JURNAL PRO-FIT 57 PENGARUH BUDAYA DAN KEPEMIMPINAN KHARISMATIK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL MEREK AIDRAT PADA SANTRI AL MA’HAD ALY DI PP SUNAN DRAJAT PACIRAN LAMONGAN Moh Azus Shony Azar Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Competition to provide the best to consumers indirectly has put the consumer at the strategic position as decision makers. All of this could not be separated from the many similar companies that operate with the same product or service. This study was investigated the influence of cultural and charismatic leadership on purchasing decisions Aidrat Mineral Water brand. Charismatic leadership and cultural factors should not be overlooked by marketers. From calculations SPSS for Windows obtained the results of multiple linear regression analysis calculation results obtained Fcount = 17.608> F table = 2.17 means that jointly Cultural variables (X1) and Charismatic Leadership (X2) significant influence. Of the partial test with t test for cultural variables (X1) obtained the result t = 3785> table = 1.671 Medium charismatic leadership variables (X2) obtained the result t = 1109> table = 1.671. It can be concluded that cultural variables (X1) has the most dominant influence on purchasing decisions (Y) Aidrat Mineral Water brand. Keyword : Charismatic leadership ,Cultural factors and dominant influence on purchasing decisions PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini telah membawa para pelaku usaha masuk ke dalam suatu lingkup persaingan yang sangat kompetitif dalam memperebutkan konsumen. Banyaknya perusahaan yang beroperasi dengan produk atau jasa yang sama ikut andil dan membuat iklim persaingan semakin memanas. Oleh sebab itu, masing-masing perusahaan berusaha menciptakan suatu metode tepat guna supaya menarik simpati dan respon dari konsumen. Persaingan untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen secara tidak langsung telah menempatkan konsumen tersebut pada posisi strategis yakni sebagai pengambil keputusan. Semua ini tak lepas dari banyaknya perusahaan sejenis yang beroperasi dengan produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga membuat konsumen dapat menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini keberhasilan pemasaran suatu perusahaan tidak hanya dinilai dari jumlah konsumen yang diperoleh, namun juga bagaimana cara mempertahankan konsumen tersebut tetap setia pada produk tersebut. Dalam pemasaran dikenal bahwa setelah konsumen melakukan proses pembelian, ada proses yang dinamakan tingkah laku paska pembelian yang di dasarkan pada rasa puas atau tidaknya konsumen pasca pembelian produk tersebut. Perilaku konsumen menurut pandangan Winardi (2004:141) dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Dengan demikian, perilaku konsumen terdiri dari aktivitas-aktivitas yang melibatkan orangorang sewaktu sedang menyeleksi, membeli dan mempergunakan produk dan jasa sedemikian rupa, sehingga produk tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. JURNAL PRO-FIT Dengan begitu, rasa puas atau tidaknya konsumen terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk atau jasa tersebut. Jika produk atau jasa tersebut tidak memenuhi harapan konsumen, konsumen merasa tidak puas dan diwaktu mendatang secara tidak langsung konsumen akan meninggalkan dan tidak akan membeli ulang akan produk atau jasa tersebut. Begitupun juga sebaliknya, jika produk atau jasa tersebut dapat memberi kepuasan melebihi apa yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan melakukan pembelian atas produk atau jasa secara berulang. Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan nyata yang dipengaruhi faktor kejiwaan dan faktor eksternal yang mengarahkan mereka untuk memilih dan menggunakan produk atau jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen pada suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor eksternal antara lain keyakinan terhadap produk yang bersangkutan dengan budaya, dan kepemimpinan Kharismatik. Basu Swastha D H dan T. Handoko, (2007:106) menyebutkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri atas faktor ekstern dan faktor intern. Masyarakat Indonesia yang heterogen merupakan negara kepulauan dengan multibudaya dan terdiri dari lapisan kelompok sosial. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Swastha dan Handoko (2007:11), faktor eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan atau dibesarkan, sehingga konsumen yang berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan memiliki penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda. Faktor budaya dan kepemimpinan Kharismatik tidak boleh diabaikan oleh pemasar, karena dengan menganalisis faktor tersebut merupakan salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan 58 konsumen. Terlebih untuk konsumen di kalangan Pondok Pesantren, di mana pada lingkungan tersebut lebih menyaring terhadap produk-produk makanan atau minuman dari luar negeri yang akan masuk. Perlu kita ketahui bahwasannya di lingkungan Pondok Pesantren budaya sangat berpengaruh serta dijunjung tinggi. Selain budaya ada satu faktor yang di anggap sebagai panutan atau acuan yakni kepemimpinan Kharismatik. Wujud atau sosok dari kepemimpinan Kharismatik dilingkungan Pondok Pesantren cenderung melekat pada pemuka atau pemimpin dari Pondok Pesantren. Hal ini dikarenakan para santri cenderung mengikuti semua ucapan, nasehat, atau Kharismatik yang diberikan oleh pemuka atau pemimpin Pondok Pesantren. Kepemimpinan Kharismatik dari pemuka atau pemimpin Pondok Pesantren ini memicu keputusan para santrinya. Dengan begitu, apabila produk makanan atau minuman yang akan dipasarkan tidak sesuai dengan budaya yang ada serta dari kepemimpin Kharismatik yang mereka tokohkan tidak yakin akan produk tersebut, maka sudah dapat ditebak produk-produk makanan atau minuman tersebut tidak akan mendapat respon bahkan tidak laku di lingkungan tersebut. Bermacam-macam merek minuman berkarbonasi atau bersoda saat ini akan membuat para konsumen dengan mudah memilih dan membeli produk yang mereka anggap lebih baik dan sesuai dengan kondisi budaya dan kepemimpinan Kharismatik. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang seberapa jauh pengaruh kebudayaan atau budaya, kepemimpinan Kharismatik terhadap keputusan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat. Karena diharapkan dapat membantu para pemasar untuk mengambil suatu kebijakan. Perumusan Masalah a. Bagaimana pengaruh budaya dan kepemimpinan kharismatik terhadap JURNAL PRO-FIT keputusan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat? b. Variabel manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat? Tujuan Penelitian a. b. Untuk mengetahui pengaruh budaya dan kepemimpinan kharismatik terhadap keputusan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat. Untuk mengetahui variabel yang paling besar pengaruhnya diantara budaya dan kepemimpinan kharismatik terhadap keputusan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat. Kajian Pustaka 1. Perilaku Konsumen Konsumen dalam melakukan pembelian kebutuhannya baik barang maupun jasa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama rasio maupun emosinya. Untuk itu perlu dilakukan studi tersendiri untuk mempelajari perilaku konsumen dalam pembelian produk (barang maupun jasa). Engel (1994:3), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan individu yang langsung terlibat dalam usaha mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Dari definisi tersebut dapat di artikan bahwa perilaku konsumen sendiri menitik beratkan kepada individu, karena setiap individu pada dasarnya mempunyai sifat untuk mengkonsumsi, menghabiskan serta keinginan untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibutuhkan. Swastha dan Handoko (2000:59), Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barangbarang dan jasa-jasa, termasuk di dalam Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan 59 proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Mangkunegara (2005:4), Perilaku konsumen adalah tindakantindakan yang dilakukan oleh individu kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Berdasarkan beberapa definisi perilaku konsumen tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan individu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mengarahkan dalam memilih dan menggunakan barang dan jasa yang diinginkannya. 2.Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk saat ini cenderung mengikuti perubahan lingkungan luar (eksternal faktor). Perubahan lingkungan yang cepat dan kompleks menyebabkan konsumen menetapkan pilihan pada sesuatu yang terkadang tidak berdasarkan pada pribadi maupun rangsangan psikologis. Faktor-faktor eksternal menurut Swastha dan Handoko (2007:58) yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut adalah: a.Kebudayaan dan Sub kebudayaan b.Kelas sosial c.Kelompok Referensi d.Keluarga a. Kebudayaan dan Sub kebudayaan Schiffman Leon dan Kanuk Leslie (2007:356), menyebutkan kebudayaan adalah keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan, yang dipelajari yang membantu mengarahkan perilaku konsumen pada anggota masyarakat tertentu. Sub budaya adalah sebagai kelompok budaya berbeda yang ada sebagai segmen yang dapat dikenali dalam masyarakat tertentu yang lebih luas dan JURNAL PRO-FIT lebih kompleks. Sedangkan Swastha basu dan Irawan (2005:107), menyebutkan bahwa kebudayaan adalah simbol dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala nilai, kebiasaan, simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan oleh manusia dan mempengaruhi perilaku suatu masyarakat. Secara sosial, pengamatan terhadap budaya dapat dilihat melalui bahasa, cara kerja, aturan-aturan pola hidup yang diyakini. Seorang anak yang sedang tumbuh akan mempelajari nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarganya dan dari kelompok-kelompok penting lainya. Kebudayaan sendiri bersifat sangat luas dan menyangkut segala aspek kehidupan masyarakat sedangkan kebudayaan khusus atau sub budaya memilki sifat yang lebih sempit. Menurut Amirullah (2002:47), kebudayaan khusus mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. b. Faktor sosial Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. c. Kelompok referensi Kelompok referensi adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informalseperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok 60 sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. d. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa. 4. Kepemimpinan Kharismatik Menurut Syamsul Arifin (2012:91).Kepemimpinan kharismatik ini adalah tipe kepemimpinan dipandang sulit untuk dianalisis, karena literatur yang ada tentang kepemimpinan kharismatik tidak memberikan petunjuk yang cukup. banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kepemimpinan kharismatik ini. Memang ada karaktristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat hingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya sangat besar.Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang yang dikagumi oleh banyak pengikut, meskipun para pengikutnya tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara kongkrit, mengapa orang (pemimpin kharismatik) tersebut dikagumi. Sejarah telah membuktikan bahwa seorang yang berusia relatif mudapun dapat julukan sebagai pemimpin yang kharismatik. Jumlah harta milikinya pun tampaknya tidak bisa digunakan sebagai ukuran. Ada yang tergolong sebagai pemimpin yang kharismatik ternyata dari sudut kebendaan tergolong miskin. Mungkin karena kekurangan pengetahuan untuk menielaskan dengan kriteria ilmiah mengenai kepemimpinan yang kharismatik orang akhirnya cenderung mengatakan bahwa ada orang-orang yang memiliki "kekuatan ajaib" yang tidak mungkin dijelaskan secara ilmiah,yang menjadikan orang-orang tertentu itu dipandang sebagai kharismatik. Seorang pemimpin yang kharismatis mempunyai daya penarik amat besar dan oleh karena itu pada umumnya memiliki JURNAL PRO-FIT pengikut dalam jumlah besar, meskipun para pengikut tersebut sering tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin tersebut. Sulit untuk mengetahui mengapa seseorang menjadi peminmpin kharismatis, karena dari mana asalnya kharismanya memang sulit ditelusuri. Sering disebutkan bahwa pemimpin yang kharismatis di kekuatan gaib. a. Teori Kepemimpinan Kharismatik Kegiatan manusia secara bersamasama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Syamsul Arifin, 2012:11). Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain: Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain : a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri. Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan 61 b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. 5. Tipe dan Gaya Kepemimpinan Syamsul Arifin (menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas: 1.Tipe Otoriter Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut: a.Menganggap organisasi sebagai miliknya b.Mengidentikan tujuan pribadi dan tujuan organisasi c.Menganngap bawahan sebagai alat semata d.Pemimpin tidak mau menerima kritik,saran dan pendapat e.Terlalu tergantung kepada kekuasaan formilnya, f.Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan pemaksaan danpunitif (menghukum). 2. Tipe Militeristik Dalam tipe ini pemimpin mempunyai sifat-sifat: a.Menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku b.Lebih banyak menggunakan system perintah c.Menghendaki keputusan mutlak dari bawahan d.Formalitas yang berlebih-lebihan e.Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan f.Sifat komunikasi hanya sepihak 3. Tipe Paternalistik Tipe Kepemimpinan dengan sifatsifat antara lain; a.Menganggap bawahannya belum dewasa b.Bersikap terlalu melindungi c.Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan d.Selalu bersikap maha tahu dan maha benar. 4. Tipe Kharismatik JURNAL PRO-FIT Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa. 5.Tipe Demokrasi Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsur organisasi dilibatkan dalam aktifitas, yang dimulai penentuan tujuan, pembuatan rencana keputusan, disiplin. 6.Tipe laissez faire Karakteristik utama pemimpin yang laissez faire. Seorang pemimpin laissez faire berpandangan, bahwa pada umumnya organisasi akan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus dilaksanakan olah masing-masing anggota dan seorang pimpinan tidak perlu melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional. Seorang pemimpin yang laissez faire melihat peranannya sebagai ”polisi lalulintas”.Dengan anggapan bahwa para anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat kepada peraturan permainan yang berlaku, dan erung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan dan digerakkan. Keadaan yang demikian itu menjadikan seorang yang memiliki tipe kepemimpinan laissez faire akan menampakkan sikap yang 62 permisif dalam memimpin organisasi dan bawahannya. 5. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian menurut Amirullah (2002:62) didefinisikan sebagai suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu. Berikut akan dibahas mengenai struktur dan proses keputusan pembelian. a. Struktur Keputusan Pembelian Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sesungguhnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Dan dari setiap keputusan pembelian terdapat struktur yang terdiri dari tujuh komponen. Swastha dan Handoko (2000:102) menyebutkan tujuh komponen tersebut sebagai berikut : 1)Keputusan tentang jenis produk Keputusan diambil oleh konsumen untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Sedangkan bagi perusahaan penting untuk memperhatikan peminat produknya juga alternatif lain yang mungkin konsumen pertimbangkan. 2)Keputusan tentang bentuk produk Keputusan yang diambil konsumen untuk bentuk tertentu dari produk tersebut. Selain bentuk, menyangkut pula ukuran, mutu, suara dan corak. Sedangkan bagi perusahaan penting untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya. 3)Keputusan tentang merek. Keputusan yang diambil konsumen untuk merek tertentu yang dipilihnya. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih merk. 4) Keputusan tentang penjualannya. Konsumen mengambil keputusan tentang tempat pembelian produk tersebut. Apakah di toko khusus, toko serba ada, atau JURNAL PRO-FIT toko lain. Dalam hal ini pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentunya. 5) Keputusan tentang jumlah produk Konsumen mengambil keputusan tentang seberapa banyak jumlah produk yang akan dibelinya. Untuk itu perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. 6) Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen mengambil keputusan tentang kapan ia membeli, hal ini terkait dengan ketersediaan dana untuk membeli. Sehingga perusahaan perlu untuk mengetahui bagaimana penentuan waktu pembelian konsumen agar perusahaan dapat mengatur waktu produk dan pemasarannya. 7)Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau kredit. Perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya. b. Proses Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan dalam pembelian konsumen ditentukan oleh perilaku konsumen itu sendiri. Kotler (2007:248) mengemukakan bahwa ada lima tahapan dalam membeli suatu produk, yaitu : 1)Pengenalan masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannnya. Jika masalah tidak terdefinisikan dengan jelas, maka konsumen seringkali mengembangkan sejumlah alternatif yang tidak relevan, yang nantinya akan berpengaruh pada kepuasan. Pemasaran perlu mengumpulkan informasi dari beberapa konsumen agar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering menimbulkan minat terhadap suatu produk. 2) Pencarian informasi Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan 63 Konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Bentuk informasi yang dicari oleh konsumen dapat berupa ciri atau sifat, harga, bentuk, atau tempat barang yang akan dibeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (1) sumber pribadi seperti keluarga, teman, tetangga, kenalan, (2) sumber komersil seperti iklan, tenaga penjualan, kemasan dan pameran, (3) sumber umum seperti media massa, organisasi konsumen, dan (4) sumber pengalaman seperti pernah memakai produk, menguji produk. 3)Evaluasi alternatif Setelah mengumpulkan berbagai informasi akan dibuat penilaian akhir terhadap informasi yang di dapat sebelumnya dengan memperhatikan persaingan merek yang ada. Konsumen dalam membentuk pilihannya terhadap produk berdasarkan pemikiran yang sadar dan rasional. Konsumen memandang produk sebagai himpunan dari sifat-sifat atau ciri-cirinya sehingga konsumen akan bersikap berbeda-beda dalam melihat atribut-atribut produk yang dianggap sesuai dan menonjol. Untuk itu konsumen akan memberikan perhatian lebih besar pada produk yang dapat memberikan manfaat yang dicarinya. 4)Keputusan membeli Keputusan untuk membeli pada dasarnya terdiri dari sejumlah keputusan. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor keadaan yang tidak terduga. Sikap orang lain akan mempengaruhi satu alternatif yang disukai tergantung pada : (1) intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen, (2) motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Makin kuat intensitas sikap positif orang lain, dan makin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka makin besar kemungkinan konsumen untuk membulatkan niatnya membeli suatu barang. 64 JURNAL PRO-FIT 5) Perilaku setelah membeli Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Jika produk memenuhi harapan, konsumen akan merasa puas, dan jika produk melebihi dari apa yang diharapkan, konsumen akan sangat puas, dan jika produk berada di bawah apa yang diharapkan maka konsumen akan merasa tidak puas. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas maka dia akan membeli produk itu lagi, dan ada kecenderungan mengatakan hal yang baik-baik tentang produk tersebut. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan menghindari produk tersebut dan cenderung mengatakan yang jelek-jelek tentang produk tersebut menjadi acuan bagi individu dalam membentuk perilaku dan kepribadiannya. 6. Pengaruh Faktor-faktor Eksternal Terhadap pengambilan Keputusan Pembelian Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya menitik beratkan pada faktor budaya dan kepemimpinan kharismatik. Karena pada faktor budaya dan kepemimpinan kharismatik, menurut penulis kedua faktor tersebut lebih efisien serta lebih mengena dibandingkan faktor lainnya. Selain itu, faktor budaya dan kepemimpinan kharismatik masih jarang dikaji. Ket gambar Budaya X1 dan kepemimpinan karismatik X2, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (y) yang selanjutnya akan dibuktikan Faktor kebudayaan yang ada dalam masyarakat merupakan faktor yang bersifat kompleks dan luas. Kebudayaan atau budaya ini merupakan kebudayaan induk yang mempengaruhi kebudayaan khusus dari setiap kelompok atau golongan masyarakat, termasuk kelas-kelas sosial yang ada di dalamnya, termasuk juga kepemimpinan kharismatik sebagai kelas sosial yang 7. Kerangka Konseptual Berdasarkan model perilaku konsumen yang diuraikan dalam latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka dapat disusun model konsep dasar sebagai dasar pembentukan model hipotesis yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 1. Kerangka Konseptual Budaya (X1) Kepemimpinan kharismatik (X2) Keputusan Pembelian (Y) 8. Hipotesis Hipo I :Diduga terdapat pengaruh variabel budaya dan kepemimpinan kharismatik secara simultan terhadap struktur keputusan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat. HipoII :Diduga variabel kepemimpinan kharismatik mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat. Obyek Penelitian Air Mineral Aidrat merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaanperusahaan patungan antara perusahaanperusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Air Mineral Aidrat Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan JURNAL PRO-FIT distributor terbesar produk-produk Air Mineral Aidrat di dunia. Air Mineral Aidrat Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Air Mineral Aidrat saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Dan produksi pertama Air Mineral Aidrat di Indonesia dimulai pada tahun 1998 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 2000-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Air Mineral Aidrat Company. Pada awal tahun 2004-an, perusahaan tersebut mulai mengadakan kerjasama dengan pondok pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan. Tepat pada tanggal 1 Januari 2005, memproduksi air mineral yang dikelelola para santri yang ada di pondok pesantren tersebut. .Bisnis Air Mineral Aidrat tidak lain adalah menghadirkan saat-saat menyegarkan yang unik dan memuaskan konsumen. Perusahaan sangat terpacu untuk melahirkan semangat serupa terhadap usaha-usaha yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini berarti, upaya berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Tanggung jawab tersebut meliputi komitmjen dalam menjalankan usaha dengan cara-cara yang menjaga kelestarian lingkungan dan menunjang kesehatan serta keselamatan kerja karyawan-karyawan Air Mineral Aidrat di tempat kerja. Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan 65 Adalah filosofi dan komitmen Air Mineral Aidrat untuk menjadi bagian integral disetiap kelompok masyarakat di mana perusahaan melakukan atau melakasanakan kegiatan usaha. Perusahaan secara aktif memberikan kontribusi kepada masyarakat baik mealaui aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, maupun melalui berbagai kegiatan hubungan masyarakat yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung bagi kehidupan masyarakat. Setiap tahun perusahaan melaksanakan program bantuan kemasyarakatan untuk masyarakat setempat dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan prasarana, serta menyalurkan bantuan dalam berbagai bentuk kepada kelompok-kelompok masyarakat membutuhkan sesuai kemapuan perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PP. Sunan Drajat Paciran Lamongan Pada Santri tingkatan Ma’had Aly. Kusioner disebarkan dari bulan Oktober sampai November 2009. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah para santri tingkatan Ma’had Aly di Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan yang membeli minuman merek Air Mineral Aidrat. Jumlah populasi santri tingkatan Ma’had Aly di Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan adalah 200 orang santri. Sedang Syarat pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1) Para santri tingkatan Ma’had Aly di Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan 2) Para santri yang pernah membeli minuman merek Air Mineral Aidrat Untuk perhitungan besarnya sampel dilakukan dengan pendekatan Sudjana (2004:16) sebagai berikut: N n 1 Ne 2 Keterangan : N : Populasi n : Jumlah sampel penelitian 66 JURNAL PRO-FIT e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (10%) 