KOMUNIKASI DAKWAH KH. HASYIM ASYARI DALAM FILM SANG KIAI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun Oleh : Muji Rohmat NIM 10210009 Pembimbing : Dr. Hamdan Daulay, M.A., M.Si. NIP 19661209 199403 1 004 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014 KEIUENTRIAN AGAMA UNTVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN I(ALIJAGA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMTTNIKASI QIo Jl. Marsda Adi*sralpls Telp. (0274) -515856 Yoglrakarta 55281 STJRAT PERSETUJUAN SKRIPSI Kepada. Yth. Dekan Fakultas Dakwah dan Kornunikasi UIN Sunan Kalrjaga Yogyakarta di Yogyakarta As.sul antual a i kum v,r.w h Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka karni selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara: Muji Rohmat : 10210009 Jurusan : Komunikasi Dan Penyiaran Islam Judul Skripsi : KOMIINTI(AST DAKWAH KH. HASYIM ASYARI DALAM FILM SANG KIAI Nama : NIM Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan/Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yoryaka'rta'sebagai'sal.ah-satu syarat mern.peroleh gelar sarjana Strata Satu dalarn bidang Komunikasi Islam. Dengan ini kami mengharap agar skripsi tersebut di atas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Was s alamul a ikum, w r.w b Yogyakarta, 9 Juni 2014 Mengetahui, Ketua Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam ffs{tAly r|'-dii} Dr. Hamdan Daulav. M.A.. M.Si. NIP 19661209 199403 1 004 8 199703 2 001 e.,ffi rrI KEMENTERTA}{ AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NBGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jl. Marsda Adisucipto, Telp. 0274-5 i 5856,Yog,akarta 55281, E-mail: ftl@uin-suka'ac'id PENGESAHAN SKRIPSMUGAS AKHIR liomot: UIN.02IDD,?P.0CI.9/ 1 I 51 i21114 SkripsTTugas Akhir dengan iudul: KOMUNIKASI DAKWAH HASYIM ASI'HARIDALAM TILM SANG KYAI yang dipersiapkan dan disusun oleh: Nama IVIUJI ROHh{AT NIM/Jurtrsan l0?l0009lKl'}l Senin, l6 Juni 3014 90.7s (A -) Telah dirnunaqasyahkan Pada NilaiMunaqasyah Yogyakarta' dan dinvatakan diterirna oleh Fakultas Dakrvah clan Komurtikasi UIN Surran Kalijaga TIM MUNAQASYAI{ Ketua S idarfi/Perrguj i l, ,''\r Dr.Ilamdan DauIaY, M.A" M'$i. MP 19661209 l99rt03 I 004 Penguji III, Penguji II, ,Ar+fu Prof. Br.Il. M.Hunt. Faisal lsrnail, M.A. NIP 19470515 19701t) NIP 19700125 199903 I 1 001 Yogyakarta, 20 Juni 2014 Dekan. 6ffi* M.Ag. *ffi60 ' 99903 1 002 001 STIRAT PtrNNYATAAN KEASLIA.N SKRIPSI Yangbertandatangan di bawah ini: Muji Rohmat Nama : NIM : 10210009 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Dakwah danKomunikasi Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi saya yang berjudul: KO}ilTNIKASI DAKWAH KIAI lffi. HASYIM ASYABI DALAM FILM SAI\IG adalah hasil karya pnbadi dan separ,jang pengetahuan penyusun tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orarg lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang penyusun ambil sebagai acuan. Apahila terhukti pemyatarm ini tidak benar, maka sepenuhnya meqiadi tanggun gi awab penulis. Yogyakarta, 9 Juni 2014 Muji Rohmat NM: lv 10210009 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini Kupersembahkan Untuk : Bapak Marjono dan Ibu Kartinah tercinta terimakasih tiada terkira atas doa, nasihat, motivasi dan dukunganya sehingga diriku mampu mewujudkan sebagian mimpi dan cita-citaku Kakak-kakak dan ponakan kecilku tercinta, terimakasih atas senyum semangat yang selalu diberikan kepadaku Almamaterku Universitas Kalijaga Yogyakarta Islam Negeri Sunan MOTTO ُك ُُبِ ۡٲل ِح ۡك َم ُِة ُ َُو ۡٱل َم ۡى ِعظَ ُِة ُ ۡٱل َح َسنَ ُِة ُ َو ٰ َج ِد ۡلهمُُبِٲلَّتِي ُ ِه َي ُأَ ۡح َس ُۚه َ ُِّرب َ يل ِ ِۡٱدعُ ُإِلَ ٰى ُ َسب ُ ُ٥٢١ُيه َُ هُضلَُّ َعهُ َسبِيلِ ِۦُهُ َوه َىُأَ ۡعلَمُُبِ ۡٲلم ۡهتَ ِد ُرب ََّكُه َىُأَ ۡعلَمُبِ َم َ َ إِ َّن “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An Nahl: 125)1 1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2005), hlm. vi KATA PENGANTAR ُُُ Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat beserta InayahNya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Komunikasi Dakwah KH. Hasyim Asyari dalam Film Sang Kiai”. Tak lupa sholawat teriring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Atas izin Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak baik secra materiil maupun spiritual, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Bapak Prof. Dr. H. Musa Asya’arie beserta seluruh stafnya. 2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi: Bapak Dr. H Waryono Abdul Ghofur, M.Ag. beserta seluruh stafnya. 3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam: Ibu Khoiro Ummatin, S.Ag,. M.Si. 4. Dosen Pembimbing Akademik: Ibu Dra. Hj. Evi Septiani TH, M.Si. yang selama ini membimbing dan membantu permasalahan akademik yang saya alami. vii 5. Dosen pembimbing skripsi Dr. Hamdan Daulay, M.A., M.Si. yang telah memberikan waktu, masukan-masukan sebagai wujud perhatian dalam tahap-tahap penyempurnaan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam, staf dan karyawan TU di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 7. Keluarga tercinta bapak, ibu, kakak, bibi dan saudara yang selalu yang selalu memberikan doa dan semangat untukku. 8. Calon pendamping hidupku yang selalu dengan tulus mensuport, memotivasi dan menemani hari-hariku. 9. Phointer ASSAFFA yang telah banyak memberikan pengalaman, pengetahuan, inspirasi serta motivasi: Ika Nur Fitriani, Lailan Istiroah, Septi Karisyati, Latifatussolikhah, Eko Budi Santoso, Fatkhurroji, dan Deni Wahyudin. 10. Teman-teman praktikum media di Radio Angkringan : Taufik Umar, Hilman Nur Rofiq, Fajar Agung S, Rio Ernaldo. 11. Keluarga Besar ASSAFFA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 12. Keluarga Besar KPM Bambu Runcing Temanggung- Yogyakarta 13. Seluruh keluarga besar KPI 2010 yang telah bersama-sama mengejar impian dan cita-cita, terimakasih atas semua suka duka dan pengalaman yang tak dapat dilupakan. viii Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharap kritik dan saran yang membangung dari semua untuk perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi keilmuan Komunikasi dan Penyiaran Islam Yogyakarta, 9 Juni 2014 Penulis Muji Rohmat NIM: 10210009 ix ABSTRAK MUJI ROHMAT, 10210009. 2014. Skripsi: KOMUNIKASI DAKWAH KH. HASYIM ASYARI DALAM FILM SANG KIAI, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Film Sang Kiai merupakan film karya sutradara Rako Prijanto yang diproduksi oleh rumah produksi Rapi Film. Film ini menceritakan tentang perjuangan dan ketokohkan KH. Hasyim Asyari yang merupakan tokoh sentral dalam pengerahan para santri dan pejuang dalam melawan penjajah baik pra maupun paska kemerdekaan, khususnya di Jawa Timur. Penelitian ini mengambil judul: “Komunikasi Dakwah KH. Hasyim Asyari Dalam Film Sang Kiai”. Peneliti berusaha memahami adanya komunikasi dakwah yang di laksanakan tokoh KH. Hasyim Asyari berdasarkan kajian teori semiotika. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana komunikasi dakwah yang di laksanakan tokoh KH. Hasyim Asyari kepada tokoh lainya dalam film Sang Kiai?. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh tokoh KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi (Content Analisis) melalui kajian semiotika sebagai pisau analisisnya. Teknik analisis data menggunakan teori semiotika model Roland Barthes. Berbagai tanda dan simbol dalam film Sang Kiai diterjemahkan melalui analisa double signifikasi versi Barthes, yakni signifikasi tahap denotasi dan konotasi. Hasil penelitian ini adalah komunikasi dakwah yang dilaksanakan KH. Hasyim Asyari meliputi lima jenis diantaranya: qawlan adhima, qawlan baligha, qawlan layyina, qawlan saddidan dan qawlan tsaqilah. Dan dari kelima jenis komunikasi dakwah tersebut yang mendominasi adalah qawlan baligha. Kata Kunci: Komunikasi Dakwah, Film Sang Kiai, Semiotika Roland Barthes x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Penegasan Judul ........................................................................... 1 B. Latar Belakang Masalah ............................................................... 3 C. Rumusan Masalah ......................................................................... 8 D. Tujuan Penelitian........................................................................... 8 E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9 F. Kajian Pustaka .............................................................................. 9 G. Kerangka Teori .............................................................................. 