BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Scbagai ilmu pengetahuan, manajemen di.pat diterapkan semua organisasi manusia, seperti pcrusahaan, pemerintah, pendid.kan, sosial, keagamaan, dan Iainlain.Manajemen yang baik akan memudahkan tewujudnya tujuan pcrusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dcngan manajemen, daya guna dan hasil guna unsurunsur manajemen dapat ditingkatkan secara maksimal. Oleh sebab itu manajemen faktor yang sangat penting dalam pcrusahaan. Kelancaran suatu perusahaan dalam mimapai tujuannya tidak terlcpas dari penerapan manajemen yang baik. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai manajemen, maka penulis mengutip beberapa definisi yang likemukakan ole'i beberapa ahli sebagai berikut: Definisi manajemen menurut Drs. Malayu S. P. Hasibuan dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya Manusia". (200!: 1) adalah : "Ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatau sumber daya manusia dan sumber daya lainnyn secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tu uan" Definisi manajemen menurut James A.F. Stoner yang dikutip oleh T. Hani Handoko dalam bukunya "Manajemen" (20 )0 : 8) adalah : "Proses perencana in, pengorganisasian, pengarahan, dan pcngawasan usaha-usaba para anggota organisasi, dan penggunaan sum her organ isasi lainnya »gar mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi." Atas dasar uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterfrestasikan dan mencapai tujuan or^anisasi dengan melakakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sebagai berikut: 1. Perencanaan Seorang pemimpin merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan memikirkan kegiatan kaxyawan sebelum dilaksanakan berdasarkan metode atau rencana yang dibuatnya. 2. Pengorganisasian Kegiatan untuk pembagian kerja, mengorganisasi hubungan semua kerja, karyawan delegasi dengan wewenang, menetapkan interyrasi dan mengkoordinasikan sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 3. Pengarahan Kegiatan mengarahkan, memimpin semua karyawan agar mau bekerja sama dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 4. Pengendalian Kegiatan untuk mengendalikan semua karyavan agar menaati semua peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dengan adanya fung;si manajemen diharapkan dapat membantu icrcapainya tujuan perusahaan, karyavan dan masyarakat. B. Pengertian dan Fung si manajemen Suinber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang mengati r masalah tenaga l.erja atau karyawan. Scbutan lain dari manajemen sumber daya manusia adalah manajemen personalia. Ada beberapa definisi manajemen sumber daya manusia dilihat dari pandangan-pandangan yang berbeda dan me nberikan pendapat yang bcrbeda pula mengenai definisi manaje raen sumber daya ir anusia tersebut. Diantaranya sebagai berikut: Menurut Edwin B.Filippo yang dikutip oleh Drs. Malayu S. P. Hasibuan dalani bukunya "Manajemen sumber daya manusia" (2001 : 11) adalah : " Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, kegiatan-kegiatan, pengadaan, pengembangan pembcrian kompensasi, pengintegrasian, pemiliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan individu, organisasi dan masyarakat." Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000 : 5 ): " Manajemen sum ber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan pepgawasan sumbcr daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi" Dari kedua defmisi manajemen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada kenyataan tersebut diatas. Manajemen sumber daya manusia lebih dititik beratkan perhatiannya pada soal sumber day? manusia, bukan sumber daya lainnya. Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi fungsi operasional antara lain : 1. Pengadaan Proses penarikan, seleksi, penempatar, orientasi, dan induksi untuk mcndapatkan karyawan yang sesuai detigan kebutuhannya. Dengan melakukan pengadaan yang baik maka membantu terv/ujudnya tujuan perusahaan. 