Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perdagangan saham saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Hal ini bisa terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi. Kemajuan
teknologi informasi telah banyak membantu transaksi di pasar modal sehingga
akhirnya pasar modal bisa berkembang pesat (Kurniawati, 2010). Terkait
mengenai pasar modal, dunia internasional di awal abad millenium ini dikejutkan
oleh skandal keuangan besar-besaran yang menimpa perusahaan-perusahaan
raksasa Amerika Serikat. Terbongkarnya skandal keuangan ini membuat pasar
modal Amerika meradang dan berdampak kepada kemerosotan ekonomi AS yang
menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan (Muttaqin, 2008).
Dari fenomena diatas, di tengah kemerosotan, skandal dan risiko yang
menimpa pasar modal konvensional tersebut, kini dunia mulai melirik Islam
sebagai alternatif. Pasar modal syariah merupakan jawaban konkret atas
kebutuhan sektor finansial bagi masyarakat Indonesia. Langkah awal bagi
perkembangan pasar modal syariah dimulai dengan terbentuknya reksa dana
syariah, Jakarta Islamic Index (JII) serta obligasi syariah yang efektif mulai 30
Oktober 2002 (Muttaqin, 2008). Terdapat dua hal utama dalam pasar modal
syariah yaitu indeks Islam dan pasar modal syariah itu sendiri. Indeks Islam
menunjukkan pergerakan harga-harga saham dari emiten yang dikatagorikan
sesuai syariah, sedangkan pasar modal syariah merupakan institusi pasar modal
sebagaimana lazimnya yang diterapkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
(Muttaqin, 2008).
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pasar modal syariah,
membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar mengadakan sosialisasi, salah
satunya melalui sosialisasi kepada masyarakat untuk berinvestasi di syariah ini.
Berinvestasi di pasar modal, tentu harus berbekal dengan pengetahuan yang
cukup. Semua investasi pasti ada risikonya, baik itu yang syariah maupun
konvensional. Risiko yang dimaksud, salah satunya yaitu risiko investasi.
2
Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil
investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan (Rahardjo, 2006:9 dalam
Makaryanawati dan Ulum, 2009). Risiko investasi terbagi atas dua kelompok
yaitu risiko sitematis dan risiko tidak sistematis. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi risiko investasi salah satunya yaitu melalui kebijakan dividen.
Kebijakan dividen itu sendiri bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas, leverage, posisi kas, potensi
pertumbuhan, ukuran perusahaan dan lain-lain. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Prihantoro (2003) dalam Puspita (2009) terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi dividen payout ratio yaitu posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran
perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, kepemilikan terhadap 148
perusahaan di Bursa Efek Jakarta periode 1991-1996 menunjukkan bahwa hanya
posisi kas, dan rasio hutang dengan modal yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap dividen payout ratio, sedangkan earning memiliki pengaruh yang kurang
signifikan. Kemudian Syahbana (2007) dalam Puspita, (2009) menggunakan 31
perusahaan yang listed di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2003-2005
menganalisis pengaruh antara ROA, cash ratio, DTA, Growth, dan size terhadap
DPR. ROA berpengaruh positif signifikan dan DTA berpengaruh negatif signifikan
terhadap DPR, sementara variabel cash ratio dan growth mempunyai pengaruh
negatif tidak signifikan dan size mempunyai pengaruh positif tidak signifikan
terhadap DPR.
Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena
kebijakan dividen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap banyak pihak, baik
perusahaan yang dikelola itu sendiri, maupun pihak lain seperti pemegang saham
dan kreditur. Bagi perusahaan, pembagian dividen akan mengurangi kas
perusahaan sehingga dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi
maupun investasi akan berkurang. Hubungan antara risiko investasi dan kebijakan
dividen dapat dilihat dari tabel 1.1 dibawah ini:
3
Tabel 1.1
Rata-Rata Dividen dan Risiko Investasi pada Perusahaan-Perusahaan
yang Listing di Jakarta Islamic Index (JII) Selama Periode 2005-2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rata-rata
Rata-Rata
Dividen
Risiko
(dalam persen)
Investasi
PT Aneka Tambang Tbk
38.83
0.16
PT Bumi Resources Tbk
18.47
0.17
PT International Nickel Indonesia Tbk
587.09
0.15
PT Indocement Tunggal Prakasa
24.05
0.15
PT Kalbe Farma Tbk
15.87
0.14
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
39.03
0.17
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
46.92
0.11
PT United Tractor
21.70
0.12
PT Unilever Indonesia Tbk
77.67
0.11
MEAN
99.00
0.14
MAX
587.09
0.17
MIN
0.11
15.87
Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2009 (data diolah)
Nama Perusahaan
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa data rata-rata kebijakan
dividen yang paling tinggi adalah sebesar 587.09 pada PT International Nickel
Indonesia Tbk dan nilai rata-rata kebijakan dividen yang tertinggi kedua adalah
sebesar 77.67 pada PT Unilever Indonesia Tbk. Jika dilakukan perbandingan
antara nilai rata-rata dividen PT International Nickel Indonesia Tbk dan PT
Unilever Indonesia Tbk, mempunyai perbedaan yang sangat signifikan sehingga
untuk menganalisis hubungan rata-rata dividen dan rata-rata risiko, yang
digunakan adalah data rata-rata kebijakan dividen pada PT Unilever Indonesia
Tbk. Nilai rata-rata risiko investasi paling rendah juga terjadi pada PT Unilever
Indonesia sebesar 0.11. Sehingga dapat diindikasikan bahwa secara
umum
dividen berhubungan dengan risiko investasi, semakin tinggi dividen maka akan
semakin menurunkan tingkat risiko investasi.