13 1. Tinjauan Tentang Komunikasi ................................................. 13 2. Tinjauan Tentang Dakwah ....................................................... 16 3. Tinjauan Tentang Komunikasi Dakwah ................................... 18 4. Tinjauan Tentang Film ............................................................. 32 H. Metode Penelitian ......................................................................... 35 I. Sistematika Pembahasan ............................................................... 39 xi BAB II: GAMBARAN UMUM FILM SANG KIAI....................................... 41 A. Tinjauan Tentang Film Sang Kiai ................................................ 41 B. Sinopsis Film Sang Kiai ............................................................... 44 C. Karakter Tokoh KH. Hasyim Asyari dalam Film Sang Kiai ........ 49 D. Pemeran dan Tim Produksi ........................................................... 54 BAB III: KOMUNIKASI DAKWAH KH. HASYIM ASYARI ANTARA KEWAJIBAN DAN PERJUANGAN ............................................. 57 A. Qawlan Adhima ....................................................................... 57 B. Qawlan Baligha ....................................................................... 61 C. Qawlan Layyina ....................................................................... 81 D. Qawlan Saddidan ..................................................................... 86 E. Qawlan Tsaqilah ...................................................................... 88 BAB IV: PENUTUP ........................................................................................ 105 A. Kesimpulan.................................................................................... 105 B. Saran-Saran .................................................................................. 106 C. Penutup ......................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN xii DAFTAR TABEL Tabel 1. Peta Semiotika Roland Barthes .......................................................... 39 Tabel. 2. Pemeran Dalam Film Sang Kiai ....................................................... 54 xiii DAFTAR GAMBAR Cover Film Sang Kiai .................................................................................... 41 Gambar 1.1. Saat Bung Tomo datang meminta restu KH. Hasyim Asyari ..... 58 Gambar 2.1. Situasi Pendaftaran santri baru di Tebu Ireng ............................. 62 Gambar 2,2. KH. Hasyim Asyari berbincang dengan Harun di Sawah ........... 65 Gambar 2.3. Saat KH. Hasyim Asyari berbincang dengan Husein ................ 69 Gambar 2.4. Husen datang ke rumah KH. Hasyim Asyari .............................. 72 Gambar 2.5. Para santri mencuri dengar pembicaraan KH. Hasyim Asyari.... 76 Gambar 2.6. Saat KH. Hasyim Asyari memberi nasihat kepada anak dan para santri. .................................................................................................... 79 Gambar 3.1. KH. Hasyim Asyari dan KH.Wahid Hasyim bertemu A. Hamid Ono (Perwira Jepang) ......................................................................... 82 Gambar 4.1. KH. Hasyim Asyari minta diajarin menmbak ............................. 86 Gambar 5.1. KH. Hasyim Asyari berdiskusi dengan anak dan menantunya ... 89 Gambar 5.2. KH. Hasyim Asyari di markas tentara Jepang ............................ 93 Gambar 5.3. KH. Hasyim Asyari berbincang dengan KH.Wahid Hasyim ...... 97 Gambar 5.4. Kedatangan utusan Bung Karno kepada KH. Hasyim Asyari dan peristiwa Resolusi Jihad.............................................................. xiv 100 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami skripsi yang berjudul: Komunikasi Dakwah KH. Hasyim Asyari Dalam Film Sang Kiai maka perlu ada penegasan judul sebagai berikut : 1. Komunikasi Dakwah Komunikasi merupakan akativitas penyampaian pesan (messages) baik berupa simbol maupun kode dari suatu pihak kepada pihak lain. Dalam kehidupan sehari - hari pesan disampaikan bisa dalam bentuk bahasa tutur, tulisan, gambar atau gerakan bagian – bagian tubuh (verbal dan nonverbal).1 Dan dalam pelaksanaanya komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung) maupun secara skunder (tidak langsung).2 Dakwah memiliki arti menyampaikan, menyeru atau mengajak manusia kejalan Allah, dengan terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri sebelum memperbaiki orang lain, hal ini mutlak diperlukan karena dakwah memerlukan keteladanan.3 Keberhasilan dalam berdakwah tidak terlepas dari kualitas seorang da’i yang bisa memahami mad’u (sasaran dakwah). 1 Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (Malang : UMM Press, 2010), hlm. 2 . 2 3 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 4. Bambang Syaiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), hlm. 34. 2 Sehingga dengan memahami mad’u seorang da’i bisa menentukan materi dan media apa yang tepat yang dapat digunakan dalam dakwahnya. Menurut Wahyu Ilaihi komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainya yang bersumber dari Al Qur’an dan hadis dengan menggunakan lambang – lambang baik secar verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain yang lebih baik sesuai ajaran islam, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.4 2. Film Sang Kiai Film adalah salah satu media komunikasi massa yang membentuk konstruksi masyarakat terhadap suatu hal serta merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikan ke layar.5 Film Sang Kiai merupakan sebuah film yang bertemakan drama, perang, dan religi. Film ini diangkat dari kisah perjuangan seorang tokoh islam yaitu KH. Hasyim Asyari yang merupakan pendiri pesantren Tebu Ireng, Jombang dan juga merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Film ini merupakan kreasi dari Rapi Film yang disutradarai oleh Rako Prijanto dan dibintangi oleh artis – artis kawakan Indonesia seperti Ikra Negara, Christine 4 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 26. 5 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.127. 3 Hakim, Agus Kuncoro, Adipati Dolken, Meryza Batubara, Norman Akuwen, Dimas Aditya dan Suzuki Naburo. Secara umum film ini berkisah tentang perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI. Film Sang Kiai dirilis pada tanggal 30 Mei 2013 (pertama). Kemudian karena film ini mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat dan juga beberapa penghargaan di Festifal Film Indonesia (FFI) di antaranya; kategori film terbaik, sutradara terbaik, pemeran pembantu terbaik dan tata suara terbaik. Ahirnya film ini di rilis ulang pada tanggal 09 Januari 2014 untuk dipertontonkan kembali ke masyarakat. Yang akan menjadi fokus pada penelitian ini adalah proses komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh K.H Hasyim Asyari kepada tokoh - tokoh lainya dalam film Sang Kiai. Baik komunikasi yang dilaksanakan secara langsung maupun komunikasi yang dilaksanakan melalui media. Jadi maksud dari judul skipsi Komunikasi Dakwah KH. Hasyim Asyari dalam Film Sang Kiai adalah proses komunikasi dakwah yang dilaksanakan KH. Hasyim Asyari kepada tokoh - tokoh lain dalam film Sang Kiai. B. Latar Belakang Manusia tidak bisa lepas dengan proses komunikasi. Karena komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Dengan komunikasi manusia bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dan dengan komunikasi pula manusia bisa menjaga keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia akan komununikasi 4 juga dipengaruhi oleh kodrat manusia sebagai mahluk sosial atau manusia yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia akan komunikasi, berbagai cara dilakukan agar pesan atau ide dapat sampai dan dipahami orang lain. Mulai dari gerak tubuh, bahasa lisan, alat tradisional sampai teknologi yang canggih. Cara - cara tersebut dilakukan agar komunikasi yang mereka jalin dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dan dalam hal ini teknologii mempunyai andil besar dalam kesuksesan komunikasi yang dijalin manusia. Karena dengan teknologi-teknologi tersebut manusia dapat menyampaikan ide atau pesan kepada orang lain tanpa terhalang jarak, ruang dan waktu. Salah satu dari teknologi tersebut adalah Film. Film merupakan karya seni yang merupakan kolaborasi kreatif dari berbagai disiplin ilmu yang dikemas secara menarik dalam bentuk audio visual. Film juga merupakan salah satu media komunikasi yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan dari para pembuat film. Bahkan dalam sejarahnya film digunakan untuk media propaganda dan komunikasi sosial untuk mendukung visi – misi dari para pembuatnya.6 Dan ini menjadi bukti bahwa film merupakan salah satu media yang cukup efektif yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi dengan menggunakan film yaitu dilakukan dengan cara menyisipkan pesan atau nilai yang akan disampaikan kepada para penonton 6 Khoo Gaik Cheng, Mau Dibawa ke Mana Sinema Kita?, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hlm. 10. 