2. Pengembangan Proses peni.igkatan ketenmpilan teknis, teoitis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan p;latihan yang dibeikan pada karyawan oleh perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan agar dapat memberikan hasil yang baik bagi perusahaan. 3. Kompensasi Pemberian balas jasa lanj;sung dan tidak langsung, baik uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan oleh perusahaan secara adil dan layak. 4. Pengintergrasian Melaksanakan suatu kegiatan untuk mempersatukan perusahaan dan kebutuhaa karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling mengunLungkan. Fungsi untuk memelihara atau meningkatkan 'tondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau berkerja saina sampai masa pensiun didalam mencapai tujuan perusahaan. 6. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang sangat penting dan kunci membantu terwujudnya tujuan perusahaan serta merupakan keinginan dan kesadaran karyawan menaati ;>eraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan. 7. Pemberhentian Fungsi yang menangani masaiah pemutusan hubungan karyawan dengan pihak perusahaan. Pemberhentian disebabkan oleh <einginan perusahaan, kontrak kerja terakhir, pensiun dan sebab lainnya. C. Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan Kesuksesan dan cegagalan suatu organisasi selalu dihubungkan dengan kepemimpinan, namun sebenarnya kepemimpinan itu sendiri merupakan suatu konsep yang sulit diteraagkan. Kepemimpinan merupakan satu aspek manajemen dalam kehidupan organisasi yang merupakan suatu posisi kunci, karena kepemimpinan seorang manajemen berperan sebagai penyelaras dalam proses kerjasama antar manusia dalam organisasinya. Maka kepemimpinan itu melibatkan kemampiian untuk mempcngaruhi, mengarahkan dan mengerahkan serta memberikan semangat kerja, suatu tindakan pada diri seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan terteiUu pada situasi tertentu, oleh karena itu tugas pemimpin sangat besar, maka kualitas kepemimpinnya pun harus dilihat dari segi hubungan antara atasan dan bawahan apakah terjalin dengan baik. Manajer yang selalu menekankan pada wewenang formalnya dapat menanggung resiko kchi'angan sebagian alau seluruh kemampuannya dalam memimpin. Untuk jelasnya kita dapat melihat beberapa definisi kepemimpinan mcnurut pendapat para ahli. Antara lain sebagai berikut: Menurut Basu Swastha DH (2000: 164 ) kepemimpinan adalah : "Perilaku (limana seseorang memotfasi orang lain untuk ke arah pencapaian tujuan tertentu," Menurut Odway Tead yang diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono (2001 : 150) adalah: "Merumuskan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang- orang agar mereka mau berkerja sat la untuk mencapaian tujuan yang diinginkan," 11 Sedangkan menurut L. Gibson yan£, diterjemahkan oleh T. Hani Handoko (2000 : 57) adalah : "kepemimpinan adalah sebagai upaya pengaruh bukan paksaan itntiik memotifasi orang-orang mencapai tujuan." Dari berbagai definisi diatas menunjukan bahwa dalam kepemimpinan dibutuhkan kecocokan antara pemimpin dan anak buahnya. lni bcrbcda dengan kekuatan (power).Dalam kepemimpinan seorang atasan tidak hanya mcmotivasi bawahan (dengan cara apa saja) untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi memotivasi itu sendiri harus diterima oleh bawahan dan menjadi pendorong untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Kepemimpinan Transformasional 2. I Definisi Kepemimpin Transformasional Gagasan mengenai kepemimpinan transformasional menawarkan tantangan tersendiri bagi para manajer dalam menjalankan di perusahaan atau di dalam organisasi. kiranya mencukupi untuk memiiiki sifat-sifat kepemimpinan, mengetahui prilaku kepemimpinan dan mengetnhui kontingensi kepemimpinan. Dari landasan-Iandasan kepemimpinan seperti itu, manajer juga harus memimpin dengan cara imprasional dengan personalitas yang kuat. Istilah kepemimpinan transformasional menjelaskan seseorang yang menggunakan kharisma dan kulitas terkait untuk meningkatkan aspirasi dengan mengalih pekerja dan sistem organisasional kecalam pola-pola kinerja tinggi yang baru. (John. R. Schemerhorn, Jr, 2000 : 17). 