BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Kemampuan dan dinamika mulur mungkret yang ditemukan dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa teori Kawruh Jiwa Suryomentaram tetap relevan sampai sekarang. Hal ini dikarenakan ditemukannya konsistensi jawaban bahwa mayoritas subjek penelitian sebagai remaja tengah mampu memberikan ekspresi emosi dalam menanggapi keinginan-keinginan yang dimiliki. Keinginan remaja juga akan bertambah baik secara kualitas maupun kuantitas yang berarti mulur, tetapi hal tersebut tidak senantiasa harus diekspresikan melalui rasa senang, bahagia, atau gembira. Keinginan yang mulur bisa diekspresikan melalui emosi marah yang mana kemarahan seseorang sebenarnya ditujukan agar keinginannya dipenuhi oleh orang-orang di sekitarnya. begitu pun sebaliknya, keinginan yang berkurang entah kualitas entah kuantitas yang berarti mungkret tidak hanya diekspresikan melalui rasa marah, kecewa, malu, melainkan juga bisa diekspresikan melalui rasa bersyukur. Oleh karena itu, ekspresi marah, sedih, kecewa, malu, senang, susah, atau pun bangga hanyalah ekspresi emosi, sedangkan yang mengalami dinamika mulur mungkret adalah keinginan yang ada di dalam diri manusia. Dinamika mulur mungkret tersebut secara garis besar diperoleh bahwa remaja menanggapi keinginan-keinginannya melalui ekspresi emosi yang ditunjukkan. Keinginan-keinginan yang tidak 142 143 terpenuhi juga diselesaikan melalui pengelolaan emosi yang diungkapkan remaja dalam kuesioner. Remaja kelas IPA secara garis besar cenderung kurang elastis terhadap keinginan-keinginan personalnya semisal pemenuhan kebutuhan akan atau pencapaian akademik, sedangkan remaja kelas IPS cenderung lebih elastis terhadap keinginan personal karena mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan sosial dan lebih elastis dalam hal pencapaian akademik. Elastis dalam arti tidak terlalu memaksakan harus terpenuhinya keinginan dan juga tidak terlalu merisaukan keinginan yang tidak terpenuhi. Elastisitas yang dialami remaja tengah tersebut bisa jadi tidak hanya disebabkan oleh status jurusannya sebagai siswa IPS atau siswa IPA. Hal yang mempengaruhi tersebut bisa jadi adalah chatetan-chatetan yang telah dimiliki seseorang hasil didikan orang tua atau pun sudah menjadi kecenderungan dasar personal seseorang adalah elastis daripada orang lain dan individu yang bersangkutan juga memilih jurusan IPS. Kemampuan mulur mungkret juga tidak mensyaratkan seorang individu harus berusia tua sebab ditemukan dari hasil penelitian bahwa beberapa subjek penelitian yang masih remaja terbukti mampu menyatakan ekspresi rasa syukur ketika dirinya memperoleh nilai baik yang sebenarnya nilai yang baik berpeluang untuk mengekspresikan keinginannya sebagai pembantu masuk PTN, mampu menasihati secara baik-baik ketika agama yang dianutnya diejek, atau tetap mampu tersenyum kepada orang lain yang mengganggu dirinya. Oleh sebab itu, dinamika mulur mungkret pada remaja tengah berbeda-beda dan terdapat beberapa remaja yang mampu memberikan tanggapan yang tepat sesuai etika yang digagas Suryomentaram dalam Kawruh Jiwa ketika keinginannya terpenuhi atau tidak 144 terpenuhi. Selain itu, tetap ditemukan bahwa secara mayoritas remaja menanggapi keadaan terpenuhinya keinginan dengan rasa senang, bahagia, semisal ketika diberi barang yang disukai (kelas IPS 68%; kelas IPA 75%) dan menanggapi keadaan tidak terpenuhinya keinginan dengan rasa sedih, kecewa, atau takut, semisal marah atau membela ketika saudaranya disakiti (kelas IPS 86%; kelas IPA 87,5%). Kecenderungan-kecenderungan yang merepresentasikan keadaan emosi remaja tengah secara rata-rata. B. SARAN Penelitian ini memiliki beberapa saran dan kelemahan. Saran yang diberikan peneliti terutama bagi pihak sekolah adalah menjadikan penelitian ini sebagai penambah wawasan dan pola pikir untuk melihat perkembangan remaja. Remaja seharusnya dipahami berdasarkan pemikiran remaja dan bukan pemikiran orang dewasa. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa kelemahan di antaranya : 1) Pemahaman dinamika kepribadian bukanlah hal yang mudah dilakukan dan memerlukan waktu panjang sehingga kuesioner Kawruh Jiwa Suryomentaram saja dalam penelitian ini belum mencukupi. 2) Sumber pustaka Kawruh Jiwa Suryomentaram dalam bentuk jurnal penelitian masih belum begitu mudah diperoleh, sedangkan buku-buku pustaka belum mudah dipahami karena berbahasa Jawa sehingga membutuhkan waktu tersendiri untuk memahami konsep-konsep tersebut untuk melakukan penelitian ini. 145 3) Terdapat temuan-temuan penelitian yang bisa diteliti lebih lanjut tentang dinamika dan kemampuan mulur mungkret pada manusia. Temuan tersebut diantaranya adalah ditemukannya aitem-aitem yang dijawab dengan jawaban “tidak tahu” yang barangkali adalah suatu ekspresi ketertutupan diri.