5 kedalam sebuah dialog, alur cerita, tokoh, setting, ataupun unsur lain yang ada dalam sebuah film. Sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh penontok baik secara langsung ataupun tidak. Dengan berbagai macam latar belakang tujuan yang berbeda maka banyak film bermuatkan pesan sosial, moral, agama, kritik ataupun pesan lainya hadir ditengah kita. Hal itu tentu saja dipengaruhi oleh tujuan dari sang pembuat film dalam mengemas pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Namun tidak jarang hanya untuk mengejar pasar ataupun rating, film dibumbuhi dengan adegan seksual ataupun adegan yang memancing kontroversi. Sehingga membuat fungsi film tidak berjalan secara seimbang. Karena fungsinya selain sebagai media hiburan film juga mempunyai fungsi sebagai media pendidikan. Dalam satu sisi film juga bisa ikut berpartisipasi dalam transformasi kehidupan masyarakat karena film adalah potret dari masyarakat itu sendiri dimana film itu dibuat, film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan kemudian memproyeksikan kedalam layar.7 Berbicara fungsi film yang mendidik dan menghibur, film religi bisa dijadikan alternatif pilihan untuk ditonton. Karena film religi biasanya syarat akan pesan positif seperti; pesan aqidah, pesan moral, ketokohan, sejarah ataupun yang lainya. Sehingga hal tersebut bisa bermanfaat bagi penonton yang menyaksiakanya. Pesan positif dalam film religi biasanya dibungkus 7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 127. 6 dengan tema-tema yang menarik yang tidak kalah menariknya dengan filmfilm pada umumnya. Film religi atau film yang bertamakan islam umumnya bercerita tetntang tiga hal antara lain: satu; menemukan pasangan hidup, dimana inti dari cerita itu mengangkat konsep ta’aruf sebagi alternatif pengganti pacaran karena bertentangan dengan ajaran islam. Kedua; Identifikasi diri intinya karakter kuat yang dimiliki tokoh. Ketiga; pencapaian pribadi bisa berbentuk ketaatan, ekonomi yang lebih tinggi, pendidikan yang lebih tinggi.8 Namun terkadang film islami juga bercerita tentang figur seorang tokoh muslim yang menjadi pahlawan yang kemudian dikaitkan dengan isu sosial dan politik.9 Salah satunya adalah film Sang Kiai. Film yang disutradarai oleh Rako Prijanto ini diangkat dari kisah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari Jombang Jawa Timur yakni KH. Hasyim Asyari. Film yang dirilis tahun 2013 ini sukses baik secara kualitas ataupun pemasaran. Hal itu dibuktikan dengan diperolehnya empat kategori penghargaan dari Festival Film Indonesia (FFI). Yang kemudian film ini pun dirilis ulang di tahun 2014 untuk dipertontonkan kembali kepada masyarakat. Film ini juga dilengkapi dengan unsur drama, perang dan dakwah. Namun secara umum film ini bercerita tentang perjalanan 8 Khoo Gaik Cheng, Mau Dibawa, hlm. 68. 9 Ibid,., hlm. 60. 7 perjuangan umat islam saat melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan NKRI Film Sang Kiai ini membawa kita kembali kejaman dahulu yaitu ketika para penjajah masih menduduki bumi pertiwi. Dibalut dengan nuansa tradisional film ini menceritakan ketokohan dan kepahlawanan KH. Hasyim Asyari dalam mempertahankan aqidah islam dan berjihad memerangi penjajah bersama santri dan para pejuang lainya. Beliau adalah salah satu tokoh dalam peletakkan dasar batu kemerdekaan Negara Indonesia. Di tahun 1942-1947 beliau menjadi sosok sentral dan panutan dalam menentukan arah serta pengerahan santri dan pejuang dalam melawan para penjajah. Dengan fatwanya Resolusi Jihad KH. Hasyim Asyari menghimbau dan mengajak para santri dan pejuang untuk berjihad fisabillilah melawan penjajah yang kemudian melahirkan peristiwa perang besar di Surabaya yang kemudian hari itu kita peringati sebagai Hari Pahlawan 10 November 1945. Nuansa pesantren juga kental dalam film ini. Karena disamping KH. Hasyim Asyari adalah seorang pemimpin pesantren Tebuireng, dimasa itu pesantren juga digunakan sebagai basis kekuatan untuk melawan para penjajah. Film ini juga menyuguhkan kondisi sosial dan budaya masyarakat di masa itu. Ditambah dengan adegan – adegan perang saat merebut dan mempertahankan kemerdekaan, film ini semakin menarik untuk di saksikan. Alasan peniliti mengambil tema ini adalah karena ketokohan dari KH. Hasyim Asyari dalam berjuang mempertahankan aqidah islam dan berjihad 8 melawan para penjajah. Di tahun 1942-1947 beliau juga menjadi sosok sentral dan berpengaruh, dengan resolisi jihad nya beliau manpu menggerakkan serta mengarahkan santri dan para pejuang untuk berjihad melawan para penjajah dan mempertahankan kemerdekaan NKRI. Disamping itu beliau juga merupakan seorang kiai besar dan seorang pemimpin pesantren yang menjadi panutan masyarakat. Kesuksesan beliau dalam memimpin dan menjadi tokoh panutan tentu saja tidak terlepas dari komunikasi yang baik yang dibangun oleh beliau. Sebuah komunikasi yang bermuatkan pesan – pesan dakwah dan semuanya itu sedikit banyak tergambarkan dalam film sang kiai. Dan itulah yang menjadi alasan peneliti tertarik meneliti tentang proses komunikasi dakwah yang dilaksanakan KH. Hasyim Asyari dalam film sang kiai. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maslah diatas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH. Hasyim Asyari kepada tokoh-tokoh lain dalam Film Sang Kiai? D. Tujuan Penelitian Sesuai latar belakang dan permasalahan, maka penelitian akan difokuskan untuk mengetahui komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH. Hasyim Asyari kepada tokoh – tokoh lainya dalam Film Sang Kiai. 9 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi para peneliti khususnya dibidang Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk mengembangkan teori dan metodologi penelitian yang berkaitan dengan Komunikasi dan penyiaran islam. b. Penulis juga barharap kiranya hasil penelitian ini dapat menambah bahan pustaka sehingga bisa menjadi tambahan referensi tulisan – tulisan ilmiah lainya khususnya yang berkaitan dengan komunikasi dakwah. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam memimilih film – film yang berkulitas. b. Penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa ataupun masyarakat dalam memahami bagaimana komunikasi dakwah itu terjadi. c. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat kepada masyarakat sebagai konsumen film. Ataupun kepada para produsen film sehingga kedepanya mampu menghasilkan film – film yang berkualitas dan syarat akan pesan – pesan yang bermanfaat. F. Kajian Pustaka 10 Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses penelitian tentang “Komunikasi Dakwah KH. Hasyim Asyari Dalam Film Sang Kiai” ada beberapa pijakan yang sudah dilakukan sebelumnya yang relevan dengan komunikasi dakwah, sehingga skripsi ini kiranya dapat melangkapi dari penelitian sebelumnya. Pertama, skripsi yang disusun oleh Arnita 2006, yang berjudul “Komunikasi Dakwah Pada Remaja Putri (Studi Terhadap Majalah Pelita Di Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta)”. Dalam penelitian tersebut, Arnita meneliti tentang bagaimana komunikasi dakwah yang digunakan majalah Pelita pada remaja putri di Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta agar pesan yang disampaikan dapat menarik minat remaja putri yang membacanya. Dalam penelitian ini juga membahas tentang karakteristik pesan dakwah di dalam majalah Pelita. Adapun hasil penelitianya adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan ajaran islam dlam majalah pelita adalah dengan menggunakan tulisan di rubrik – rubrik remaja yang ada pada majalah pelita. Dan karakteristik pesan atau materi dakwah yang disuguhkan dalam majalah pelita adalah materi tentang aqidah, ibadah, akhlak, dan ilmu pengetahuan.10 10 Arnita, Komunikasi Dakwah Pada Remaja Putri (Studi Terhadap Majalah Pelita di Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta), (Yogyakarta: Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN SUKA, 2006). 