12 Menurut B.M. Biss (2001:16), penimpin transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mentransformasi dan nemotivasi para pengikutnya dengap : (1) Membuat mereka le ?ih sadar mengenai pentingnya hasil suatu pekerjaan (2) Mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau tim dari pada kepentingan diri sendiri, dan (3) Mengaktifkan kebut jhan-kebutuhan moreka yang lebih tinggi. Sedangkan Fandy Tjipto (2000: 8) menulis bahwa kepemimpinan transformasional adalah "kepentingan yang irienciptakan visi dan lingkungan yang mcmotivitas para karyawan untuk yang berprestasi melampaui faarapau. Rasa percaya, kagum, loyal dan hormat kepada pemimpin membuat para karyawan termotivasi untuk melakukan lebih tlari a pa yang diharapkan dari mereka." Dengan kata lain penulis dapat mendefmisikan bahwa kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memotivasi pengikutnya dengan cara mengkomunikasikan visi yang menarik, mengembangkan komitmen dan kepercayaan, serta memperhatikan kebutuhan pengikutnya dengan menggunakan kharisma dan kualitas sehingga pengikut terpacu untuk memberikan yang ie;baik demi keberhasMan tim. 2.2 Perilaku-perilaku Kepemimpinan Trasformasional - B.M Bass memaparkan tentang perilaku-perilaku transformasional adalah sebagai berikut (Tjiptonc, 2000: 8): 13 kepemimpinan 7. Idealized Influence (Charisma) Karisma telah didenifinisikan sebagai sebuah proses mempengaruhi yang dilakukan pemimpin terhadap para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan identifikasi dengan pemimpin tersebut. Pemimpin transformasional memiliki integritas perilaku. Dengan keta lain nilai-nilai yang ia ungkapkan lewat kata-kata sesuai dengai nilai-nilai yang ia wujudkan dalam tindakan. Pemimpin transformasional memberikan contoh dan bertindak sebagai model positif dalam perilaku, sikap, prestasi, maupun kormtmen pada bawahannya. Ia sangat memperhatikan bawahinnya, menanggung resiko bersama, hanya mcnggunakan kekuasaanya bila perk dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi, memberikan visi dan sense of mission, serta menanamkan rasa bangga pada bawahannya. Melalui pengeruh seperti itu, para bawahan akan menaruh respek, rasa kagum dan perca/a pada pimpinamya, sehingga mereka keinginan untuk melakukan hal yang saina sebagaimana yang dilakukan pemimpin. 2. Inspirasional Motivation Didefinisikan sejauh mana seorang pemimpin mengkomunikasikan sebuah visi yang menarik, menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha-usaha bawahan dan memodelkan perilaku-perilaku yang sesuai. Ia juga membangkitkan semangat kerja sama tim, antusiasme dan optimisme diantara rekan kerja atau bawahannya. 3." Intellectual Simulation Pemimpin transformasional harus berusaha menciptakan iklim yang konduksi bagi berkembangnya inovasi dan kreatifitas. Perbedaan pendapat dipandang 14 sebagai hai yang wajar terjadi. ^emimpin mendorong bawahan untuk memunculkan ide-ide dan soiusi kreatit atas, masaiah-masaian yang dinadapi. Untuk itu bawanan sungguh-sungguii dilibatKan dan diberdayaKan tiaiam proses perumusan masaian dan pencanan soiusi. i'ada dasarnya esensi kepemimpinan transtormasionai adalah sharing q; power yang meUbatkan bersama-bersama praktek untuk managerial, melakukan para perubanan, pemimpin mampu Meiaiui bawanan penerapan memperdayakan secara Derbagai bawanannya seningga mereka makin yakm dengan keinampuan mereka sendin. 