Selain kebijakan dividen, terdapat juga faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi risiko investasi yaitu variabel-variabel makro ekonomi, seperti:
tingkat nilai kurs, tingkat suku bunga, inflasi, harga minyak dan perubahan GDP.
Namun dalam hal ini penulis hanya memfokuskan untuk meneliti variabel makro
4
yang berhubungan dengan kurs dan tingkat suku bunga saja. Tingkat suku bunga
dapat mempengaruhi risiko investasi, apabila tingkat suku bunga tinggi, maka
para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank, dan
sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka para investor akan lebih memilih
berinvestasi di saham. Sedangkan untuk nilai kurs, perubahan nilai kurs timbul
apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian
pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Tingkat
keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat
jika nilai kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah
tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Hal ini juga akan
mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Permintaan terhadap saham
menjadi turun dan risiko investasi meningkat (Sunariyah, 2006:105)
Dalam beberapa penelitian-penelitian terdahulu, seperti yang sudah
dilakukan oleh Tandelilin (1997) dalam Sudarwanti (2008) yang membahas
tentang variabel makronya saja. Variabel yang dipakai adalah tingkat inflasi,
tingkat suku bunga dan perubahan GDP, kemudian dilakukan juga penelitian oleh
Widjaja (2004) dan Zubaidah (2003). Penelitian-penelitian diatas mencoba untuk
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko suatu perusahaan terutama
meneliti mengenai faktor-faktor yang termasuk variabel makronya saja atau
variabel fundamental perusahannya saja. Sedangkan penelitian ini ingin menguji
mengenai penggabungan peran variabel-variabel ekonomi makro dan variabel
fundamental perusahaan. Oleh karena itu, dengan memperhatikan beberapa
penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen, suku bunga SBI dan nilai kurs terhadap risiko
investasi di JII. Penelitian ini mereplikasi kembali penelitian yang pernah
dilakukan oleh Makaryanawati, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dan
Misbachul Ulum, Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (Maret
2009) yang melakukan penelitian pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat
likuiditas perusahaan terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta
Islamic Index (JII). Berdasarkan latar belakang yang ada, penelitian ini dilakukan
dengan mengambil judul sebagai berikut:
5
“Analisis Pengaruh Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen,
Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Nilai Kurs Terhadap Risiko
Investasi di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009”.
1.2
Perumusan Masalah
Risiko investasi merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dan
berdampak pada semua perusahaan. Pemahaman terhadap risiko investasi dapat
membantu perusahaan atau investor dalam pengambilan keputusan-keputusan
bisnis. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko investasi biasanya
merupakan faktor makro ekonomi dan faktor fundamental. Oleh sebab itu masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan faktor-faktor kebijakan dividen, tingkat Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap risiko investasi di
Jakarta Islamic Index (JII) periode 2005-2009.
2. Apakah investasi, profitabilitas, likuiditas dan leverage mempengaruhi
kebijakan dividen di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2005-2009 baik
secara simultan maupun secara parsial.
3. Apakah kebijakan dividen, tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dan nilai kurs mempengaruhi risiko investasi di Jakarta Islamic Index
(JII) periode 2005-2009 baik secara simultan maupun secara parsial.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data,
mencari informasi serta menambah literatur-literatur yang berkaitan dengan
masalah penelitian khususnya dalam rangka untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kebijakan dividen, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan
nilai kurs terhadap risiko investasi pada perusahaan-perusahaan yang tergabung
dalam Jakarta Islamic Index (JII). Selain itu, maksud dari penelitian ini adalah
sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh Ujian Akhir
Sarjana Program Studi Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama.
