Jurnal kepemimpinan profit

advertisement
JURNAL PRO-FIT
57
PENGARUH BUDAYA DAN KEPEMIMPINAN KHARISMATIK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL MEREK AIDRAT PADA SANTRI AL
MA’HAD ALY DI PP SUNAN DRAJAT PACIRAN LAMONGAN
Moh Azus Shony Azar
Universitas Islam Darul Ulum Lamongan
Competition to provide the best to consumers indirectly has put the consumer at the
strategic position as decision makers. All of this could not be separated from the many similar
companies that operate with the same product or service.
This study was investigated the influence of cultural and charismatic leadership on
purchasing decisions Aidrat Mineral Water brand. Charismatic leadership and cultural factors
should not be overlooked by marketers.
From calculations SPSS for Windows obtained the results of multiple linear regression
analysis calculation results obtained Fcount = 17.608> F table = 2.17 means that jointly Cultural
variables (X1) and Charismatic Leadership (X2) significant influence.
Of the partial test with t test for cultural variables (X1) obtained the result t = 3785>
table = 1.671 Medium charismatic leadership variables (X2) obtained the result t = 1109> table
= 1.671. It can be concluded that cultural variables (X1) has the most dominant influence on
purchasing decisions (Y) Aidrat Mineral Water brand.
Keyword : Charismatic leadership ,Cultural factors and dominant influence on purchasing
decisions
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini telah
membawa para pelaku usaha masuk ke
dalam suatu lingkup persaingan yang sangat
kompetitif
dalam
memperebutkan
konsumen. Banyaknya perusahaan yang
beroperasi dengan produk atau jasa yang
sama ikut andil dan membuat iklim
persaingan semakin memanas. Oleh sebab
itu, masing-masing perusahaan berusaha
menciptakan suatu metode tepat guna
supaya menarik simpati dan respon dari
konsumen.
Persaingan untuk memberikan yang
terbaik kepada konsumen secara tidak
langsung telah menempatkan konsumen
tersebut pada posisi strategis yakni sebagai
pengambil keputusan. Semua ini tak lepas
dari banyaknya perusahaan sejenis yang
beroperasi dengan produk atau jasa yang
ditawarkan, sehingga membuat konsumen
dapat menentukan pilihan yang sesuai
dengan kebutuhannya.
Saat ini keberhasilan pemasaran suatu
perusahaan tidak hanya dinilai dari jumlah
konsumen yang diperoleh, namun juga
bagaimana cara mempertahankan konsumen
tersebut tetap setia pada produk tersebut.
Dalam pemasaran dikenal bahwa setelah
konsumen melakukan proses pembelian, ada
proses yang dinamakan tingkah laku paska
pembelian yang di dasarkan pada rasa puas
atau tidaknya konsumen pasca pembelian
produk tersebut.
Perilaku
konsumen
menurut
pandangan Winardi (2004:141) dapat
dirumuskan
sebagai
perilaku
yang
ditunjukkan oleh orang-orang dalam
merencanakan, membeli dan menggunakan
barang-barang ekonomi dan jasa. Dengan
demikian, perilaku konsumen terdiri dari
aktivitas-aktivitas yang melibatkan orangorang sewaktu sedang menyeleksi, membeli
dan mempergunakan produk dan jasa
sedemikian rupa, sehingga produk tersebut
memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka.
JURNAL PRO-FIT
Dengan begitu, rasa puas atau
tidaknya konsumen terletak pada hubungan
antara harapan konsumen dengan prestasi
yang diterima dari produk atau jasa tersebut.
Jika produk atau jasa tersebut tidak
memenuhi harapan konsumen, konsumen
merasa tidak puas dan diwaktu mendatang
secara tidak langsung konsumen akan
meninggalkan dan tidak akan membeli ulang
akan produk atau jasa tersebut. Begitupun
juga sebaliknya, jika produk atau jasa
tersebut dapat memberi kepuasan melebihi
apa yang diharapkan konsumen, maka
konsumen akan melakukan pembelian atas
produk atau jasa secara berulang.
Perilaku konsumen merupakan suatu
tindakan nyata yang dipengaruhi faktor
kejiwaan dan faktor eksternal yang
mengarahkan mereka untuk memilih dan
menggunakan produk atau jasa yang
diinginkannya. Perilaku konsumen pada
suatu produk dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor eksternal antara lain
keyakinan
terhadap
produk
yang
bersangkutan
dengan
budaya,
dan
kepemimpinan Kharismatik.
Basu Swastha D H dan T. Handoko,
(2007:106) menyebutkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen terdiri atas faktor ekstern dan
faktor intern. Masyarakat Indonesia yang
heterogen merupakan negara kepulauan
dengan multibudaya dan terdiri dari lapisan
kelompok
sosial.
Hal
ini
dapat
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Swastha dan Handoko (2007:11), faktor
eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh
lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan atau
dibesarkan, sehingga konsumen yang berasal
dari lapisan masyarakat atau lingkungan
yang berbeda akan memiliki penilaian,
kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang
berbeda.
Faktor budaya dan kepemimpinan
Kharismatik tidak boleh diabaikan oleh
pemasar, karena dengan menganalisis faktor
tersebut merupakan salah satu cara dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan
58
konsumen. Terlebih untuk konsumen di
kalangan Pondok Pesantren, di mana pada
lingkungan tersebut lebih menyaring
terhadap produk-produk makanan atau
minuman dari luar negeri yang akan masuk.
Perlu kita ketahui bahwasannya di
lingkungan Pondok Pesantren budaya
sangat berpengaruh serta dijunjung tinggi.
