11. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Kornunikasi Massa Dalam hidup ini tidak ada suatu kegiatan yang tidak membutuhkan komunikilsi, maka untuk mencapai pada pengertian komunikasi m a w , perlu diketahui prom ko~munikasiitu sendiri. Proses komunikasi pada prakteknya dapat melalui tatap rnl~ka atau dengan menggunakan media. Rogers (1978) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana pesan-pesan disampaikan dari sumber-sumber kepada penerima a.au pe~nindahan ide-ide dari sumber, dengan harapan dapat merubah tingkah Ilku pe~lerimanya. Menurut Arifin (i984) setiap kornunikasi yang dilakukan, senanti isa me:ndambakan efek positif a m efektivitas. Komunikasi yang tidak menginginl:an efe:ktivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek d a l m ko~munikasiadalah perubahan yang terjadi pada d i i penerima (komunikan/khalay k) sebagai akibat pesan yang diterimanya, baik langsung maupun tidak langsung (melz h i media massa). Iika perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, mika komunikasi itu disebut efektif. Proses komunik3si bermedia memiliki beberapa unsur yang terkandung di daliamnya. Menurut model komunikasi Berlo (1960) unsur-unsur komunikasi terse ~ u t terdiri dari S-M-C-R (source) adalah sumber yang akan memberikan pesan, M ( m e w re) adidah pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerimanya, C ( c h n e l ) adalah saluran komunikasi yang diinakan atau alat/media yang digunakan untuk mc:nyebarluaskan pesan kepada penerima dan R (receiver) adalah penerima pesan. Selanjutnya Arifin (1984) menjelaskan bahwa komunikasi dapat dibedakan menj idi beberapa jenis, antara lain berdasarkan media dan peserta (komunikator dan komunika n), media dan penerima, serta sistem komunikasi. Berdasarkan media dan pesetta, komunikasi dibedakan menjadi komu~kasiinterpersonal, komunikasi keiompok < an komunikasi massa. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar individu ada ah komunikasi yang berlangsung antara dua orang individu atau lebih yang daoat beirlangsung secara tatap muka (race to face commutricatiotz), tetapi juga da1)at be,rlangsung dengan menggunakan alat bantu (medium)seperti teiepon, surat, telegr im dan lain-lain. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung ant'lra belberapa orang dalam suatu kelompok "kecil" seperti dalam rapat, pertemuan, konfere nsi diun sebagainya. Sedangkan lromunikasi yang berlangsung antara individu atau kelomp ok (organisasi) dengan massa, dinamakan komunikasi massa. Komunikasi massa d i d an sebagai komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterog en d m anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dal~at diterima secara serentak dan sesaat. Komunikasi massa dapat berlangsung secara tai ap mtrka antara individu dengan massa, seperti dalam rhetorika (pidato), tetapi lebih umi im dikenal komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan media massa, yaitu pt rs, radio, film dan televisi. Berdasarkan media dan peserta, Arifin (1984) membedakan komunikasi menurut pesannya, baik sifat pesan maupun jenis pesan dan isi pesan. Dalam proses komunik asi pelsan yang bersifat umum dan aktual digolongkan dalam jenis komunikasi massa, salangkan pesan yang bersifat pribadi (tidak umum dan M)digolongkan dal tm komunikasi personal. Kesehatan/keluarga berencana, agama, pertanian dan lain-lain yo ng pada prinsipnya ditentukan oleh jenis pesan yang dibawakannya. Berdasarkan isi pes ~ n , mika dalarn proses kornunikasi dikenal komunikasi yang mengandung atau berisi g a g a s a m baru, terutama bagi penerima atau khalayak. Ide baru atau gagasan baru itu disebut inovasi. Sedangkan sistem komunikasi dibagi menjadi komunikasi tradisiot lal, komunikasi modern dan komunikasi transisional. 