6
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis bagaimana perkembangan faktor-faktor kebijakan
dividen, tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs
terhadap risiko investasi di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009.
2. Untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas
dan leverage terhadap kebijakan dividen di Jakarta Islamic Index (JII)
Periode 2005-2009 baik secara simultan maupun secara parsial.
3. Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap
risiko investasi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) Periode 2005-2009 baik secara simultan maupun secara
parsial.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang berkepentingan, antara lain :
1. Emiten, sebagai antisipasi dampak dari perubahan-perubahan faktor makro
dan fundamental terhadap risiko investasi secara keseluruhan dan diharapkan
juga dapat memberikan suatu pegangan dalam mengambil kebijakan yang
menyangkut kinerja perusahaan dan faktor makro ekonomi terhadap risiko
investasinya dan bagi para investor. Dengan penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan proses evaluasi dalam pengambilan keputusan
investasi dengan mempertimbangkan risikonya.
2. Bagi Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi,
pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan pengetahuan secara
teoritis yang didapat dengan praktek-praktek dalam analisis risiko investasi.
3. Pemerintah, sebagai masukan dalam membuat kebijakan-kebijakan makro
karena faktor-faktor makro mempunyai sesitivitas terhadap risiko investasi.
4. Civitas Akademik, diharapkan dengan penelitian ini, dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen keuangan, manajemen
7
investasi dan manajemen risiko serta menjadi bahan referensi atas penelitianpenelitian serupa yang berkaitan dengan hasil penelitian ini.
1.5
Kerangka Pemikiran
Pasar modal dalam perkembangannya telah menjadi bagian instrument
perekonomian. Peranannya sangat penting dalam menghubungkan antar penyedia
dana (investor) dengan pengguna dana (emiten). Bagi perusahaan, pasar modal
merupakan alternatif sumber penghimpun dana, selain itu pasar modal juga
memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk melakukan investasi dengan
membentuk portofolio investasi. Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya
harus memperhatikan dua hal, yaitu keuntungan yang diharapkan dan risiko yang
mungkin terjadi. Hal ini berarti investasi dalam bentuk saham menjanjikan
keuntungan sekaligus risiko, sehingga investor harus lebih cermat dalam
mengambil
peluang
dengan
mempertimbangkan
risiko
yang
ada
(Jurnalskripsi.com, 2009).
Risiko dalam
investasi terbagi atas dua kelompok; pertama, risiko
sitematis dan yang kedua, risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan
risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
fluktuasi
risiko
ini dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
makro
yang
dapat
mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko tidak sistematis merupakan risiko
yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya
ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Beberapa contoh risiko
unsistematik adalah aksi mogok karyawan, tuntutan peradilan dan lain-lain.
Sedangkan dalam risiko sistematik beberapa contohnya yaitu risiko pasar, risiko
inflasi, risiko resesi, risiko financial, risiko krisis, risiko investasi, risiko bisnis,
risiko nilai tukar mata uang dan risiko negara (Nurhasan, 2010).
Dari risiko-risiko yang dijelaskan diatas, risiko yang akan penulis bahas
adalah hanya mengenai risiko investasi. Keterbatasan pembahasan ini diambil atas
dasar studi kasus dalam penelitian yang dilakukan adalah pada Jakarta Islamic
Index (JII), dimana JII merupakan salah satu index saham yang ada di Indonesia
yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang
8
memenuhi kriteria syariah. Berbicara mengenai saham maka akan sangat terkait
dengan investasi. Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan
menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari
nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah perbedaan
return yang diharapkan dengan return yang terelisasi dari sekuritas tersebut
(Haryanto dan Riyatno 2007). Bagaimanapun investor pada umumnya sangat
paham tentang risiko dalam berinvestasi di pasar modal. Jika harga saham turun
investor bisa mengerti dan memaklumi bahwa itu merupakan risiko investasi yang
harus mereka tanggung. Adler mengemukakan bahwa "Risiko investasi adalah
risiko yang ada dalam ruang lingkup investasi. Menurutnya risiko investasi hanya
mencakup risiko pergerakan harga saham, risiko kesempatan, risiko likuiditas,
risiko perubahan kurs, risiko tingkat suku bunga dan risiko-risiko lainnya yang
berkaitan langsung dengan posisi investasi seseorang (detikfinance.com 2009).
Terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi risiko investasi, yaitu faktorfaktor mikro atau fundamental perusahaan dan faktor-faktor makro perusahaan.
