganisasi. Seorang komunikator di
media massa bekej a melalui organisasi yang kompleks yang mengandung sui ltu
pembagian kerja yang ekstensif dan suatu biaya tertentu bersamaan dengan pekerjzan
tersebut (Wright, 1986). Menurut Effendy ciri-ciri komnikasi massa meliputi: Perm ra,
komunikasi massa berlangsung satu arah Hal ini berarti tidak terdapat arus balik dari
komunikan kepada komunikator pada waktu proses komunikasi berlangsung.
Oieh
hrena ity arus balik yang tejadi dinamakan arus balik tertunda. Kedua, komunika or
pacia komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi ma!lsa
me:rupakan suatu lembaga, yakni suatu instansilorganisasi.
Dengan kata lain,
komunikator pada komunikasi massa disebut juga komunikator kolektif, karrna
me:nyebarkan pesan komunikasi rnassa merupakan hasil kerjasama sejurnlah keralbat
karja Ketiga, pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disebarlan
melalui media massa bersiiat umurn karena d i t u . kepada umum dan menyanglut
kelpentingan umum Keempat, media komunikasi massa menimbulkan keserempak,m.
Media massa memiliki kemampuan dalarn menimbulkan keserempakan (simultanly)
pa.& pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan y q disebarkan. Keertam, komunil an
pada komunikasi massa heterogen. Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpu an
anggota-anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai
stsaran yang dituju komunikator, bersifat heterogen.
Dalam keberadaannya secua
te~rpencar-pencarantara satu sama laimya tidak saling mengenal dan tidak terda~at
ka~ntakpribadi dan masing-masing berbeda dalam berbagai hal (Effendy, 1984). Newrr an
dalam Rakhmat (1998), menyatakan bahwa terdapat empat tanda pokok dari komunikasi
mi%ssa,yaitu : (1). Bersifat tidak langsung, artinya harus mglewati media teknis. (2).
Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara pwrta-peserta komhnikasi. (3).
Btxsifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anorin.
(4).Mempunyai publik yang secara geogAs tersebar. M e m t Sastmpoetn, dal tm
Ef'fendy (1984) komunikasi massa adalah komunikasi massa yang bercirikan : (1).
Komunikasi ditujukan kepada rnassa atau orang banyak sebagai komunikan. (2).
Komunikasi dilakukan serentak(3). Komunikator merupakan organisasi, lembaga a au
orang yang dilembagakan (Institusiomiized person). (4). Pesannya bersifat umum. (5).
Media yang digunakan adalah media massa, artinya bisa menjangkau sekaligus orr ng
ba.nyak(6).
Umpan balik atau feed back tidak langsung atau terlambat. Sebagai su itu
keigiatan komunikasi massa, Effendy (1984) mengklasifikasikan hngsi komunikasi
m,assa yang mencakup: Fungsi yang menyampaikan informasi (to inform)'.
Fungsi menghibur (fo enterfdnt). Fungsi mendidik (to educate). Ahli komunik asi
lain, Schramm menambahkan hngsi lain dari media massa, adalah sebagai media
adlvertensi atau iklau 30 sell good for us"(Wahyudii 1986). Lasswell dalam Rakhr mat
(1!)98), seorang ahli ilmu politik yang telah melakukan penelitian permulaan menge ~ a i
komunikasi massa sebagai berikut: Pengawasan lingkungan, korelasi antar bag an
malsyarakat dalam menanggapai iingkungan, transmisi warisan sosial dari suatu gener asi
ke generasi berikuttnya, Hiburan (entertainment). Setiap proses komunikasi mempun fai
harsil, yang disebut sebagai efek. Efek komunikasi yang rnenjadi perhatian pada saat ini
adidah kontribusi media massa dalam kehidupan manusia, yaitu bagaimana da >at
menambah pengetahuan (efek kognisi media), merubah sikap (efek afeksi media) (Ian
merubah perilaku (efek behavior atau konasi media).
Berkaitan dengan efek komunikasi massa ini, Chaffee dalam Rakhmat (1 9j8)
mengatakan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk melihat efek komunikasi maisa
melalui media massa, yaitu :
1. Cenderung melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun
dengan media itu sendiri.
2. Melihat jenis perubahan yang tejadi pada khalayak komunikasi massa., peneri ma
informasi, perubahan perasaan atau sikap dan perubahan perilaku, dengan kata l i n
perubahan kognisi, afeksi dan perubahan behavioral.
3. Meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa, individu, kelomp ~k,
organisasi, masyarakat atau bangsa.
3. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik
1). Pengertian Televisi
Televisi berasal dari dua kata, yaitu Tele (bahasa Yunani) yangberarti jauh, dan I 'ISI
(bahasa Latin Videre) yang berarti penglihatan (Wahyudi, 1986). Dengan demikian,
televisi diartikan melihat jauh, dalam arti gambar dan suara yang diproduksi di suatu
ternpat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set). Yang dimaksud denl;an
televisi di sini adalah televisi dalam bentuk sofrwme dalam arti produksi siaramya bul:an
pacda pesawat televisi itu sendiri yang disebut dengan Hardware.
2). Karakteristik Televisi
Media Televisi tumbuh d m berkembang menjadi salah satu bentuk media audio
visual dengan ciri dan sifatnya yang khas. Ciri d m sifatnya inilah yang membedalan
delngan media massa yang
telah ada sebelumnya, seperti surat kabar, radio, film.
Sdbagai media rnassa, televisi mempunyai karakteristik tersendiri bila dibandingI:an
delngan media lainnya, diantaranya pertama, televisi sebagai media yang langsl ~ng
dipergunakan di rumah tangga dapat menyajikan informasi visual dan auditif secwa
sin-~ultan,membuat penampilan para pelaku di layar seolah-olah menjadi bagian ciari
anggota keluarga, kedua, televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah a-au
membatasai semua bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-tu.n yiing
akm dicapai, ketiga, televisi tidak membatasi ruang dan walctu, serta horison dam
d i ~ ~ r l u amelalui
s
layar.
Dengan teknik-teknik tertentu yang disepakati bersa~na,
penonton dapat diajak Ice masa lampau, kini maupun yang akan chtang, keempa. telellisi
dapat merupakan media pernbesatan. Orang atau benda yang tidak dapat dilihat dengan
mats biasa dapat diperbesar memenuhi layar televisi, kelima, dalam dunia pendidikan,
medium televisi dapat mendekatkan orang tua dengan sekolah. Penyajian bahan-ballan
yang direkam di sekolah dapat dilihat di setiap rumah tangga, keenam, medium telelisi
dapat menyajikan satu informasi s e e m serempak d m rneluas pada waktu y,mg
bersamaan (Tim Televisi Pendidikan dalam "Karakteristik dan Terminologi Televi ji",
PCISTEKOM, 1992).
Menurut Higgins dalam Syamsudin (1983), karakteristik yang dirniliki tele ~ i s i
selbasai media massa telah membedakannya dengan media massa lainnya, melilhut,
imrmediacy and continuity, artinya dalam televisi, para penonton dapat melihat ian
mendengar, sesuatu peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung. Sesuatu kejad~an,
dengan demikian dapat dilihat secara terus menerus, intimacy arad directness, artinya
televisi melakukan komunikasi langsung dan akrab, sebab penonton televisi biasallya
hanya terdiri dari 3-4 orang atau anggota keluarga- Jadi penonton televisi seolah-c lah
berhadapan langsung dengan kejadian, berada di &dam kamar duduknya sendiri, Sniall
Screen artinya layar televisi yang sedemikian kecilnya, sehingga tidak mungkin uotuk
mcempertunjukkan seluruh situasi, seperti di dalam layar film, dan karena itu ymg
di-jadikan pokok pertunjukkan ialah close-up.
Merril and Lowenstein dalam Rakhmat (1998) berpendapat bahwa televisi ad25ah
medium audio visual, televisi tidak hanya dapat menghadiian kata-kata, tetapi suxa-
suara gaduh, musik dan sound eflect, serta perubahan nada Televisi tidak hanya &ilpat
menghadiian garnbar-gambar diam, tetapi juga gambar bergerak, tennasuk nuat lsantlansa dari gerakan tersebut dan ekspresi wajah, televisi sebagai medium dengan b ttas
waktu yang terbatas, artinya program yang disiarkan oleh televisi sangat terbatas sekali
waktunya, sehingga pemirsa tidak mempunyai kesempatan untuk memilih bagian-bag ian
miina yang penting dari suatu acara program, atau mengulang kembali apa yang tclah
dilihatnya. Apabila dua program disiarkan secara bersamaan dari stasiun televisi y,ing
berbeda, maka pemirsa tidak memiliki kesempatan untuk membandingkannya, kea~aii
pernirsa merekamnya dalam kaset video, sebab televisi memiliki jumlah saluran y ing
ter-batas. Bagian ini merupakan sod hak untuk mengembangkan siaran dengan sisilem
ulrfra hrgh fieyuency (UHF) atau very high fi.eq11ency (VHF). Televisi sebagai medl um
dengan kompleksitas tinggi dan biaya pengoperasiamya mahal, kamera, film, videotape
dan alat transmisinya memerlukan ahli yang dapat mengoperasikannya, s:rta
m~enggaitungkandirinya pada iklan sebagai sumber dana. Berdasarkan karakteristik y sng
di~milikitelevisi tersebut, maka televisi sebagai medium yang bersifat audio viti~al
memiliki banyak kelebihan dalam menyampaikan pesan-pesannya dibandingkan dengan
mledia massa lain, karena pesan-pesan yang disampaikannya melalui gambar dan srlara
secara bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat cepat (aktual), terlebih lagi dalam siiu-an
langsung.
