METABOLISME LEMAK/LIPIDA I PENCERNAAN LEMAK DALAM RUMEN Sebagian besar lemak di dalam rumen terikat di dalam partikel pakan (80,3%), fraksi protozoa (15,6%) dan fraksi bakteri (4,1%). Adanya biohidrogenasi asam lemak tidak jenuh oleh bakteri rumen maka asam lemak yang paling tinggi adalah asam stearat (C18H36O2). Ada dua proses penting yang terjadi terhadap lemak di dalam rumen yaitu : 1. Lipolisis 2. 2. Hidrogenasi asam lemak tidak jenuh Sumber enzim hidrolisis belum jelas. Ada yang berpendapat bahwa lipolisis adalah proses mikrobial, tetapi juga ada yang berpendapat bahwa lipolisis dari asam-asam lemak yang terestifikasi terjadi secara ekstraseluler dan lipase yang terdapat dalam hijauan sendiri mampu menghidrolisis di dalam rumen. Mekanisme biohidrogenasi merupakan hal yang kompleks, ada suatu pendapat umum yang menyatakan bahwa kemampuan biohidrogenase dimiliki oleh fraksi partikel pakan, bakteri dan protozoa. Produk akhir biohidrogenasi didalam Digesta adalah asam-asam lemak tak teresteri fikasi (asam stearat sangat dominan, linoleat dan stearat berkurang). Karena perubahan ini asam lemak yang tak teresterifikasi sebagian besar diserap ke dalam permukaan rumen. Selain itu ruminansia mendapat sumber lemak dari asam lemak rantai panjang tak teresterifikasi, dalam digesta rumen sejumlah 20% dari total lemak berasal dari populasi bakteri dan protozoa. PEMBENTUKAN ASAM-ASAM LEMAK RANTAI PENDEK DI DALAM RUMEN • Proses fermentasi yang terjadi di dalam rumen melibatkan karbohidrat (yang bersifat mudah larut dan struktural) dan protein serta menghasilkan produk akhir asam-asam lemak mudah terbang atau asam-asam lemak berantai pendek. • Proporsi masing-masing di dalam cairan rumen tergantung sifat pakan. Pakan yang kasar (roughage) proporsi asam asetat; propionat dan butirat masing-masing 60-70%, 15-20% dan 10-15% dari total asam lemak rantai pendek yang ada. • Keberadaan asam lemak C4 dalam bentuk lurus, bercabang dan isomernya kecil kecuali abnormal. Peranan asam ini untuk memasok kebutuhan energi. Lemak dalam mikroba rumen • Lemak di dalam mikroba (protozoa dan bakteri) dalam bentuk lemak netral 70% dan fosfolipid 30%. Komponen asam lemak netral terutama asam-asam lemak bebas. Komponen lemak mikroba dipengaruhi oleh waktu interval yang berbeda, fase siklus pertumbuhan, pembebasan lemak tubuh ke dalam media cairan rumen dan besar kecilnya prekursor (pakan). • Mikroba rumen dapat merubah asam-asam lemak dan juga mampu menghidrolisis lemak menjadi asamasam lemak dan gliserol. Gliserol kemudian difermentasi lebih lanjut oleh gugus bakteri rumen : • Selemonas, Anaerovibrio, Peptostreptococcus dan yang lain. • Gliserol dapat menyediakan sumber energi untuk mikroba, asam-asam lemak bebas tidak dapat digunakan dalam kondisi anaerob di dalam rumen. • Konsentrasi asam lemak bebas yang tinggi menghambat pencernaan serat kasar dan sebagai akibatnya menghasilkan proporsi asam asetat yang lebih sedikit, pada saat yang bersamaan jumlah subtrat yang terfermentasi menurun, karena itu penambhan lemak pada ransum kaya serat perlu dipertimbangkan. Serapan lemak dalam retikulo rumen, omasum dan abomasum - Sebagian besar energi yang tersedia bagi ruminansia diserap dalam usus depan. Pada domba dan sapi yang makan hijauan segar, 6080% energi tercerna total terserap di bagian ini. Penurunan pH isi rumen tidak hanya meningkatkan laju absorpsi tetapi juga memperluas perbedaan dalam laju absorpsi masing-masing asam rantai pendek. Pada pH 5,4 asam butirat diserap 3-4 kali lebih cepat dari pada asam asetat pada pH 6,5. Dalam usus kecil lemak yang by pass rumen atau lemak yang diberikan pada saat pedet tidak menjadi jenuh. Lemak dihidrolisis menjadi monogliserida dan asamasam lemak bebas oleh lipase pankreas dibantu oleh proses saponifikasi atau emulsifikasi oleh asam empedu dan lesitin dari empedu. Pada umumnya lemak mempunyai kecernaan yang cukup tinggi (mendekati 100%). Asam-asam lemak jenuh menunjukkan kecernaan yang menurun apabila rantai atom C lebih dari 18. Asam-asam lemak berantai atom C pendek dan kolin dapat diserap langsung ke dalam mukosa usus. Monogliserida dan asam-asam lemak tak larut mengalami proses emulsifikasi, setelah larut mem- bentuk micelle yang dapat melewati dinding usus halus. Asam-asam lemak berantai atom C 14 atau lebih dan monogliserida diresintesis menjadi trigliserida di dalam epitel usus. Trigliserida, fosfolipida dan kholesterol membentuk khilomikron, masuk ke dalam sistem limfe melalui ductus thoracicus ke peredaran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Pada umumnya komposisi asam lemak darah : asam lemak bebas 5%, fosfolipida 45%, trigliserida 35% dan ester kholesterol 15%. Energi cadangan dalam tubuh sebagian besar berbentuk trigliserida. • Jaringan lemak yang dibentuk langsung dari atomatom lemak disintesis dari karbohidrat. Jaringan lemak didapatkan 50% dibawah kulit, selebihnya tersebar disekitar ginjal, jantung, saluran pencernaan, dan otot.