4. Individualized Cnnsidertinn Femimpin transtofmasionai menibenkan perhatiaan knusus terhadap kebutuhan setiap indivuiu untuk berpres asi dengan berpriiaku sebagai peiatin atau penasenat. femimpin rrenghargai dm menenma perbedaan-perbeaaan individual dalam nai kebutuhan dan minat, misainya Deberapa karyawan menginginkan iebih banyak semangat, sebapian diharapkan otonomi yang besar, sebagian iagi menurut standar yang leDih tegas, dan yang lainnyi. menghendaki struktur tugas, dan yang lainnya menghendaki siuktur tugas yang Ubih luas. Uaiam rangka itu, pemimpin transtormasionai benrteraksi dan bericomonikasi secara personal kepacia bawahan. lugas yang cideiigasikan akan dipantau untuk memiai kemajuan yang dicapai. idealnya, bawanan tidak akan merasa sedang dipenksa atau aiawasi. ieteian dipematikan peniaku-penlaku kepmimpinan transtonnasionai yang dikemukakan olen b.M. Bass maka dapat disimpuikan transtormasionai mempiinyai periiaku-peniaku sebagai benkut: 15 bativva pemimpin 1). karismatik, yaitu pemimpin yang mempengaruhi pengikutnya dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat sehingga bawahannya akan menaruh respek, rasa kagum dan percaya kepada pemimpinnya. la mengungkapkan visi dengan berapi-api, mendahulukan kepentingan perusaliaan dan kepentingan orang lain dari pada kepentingan pribadinya, seria dapat membuat bawahan merasa tenang dalam situasi krisis. 2). Idealis, yaitu kemampuan pemimpin urtuk menjadi model peran dengan menanamkan nilai-nilai hidup yang baik, cita-cita, asumsi-asumsi, komitmen-komitmennya kepada para fcawahan. Dengan cara demikian, bawahan mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan pemimpinnya. 3). Visioner, yaitu kemampuan melihat p^iuang-peluang yang sudah ada di masa mendatang yang mungkin dapat dicapai oleh organisasi yang mereka pimpin. 4). Inspirator, diartikan sebagai kemampuan pemimpin untuk menimbulkan inspirasi kepada bawahan, sehingga bawahan mampu berkerja keras dan mampu memanfaatkan peluang dalam situasi yang mengancam. 5). Misioner, yaitu k;mampuan pemimpin dalam mengimplementasikan visi dengan menyusun program-progam untuk mewujudkan visi tersebut. 6). Optimis, yaitu keyakinan yang dimiliki oleh pemimpin bahwa organisasi akan mencapai tujuan, bahkan dapat memandang suatu masalah sebagai - suatu tantangan, sehingga paradigma menghadapi suatu masalah. 16 bawahanpun berubah dalam 7). Antusias, diartikan sebagai sifat pemimpin yang bersemangat dalam mengejar visi dan menjalankan program-program yang telah dibuat, sehingga bawahanpun menjadi terdorong untuk merealisasikan programprogram tersebut. 8). Kreatif diartikan sebagai kemampuan pemimpin dalam mcmccahkan masalah dengan menampiikan berbagai alternatif ataupun melaiui cara-cara baru. 9). Motivator, diartikan sebagai kemampuan pemimpin untuk mendorong karyawan agar dapat melakukan lebih dari pada apa yang dipcrkirakan dapat mereka lakukan. Serta dapat mendorong karyawan agar lebih berani dalam menyampaikan ide-ide yang mereka miiiki. 10). Perhatian, diartikan sebagai sifat pemimpin yang memberikan perhatian khusus, mendengarkan pandangan dan keluhan bawahannya. II). Mentor, yaitu sikap pemimpin yang memberikan saran dan nasehat serta mendorong bawahannya untuk berkembang. Pemimpin transformasional memberikan aura visi yang kuat dan antusiasme yang mudah menuiar atau terpengaruh secara substansial menaikan kepcrcayaan, aspirasi dan komitmen kepada para bawahannya. Pemimpin transformasional membangkitkan para bawahan atau karyawannya untuk jadi terdedikasi secara lebih tinggi, lebih terpuaskan dengan perkerjian mereka, dan lebih berkemauan untDk memberikan upaya-upaya guna meriahcan keberhasilan dalam masa-masa yang menantang, dengar, demikian akan memberikan dampak yang positif salah satu setelah peningkatan semangat kerja karyawannya. 17 2.3 Transformasional Dalam melakukan suatu keinginan perubahan yang baru untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dalam mencapai visi dan misi pcrusahaan lebih maju kedepannya. Maka gaya dan pola pikir lama akan berubah menjadi lebih maju dalam perkemtiangan manajemen sumber daya manusia organisasi perusahaan tersebut.(Jonh.R.Schemerhon,Jr,2000 : 17) D. Semangat Kerja Di dalam melaksanakan suatu perkerjaan, semangat kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam usaha kerjasama karyawan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan, dengan adanya semangat kerja karyawan yang tinggi, maka para karyawan akan berusaha keras untuk mengatasi kesukaran yang berkenaan dengan tugas dan perkerjaan. 