perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id “PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KREDIT INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA PERIODE 2004:1 – 2009:12” Disusun Oleh : Dhevi Sistya Indira F1109009 SWADANA TRANSFER EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2011 PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KREDIT INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA PERIODE 2004:1 – 2009:12 ABSTRAKSI Oleh : Dhevi Sistya Indira Dosen Pembimbing : Dr. Agustinus Suryantoro, M.S. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1 – 2009:12” bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan moneter seperti pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar terhadap jumlah kredit investasi domestik di Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Adjustment Model (PAM), dengan model data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Pengujian statistik yang digunakan meliputi uji t, uji F, dan R2 (koefisien determinasi) serta uji asumsi klasik yaitu multikoliniaritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pendapatan nasional, dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Sedangkan suku bunga kredit memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Dan secara bersama-sama variable pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap kredit investasi domestik. Untuk pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat multikoliniaritas dan heterokedastisitas, namun terdapat sedikit masalah autokorelasi. Sehingga mengharapkan kepada peneliti lain yang sejenis untuk melengkapi baik dengan menambah variable atau menambah data-data yang digunakan agar dapat memberikan hasil yang lebih baik. Kata Kunci : Kebijakan Moneter, Kredit Investasi Domestik, Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, Jumlah Uang Beredar. commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO v “ Jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu “ (QS. Al – Baqoroh : 153) v “ Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan padanya jalan menuju ke surga” (H.R. Muslim) v “ Kerjakan sesuatu dengan totalitas dan hadapi hidup ini dengan optimis.” v “ Kegagalan dan keberhasilan bukanlah takdir namun sebuah pilihan.” v “ Kehidupan kan terasa nikmat manakala kita selalu berfikir cerdas.” v “ Ubahlah cara berfikir anda maka anda akan berubah.” (Penulis) commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Mama dan Papa tercinta (Endry Djendrati dan Yoyok Siswarno) yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tiada terputus. 2. Kakakku (Mas Dian, Mas Dheva, Mbak Iin, Mbak Kris) dan Adik (Dheas) yang selalu memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesainya skripsi ini. 3. Oka Herdin Wibisono yang telah setia menemani dan membantu serta memberikan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini. 4. Teman – teman Swadana Transfer Ekonomi Pembangunan seperjuangan angkatan 2009. 5. Sahabat – sahabatku tersayang (Mbak Redha, Mbak Anggun, Mas Vanno, Mas Arif, Ryandi) yang selalu menemani dalam suka maupun duka. 6. Teman – teman CSO BCA yang selalu memberikan semangat dan dukungannya selama ini. commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Subhanallah Walhamdulillah Walailahailallah Wallahu Akbar. Tiada ungkapan paling indah kecuali puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang dengan penuh kasih telah membuka hati dan pemikiran penulis sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1-2009:12”, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta dapat terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa istiqomah dalam memperjuangkan Islam. Atas perjuangan dan kesabaran beliaulah keindahan Islam dapat terasa sebagai rahmat seluruh alam. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan serta do’a restu dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada : 1. Dr. Agustinus Suryantoro,M.S. selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran, kebaikan, cinta kasih serta dukungannya dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 3. Ketua Jurusan Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id 4. digilib.uns.ac.id Keluarga tersayang ( mama, papa, eyang, kakak-kakakku dan adikku tercinta) yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun materiil serta doa yang tiada terputus. 5. Teman – teman kuliah (khususnya Ekonomi Pembangunan 2009) dan kekasihku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan spiritual, serta semuanya yang telah memberikan saran dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Teman – teman kantor BCA Solo yang telah banyak memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan, namun besar harapan penulis jika tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya. Semoga kasih sayang Alloh SWT selalu terlimpah untuk kita semua. Amin. Surakarta, Desember 2011 Penulis commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK..............................................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………iii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iv HALAMAN MOTTO………………………………………………………….....v HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………vi KATA PENGANTAR…………………………………………………………...vii DAFTAR ISI..........................................................................................................ix DAFTAR TABEL................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1 B. Perumusan Masalah.....................................................................................4 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5 D. Kegunaan Penelitian……………………………...………...…………….6 E. Hipotesis………………………………………………...………………...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori…………………................................................................7 1. Bank Umum……….……………………………..….…..…..………….7 a. Pengertian Bank Umum..........……………..……….…..…………7 b. Kegiatan Bank Umum......................................................................8 commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id c. digilib.uns.ac.id Prinsip Umum Manajemen Perbankan……………...…………….8 2. Kredit…………………………………………………..........................10 a. Pengertian Kredit.………………….……………..……..……….10 b. Jangka Waktu Kredit……………... …………………....………..11 c. Tujuan Penggunaan Dana………...……………………...…...….11 d. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit………………………………..12 3. Kredit Investasi……………………………..…….……………......… 15 a. Fungsi Kredit Investasi….………………………….….….……..16 b. Tujuan Kredit Investasi…...…………………….……….…...…. 16 4. Kebijakan Moneter………………………………………………...…..19 a. Structural Model Evidence………………………………..……..19 b. Reduced Form Evidence………………..……………………….20 c. Jenis Transmisi Kebijakan Moneter……………………………..21 5. Penjelasan Tentang Variabel Penelitian…………………………...…..23 a. Pendapatan Nasional…………………………………………….23 b. Tingkat Suku Bunga……………………………………………...26 c. Jumlah Uang Beredar…………………………………………….26 B. Penelitian Terdahulu………….…….…………………...………....….....27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Cara Pengumpulan Data …………………….……...….…...34 B. Definisi Operasional Variabel……..............................….….....………..34 C. Model Analisis Penelitian...…………………………….….......….…….36 1. Uji Statistik………………………….................................................39 commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Uji t……………………………………………………………...39 b. Uji f……………………………………………………………..41 2. Nilai Koefisien Determinan (R2)……………………………………42 3. Uji Asumsi Klasik...............................................................................43 a. Multikolinearitas……………………………..…………………...43 b. Heteroskedastisitas.........................................................................44 c. Autokorelasi...................................................................................44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian…………………………..………………………………47 1. Kredit Investasi Domestik (Loan)..………………………………….47 2. Pendapatan Nasional………………………………………………...49 3. Suku Bunga Kredit…………………………………………………..50 4. Jumlah Uang Beredar………………………………………………...51 B. Analisis Hasil Regresi 1. Uji Statistik…………………………………………………………...54 a. Uji t……………………………………………………………….55 b. Uji f……………………………………………………………….56 2. Nilai Koefisien Determinan (R2)……………………………………...57 3. Uji Asumsi Klasik…………………………………………...………..58 a. Multikolinearitas…………………………………………………58 b. Heteroskedastisitas.........................................................................58 c. Autokorelasi...................................................................................59 4. Interprestasi Ekonomi………………………………………………..60 commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………….............…………………63 B. Saran………………………….………...…………..………………64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1 Hasil Uji Partial Adjustment Model…………………………………….52 4.2 Uji White Heteroskedasticity (No Cross Term)………………………….57 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Structural Model Evidence……….………………………………………20 2.2 Reduced Form Evidence………………………………………………....20 3.1 Daerah Kritis Uji t......................................................................................40 3.2 Daerah Kritis Uji F…………………………………………….…………42 4.1 Grafik data Kredit Investasi Domestik (Loan) tahun 2004 – 2009……...48 4.2 Grafik data Pendapatan Nasional (Y) tahun 2004 – 2009………………..49 4.3 Grafik data Suku Bunga Kredit (r) tahun 2004 – 2009…………………..50 4.4 Grafik data JUB tahun 2004 – 2009……………………………………...51 4.5 Daerah Kritis Uji F (Hasil)……………………………………………….56 commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KREDIT INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA PERIODE 2004:1 – 2009:12 ABSTRAKSI Oleh : Dhevi Sistya Indira F 1109009 Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1 – 2009:12” bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan moneter seperti pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar terhadap jumlah kredit investasi domestik di Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Adjustment Model (PAM), dengan model data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Pengujian statistik yang digunakan meliputi uji t, uji F, dan R2 (koefisien determinasi) serta uji asumsi klasik yaitu multikoliniaritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pendapatan nasional, dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Sedangkan suku bunga kredit memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Dan secara bersama-sama variable pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap kredit investasi domestik. Untuk pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat multikoliniaritas dan heterokedastisitas, namun terdapat sedikit masalah autokorelasi. Sehingga mengharapkan kepada peneliti lain yang sejenis untuk melengkapi baik dengan menambah variable atau menambah data-data yang digunakan agar dapat memberikan hasil yang lebih baik. Kata Kunci : Kebijakan Moneter, Kredit Investasi Domestik, Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, Jumlah Uang Beredar. commit to user permodalan lainnya. Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian dana operasional bank diputarkan dalam kredit, maka kredit akan mempunyai suatu kedudukan yang istimewa (Sutoyo, 1995). Dan dapat dikatakan bahwa “Kredit” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adalah sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan usaha dan dapat diibaratkan sebagai darah bagi makhluk hidup. Secara natural, Bank tidak berbeda dengan perusahaan komoditas atau perusahaan jasa lainnya. Dalam hal ini, Bank menghasilkan input berupa kredit dan input berupa dana simpanan masyarakat. Dengan melakukan proses produksi seperti itu, bank menjembatani kepentingan pihak pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dengan kata lain, bank menjalani fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Fungsi bank yang pokok adalah sebagai intermediasi dan transmisi dimana menggambarkan kedudukan bank sebagai jantung dan urat nadi kehidupan ekonomi, sehingga berpengaruh besar terhadap investasi, distribusi, produksi, penghasilan, tingkat harga, dan sebagainya. Bank menjalankan dengan berbagai cara, diantaranya memberikan pelayanan kepada masyarakat, member kredit usaha dengan resiko usaha yang dihadapi oleh bank, salah satunya resiko investasi. Dari beberapa penelitian disebutkan bahwa kredit konsumsi masih mendominasi proporsi pengucuran kredit perbankan umum kepada masyarakat. Hal ini wajar, mengingat sifat dari kredit konsumsi yang rendah resiko. Posisi tertinggi kedua ditempati oleh kredit modal kerja, yang pada dasarnya juga serupa dengan kredit konsumsi, yaitu bersifat jangka pendek dan rendah akan resiko, 1 commit to user namun berbeda halnya dengan kredit investasi dimana kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang lebih tinggi dalam hal resiko pengembalian kredit. Sehingga terkesan bahwa perbankan selama ini cenderung untuk memilih yang aman. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Proporsi GDP selama rentang waktu 2004-2009 selalu didominasi oleh konsumsi masyarakat, hal ini dapat dilihat melalui sumbangsihnya pada GDP yang selalu diatas 60% atau dengan rata-rata sebesar 72%, sedangkan dari sisi investasi hanya mampu berkontribusi rata- rata sebesar 20% tiap kuartalnya (www.bps.go.id). Meskipun sumbangan investasi ini dapat dibilang masih relatif kecil, namun investasi tetap memiliki peranan penting di dalam permintaan agregat. Alasan pertama, biasanya pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi investasi dapat menyebabkan resesi dan boom. Oleh karena itu para ahli ekonomi sangat tertarik untuk menganalisanya, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan stabilisasi untuk mengatasi akibat buruk dari adanya fluktuasi investasi (Nopirin: 1993). Kedua, Harapan yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan pemberdayaan pengeluaran investasi nantinya ialah akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi sekaligus sebagai media penyerap tenaga kerja untuk kemudian menjadi pemecah masalah pengangguran yang terus menghantui perekonomian Indonesia. Menurut Retnadi (2006), ekspansi kredit bank sangat diharapkan karena akan dapat menjadi tambahan amunisi bagi suatu sektor untuk dapat lebih 2 commit to user berkembang. Pola penyaluran kredit perbankan sejak tahun 2003 yang kurang memberikan peluang pada pengembangan proyek baru (investasi), harus dicarikan jalan keluarnya. Penyebab kurang tertariknya perbankan untuk membiayai proyek baru karena tingginya resiko yang dihadapi. Suku bunga yang belum stabil pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tingkat yang rendah, dan buruknya prasarana dan sarana ekonomi tampaknya menjadi alasan utama masih seretnya pengucuran kredit investasi. Menyadari hal tersebut BI selaku pemegang otoritas moneter bersamasama dengan pemerintah mencoba menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengontrol tingkat pertumbuhan inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat suku bunga domestik secara simultan untuk membangun pertumbuhan investasi sektor riil di Indonesia. Dengan mengacu pada latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk menyajikan menyajikan skripsi yang berjudul :“Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1-2009:12” B. Rumusan Masalah Sektor riil tidak akan bergerak menuju kearah pertumbuhan yang signifikan sejauh investasi bisnis tidak memperoleh dukungan dari pihak pemberi pinjaman, yang dalam hal ini ialah perbankan. Dan dapat dikatakan bahwa pinjaman yang diberikan oleh perbankan dapat berbentuk kredit investasi. Dari pemaparan diatas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut: 1. Apakah Pendapatan Nasional mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang? 3 commit to user 2. Apakah Suku Bunga Kredit mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang? 3. Apakah Jumlah Uang Beredar mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang? perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Apakah Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama – sama mempengaruhi pergerakan kredit dalam janka pendek dan jangka panjang? C. Tujuan Penelitian Dalam rangka membangun sebuah negara yang besar maka dibutuhkan sikap proaktif dari masyarakat sebagai elemen inti di dalamnya. Berangkat dari hal tersebut, penulis sebagai seorang mahasiswa yang berafiliasi dalam bidang ekonomi akan menghadirkan tulisan ini sebagai wacana bersama yang sekaligus menjadi suplemen bagi wawasan kita terutama dalam bidang moneter. Tujuan dari tulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah Pendapatan Nasional mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang. 2. Untuk mengetahui apakah Suku Bunga Kredit mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang. 3. Untuk mengetahui apakah Jumlah Uang Beredar mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang. 4. Untuk mengetahui apakah Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama – sama mempengaruhi pergerakan kredit dalam janka pendek dan jangka panjang? 4 commit to user D. Kegunaan Penelititan Bagi akademisi dan pemerintah diharapkan mengetahui efektifitas kebijakan moneter terhadap kredit dalam usaha untuk membangun kemajuan sektor riil, disamping itu, para praktisi khususnya dari sisi investor usaha kecil perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menengah dapat melihat bahwa BI berupaya optimal untuk mendorong perbankan umum secara gradual menambah volume kucuran kredit bagi usaha kecil menengah. E. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih memerlukan pengujian berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut : 1. Diduga Pendapatan Nasional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang. 2. Diduga Suku Bunga Kredit mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang. 3. Diduga Jumlah Uang Beredar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang. 4. Diduga Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama – sama mempengaruhi pergerakan kredit dalam janka pendek dan jangka panjang. 5 commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori perpustakaan.uns.ac.id 1. Bank Umum digilib.uns.ac.id a. Pengertian Bank Umum Menurut UU perbankan nomor 10 tahun 1998, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan yang dimaksud perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Bank Umum menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang didalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Berdasarkan UU Perbankan nomor 14 tahun 1967, bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek, sedangkan menurut UU Perbankan nomor 7 tahun 1992, bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Pengertian bank yang dipaparkan oleh Mishkin (2001): “Banks are financial institutions that accept money deposits and make loans”. Bank 6 commit to user merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman. b. Kegiatan Bank Umum Bank umum adalah bank yang paling banyak beredar di Indonesia. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bank umum juga memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan Bank Perkreditan Rakyat yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran dan kegiatannya lebih sempit daripada kegiatan bank umum. c. Prinsip Umum Manajemen Perbankkan Bank dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi antar peminjam dan pemberi dana pinjaman memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan apakah sistem keuangan dan ekonomi berjalan dengan baik. Merujuk pada prinsip dasar manajemen perbankan maka dalam mengelola dana yang ditampungnya, perbankan memiliki empat hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1) Liquidity management (manajemen likuiditas) Manajemen likuiditas pada dasarnya menjelaskan bahwa bank harus memiliki cukup kas untuk memenuhi obligasi/utang kepada penabung, sehingga ketika suatu ketika penabung melakukan penarikan uang tabungan dari bank maka bank harus dapat memenuhinya. Ketidaksediaan kas dalam merespon penarikan tabungan oleh debitur dapat disiasati melalui empat cara, yaitu: 7 commit to user 2) Melalui penggunaan excess reserve; 1) Melalui pinjaman antar bank; 2) Melalui pengurangan aset pinjaman; 3) Melalui pinjaman bank sentral perpustakaan.uns.ac.id 3) Asset management (manajemen aset) Dalam mengelola aset, digilib.uns.ac.id perbankan harus memperoleh keuntungan yang maksimum dengan cara memilih pinjaman dan sekuritas dengan tingkat pengembalian yang tinggi secara simultan, mengurangi resiko, dan menetapkan aset likuid yang harus dipegang oleh bank. Untuk mencapai ketiga hal tersebut, maka perbankan harus menempuh empat cara, yaitu: a) Bank harus memperoleh kreditur yang mau untuk membayar pinjaman dengan bunga tinggi tanpa resiko gagal pada pinjamannya; b) Bank harus membeli sekuritas dengan tingkat pengembalian yang tinggi dan resiko rendah; c) Bank harus melakukan diversifikasi pada asetnya; d) Bank harus mengatur likuiditas asetnya, yang berarti bank akan memegang sekuritas yang likuid walaupun dengan tingkat pengembalian yang rendah. 4) Liability management (manajemen liabilitas) Inti dari manajemen liabilitas ini adalah melakukan inovasi pada instrumen keuangan untuk dihadirkan kepada masyarakat. 