Faktor-faktor fundamental perusahaan bisa berupa kebijakan dividen, struktur
kepemilikan dan agency conflict. Seperti yang penulis jelaskan sebelumnya bahwa
dalam
kebijakan
dividen
itu
sendiri
terdapat
beberapa
faktor
yang
mempengaruhinya diantaranya yaitu keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas,
leverage, posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan dan lain-lain
(Puspita, 2009). Adapun untuk faktor-faktor makronya yaitu kurs, inflasi, tingkat
suku bunga dan harga minyak (Makaryanawati dan Ulum, 2009). Yang penulis
bahas dalam penelitian ini adalah mencakup kedua variabel tersebut yaitu variabel
mikro atau fundamental perusahaan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen yang terdiri dari keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas
dan leverage dan variabel makronya yaitu tingkat suku bunga SBI dan nilai kurs.
1.5.1 Hubungan Keputusan Investasi, Profitabilitas, Likuiditas dan
Leverage terhadap Kebijakan Dividen
Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung pada
kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang
9
lebih serius daripada manajemen perusahaan. Besar kecilnya dividen tergantung
besar kecilnya laba yang diperoleh dan proporsi laba yang akan dibagikan dalam
bentuk dividen/dividen payout ratio (Sartono, 2001: 73). Berikut ini faktor-faktor
yang sesungguhnya terjadi dan harus dianalisa kaitannya dengan kebijakan
dividen diantaranya kebutuhan dana, likuiditas, kemampuan meminjam, keadaan
pemegang saham dan stabilitas dividen (Sartono, 2001: 293). Adapun yang
penulis bahas dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, profitabilitas,
likuiditas dan leverage. Pemilihan variabel ini atas dasar bahwa keempat variabel
tersebut dapat menjelaskan kinerja perusahaan secara umum yang dilihat dari
kegiatan
investasinya,
kemampulabaannya,
ke-liquid-annya
dan
tingkat
penggunaan sumber dananya.
Damayanti dan Achyani (2006) dalam Pupita (2009) telah melakukan
penelitiannya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
periode 1999-2003 menyebutkan bahwa dari variabel investasi, likuiditas,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak ada satu
variabel pun yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio.
Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Green (1993)
dalam Adedeji (1998) dalam Yuniningsih (2002) yang menyatakan bahwa
likuiditas suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout
ratio. Juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Theobald (1978) yang diacu
oleh Florentina (2001) dalam Yuniningsih (2002) yang menyatakan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout ratio.
Yuniningsih (2002) menyatakan bahwa dari penelitiannya ditemukan bahwa
investasi berpengaruh signifikan negatif terhadap dividen payout ratio. Kurniati
(2007) meneliti pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap tingkat
pembayaran dividen pada perusahaan go publik. Berdasarkan pengujian
hipotesisnya, hanya variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio
yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pembayaran dividen yang diterima
investor, sedangkan profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity dan
leverage yang diproksikan dengan debt to equity hasilnya tidak signifikan. Suharli
dan Oktorina (2005) dalam Widiyanti, (2009) berupaya menguji kemampuan rasio
10
dalam memprediksi tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen.
Penelitian ini, menggunakan tiga variabel yaitu profitabilitas yang diwakili oleh
Return on Investment (ROI), likuiditas yang diwakili oleh Current Ratio (CR),
dan hutang yang diwakili oleh Debt Equity Ratio (DER). Berdasarkan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian investasi berupa
pendapatan dividen dapat diprediksi melalui ketiga rasio tersebut. Tingkat
profitabilitas dan likuiditas mempunyai hubungan yang searah/positif dengan
kebijakan dividen, sedangkan tingkat leverage mempunyai hubungan negatif/tidak
searah dengan kebijakan dividen (Widiyanti, 2009).
1.5.2 Hubungan Kebijakan Dividen dengan Risiko Investasi
Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh kebijakan dividen terhadap
risiko investasi pernah diteliti oleh beberapa para ahli. Penelitian yang
menghubungkan dengan kebijakan dividen menghasilkan kesimpulan yang
berbeda. Yeye Susilowati (2003: 61) dalam Dhailami (2006), penelitiannya
menyebutkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi secara negatif oleh tingkat
pertumbuhan perusahaan dan dividen payout ratio juga dapat mempengaruhi
risiko investasi. Sebaliknya menurut Fauzan (2002:132) dalam Dhailami (2006),
penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara risiko
terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen yang
dibuat oleh manajemen juga di pengaruhi oleh risiko. (Dhailami, 2006).