2. Karakterisitik Komunikasi Massa Karakterisitik atau ciri-ciri khusus dari komunikasi massa membedakan denllan jenis-jenis komunikasi massa lainnya. Menurut Wright (1986) sifat-sifat komunikasi miissa tersebut meliputi: sifat khalayak, sifat dari bentuk komunikasi, dan sifat c a r i ka~munikasi. 1). Sifat khalayak Komunikasi massa ditujukan kearah khalayak luas, yang heterogen dan anon m. Kllalayak yang luas dipandang apabiia suatu komunikasi dilalcukan selama suatu peric de waktu tertentu dan selama periode waktu tersebut komunikator tidak dapat berintera ksi dengan khalayak secara tatap muka. Khalayak heterogen menunjukkan, bahwa pemn yang disarnpaikan kepada massa kepada sekumpulan masyarakat yang terdiri cari berbagai usia, pria maupun wanita, berbagai tingkat pendidikan, dari berbagai lokasi geografis dan sebagainya. Kriteria anonimitas berarti bahwa anggota-anggota khala~rak secara individu tidak dikenal atau tidak diketahui oleh komunikatornya 2). Sifat Berrtuk Kobnikasi Komunikasi massa dapat dikarakteristikan sebagai komunikasi yang umum, ce pat dain selintas. Umum"artinya bukan bersifat pribadi. Pesan-pesan bukan d i t u . kep lda saltu orang saja, isinyapun terbuka bagi setiap orang. Anggota-anggota khalayakr ya menyadari bahwa setiap anggota memperoleh materi atau pesan-pesan yang saria. "C'epat" berarti pesan-pesan itu dimaksudkan untuk menjangkau khalayak luas dal im w~tktuyang relatif singkat atau bahkan dengan segera. "Selintas" berarti pesan yang dikomunikasikan, biasanya dibuat agar dapat diionsumsi dengan segera, bukan unluk diingat-ingat terkecuali, seperti rekaman film, transkripsi radio dan rekaman kaset. Ke:selintasan komunikasi massa telah menimbulkan penekanan ketepatan waktu, ketic ak mendalaman dan sensasionalisme dalarn pesan-pesan yang dikomunikzsikan. 3). Sifat Komunikasi Komunikasi massa adalah komunikasi yang terorganisasi. Seorang komunikator di media massa bekej a melalui organisasi yang kompleks yang mengandung sui ltu pembagian kerja yang ekstensif dan suatu biaya tertentu bersamaan dengan pekerjzan tersebut (Wright, 1986). Menurut Effendy ciri-ciri komnikasi massa meliputi: Perm ra, komunikasi massa berlangsung satu arah Hal ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator pada waktu proses komunikasi berlangsung. Oieh hrena ity arus balik yang tejadi dinamakan arus balik tertunda. Kedua, komunika or pacia komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi ma!lsa me:rupakan suatu lembaga, yakni suatu instansilorganisasi. Dengan kata lain, komunikator pada komunikasi massa disebut juga komunikator kolektif, karrna me:nyebarkan pesan komunikasi rnassa merupakan hasil kerjasama sejurnlah keralbat karja Ketiga, pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disebarlan melalui media massa bersiiat umurn karena d i t u . kepada umum dan menyanglut kelpentingan umum Keempat, media komunikasi massa menimbulkan keserempak,m. Media massa memiliki kemampuan dalarn menimbulkan keserempakan (simultanly) pa.& pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan y q disebarkan. Keertam, komunil an pada komunikasi massa heterogen. Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpu an anggota-anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai stsaran yang dituju komunikator, bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secua te~rpencar-pencarantara satu sama laimya tidak saling mengenal dan tidak terda~at ka~ntakpribadi dan masing-masing berbeda dalam berbagai hal (Effendy, 1984). Newrr an dalam Rakhmat (1998), menyatakan bahwa terdapat empat tanda pokok dari komunikasi mi%ssa,yaitu : (1). Bersifat tidak langsung, artinya harus mglewati media teknis. (2). Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara pwrta-peserta komhnikasi. (3). Btxsifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anorin. (4).Mempunyai publik yang secara geogAs tersebar. M e m t Sastmpoetn, dal tm Ef'fendy (1984) komunikasi massa adalah komunikasi massa yang bercirikan : (1). Komunikasi ditujukan kepada rnassa atau orang banyak sebagai komunikan. (2). Komunikasi dilakukan serentak(3). Komunikator merupakan organisasi, lembaga a au orang yang dilembagakan (Institusiomiized person). (4). Pesannya bersifat umum. (5). Media yang digunakan adalah media massa, artinya bisa menjangkau sekaligus orr ng ba.nyak(6). Umpan balik atau feed back tidak langsung atau terlambat. Sebagai su itu keigiatan komunikasi massa, Effendy (1984) mengklasifikasikan hngsi komunikasi m,assa yang mencakup: Fungsi yang menyampaikan informasi (to inform)'. Fungsi menghibur (fo enterfdnt). Fungsi mendidik (to educate). Ahli komunik asi lain, Schramm menambahkan hngsi lain dari media massa, adalah sebagai media adlvertensi atau iklau 30 sell good for us"(Wahyudii 1986). Lasswell dalam Rakhr mat (1!)98), seorang ahli ilmu politik yang telah melakukan penelitian permulaan menge ~ a i komunikasi massa sebagai berikut: Pengawasan lingkungan, korelasi antar bag an malsyarakat dalam menanggapai iingkungan, transmisi warisan sosial dari suatu gener asi ke generasi berikuttnya, Hiburan (entertainment). Setiap proses komunikasi mempun fai harsil, yang disebut sebagai efek. Efek komunikasi yang rnenjadi perhatian pada saat ini adidah kontribusi media massa dalam kehidupan manusia, yaitu bagaimana da >at menambah pengetahuan (efek kognisi media), merubah sikap (efek afeksi media) (Ian merubah perilaku (efek behavior atau konasi media). Berkaitan dengan efek komunikasi massa ini, Chaffee dalam Rakhmat (1 9j8) mengatakan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk melihat efek komunikasi maisa melalui media massa, yaitu : 1. Cenderung melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri. 2. Melihat jenis perubahan yang tejadi pada khalayak komunikasi massa., peneri ma informasi, perubahan perasaan atau sikap dan perubahan perilaku, dengan kata l i n perubahan kognisi, afeksi dan perubahan behavioral. 3. Meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa, individu, kelomp ~k, organisasi, masyarakat atau bangsa. 3. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik 1). Pengertian Televisi Televisi berasal dari dua kata, yaitu Tele (bahasa Yunani) yangberarti jauh, dan I 'ISI (bahasa Latin Videre) yang berarti penglihatan (Wahyudi, 1986). Dengan demikian, televisi diartikan melihat jauh, dalam arti gambar dan suara yang diproduksi di suatu ternpat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set). Yang dimaksud denl;an televisi di sini adalah televisi dalam bentuk sofrwme dalam arti produksi siaramya bul:an pacda pesawat televisi itu sendiri yang disebut dengan Hardware. 2). Karakteristik Televisi Media Televisi tumbuh d m berkembang menjadi salah satu bentuk media audio visual dengan ciri dan sifatnya yang khas. Ciri d m sifatnya inilah yang membedalan delngan media massa yang telah ada sebelumnya, seperti surat kabar, radio, film. Sdbagai media rnassa, televisi mempunyai karakteristik tersendiri bila dibandingI:an delngan media lainnya, diantaranya pertama, televisi sebagai media yang langsl ~ng dipergunakan di rumah tangga dapat menyajikan informasi visual dan auditif secwa sin-~ultan,membuat penampilan para pelaku di layar seolah-olah menjadi bagian ciari anggota keluarga, kedua, televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah a-au membatasai semua bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-tu.n yiing akm dicapai, ketiga, televisi tidak