BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya jaman, teknologi informasi, dan komunikasi suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi saham. Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak luput dari peran manajer keuangan dan pengaruh keputusan keuangan yang telah dilakukan (Harjito & Aryayoga, 2009). Secara normatif tujuan keputusan keuangan yang dilakukan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan dengan meningkatnya nilai perusahaan dan harga saham bagi perusahaan yang telah go public (Husnan & Pudjiastuti, 1998 dalam Harjito & Aryayoga, 2009). Investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan yang telah go public tentunya ingin mengetahui informasi tentang return saham dari perusahaan tersebut. Investor bisa mendapatkan informasi tentang return saham perusahaan yang go public melalui pasar modal. Informasi tentang return dan harga saham juga tercermin dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan juga dapat melakukan kegiatan penawaran dan perdagangan saham di pasar modal. 1 2 Pasar modal adalah bagian dari pasar finansial dan tempat bertemunya investor dan perusahaan yang telah go public. Bagi emiten, pasar modal merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh laba eksternal jangka panjang untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang ekonomi yang bersangkutan (Robert Ang, 1997). Pasar modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan investasi masyarakat (Rahmadi, 2013). Bagi investor ada dua hal yang menjadi perhatian dalam menentukan investasinya yaitu hasil (return) dan resiko (Lulukiyyah, 2010). Tujuan investor menanamkan modal pada sekuritas saham adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang tinggi tetapi dengan risiko yang serendah-rendahnya. Oleh karena itu, investor sangat menyukai perusahaan-perusahaan yang memberikan return yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah. Untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang menarik, para investor perlu mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi harga saham perusahaan, salah satunya dengan mengetahui kinerja keuangan dari perusahaan yang investor inginkan. Kinerja keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan meliputi neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. 3 Investor juga perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dengan cara melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan tersebut. Evaluasi kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa analisis rasio. Klasifikasi analisis rasio keuangan untuk penilaian kinerja keuangan dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu meliputi aspek likuiditas, leverage atau solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan penilaian pasar terhadap perusahaan (Munawir, 2002). Dalam Penelitian ini aspek penilaian kinerja keuangan yang mungkin mempengaruhi harga saham antara lain: Debt Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Operating Cash Flow (OCF), dan Time Interest Earned Ratio (TIER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk membandingkan total hutang dengan seluruh ekuitas. Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) tinggi cenderung dianggap mempunyai sinyal negatif oleh para investor karena mencerminkan rasio perusahaan yang relatif tinggi (Kasmir, 2012:158 dalam Pande dan Sudjarni, 2012). Earnings Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan (Susanti, 2012). Earnings Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham perlembar saham (Darmadji, 2001:139 dalam Susanti, 2012). 4 Untuk tingkat profitabilitas atau rentabilitas kinerja keuangan perusahaan digunakan alat ukur Return on Equity (ROE). Tingkat keuntungan atau return dari investasi dapat diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE), yaitu menunjukkan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam oleh pemegang saham, sesudah dipotong kewajiban kepada kreditor (Khodijah, 2010). Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan bisa menggunakan analisis arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flow). Arus Kas (Cash Flow) adalah suatu proses yang terjadi antara kas masuk dan kas keluar akibat adanya operasi perusahaan. Arus kas operasi merupakan hasil kegiatan dari produksi dan penjualan produk perusahaan. Sehingga arus kas operasi dapat mempengaruhi laba rugi bersih perusahaan. Time interest earned ratio (TIER) merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khan et al (2013) dengan hasil Debt to Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Cash Flow secara positif mempengaruhi return saham. Sedangkan Time Interest Earned ratio (TIER) tidak mempengaruhi return saham secara signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Wajid Khan menggunakan sektor manufaktur subsektor tekstil dan garmen. Oleh sebab 5 itu, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sektor manufaktur, subsektor tekstil dan garmen sebagai sampel. Berhubungan dengan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Penilaian Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur Sub-sektor Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, return saham menjadi bahan pertimbangan para investor yang ingin berinvestasi dengan membeli surat berharga (saham). Investor yang menanamkan dananya ingin mendapatkan pengembalian (return) yang maksimal dan dengan resiko yang seminimal mungkin. Investor yang menanamkan dananya dapat melihat resiko-resiko yang ada dalam perusahaan dengan melihat hasil evaluasi kinerja perusahaan. Faktor lain, selain return saham dalam investor menentukan investasinya yaitu dengan laba yang diperoleh dari perusahaan tersebut. Tinggi rendahnya laba yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dengan rasio profitabilitas. Dalam penelitian ini aspek profitabilitas yang digunakan adalah Return On Equity (ROE). Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya juga menjadi bahan pertimbangan investor untuk menentukan investasinya. Kemapuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dapat 6 dilihat dari rasio solvabilitas (leverage). Aspek solvabilitas antara lain Debt to Equity Ratio (DER) dan Time Interest Earned Ratio (TIER). Earnings Per Share (EPS) merupakan keberhasilan perusahaan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik saham (investor). Apabila EPS yang diperoleh perusahaan tinggi maka laba yang diperoleh investor juga tinggi. Oleh sebab itu, EPS juga menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor. Operating Cash Flow (OCF) juga merupakan aspek penting dalam menentukan investasi yang dilakukan investor. Pada dasarnya OCF ini merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Debt to Equity (DER) memiliki pengaruh positif terhadap return saham? 2. Apakah Earnings Per Share (EPS) memiliki pengaruh positif terhadap return saham? 3. Apakah Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh positif terhadap return saham? 4. Apakah Operating Cash Flow (OCF) memiliki pengaruh positif terhadap return saham? 5. Apakah Time Interest Earned Ratio (TIER) memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap return saham? 7 6. Apakah Penilaian Kinerja Debt to Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Operating Cash Flow (OCF), dan Time Interest Earned Ratio (TIER) secara simultan berpengaruh positif terhadap return saham? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Debt to Equity (DER) memiliki pengaruh positif terhadap return saham. 2. Untuk mengetahui Earnings Per Share (EPS) memiliki pengaruh positif terhadap return saham. 3. Untuk mengetahui Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh positif terhadap return saham. 4. Untuk mengetahui Operating Cash Flow (OCF) memiliki pengaruh positif terhadap return saham. 5. Untuk mengetahui Time Interest Earned Ratio (TIER) memiliki pengaruh positif terhadap return saham. 6. Untuk mengetahui Penilaian Kinerja Debt to Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Operating Cash Flow (OCF), dan Time Interest Earned Ratio (TIER) secara simultan berpengaruh positif terhadap return saham. 8 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk praktisi maupun untuk akademisi dalam penelitian serupa selanjutnya. 1. Manfaat teoritis Untuk memberikan tambahan gagasan dan pembuktian teori mengenai pengaruh penilaian kinerja keuangan (meliputi: DER, EPS, ROE, OCF, dan TIER) terhadap return saham, sehingga kedepannya dapat dijadikan landasan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi Akademisi (Mahasiswa) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang pengaruh penilaian kinerja (Debt to Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Operating Cash Flow (OCF), dan Time Interest Earned Ratio (TIER)) terhadap return saham, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian serupa pada periode mendatang. b. Bagi Investor Dapat melakukan analisis yang lebih baik mengenai penilaian saham yang beredar dipasar modal sehingga investor dapat melakukan penilaian saham secara bijaksana dan dapat memilih saham yang tepat. 9 c. Bagi Emiten Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang baik dalam mengevaluasi dan keuangan di masa mendatang. memperbaiki kinerja manajemen