Selain budaya ada satu faktor yang di anggap
sebagai panutan atau acuan yakni
kepemimpinan Kharismatik. Wujud atau
sosok dari kepemimpinan Kharismatik
dilingkungan Pondok Pesantren cenderung
melekat pada pemuka atau pemimpin dari
Pondok Pesantren.
Hal ini dikarenakan para santri
cenderung mengikuti semua ucapan,
nasehat, atau Kharismatik yang diberikan
oleh pemuka atau pemimpin Pondok
Pesantren. Kepemimpinan Kharismatik dari
pemuka atau pemimpin Pondok Pesantren
ini memicu keputusan para santrinya.
Dengan begitu, apabila produk makanan
atau minuman yang akan dipasarkan tidak
sesuai dengan budaya yang ada serta dari
kepemimpin Kharismatik yang mereka
tokohkan tidak yakin akan produk tersebut,
maka sudah dapat ditebak produk-produk
makanan atau minuman tersebut tidak akan
mendapat respon bahkan tidak laku di
lingkungan tersebut.
Bermacam-macam merek minuman
berkarbonasi atau bersoda saat ini akan
membuat para konsumen dengan mudah
memilih dan membeli produk yang mereka
anggap lebih baik dan sesuai dengan kondisi
budaya dan kepemimpinan Kharismatik.
Oleh karena itu perlu adanya penelitian
lebih lanjut tentang seberapa jauh pengaruh
kebudayaan atau budaya, kepemimpinan
Kharismatik terhadap keputusan pembelian
minuman merek
Air Mineral Aidrat.
Karena diharapkan dapat membantu para
pemasar untuk mengambil suatu kebijakan.
Perumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh budaya dan
kepemimpinan kharismatik terhadap
JURNAL PRO-FIT
keputusan pembelian minuman merek
Air Mineral Aidrat?
b. Variabel manakah yang paling besar
pengaruhnya
terhadap
keputusan
pembelian minuman merek Air Mineral
Aidrat?
Tujuan Penelitian
a.
b.
Untuk mengetahui pengaruh budaya
dan
kepemimpinan
kharismatik
terhadap
keputusan
pembelian
minuman merek Air Mineral Aidrat.
Untuk mengetahui variabel yang paling
besar pengaruhnya diantara budaya dan
kepemimpinan kharismatik terhadap
keputusan pembelian minuman merek
Air Mineral Aidrat.
Kajian Pustaka
1. Perilaku Konsumen
Konsumen
dalam
melakukan
pembelian kebutuhannya baik barang
maupun jasa juga dipengaruhi oleh berbagai
faktor terutama rasio maupun emosinya.
Untuk itu perlu dilakukan studi tersendiri
untuk mempelajari perilaku konsumen
dalam pembelian produk (barang maupun
jasa).
Engel (1994:3), mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai tindakan
individu yang langsung terlibat dalam usaha
mendapatkan,
mengkonsumsi,
dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Dari definisi tersebut dapat di artikan bahwa
perilaku konsumen sendiri menitik beratkan
kepada individu, karena setiap individu pada
dasarnya
mempunyai
sifat
untuk
mengkonsumsi,
menghabiskan
serta
keinginan untuk mendapatkan produk atau
jasa yang dibutuhkan.
Swastha dan Handoko (2000:59),
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barangbarang dan jasa-jasa, termasuk di dalam
Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan
59
proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2005:4),
Perilaku konsumen adalah tindakantindakan
yang dilakukan oleh individu kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan
keputusan
dalam
mendapatkan, menggunakan barang-barang
atau jasa yang dapat dipengaruhi oleh
lingkungan.
Berdasarkan beberapa definisi perilaku
konsumen tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan perilaku
konsumen adalah sejumlah tindakan
individu yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang mengarahkan dalam memilih
dan menggunakan barang dan jasa yang
diinginkannya.
2.Faktor-Faktor
Eksternal
Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan
konsumen
untuk
membeli suatu produk saat ini cenderung
mengikuti perubahan lingkungan luar
(eksternal faktor). Perubahan lingkungan
yang cepat dan kompleks menyebabkan
konsumen menetapkan pilihan pada sesuatu
yang terkadang tidak berdasarkan pada
pribadi maupun rangsangan psikologis.
Faktor-faktor eksternal menurut Swastha
dan
Handoko
(2007:58)
yang
mempengaruhi perilaku konsumen tersebut
adalah:
a.Kebudayaan dan Sub kebudayaan
b.Kelas sosial
c.Kelompok Referensi
d.Keluarga
a. Kebudayaan dan Sub kebudayaan
Schiffman Leon dan Kanuk Leslie
(2007:356),
menyebutkan
kebudayaan
adalah keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai,
dan kebiasaan, yang dipelajari yang
membantu
mengarahkan
perilaku
konsumen
pada
anggota masyarakat
tertentu. Sub budaya adalah sebagai
kelompok budaya berbeda yang ada sebagai
segmen yang dapat dikenali dalam
masyarakat tertentu yang lebih luas dan
JURNAL PRO-FIT
lebih kompleks. Sedangkan Swastha basu
dan Irawan (2005:107), menyebutkan bahwa
kebudayaan adalah simbol dan fakta yang
kompleks, yang diciptakan oleh manusia,
diturunkan dari generasi ke generasi sebagai
penentu dan pengatur tingkah laku manusia
dalam masyarakat yang ada.
Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan adalah
segala nilai, kebiasaan, simbol dan fakta yang
kompleks yang diciptakan oleh manusia dan
mempengaruhi perilaku suatu masyarakat.