membatasi ruang dan walctu, serta horison dam d i ~ ~ r l u amelalui s layar. Dengan teknik-teknik tertentu yang disepakati bersa~na, penonton dapat diajak Ice masa lampau, kini maupun yang akan chtang, keempa. telellisi dapat merupakan media pernbesatan. Orang atau benda yang tidak dapat dilihat dengan mats biasa dapat diperbesar memenuhi layar televisi, kelima, dalam dunia pendidikan, medium televisi dapat mendekatkan orang tua dengan sekolah. Penyajian bahan-ballan yang direkam di sekolah dapat dilihat di setiap rumah tangga, keenam, medium telelisi dapat menyajikan satu informasi s e e m serempak d m rneluas pada waktu y,mg bersamaan (Tim Televisi Pendidikan dalam "Karakteristik dan Terminologi Televi ji", PCISTEKOM, 1992). Menurut Higgins dalam Syamsudin (1983), karakteristik yang dirniliki tele ~ i s i selbasai media massa telah membedakannya dengan media massa lainnya, melilhut, imrmediacy and continuity, artinya dalam televisi, para penonton dapat melihat ian mendengar, sesuatu peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung. Sesuatu kejad~an, dengan demikian dapat dilihat secara terus menerus, intimacy arad directness, artinya televisi melakukan komunikasi langsung dan akrab, sebab penonton televisi biasallya hanya terdiri dari 3-4 orang atau anggota keluarga- Jadi penonton televisi seolah-c lah berhadapan langsung dengan kejadian, berada di &dam kamar duduknya sendiri, Sniall Screen artinya layar televisi yang sedemikian kecilnya, sehingga tidak mungkin uotuk mcempertunjukkan seluruh situasi, seperti di dalam layar film, dan karena itu ymg di-jadikan pokok pertunjukkan ialah close-up. Merril and Lowenstein dalam Rakhmat (1998) berpendapat bahwa televisi ad25ah medium audio visual, televisi tidak hanya dapat menghadiian kata-kata, tetapi suxa- suara gaduh, musik dan sound eflect, serta perubahan nada Televisi tidak hanya &ilpat menghadiian garnbar-gambar diam, tetapi juga gambar bergerak, tennasuk nuat lsantlansa dari gerakan tersebut dan ekspresi wajah, televisi sebagai medium dengan b ttas waktu yang terbatas, artinya program yang disiarkan oleh televisi sangat terbatas sekali waktunya, sehingga pemirsa tidak mempunyai kesempatan untuk memilih bagian-bag ian miina yang penting dari suatu acara program, atau mengulang kembali apa yang tclah dilihatnya. Apabila dua program disiarkan secara bersamaan dari stasiun televisi y,ing berbeda, maka pemirsa tidak memiliki kesempatan untuk membandingkannya, kea~aii pernirsa merekamnya dalam kaset video, sebab televisi memiliki jumlah saluran y ing ter-batas. Bagian ini merupakan sod hak untuk mengembangkan siaran dengan sisilem ulrfra hrgh fieyuency (UHF) atau very high fi.eq11ency (VHF). Televisi sebagai medl um dengan kompleksitas tinggi dan biaya pengoperasiamya mahal, kamera, film, videotape dan alat transmisinya memerlukan ahli yang dapat mengoperasikannya, s:rta m~enggaitungkandirinya pada iklan sebagai sumber dana. Berdasarkan karakteristik y sng di~milikitelevisi tersebut, maka televisi sebagai medium yang bersifat audio viti~al memiliki banyak kelebihan dalam menyampaikan pesan-pesannya dibandingkan dengan mledia massa lain, karena pesan-pesan yang disampaikannya melalui gambar dan srlara secara bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat cepat (aktual), terlebih lagi dalam siiu-an langsung. Sebagai media massa, televisi dapat berhngsi sangat efektifl karena selain menjangkau ruang yang sangat luas juga dapat mencapai massa pernirsa yang sangat banyak dengan latar belakang yang berbeda-beda dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian sebagai media massa, disamping memiliki kelebihan-kelebihan memiliki kelemahan-kelemahan. Dalam hal ini, jugs Wahyudi (1986) menyatakan tenrang kelemahan-kelemahan televisi adalah pesan-pesannya hanya dapat dilihat dan didalgar s t m a sepintas, dalam arti siaramya tidak dapat dilihat atau didengar ulang oleh pen lirsa dim pendengamya (audience), kecuali dalam hal-ha1 k h u h pada adegan ulang s e m a lambat atau slow motion play back, atau dengan alat khusus seperti perekam atau viiko ccrssette recorder (VCR) dan video tap recorder (VTR). 