9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi adalah proses timbal balik, pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks sosialnya. Komunikasi (communication) berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Sejalan dengan perkembangan ilmu komunaikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun menjadi semakin banyak dan beragam. Sebagai gambaran Frank E.X. Dance dalam Theories of Human Communication antara lain menginventarisasi 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan ahli7 Harold D. Lasswell mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: Komunikasia adalah cara baik untuk mengambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana (Who Says what in which Channel To Whom With What Effect?)8 Carl I Hovland yang dikutip dalam Wiryanto mendefinisikan : Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk 7 Stephen W. Littlejohn. Theories of Human Communication. Ohio: Charles E. Merrill Company.1996 hal. 29-30 8 Ibid. 10 mengubah prilaku orang lain (komunikan) The proses by which an individual (the communicator) trasmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individu.9 William I Gorden yang dikutip dalam Deddy Mulyana mendefinisikan: Komunikasi sebagai suatu transaksi yang dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan10 Tubbs dan Moss yang dikutip dalam Deddy Mulyana mendefinisikan: Komunikasi adalah sebagai proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih.11 Everett M Rogers yang dikutip dalam Deddy Mulyana mendefinisikan: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari suatu sumber kepada penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka.12 Secara sederhana menurut peneliti, komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan berupa lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan. komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, ide dan gagasan dari komunikator kepada pihak lain yang disebut komunikan agar terjadi saling mempengaruhi dan pengertian di antara keduanya. Pada umumnya komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal yang dapat dimengerti dan disepakatai oleh kedua belah pihak yang dapat memberikan gagasan atau ide, sehingga dapat mengubah prilaku seseorang. 9 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Arsindo. 2004 hal 6 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000 hal. 59 11 Ibid 12 Ibid. 62 10 11 2.1.2 Fungsi Komunikasi dan Tujuan Komunikasi Komunikasi mempunyai berbagai fungsi bagi kehidupan manusia. Menurut William I. Gorden, bahwa fungsi komunikasi yang dominan adalah sebagai berikut:13 1. Komunikasi Sosial, berfungsi membangun konsep diri kita sebagai pribadi dan eksistensi kita dalam hidup untuk memperoleh kebahagian. 2. Komunikasi Ekspresif, merupakan komunikasi sendiri atau dalam kelompok yang mengekspresikan kondisi perasaan kita seperti marah dan senang. 3. Komunikasi Ritual, dilakukan secara umum, kolektif dan melibatkan banyak orang. seperti upacara kenegaraan, keagamaan dan perayaan hari besar. 4. Komunikasi Intrumental, bersifat membujuk (persuasive) yang dapat merubah sikap, keyakinan, perilaku seseorang atau melakukan suatu tindakan. Berbagai ahli komunikasi berpendapat mengenai tujuan komunikasi. Menurut Onong Effendy dalam buku ilmu, teori dan filsafat komunikasi mengatakan bahwa tujuan komunikasi antara lain sebagai berikut:14 1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence) 13 14 Ibid.5-30. Onong Effendy Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003 hal. 55 12 2.2 Public Relations 2.2.1 Definisi Public Relations Ratusan definisi telah ditulis guna menangkap esensi dari PR dengan menyebutkan aktivitas-aktivitas utama yang muncul dalam praktek, Almarhum Dr. Rex F. Harlow, ilmuwan dan tokoh PR profesional kawakan mengumpulkan hampir 500 definisi yang ditulis sejak awal 1900-an sampai 1976, dia mengidentifikasi elemen-elemen utama dari setiap definisi, guna mengatakan apa itu PR dan bukan apa yang dilakukan PR. Definisi yang mencakup aspek konseptual dan operasionalnya sebagai berikut: Public Relations adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dengan publiknya: PR melibatkan managemen problem atau manajemn issu ; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendaparkan informasi terkini tentang opini publik ; PR mendifinisikan dan menekankan tangung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR tetap membantu manjemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini sebagai sistim peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends) ; dan PR mengunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.15 Menurut Frank Jefkins: Public Relations adalah sesuatu bentuk keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. (Public Relations consist of all forms of planned communication, outward and inward, between an organization and its publics for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual understanding).16 15 Scott M. Cutlip. Allen H. Center. dan Glen M. Broom. Effective Public Relations Edisi Sembilan. Jakarta: PT. Prenada Media Group. 