11 Kedua, skripsi yang disusun Dede Ariyanto 2012, yang berjudul “Komunikasi Dakwah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy”. Dalam penelitian tersebut, Dede Ariyanto meneliti tentang bagaimana komunikasi dakwah antar tokoh yang terjadi dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian tersebut difokuskan pada proses terjadinya komunikasi dengan memperhatikan unsur – unsur terpenuhinya proses komunikasi itu sendiri. Adapun hasil penelitianya adalah bahwa proses komunikasi dakwah yang terjadi dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, tidak sebatas hanya secara resmi saja namun juga bisa dilakukan di saat – saat santai bahkan meja makan sekalipun.11 Ketiga, skripsi yang disusun Drs. HM. Sagiman Sukiyo 2013, yang berjudul “Komunikasi Dakwah Partai Persatuan Pembangunan Dalam Membangun Kader Partai Di-DIY”. Dalam penelitian tersebut, Drs. HM. Sagiman meneliti tentang bagaimana pembangunan kararkter kader PPP serta bagaimana proses komunikasi dakwah yang dilaksanakan dalam pembanguna karakter kader PPP. Adapun hasil penelittianya adalah pertama, bahwa komunikasi yang terjadi dalam internal PPP berjalan secara praktis, demokratis, dan tidak rumit sehingga memudahkan dalam mekanisme kerja dan koordinasi. Kedua, bahwa dalam membangun kader partainya, PPP melakukan komunikasi dakwah yang direalisasikan dalam pendidikan formal 11 Dede Ariyanto, Komunikasi Dakwah dalam novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy, (Yogyakarta: Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN SUKA, 2012). 12 dan informal. Ketiga, masih kurangnya pembinaan kader khususnya dibidang ekonomi, hukum dan komunikasi.12 Keempat, skripsi yang disusun oleh Nur Istiqomah 2013, yang berjudul “Gaya Bahasa Dakwah Dan Konsep Gender Dalam Novel Xie Xie De AI Karya Mell Shaliha Terbitan Diva Press (Anggota IKAPI) Yogyakarta Tahun 2011”.13 Dalam penelitian tersebut, Nur Istiqomah meneliti tentang bahasa dakwah yang terdapat dalam novel, bahasa dakwah yang mendominasi dalam novel, serta konsep gender yang terdapat dalam novel tersebut. Adapun hasil penelitinya adalah pertama, bahwa dalam novel Novel Xie Xie De AI Karya Mell Shaliha memuat lima gaya bahasa dakwah yaitu taklim dan tarbiyah, tazkir dan tanbih, tarhib dan inzar, qashash dan riwayat, amar dan nahi. Kedua, dalam novel tersebut didominasi oleh gaya bahasa dakwah taklim dan tarbiyah. Ketiga, konsep gender tentang persamaan anatara laki – laki dan perempuan menganut pemikiran progresif, untuk konsep gender tentang kodrat dan persamaan peran anatara laki – laki dan perempuaN menganut moderat, sedangkan tentang kepemimpinan anatara laki – laki dan perempuan menganut literalis. Adapun penelitian yang dilkukan penulis yang berjudul “Komunikasi Dakwah KH. Hasyim Asyari Dalam Film Sang Kiai” berbeda dengan 12 HM. Sagiman Sukiyo, Komunikasi Dakwah Partai Persatuan Pembangunan Dalam Membangun Kader Partai Di-DIY, (Yogyakarta: Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN SUKA, 2013). 13 Nur Istiqomah, Gaya Bahasa Dakwah Dan Konsep Gender Dalam Novel Xie Xie De AI Karya Mell Shaliha Terbitan Diva Press (Anggota IKAPI) Yogyakarta Tahun 2011, (Yogyakarta: Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN SUKA, 2013). 13 penelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang bagaiman proses komunikasi dakwah yang dilaksanakan tokoh KH. Hasyim Asyari, serta gaya bahasa dakwah yang digunakan oleh tokoh KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai. G. Kerangka Teori 1. Tinjauan Tentang Komunikasi a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan kita. Karena hampir setiap saat kita melakukan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan mendukung keberlangsungan hidup kita. Adapun pengertian komunikasi itu sendiri masing – masing ahli tentu mempunyai pendapat sendiri – sendiri bergantung pada kapasitas dan kapabilitas mereka. Secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaina pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dengan tujuan untuk mempunyai kesamaan makna. Menurut Prof. Dr. Hamidi, M. Si komunikasi adalah Proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau kode dari suatu pihak kepada pihak lain dengan efek untuk mengubah sikap, atau tindakan.14 Sedangkan menurut Lasswell: Komunikasi adalah proses penyampain 14 Hamidi, Teori Komunikasi, hlm.6. 14 pesan oleh kominkator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yaitu: Komunikator (communicator, source, sender), pesan (massage), media (channel, media), komunikan (communicant, communicate, receiver, receipent), dan efek (effect, impact, influence). 15 b. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak. Sedangkan pendapat lain mendefinisikan bahwa proses komunikasi adalah proses berbagi atau menggunakan informasi secara bersama dan memiliki kesamaan makna dalam proses komunikasi.16 Proses komunikasi terjadi ketika komunikator memformulasikan ide, pikiran atau perasaanya kedalam sebuah simbol atau lambang (bahasa) yang dipahami oleh komunikan. Kemudian komunikan menerjemahkan simbol atau lambang yang mengandung pikiran ataupun perasaan dari komunikator tersebut, sehingga terjadilah kesamaan makna diantara keduanya. 15 Onong Uchyana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), 16 Ismi Hadad, dkk., Asas- asas Komunikasi Antar Manusia, (Jakarta: LP3ES, 1981), hlm. 6. hlm. 4. 15 Proses komunikasi sendiri terbagi kedalam dua tahap yaitu: komunikasi secara primer dan komunikasi secara skunder. Proses komunikasi secra primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.17 Dalam komunikasi secara primer atau yang sering disebut juga komunikasi secara langsung komunikator lebih sering menggunakan bahasa sebagai media dalam berkomunikasi. Karena bahasa mampu “menerjemahkan” ide, pikiran, pendapat, perasaan dari seseorang kepada orang lain. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.18 Komunikasi sekunder ini sering disebut juga komunikasi tidak langsung. Dalam proses komunikasi ini terdapat kelemahan yaitu tertundanya umpan balik (delayed feedback). 17 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 11. . 18 Ibid., hlm. 16. 16 Hal itu disebabkan oleh reaksi dari kamunikan yang tidak bisa diterima secara langsung oleh komunikator karena dibutuhkanya tenggang waktu agar reaksi itu sampai kepada komunikator. 2. Tinjuan Tentang Dakwah a. Pengertian Dakwah Secara etimologi dakwah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan yang berarti menyeru atau mengajak. Sedangkan secara terminologi dakwah adalah mengajak kejalan Allah SWT dengan nasihat yang baik yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan ahirat. Sedangkan menurut Kustadi Suhandang dakwah adalah mengkomunikasikan ajaran islam, dalam arti mengajak atau memanggil umat manusia agar menganut ajaran islam, memberi informasi mengenai amar ma’ruf dan nahi mungkar, agar dapat tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat serta melaksanakan ketentuan Allah SWT.19 b. Metode Dakwah Secara sederhana metode dakwah adalah cara yang digunakan oleh para da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya. Sehingga dengan cara tersebut pesan yang disampaikan oleh sang da’i bisa diterima, dipahami dan dilaksanakan oleh mad’u. Berdasarkan QS. An Nahl ayat 125 bentuk-bentuk metode dakwah ada tiga yaitu: 19 Kustadi Suhandang, Ilmu dakwah, , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 12. 17 1. Hikmah, adalah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Al hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. 20 2. Mauidhah Hasanah, adalah dakwah dengan menggunakan katakata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan. 21 sehingga dengan demikian pesan yang disampaikan akan mudah diterima oleh mad’u. 3. Mujadalah, adalah metode dakwah dengan jalan tukar menukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan denagn memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.22 c. Media Dakwah Media dakwah adalah alat-alat yang digunakan oleh da’i untuk menyampaikan ajaran islam atau pesan dakwah. dengan adanya alat atau media tersebut dakwah yang dilaksanakan bisa menjangkau para 20 M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 11 21 Ibid,. hlm.17. 22 Ibid,. hlm.19. 18 mad’u secara luas yang tidak terbatas jarak, ruang dan waktu. Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima, diantaranya yaitu: 23 1. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. 2. Tulisan, berupa buku majalah, surat kabar, korespodensi (surat, email, sms), spanduk dan lain-lain. 3. Lukisan berupa gambar, karikatur, dan sebagainya. 4. Audio visual yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya. Bisa berbentuk televisi, slide, ohp, internet, dan sebagainya. 