4. Fungsi Televisi sebagai Hiburan, Penerangan dan Pendidikan Fungsi H iburan (entertainment) artinya h n ~ s itelevisi yang utama ada [ah memberi hiburan, maka ada pedoman-pedoman dalam penyiarannya, yaitu (a) Menetapkan siaran hiburan yang tinggi mutuny a dan disuguhkan secara sopan den1;an st:lndar profesional, (b) Mengusahakan adanya pertimbangan yang sehat antara hibu -an yaing krsifat kontemporer dan klasik, (c) Mengusahakan penyuguhan hiburan den!;an be:ntuk-bentuk yang penuh dengan variasi, (d) Mengusahakan mencari bentuk y;mg artistik dan indah, yang hanya terdapat dalam siaran televisi, (e) Memberillan ke:gembiraan yang wajar dan sopan pada tiap rumah tangga, agar mencapai misi y;mg ditujy sehingga menanamkan benih-benih kehidupan rumah tangga yang utuh c tan ba.hagia. Fungsi Penerangan (infum~un,I artinya teievisi sebagai sarana penye bar informasi atau penerangan, telah digariskan ketentuan-ketentuan dalam melaksanaJ;an acara-hcaranya khususnya yang bersifat informatif, yaitu diarahkan dengan tujuan un tuk menggairahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam p e m b a n ~ n a ndan memperkt:cil kc:mun_gkinan salah pengertian akibat kurang mengetahui suatu persoalan yilng men~an~okut kebijakan pemerintah dengan penjelasan yang jujur dan obyektif tenting kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi, sosail dan budaya. Pelaksanaan teknik h a m bersifat mengajak atau persuasif dan tidak secara indoktrinasi, dengan tujuan un tuk merangsan3 pikiran-pikiran kreatif konstruktif di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, isi berita harus dapat memperlakukan fakta-fakta dengan benar dan obyektic fakta ti<llak boleh diputarbalikkan untuk tujuan-tujuan tertentu, sehingga menyimpang dari kejuju -an hakiki. Di dalam berita tidak boleh dimasukkan opini. Secara teknis berita harus pendlzk, bemar, jelas, audio harus memiliki kejelasan pada video yang nampak, komentar belita harus berintikan fakta-fakta, dan isi komentar hams memperjelas pendirian pemerin1:a.h ya.ng benar tentang semua isu yang terdapat dalam masyarakat, baik di dalam maupun di lu,u negeri Fungsi Pendidikan (educufion) artinya televisi sebagai media komuni kasi ma ssa yang dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, dan memiliki potensi, temtama dal am mendidik masyarakat. Televisi adalah media massa dimana pendidikan dapat alihlm secara non formal. Oleh karena i t y program pendidikan televisi di Indonesia halrus mengikuti kebijaksanaan dalam pelaksanaannya, yaitu menambah dan mengembanglm kemdasan serta imajinasi; meningkatkan dm memperluas pengetahuan; meningkatlcan apesiasi dan daya cipta kebudayaan Indonesia yang sesuai dengan masyarakat Indone ;ia; turut membina mental dan menambah semangat positif dalam mempercepat jalantlya pembangunan (Direktorat Televisi Deppen RI, 1972). Sebagai fbngsi iklan, televisi da pat menyiarkan berbagai produk yang ingin diperkenalkan pada khalayak luas. Melildui media gambar dan suara, suatu produksi dapat ditampilkan secara menarik clan menyeluruh, sehingga diharapkan dapat menarik perhatian para penonton televisi. 