Secara sosial, pengamatan terhadap budaya
dapat dilihat melalui bahasa, cara kerja,
aturan-aturan pola hidup yang diyakini.
Seorang anak yang sedang tumbuh akan
mempelajari nilai dasar, persepsi, keinginan,
dan perilaku dari keluarganya dan dari
kelompok-kelompok
penting
lainya.
Kebudayaan sendiri bersifat sangat luas dan
menyangkut segala aspek kehidupan
masyarakat sedangkan kebudayaan khusus
atau sub budaya memilki sifat yang lebih
sempit. Menurut Amirullah (2002:47),
kebudayaan khusus mencakup kebangsaan,
agama, kelompok ras dan daerah geografis.
b. Faktor sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian
masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hierarkis dan
yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat,
dan perilaku yang serupa.
Kelas
sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal,
seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai
kombinasi dari pekerjaan, pendapatan,
pendidikan, kekayaan dan variabel lain.
Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari
kelas yang berbeda memelihara peran
tertentu dan tidak dapat mengubah posisi
sosial mereka.
c. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah dua
orang atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai sasaran individu atau bersama.
Beberapa merupakan kelompok primer yang
mempunyai interaksi reguler tapi informalseperti keluarga, teman, tetangga dan rekan
sekerja. Beberapa merupakan kelompok
60
sekunder, yang mempunyai interaksi lebih
formal dan kurang reguler.
d. Keluarga
Keluarga
adalah
organisasi
pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan telah diteliti secara
mendalam, pemasar tertarik dalam peran
dan pengaruh suami, istri dan anak-anak
pada pembelian berbagai produk dan jasa.
4. Kepemimpinan Kharismatik
Menurut
Syamsul
Arifin
(2012:91).Kepemimpinan kharismatik ini
adalah tipe kepemimpinan dipandang sulit
untuk dianalisis, karena literatur yang ada
tentang kepemimpinan kharismatik tidak
memberikan petunjuk yang cukup. banyak
hal yang dapat disimak dari literatur yang
ada tentang kepemimpinan kharismatik ini.
Memang ada karaktristiknya yang khas yaitu
daya tariknya yang sangat memikat hingga
mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya sangat besar.Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seorang
yang dikagumi oleh banyak pengikut,
meskipun para pengikutnya tersebut tidak
selalu dapat menjelaskan secara kongkrit,
mengapa orang (pemimpin kharismatik)
tersebut dikagumi.
Sejarah telah membuktikan bahwa seorang
yang berusia relatif mudapun dapat julukan
sebagai pemimpin yang kharismatik. Jumlah
harta milikinya pun tampaknya tidak bisa
digunakan sebagai ukuran. Ada yang
tergolong
sebagai
pemimpin
yang
kharismatik ternyata dari sudut kebendaan
tergolong miskin.
Mungkin karena kekurangan pengetahuan
untuk menielaskan dengan kriteria ilmiah
mengenai kepemimpinan yang kharismatik
orang akhirnya cenderung mengatakan
bahwa ada orang-orang yang memiliki
"kekuatan ajaib" yang tidak mungkin
dijelaskan secara ilmiah,yang menjadikan
orang-orang tertentu itu dipandang sebagai
kharismatik.
Seorang pemimpin yang kharismatis
mempunyai daya penarik amat besar dan
oleh karena itu pada umumnya memiliki
JURNAL PRO-FIT
pengikut dalam jumlah besar, meskipun para
pengikut tersebut sering tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin tersebut.
Sulit untuk mengetahui mengapa seseorang
menjadi peminmpin kharismatis, karena dari
mana asalnya kharismanya memang sulit
ditelusuri. Sering disebutkan bahwa
pemimpin yang kharismatis di kekuatan
gaib.
a. Teori Kepemimpinan Kharismatik
Kegiatan manusia secara bersamasama selalu membutuhkan kepemimpinan.
Untuk berbagai usaha dan kegiatannya
diperlukan upaya yang terencana dan
sistematis
dalam
melatih
dan
mempersiapkan pemimpin baru. Oleh
karena itu, banyak studi dan penelitian
dilakukan orang untuk mempelajari masalah
pemimpin dan kepemimpinan yang
menghasilkan berbagai teori tentang
kepemimpinan.
Teori
kepemimpinan
merupakan penggeneralisasian suatu seri
perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan
latar belakang historis, sebab-sebab
timbulnya
kepemimpinan,
persyaratan
pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas
pokok dan fungsinya serta etika profesi
kepemimpinan (Syamsul Arifin, 2012:11).
Teori kepemimpinan pada umumnya
berusaha untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi mengenai pemimpin dan
kepemimpinan dengan mengemukakan
beberapa segi antara lain: Latar belakang
sejarah pemimpin dan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul sejalan dengan
peradaban manusia. Pemimpin dan
kepemimpinan selalu diperlukan dalam
setiap masa. Sebab-sebab munculnya
pemimpin Ada beberapa sebab seseorang
menjadi pemimpin, antara lain :
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk
menjadi pemimpin. Seseorang menjadi
pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta didorong oleh kemauan
sendiri.
Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan
61
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak
lahir ia memiliki bakat kepemimpinan
kemudian
dikembangkan
melalui
pendidikan dan pengalaman serta sesuai
dengan tuntutan lingkungan.