8 commit to user 5) Capital adequacy management (manajemen kecukupan modal) Perbankan dalam memegang modal, didasarkan pada tiga hal, yaitu: a) Modal bank dapat mencegah bank mengalami collapse ketika perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id terjadi penarikan besar-besaran pada dana pihak ketiga; b) Modal bank dapat mempengaruhi tingkat pengembalian pada modal bagi pemilik bank; c) Adanya peraturan permodalan dari pemerintah. Analisis lebih lanjut dari pembahasan manajemen kecukupan modal diatas ialah, bahwasanya modal perbankan berpengaruh terhadap terjadinya penurunan penawaran kredit, dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan bahwa capital crunch dapat berujung pada terjadinya credit crunch (Mishkin: 2001). 2. Kredit a. Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti Kepercayaan. Dalam arti yang lebih luas, pengertian kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan 9 commit to user dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. perpustakaan.uns.ac.id b. Jangka Waktu Kredit digilib.uns.ac.id Kriteria kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1) Kredit jangka pendek Kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun. Misalnya untuk membiayai modal kerja, pembiayaan musiman. 2) Kredit jangka panjang Kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, contohnya adalah kredit investasi c. Tujuan Penggunaan Dana Kriteria kredit penggunaan dana dapat dibagi menjadi : 1) Kredit modal kerja (working capital loan) Kredit modal kerja (working capital loan) kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan usahanya atau perputaran modal misalnnya pemberian barang dagangan dan lainnya. Sifat penggunaan dana dapat revolving dan non revolving. Jenis kreditnya pinjaman aset. Umumnya jangka waktu kredit kurang atau sama dengan satu tahun. 10 commit to user 2) Kredit investasi (investment Loan) Kredit yang diberikan utnuk pembiayai pembelian aktiva tetap (misalnya tanah, bangunan, mesin, kendaraan) untuk memproduksi barang dan jasa utama yang diperlukan guna relokasi, ekspansi, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id modernisasi usaha atau pendirian usaha baru. Sifat penggunaan dana non revolving, dan umunya jangka waktu kredit lebih dari satu tahun. 3) Kredit konsumsi (consumer loan ) Kredit yang diberikan bank untuk membiayai pembelian barang, yang tujuannya tidak untuk usaha tetapi untuk pemakaian pribadi, sifat penggunaan dananya non revolving dan jenis kredit pada umumnya KPR, car loan. d) Prinsip – prinsip Pemberian Kredit Ada beberapa prinsip – prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan, yaitu dengan analisis 5C dan 7P. Adapun prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C adalah sebagai berikut : 1) Character Yaitu watak atau sifat seseorang dalam hal ini adalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit adalah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan dan pribadi calon debitur. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan dari calon debitur untuk membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk 11 commit to user membayar kreditnya dengan berbagai cara. 2) Capacity (Capability) Untuk melihat kemampuan calon debitur untuk membayar kredit dan dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kemampuannya untuk mencari laba. Sehingga terlihat dalam kemampuannya untuk mengembalikan kredit yang diberikan. Semakin banyak kemampuan seseorang untuk memdapatkan laba, maka akan semakin banyak pula kemampuannya untuk membayar kredit. 3) Capital Biasanya bank tidak akan mau membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap calon debitur yang akan mengajukan kredit harus memiliki sumber dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. Dengan kata lain, capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber dana yang dimiliki oleh calon debitur terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4) Collateral Yaitu jaminan yang diberikan oleh calon debitur baik fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi kredit yang diberikan, dan jaminan hendaknya diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan dapat digunakan secepat mungkin. Gunanya jaminan adalah untuk melindungi bank dari resiko kerugian. 12 commit to user 5) Condition Dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi di masa yang akan datang dan sekarang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tidak diberikan terlebih dahulu, namun jika memungkinkan, sebaiknya melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. Sedangkan penilaian kredit dengan 7P adalah sebagai berikut : 1) Personality Yaitu menilai nasabah dari kepribadian dan perilaku seharihari atau masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan calon debitur dalam menghadapi masalah. Personality hampir sama dengan Character di 5C. 2) Party Yaitu mengklasifikasikan calon debitur ke dalam golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke dalam golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank. 3) Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan oleh nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam seperti kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi. 13 commit to user 4) Prospect Yaitu untuk menilai usaha dari calon debitur apakah menguntungkan ataukah tidak. Dengan kata lain, untuk melihat usaha tersebut mempunyai prospek atau tidak kedepannya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5) Payment Merupakan ukuran bagaimana cara calon debitur mengembalikan kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit tersebut. 6) Profitabilitas Untuk menganalisis bagaimana kemampuan calon debitur untuk mencari laba. Profitabilitas diukur dari periode ke periode apakah selalu naik ataukah sebaliknya. 7) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi. 3. Kredit Investasi Menurut Kashmir (2003) kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Sedangkan menurut Simorangkir (2004) kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai 14 commit to user capital goods seperti pendirian pabrik, perluasan, perbaikan perusahaan, pembelian mesin, dan lain-lain. a. Fungsi Kredit Investasi Suatu kredit mencapai fungsinya baik bagi debitur, kreditur, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maupun masyarakat apabila secara ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur mereka sama-sama memperoleh keuntungan dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat makro dan mikro. Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Meningkatkan daya guna uang 2) Meningkatkan peredaran lalulintas uang 3) Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi 4) Meningkatkan kegairahan berusaha 5) Meningkatkan pemerataan pendapatan 6) Meningkatkan hubungan internasional b. Tujuan Kredit Investasi Tujuan kredit investasi adalah : 1) Memberi kelonggaran cash flow pada nasabah sehingga dapat leluasa dalam mengelola usahanya. 2) Member jangka waktu kredit yang cukup panjang 3) Member kemungkinan diterapkan suatu periode dan pencicilannya. 15 commit to user Dalam pelaksanaan pembangunan, perbankan memegang peranan penting dalam pembiayaan dengan kredit investasi. Kredit investasi dimaksudkan sebagai bantuan dari perbankan untuk menambah modal guna rehabilitasi, perluasan usaha, dan pendirian suatu proyek baru. Oleh sebab itu, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maka jangka waktu kredit investasi lebih dari satu tahun. Adapun ketentuan – ketentuan pokok kredit investasi adalah : a. Jangka Waktu Kredit Investasi Agar dana yang tersedia dan terbatas jumlahnya tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dapat memberikan bantuan kepada sebanyak mungkin perusahaan / proyek yang membutuhkan, maka jangka waktu kredit investasi ditetapkan sampai lima tahun. Dengan ditetapkannya jangka waktu tersebut maka diharapkan dana yang ada tersebut dapat segera dipergunakan kembali. Dengan demikian, proyekproyek yangdi biayai pada tahap pertama terbatas pada proyek-proyek yang quick yielding. b. Ketentuan Pembiayaan dan Tanggung Jawab Kredit Investasi Proyek-proyek pembanguna harus turut dibiayai oleh pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu pengusaha dan pihak bank. Para pengusaha yang menerima kredit investasi diwajibkan membiayai proyeknya sebesar 25% dari jumlah kebutuhan biaya investasi, sedangkan bank pemerintah pemberi kredit harus membiayai 10% hingga 20% dari jumlah kredit investasi yang disetujui. Sisa pembiayaan yang diperlukan akan dipenuhi dengan kredit bank sentral dan dana anggaran yang disalurkan melalui 16 commit to user bank sentral. Meskipun demikian, tanggungjawab kredit investasi tersebut sepenuhnya diletakkan pada bank pemerintah yang bersangkutan. c. Penggunaan Kredit Investasi Untuk pembuatan kredit investasi harus dibuat rencana pemakaian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sesuai dengan rencana proyek yang bersangkutan. Oleh pihak bank perlu diatur sedemikian rupa sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu agar bank-bank melakukan disbursement dengan memperhatikan rencana penggunaan sehingga dana-dana dari kredit investasi tersebut disediakan. d. Jaminan Kredit Investasi 1) Kredit investasi diberikan dengan jaminan barang-barang kekayaan perusahaan, termasuk barang-barang yang dibiayai oleh kredit investasi tersebut. Apabila dianggap perlu, jaminan tambahan dapat berupa jaminan perorangan melalui penagihan hutang. 2) Barang-barang jaminan tersebut harus sempurna cara pengikatannya dan diasuransikan kepada perusahaan yang bonafit untuk jumlah penuh dengan bank clause sekurang-kurangnya untuk selama jangka waktu kredit tersebut. 3) Premi asuransi dibebankan atas keuangan nasabah / debitur sendiri dan tidak dibiayai dengan kredit investasi. Dalam hubungan itu, nasabah yang bersangkutan harus memberikan pernyataan tertulis bahwa premi asuransi tersebut akan dilunasi tepat pada waktunya denga keuangan sendiri. 17 commit to user 4. Kebijakan Moneter Dinamika dari variabel-varibel moneter seperti inflasi, tingkat suku bunga, GDP, dan yang lainnya pada kenyataannya telah mendorong pemegang otoritas moneter –yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia- dalam perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengeluarkan kebijakan moneter untuk kemudian diterapkan. Namun permasalahannya tidak berhenti sampai disitu. Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan kebijakan moneter tersebut ialah seberapa akurat kebijakan tersebut terkait dengan masalah waktu dan dampak yang akan terjadi. Untuk itu BI harus memahami mekanisme jalur dari kebijakan moneter terhadap ekonomi. Pada dasarnya ada dua tipe kerangka berpikir untuk memahami fakta di lapangan mengenai dinamika dan fluktuasi dari variable-variabel moneter (Mishkin: 2004) a. Structural Model Evidence Structural model evidence adalah kerangka berpikir dalam memahami fakta pergerakan variabel moneter dalam perekonomian yang diperkenalkan oleh pendukung aliran Keynesian. Dimana titik tekan dari kerangka berpikir ini ialah adanya mekanisme transmisi kebijakan moneter yang terstruktur mulai dari pergerakan variabel independent kemudian diestafetkan melalui variabel mediasi hingga mencapai tujuan akhir yang ingin dicapai. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut: 18 commit to user Gambar 2.1 Structural Model Evidence M i Y I Contoh kasus di atas menerangkan bagaimana jumlah uang beredar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diharapkan mampu mempengaruhi tingkat GDP melalui dua variabel perantara yaitu tingkat suku bunga riil dan tingkat investasi sektor riil. b. Reduced Form Evidence Kaum Monetaris adalah kelompok yang sangat memberi apresiasi pada peranan uang sebagai stimulator dalam aktivitas perekonomian. Terkait dengan hal tersebut, kelompok Monetaris lebih cenderung melihat korelasi antara pergerakan sebuah variabel terhadap variabel lainnya sebagai sebuah kerangka berpikir dalam memahami fenomena dinamika yang terjadi. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Reduced Form Evidence M ? Y Bagan diatas menerangkan bahwa adanya korelasi antara jumlah uang beredar dan tingkat pertumbuhan ekonomi telah membawa kaum Monetaris pada satu kesimpulan bulat bahwa ada korelasi positif antar dua variabel tersebut tanpa harus melihat mekanisme intermediasi secara terstruktur, karena menurut kaum Monetaris struktur yang dipaparkan oleh kaum Keynesian membuka peluang untuk terjadinya kesalahan analisis. 19 commit to user c. Jenis Transmisi Kebijakan Moneter Mishkin (2004) membagi transmisi kebijakan moneter menjadi tiga bagian besar, yaitu: 1) Jalur Suku Bunga Tradisional perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Secara skematis transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga tradisional dapat digambarkan sebagai berikut: à ir M à I àY Mekanisme tersebut menjelaskan bahwa pertumbuhan jumlah uang yang meningkat akan membuat tingkat suku bunga riil menjadi turun, dan turunnya tingkat suku bunga riil ini akan direspon oleh tingginya tingkat permintaan uang untuk investasi sektor riil yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara agregat. 2) Jalur Harga Aset Transmisi kebijkan moneter melalui jalur harga aset adalah sebuah perbaikan yang dikeluarkan oleh kaum Monetaris kepada kaum Keynesian dengan penjelasan bahwa suku bunga yang digunakan pada transmisi moneter tidaklah sama sebagaiamana yang tercantum dalam transmisi jalur suku bunga tradisional, transmisi jalur harga aset menaruh perhatian bukan hanya pada tingkat suku bunga obligasi, tetapi juga valas dan saham. Lebih jauh lagi, transmisi jalur harga aset memiliki tiga derivatif jalur lagi, yaitu: è Jalur efek nilai tukar pada net ekspor; è Jalur teori q Tobin, dan; 20 commit to user è Jalur kesejahteraan melalui ekspektasi harga. 3) Jalur Kredit Teori transmisi jalur kredit ialah bermula dari ketidakpuasan pada teori konvensional klasik yang menjelaskan bahwa efek dari suku perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bunga dapat menjelaskan pengaruh kebijakan moneter terhadap aktivitas ekonomi pada sektor riil. Secara garis besar teori jalur kredit dibagi menjadi dua, yaitu: Bank Lending Channel dan Balance Sheet Channel. a) Faktor loan supply (Bank lending channel) Jalur Bank Lending muncul akibat peran penting perbankan sebagai lembaga intermediasi bagi para investor untuk melakukan ekspansi finansial karena adanya masalah asymetric information pada pasar modal. Dengan kondisi seperti ini, permodalan menjadi faktor penentu bagi sebuah bank dalam memberikan dana kredit kepada investor. Pada masa kebijakan moneter ketat dimana reserve menurun, bank dengan tingkat permodalan yang tinggi akan tetap dapat menyediakan kredit bagi investor, namun tidak demikian dengan bank yang memiliki tingkat permodalan rendah. b) Faktor loan demand (Balance Sheet Channel) Sedangkan jalur Balance Sheet menjelaskan bahwa ketika terjadi kebijakan moneter kontraktif dimana external financing premium menjadi meningkat maka nilai net cash flow dari perusahaan/investor akan menurun, dan penurunan ini akan membawa peluang yang lebih besar bagi perusahaan/investor 21 commit to user tersebut untuk melakukan moral hazard sehingga perbankan akan cenderung mengurangi penawaran dana kredit pada perusahaan. 5. Penjelasan Tentang Variabel Penelitian a. Pendapatan Nasional perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pendapatan nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor - faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa oleh suatu negara dalam tahun tertentu. Pendapatan nasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan Pendapatan Nasional Bruto (PNB). Pendapatan domestik bruto adalah nilai barangbarang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam Negara tersebut dalam suatu tahun tertentu. Sedangkan pendapatan nasional bruto adalah nilai dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi domestik dalam negeri dalam suatu periode tertentu. 1) Pendapatan Nasional Harga Berlaku Dan Harga Tetap Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barangbarang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam tahun tertentu dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. 22 commit to user Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam perhitungan secara ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil. (Sukirno, 2003 : 34-35). 2) Perhitungan Pendapatan Nasional perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Untuk mengetahui nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan oleh suatu perekonomian, pendapatan nasional terdapat tiga cara perhitungan dengan metode pendekatan sebagai berikut : a) Pendekatan Produksi Dengan menggunakan pendekatan produksi ini, pendapatan nasional dihitung berdasarkan atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam perekonomian atau Negara pada periode tertentu. Kelemahan pengukuran pendapatan nasional dengan metode melalui pendekatan produksi ini adalah sering terjadinya perhitungan ganda (double counting). Perhitungan ganda ini akan terjadi jika beberapa output dari suatu jenis usaha dijadikan input bagi jenis usaha lain. Untuk menghindari perhitungan ganda tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menghitung nilai akhir (final goods) atau dengan menghitung nilai tambah (value added). b) Pendekatan Pendapatan Pengukuran pendapatan nasional dengan menggunakan metode melalui pendekatan pendapatan adalah dilakukan dengan 23 commit to user cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi dari aktivitas ekonominya dalam suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan tersebut berupa sewa, bunga, upah, keuntungan dan lain sebagainya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c) Pendekatan Pengeluaran Pengukuran menggunakan besarnya pendekatan pendapatan pengeluaran nasional dengan dilakukan dengan menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan oleh semua sektor ekonomi, yaitu sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor luar negeri pada suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. (Mangkoesoebroto, 1998: 811). Pendapatan nasional mempengaruhi pengeluran konsumsi masyarakat yaitu terdapat kecenderungan jika pertumbuhan ekonomi suatu Negara mengalami peningkatan maka hal tersebut berdampak pada kenaikan dalam pendapatan nasional yang pada akhirnya mempengaruhi tindakan masyarakat dalam keputusannya dalam berkonsumsi. Dimana dalam hal ini terjadi peningkatan konsumsi masyarakat dan sebaliknya. Karena secara makro agregat pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional, semakin besar pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi masyarakat dan sebaliknya. (Dumairy, 1996: 114). 24 commit to user b. Tingkat Suku Bunga Menurut Hubbard (1997), bunga adalah biaya yang harus dibayar borrowed atas pinjaman yang diterima dan imbalan bagi lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu. 1) Macam-Macam Suku Bunga a) Suku Bunga Nominal Suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang ditentukan berdasarkan jangka waktu satu tahun. b) Suku Bunga Riil Suku bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama. c. Jumlah Uang Beredar Konsep penawaran uang atau uang beredar mempunyai arti yang komplek, dan oleh karena itu perlu dibedakan pada beberapa bentuk yaitu M1, M2, ataupun M3. Penawaran uang M1 yang dinamakan juga sebagai difinisi uang beredar dalam pengertian sempit, hanya meliputi uang kartal (uang kertas atau uang logam) yang ada dalam peredaran ditambah dengan uang giral atau uang bank yaitu deposito yang disimpan dalam bank-bank umum dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek. Penawaran uang M2, yang dinamakan juga sebagai definisi uang beredar yang lebih luas meliputi M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka di bank25 commit to user bank umum. Tabungan dan deposito berjangka tersebut dinamakan juga sebagai uang kuasi. Penawaran uang M3 mempunyai pengertian yang lebih luas lagi, yaitu meliputi M2 dan ditambah dengan deposito dan tabungan berjangka perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dalam lembaga-lembaga keuangan yang lain diluar dari bank-bank umum. (Sukirno, 2003: 421). Rudiger Dombush mendefinisikan jumlah uang beredar sebagai stok uang beredar melalui jumlah rekening deposito yang dapat dijadikan cek (rekening Koran di bank), CD (certificate of deposit) ditambah uang kartal (currency) yang dipegang oleh masyarakat. (Boediono, 1990: 339). B. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Mochamad Faza Rifai (2007) Penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Faza Rifai yang ditulis dalam skripsi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Perbankan pada Bank Umum di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 memberikan penjelasan tentang faktor apa saja yang mempengaruhi kredit perbankan. Menurut Mochamad Faza Rifai, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut: a) Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah. 26 commit to user b) Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga riil kredit perbankan berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah. c) Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis ekonomi berpengaruh positif perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id terhadap permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah. d) Secara bersama-sama variabel independen yaitu Produk Domestik Regional Bruto, tingkat suku bunga riil kredit perbankan, dan laju inflasi serta dummy variabel krisis ekonomi memberikan pengaruh nyata dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah. Penelitian tersebut menggunakan Metode Regresi Kuadrat Terkecil/OLS (ordinary least square), dengan fungsi permintaan kredit perbankan pada bank umum = f (PDRB, suku bunga riil kredit dan inflasi serta variabel dummy krisis ekonomi), maka persamaan regresi liniernya adalah : Y = β + β X + β X + β X + Dm X + e 0 1 1 2 2 3 3 4 Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series atau data runtun waktu sebanyak 16 observasi dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2005. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Permintaan kredit perbankan di propinsi Jawa Tengah yang dinyatakan dalam juta rupiah, yang diperoleh dari 27 commit to user Statistik Keuangan Daerah (Bank Indonesia) berbagai edisi, adapun untuk variabel independennya adalah: a. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang digunakan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adalah PDRB atas harga konstan 2000 yang dinyatakan dalam juta rupiah. Data ini diperoleh dari Pendapatan Regional Propinsi Jawa Tengah (BPS) berbagai edisi. b. Suku bunga riil kredit perbankan pada bank umum. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga riil kredit perbankan pada bank umum yang dinyatakan dalam persen. c. Laju Inflasi. Tingkat inflasi yang digunakan adalah laju inflasi Kabupaten Magelang yang dinyatakan dalam persen. Data ini diperoleh dari Magelang Dalam Angka (BPS), berbagai edisi. 2. Penelitian Fauzal Muslim (2008) Penelitian yang dilakukan oleh Fauzal Muslim yang ditulis dalam skripsi Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Kredit dan Posisi Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2001:1-2007:6 pada tahun 2008 memberikan penjelasan tentang komponen dari mekanisme jalur kredit, yaitu jalur pinjaman bank dan jalur neraca anggaran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran dan permintaan kredit 28 commit to user investasi, serta ingin mengetahui apakah transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit berlangsung selama periode sampel. Hasil empiris menunjukan bahwa penawaran kredit investasi oleh perbankan dalam jangka panjang hanya dipengaruhi oleh permodalan saja perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sedangkan permintaan kredit investasi bukan hanya dipengaruhi tingkat suku bunga kredit saja melainkan juga oleh pendapatan investor. Lebih jauh, analisis impulse response menerangkan bahwa kebijakan moneter kontraktif melalui peningkatan suku bunga kredit berdampak pada penurunan pendapatan investor yang pada akhirnya hal ini akan menurunkan permintaan kredit investasi oleh investor. Dalam membangun sebuah wacana empiris, penulis didukung oleh data sekunder yang diperoleh dari internet, buku, dan sumber kepustakaan lainnya yang terkait dengan pembahasan. Variabel yang nantinya akan masuk kedalam model adalah sebagai berikut; Loan = Posisi pinjaman atau kredit investasi nominal seluruh bank umum Equity = Permodalan nominal bank umum rL = Suku bunga pinjaman bank umum rM = SBI 1 bulanan PGDP = Nilai pembentukan modal tetap bruto nominal + nilai konsumsi nominal (private GDP). 29 commit to user Dalam melakukan perumusan secara kuantitatif, penulis membagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama ialah mengadopsi fungsi penawaran dan permintaan kredit, sesi yang kedua ialah melihat kointegrasi dari penawaran dan permintaan kredit, dan sesi yang ketiga ialah melihat signifikansi dari perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tiap-tiap variabel. a) Analisis Penawaran Kredit Investasi Dari hasil pengujian kointegrasi dapat disimpulkan bahwa persamaan penawaran kredit investasi memiliki hubungan yang terkointegrasi dalam jangka panjang. Persamaan kointegrasi penawaran kredit memberikan hasil: LoanS = 416,4 rL – 506,4 rM + 0,77 Equity Pada tingkat keyakinan 95%, variabel suku bunga kredit investasi dan suku bunga SBI tidak signifikan dalam mempengaruhi penawaran kredit investasi, artinya dalam hal ini perbankan umum bukan bergantung pada tingkat suku bunga kredit investasi dan tingkat suku bunga SBI dalam memberikan fasilitas pinjaman kredit investasi, namun lebih dipengaruhi oleh struktur keuangan dari perbankan umum itu sendiri, hal ini tercermin dari signifikansi yang sangat tinggi dari variabel equity, yang memberikan interpertasi bahwa peningkatan satu miliar Rupiah dari permodalan perbankan umum akan mampu meningkatkan penawaran kredit investasi sebesar 0,77 miliar Rupiah. 30 commit to user Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter baik ekspansif maupun kontraktif dengan instrument suku bunga SBI, tidak mampu mempengaruhi jumlah penawaran kredit investasi perbankan umum, hal ini menjadi bukti bahwa kebijakan moneter melalui perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id jalur bank lending tidak berlangsung di Indonesia selama periode sampel. Hal ini senada dengan hasil survei BI, yang menyatakan bahwa suku bunga tidak dijadikan faktor utama oleh bank dalam melakukan persetujuan kredit (Agung: 2001). b) Analisis Permintaan Kredit Investasi Persamaan kointegrasi permintaan kredit digambarkan melalui persamaan sebagai berikut: LoanD = -1414,3 rL + 0.3 PGDP Interpertasi dari persamaan diatas ialah bahwa permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat suku bunga kredit sebesar 1414,3. Artinya setiap kenaikan 1% dari tingkat suku bunga kredit maka permintaan akan kredit turun sebesar 1414,3 miliar Rupiah. Sedangkan pendapatan investor agregat yang direpresentasikan melalui variabel PGDP berpengaruh positif pada permintaan investasi, dimana setiap peningkatan 1 miliar Rupiah pada pendapatan investor maka permintaan akan kredit akan naik sebesar 0,3 miliar Rupiah. Dari Penelitian Fauzal Muslim dengan pendekatan ekonometrik dan anlisisis empiris telah membawa pada beberapa kesimpulan: 31 commit to user 1. Suku bunga kredit investasi dan suku bunga SBI tidak signifikan dalam mempengaruhi penawaran kredit investasi oleh perbankan umum dalam jangka panjang, sedangkan variabel equity menjadi variabel tunggal yang berpengaruh signifikan pada penawaran kredit investasi. Hal ini menjadi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bukti bahwa kebijkan moneter melalui jalur bank lending tidak berjalan pada periode sampel. 2. Variabel suku bunga kredit yang merupakan cost of capital bagi para investor berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan kredit investasi dalam jangka panjang. Variabel pendapatan investor (PGDP) juga signifikan dalam mempengaruhi permintaan kredit. 3. Lebih jauh uji impulse response menjelaskan bahwa ketika terjadi kebijakan moneter kontraktif, pendapatan dari investor akan mengalami penurunan sehingga hal ini akan mendorong penurunan pula pada permintaan kredit investasi. Sehingga dapat dikatakan adanya transmisi kebijakan moneter melalui jalur balance sheet pada periode sampel. 32 commit to user BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Cara Pengumpulan Data perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun data yang digunakan adalah : 1. Data jumlah kredit tahun 2004 - 2009 2. Data pendapatan nasional tahun 2004 - 2009. 3. Data suku bunga kredit tahun 2004 - 2009. 4. Data jumlah uang beredar 2004 – 2009. B. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel Dependen Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kredit investasi domestik yang ada di Indonesia. Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Banyaknya kredit investasi domestik memang dipengaruhi berbagai hal, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh kebijakan moneter terhadap 33 commit to user kredit investasi domestik. Ukuran data yang diambil oleh penulis adalah dalam milyar rupiah. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik. 2. Variabel Independen, terdiri dari: a. Pendapatan Nasional Riil ( Y ) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pendapatan nasional riil adalah jumlah dari pendapatan faktorfaktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Data pendapatan nasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan nasional riil yang didasarkan oleh harga konstan 1993 menurut lapangan usaha dalam milyar rupiah. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan dinyatakan dalam milyar rupiah. b. Suku Bunga Kredit Riil ( r ) Menurut Hubbard ( 1997 ) dalam Laksmono ( 2001), bunga adalah biaya yang harus di bayar Borrower atas pinjaman yang di terima dan imbalan Lender atas investasinnya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan dinyatakan dalam persen. c. Jumlah Uang Beredar ( JUB ) Penelitian ini menggunakan jumlah uang beredar yang merupakan kewajiban moneter sistem moneter kepada sektor swasta domestik, terdiri atas uang kartal yang dipegang masyarakat atau yang ada di luar Bank Indonesia dan Kas Negara ditambah uang giral. Data dalam penelitian ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dinyatakan dalam milyar rupiah. 34 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 commit to user C. Model Analisis Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Partial Adjustment Model (PAM). Yang mana Model PAM selama dua dekade dapat dikatakan sangat sukses digunakan dalam analisis ekonomi, khususnya dalam perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id konteks permintaan uang dengan menggunakan data kuartalan. Tetapi harus diakui bahwa pendekatan ini juga banyak mendapat kritikan dari para ahli ekonomi sehubungan dengan masalah autokorelasi serta interpretasi koefisien variabel kelambanan variabel tak bebas (Insukindro, 1990:93). Untuk menggambarkan model ini, perhatikan model percepatan fleksibel dari teori ekonomi yang mengasumsikan bahwa ada jumlah keseimbangan, optimal, diinginkan, atau jangka panjang yang diperlukan untuk memproduksi hasil (output) tertentu dalam keadaan teknologi tertentu, tingkat bunga tertentu, dan seterusnya. Untuk penyederhanaan diasumsikan bahwa tingkat modal yang diinginkan ini adalah Yt* merupakan hasil linear dari hasil X sebagai berikut. Yt* = β0 + β1Xt + µt ..................................1 Karena tingkat modal yang diinginkan tidak bisa diamati secara langsung, Nerlove mendalilkan hipotesis berikut ini, yang dikenal sebagai hipotesis Penyesuaian Parsial atau Penyesuaian Stok : Yt – Yt-1 = δ( Yt* - Yt-1 ) ..........................2 Dimana δ, sedemikian rupa sehingga 0 < δ ≤ 1, dikenal dengan koefisien penyesuaian (coefficien of adjustment) dan dimana Yt – Yt-1 = perubahan sebenarnya dan Yt* - Yt-1 = perubahan yang diinginkan. 