5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatn nyata yang mencerminkan ajaran islam, yang dapat dinikmato dan didengarkan oleh mad’u. 3. Tinjauan Tentang Komunikasi Dakwah a. Pengertian Komunikasi Dakwah Menurut Wahyu Ilaihi dalam bukunya Komunikasi Dakwah berpendapat bahwa komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainya yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits dengan menggunakan lambang – lambang baik secara verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, 23 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah. hlm. 20. 19 pendapat, atau perilaku orang lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, baik langsung secra lisan maupun tidak langsung melalui media.24 Komunikasi merupakan inti dari kegiatan dakwah, yaitu proses penyampaian pesan dari sang komunikator atau da’i kepada mad’u atau komunikan melalui media tertentu untuk perubahan kearah yang lebih baik. Komunikasi merupakan satu cara untuk menyebarluaskan pesan – pesan kebaikan yang bisa dikemas semenarik mungkin yang disesuaikan dengan kondisi komunikanya. Dengan komunikasi itu pula da’i akan mengetahui materi apa yang dapat ditulis dan sesuai dengan pembaca (mad’u). 25 Kegiatan berdakwah juga merupakan kegiatan berkomunikasi, karena pada intinya komunikasi dan dakwah merupakan kegiatan yang sama – sama mengharap perubahan sikap dari komunikan atau mad’u sesuai pesan yang disampaikanya. Perbedaan diantara keduanya nyaris tidak kelihatan kerena memang tidak begitu mencolok. Hal itu ada benarnya karena memang komunikasi dakwah pada dasarnya memiliki persamaan dengan bentuk komunikasi yang lain yang sama – sama berlandaskan prinsip – prinsip yang diajarkan oleh teori 24 25 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 26. Zaini Muchtarom, Dasar – dasar Manajemen Dakwah, (Jakarta: Al – Amin dan IKFA, 1996), hlm. 88. 20 komunikasi.26 Namun dakwah adalah komunikasi yang khas yang bisa dibedakan dengan komunikasi lainya. Perbedaan itu dapat dilihat dalam beberapa hal antara lain :27 a. Siapakah Pelakunya (communicator) b. Apakah pesan – pesanya (massage) c. Bagaimana caranya (approach) d. Apakah tujuanya (destination) Jadi, dapat dikatakan bahwa dakwah merupakan kegiatan komunikasi yang khas yang beda dari komunikasi lain pada umumnya. Dan perbedaan itu khususnya terletak pada sumber (source), komunikator, pesan (massage), cara (approach) dan tujuanya (destination).28 b. Komunikasi Dakwah Yang Sesuai dengan Al Qur’an Menurut Wahyu Ilaihi komunikasi dakwah yang sesuai dengan Al Qur’an setidaknya ada delapan, diantaramya: 1. Qawlan Adhima Qawlan Adhima adalah sebuah pelajaran pada dai untuk tidak mengungkapkan kata-kata yang mengandung kebohongan dalam 26 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 24. 27 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), hlm. 39. 28 Ibid., hlm.39 21 misi dakwahnya.29 Adapun kata-kata ini terdapat dalam QS Al Isra ayat 40: َٰٓ ۡ َ أَفَأ ُۡن َ ٍُهۡ ۡ ََۡٱتَّ َخ َۡر ۡ ِم َه ۡ ۡٱى َم ٰيَئِ َن ِةۡ ۡإِ ٰوَثً ۚب ۡإِوَّ ُنمۡ ۡىَتَقُُى َ ِصفَ ٰى ُنمۡۡ ۡ َزبُّ ُنم ۡۡبِ ۡٲىبَى ٠ٓۡقَ ُۡ ًًلۡ َع ِظ ٍٗمب Artinya : Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya) (QS. Al Isra’ : 40)30 Jika dilihat dari ayat dan pengerian tersebut, maka ciri-ciri dari qawlan adhima adalah : a. Kata yang diungkapkan mempunyai dasar atau sumber yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. b. Kata yang diungkapkan juga tidak menuduh atau tidak mengandung prasangka. c. Penggunaan kata ini untuk mengindarkan kita dari kata bohong yang sering diungkapkan oleh orang-orang kafir. d. Kata ini bisa diungkapkan untuk semua tingkatan mad’u atau komunikan. 29 30 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 172. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2005), hlm. 287 22 e. Kata ini juga bisa diterapkan dalam segala jenis materi atau pesan. 2. Qawlan Baligha Dalam bahasa arab kata baligha diartikan sebagai sampai, mengenai sasaran, atau mencapai tujuan. Dan jika dikaitkan dengan kata qawl (ucapan atau komunikasi) baligh berarti fasih, jelas maknanya, tepat mengungkap apa yang dikehendaki, dan tepat. Adapun pengertian dari qawlan baligha itu sendiri adalah hendaknya dai harus seimbang dalam melakukan sentuhan terhadap mad’u yaitu antara otak dan hatinya. Jika kedua komponen tersebut dapat terakomodasi dengan baik maka akan menghasilkan umat yang kuat, karena terjadi penyatuan antara hati dan fikiran.31 Qawlan Baligha ini terdapat dalam QS. An Nisa ayat 63: َٰٓ َّ ۡ ٌهۡ ٌَۡ ۡعيَ ُم ۡ ٱّللُۡ ۡ َمب ۡفًِ ۡقُيُُبِ ٍِمۡ ۡفَأ َ ۡع ِس َۡ ِأُ َْ ٰىَئ ۡ َۡۡ ِع ۡظٍُم َ ل ۡٱىَّ ِر َ ۡض ۡ َع ۡىٍُم ۡ ۡ٣٦ََۡقُوۡىٍَُّمۡ ۡفِ ًَٰٓۡأَوفُ ِس ٍِمۡ ۡقَ ُۡ ا ًَلۡبَيِ ٍٗغب Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan 31 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 176. 23 katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka (QS An Nisaa: 63)32 Dan jika di tengok dari pngertian dan ayat diatas, maka ciri-ciri dari qawlan baligha ini adalah: a. Kata-kata yang disampaikan tepat sasaran atau membekas di hati dan fikiran mad’u atau komunikan. b. Tertampungnya semua pesan dalam kalimat yang disampaikan. c. Kalimat tidak bertele-tele, tetapi juga tidak pula singkat sehingga bisa mengaburkan pesan. Artinya kalimat tersebut cukup, tidak berlebihan atau kurang. d. Kosakata yang merangkai kalimat tidak asing bagi pendengaran dan pengetahuan dari lawan bicara. e. Kesesuaian dengan bahasa dan sifat mad’u atau komunikan. 3. Qawlan Karima Qawlan Karima dapat diartikan sebagai perkataan yang baik. Jika dikaji lebih jauh, komunikasi dakwah yang menggunkan qawlan karima lebih kesasaran (mad’u) dengan tingkatan umur yang lebih tua. Sehingga pendekatan yang sifatnya santun, lembut, dengan tingkatan dan sopan santun yang dutamakan. Dalam artian, memberikan penghormatan dan tidak menggurui dan retorika yang 32 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 89. 24 berapi-api.33 Qawlan karima ini terdapat dalam QS. Al Israa ayat 23 yang berbunyi : َٰٓ َّ ِۡزب َُّلۡأَ ًَّلۡتَ ۡعبُ ُد ََٰٓ ْاۡإ ۡهۡإِ ۡح ٰ َسىً ۚبۡإِ َّمبٌَۡ ۡبيُ َغ َّه ِۡ ٌۡ َۡۡبِ ۡٲى ٰ َُىِ َد َۡ َ۞َق َ ض ٰى َ ًُلۡإٌَِّبي َ ّ ّٖ ُك ۡ ۡٱى ِنبَ َسۡ ۡأَ َح ُدٌُ َمبَٰٓ ۡأَ َۡ ۡ ِم ََلٌُ َمب ۡفَ ََل ۡتَقُو ۡىٍَُّ َمبَٰٓ ۡأ َۡۡ ًَل َ ِعى َد َ ف ۡ ۡ٣٦ۡبَۡقُوۡىٍَُّ َمبۡقَ ُۡ ًٗلۡ َم ِس ٌٗمب َ تَ ۡىٍَ ۡسٌُ َم Arintinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia(QS Al Isra: 23).34 Adapun ciri-ciri dari qawlan karima ini adalah : a. Kata yang diungkapkan adalah kata-kata yang baik. b. Kata ini digunakan untuk konteks mad’u dengan tingkatan umur yang lebih lebih tua. 33 34 Wahyu Illaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 176 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 285. 25 c. Kata-kata yang diungkapkan bersifat sopan, santun, lembut, dan tidak terkesan menggurui. 4. Qawlan Layyina Qawlan Layyina secara terminologi diartikan sebagai perkataan yang lembut. Dan pendekatan ini digunkan pada dua karakter mad’u. Pertama adalah pada mad’u tingkat penguasa dengan perkataan yang lemah lembut menghindarkan atau menimbulkan sikap konfrontatif. Kedua adala pada mad’u yang tataran budayanya masih rendah. Yang akan berimbas pada sikap simpati dan sebaliknya akan menghindarkan atau menimbulkan sikap antipati. 35 Qawlan layyina ini terdapat dalam QS. Thaha ayat 43-44 yang berbunyi: ًُُۡۡل ۡىَ ًۡۥُ ۡقَ ُۡ ًٗل ۡىٍَّ ِّٗىب ۡىَّ َعيًَّۥ ۡ َ ُ ۡفَق٠٦ۡ ۡ ۡٱذٌَبَبَٰۡٓ ۡإِىَ ٰى ۡفِ ۡس َع ُۡ َن ۡإِوَّ ۥًُۡ ۡطَ َغ ٰى ۡ ۡ٠٠ٌَۡتَ َر َّمسُۡأَ ٌََۡۡ ۡخ َش ٰى Artinya: Pergilah kamu berdua kepada Fir´aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas (44) maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudahmudahan ia ingat atau takut" (QS Tha ha: 43-44)36 Adapun ciri-ciri dari qawlan layyina adalah sebagai berikut: 35 Wahyu Illaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 181 36 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 315 26 a. Kata yang digunkan adalah kata yang lemah lembut b. Kata disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u atau komunikan. c. Kata ini digunakan dalam konteks mad’u adalah seorang penguasa sehingga dengan kata lemah lembut tersebut dapat menghindarkan dari sikap konfrontatif dan anarkis d. Kata ini juga tepat digunakan dalam konteks mad’u yang kondisi tingkat budayanya masih rendah, sehingga dengan kata yang lemah lembut akan menimbulkan sikap simpati. 