Untuk
mengenai
persyaratan
kepemimpinan selalu dikaitkan dengan
kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
5. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Syamsul Arifin (menjelaskan bahwa
tipe kepemimpinan terbagi atas:
1.Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai
sifat sebagai berikut:
a.Menganggap organisasi sebagai miliknya
b.Mengidentikan tujuan pribadi dan tujuan
organisasi
c.Menganngap bawahan sebagai alat semata
d.Pemimpin
tidak
mau
menerima
kritik,saran dan pendapat
e.Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formilnya,
f.Dalam tindakan penggerakannya sering
mempergunakan pendekatan pemaksaan
danpunitif (menghukum).
2. Tipe Militeristik
Dalam
tipe
ini
pemimpin
mempunyai sifat-sifat:
a.Menuntut kedisiplinan yang keras dan
kaku
b.Lebih banyak menggunakan system
perintah
c.Menghendaki keputusan mutlak dari
bawahan
d.Formalitas yang berlebih-lebihan
e.Tidak menerima saran dan kritik dari
bawahan
f.Sifat komunikasi hanya sepihak
3. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifatsifat antara lain;
a.Menganggap bawahannya belum dewasa
b.Bersikap terlalu melindungi
c.Jarang memberi kesempatan bawahan
untuk mengambil keputusan
d.Selalu bersikap maha tahu dan maha
benar.
4. Tipe Kharismatik
JURNAL PRO-FIT
Tipe ini mempunyai daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa, sehingga
mereka
mempunyai
pengikut
yang
jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan
pengikutnya timbul dari kepercayaan
terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap
mempunyai kemampuan yang diperoleh dari
kekuatan Yang Maha Kuasa.
5.Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan
masalah kerja sama sehingga terdapat
koordinasi pekerjaan dari semua bawahan.
Kepemimpinan demokrasi menghadapi
potensi sikap individu, mau mendengarkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Jadi pemimpin menitik beratkan pada
aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga
semua unsur organisasi dilibatkan dalam
aktifitas, yang dimulai penentuan tujuan,
pembuatan rencana keputusan, disiplin.
6.Tipe laissez faire
Karakteristik utama pemimpin yang
laissez faire. Seorang pemimpin laissez faire
berpandangan, bahwa pada umumnya
organisasi akan lancar dengan sendirinya
karena para anggota organisasi terdiri dari
orang-orang yang sudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin
dicapai, tugas apa yang harus dilaksanakan
olah masing-masing anggota dan seorang
pimpinan tidak perlu melakukan intervensi
dalam kehidupan organisasional.
Seorang pemimpin yang laissez faire melihat
peranannya
sebagai
”polisi
lalulintas”.Dengan anggapan bahwa para
anggota organisasi sudah mengetahui dan
cukup dewasa untuk taat kepada peraturan
permainan yang berlaku, dan
erung memilih peranan yang pasif dan
membiarkan organisasi berjalan menurut
temponya sendiri tanpa banyak mencampuri
bagaimana organisasi harus dijalankan dan
digerakkan.
Keadaan yang demikian itu menjadikan
seorang yang memiliki tipe kepemimpinan
laissez faire akan menampakkan sikap yang
62
permisif dalam memimpin organisasi dan
bawahannya.
5. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut
Amirullah (2002:62) didefinisikan sebagai
suatu proses dimana konsumen melakukan
penilaian terhadap berbagai alternatif
pilihan, dan memilih salah satu alternatif
yang diperlukan berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu. Berikut akan dibahas
mengenai struktur dan proses keputusan
pembelian.
a. Struktur Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang diambil oleh
pembeli
sesungguhnya
merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Dan
dari setiap keputusan pembelian terdapat
struktur yang terdiri dari tujuh komponen.
Swastha
dan
Handoko
(2000:102)
menyebutkan tujuh komponen tersebut
sebagai berikut :
1)Keputusan tentang jenis produk
Keputusan diambil oleh konsumen
untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uangnya untuk tujuan lain.
Sedangkan bagi perusahaan penting untuk
memperhatikan peminat produknya juga
alternatif lain yang mungkin konsumen
pertimbangkan.
2)Keputusan tentang bentuk produk
Keputusan yang diambil konsumen
untuk bentuk tertentu dari produk tersebut.
Selain bentuk, menyangkut pula ukuran,
mutu, suara dan corak. Sedangkan bagi
perusahaan penting untuk mengetahui
kesukaan konsumen tentang produk agar
dapat
memaksimumkan
daya
tarik
mereknya.
3)Keputusan tentang merek.
Keputusan yang diambil konsumen
untuk merek tertentu yang dipilihnya. Setiap
merek
memiliki
perbedaan-perbedaan
tersendiri. Perusahaan harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih merk.
4) Keputusan tentang penjualannya.
Konsumen mengambil keputusan
tentang tempat pembelian produk tersebut.
Apakah di toko khusus, toko serba ada, atau
JURNAL PRO-FIT
toko lain. Dalam hal ini pedagang besar, dan
pengecer harus mengetahui bagaimana
konsumen memilih penjual tertentunya.
5) Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen mengambil keputusan
tentang seberapa banyak jumlah produk
yang akan dibelinya. Untuk itu perusahaan
harus mempersiapkan banyaknya produk
sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda
dari para pembeli.
6) Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen mengambil keputusan
tentang kapan ia membeli, hal ini terkait
dengan ketersediaan dana untuk membeli.
Sehingga
perusahaan
perlu
untuk
mengetahui bagaimana penentuan waktu
pembelian konsumen agar perusahaan dapat
mengatur waktu produk dan pemasarannya.