1.5.3 Hubungan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan
Risiko Investasi
Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko
investasi telah dilakukan oleh Tandelilin (1997) dalam Zubaidah ((2004) yang
menyatakan bahwa tingkat suku bunga secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap risiko investasi dan variabel-variabel ekonomi (tingkat inflasi, tingkat
suku bunga dan perubahan GDP) secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap risiko sistematik ( beta saham). Menurut Iswardono (1996)
dalam Zubaidah (2004), naiknya suku bunga, inflasi berjangka akibat kebijakan
11
ekonomi yang dikeluarkan pemerintah menyebabkan para pemodal mencari
alternatif lain yang lebih menguntungkan, sehingga memberikan batas yang
semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham-saham
perusahaan yang dijual (Zubaidah, 2004).
1.5.4 Hubungan Nilai Tukar (kurs) dengan Risiko Investasi
Di dalam pasar modal bukan hanya variabel fundamental saja yang
mempengaruhi risiko tetapi juga ada variabel-variabel ekonomi seperti tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, kurs, perubahan GDP yang ikut mempengaruhi risiko
suatu perusahaan. Haryanto dan Riyatno (2003) melakukan penelitian dengan
judul, ”Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs terhadap
risiko investasi saham perusahaan di BEJ”. Tingkat suku bunga SBI dan kurs
terbukti mempengaruhi risiko investasi, namun hasilnya tidak konsisten pada dua
karakteristik industri yang berbeda. Pada perusahaan manufaktur hanya kurs yang
mempengaruhi risiko investasi sedangkan pada perusahaan non manufaktur suku
bunga SBI yang mempengaruhi risiko investasi. Penelitian ini juga memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Persamaannya adalah penggunaan tingkat suku bunga dan nilai kurs
sebagai variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap risiko investasi.
Sementara itu, perbedaannya adalah penelitian ini menambahkan faktor
fundamental yaitu variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
(Makaryanawati dan Ulum, 2009).
Untuk mendapatkan kejelasan mengenai alur pemikiran variabel-variabel
dalam penelitian ini, maka dari uraian tentang variabel-variabel penelitian di atas
secara lengkap dapat dibentuk suatu kerangka pemikiran sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut:
12
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Pasar Modal
Investasi
Return
Risiko
Risiko Sistematik
Aksi mogok
Karyawan
Risiko
Investasi
Faktor-Faktor
Keputusan
Investasi
Kebijakan
Dividen
Profitabilitas
Struktur
Kepemilikan
Likuiditas
Leverage
Ket : .................................... ( Tidak diteliti )
( Diteli )
Tuntutan
Peradilan
Faktor-Faktor
Makro
Mikro/Fundamental
Agency
Conflict
Risiko Unsistematik
Kurs
Suku
Bunga
Harga
Minyak
13
1.6
Hipotesis
Bertitik tolak dari teori-teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Keputusan investasi, profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh
terhadap kebijakan dividen di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2005-2009.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia dan nilai kurs berpengaruh terhadap risiko investasi
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2005-2009.
1.7
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan, adalah metode explanatory survey
yaitu survei yang bersifat menjelaskan suatu fenomena yang digambarkan dan
fokusnya terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel (Nazir,
2003). Bentuk atau jenis penelitian yang digunakan analisis deskriptif dan
verikatif, dimana tujuannya yaitu disamping menyajikan gambaran secara
terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta tentang perusahaan juga untuk
mengetahui
hubungan
variabel
independen
dan
variabel
dependen
(abdulhamid.files.wordpress.com, 2010).
Adapun metode analisisis dalam penelitian ini menggunakan pooled data
(pooling of cross sectional and time series observations) atau disebut juga panel
data yang dapat menjelaskan dua macam informasi yaitu: informasi cross-section
pada perbedaan antar subjek, dan informasi time series yang merefleksikan
perubahan pada subjek waktu (Statistik 4 Life (S4L), 2009). Model regresi yang
digunakan adalah metode two stage yaitu teknik statistik yang digunakan dalam
analisis persamaan struktural yang merupakan perpanjangan dari metode Ordinary
Least Square (OLS). Teknik ini bisa dijadikan sebagai teknik alternatif dalam
pemodelan SEM (Structural Equation Model) untuk memperkirakan koefisien
jalur (Kelejian & Prucha, 1998).
14
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang listing di Jakarta
Islamic Index (JII) selama periode penelitian (2005-2009) yang telah go public ,
dimana data diperoleh dari laporan keuangan yang terdapat dalam Indonesian
Capital Market Directory 2005-2009 di Pojok Bursa Universitas Widyatama.
Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Widyatama, yang berlokasi di
Jalan Cikutra No 204A Bandung 40125. Dengan waktu pelaksanaan penelitian
dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011.
Download