5. Qawlan Maisura Secara terminologi qawlan maisura berarti mudah. Lebih lanjut dalam komunikasi dakwah dengan menggunakan qawlan maisura diartikan bahwa dalam menyampaikan pesan dakwah, dai harus menggunakan bahasa ringan, sederhana, pantas atau yang mudah diterima oleh mad’u secara spontan tanpa melalui pemikiran yang berat.37 Adapun qawlan maisura ini terdapat dalam QS Al Israa ayat 28: ۡ ۡض َّه ۡ َع ۡىٍُ ُم ۡ ۡٱبتِ َغبَٰٓ َۡء ۡ َز ۡح َم ّٖة ۡ ِّمهۡ َّزب َِّل ۡتَ ۡسجٌَُُبۡفَقُوۡىٍَُّم َ ََإِ َّمب ۡتُ ۡع ِس ٗ قَ ُۡ ًٗلۡ َّم ٍۡس ۡ ۡ٣٢ُُۡزا 37 Wahyu Illaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 181 27 Artinya : Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (QS Al Israa : 28)38 Dari pengertian serta ayat diatas maka ciri-ciri dari qawlan maisura ini adalahsebagai berikut:ۡ a. Bahasa atau kata yang digunakan adalah bahasa yang ringan, sederhana, pantas sehingga mad’u dapat menerima tanpa mealalui pemikiran yang berat. b. Kata atau bahasa ini cocok untuk mad’u yang kondisinya sudah tua atau sekelompok orang tua yang merasa dituakan, yang sedang menjalani kesedihan lantaran kurang bijaknya perlakuan anak terhadap orang tua atau sekelompok yang lebih muda c. Kata ini juga cocok untuk mad’u yang terdzolimi hak-haknya oleh orang-orang yang lebih kuat. d. Kata ini juga cocok digunakan untuk mad’u yang secara sosial berada dibawah garis kemiskinan. 6. Qawlan Ma’rufan Ungkapan qawlan ma’rufan dapat diartikan sebagai ungkapan atau ucapan yang pantas dan baik. Adapun penerapan frasa qawlan 38 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,, hlm. 286. 28 ma’rufan dalam komunikasi dakwah yaitu terlihat pada bagaimana berkomunikasi secara etis dan berlaku pada konteks komunikan yaitu: pertama, orang-orang kuat (komunikator yang memiliki power) kepada kaum lemah seperti orang miskin, anak yatim, dan lain sebagainya. Kedua, orang-orang yang masih belum sempurna menggunakan akalnya (anak-anak) yang mengedepankan emosi dari pada akalnya. Ketiga, para perempuan, ditujukan untuk menghindarkan dan mencegah perkataan yang lemah lembut dalam konteks dapat menimbulkan fitnah. Akan tetapi kata-kata tersebut boleh diucapkan hanya ditujukan kepada muhrimnya.39 Sebagaimana yang terdapat dalam QS An Nisa ayat 4 dan QS Al Ahzab ayat 32. ْ ًُل ۡتُ ۡؤت ۡ َ ََ ۡۡۡبَۡۡ ۡٱز ُشقٌُُُم َّۡ ۡ ُا ۡٱى ُّسفٍََبَٰٓ َۡء ۡأَمۡ ٰ َُىَ ُن ُم ۡٱىَّتًِ ۡ َج َع َو َ ٱّللُۡىَ ُنمۡ ۡقِ ٍَٰ ٗم ْ ُبَۡ ۡٱمسٌُُُمۡۡۡ ََقُُى ٗ ُاۡىٍَُمۡ ۡقَ ُۡ ًٗلۡ َّم ۡعس ۡ ۡ٥َُۡفب َۡ ٍٍَِف Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil 39 Wahyu Illaihi, Komunikasi Dakwah , hlm. 187 29 harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik (QS An Nisa : 5)40 ۡض ۡع َه َّۡ ۚ ًُ ۡىَ ۡستُ َّه ۡ َمأ َ َح ّٖد ۡ ِّم َه ۡٱىىِّ َسبَٰٓ ِۡء ۡإِ ِن ۡٱتَّقَ ٍۡت ِّۡ ٌَِٰىِ َسبَٰٓ َۡء ۡٱىىَّب َ ه ۡفَ ََل ۡتَ ۡخ ٗ َۡقُ ۡي َهۡقَ ُۡ ًٗلۡ َّم ۡعس ٞ هۡفٍََ ۡط َم َعۡٱىَّ ِريۡفًِۡقَ ۡيبِ ًِۡۦۡ َم َس ۡ ۡ٦٣َُۡفب ِۡ ُۡ َۡبِ ۡٲىق َ ض Artinya: Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik (QS Al Ahzab: 32)41 Dari pengertian dan kedua ayat di atas maka ciri-ciri dari qawlan ma’rufa adalah sebagai berikut: a. Kata yang digunakan merupakan kata yang pantas dan baik. b. Kata ini bisa juga digunakan oleh konteks komunikator seorang penguasa. c. Digunakan pada konteks mad’u adalah seorang yang lemah, miskin, anak yatim dan lain sebagainya d. Bisa digunakan pada konteks mad’u adalah seorang anak-anak. 40 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 78. 41 Ibid,. 423. 30 e. Kata ini bisa juga digunkan pada konteks mad’u (komunikan) adalah muhrim dari komunikator, yaitu biasanya digunakan atau diucapkan kepada sang istri. 7. Qawlan Saddidan Ungkapan qawlan saddidan dapat diartikan sebagai pembicaraan yang benar, jujur, tidak bohong, lurus dan tidak berbelit-belit.42 Kata ini sebagaimana terkandung dalam QS An Nisa ayat 9 yaitu; ْ ُبۡخبف ْ ٌهۡ ۡىَ ُۡ ۡتَ َس ُم َ ًۡض ٰ َعف َ ُا ۡ ِم ۡه ۡ ُۡا ۡ َعيَ ٍۡ ٍِم َۡ ََ ۡىٍَ ۡخ َ ش ۡٱىَّ ِر ِ ۡخ ۡيفِ ٍِمۡ ۡ ُذزِّ ٌ َّٗة ْ ُٱّللَۡۡ ََ ۡىٍَقُُى ْ ُفَ ۡيٍَتَّق َّ ُۡا ۡ ۡ٩ُۡاۡقَ ُۡ ًٗلۡ َس ِدٌدًا Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (QS An Nisa: 9)43 Adapun ciri-ciri dari qawlan saddidan ini adalah : a. Kata yang diungkapkan adalah kata-kata yang benar, jujur dan tidak berbelit-belit. 42 Wahyu Illaihi, Komunikasi Dakwah, hlm. 187 43 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 79 31 b. Bisa juga digunakan untuk mengungkapkan sebuah kritik yang membangun. c. Ada kalanya kata juga di iringi dengan perbuatan dari komunikator. Karena kata yang diungkapkan merupakan pengalaman atau gambaran hati serta fikiranya. d. Kata ini digunkan untuk menghindari penggunaan bahasa yang abstrak dan ambigu, sehingga bisa menutupi kebenaran yang sesungguhnya. 8. Qawlan Tsaqilah Qawlan Tsaqilah dalam penafsiran komunikasi adalah katakata yang mantap, sehingga tidak akan mengalami perubahan. Dan penerapanya yaitu saat komunikator dalam menyampaikan pesan dakwahnya haruslah berat dan mantap. Dalam artian kata – kata tersebut mengandung nilai kebenaran dan tidak ada keraguan di dalamnya dan tidak dapat dipengaruhi oleh apapu.44 Kata ini terdapat dalam QS Al Muzammil ayat 3: ً ِلۡقَ ُۡ ًٗلۡثَق ۡ ۡ٥ٍَۡل َ ٍۡ َإِوَّبۡ َسىُ ۡيقًِۡ َعي Artinya: Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat (Qs Al Muzammil: 5)45 44 Wahyu Illaihi, Komunikasi Dakwah. hlm. 193 45 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 575. 32 Adapun ciri-ciri dari qawlan tsaqilah ini adalah: a. Kata yang digunkan adalah kata-kata yang tegas, berat dan mantab. b. Digunkan untuk mengungkapkan sesuatu yang bersumber dari Al Qur’an ataupun hadits. c. Digunkan untuk menegaskan sesuatu hal yang sudah pasti sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh apapun. d. Digunakan untuk menghilangkan keragu-raguan. 4. Tinjauan Tentang Film a. Pengertian Film Film merupakan serangkaian gambar – gambar yang diambil dari objek yang bergerak memperlihatkan suatu peristiwa – peristiwa gerakan yang berlaku secara berkesinambungan, yang berfungsi sebagai media hiburan pendidikan dan sebagai salah satu media informasi. Dan secara otomatis film akan membawa dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif kepada para penontonya. Film juga merupakn kolaborasi antara seni teater atau sandiwara yang dikemas melalui unsur – unsur filmis. Unsur inilah yang membuat cerita lebih menarik dan berwarna dari pada sandiwara dipanggung.46 Dilihat dari jenisnya film terdiri dari film cerita, film 46 Marselli Sumarno, Dasar -Dasar Apresiasi film, (Jakarta: Grasindo, 1996), hlm. 47. 33 documenter, film animasi dan film berita. Sedangkan jika dilihat dari isinya film terdiri dari film action, film komedi, film drama, dan film propaganda.47 b. Unsur – Unsur Yang Berkaitan Dengan Film 1. Skenario : rencana untuk penokohan film berupa naskah. Skenario berupa sinopsis, deskripsi treatmen (deskripsi peran), rencana shot dan dialog.48 2. Sutrdara : pengarah adegan sesuai scenario 3. Sinopsis : Ringkasan cerita dan penggambaran singkat alur sebuah film. 4. Plot : Plot atau alur cerita. Plot merupakan cerita pada sebuah scenario, plot hanya terdapat dalam film cerita. 5. Scene : Biasa disebut adegan. Scene adalah aktifitas kecil dalam film yang merupakan rangkaian shot dalam satu ruang dan waktu, serta memiliki kesamaan gagasan.49 6. Scene : Biasa disebut adegan. Scene adalah aktifitas kecil dalam film yang merupakan rangkaian shot dalam satu ruang dan waktu, serta memiliki kesamaan gagasan.50 47 Heru Affendi, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, (Jakarta : Konfiden, 2002), hlm. 24. 48 Marselli Sumarno, Dasar- Dasar, hlm. 15. 49 Budi Irwanto, Film, Ideologi, dan Militer, (Yogyakarta: Media Pressindo, 1999), hlm. 4. 34 7. Penokohan : Pelukisan atau penggambaran tokoh cerita. Mulai dari sifat, kondisi fisik, sikap dan lain sebaginya. 8. Shot : Satu bidikan kamera terhadap sebuah objek dalam penggarapan film. Dan ada beberapa cara atau teknik dalam pengambilan gambar terhadap objek, yaitu diantaranya:51 a. Close Up (C.U) Cara pengambilan gambar lewat kamera terhadap objek dalam jarak yang dekat sehingga detail objek tertangkap dengan jelas. b. Medium Close Up (M.C.U) Cara pengambilan gambar lewat kamera terhadap objek dalam jarak yang relative dekat, namun lebih jauh dibanding Close Up. c. Medium Shot (M.S) Cara pengambilan gambar lewat kamera terhadap objek yang berada pada ketinggian pandangan mata biasa. Medium Shot lazimnya digunakan untuk menunjukan betapa intim penonton dengan objek yang tertangkap kamera. d. Long Shot (L.S) 50 Ibid,. hlm. 4. 51 Ibid., hlm. 4. 