1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nilai gambaran darah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nilai gambaran darah memiliki arti sangat penting dalam membantu
menegakkan diagnosa terhadap suatu penyakit, melalui nilai gambaran darah
dapat diketahui penyebab dari suatu penyakit sehingga dapat lebih mudah dalam
pemilihan obat yang akan digunakan untuk melakukan terapi. Naik atau turunnya
nilai gambaran darah dipengaruhi oleh perubahan fisiologis di dalam tubuh.
Albumin merupakan protein plasma yang jumlahnya paling banyak.
Albumin memiliki peran dalam tekanan osmotik koloid darah dan juga sebagai
protein transport dengan mengikat dan mengangkut hormon (tiroksin), metabolit
(bilirubin), dan obat-obatan (Ross dan Pawlina, 2011). Sebagai protein transport,
albumin berperan penting terhadap pengikatan obat, karena semakin besar
persentase pengikatan, semakin rendah kadar obat bebas. Menurut Salasia dan
Hariono (2010) albumin plasma dalam darah dapat mengalami penurunan yang
diakibatkan oleh beberapa hal seperti hambatan sintesa albumin, break down
albumin yang berlebihan akibat suatu penyakit, atau juga dikarenakan
peningkatan konsentrasi globulin. Pada keadaan patofisiologis nilai gambaran
darah normal tertentu dapat berubah dan persentase ikatan antara albumin dengan
obat juga dapat mengalami perubahan.
Ampisilin merupakan bagian dari keluarga aminopenicillin dan termasuk
dalam beta-laktam antibiotik. Ampisilin akan bekerja menghambat (inhibitor
1
2
kompetitif) enzim transpeptidase yang diperlukan bakteri untuk membuat dinding
sel mereka yang akhirnya mengarah ke lisis sel (Sharma, et al., 2013). Ampisilin
memiliki spektrum yang luas dan efikasi yang baik pada infeksi berbagai sistem
dalam tubuh. Menurut Satoskae et al (2015) obat ini akan mengalami pengikatan
oleh protein plasma sebesar 20%, dan juga dapat melalui barier plasenta. Obat ini
sering digunakan oleh praktisi hewan kecil, namun sangat sedikit informasi
tentang pengaruh ikatan protein plasma pada berbagai kondisi terhadap sifat
distribusi dan hubungannya dengan nilai gambaran darah.
Ikatan antara obat dengan protein plasma merupakan faktor penting dalam
proses farmakokinetik utamanya dalam distribusi obat ke jaringan, semakin besar
obat yang diikat oleh protein plasma, maka yang terdistribusi ke jaringan akan
lebih sedikit. Berdasarkan kemampuan ikatan obat dengan protein plasma, Tjay
dan Raharja (2007) menyatakan bahwa zat yang bersifat asam akan terikat
terutama oleh albumin sedangkan zat yang bersifat basa akan terikat oleh
glikoprotein asam seperti globulin. Bagian obat yang terikat oleh protein plasma
akan inaktif dan tidak mengalami biotransformasi maupun ekskresi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai gambaran darah
(Hb, PCV, WBC, RBC) dan kadar albumin dengan kadar ampisilin dalam darah
pasien anjing, karena selama ini kajian yang membahas hubungan gambaran
darah dan albumin dengan kadar obat dalam darah masih sangat sedikit.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gambaran darah
terhadap kadar ampisilin yang diinjeksikan pada anjing terdiagnosa sakit.
3
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberi informasi tentang
pentingnya pengaruh ikatan protein plasma dengan obat dan pengaruhnya
terhadap nilai distribusi obat, yang selanjutnya dapat menjadi dasar pertimbangan
dalam penggunaan antibiotik.
Download