7)Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen mengambil keputusan
tentang metode atau cara pembayaran
produk yang dibeli, apakah secara tunai atau
kredit. Perusahaan harus mengetahui
keinginan
pembeli
terhadap
cara
pembayarannya.
b. Proses Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan dalam
pembelian konsumen ditentukan oleh
perilaku konsumen itu sendiri. Kotler
(2007:248) mengemukakan bahwa ada lima
tahapan dalam membeli suatu produk, yaitu
:
1)Pengenalan masalah
Proses membeli diawali saat pembeli
menyadari adanya masalah kebutuhan.
Pembeli menyadari terdapat perbedaan
antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi
yang diinginkannnya. Jika masalah tidak
terdefinisikan dengan jelas, maka konsumen
seringkali
mengembangkan
sejumlah
alternatif yang tidak relevan, yang nantinya
akan
berpengaruh
pada
kepuasan.
Pemasaran perlu mengumpulkan informasi
dari beberapa konsumen agar dapat
mengidentifikasi rangsangan yang paling
sering menimbulkan minat terhadap suatu
produk.
2) Pencarian informasi
Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan
63
Konsumen yang mulai timbul
minatnya akan terdorong untuk mencari
informasi lebih banyak. Bentuk informasi
yang dicari oleh konsumen dapat berupa ciri
atau sifat, harga, bentuk, atau tempat barang
yang akan dibeli. Sumber-sumber informasi
konsumen dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok, yaitu
(1) sumber
pribadi seperti keluarga, teman, tetangga,
kenalan, (2) sumber komersil seperti iklan,
tenaga penjualan, kemasan dan pameran, (3)
sumber umum seperti media massa,
organisasi konsumen, dan (4) sumber
pengalaman seperti pernah memakai
produk, menguji produk.
3)Evaluasi alternatif
Setelah mengumpulkan berbagai
informasi akan dibuat penilaian akhir
terhadap informasi yang di dapat
sebelumnya
dengan
memperhatikan
persaingan merek yang ada. Konsumen
dalam membentuk pilihannya terhadap
produk berdasarkan pemikiran yang sadar
dan rasional. Konsumen memandang
produk sebagai himpunan dari sifat-sifat
atau ciri-cirinya sehingga konsumen akan
bersikap berbeda-beda dalam melihat
atribut-atribut produk yang dianggap sesuai
dan menonjol. Untuk itu konsumen akan
memberikan perhatian lebih besar pada
produk yang dapat memberikan manfaat
yang dicarinya.
4)Keputusan membeli
Keputusan untuk membeli pada
dasarnya terdiri dari sejumlah keputusan.
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain
dan faktor keadaan yang tidak terduga. Sikap
orang lain akan mempengaruhi satu
alternatif yang disukai tergantung pada : (1)
intensitas sikap negatif pihak lain terhadap
pilihan alternatif konsumen, (2) motivasi
konsumen tunduk pada keinginan orang
lain. Makin kuat intensitas sikap positif
orang lain, dan makin dekat orang lain
tersebut dengan konsumen, maka makin
besar kemungkinan konsumen untuk
membulatkan niatnya membeli suatu
barang.
64
JURNAL PRO-FIT
5) Perilaku setelah membeli
Setelah membeli produk, konsumen
akan mengalami beberapa tingkat kepuasan
dan ketidakpuasan. Jika produk memenuhi
harapan, konsumen akan merasa puas, dan
jika produk melebihi dari apa yang
diharapkan, konsumen akan sangat puas,
dan jika produk berada di bawah apa yang
diharapkan maka konsumen akan merasa
tidak puas.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
dengan suatu produk akan mempengaruhi
perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa
puas maka dia akan membeli produk itu lagi,
dan ada kecenderungan mengatakan hal
yang baik-baik tentang produk tersebut.
Sedangkan konsumen yang tidak puas akan
menghindari
produk
tersebut
dan
cenderung mengatakan yang jelek-jelek
tentang produk tersebut
menjadi acuan bagi individu dalam
membentuk perilaku dan kepribadiannya.
6. Pengaruh Faktor-faktor Eksternal
Terhadap pengambilan Keputusan
Pembelian
Dari penjelasan tersebut, diketahui
bahwa
faktor-faktor
eksternal
yang
mempengaruhi perilaku konsumen terdiri
dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok
referensi dan keluarga. Akan tetapi dalam
penelitian ini hanya menitik beratkan pada
faktor
budaya
dan
kepemimpinan
kharismatik. Karena pada faktor budaya dan
kepemimpinan
kharismatik,
menurut
penulis kedua faktor tersebut lebih efisien
serta lebih mengena dibandingkan faktor
lainnya. Selain itu, faktor budaya dan
kepemimpinan kharismatik masih jarang
dikaji.
Ket gambar
Budaya X1 dan kepemimpinan karismatik
X2, untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap variabel terikat yaitu keputusan
pembelian (y) yang selanjutnya akan
dibuktikan
Faktor kebudayaan yang ada dalam
masyarakat merupakan faktor yang bersifat
kompleks dan luas. Kebudayaan atau budaya
ini merupakan kebudayaan induk yang
mempengaruhi kebudayaan khusus dari
setiap kelompok atau golongan masyarakat,
termasuk kelas-kelas sosial yang ada di
dalamnya, termasuk juga kepemimpinan
kharismatik sebagai kelas sosial yang
7. Kerangka Konseptual
Berdasarkan model perilaku konsumen
yang diuraikan dalam latar belakang masalah
dan rumusan masalah diatas, maka dapat
disusun model konsep dasar sebagai dasar
pembentukan model hipotesis yang dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Budaya
(X1)
Kepemimpinan
kharismatik
(X2)
Keputusan
Pembelian
(Y)
8. Hipotesis
Hipo I :Diduga terdapat pengaruh variabel
budaya
dan
kepemimpinan
kharismatik secara simultan terhadap
struktur
keputusan
pembelian
minuman merek Air Mineral Aidrat.