36 commit to user Persamaan ( 2 ) mendalilkan bahwa perubahan sebenarnya dalam stok modal investasi dalam suatu periode waktu tertentu t adalah suatu fraksi δ dari perubahan yang diinginkan untuk periode itu. Jika δ = 1, ini berarti bahwa stok modal yang sebenarnya sama dengan stok yang diharapkan; yaitu stok yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sebenarnya menyesuaikan diri dengan stok yang diharapkan secara seketika (dalam periode yang sama). Tetapi, jika δ = 0 ini berarti tidak ada perubahan apapun karena stok yang sebenarnya pada saat t sama seperti yang diamati dalam periode waktu sebelumnya. Khususnya, δ diharapkan terletak antara kedua ekstrim ini karena penyesuaian terhadap stok modal yang diharap nampaknya akan tidak sempurna karena kekakuan ( = rigidity ), kelembaman, kewajiban yang bersifat kontrak, dan seterusnya. Itulah sebabnya dinamakan model penyesuaian parsial. Perhatikan bahwa mekanisme penyesuaian ( 2 ) secara alternatif dapat ditulis sebagai : Yt = δYt* + (1 – δ)Yt-1 ...............................3 Yang menunjukan bahwa stok modal yang diamati pada periode t adalah rata-rata tertimbang dari stok model yang diinginkan pada saat itu dan stok modal yang ada dalam periode waktu sebelumnya, dengan δ ( 1 – δ ) sebagai bobotnya. Sekarang dengan mensubstitusikan ( 1 ) ke dalam ( 3 ), memberikan : Yt = δ(β0 + β1X1 + µt) + ( 1 – δ )Yt-1 = δβ0 + δβ1X1 + ( 1 – δ )Yt-1 + δµt Model ini disebut model penyesuaian parsial. Model penyesuaian parsial menjasi menuerupai baik model Kyock maupun model harapan adaptif dalam arti bersifat autoregresif. Tetapi model ini 37 commit to user mempunyai unsur gangguan yang jauh lebih sempurna : unsur gangguan semula µt dikaitkan dengan suatu konstanta δ. Tetapi ingatlah bahwa meskipun serupa nampaknya, model harapan adaptif dan model penyesuaian parsial secara konsep sangat berbeda. Yang terdahulu didasarkan pada ketidakpastian (mengenai tingkat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id harga, tingkat bunga, dan seterusnya untuk masa yang akan datang), sedangkan yang belakangan adalah diakibatkan oleh kekakuan kelembaman, biaya perubahan (cost of change) dan seterusnya yang bersifat teknis atau kelembagaan. Alasan mengapa peneliti menggunakan model PAM antara lain : 1) PAM dilihat dari sisi kelembaman (kekuatan kebiasaan) dapat dilihat bahwa dengan adanya perubahan pendapatan, maka diduga masyarakat cenderung meningkat kemampuannya untuk mengajukan kredit 2) Perkiraaan OLS untuk model PAM akan menghasilkan perkiraan yang konsisten meskipun perkiraan tersebut cenderung akan bias (dalam sampel kecil atau sampel terbatas). Adapun rumusan PAM pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Loant*= β 0 + β Y + β r + β JUB + µ 1 2 3 t Loant = β 0 δ+ β δ Y + β δ r + β δ JUB + (1 – δ) Y + µ 1 2 3 Keterangan : Loan = Kredit Investasi Y = Pendapatan Nasional (dalam milyar) r = Tingkat suku bunga (% per bulan) JUB = Jumlah uang beredar Y = Kredit Investasi waktu t-1 β = Konstanta t-1 0 38 commit to user t-1 t β ,β ,β = Koefisien masing-masing variabel δ = Koefisien Penyesuaian 1 2 3 µ = Standar error t 1. Uji Statistik perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Proses analisa yang akan dilakukan melalui pengujian variabelvariabel independen yang meliputi uji t (uji individu), dan uji F (uji bersamasama). a. Uji t Uji t ini merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masingmasing variabel independen dalam mempengaruhi perubahan variabel dependen, dengan beranggapan variabel independen lain tetap atau konstan. Langkah-langkah pengujian t test adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 119): 1) Menentukan Hipotesisnya Ho : β1 = 0 Berarti suatu variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : β1 ≠ 0 Berarti suatu variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Melakukan penghitungan nilai t sebagai berikut: a) Nilai t tabel = t α/2;N – K .............................................. (3.4) Keterangan: 39 commit to user a = derajat signifikansi N = jumlah sampel (banyaknya observasi) K = banyaknya parameter b) thitung = …...………………………………….… (3.5) perpustakaan.uns.ac.id Keterangan: βi digilib.uns.ac.id = Koefisien regresi Se (βi) = Standard error koefisien regresi 3) Kriteria pengujian Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t H0 ditolak H0 diterima -t α/2 H0 ditolak t α/2 0 4) Kesimpulan a) Apabila nilai –t tabel <t hitung <+t tabel, maka Ho diterima. Artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. b) Apabila nilai t hitung > + t tabel atau t hitung < -t tabel, maka Ho ditolak. Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b. Uji F Uji F ini merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen 40 commit to user secara bersama-sama terhadap variabel dependen secara signifikan. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 134): 1) Menentukan Hipotesis H0 : β1= β2 = β3 = 0 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berarti semua variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : β1≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 Berarti semua variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Melakukan penghitungan nilai F sebagai berikut: a) Nilai Ftabel= F α ; K-1 ; N-K ............................................ (3.2) Keterangan: N = Jumlah sampel data K = Banyaknya parameter b) F - hitung = R2 / k -1 (1 - R 2 ) / n - k …………………………. (3.3) Keterangan: R2 = Koefisien determinan N = Jumlah observasi atau sampel K = Banyaknya variable 41 commit to user 3) Kriteria pengujian Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ho diterima Ho ditolak F (α; K-1; N-K) 0 4) Kesimpulan a) Apabila nilai F artinya <F hitung variabel tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. b) Apabila nilai F artinya hitung variabel >F tabel, independen maka Ho ditolak dan Ha diterima, secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 2. Nilai Koefisien Determinasi (R²) Nilai R² untuk mengetahui berapa persen variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien daterminasi (R²) antara nol dan satu (0<R²<1). Jika koefisien daterminan 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain model tersebut tidak menjelaskan 42 commit to user sedikitpun variasi dalam variabel tidak bebas. Sedangkan jika koefisien determinan mendekati 1, artinya variabel independen semakin mempengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya mendekati nilai 1 (satu). perpustakaan.uns.ac.id 3. Uji Asumsi Klasik digilib.uns.ac.id a. Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya lebih dari satu hubungan linear pasti di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi (Gujarati, 1995: 320). Salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara beberapa atau semua variabel dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas, maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat diukur dengan ketepatan tinggi. Salah satu metode untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas adalah menggunakan pengujian dengan metode korelasi parsial. Pendekatan ini disarankan oleh Farrar dan Gruber (1967). Indikasinya, jika R2 variabel dipenden lebih tinggi dari nilai R2 pada regresi antar variable bebas, maka dalam model empiric tidak terdapat adanya multikolinearitas, dan sebaliknya. b. Heteroskedastisitas Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak 43 commit to user terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas yaitu suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu uji Park, uji perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Glejser, uji White, dan uji Breusch-Pagan-Godfrey. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji White. Dalam uji white ditawarkan dua jenis pengujian, yaitu: White Heteroscedasticity (no cross term) dan White Heteroscedasticity (crossterm). Untuk penelitian ini digunakan pengujian White Heteroscedasticity (no cross term) disebabkan banyak menggunakan variabel bebas. Jika nilai probabilitas dari semua variabel lebih besar nilai taraf signifikansi 5%, maka pada model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, Jika nilai probabilitas dari semua variabel kurang atau lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 5%, maka pada model tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas (Insukindro 2003: 201). c. Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan variabel pengganggu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode lain. Asumsi ini untuk menegaskan bahwa nilai variabel dependen hanya diterangkan (secara sistematis) oleh variabel independen dan bukan oleh variabel gangguan (Gujarati, 1995: 401). Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu, uji Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier (LM Test), uji Breusch-Godfrey, uji ARCH. Dalam penelitian ini untuk 44 commit to user menguji ada tidaknya autokerelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Statistik d dari Durbin-Watson mungkin tidak bisa digunakan untuk mendetekdi serial korelasi (derajat pertama) dalam model autoregresif, karena d yang dihitung dalam model seperti itu biasanya cenderung perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mendekati 2, yang merupakan nilai d yang diharapkan dalam suatu urutan yang benar-benar random. Dengan perkataan lain, jika kita menghitung secara rutin statistic d untuk model seperti itu, terdapat bias yang terpasang di dalamnya melawan (against) penemuan korelasi serial (derajat pertama). Meskipun demikian banyak peneliti menghitung nilai d karena menginginkan sesuatu yang lebih baik. Tetapi akhir-akhir ini Durbin sendiri telah mengusulkan suatu pengujian sampel besar dari korelasi serial derajat pertama dalam model autoregresif. Pengujian ini disebut statistik h adalah sebagai berikut : h=ρ N 1-N [ var (α) ] Dimana N = ukuran sampel, var (α) = varian koefisien dari lag Yt1, dan ρ = taksiran serial korelasi derajat pertama ρ. Untuk sampel besar, Durbin telah menunjukkan bahwa, jika ρ = 0, statistik h mengikuti distribusi normal yang distandardisasikan, yaitu distribusi normal dengan rata-rata nol dan varian satu. Jadi tingkat penting (signifikan) secara statistik dari h yang diamati dapat dengan mudah ditentukan dari tabel distribusi normal yang distandardisasikan. 