1. Pengertian semangat kerja Semangat kerja berperan penting bagi karyawan dalam melaksanakan kegiatan sehari-sehari. Dengan adanya semangat kerja yang tinggi akan tcrcapai kepuasan pada diri seseorang atas hasil yang dicapai. Sehingga perkerjaan itu dapat diselesaikan dengan baik dan produk:ivitasnya meningkat. Adapun pengertian semangat kerja dapat diuraikan dalam beberapa pendapat scbagai berikut: "Semangat kerja adalah kemampuan selelompok orang untuk berkerja dengan giat dan konsukuen dalam meng ejar tujuan bersama ." (Alex. S. Nitisemito 2000 :161 ).sedangkan menu rut Drs. Melayu S.P. Hasibuan (2000:105), yaitu: 18 "Semangat mengerjakan kerj;i adalab keinginan pekerjaannya den<;an dan baik kesanggupan serta seseorang berdisiplin untuk mencapai prestaii kerja yang maksimal. Semangat kerja ini akan menngsang ses<orang untuk Ik* rkerja dan berkreativitas dalam perkerjaannya." Dari beberapa ptndapat diatas, mika dapat ditarik kesimpulan bahvva semangat kerja karyawan pada dasarnya nerupakan sikap mental individu atau kelompok yang terdapat dalam organisasi itau perusahaan, yang mcnccrminkan rasa semangat dalam melaksanakan perkerjaannya dan mendorong karyawannya untuk dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan produktif. Semangat kerja karyawan merupafcan hal yang penting dan timbul antara lain dengan diberika'n dukungan oleii pemimpin. 2. Indikator-indikator semangat kerja Terhambatnya pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan dapat diakibatkan oleh semangat kerja yang rendah. Oleh karena itu seseorang hams mengetahui tanda-tanda atau indikator apa yang mengakibatkan mcnurunnya semangat kerja karyawan. Adapun indikasi-indikasi yang dapat menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan adalah sebagai berikut: 1. Turun dan rendahnyaproduktifitas kerja ■ Hal ini dapat diukur atau diperbandingkan dengan waktu sebelumnya. Produktifltas yang menurun ini dapat terjadi karena kemalasan, penundaan 19 perkerjaan dan sebagainya. Hal ini berarti merupakan petunjuk bahvva dalam perusahaan terjadi penurunan semangat kerja. 2. Tingkat yang baik atau tinggi Hal ini merupakan salah satu indikasi turunnya semangat kerja, sehingga pcrlu dilakukan penelitiar. Pada umumnya bila semangat kerja karyawan turun maka mereka akan malas datang untuk berkerja. 3. Labour turn over yang tinggi Bila dalam perusahitan terjadi tingkat keluar masuknya karyawan yang dari pada priode sebelun- nya, maka hal ini merupakan indikasi turunnya semangat kerja. Keluar masuk lya karyawan yang; meningkat disebabkan karcna ketidaksenangan mereka dalam berkerja, sehingga mereka berusaha untuk mencari 'perkerjaan lain yang dianggap iebih sesuai. Akibatnya dapat mcnyebabkan produktifitas menunm dan menunggu V elangsungan jalannya perusahaan. 4. Tingkat kerusakan yang tinggi Indikasi lain yang niennnjukan menurunnya semangat kerja adalah bila mana terjadi kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi maupun peralatan yang digunakan meningkat. Naik tingkat kerusakan menunjukan bahvva perhatian dalam perkerjaan berkurang, terjadinya kecerobohan dalam berkerja dan sebagainya. Meskipun demikian, naik tingkat kerusakan juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor Iain, misalnya karena kerusakan mesin dan . peralatan, kesalahan pembelian bahan kurangnya pengawasan, dan sebagainya. 20 baku, kesalahan penyimpanan, 5. Kegelisahan dimana-mana Sebagai seorang pemimpin, kita harus mengetahui adanya kegelisahankegelisahan yang timbul. Kegelisahan-kegelisahan itu dapat terwujud dalam bentuk ketidak-senagan dalam bekerja, l.Muh-kesah serta hal-hal yang lain. Dengan diketahuinya sebab-sebab timbulnya kegelisahan maka turunnya semangat kerja dapat dihindiri. 