2006 hal.5 16 Frank Jefkin. Public Relations Handbook 4thEdition. London: Pitman Publishing. 1997 hal.8 13 Menurut Scott M. Cutlip: Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publiknya yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.17 Definisi Humas menurut Frazier Moore Public Relations adalah suatu filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan berserta pelaksanaannya, yang melalui interprestasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha untuk memperoleh saling pengertian dan itikat baik.18 2.2.2 Peran dan Tugas Public Relations Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah konsep dan teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor PR Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukses. Atas upaya dan keberhasilannya, Ivy diangkat menjadi Bapak PR (The Father of Public Relations). Konsep-konsep dari PR ini muncul akibat kegiatan PR yang dilakukan oleh para pelopor PR, yang salah satunya, muncul dari ide dan konsep Ivy Ledbetter Lee.19 Berbagai konsep- konsep PR tersebut adalah sebagai berikut20: 1. Method of Communication (metode komunikasi). Disini seorang PR harus mampu mengunakan metode atau cara berkomunikasi yang mampu membuat 17 Scott M. Cutlip. Allen H. Center. dan Glen M. Broom, op. cit., 6 Frazier Moore. Humas, Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005 hal. 6 19 Scott M. Cutlip. Allen H.Center. dan Glen M. Broom. Ibid., 110-116 20 Ibid. 18 14 khalayaknya mengerti dan paham tentang informasi yang disampaikan. Contohnya, mengunakan komunikasi interpersonal. 2. State of Being (melembaga). Posisi PR itu melembaga, sehinga perlu dibuatkan departemennya sendiri atau bagian sendiri agar PR dapat melakukan tugasnya. 3. Declaration of Principle (prinsip keterbukaan). Seorang PR dalam memberikan informasi kepada publik internal dan eksternalnya, harus menganut sistem ketebukaan, jujur dan terus terang. 4. Publicity (publisitas). Publisitas adalah suatu informasi atau berita yang lebih jujur dari organisasi kepada publiknya. Contohnya: Logo perusahaan atau peluncuran produk baru. 5. Advertising (periklanan). Iklan adalah suatu pesan atau infomasi yang sangat persuasif yang dibuat untuk publiknya. Isi pesannya terkadang tidak begitu jujur dan dilebih-lebihkan guna peningkatan penjualan. Peran, fungsi dan tugas PR adalah suatu yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari tujuan perusahaan, sehingga niat baik (good will) perusahaan dapat dikomunikasikan secara berkesinambungan. Fungsi Public Relations secara umum menurut Rahmat Kriyantono ada tiga (3) yaitu:21 1. Mantain good communication with its public.(Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya). 2. Serve public’s interest. (Melayani kepentingan publik dengan baik). 21 Rahmat Kriyantono. Public Relations Writing Media Public Relations Membangun Citra Korporat. Jakarta: PT. Prenada Media Group. 2008 hal. 18 15 3. Maintain good moral and manners. (Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik). Pada dasarnya ada empat (4) peran Public Relations dalam sebuah organisasi yaitu sebagai berikut:22 1. Teknisi komunikasi (Communication Technicien). Beberapa praktisi memasuki dunia PR ini sebagai teknis. Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis news letter, menulis in house journal, menulis news release, menulis feature, dll. Biasanya praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai orang terakhir yang tahu. "the last to know" 2. Pakar Mendefinisikan Masalah (Expert Prescriber). Praktisi PR sebagai pendefinisi problem, pengembang program dan memeiliki tanggungjawab penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si "komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya.Tampaknya bangga karena PR semacam ini dianugerahi kepercayaan tinggi tetapi karena tidak adanya keterlibatan top manajemen dalam peran PR maka PR seolah terisolir dari perusahaan. Ia sibuk sendiri dengan 22 Scott M. Cutlip. Allen H. Center. dan Glen M. Broom. op. cit., 46-48 16 pekerjaannya. Di pihak manajemen mereka juga menjadi sangat tergantung kepada PR nya. Mereka menjadi minim komitmen kepada tugas-tugas PR, padahala seperti diketahui seharusnya tugas PR harusnya dilakukan oleh semua orang yang ada dalam sebuah perusahaan. 3. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator). PR sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung, penterjemah dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola komunikasi timbal baliknya (two way communication) dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada atau yang terjadi. Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat keduabelah pihak. 4. Fasilitator Pemecah Masalah (Problem Solving Facilitator). Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen stratejik perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan PR sebagai tahapan fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan manajemen yang lain. Sepuluh (10) kategori pekerjaan dan tugas Public Relations yang diikstiarkan oleh Cutlip Center & Broom yaitu sebagai berikut:23 1. Menulis dan menyunting. Menyusun siaran pers cetak atau siar, cerita khusus, news letter untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan 23 Ibid. 40 17 website dan media online lainnya, laporan pemegang saham dan laporan tahunan, pidato, brosur, naskah film dan tayangan slide, artikel publikasi dagang, iklan kelembagaan, serta produk dan bahan kolateral teknis. 2. Menjadi penghubung media dan pemuatan. Menghubungi media berita, majalah, suplemen Minggu, penulis lepas, dan publikasi dagang agar mereka memuat atau menayangkan berita dan feature tentang atau dari organisasi stakeholder bersangkutan. Menanggapi permintaan media akan informasi, bukti cerita, dan akses dengan sumber yang berwenang. 3. Melakukan penelitian. Mengumpulkan informasi tentang opini publik, kecenderungan, isu yang muncul, iklim dan legislasi politik, liputan media, kelompok minat khusus, dan kepentingan lainnya yang berkaitan dengan stakeholder organisasi. Mencari di internet, layanan online, dan database elektronik pemerintah. Membuat rancangan penelitian program, mengadakan survei dan menyewa kantor penelitian. 4. Mengatur manajemen dan administrasi. Membuat program dan perencanaan melalui kerjasama dengan manajer lainnya, menetapkan kebutuhan, menentukan prioritas, menetapkan publik, menentukan sasaran dan tujuan, serta mengembangkan strategi dan taktik. Mengelola personil, anggaran, dan jadwal program. 5. Melakukan konseling. Memberi saran bagi manajemen puncak seputar lingkungan sosial, politik dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menolak atau menanggapi krisis, dan bekerja dengan pengambil 18 keputusan kunci untuk merancang strategi mengelola atau menanggapi isu yang kritis dan sensitif. 6. Menyelenggarakan kegiatan khusus. Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10-K, konvensi, open house, pengguntingan pita dan grand opening, perayaan hari jadi, kegiatan pengumpulan dana, kunjungan orang-orang penting, kontes, program pemberian penghargaan, dan peristiwa khusus lainnya. 7. Berpidato. Berbicara di depan kelompok, memberi bimbingan untuk tugas bicara, dan mengelola biro pembicara untuk menyediakan mimbar bagi organisasi di depan pendengar penting. 8. Berproduksi. Menciptakan komunikasi dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak, dan desktop publishing computer, merekam dan menyunting audio dan video, serta menyiapkan presentasi audiovisual. 9. Memberi pelatihan. Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain yang ditunjuk untuk menangani media dan penampilan publik lainnya. Menginstruksi organisasi lainnya untuk memperbaiki keterampilan menulis dan berkomunikasi. Membantu memperkenalkan perubahan dalam budaya, kebijakan, struktur, dan proses organisasi. 10. Melakukan kontak. Memberi layanan sebagai penghubung dengan media, komunitas, serta kelompok internal dan eksternal lainnya. Mendengar, menegosiasi, mengelola konflik, dan mencapai kesepakatan sebagai mediator 19 antara organisasi dan stakeholder lainnya. Menemui dan menghibur tamu dan pengunjung sebagai tuan rumah. Menurut Rachmadi ada tiga (3) tugas Public Relations sehari-hari, adalah sebagai berikut:24 1. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tertulis, atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat (public acceptance dan non-acceptance). Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap. Pada setiap perusahaan, PR memiliki peran dan fungsi yang berbeda dan kedudukan yang berbeda dengan perusahaan lain. Semua tergantung dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara perusahaan dengan stakeholder nya dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi 24 F. Rachmadi. Public Relations Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia. 1992 hal. 23 20 stakeholder nya dalam upaya menciptakan iklim pendapat yang menguntungkan bagi perusahaan. PR pada suatu organisasi mempunyai fungsi manajemen yang beragam, meskipun adakalanya suatu perusahaan atau organisasi tidak mempunyai PR, namun kegiatan PR akan tetap ada di setiap gerak bisnis suatu perusahaan. 2.3 Government Relations (Hubungan dengan Pemerintah) 2.3.1 Konsep Government Relations Beberapa perusahaan, dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam bidang yang khusus seperti Government Relations ini, dari pelaksana PR, maka hal tersebut ditangani oleh bagian hukum, panitia hubungan pemerintah, bagian hubungan pemerintah yang terpisah, atau suatu badan hubungan pemerintah dari luar yang berkerja sama dengan staf PR dan staff hukum.25 Berbagai konsep Government Relations dari berbagai pakar PR dapat dilhat sebagai berikut: Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom berpendapat : Government Relations adalah bagian dari Public Affairs yang merupakan taktik PR yang merupakan strategi yang digunakan untuk urusan dengan pemerintah. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik.26 Rhenal Kasali berpendapat : Government Relations adalah kegiatan PR yang ditunjukan kepada kelompok-kelompok yang ada di pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Pemerintah sering diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai 25 26 Frazier Moore, op. cit., 475 Scott M. Cutlip. Allen H.Center, dan Glen M. Broom, op. cit., 20 21 kekuasaan untuk membuat peraturan-peraturan dan sebagai penguat peraturan penting, serta penentu iklim usaha.27 Frazier Moore berpendapat : Government Relations adalah kegiatan lobbyist mengandung banyak ‘arti’, istilah itu sering digunakan bergantian dengan istilah kelompok penekan (Pressure Group) yang berarti suatu oragnisasi atau orang-orang yang melakukan kegiatan dengan sasaran akhirnya adalah mempengaruhi keputusan kongres, para pembuat undang-undang atau perwakilan di administrasi pemerintah.28 Jim Macnamara berpendapat: Government Relations atau Lobby adalah kegiatan atau program PR yang dulu dipandang sinis dan korup dalam mendapatkan kesepakatan dan menjaga hubungan dengan pemerintah. Lobby sekarang adalah bagian penting dalam usaha PR dalam menjaga dan mempengaruhi kebijakan pemerintah. PR bagian khusus ini menjadi kebutuhan dan sangat penting bagi suatu bisnis atau organisasi karena setiap kegiatan bisnis atau organisasi tidak bisa lepas dari peraturan pemerintah.29 2.3.2 Fungsi Government Relations Adapun yang menjadi fungsi dari Government Relations menurut para ahlinya adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Government Relations adalah mampu memantau secara berkala kebijakkan pemerintah (baik yang membatasi maupun yang yang memberikan peluang tertentu), membina hubungan baik dengan pejabat pemerintah dan melakukan lobi untuk mempercepat dan mempermudah suatu perijinan.30 27 Rhenal Kasali. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Jakarta: PT. Graffiti. 2006 hal 49 28 Frazier Moore, op. cit., 480 29 Jim Macnamara. Public Relations Handbook. Melbourne: Information Australia. 2000 hal.181 30 Rhenal Kasali, op. cit., 185 22 2. Fungsi Government Relations yang lain adalah sebagai lobbyist. Sebagai pelobi berfungsi agar dapat mempengaruhi suatu keputusan atau undangundang yang akan dibuat. Lobbyist adalah orang yang mempengaruhi pembuat undang-undang.31 3. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan mempengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi.32 Para pelobi di semua level pemerintah harus memahami proses legislatif, tahu bagaimana pemerintah berfungsi dan kenal dengan para pembuat hukum. Namun rata-rata, latar belakang pendidikan mereka, seringkali bukan PR. Tetapi biasaya berlatar belakang sarjana hukum atau magister hukum dan kenal dengan pengacara, pejabat pemerintah, anggota staff pejabat terpilih, atau orang-orang di dalam pemerintah yang punya hubungan baik dengan pemerintah.33 Lebih lanjut Moore mengatakan, cara utama hubungan dengan para legislator, personel badan pemerintah pada tingkat federal, adalah dengan pembicaraan pribadi, jumlah legislator dibatasi, pelaksana pemerintah dibatasi dan komunikasi pribadi merupakan komunikasi langsung, cepat dan efektif.34 Menurut Onong Effendy untuk membina hubungan dengan pemerintah, dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:35 31 Frazier Moore, op.cit., 478 Ibid. 20 33 Scott M. Cutlip. Allen H. Center. dan Glen M. Broom, op. cit., 22 34 Frazier Moore, op. cit., 486 35 Onong Effendy Uchjana. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikasi. Bandung: PT. 32 23 1. Melakukan kunjungan secara berkala. 2. Mengirimkan kalender, agenda, berkala organisasi dan bahan publikasi lainnya. 3. Mengirimkan kartu ucapan sesuai hari raya pejabat terkait. 4. Mengucapkan selamat bila si pejabat mendapat promosi dan sebagainya. 5. Mengucapkan belangsungkawa bila ada kerabat si pejabat yang wafat. 6. Menyelenggarakan pertandingan olah raga persahabatan. 7. Mengundang pejabat terkait mengunjungi kantor atau pabrik atau lokasi pertambangan atau outlet perusahaan, terutama bila ada yang baru diresmikan. 8. Mengundang pejabat terkait ke acara-acara perusahaan terutama bila ada peresmian properti baru perusahaan maupun peluncuran produk atau servis baru. 2.3.3 Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos atau strategus yang berati jendral atau perwira negara. Pada waktu Yunani kuno, jendral adalah orang yang bertangung jawab dalam perang, baik kalah atau menang. Menurut Matt Loff, starategi berarti the art of the general (Seni Jendral).36 Berbagai definisi strategi menurut para ahli lainnya adalah sebagai berikut: Jim Lukaszewski mengatakan yang dikutip dalam buku Effektive Public Relations: Strategi adalah kekuatan penggerak dalam setiap bisnis atau organisasi. Strategi adalah kekuatan intelektual yang membantu mengorganisir, memperioritaskan dan memberi energi terhadap apa-apa yang mereka 36 Remaja Rosdakarya. 2002 hal.118-119 Iwan Purwanto. Manjemen Strategi. Bandung: CV. Yrama Widya. 2006 hal. 73 24 lakukan. Tanpa strategi tidak ada energi. Tanpa strategi, tak ada arah. Tanpa energi, tak ada momentum. Tanpa strategi, tak ada pengaruh.37 Lawraence R Jauch dan W. F Glueck, yang dikutip dari buku Iwan Purwanto, strategi adalah sebagai berikut: Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu yang mengkaitkan keungulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.38 Lasser Robert Bittel (1978:442) dalam buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa karya Buchari Alma dikutip bahwa: Strategi adalah suatau rencana pundamental untuk mencapai tujuan perusahaan (Strategy is a funfanmental plan of action that is intended to accomplish the comapany’s objectives)39 Suatu organisasi mungkin mempunyai tujuan yang sama namun dapat dipastikan mempunyai strategi yang berbeda dalam mencapai tujuan organisasinya. 2.3.4 Konsep Strategi Strategi adalah peta jalan untuk mencapai tujuan. Strategi tidak dapat langsung dicetuskan, sebelum perusahaan tahu dulu tujuannya dan harus tahu dulu dimana posisi perusahaan. Alat yang digunakan dalam merumuskan strategi adalah analisis SWOT yaitu: terdiri dari analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan dan 37 Scott M. Cutlip. Allen H. Center. dan Glen M. Broom. op. cit., 351 Iwan Purwanto, op., 74 39 Alma Buchari. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran. Bandung: Jasa Penerbit Alfabeta 2007 hal. 199 38 25 ancaman (Stenght, Weakness, Opportunity and Treat), yang penjelasananya dapat dilihat sebagai berikut: 40 2.3.4. Proses Perumusan Strategi Analisis factorfaktor eksternal Ekonomi Politik Teknologi Masyarakat, Langganan Pesaing Penilaian kondisi internal Keuangan Manajemen Struktur Moral Budaya Mengidentifikasi Peluang Keterbatasan dan Ancaman Mengenal Kekuatan Kelemahan dan Keungulan Kompetitif Mengidentifikasi Peluang Keterbatasan dan Ancaman Strategi sebagai rencana konfrenhensif untuk mencapai tujuan. Strategi juga dimaksudkan untuk mempertahanakan keberlangsungan organisasi di 40 Hanif Ismail dan Darsono Prawironegoro. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Penerbit Mitra Wacana Media. 