35 Cara pengambilan gambar lewat kamera terhadap objek dalam jarak yang relatif jauh sehingga konteks (lingkungan) objek itu bisa dikenal. c. Film Sebgai Objek Analisis Semiotik Dalam sebuah film banyak kita jumpai tanda – tanda yang digunakan oleh para pembuat film untuk berkomunikasi dengan para penonton. Sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film dapat dibaca oleh para penonton. Film amat relevan dengan analisis semiotik. Seperti yang dikmeukakan oleh Art Van Zoest, film dibangun dengan tanda – tanda semata. Tanda – tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapakan. Berbeda dengan tanda fotografi statis, rangkaian tanda dalam film menciptakan imajinasi atau sistem penanda. Pada film digunakan tanda – tanda ikonis yaitu tanda – tanda yang menggambarkan sesuatu. Gambar yang dinamis pada sebuah film merupakan ikonis bagi realitas yang dinotasikanya.52 H. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan sebagai pedoman dan dasar dalam kegiatan penelitian. Sehingga dengan sebuah metode peneliti bisa mendapatkan data yang akurat dan hasilnya bisa dipertanggung jawabkan. 52 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 128. 36 Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan, maksudnya data yang dikumpulkan tidak berwujud angka tetapi kata – kata.53 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan jenis penelitian bersifat analisis isi kualitatif (kritis), yang memungkinkan peneliti menelaah lebih jauh tentang isi dari suatu informasi baik dimedia cetak ataupun elektronik. Adapun model yang digunakan adalah analisis isi kritis model semiotik. a. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber data dari penelitian dimana data itu diperoleh.54Adapun subjek dalam penelitian ini adalah film Sang Kiai. b. Objek Penelitian Objek penelitian yaitu masalah apa yang hendak diteliti dalam sebuah penelitian. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitianya adalah Proses Komunikasi Dakwah yang dilaksanakan KH. Hasyim Asyari dan gaya bahasa dakwah yang digunakan KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai. 53 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6. 54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 102. 37 2. Metode Pengumpulan data Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan atau dokumen yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen – dokumen resmi seperti; monografi, catatan – catatan serta buku – buku peraturan yang ada.55 Dan dalam hal ini data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap film Sang Kiai, sesuia dengan masalah yang akan diteliti. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulkan data pada penelitian ini antara lain: a. Mengidentifikasi Film Sang Kiai melalui Video compact disk (VCD). b. Mengamati dan memahami scenario film Sang Kiai sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Lebih tepatnya film akan di bagi dalam beberapa scene khususnya scene yang terdapat aktivitas komunikasi dakwah tokoh KH. Hasyim Asyari. c. Setelah scene ditentukan dan diklasifikasikan, maka langkah Selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk tabel dan cuplikan frame dari adegan yang dimaksud. 3. Sumber Data 55 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.66. 38 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mencari data primer dan data sekunder. Yang dijadikan data primer adalah film Sang Kiai karya Rako Prijanto. Sedangkan data sekundernya adalah literatur – literatur islam seperti: al – Qur’an dan terjemahnya, al – Hadits dan referensi lainya yang relevan untuk memberikan penjelasan tentang data yang di analisis. 4. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data yang telah diperoleh dan kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi, penulis menggunakan analisi isi kritis model semiotik. Adapun analisis semiotik yang digunakan adalah semiotik Roland Barthes. Studi semiotik mengambil fokus penelitian pada seputar tanda baik tanda verbal ataupun nonverbal. Tanda verbal meliputi ucapan lisan atau kata-kata sedangkan nonverbal meliputi ekspresi wajah, gesture (gerakan tubuh) dan lain sebagainya. Adapun yang diteliti dalam penelitian ini adalah tanda baik verbal maupun nonverbal yaitu ucapan atau kata – kata (lisan), ekspresi wajah dan gesture. Dan menurut Barthes peta bagai mana tanda bekerja adalah sebagai berikut: 39 1. Signifier 2. Signified (penanda) (petanda) 3. Denotatif signifier (tanda denotative) 4. Connotative Signifier 5. (petanda Konotatif) Connotative Signified (penanda Konotatif) 6. Connotative Sign (tanda Konotatif) Tabel 1. Peta Semiotika Roland Barthes Dalam menafsirkan sebuah tanda Barthes mengemukakan sebuah teori semiosis atau proses signifikasi. Signifikasi merupakan suatu proses yang memadukan penanda dan petanda sehingga menghasilkan tanda.56 Sebagai mana terlihat dalam peta tersebut bahwa tanda denotative (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi dalam saat yang bersamaan tanda denotative juga menjadi petanda konotatif. Dengan kata lain hal tersebut merupak unsur material. Yang ikut menjadi dasar terbentuknya makna konotasi. Makna konotatif menurut Barthes biasanya mengacu pada makna yang menempel pada suatu tanda kerena sejarah pemakaianya, tidak hanya pada konteks.57 I. Sistematika Pembahasan Skripsi yang baik salah satu syaratnya yaitu harus disusun secara sistematis sehingga memudahkan dalam memahami isi skripsi tersebut. 56 Kris Budiman, Kosa Semiotika, (Yogyakarta: Lkis, 1999), hlm. 62. 57 St. Sunardi, Semiotika Negativa, (Yogyakarta: Kanal, 2002), hlm. 24. 40 Adapun sistematika pembahasan pada skripsi ini diawali dengan halaman judul, halaman penegasan, halaman motto, halamn persembahan dan daftar isi. Selanjutnya diikuti oleh empat bab dimana setiap bab terdapat beberapa sub bab. BAB I, berisi penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini merupakan rujukan dasar untuk penelitian dan penulisan bab – bab selanjutnya. BAB II, akan membahas tentang gambaran umum film Sang Kiai, yang terdiri dari: Tinjuan tentang film Sang Kiai, sinopsis film Sang Kiai, karakter tokoh KH. Hasyim Asyari dalama film Sang Kiai, pemeran dan tim produksi film Sang Kiai. BAB III, merupakan pemaparan hasil penelitian tentang komunikasi dakwah KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai BAB IV, merupakan bab penutup yang terdiri berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan mengenai komunikasi dakwah KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai, serta saran yang perlu disampaikan yang relevan dengan tema penelitian, dan terahir penutup. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dengan menggunkan teori Semiotika Roland Barthes sebagai pisau analisisnya. Maka dapat ditarik kesimpulan dari rumusan masalah penelitian ini mengenai komunikasi dakwah KH. Hasyim Asyari dalam Film Sang Kiai. Yaitu bahwa hanya terdapat lima dari delapan jenis komunikasi dakwah menurut Wahyu Ilaihi yang sesuai dengan Al Qur’an. Diantaranya yaitu: qawlan adhima, qawlan baligha, qawlan layyina, qawlan saddidan dan qawlan tsaqilah. Dan komunikasi dakwah yang dilaksanakan KH. Hasyim Asyari dalam film sang kiai didominasi oleh qawlan baligha. Hal ini menggambarkan bahwa komunikasi dakwah yang dilaksanakan KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai ini adalah komunikasi dakwah yang efektif. B. Saran Setelah melakukan penelitian dan menganalisis film Sang Kiai. Peniliti mendapatkan wawasan baru mengenai film. Namun disamping itu peneliti juga mempunyai beberapa catatan yang kiranya bisa menjadi saran bagi para sineas di Indonesia dan para peneliti lainnya: 1. Kepada Para Sineas 106 Teruslah membuat film baik. Baik dalam segi kualitas dan baik dalam segi pemasaran. Karena hal itulah yang akan menghidupkan sebuah film. Dengan kualitas yang baik sebuah film tidak hanya sekedar menghibur, namun juga akan mendidik dan ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan masyarakat. Begitu pula dengan baik dalam segi pemasaran, karena itulah yang menjadi salah satu imabalan dari hasil kerja keras, dan tolak ukur dari suksesnya sebuah film. 2. Kepada Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya apabila ingin meneliti film Sang Kiai. Peneliti sarankan untuk menganalisis teknik videografi dalam pembuatan film ini. Karena peniliti tidak membahasnya dalam penelitian ini. C. Penutup Syukur Alhamdulillah, segala puji senantiasa peneliti panjatkan pada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayahNya peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa juga bagi semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam skripsi ini tentunya banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Ahirnya semoga skripsi ini bermanfaat dan bisa memberikan pengetahuan bagi para pembacanya. Dan bisa menjadi pijakan bagi penelitian silanjutnya. 