5. Penggunaan Televisi untuk Informasi Kesehatan Memperhatikan hngsi televisi sebagai penyebar informasi, hiburan, pendidikan I Ian iklan, maka televisi dapat menjadi medium infonnasi tentang pengetahuan keseha~tan yang dibutuhkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga. Hal ini mengingat tugas pc~kokwanita sebagai pemelihara dan pengatur rumah tangga yang hams memperhatilcan kesehatan keluarga, agar tercapai keluarga yang sehat dan sejahtera. 6. Efek Pesan ,Media Massa Efek penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak mencakup a s ~ e k kagnitif, afektif dan konatif. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pad2 apa y ing diiketahui, dipahami dan dipersepsi khalayzk. Dcngan kata lain, efek ini berkaitan den ;an penyebaran informasi, pengetahuan, ketrarnpilan, d m kepercayaar, melalui media. Efek pesan ir,i antara lain : a). Efek kognitif, dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketaliui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dengan kata lain, dampak ini berkaitan dmigin penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan oleh mt dia massa. Dalam masyarakat modern, dampak kognitif dari penyebaran media mtissa kususnya televisi terhadap khalayak semakin kuat, karena informasi tentang berb;t.gai ha1 seringkali diperoleh melalui media massa. b). Efek afektif, yaitu efek pesan media massa yang pada tahap ini tejadi bila pesan y lng disampaikan media massa mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibtmi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, rangsangan emosional dan sikap atau nilai individu. Berarti khalayak bisa saja beranggapan pesan itu positit negatif atau netral. c.:) Dampak konatic yaitu dampak pesan media massa pada taraf ini bila pesan-pean yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan alau perilaku nyata yang dapat diarnati (Sendjaja, 1999) 7. Motivasi menonton Freud seorang ahli psikoanalisis menyatakan bahwa motivasi yang dimiliki seseorimg dalam kenyataanya tidak ada, karena motif sesungguhnya merupakan perilaku yang anzh, motif dapat rnenimbulkan perilaku tertentu apabila dipengaruhi oleh situasi terter tu. (Lauer, 1993). McClelland (1993) me~ihatbahwa motif dipengaruhi oleh kelas sosllal, ka~ndisijasrnani individu, st~ukturkeluarga, status pekerjaan dan iklim (lingkungan). J adi dapat diatakan apabila individu dalam situasi tertentu, misalnya ada nasalah keseha1:an dalam keluaga maka individu tersebut dapat m e n w i atau mempunyai motif unl uk mt:ncari jalan keluarnya, salah satunya dengan cara menonton televisi. Dengan menoni on televisi diharapkan masalah kesehatan keluarga dapat terpecahkan. McQuail(1994) memberikan daftar motif penggunaan media, yang meliputi: menc ari inibrmasi dan saran; mempelajari masyarakat dan dunia; memperoleh pemahan~an tentang kehidupan seseorang; mempunyai dasar untuk hubungan sosial; merrsa terhubung dengan orang lain; memperoleh jalan ke dunia fiktif; serta mengisi waktu a au rul~initas. Schralnm (1977) dalam Rakhmat (1999) menyebutkan ada dua hngsi lr~ediam a w dalam memenuhi kebutuhan, yaitu hiburan dan informasi. Peneliti iainnya Lasswell can Wright (Rakhmad,. 1999). menyebutkan ada empat fingsi media massa, ya itu mwilance (pengawasan lingkungan), mid correlation (hubungan social), hiburan, t lan tr~arsmisi(alih) culturalalBhmler (1980) dalam Rakhmad, (1999) menyatakan bahwa pzlda dasarnya peubah motif rnempunyai tiga orientasi, yaitu pertarna orientasi koglitif (k:ebutuhan akan in formasi, surveilfance, atau eks7,Iorasi realitas); kedua diu ?rsi (kebutuhan akan pelepasan dii dari tekanan atau kebutuhan &an hiburan); ket ga, identitas personal (menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesL atu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri). Katz et all. (1974) mengemukakan beberapa faktor sosial yang menyebabican ti~nbulnyakebutuhan seseorang yang berhubungan dengan media, antara lain a. situasi