6. Tuntutan yang sering terjadi Sering terjadinya tuntutan juga indikrsi lurunnya semangat kerja, tuntutan sebenarnya merupakan dari ketidak puasan, dimana pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian mengajukan ti.ntutan. Oleh karena itu perusahaan harus waspada terhadap tuntutan yang sering terjadi. 7. Perriogokan Hal ini sebabkan karena peinogokan adalah merupakan perwujudan dari ketidak puasan, kegelisahan dan lain sebagainya, yang telah memuncak dan tidak tertahan lagi, sehingga dapat menimbulkan tuntutan dengan mclakukan berbagai aksi yan^ dapat mengaki batkan kegiatan perusahaan tertundi. Apabila tidak segera diatasi bukan >aja dapat menurunkan scmangal kerja tetapi juga dapat menimbulkan keliihan-keluhan bagi perusahaan dengan segala akibat. Dari uraian-uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa semangat kerja karyawan yang tinggi adahh salah satunya dipengaruhi oleh cara-cara pendekatan pimpinan terhadap bav/ahannya dan pemimpin juga dalam memandang seorang bawahannya lebih menuju kepada karakteristik bawahannya atau karyawannya 21 dengan menentukan dan menetapkan perasaan visi dimana bawahannya adrlah tanggungan jawabnya menuju kesejahteraan karyawan dan perusahaan. Sehingga tidak ada jurang pemisah yang berati antara atasan dan bawahan. Dengan adanya pendekatan-pendekatan dan beberapa tindakan pemimpin dengan bawahan, maka semangat kerja karyawan akan lebih ditingkatkan sehingga hal-hal tersebut diatas tidak akan terjadi diperusahaan itu. Dengan demikian pendekatan gaya kepemimpinan transfonnasional dapat terwujud. E. Hubungan kepemimpinan Transformasional Dengan Semangat kerja Seorang pemimpin yang berorientasi pada hubungan (orang) akan dapat kepuasan apabila terjadi hubungan yang mapan diantara sesama anggota kelompok dalam suatu pekerjaan. Pemimpin tersebut menekankan pandangan pemimpin dengan bawahannya sebagai (teman kerja) serta menetukan pentingnya perasan positif yang kuat terhadap bawahannya, sehingga dapat membangkitkan potensi dari masing-masing individu dan kelompok dalam melakukan pekerjaannya. Pemimpin akar aktif dalam menjalankan tugas-tugasnya bila mampu menjalin hubungan yanj; baik terhadap bawahannya baik secara individu maupun kelompok. Kepemimpin transformusional dalam hubungan dengan semangat kerja bawahannya diharapkin dapat terwuud dengan hasil positif, dimana kepemimpinan transfonnasional menawarkan tindakan-tindakan yang bennanfaat terhadap 'caryawannya, dengan memiliki landasan-landasan kepemimpinan yang efektif, antara Iain : 22 a). Memiliki dan menetapkan visi Seorang pemimpin yang baik menetukan tujuan, prioritas dan standar. Seorang pemimpin membuat semuanya tetap jelas dan terang serta mempertahankannya secara konsisten demi tercapainya sennngat kerja dan kesejahteraan karyawan. b). Yakin dalam menerima kepemimpinannya sebagai suatu tanggungjawab terhadap perkerjaan dan bawahannya bukannya suatu kedudukan. Pemimpinin yang baik mengelilingi dirinya dengan bawahannya terutama dengan orangorang yang berbakat. Seorang pemimpin tidak takut untuk mengembangkan bawahan-bawahannya yang kuat dan berkemampuan serta tidak menyalahkan mereka. c). Untuk menciptakan semangat kerja karyawan selain memotivasi bawahannya pemimpin juga berupaya mendapatkan dan merrpertahankan kepercayaan karyawannya dan kuncinya adalah intergritas personal sang pemimpin. Jadi dengan kata lain bahwa pemimp'n yang baik dalam menerapkan gaya kepemimpinannya pada perusahaan, dapat dilihat dari keinginan bawahannya terlebih dahulu, yang kemudian dimngkumkan dalam suatu visi dan misi yang kemudian dapat dikembangkan dan diterapkan kepada para bawahannya atau karyawannya. Dengan demikian pemimpin dapat memberikan tugas atau perkerjaan yang sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, sehingga dapat terciptanya suasana yang harmonis antara atasan dalam suatu perusahaan, maka dengan terciptanya suasana yang harmonis tersebut, pengaruhnya sangat kuat terhadap terciptanya tujuan perusahaan se-optimai mungkin yang telah ditetapkannya. 23