Sebagai media massa, televisi dapat berhngsi sangat efektifl karena selain
menjangkau ruang yang sangat luas juga dapat mencapai massa pernirsa yang sangat
banyak dengan latar belakang yang berbeda-beda dalam waktu yang relatif singkat.
Namun demikian sebagai media massa, disamping memiliki kelebihan-kelebihan
memiliki kelemahan-kelemahan. Dalam hal ini,
jugs
Wahyudi (1986) menyatakan tenrang
kelemahan-kelemahan televisi adalah pesan-pesannya hanya dapat dilihat dan didalgar
s t m a sepintas, dalam arti siaramya tidak dapat dilihat atau didengar ulang oleh pen lirsa
dim pendengamya (audience), kecuali dalam hal-ha1 k h u h pada adegan ulang s e m a
lambat atau slow motion play back, atau dengan alat khusus seperti perekam atau viiko
ccrssette recorder (VCR) dan video tap recorder (VTR).
4. Fungsi Televisi sebagai Hiburan, Penerangan dan Pendidikan
Fungsi H iburan (entertainment) artinya h n ~ s itelevisi yang utama ada [ah
memberi hiburan, maka ada pedoman-pedoman dalam penyiarannya, yaitu (a)
Menetapkan siaran hiburan yang tinggi mutuny a dan disuguhkan secara sopan den1;an
st:lndar profesional, (b) Mengusahakan adanya pertimbangan yang sehat antara hibu -an
yaing krsifat kontemporer dan klasik, (c) Mengusahakan penyuguhan hiburan den!;an
be:ntuk-bentuk yang penuh dengan variasi, (d)
Mengusahakan mencari bentuk y;mg
artistik dan indah, yang hanya terdapat dalam siaran televisi, (e) Memberillan
ke:gembiraan yang wajar dan sopan pada tiap rumah tangga, agar mencapai misi y;mg
ditujy sehingga menanamkan benih-benih kehidupan rumah tangga yang utuh c tan
ba.hagia.
Fungsi Penerangan (infum~un,I artinya teievisi sebagai sarana penye bar
informasi atau penerangan, telah digariskan ketentuan-ketentuan dalam melaksanaJ;an
acara-hcaranya khususnya yang bersifat informatif, yaitu diarahkan dengan tujuan un tuk
menggairahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam p e m b a n ~ n a ndan memperkt:cil
kc:mun_gkinan salah pengertian akibat kurang mengetahui suatu persoalan yilng
men~an~okut
kebijakan pemerintah dengan penjelasan yang jujur dan obyektif tenting
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi, sosail dan budaya. Pelaksanaan teknik
h a m bersifat mengajak atau persuasif dan tidak secara indoktrinasi, dengan tujuan un tuk
merangsan3 pikiran-pikiran kreatif konstruktif di kalangan masyarakat. Oleh karena itu,
isi berita harus dapat memperlakukan fakta-fakta dengan benar dan obyektic fakta ti<llak
boleh diputarbalikkan untuk tujuan-tujuan tertentu, sehingga menyimpang dari kejuju -an
hakiki. Di dalam berita tidak boleh dimasukkan opini. Secara teknis berita harus pendlzk,
bemar, jelas, audio harus memiliki kejelasan pada video yang nampak, komentar belita
harus berintikan fakta-fakta, dan isi komentar hams memperjelas pendirian pemerin1:a.h
ya.ng benar tentang semua isu yang terdapat dalam masyarakat, baik di dalam maupun di
lu,u negeri
Fungsi Pendidikan (educufion) artinya televisi sebagai media komuni kasi ma ssa
yang dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, dan memiliki potensi, temtama dal am
mendidik masyarakat. Televisi adalah media massa dimana pendidikan dapat alihlm
secara non formal. Oleh karena i t y program pendidikan televisi di Indonesia halrus
mengikuti kebijaksanaan dalam pelaksanaannya, yaitu menambah dan mengembanglm
kemdasan serta imajinasi; meningkatkan dm memperluas pengetahuan; meningkatlcan
apesiasi dan daya cipta kebudayaan Indonesia yang sesuai dengan masyarakat Indone ;ia;
turut membina mental dan menambah semangat positif dalam mempercepat jalantlya
pembangunan (Direktorat Televisi Deppen RI, 1972). Sebagai fbngsi iklan, televisi da pat
menyiarkan berbagai produk yang ingin diperkenalkan pada khalayak luas. Melildui
media gambar dan suara, suatu produksi dapat ditampilkan secara menarik clan
menyeluruh, sehingga diharapkan dapat menarik perhatian para penonton televisi.
