BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang

advertisement
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dan dijabarkan, dalam
kaitannya dengan konflik yang terjadi di Timur Tengah (Israel-Palestina), maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, M ayoritas masyarakat kawasan Timur Tengah beragama
Samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Para nabi-nabi agama tersebut
menyampaikan wahyu dari Tuhan kepada ummatnya. Prinsip dasar ajaran yang
disampaikan adalah menjaga hubungan baik dengan Tuhan maupun dengan orang
lain di sekitarnya. Dengan hal ini, diharapkan dapat tercipta perdamaian di
belahan dunia manapun. Tak terkecuali kawasan Timur Tengah khususnya Israel Palestina.
Fakta yang terjadi di kawasan timur tengah tidak sesuai dengan harapan
yang sejak lama disampaikan lewat ajaran-ajaran nabi-nabi terdahulu. Bahkan,
konflik dan peperangan baik individu, kelompok, maupun negara sering kali
terjadi di kawasan ini. Beberapa faktor yang mendasari terjadinya konflik di
kawasan Timur Tengah antara lain: (1) perebutan kekuasaan, (2) penentuan batas
wilayah negara, (3) sengketa kepamilikan sumber daya alam seperti air, minyak,
gas dan lain-lain, serta (4) perbedaan aliran mazhab dan keyakinan. Hal ini dapat
menjadi penyebab munculnya konflik dengan jangka w aktu yang lama karena
pada dasarnya penyebab konflik tersebut adalah sesuatu yang menjadi kebutuhan
utama masyarakat kawasan Timur Tengah.
167
168
M uncul kekhawatiran di kalangan masyarakat kawasan Timur Tengah
terhadap berdirinya negara Yahudi di tengah-tengah mereka. Sehingga deklarasi
berdirinya Negara Israel secara sepihak telah mendorong negara -negara kawasan
Timur Tengah seperti M esir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi
untuk menabuh genderang perang melawan Israel. Di samping itu pandangan pandangan yang sangat berbeda mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan
antara pihak Israel dan Palestina di dalam konflik ini telah menjadi penghalang
utama bagi perdamaian antara keduanya.
Kedua, Indonesia memiliki peran penting dalam upaya penyelesaian
konflik di Timur Tengah dengan berbagai macam cara. Cara -cara diplomatis yang
ditempuh Indonesia dalam rangka menjalankan politik luar negeri bebas dan
aktifnya itu, pada faktanya melahirkan berbagai bentuk kerjasama dengan negara negara lain, mulai dari kerjasama bilateral hingga multilateral. Indonesia juga
kerap memprakarsai konferensi dan deklarasi penting yang menyangkut penyeles
aian konflik di Timur Tengah. Selain itu, Indonesia juga aktif mengirimkan
delegasi dan bahkan pasukan perdamaian ke negara -negara Timur Tengah yang
dilanda konflik.
Peran Indonesia dalam upaya penyelesaian konflik di Timur Tengah dapat
diformulasikan menjadi 5 tipe peran yaitu; Indonesia sebagai fasilitator; sebagai
mediator; sebagai partisipator; sebagai inisiator; sebagai ak tor dan motivator; dan
sebagai justifikator dalam penyelesaian konflik Timur Tengah.
Indonesia berkewajiban untuk turut serta secara aktif dalam penyelesaian
konflik di Timur Tengah disebabkan beberapa alasan yang cukup fundamental.
169
Secara idiil, Indonesia memiliki dasar falsafah negara Pancasila yang secara
tersirat mengharuskan Indonesia untuk turut serta dalam upaya perdamaian dunia
dan
mengatasi
berbagai
permasalahan
kemanusiaan.
Kemudian
secara
konstitusional, dengan tegas pula U UD 1945 menjelaskan garis-garis besar dalam
kebijakan
luar
negeri
Indonesia,
yang
mana
pada
tataran
selanjutnya
dinormatifkan ke dalam beberapa peraturan perundang -undangan. Dan yang juga
tak kalah penting, secara historis, Indonesia memiliki kedekatan emosional
dengan negara-negara di Timur Tengah, di mana salah satunya pengakuan atas
kemerdekaan Indonesia dilakukan dan diperjuangkan pertama kali oleh negara negara Arab.
