BERITA TERKINI Febuxostat untuk Pasien Bedah Jantung dengan Hiperurisemia arachidonic acid, kolesterol total, trigliserida, LDL, high-density lipoprotein (HDL), highsensitivity C-reactive protein, tekanan darah, frekuensi denyut jantung, pulse wave velocity (PWV), fraksi ejeksi, left ventricular mass index (LVMI), and efek samping. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar asam urat secara bermakna lebih rendah pada kelompok febuxostat ketimbang allopurinol setelah terapi selama sebulan. Kreatinin serum, albumin urin, cystatin-C, dan oxidized LDL juga lebih rendah secara bermakna pada kelompok febuxostat. Tidak ditemukan perubahan bermakna pada parameter tekanan darah, PWV, dan LVMI di kelompok allopurinol, tetapi terlapor penurunan bermakna pada semua parameter tersebut di kelompok febuxostat. A llopurinol sudah digunakan secara luas sejak lama sebagai obat penurun kadar asam urat pada pasien gout. Rekomendasi pemberian dosis rendah 100 mg pada awal terapi, kemudian dinaikkan bertahap sebesar 100 mg tiap beberapa minggu hingga tercapai target terapeutik. Namun, penyesuaian dosis semacam itu jarang dilakukan dalam praktik klinis dengan alasan yang belum jelas, dan sebagian besar dokter meresepkan allopurinol dalam dosis standar 300 mg/hari tanpa titrasi. Belakangan terungkap bahwa dosis 300 mg dipandang relatif tidak efektif dalam mencapai target kadar asam urat serum; mungkin dibutuhkan dosis lebih tinggi (atau terapi kombinasi). Belum ada evaluasi sistematik perihal penggunaan allopurinol dalam dosis lebih tinggi ataupun dilakukan uji klinis terkontrol yang pernah untuk membandingkan penggunaan allopurinol dosis tetap tanpa titrasi dan dosis rendah dengan titrasi bertahap dalam rangka mencapai target kadar asam urat serum. Febuxostat adalah obat oral baru golongan xanthine oxidase (XO) non-purin yang baru saja disetujui di Eropa untuk penatalaksaan gout dan hiperurisemia kronik. Obat ini sudah dievaluasi melalui program uji-uji klinis ekstensif. Baru-baru ini, telah dilangsungkan sebuah penelitian tersamar tunggal (singleblind), mengikutsertakan 141 pasien bedah jantung dengan hiperurisemia, secara acak dalam dua kelompok, febuxostat dan allopurinol. Endpoint primernya adalah kadar asam urat serum, sedangkan endpoint sekundernya meliputi kreatinin serum, albumin urin, cystatin-C, oxidized low-density lipoprotein (LDL), rasio eicosapentaenoic acid/ Grafik 1 Perubahan kadar asam urat serum setelah 1, 3, dan 6 bulan pemberian febuxostat, dibandingkan dengan allopurinol Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa febuxostat efektif untuk pasien bedah jantung risiko-tinggi dengan hiperurisemia karena menurunkan kadar asam urat lebih nyata ketimbang allopurinol. Febuxostat juga memiliki efek renoprotektif, menghambat stres oksidatif, memperlihatkan aktivitas antiaterogenik, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi PWV and LVMI. (AAM) REFERENSI: 1. 2. Edwards NL. Febuxostat: A new treatment for hyperuricaemia in gout. Rheumatology. 2009;48:ii15-9. Sezai A, Soma M, Nakata K, Hata M, Yoshitake I, Wakui S, et al. Comparison of febuxostat and allopurinol for hyperuricemia in cardiac surgery patients (NU-FLASH trial). Circ J. 2013;77:2043-9. CDK-214/ vol. 41 no. 3, th. 2014 207