HipoII :Diduga variabel kepemimpinan
kharismatik mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap keputusan
pembelian minuman merek Air
Mineral Aidrat.
Obyek Penelitian
Air Mineral Aidrat merupakan nama
dagang yang terdiri dari perusahaanperusahaan patungan antara perusahaanperusahaan lokal yang dimiliki oleh
pengusaha-pengusaha independen dan Air
Mineral Aidrat Amatil Limited, yang
merupakan salah satu produsen dan
JURNAL PRO-FIT
distributor terbesar produk-produk Air
Mineral Aidrat di dunia.
Air Mineral Aidrat Amatil pertama
kali berinvestasi di Indonesia pada tahun
1992. Mitra usaha Air Mineral Aidrat saat
ini merupakan pengusaha Indonesia yang
juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini
memulai kegiatan usahanya di Indonesia.
Dan produksi pertama Air Mineral Aidrat
di Indonesia dimulai pada tahun 1998 di
satu pabrik yang berlokasi di Jakarta.
Produksi tahunan pada saat tersebut hanya
sekitar 10.000 krat.
Saat
itu
perusahaan
baru
memperkerjakan 25 karyawan dan
mengoperasikan tiga buah kendaraan truk
distribusi. Sejak saat itu hingga tahun
2000-an,
berdiri
11
perusahaan
independen di seluruh Indonesia guna
memproduksi
dan
mendistribusikan
produk-produk The Air Mineral Aidrat
Company.
Pada
awal
tahun
2004-an,
perusahaan tersebut mulai mengadakan
kerjasama dengan pondok pesantren
Sunan Drajat Paciran Lamongan. Tepat
pada tanggal 1 Januari 2005, memproduksi
air mineral yang dikelelola para santri yang
ada di pondok pesantren tersebut.
.Bisnis Air Mineral Aidrat tidak lain
adalah
menghadirkan
saat-saat
menyegarkan yang unik dan memuaskan
konsumen. Perusahaan sangat terpacu
untuk melahirkan semangat serupa
terhadap usaha-usaha yang berkaitan
dengan pelestarian lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja. Hal ini berarti,
upaya berkesinambungan untuk menggali
cara-cara baru dan lebih baik untuk
meningkatkan kinerja perusahaan di
bidang pelestarian lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja.
Tanggung jawab tersebut meliputi
komitmjen dalam menjalankan usaha
dengan cara-cara yang menjaga kelestarian
lingkungan dan menunjang kesehatan serta
keselamatan kerja karyawan-karyawan Air
Mineral Aidrat di tempat kerja.
Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan
65
Adalah filosofi dan komitmen Air
Mineral Aidrat untuk menjadi bagian
integral disetiap kelompok masyarakat di
mana perusahaan melakukan atau
melakasanakan kegiatan usaha. Perusahaan
secara aktif memberikan kontribusi kepada
masyarakat baik mealaui aktivitas bisnis
perusahaan sehari-hari, maupun melalui
berbagai kegiatan hubungan masyarakat
yang bermanfaat dan memberikan dampak
langsung bagi kehidupan masyarakat.
Setiap
tahun
perusahaan
melaksanakan
program
bantuan
kemasyarakatan
untuk
masyarakat
setempat dalam bidang pendidikan,
kesehatan, pembangunan prasarana, serta
menyalurkan bantuan dalam berbagai
bentuk
kepada
kelompok-kelompok
masyarakat
membutuhkan
sesuai
kemapuan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan di PP. Sunan
Drajat Paciran Lamongan Pada Santri
tingkatan Ma’had Aly.
Kusioner disebarkan dari bulan
Oktober sampai November 2009.
Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah para santri tingkatan Ma’had
Aly di Pondok Pesantren Sunan Drajat
Paciran Lamongan yang membeli minuman
merek Air Mineral Aidrat.
Jumlah populasi santri tingkatan Ma’had
Aly di Pondok Pesantren Sunan Drajat
Paciran Lamongan adalah 200 orang santri.
Sedang Syarat pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut :
1) Para santri tingkatan Ma’had Aly di
Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran
Lamongan
2) Para santri yang pernah membeli
minuman merek Air Mineral Aidrat
Untuk perhitungan besarnya sampel
dilakukan dengan pendekatan Sudjana
(2004:16) sebagai berikut:
N
n
1  Ne 2
Keterangan :
N : Populasi
n : Jumlah sampel penelitian
66
JURNAL PRO-FIT
e
: Persen kelonggaran ketidaktelitian
karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir (10%)
200
n
 66,67
1  200 (0,1) 2
Berdasarkan jumlah sampel yang didapat
dari perhitungan di atas, maka di ambil
sampel sebanyak 67 responden
Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Sofian Effendi dalam
Singarimbun dan Effendi (2005:42) berarti
sesuatu yang mempunyai variasi nilai.
a. Budaya (X1)
Adalah segala nilai, gagasan, artefak,
dan simbol yang mempengaruhi dan
mengatur perilaku suatu masyarakat yang
diwariskan secara turun menurun.