Ketiga, secara operasional, sejak lahirnya negara Indonesia sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat, Indonesia tetap menjalankan politik luar negeri
bebas aktif. M eskipun pada pelaksanaannya, operasional p olitik luar negeri
Indonesia mengalami perubahan seiring dengan perubahan kepentingan nasional
yang ingin dicapai oleh pemerintah yang berkuasa. Deng an politik luar negeri
bebas dan aktif itulah Indonesia memainkan perannya dalam upaya penyelesaian
konflik di Tim ur Tengah. Politik luar negeri bebas dan aktif tersebut dalam
praktiknya lebih mengedepankan upaya-upaya diplomasi damai dengan lobi-lobi
yang persuasif. Indonesia juga mengupayakan dan membangun berbagai
kerjasama internasional dalam rangka mencari penyelesaian konflik di Timur
Tengah.
Keempat, ke depannya Indonesia harus lebih aktif lagi dalam perdamaian
di Timur Tengah. Untuk itu, penulis me rekomendasikan beberapa poin penting
170
yang mungkin dapat dilakukan Indonesia, dalam rangka mening katkan peran
strategisnya dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, sebagai berikut: (1)
Indonesia harus tetap mempertahankan politik luar negerinya yang beba s dan
aktif, sehingga upaya-upaya diplomasi damai tetap menjadi prioritas utama, yang
pada akhirnya berujung pada terwujudnya perdamaian yang hakiki. Hal ini perlu
dukungan dari segenap lembaga negara dan elemen masyarakat, dan juga
penegasan dan penguatan melalui berbagai peraturan perundang-undangan terkait,
serta juga didukung dengan stabilitas dalam negeri yang kondusif, baik politik,
keamanan,
maupun
e konomi:
(2)
Indonesia
harus
meningkatkan
dan
mengembangkan lagi sistem diplomasi m ulti-track. Sistem ini bertujuan untuk
menciptakan perdamaian dalam hubungan internasional dengan melibatkan
berbagai macam unsur -- baik individu, kelompok, institusi, maupun komunitas -yang memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sistem ini menawarkan
kesatuan diplomasi antara aktor-aktor elit negara dengan aktor-aktor non-negara.
Dengan demikian, dalam proses diplomasi, keberadaan aktor resmi harus mampu
memanfaatkan segala potensi dan kemampuan aktor -aktor lainnya yang nonnegara; (3) Indonesia perlu mendorong warganya untuk lebih aktif lagi terlibat di
dalam berbagai forum dan lembaga organisasi di Tim ur Tengah. M aka untuk itu,
diperlukan peningkatan sumber daya manusia yang salah satunya adalah
peningkatan kemampuan komunikasi dan diplomasi. Dalam ko nteks ini, menurut
hemat peneliti, peningkatan kualitas diplomat ataupun sum ber daya manusia yang
mampu berbahasa Arab dengan baik memiliki peran signifikan dalam mencapai
tujuan ini.
171
Kelima,secara maksimal Indonesia telah banyak berperan da n berhasil
sebagai: inisiator, fasilitator, mediator, aktor dan motivator, partisipator, dan
justifikator dalam upaya penyelesaian konflik di Timur Tengah. Karena itulah,
apa yang telah disimpulkan dalam penelitian ini tentu tidak bersifat mutlak dan
masih sangat memungkinkan untuk menjadi diskursus dalam penelitian-penelitian
selanjutnya. Harapannya, peran Indonesia dalam upaya menjaga perdamaian
dunia, di Kawasan Timur Tengah, khususnya Israel-Palistina dapat terus
ditingkatkan lagi, sebagaimana amanat cita hukum dan konstitusi Indonesia.
Download