sosial menimbulkan ketegangan dan pertentangan, orang berusaha melepas can dirinya dari ketegangan itu. b. Situasi sosial menciptakan kesadaran akan adanya masalah yang membutuhcan perhatian dan informasi. Idbmasi tersebut dapat dicari lewat media. c. Situasi sosial menawarkan kesempatan-kesempatan peningkatan taraf hidup dabam memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu yang semuanya dapat dipenuhi mel,dui media mas= d. Situasi sosial memberikan dukungan yang menguatkan pada nilai-nilai terttntu melalui konsumsi media selaras. e. Situasi sosial menyajikan sejumlah harapan yang telah diketahui melalui materimateri media tertentu. kesemuanya harus dipantau, agar mendukung kelornpokkelompok sosial yang penting. Hal yang dijabarkan menyebabkan kebutuhan orang yang berbeda-beda terhadap media, sehingga melahiian motif yang berbeda pula. Motif mengkonsumsi m4dia merupakan dorongan atau harapan akan kepuasan yang akan ditimbulkan, apabila o~ang miengkonsumsi media. Dalam ha1 ini, motif mengkonsumsi media &pat disebut d a g a n kepuasan yang diharapkan (gratification sotight). Motif mengkonsumsi berhubunyn de:ngan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). Dalam ha1 ini, motif mempunyai hubungan dengan umur, tingkat pendidikan, pola k o m u ~ k a s i dadam ke:luarga, lamanya berdomisiii disuatu tempat, diskusi dengan orang lain dan keanggot aan dalam organisasi (Palmgreen, et al., 1985). 8. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap Kesehatan Keluarga Kesehatan dalam keluarga merupakan kebutuhan manusia dalam melaksana kan hi dupnya. Dalam ha1 ini, manusia akan berusahz mengobati dirinya atau keluarga nya aplabila, merasakan sakit atau kuracg sehat. Sehubungan dengan itu, tujuan pembangu nan negara tndonesia adalah untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi seatiap pe:nduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan optimal sebagai salah satu ullsur dalri kesejahteraan manusia. Pengertian sehat dalam keluarga meliputi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial dan burkan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, atau kelemahan. Usaha keseh;ltan yamg semula berupa upaya penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkemb ang ke: arah upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dalam peranserta masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promdlf), pencegahan @reventif), penyembuhan (kur~ tij), dam pemulihan (rehabilitatij) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambunipn. Upaya kesehatan yang h a s dm kompleks tersebut perlu diselenggarakan, agar bmiaya @ma dan berhasil guna. Pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap kesehatan keluarga merupakan wlhauraha kesehatan yang ditujukan untuk mengandalkan tiga faktor yang mempenganrhi kesehatan tersebut, sehingga manusia atau keluarga dapat tetap hidup sehat (Enja~lg, 19'90), yaitu: a. Terhadap faktor penyebab penyakit, antara lain, memberantas sumber penulalan penyakit, baik dengan mengobati penderita atau catrier (pembawa hasil) maup un dengan meniadakan reservoir penyakitnya; mencegah rejadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat keja; meningkatkan taraf hidup r a k ~ a t sehingga dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya; meccegah tejadirva penyakit keturunan yang disebabkan faktor endugen. b. Terhadap faktor manusia, yaitu mempertinggi daya tahan tubuh manusia clan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam prinsipprinsip kesehatan perorangan. c. Terhadap faktor lingkungan, yaitu merubah atau mempengaruhi iingkungan hid~lp, sehingga faktor-*or yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa, sehingga ticlak membahayakan kesehatan manusia