Indikator : Tingkat kepatuhan pada budaya
masyarakat, Item
:
(1) Kesesuaian dengan norma
(2) Kesesuaian dengan perkembangan
budaya
(3) Kesesuaian dengan gaya hidup
b. Kepemimpinan karismatika (X2)
Adalah orang-orang yang memiliki
kemampuan
mempengaruhi
suatu
masyarakat. Indikator :Tingkat emampuan
dari pemimpin kharismatik,Item
:
(1) Membantu pencapaian tujuan usaha
(2) Membantu memperlancar komunikasi
(3) Membantu memecahkan masalah
c. Konsep Keputusan Pembelian (Y)
Adalah suatu proses dimana
konsumen melakukan penilaian terhadap
beberapa alternatif yang diperlukan
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Variabel: Keputusan Pembelian
minuman merek Air Mineral Aidrat
Indikator : Pertimbangan pembelian
minuman merek Air Mineral Aidrat,Item
a) Pertimbangan pada harga
b) Pertimbangan pada merek produk
c) Pertimbangan terhadap kemasan
Metode Analisis Data
1. Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Singarimbun dan Effendi
(2005:124) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Penelitian di katakan valid jika
mampu mengukur yang diinginkan serta
dapat mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat
Uji
signifikansi
dilakukan
dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel untuk df = n – k dalam hal ini n adalah
jumlah sample dan k adalah jumlah variabel
bebas. Jika r hitung (dapat dilihat dalam
kolom corected item–total corelation) lebih
besar dari r tabel (dilihat dari r product
moment) dan nilai r positif. Maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid
Pengujian validitas item masing-masing
perubah pada penelitian ini menggunakan
komputer melalui program SPSS for
windows.
b. Uji Reliabilitas Instrument
Menurut Singarimbun (2005-140)
reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau
diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas
menunjukkan gejala yang sama.
Suatu instrument sudah reliabel sebagai alat
pengumpul data apabila memberikan hasil
ukuran yang sama terhadap suatu gejala
pada waktu yang berlainan. Untuk mengkaji
tingkat reliabilitas dalam penelitian ini
digunakan metode statistik dengan rumus
Alpha Cronbach dalam Arikunto (2006 :
193) sebagai berikut
2
 K    b 
r11  
 1
 1 
 K  1 
Keterangan :
r 11
= Reliabilitas instrumen
K
= Banyaknya butir pertanyaan/soal
σ b2
= Jumlah varians butir
σ t2
= Varians total
Jika alpha > 0,6 maka perubah
tersebut dinyatakan reliabel sedangkan jika
alpha kurang dari 0,6 maka perubah tersebut
dinyatakan tidak reliabel.
JURNAL PRO-FIT
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda digunakan untuk
melihat besarnya pengaruh dua atau lebih
perubah bebas secara bersama-sama
terhadap satu variabel terikat. Besarnya
pengaruh
yang
ditimbulkan
akan
ditunjukkan oleh koefisien regresi. Model
regresi linear ganda atas X1, X2 ….. Xn
sebagai perubah bebas ditunjukkan oleh
Sugiyono (2005:243):
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x 4 +
…+ bn xn
Keterangan :
a
: Intersep
b1, b2 … bn : Koefisien regresi
3. Uji Hipotesis (Uji T)
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel
independen
secara
parsial
(individual) menerangkan variasi variabel
dependen.
Bentuk pengujiannya adalah:
- H0 : ßi = 0, artinya secara parsial
(individual) tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
­ Ha : ßi ≠ 0, artinya secara parsial
(individual) terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan:
-H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
pada α = 5 %
-Ha diterima jika thitung > ttabel > –ttabel
pada α = 5 %
4. Uji F
Dari
hipotesis
yang
telah
dirumuskan maka dilakukan metode
pengujian sebagai berikut :
Ho
: β1 = β2 =………….βk = 0
Ho
: β1 ≠ β2 ≠………….βk ≠ 0
Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan
67
Pengujian dilakukan dengan uji F dengan
rumus yang terdapat dalam Sudjana
(2006:355):
F
JK reg
K
JK reg
(n  k  1)
1) H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 ( tidak ada
pengaruh yang nyata antara variabel
bebas secara partial terhadap variabel
terikat).
H1 : b1 b2  b3b4 0 (ada pengaruh
yang nyata antara variabel bebas secara
partial terhadap variabel terikat).
2) Tingkat Signifikan  = 0.05
3) Kriteria yang dipakai dalam uji t adalah :
a) Apabila thitung < ttabel maka H0 di
terima dan H1 ditolak.
b) Apabila thitung  ttabel maka H0 di
tolak dan H1 diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Uji Validitas
Tabel 1. Uji Instrument Validitas
Data
Tabel
Pearson
Correlat
ion
Sig. (2tailed)
Validitas
X1.1
0.328
0.007
Valid
X1.2
0.447
0.000
Valid
X1.3
0.553
0.000
Valid
X2.1
0.553
0.000
Valid
X2.2
0.447
0.000
Valid
X2.3
0.553
0.000
Valid
Kriteria validitas dapat ditentukan dengan
melihat nilai pearson correlation dan Sig. (2tailed). Jika nilai pearson correlation > nilai
pembanding berupa (r-kritis 0,3) maka item
tersebut valid. Atau jika nilai Sig. (2-tailed) <
0,05 berarti item tersebut valid.