45 commit to user Dalam praktek tidak perlu untuk menghitung ρ karena kita telah melihat (dalam bab 11 Gujarati, 1978) bahwa ρ dapat didekati dari d yang ditaksir dengan cara sebagai berikut : ρ=1-½d perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dimana d adalah statistic Durbin – Watson yang biasa. Oleh karena itu, persamaannya dapat ditulis sebagai berikut : h= (1-½d) N 1-N [ var (α) ] Hipotesis : Jika nilai h yang dihitung lebih kecil daripada nilai kritis h, maka kita bisa menerima hipotesis bahwa tidak ada serial korelasi (derajat pertama) dalam data. 46 commit to user BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Untuk memperoleh hasil estimasi yang baik, hasil estimasi harus memenuhi kriteria statistik. Untuk kriteria statistik telah dijelaskan pada BAB III, sedangkan untuk kriteria ekonometrik yaitu dimana hasil estimasi harus memenuhi asumsi klasik yang terdiri dari multikorelasi, heterokedastisitas dan autokorelasi. Kriteria ekonometrika merupakan sekumpulan rasionalitas ekonomi yang menjembatani seandainya ada perbedaan antara hasil estimasi dengan landasan teori yang melandasi penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari total kredit investasi domestik (Loan), total pendapatan nasional (Y), tingkat suku bunga kredit (r), dan jumlah uang beredar (JUB). Data tersebut merupakan data sekunder yang diambil berdasarkan data bulanan yang dimulai dari bulan Januari 2004 – Desember 2009. Selanjutnya akan dijelaskan masing-masing data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Kredit Investasi Domestik (Loan) Jumlah kredit investasi yang ada di Indonesia dihitung dalam milyar rupiah. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). 47 commit to user Gambar 4.1 Grafik data Kredit Investasi Domestik (Loan) Tahun 2004:1 – 2009:12 kredit perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bulan Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kredit investasi domestik dari bulan ke-1 sampai bulan ke-72 (tahun 2004 – 2009) menunjukkan grafik yang fluktuatif. Pada rentang bulan ke-1 sampai bulan ke-42 (tahun 2004 – 2007) jumlah kredit investasi domestik cenderung naik secara signifikan, namun pada bulan ke-43 sampai bulan ke-60 (tahun 2007 – 2008) merosot tajam. Hal ini disebabkan oleh krisis global yang terjadi pada saat itu. Perekonomian negara Amerika yang mengalami krisis mengakibatkan lesunya perekonomian di seluruh dunia termasuk Indonesia. Dan pada bulan ke-61 (awal tahun 2009), sedikit demi sedikit mulai naik kembali seiring dengan menguatnya kembali perekonomian Amerika Serikat. 48 commit to user 2. Pendapatan Nasional (Y) Pendapatan nasional riil adalah jumlah dari pendapatan faktorfaktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Data pendapatan nasional yang digunakan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dalam penelitian ini adalah pendapatan nasional riil yang didasarkan oleh harga konstan 1993 menurut lapangan usaha dalam milyar rupiah. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Gambar 4.2 Grafik data Pendapatan Nasional (Y) Tahun 2004:1 – 2009:12 Y bulan Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah pendapatan nasional dari tahun 2004 – 2009 menunjukkan grafik yang fluktuatif. Pada rentang bulan ke-1 sampai bulan ke-42 (tahun 2004 – 2007) cenderung naik secara signifikan sama halnya dengan jumlah Loan, namun pada bulan ke-43 sampai bulan ke-60 (tahun 2007 – 2008) merosot tajam. Hal ini juga disebabkan karena melemahnya perekonomian dunia akibat krisis 49 commit to user global yang terjadi. Perekonomian yang menurun mengakibatkan produktifitas menurun pula, sehingga berpengaruh pada hasil atau pendapatan yang diperoleh. Pada bulan ke-61 (awal tahun 2009), perekonomian berangsur pulih dan menunjukan kemajuan sedikit demi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sedikit sehingga berdampak pula pada pendapatan nasional yang mulai naik kembali. Hal ini sejalan dengan grafik jumlah kredit investasi domestik. 3. Suku Bunga Kredit (r) Menurut Hubbard (1997) dalam Laksmono (2001), bunga adalah biaya yang harus di bayar Borrower atas pinjaman yang di terima dan imbalan Lender atas investasinnya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam berbagai tahun penerbitan. Gambar 4.3 Grafik data Suku Bunga Kredit (r) Tahun 2004:1 – 2009:12 r 50 commit to user Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa suku bunga kredit dari bulan ke-1 sampai dengan bulan ke-72 (tahun 2004 – 2009) menunjukkan grafik yang tidak terlalu signifikan perubahannya. Pada rentang bulan ke-1 sampai bulan ke-20 (tahun 2004 – 2005) cenderung perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id turun namun tidak signifikan, dan pada bulan ke-21 sampai bulan ke-36 (tahun 2005 – 2006) mengalami kenaikan sedikit demi sedikit. Dan pada bulan ke-37 sampai dengan bulan ke-72 (tahun 2006 – 2009) mengalami kenaikan dan penurunan setiap bulannya. Hal ini dapat diakibatkan oleh fluktuasi jumlah uang beredar pada saat itu. 4. Jumlah Uang Beredar (JUB) Penelitian ini menggunakan jumlah uang beredar yang merupakan kewajiban moneter sistem moneter kepada sektor swasta domestik, terdiri atas uang kartal yang dipegang masyarakat atau yang ada di luar Bank Indonesia dan Kas Negara ditambah uang giral. Data dalam penelitian ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dinyatakan dalam milyar rupiah. 51 commit to user Gambar 4.4 Grafik data JUB Tahun 2004:1 – 2009:12 JUB perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bulan Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah uang beredar dari bulan ke-1 sampai bulan ke-72 (tahun 2004 – 2009) menunjukkan grafik yang fluktuatif. Pada rentang bulan ke-1 sampai bulan ke-42 (tahun 2004 – 2007) cenderung naik secara signifikan. Sedangkan pada bulan ke43 sampai bulan ke-51 (tahun 2007 – 2008) mengalami kemerosotan tajam. Hal ini dapat disebabkan oleh pendapatan nasional yang juga merosot tajam sehingga jumlah uang yang beredar ikut merosot. Sejalan dengan pendapatan nasional yang mulai membaik pada bulan ke-52 (awal tahun 2009), sedikit demi sedikit jumlah uang beredar mulai naik kembali. Hal ini berbanding lurus dengan grafik jumlah kredit investasi domestik. 52 commit to user B. Analisis Hasil Regresi Langkah pertama dalam melakukan pengujian regresi dengan bantuan Eviews 4.0. Melalui pengujian tersebut akan didapat persamaan garis regresi yang tercipta dari serangkaian data penelitian, sekaligus menggambarkan tingkat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengamatan data-data yang termasuk dalam variabel independen terhadap data variabel dependen dengan jumlah observasi sebanyak 71. Hasil pengujian regresi dari penelitian ini adalah : Tabel 4.1 Hasil Uji Partial Adjustment Model Dependent Variable: LOAN Method: Least Squares Date: 09/05/12 Time: 09:21 Sample(adjusted): 2004:02 2009:12 Included observations: 71 after adjusting endpoints Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C Y R JUB BLOAN 14206.94 0.254625 -1382.142 0.161473 0.107101 6270.506 0.024609 331.3829 0.035864 0.041328 2.265677 10.34677 -4.170832 4.502318 2.591507 0.0268 0.0000 0.0001 0.0000 0.0118 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat 0.987786 0.987046 2772.648 5.07E+08 -661.0089 0.660550 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) 69194.61 24360.88 18.76081 18.92016 1334.436 0.000000 Dengan nilai R2 sebesar 0.987786 dan probabilitas F-statistik 0,0000, maka hasil regresi tersebut diatas dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut : Loant = 14206.94 + 0.254625 Y – 1382.142 r + 0.161473 JUB + 0.107101 Loan(-1) Sedangkan untuk persamaan kredit jangka panjang, Loant* : Loant* = 15911.009 + 0.2852 Y – 1547.925 r + 0.1808 JUB 53 commit to user Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : (1 – δ) = 0.107101 δ = 1 – 0.107101 = 0.8929 β0 . δ = 14206.94 perpustakaan.uns.ac.id β0 = 14206.94 / 0.8929 = 15911.009 digilib.uns.ac.id β1 . δ = 0.254625 β1 = 0.254625 / 0.8929 = 0.2852 β2 . δ = - 1382.142 β2 = - 1382.142 / 0.8929 = - 1547.925 β3 . δ = 0.161473 β3 = 0.161473 / 0.8929 = 0.1808 1. Uji Statistik Untuk menentukan parameter dalam model, metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Dengan metode ini diharapkan dapat diperoleh penaksir tidak bias linier terbaik (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE), pada dasarnya isi dari metode tersebut adalah penentuan normal melalui peminimuman jumlah error kuadrat. a. Uji t Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji-t statistik 1 sisi terhadap masing-masing variabel independen. Dari pengujian regresi didapat nilai t-statistik dari masing-masing variable 54 commit to user untuk selanjutnya dibandingkan dengan nilai t-tabel. Cara yang dilakukan untuk menentukan nilai t-tabel adalah : t-tabel = α df (n-k) Dimana : perpustakaan.uns.ac.id α = tingkat signifikansi digilib.uns.ac.id df = derajat bebas n = jumlah data k = jumlah variabel independent termasuk konstanta. Dengan demikian maka dapat ditentukan nilai t-tabel dalam penelitian ini dengan menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dan derajat bebas (71 - 5) sebesar 66, maka nilai t-tabel didapat 1,671. bila t-stat > ttabel ; Variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. t-stat < t-tabel ; Variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Atau untuk pengambilan keputusan bisa juga digunakan : Ø Apabila probabilitas < dari α 0.05, maka bisa dikatakan signifikan. Dari hasil pengujian regresi didapat t-statistik sebagai berikut : Variabel Y R JUB BLOAN t-statistik 10.34677 -4.170832 4.502318 2.591507 t-tabel 1,671 1,671 1,671 1,671 55 commit to user Probabilitas 0.0000 0.0001 0.0000 0.0118 keterangan signifikan signifikan signifikan signifikan b. Uji F (Pengujian hipotesis secara serempak) Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji F, yaitu untuk mengetahui apakah model yang digunakan secara keseluruhan tepat digunakan dengan tingkat kepercayaan tertentu. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ho ; B1 = B2 = B3 = 0; artinya digunakan variable independent secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variable dependen. Ha ; B1 ( B2 i B3 i 0; artinya digunakan variable independent secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Langkah pengujian secara serempak dilakukan dengan uji F, yaitu membandingkan nilai F-stat dengan F-tabel. Adapun cara mencari Ftabel adalah dengan menggunakan α = 5%, F-Tabel = f α df (n-k) (k-1) F-tabel (0,05; 67; 3) = 2,74 Dengan menggunakan α = 5% (0,05) diperoleh F-tabel sebesar 2,74 sementara hasil dari estimasi regresi diperoleh F-stat sebesar 1334.436. Karena nilai F-stat > F-tabel maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 56 commit to user Gambar 4.5 Daerah Kritis Uji F. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ho diterima Ho ditolak 2,74 1334,436 Atau untuk pengambilan keputusan bisa juga digunakan : Apabila probabilitas (F-statistik) < dari α 0,05 maka bisa dikatakan signifikan. Pada regresi awal kita lihat bahwa Probabilitas (F-statistik) sebesar 0,0000. Dengan ini disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 2. Nilai Koefisien Determinan (R2) Untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi terhadap hasil observasi digunakan analisis determinasi (R2). Koefisien determiansi menunjukan besarnya kontribusi dari variabel independen secara bersamasama dapat menjelaskan variabel dependen. Dari hasil estimasi regreesi diperoleh nilai R2= 0.987786. Artinya bahwa variabel independen yang ada dalam model regresi yang dibuat mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 98%, sedangkan sisanya sekitar 2% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. 