5. Penggunaan Televisi untuk Informasi Kesehatan
Memperhatikan hngsi televisi sebagai penyebar informasi, hiburan, pendidikan I Ian
iklan, maka televisi dapat menjadi medium infonnasi tentang pengetahuan keseha~tan
yang dibutuhkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga. Hal ini mengingat tugas
pc~kokwanita sebagai pemelihara dan pengatur rumah tangga yang hams memperhatilcan
kesehatan keluarga, agar tercapai keluarga yang sehat dan sejahtera.
6. Efek Pesan ,Media Massa
Efek penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak mencakup a s ~ e k
kagnitif, afektif dan konatif. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pad2 apa y ing
diiketahui, dipahami dan dipersepsi khalayzk. Dcngan kata lain, efek ini berkaitan den ;an
penyebaran informasi, pengetahuan, ketrarnpilan, d m kepercayaar, melalui media. Efek
pesan ir,i antara lain :
a). Efek kognitif, dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketaliui,
dipahami atau dipersepsi khalayak. Dengan kata lain, dampak ini berkaitan dmigin
penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan oleh mt dia
massa. Dalam masyarakat modern, dampak kognitif dari penyebaran media mtissa
kususnya televisi terhadap khalayak semakin kuat, karena informasi tentang berb;t.gai
ha1 seringkali diperoleh melalui media massa.
b). Efek afektif, yaitu efek pesan media massa yang pada tahap ini tejadi bila pesan y lng
disampaikan media massa mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibtmi
khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, rangsangan emosional dan sikap
atau nilai individu. Berarti khalayak bisa saja beranggapan pesan itu positit negatif
atau netral.
c.:) Dampak konatic yaitu dampak pesan media massa pada taraf ini bila pesan-pean
yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan alau
perilaku nyata yang dapat diarnati (Sendjaja, 1999)
7. Motivasi menonton
Freud seorang ahli psikoanalisis menyatakan bahwa motivasi yang dimiliki seseorimg
dalam kenyataanya tidak ada, karena motif sesungguhnya merupakan perilaku yang anzh,
motif dapat rnenimbulkan perilaku tertentu apabila dipengaruhi oleh situasi terter tu.
(Lauer, 1993). McClelland (1993) me~ihatbahwa motif dipengaruhi oleh kelas sosllal,
ka~ndisijasrnani individu, st~ukturkeluarga, status pekerjaan dan iklim (lingkungan). J adi
dapat diatakan apabila individu dalam situasi tertentu, misalnya ada nasalah keseha1:an
dalam keluaga maka individu tersebut dapat m e n w i atau mempunyai motif unl uk
mt:ncari jalan keluarnya, salah satunya dengan cara menonton televisi. Dengan menoni on
televisi diharapkan masalah kesehatan keluarga dapat terpecahkan.
McQuail(1994) memberikan daftar motif penggunaan media, yang meliputi: menc ari
inibrmasi dan saran; mempelajari masyarakat dan dunia; memperoleh pemahan~an
tentang kehidupan seseorang; mempunyai dasar untuk hubungan sosial; merrsa
terhubung dengan orang lain; memperoleh jalan ke dunia fiktif; serta mengisi waktu a au
rul~initas.