68
JURNAL PRO-FIT
2. Uji Reliabilitas
4. Hipotesis Uji T
Tabel 2. Uji Instrument Reliabilitas
Cronbach's
N of
Alpha
Items
.851
9
Dari data yang diolah menggunakan
SPSS dapat disimpulkan bahwa nilai alpha
cronbach = 0,851 > 0,6 (nilai standar
reliabilitas), itu menandakan bahwa item
soal yang akan kami ajukan sebagai bahan
kuesioner sudah reliabel.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 3.Analisis Regresi
Variabel
Koefisie
n Regresi
T
Hitun
g
3.785
-1.109
9.110
Signifi
kan
X1
0.787
0.000
X2
- 0.231
0.272
Constant 7.286
0.000
a
Bentuk persamaan pengaruh variabel X
terhadap variabel Y adalah sebagai berikut :
Y : 7.286 + 0 .787X1 + (-0.231) X2
A : 7.286 artinya besarnya Y adalah 7.286
sebelum adanya
pengaruh variabel
bebas (X).
b1 : 0.787 artinya apabila variabel bebas
X1(Budaya) dinaikkan satu satuan,
maka Y (Keputusan Pembelian) akan
naik sebesar 0.787 dengan menganggap
variabel lainnya tetap.
b2 :(-0.231) artinya apabila variabel bebas
X2(Kepemimpinan
Kharismatik)
dinaikkan satu satuan, maka Y
(Keputusan Pembelian) akan menurun
sebesar 0.231dengan menganggap
variabel lainnya tetap.
df1 = (n-1)= 67-1= 66 = 1.671 (t-tabel)
a. Untuk variabel bebas X1 (Budaya).
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil
thitung = 3.785 > ttabel = 1.671
artinya secara parsial variabel X1
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Y (Keputusan Pembelian).
b. Untuk
Variabel
bebas
X2
(Kepemimpinan Kharismatik).
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil
thitung = -1.109 > ttabel = 1.671
artinya secara parsial variabel X2 tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Y (Keputusan Pembelian).
5. Uji Hipotesa F
Untuk
mengetahui
pengaruh
variabel bebas (X), yang terdiri dari Budaya
(X1) dan Kepemimpinan Kharismatik (X2)
secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel terikat (Y) yaitu Keputusan
Pembelian (Y).
df2
= (k-1) : k (n-1)
= (2-1) : 5 (67-1)
= 1 : 330
Berdasarkan
hasil
perhitungan
analisa regresi linier berganda diperoleh hasil
Fhitung = 17.608 > Ftabel = 2,17 artinya
secara bersama-sama variabel bebas (X)
yang terdiri dari Budaya (X1) dan
Kepemimpinan
Kharismatik
(X2)
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat (Y ) yaitu Keputusan
Pembelian (Y).
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dengan
regresi linier berganda diperoleh hasil
sebagai berikut :
b1= 0.787 artinya apabila Variabel bebas X1
(Budaya) dinaikkan satu satuan, maka Y
(Keputusan Pembelian) akan naik
sebesar 0.787 dengan menganggap
Variabel lainnya tetap.
JURNAL PRO-FIT
b2 = (-0.231) artinya apabila Variabel bebas
X2
(Kepemimpinan Kharismatik)
dinaikkan satu satuan, maka Y
(Keputusan Pembelian) akan menurun
sebesar
0.231dengan
menganggap
Variabel lainnya tetap.
Berdasarkan
analisis
hasil
perhitungan tersebut diatas, ternyata dugaan
peneliti
bahwa Variabel Kepemimpinan Kharismatik
mempunyai pengaruh paling dominan
terhadap Keputusan Pembelian minuman
merek Air Mineral Aidrat ternyata
berbanding
terbalik
dengan
hasil
perhitungan. Justru yang terlihat paling
dominan terhadap Keputusan Pembelian
minuman merek Air Mineral Aidrat adalah
Variabel Budaya.
Adapun Variabel Budaya yang
terdiri dari tiga indikator yaitu kesesuaian
dengan
norma,
kesesuaian
dengan
perkembangan budaya, dan kesesuaian
dengan gaya hidup mempunyai kontribusi
yang paling besar atau dominan dalam
Keputusan Pembelian minuman merek Air
Mineral Aidrat.
DAFTAR PUSTAKA
B
Amrulloh,2002.
Model
Perilaku
Konsumen. Cetakan Kedua BPFE,
Yogjakarta.
Basu Swastha Dh, 2005. Azaz-azas
Marketing, Edisi II, Penerbit
Liberty, Yogyakarta
Basu Swastha dan T.H Handoko, 2007,
Manajemen Pemasaran Analisa
Perilaku
Konsumen,
Liberty,
Yogyakarta.
Basu Swastha dan Irawan, 2005, Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi Kedua,
Liberty, Yogyakarta.
Basu Swastha Dh, 2005. Azaz-azas
Marketing, Edisi II, Penerbit
Liberty, Yogyakarta
Enggel,2004. Perilaku Konsumen. Jilid I.
Penerbit. Andi. Yogyakarta.
Mangkunegara.2005. Perilaku Konsumen.
Penerbit CV. Alpha Beta. Bandung.
Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan
69
Philip Kotler, 2007. Manajemen Pemasaran,
Analisis
Perencanaan
dan
Pengendalian, Edisi V, Jidil II,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Syamsul Arifin,2012. Leadhership(Ilmu dan
Seni Kepemimpinan), Penerbit
Mitra Wacana Media,Jakarta.
Schiffman Leon dan Kanuk Leslie.2007.
Behavior Culture, Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Sondang P Siagian , 2004. Teori
Kepemimipinan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Singarimbun dan Effendi,2005. Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif, CV.
Pustaka Setia, Bandung.
Sudjana, 2004. Metode Statistik, Edisi III,
Penerbit tarsito, Bandung.
Suharsimi Arikunto, 2006.
Prosedur
Penelitian, Edisi II, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Winardi, 2004. Manajemen Pemasaran,
Cetakan I, Penerbit Sinar Baru.
Download