107 DAFTAR PUSTAKA Rujukan Buku: Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta, Teras, 2009. Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006. Bambang Syaiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2010. Budi Irwanto, Film, Ideologi, dan Militer, Yogyakarta, Media Pressindo, 1999. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung, CV Penerbit J-Art, 2005 Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, Malang, UMM Press, 2010. Heru Affendi, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, Jakarta, Konfiden, 2002. HM. Rifa’I, Fiqih Islam Lengkap, Semarang, PT. Karya Toha Putra, 1978. Ismid Hadad, dkk., Asas – asas Komunikasi Antar Manusia, Jakarta, LP3ES, 1981. Khoo Gaik Cheng, Mau Dibawa ke Mana Sinema Kita?, Jakarta, Salemba Humanika, 2011. Kris Budiman, Kosa Semiotika, Yogyakarta, Lkis, 1999. Kustadi Suhandang, Ilmu dakwah, , Bandung, Remaja Rosdakarya, 2013 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002. M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta, Kencana, 2006. 108 Marselli Sumarno, Dasar – Dasar Apresiasi film, Jakarta, Grasindo, 1996. Mubasyaroh, Psikologi Dakwah, Yogyakarta, Idea Press, 2012. Onong Uchyana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung, Rosdakarya, 1993. Remaja , Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011. St. Sunardi, Semiotika Negativa, Yogyakarta, Kanal, 2002. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 1991. Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta, Gaya Media Pratama, 1987. Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Zaini Muchtarom, Dasar – dasar Manajemen Dakwah, Jakarta, Al – Amin dan IKFA, 1996. Rujukan Skripsi Arnita, Komunikasi Dakwah Pada Remaja Putri (Studi Terhadap Majalah Pelita di Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta), skripsi diajukan kepada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam negeri Sunan kalijaga Yogyakarta, 2006. Dede Ariyanto, Komunikasi Dakwah dalam novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy, ), skripsi diajukan kepada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam negeri Sunan kalijaga Yogyakarta, 2012. HM. Sagiman Sukiyo, Komunikasi Dakwah Partai Persatuan Pembangunan Dalam Membangun Kader Partai Di-DIY, ), skripsi diajukan kepada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan 109 Komunikasi Universitas Islam negeri Sunan kalijaga Yogyakarta, 2013. Nur Istiqomah, Gaya Bahasa Dakwah Dan Konsep Gender Dalam Novel Xie Xie De AI Karya Mell Shaliha Terbitan Diva Press (Anggota IKAPI) Yogyakarta Tahun 2011, ), skripsi diajukan kepada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam negeri Sunan kalijaga Yogyakarta, 2013. Rujukan Internet http://filmsangkyai.com/, Di akses pada hari selasa 13 Mei 2014, Pukul 20. 30 WIB http://www.21cineplex.com/exclusive/film-sang-kyai-jawaban-rako-prijantotentang-asli-indonesia,149.htm Di akses pada hari selasa 13 Mei 2014. Pukul 20. 49 WIB. http://www.pesona.co.id/refleksi/refleksi/belajar.sejarah.dari.film.sang.kiai/001/ 001/101, Di akses pada hari Selasa 13 Mei 2014. Pkul 20.30 WIB. iF Lruirmm"Lryfumtl KEMENTERIAN AGAMA UNIVESITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Ltio PENELITIAN DAN PTNcRBDIAN KTpNDA MESyIRAKAT LTTTNgAGA ctly c5€r$ikat : Nomor LemLraga Penelitian dan UlN.02/1.2/PP.06/ 2885/ 2013 kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga Pengabdian Yogyakarta memberikan sertifikat kepada Nama MujiRohmat Tempat, dan Tanggal Lahir Temanggung, 24 Juni 1991 Nomor lnduk Mahasiswa 10210009 Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) lntegrasi-lnterksneksi Tenratik Posdaya Berbasis Masjid Semester Khusus, Tahun Akademik 201212013 (Angkatan ke-80), di : Suryodinirrgratan : Mantrijeron : Yogyakarta Lokasi Kecamatan Kabupaten/Kota : 7 Daeralr lstimelva Yogyakarla daritanggal 16 Julisld,9 September 20'13 dan dinyatakan LULUS dengan nilai 95.79 ( A ) Sertifikat ini diberikan sebagai bukti yang bersangkutan telah melaksanakan Kuliah Kerya Nyata (KKN) dengan status intrakurikuler dan sebagai syarat untuk dapat mengikuti ujian Munaqasyah Skripsi. ,i ' r'.i ' . 1-. 't', Yogyakarta, 16 Oktober 2013 Ketua, ; :'l . i Afandi, M.Ag., Ph,D 9631111 199403 1 002 rr{ {, ,** -, q fii*'€ s.!r'ci .*?*. -,** i lF-:q F q 4 !-q1 4r!-i; d -ia" !'1.$_j * Jr 'lJl- ,- ,r J : ,{&b}+s .7 _,r+d44+ H' fr%sffi ax*ry# .wtr*# KEMENTRIANAGAMA RI UNTVERSITAS ISIAM NEGERT SIJNAN KALIJAGA FAKUL'TAS DAINTAH DAhI KOMI"INIKASI Jl. Marsda Adisucipto Telp. (027a) 515856 Fax, 552230 Yogyakarra 55281 trffi&wxtrsH{,&w Nomor : UIN.02/Prakma KPI/PP.{}0.9 1930 l20l3 Panitia pelaksana Praktikum Media Mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dalnnrah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan ke-28 tahun akademik h0rcnB1,4, Menyatakan Nama NIM : M$I : ROHMAT : 10210009 Fakultas : I)f,IEIilAII DEN KOMIINIELSI Jurusan ; EOMtlNItf;$I I,.EIE PEItffI,fRf,N ISLEIVI Telah melaksauakan Praktikum Media Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam semester ganjil tahun akademik 2}rc/2014 di nadio dan Bulstin f,rrgkdnga dgngan nilai B+ Dernikian sertifikat ini diberikan sernoga dapat dimanfaatkan semestinya. Yogyakarta, 2? Desember A0l3 KPI Ketua Panitia pelalaana ct.{ S.Ag, M.Si NIP. I 97 10328 199703200r Nanang t2 Miarat NIP. 19840307201 l0l t0t3 L (5 (5 lh = tn (o (o o a N o 9l -o j*J ,s *J t- (5 L(5 oo I B= b$ *F=R.Ez.6E t h* iZ* \* TH er* E=3 <-jEl g;r vzg E37 axl TJ g9= tr *l 9911 z-rlJ m i<IE xf Ea , ;i E $gf$ q#Ea = o) O = e P O EY'-L t-J Fl i =Hs I = 'c O nqJtie =v E E : 1- Eo.=E 9-i.g F -r^r G-Sc, / O E] sEgE Ee -< tE! i E<=; oJo* i^^U IrI o rf;: E=H ;=s ;1fp 83 e'l .E ,r; -+ oo c.l o\ c P g e c..l z lr H z vt on o qJ e rrl o >< C (g ! dI r- ** E L/ N o o r rfi o € o\ o)o xc! =5 5g Gr= o6 RA ll 'tE oE lC o) Oo) -Y. e o6 l- to €E -o o 3fi L l./l c.l N + r\ bl d-o N MY i|.r R3 \s oo \o N? !\ C\I ET oo 9E s ]'-{ DP e:{. Oc g ap oo q 1O ?*#; Ei5 fi 4)' I ;6E$ 33XE &27, a E*,* A5J€ Ha D =g f;Ex= C\ L. J SZ. rEO o) C _bB z-O E u c o C :) lr', Z = a g ,,,,r -c 5.; 5o oE P5 -E t- -I r soi oo fr2, sEs OE E=5 zza U€ -o oo tro ^: €,Y q,5 C -lL- p,i L_- A .z- - -l- :f €9 .Y ll ())o (1)0 ll tra €I o -c.3 a9R 9'E -r o -cO :-e e o c h- 3 IZ o a/, o =) IZ o LL oo EEi .lJco ooo >o g .t-.t3 X o15 x -c C) o c\ lz ; o o o = C f o C t/, rt o 0) o -} o = -t lz) f o +C uo C # o o sz. o o) o \o q8 EA -:O(o lOor Eo' o:tab j1r) {(-.86 \!it'.50 E"r*r a.l, '-- ) h s,1i za, .s".=f *{lc rl"*,t --- ^ * - '-. -'.-.-- i ;ffi :F,ffiT :tffi 1 $ =dilisi . - MIT{ISYTRY OF RELIGIOUS ATTAINSI STATE ISfuTMIC UNTYERSITYSI.JNAN KALL}AGA YOGYAKARTA n jf ...i,":.4 'r l' i (E{rmffiL{${tAGEffiBmffir JL l{at& Adis*iSo , Plwe, {ozZq} SpZzZ YqyaJ<e?ta i;1zAr rlfr sr ffGil$t ffitrrfffi{r ffiscJHn t{o : UIt{.02fl-SPP.00.gr{4S5 .bnB1,l. Herewith the undersrgned certifies that Name : tuji Rohmat Date of Birth : June 2d l$lt Sex : [ilale took TOEC {Teet of Englis*".Comfi } held,ibn April 24, zAM by Center for Language Development Sunan Kalilaga State Islamic University Yryyakarta and got the following ie$ult'" oJ CON\TERTED SCORE Listening Comprehension Structure & Written Expression Reading Comprehension Total Seore *Yffiily : 2 years sirre fre cartflkata's fucued 1109 199103 1 002 r; =fJ ujbss++ t*.rs., *r, H*Sl'# fos*33tfo*eelt i#:.'*:i :;ltilr::; &p Qiff 6rrej UlN.. Y/L.o/PP,. ..1f\ t 1o.a fY . \ t :pJt r Jt{ ;r-JilJl ;,,*Cr Ff 6.1lr! "t..6"},J Muji Rohmat t , t.tt lt 1 .5r3* Y f-Xl t : ^:)tolt GJU .rhrt g rJ.;u 't! ! e,", .,te Ja?J ,L;t-,Y !',,$, a,,p.y'l ,$fJ,''i,*rif 1i"-.tt 4*rr* r .rragl r-9 Ar-J+=:J gel Il=ftJ:Jt ,.lytl rrd CrLr.;.dl ,t.re!t gl$etr,tt*, i-tl lttP b\"rJt 4'i'* !.!t &Jlr. . j:..7tlt .yi fu \11f \ \.1 l4,j \1t\.f \ ' '\ ' 'itL:rll t'l .'t rl r-{ o c! \o o a *i c\ .n \z O) o q oo- z:) an j C\ o Z f lL 5 I o V o C o = z -l-J z N o J Z \z IIJ f E () C o o o o O o @ oo @ F{ LN @ E (u 3 C (o L (U '= c 0) oC l, (o 0) P (o Icn C 'o rE .:Z V5*'= Y -'i -O r t icvJ - < 2 o- E o c ==49 =o qJ U x o) 3 o LU o- o vl P o L o v1 o L .9 .9 # P :s o- z tr (U (o F- I c(o -\Z r^ .V -.{ a m z o (J o Jl o 6 00 (o Aro ({-t a_e O= u- '=ty rp{ +J Z- _oo OE {.{ cct r!1 o .9 Z. ::tnO) elc AEro l==J=c L oE* zzd<o (E 0 C = L OJ c Z r{ c\ cn s = V qJ E o o) C OJ o v z : E (E : (E P o F o) o L cO ul c) v) O o o -t IIJ H rf) o- (l o 3 O N \(d co o c) t\ N o\ l*:E l::!li:: ::::iil::l, 'I l:ri!: ,.:r:iit .liillirl 'i+1'