Schralnm (1977) dalam Rakhmat (1999) menyebutkan ada dua hngsi lr~ediam a w
dalam memenuhi kebutuhan, yaitu hiburan dan informasi. Peneliti iainnya Lasswell can
Wright (Rakhmad,. 1999).
menyebutkan ada empat fingsi media massa, ya itu
mwilance (pengawasan lingkungan), mid correlation (hubungan social), hiburan, t lan
tr~arsmisi(alih) culturalalBhmler (1980) dalam Rakhmad, (1999) menyatakan bahwa
pzlda dasarnya peubah motif rnempunyai tiga orientasi, yaitu pertarna orientasi koglitif
(k:ebutuhan akan in formasi, surveilfance, atau eks7,Iorasi realitas); kedua diu ?rsi
(kebutuhan akan pelepasan dii dari tekanan atau kebutuhan &an hiburan); ket ga,
identitas personal (menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesL atu
yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri).
Katz et all. (1974) mengemukakan beberapa faktor sosial yang menyebabican
ti~nbulnyakebutuhan seseorang yang berhubungan dengan media, antara lain
a. situasi sosial menimbulkan ketegangan dan pertentangan, orang berusaha melepas can
dirinya dari ketegangan itu.
b. Situasi sosial menciptakan kesadaran akan adanya masalah yang membutuhcan
perhatian dan informasi. Idbmasi tersebut dapat dicari lewat media.
c. Situasi sosial menawarkan kesempatan-kesempatan peningkatan taraf hidup dabam
memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu yang semuanya dapat dipenuhi mel,dui
media mas=
d. Situasi sosial memberikan dukungan yang menguatkan pada nilai-nilai terttntu
melalui konsumsi media selaras.
e. Situasi sosial menyajikan sejumlah harapan yang telah diketahui melalui materimateri media tertentu. kesemuanya harus dipantau, agar mendukung kelornpokkelompok sosial yang penting.
Hal yang dijabarkan menyebabkan kebutuhan orang yang berbeda-beda terhadap
media, sehingga melahiian motif yang berbeda pula. Motif mengkonsumsi m4dia
merupakan dorongan atau harapan akan kepuasan yang akan ditimbulkan, apabila o~ang
miengkonsumsi media. Dalam ha1 ini, motif mengkonsumsi media &pat disebut d a g a n
kepuasan yang diharapkan (gratification sotight). Motif mengkonsumsi berhubunyn
de:ngan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). Dalam ha1 ini, motif
mempunyai hubungan dengan umur, tingkat pendidikan, pola k o m u ~ k a s i dadam
ke:luarga, lamanya berdomisiii disuatu tempat, diskusi dengan orang lain dan keanggot aan
dalam organisasi (Palmgreen, et al., 1985).
8. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap Kesehatan Keluarga
Kesehatan dalam keluarga
merupakan kebutuhan manusia dalam melaksana kan
hi dupnya. Dalam ha1 ini, manusia akan berusahz mengobati dirinya atau keluarga nya
aplabila, merasakan sakit atau kuracg sehat. Sehubungan dengan itu, tujuan pembangu nan
negara tndonesia adalah untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi seatiap
pe:nduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan optimal sebagai salah satu ullsur
dalri kesejahteraan manusia.
Pengertian sehat dalam keluarga meliputi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial dan
burkan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, atau kelemahan. Usaha keseh;ltan
yamg semula berupa upaya penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkemb ang
ke: arah upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dalam peranserta masyarakat yang
mencakup upaya peningkatan (promdlf), pencegahan @reventif), penyembuhan (kur~
tij),
dam pemulihan (rehabilitatij) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambunipn.
Upaya kesehatan yang h a s dm kompleks tersebut perlu diselenggarakan, agar bmiaya
@ma dan berhasil guna.
Pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap kesehatan keluarga merupakan wlhauraha kesehatan yang ditujukan untuk mengandalkan tiga faktor yang mempenganrhi
kesehatan tersebut, sehingga manusia atau keluarga dapat tetap hidup sehat (Enja~lg,
19'90), yaitu:
a. Terhadap faktor penyebab penyakit, antara lain, memberantas sumber penulalan
penyakit, baik dengan mengobati penderita atau catrier (pembawa hasil) maup un
dengan meniadakan reservoir penyakitnya; mencegah rejadinya kecelakaan baik di
tempat-tempat umum maupun di tempat keja; meningkatkan taraf hidup r a k ~ a t
sehingga dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya; meccegah tejadirva
penyakit keturunan yang disebabkan faktor endugen.
b. Terhadap faktor manusia, yaitu mempertinggi daya tahan tubuh manusia clan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam prinsipprinsip kesehatan perorangan.
c. Terhadap faktor lingkungan, yaitu merubah atau mempengaruhi iingkungan hid~lp,
sehingga faktor-*or
yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa, sehingga ticlak
membahayakan kesehatan manusia
Download