2009 Hal 21 26 lingkungan dimana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya. Rangkaian perumusan strategi sampai dengan eksekusi dapat dilihat sebagai berikut.41 2.3.4. Perumusan Strategi Perusahaan PERUSAHAAN AHLI STRATEGI VISI DAM MISI KEBIJAKAN TUJUAN PROGRAM KERJA ANGGARAN PELAKSANAAN EVALUASI 41 Ibid. 22 27 2.3.5 Macam-Macam Tingkatan Strategi Menurut Griffin (2000) dalam Trisnawati dan Saefullah, Pengantar Manajemen, secara umum strategi dibagi menjadi tiga bagian dalam tingkatannya sebagai berikut:42 1. Strategi pada tingkat perusahaan (Corporate Level Strategy). Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi non profit (organisasi nir laba). 2. Starategi pada tingkatan bisnis (Business Level Strategy). Strategi ini adalah strategi alternatif yang dilakukan sehubungan dengan persaingan bisnis yang dijalankan dalam berbagai sektor bisnis. 3. Strategi pada tingakatan funsional (Functional Level Strategy). Strategi ini adalah strategi pendukung sehubungan dengan tujuan yang ingin dikejar. Menurut Rosadi Ruslan landasan perencanaan dan program kerja manajement strategi PR secara garis besar harus memenuhi empat (4) faktor sebagai berikut : 43 4. Melakukan dan merancang SWOT, yaitu memprediksi sejauh mana sumbersumber daya kekuatan dan kelemahan dilihat dari segi internalnya dan 42 Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Index Gramedi group. 2002 hal. 138-139 43 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikas Konsep dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006 hal. 21 28 kemudian sejauh mana pengevaluasian mengenai kesempatan dan peluang yang ada dan bahkan ancaman yang datang dari segi eksternalnya. 5. Mengevaluasi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, pengkomunikasian dan pencapaian tujuan yang diharapkakan di masa-masa datang, khususnya mencapai tujuan bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi pada umumnya. 6. Melaksanakan manajemen aktifitas PR berdasarkan pengumpulan data, perencaanaan komunikasi dan evaluasi. 7. Penyampaian analisis fakta secara aktual yang beredar di masyarakat, baik mengenai perssepsi sikap, opini berdasarkan pengamatan atau penyelidikan tentang kliping berita yang disiarkan di media massa. 2.4 Citra (Image) Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi ujudnya bisa dirasakan dari hasil penelitian. Seperti tanggapan baik dan buruk mau pun negatif dari publik atau sasaran khalayak dan masyarakat luas pada umumnya dapat mempengaruhi citra. Definisi citra menurut para ahli sebagai berikut :44 Menurut Philip Kotler yang dikutip dari buku Rosadi Ruslan mengatakan: Citra adalah seperangkat keyakinan ide dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan prilaku seseorang terhadap objek tersebut sangat ditentukan dari citra objek itu sendiri .45 Menurut Frank Jefkin, 44 45 Ibid. 79 Ibid. 79 29 Citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamanya.46 Menurut Lawrence L. Steinmetz, Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi dan lebih lanjut beliau mengatakan bahwa citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Lebih lanjut Bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap perusahaan.47 Menurut Frank Jefkins ada lima jenis citra (Image) sebagai berikuti: 48 1. Citra bayangan (Mirror Image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. 2. Citra yang berlaku (Curent Image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. 3. Citra yang diharapkan (Wish Image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. 4. Citra perusahaan (Corporate Image). Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. 5. Citra majemuk (Multiple Images). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. 46 Frank Jefkin, op. cit., 17 Siswanto Sutojo. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka. 2004 hal.1 48 Frank Jefkin. Ibid. 14 -16 47 30 Menurut Siwanto Sujono, bahwa citra baik dan kuat mempunyai manfaatmanfaat sebagai berikut:49 1. Daya saing yang kuat dalam jangka menengah dan panjang. 2. Memberikan proteksi pada masa krisis. 3. Menjadi daya tarik eksekutif handal. 4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran. 5. Penghematan biaya operasional. Lebih lanjut menurut Sujono, dari sekian banyak faktor menunjang citra, ada lima (5) faktor besar yang mempengaruhi keberhasilan dalam membangun citra sebagai berikut:50 1. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan dinginkan kelompok sasaran. 2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realitas. 3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. 4. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran. 5. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana, bukanya tujuan usaha. 49 50 Siswanto Sutojo, op.cit., 11 Ibid. 39