57 commit to user 3. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu hubungan linear atau korelasi secara sempurna maupun tidak sempurna diantara perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Untuk melihat hubungan tersebut digunakan metode pendekatan korelasi parsial. Langkah untuk melakukan pengujian dengan cara meregresi variabel independen yang lain terhadap salah satu variabel independen yang dijadikan variabel dependen. Pedoman yang digunakan yaitu jika nilai R2a (R2 regresi awal) lebih tinggi dari nilai R2 pada regresi antar variabel bebas, maka dalam model empirik tidak terdapat adanya multikolinearitas, dan sebaliknya. Dari hasil olahan E-views 4.0 nilai R2a sebesar 0,987786, sedangkan nilai R2 pada regresi antar variabel bebas sebesar : R2 partial dengan Y=f(Y) adalah 0.945185, R2 partial dengan Y=f(JUB) adalah 0.936938 , R2 partial dengan Y=f(r) adalah 0.512074, R2 partial dengan Y=f(BLoan) adalah 0.891118. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak mengandung multikolinearitas. b. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang digunakan untuk melihat apakah varian residualnya konstan atau tidak (Gujarati dan Porter, 2009). Hasil diagnostic test menunjukkan bahwa hasil deteksi heteroskedastisitas dengan 58 commit to user metode White-Heteroskedasticity (no cross term) adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Uji White Heteroskedasticity (No Cross Term) White Heteroskedasticity Test: perpustakaan.uns.ac.idF-statistic Obs*R-squared 0.373507 Probability 2.402047 Probability digilib.uns.ac.id 0.893202 0.879265 Sumber : Hasil olahan E-Views 4.0 Tabel diatas menunjukkan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas, dimana nilai probabilitas chisquare dalam uji White-Heteroskedasticity sebesar 0.879265 > dari nilai signifikansi yang telah ditentukan ; α = 5% (0,05). c. Auokorelasi Autokorelasi ditemukan jika terdapat korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar. Dalam penelitian ini untuk menguji ada tidaknya autokerelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Berikut perhitungan h hitung : h= (1-½d) N 1-N [ var (α) ] h= ( 1 - ½ (0.660550) 71 1-[71 ( 0.107101 )2] = ( 1 – 0.330275) 71 1-[71 ( 0.107101 )2] = ( 0.669725 ) ( 19.557129 ) = 13.0978 59 commit to user Sedangkan nilai h dari tabel distribusi normal dengan α = 5% dan N = 71 adalah 1,645. Dari perbandingan h hitung dan h tabel dapat disimpulkan bahwa h hitung > h tabel, sehingga ada serial korelasi (derajat pertama) dalam data. perpustakaan.uns.ac.id 4. Interpretasi Ekonomi digilib.uns.ac.id Dari hasil estimasi Partial Adjustment Model (PAM) yang telah diperoleh maka dapat dibuat interpretasi terhadap model ataupun hipotesa yang telah diambil sebelumnya. Adapun hasil interpretasi adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Pendapatan Nasional (Y) terhadap Kredit Investasi Domestik (Loan) Pendapatan Nasional (Y) dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh positif terhadap Loan di Indonesia. Jika Y naik sebesar 1 milyar maka dalam jangka pendek Loan akan naik sebesar 0.254625 milyar dan dalam jangka panjang Loan akan naik sebesar 0.2852 milyar. Berdasarkan uji t, nilai t statistik dari Y menunjukkan angka yang lebih besar dari t tabel sehingga dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal. Pendapatan Nasional dapat berpengaruh signifikan terhadap kredit karena apabila suatu Negara memiliki perekonomian yang baik, maka akan dapat meningkatkan kemampuan masyarakatnya untuk mengambil kredit investasi guna melancarkan usaha ataupun membangun usaha baru demi 60 commit to user menambah income. Pada penelitian terdahulu juga ditemukan bahwa kredit investasi tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga kredit saja melainkan juga oleh pendapatan investor. (Muslim,2008). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Pengaruh Suku Bunga Kredit (r) terhadap Kredit Investasi Domestik (Loan) Suku Bunga Kredit (r) dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh negatif terhadap Loan di Indonesia. Jika r naik sebesar 1% maka dalam jangka pendek Loan akan turun sebesar 1382.142 milyar dan dalam jangka panjang Loan akan turun sebesar 1547.9247 milyar. Berdasarkan uji t, nilai t statistik dari r menunjukkan angka yang lebih besar dari t tabel sehingga dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal. Suku bunga memang sangat besar pengaruhnya terhadap kredit investasi karena setiap orang yang akan mengambil kredit pasti akan mempertimbangkan bunga yang akan dibayarnya. Beberapa penelitian terdahulu pun juga menemukan hasil yang sama bahwa suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap kredit. 3. Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Kredit Investasi Domestik (Loan) Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh positif terhadap Loan di 61 commit to user Indonesia. Jika JUB naik sebesar 1 milyar maka dalam jangka pendek Loan akan naik sebesar 0.161473 milyar dan dalam jangka panjang akan naik sebesar 0.1808 milyar. Berdasarkan uji t, nilai t statistik dari JUB menunjukkan angka yang lebih besar dari t tabel perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sehingga dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal. Jumlah Uang Beredar dapat dikatakan penting pengaruhnya terhadap kredit investasi, karena naik turunnya jumlah uang beredar akan mempengaruhi tingkat suku bunga kredit secara langsung (hal ini dapat di lihat dalam mekanisme kebijakan moneter) sehingga akan berpengaruh pula terhadap kredit investasi, mengingat bahwa suku bunga kredit adalah faktor utama penentu kredit. 62 commit to user BAB V PENUTUP A. Kesimpulan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji-t terhadap variabel independen, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Pada variabel independen Pendapatan Nasional (Y) berpengaruh signifikan positif terhadap Kredit Investasi (Loan). Dengan tingkat signifikansi 10.34677. b. Pada variabel independen Suku Bunga Kredit (r) berpengaruh signifikan dengan parameter negatif terhadap Kredit Investasi (Loan). Dengan tingkat signifikansi 4.170832. c. Pada variabel independen Jumlah Uang Beredar (JUB) berpengaruh signifikan positif terhadap Kredit Investasi (Loan). Dengan tingkat signifikansi 4.502318. 2. Berdasarkan uji yang dilakukan secara serempak dengan menggunakan uji F menunjukan bahwa variabel independen Pendapatan Nasional (Y), Suku Bunga Kredit (r), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kredit Investasi (Loan) dengan nilai F stat 1334.436. atau dengan probabilitas F stat sebesar 0,0000. 2 3. Penafsiran terhadap koefisien determinasi majemuk (R ) mempunyai koefisien yang tinggi sebesar 0.987786. Artinya bahwa variabel independen yang ada dalam model regresi yang dibuat mampu mempengaruhi variabel 63 commit to user dependen sebesar 99%, sedangkan sisanya sekitar 1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. 4. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan diketahui bahwa : a. Multikolinearias, dalam penelitian ini tidak ditemukan dan tidak perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengandung multikolinearitas. b. Heterokedastisitas, dalam penelitian ini model tidak terkena masalah 2 Heterokedastisitas karena nilai probabilitas X -stat (0.879265) > 0,05. c. Autokorelasi, dalam penelitian ini terdapat masalah autokorelasi karena nilai h hitung > h tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel – variabel yang digunakan terbebas dari masalah asumsi klasik kecuali autokorelasi. B. Saran 1. Dalam meningkatkan kredit investasi domestik memang diperlukan campur tangan pemerintah dalam hal kebijakan moneter salah satunya dengan mempengaruhi besarnya Pendapatan Nasional. Karena semakin tingginya pendapatan nasional maka akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengambil suatu kredit investasi dalam perbankan. Pendapatan Nasional ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah perlu mencari cara agar perekonomian di Indonesia terus berkembang sehingga akan meninggikan pendapatan nasional. 2. Salah satu transmisi kebijakan moneter adalah dengan jalur suku bunga, diharapkan pemerintah dapat membuat suku bunga menjadi turun sehingga 64 commit to user akan direspon oleh tingginya tingkat permintaan uang untuk investasi yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara agregat. 3. Peranan uang sebagai stimulator dalam aktivitas perekonomian memang sangat penting, diharapkan Jumlah Uang Beredar di Indonesia dapat selalu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id stabil. Sebab jika terlalu tinggi nantinya akan terjadi inflasi, namun jika terlalu rendah akan berdampak buruk pada kredit investasi. Karena pertumbuhan jumlah uang yang meningkat akan membuat suku bunga riil menjadi turun, dan turunnya tingkat suku bunga tentu akan meningkatkan jumlah permintaan kredit investasi di Indonesia. 65 commit to user DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia, Laporan Tahunan, Berbagai Tahun Penerbitan. Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Berbagai Edisi Tahun Penerbitan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Boediono. (1990), Ekonomi Moneter, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta. Dumairy. (1996), Perekonomian Indonesia, Cetakan kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta. Fauzal Muslim (2008). Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Kredit dan Posisi Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2001:1-2007:6. FE UII, Yogyakarta. Gujarati, Damodar (1978), Ekonometrika Dasar, Jakarta : Erlangga. Insukindro (1993), Ekonomi Uang dan Bank, BPFE, UGM. Yogyakarta. Kashmir, SE, MM. 2003. Dasar – dasar Perbankan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Mangkoesoebroto, Guritno. Dan Algifari (1998), Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta, STIE YKPN. Mishkin, F. 2001. The Economics Money of Banking and Financial Market 6th ed. Edison Wealey. Columbia. Mochamad Faza Rifai (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Perbankan pada Bank Umum di Propinsi Jawa Tengah. FE UII, Yogyakarta. Nopirin, Phd. 1993. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Retnadi, Djoko. 2006. Perilaku Penyaluran Kredit Bank. Bank Indonesia. Simorangkir, O.P, Drs. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan non Bank. Bogor. Ghalia Indonesia. Sukirno, Sadono. (2003), Pengantar Teori Makro Ekonomi”(ed.2)”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. www.bps.go.id www.bi.go.id 66 commit to user