200 n 66,67 1 200 (0,1) 2 Berdasarkan jumlah sampel yang didapat dari perhitungan di atas, maka di ambil sampel sebanyak 67 responden Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Sofian Effendi dalam Singarimbun dan Effendi (2005:42) berarti sesuatu yang mempunyai variasi nilai. a. Budaya (X1) Adalah segala nilai, gagasan, artefak, dan simbol yang mempengaruhi dan mengatur perilaku suatu masyarakat yang diwariskan secara turun menurun. Indikator : Tingkat kepatuhan pada budaya masyarakat, Item : (1) Kesesuaian dengan norma (2) Kesesuaian dengan perkembangan budaya (3) Kesesuaian dengan gaya hidup b. Kepemimpinan karismatika (X2) Adalah orang-orang yang memiliki kemampuan mempengaruhi suatu masyarakat. Indikator :Tingkat emampuan dari pemimpin kharismatik,Item : (1) Membantu pencapaian tujuan usaha (2) Membantu memperlancar komunikasi (3) Membantu memecahkan masalah c. Konsep Keputusan Pembelian (Y) Adalah suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap beberapa alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Variabel: Keputusan Pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat Indikator : Pertimbangan pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat,Item a) Pertimbangan pada harga b) Pertimbangan pada merek produk c) Pertimbangan terhadap kemasan Metode Analisis Data 1. Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Menurut Singarimbun dan Effendi (2005:124) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Penelitian di katakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk df = n – k dalam hal ini n adalah jumlah sample dan k adalah jumlah variabel bebas. Jika r hitung (dapat dilihat dalam kolom corected item–total corelation) lebih besar dari r tabel (dilihat dari r product moment) dan nilai r positif. Maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid Pengujian validitas item masing-masing perubah pada penelitian ini menggunakan komputer melalui program SPSS for windows. b. Uji Reliabilitas Instrument Menurut Singarimbun (2005-140) reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan gejala yang sama. Suatu instrument sudah reliabel sebagai alat pengumpul data apabila memberikan hasil ukuran yang sama terhadap suatu gejala pada waktu yang berlainan. Untuk mengkaji tingkat reliabilitas dalam penelitian ini digunakan metode statistik dengan rumus Alpha Cronbach dalam Arikunto (2006 : 193) sebagai berikut 2 K b r11 1 1 K 1 Keterangan : r 11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan/soal σ b2 = Jumlah varians butir σ t2 = Varians total Jika alpha > 0,6 maka perubah tersebut dinyatakan reliabel sedangkan jika alpha kurang dari 0,6 maka perubah tersebut dinyatakan tidak reliabel. JURNAL PRO-FIT 2. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda digunakan untuk melihat besarnya pengaruh dua atau lebih perubah bebas secara bersama-sama terhadap satu variabel terikat. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan akan ditunjukkan oleh koefisien regresi. Model regresi linear ganda atas X1, X2 ….. Xn sebagai perubah bebas ditunjukkan oleh Sugiyono (2005:243): Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x 4 + …+ bn xn Keterangan : a : Intersep b1, b2 … bn : Koefisien regresi 3. Uji Hipotesis (Uji T) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah: - H0 : ßi = 0, artinya secara parsial (individual) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. ­ Ha : ßi ≠ 0, artinya secara parsial (individual) terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan: -H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5 % -Ha diterima jika thitung > ttabel > –ttabel pada α = 5 % 4. Uji F Dari hipotesis yang telah dirumuskan maka dilakukan metode pengujian sebagai berikut : Ho : β1 = β2 =………….βk = 0 Ho : β1 ≠ β2 ≠………….βk ≠ 0 Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan 67 Pengujian dilakukan dengan uji F dengan rumus yang terdapat dalam Sudjana (2006:355): F JK reg K JK reg (n k 1) 1) H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 ( tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas secara partial terhadap variabel terikat). H1 : b1 b2 b3b4 0 (ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas secara partial terhadap variabel terikat). 2) Tingkat Signifikan = 0.05 3) Kriteria yang dipakai dalam uji t adalah : a) Apabila thitung < ttabel maka H0 di terima dan H1 ditolak. b) Apabila thitung ttabel maka H0 di tolak dan H1 diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Uji Validitas Tabel 1. Uji Instrument Validitas Data Tabel Pearson Correlat ion Sig. (2tailed) Validitas X1.1 0.328 0.007 Valid X1.2 0.447 0.000 Valid X1.3 0.553 0.000 Valid X2.1 0.553 0.000 Valid X2.2 0.447 0.000 Valid X2.3 0.553 0.000 Valid Kriteria validitas dapat ditentukan dengan melihat nilai pearson correlation dan Sig. (2tailed). Jika nilai pearson correlation > nilai pembanding berupa (r-kritis 0,3) maka item tersebut valid. Atau jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti item tersebut valid. 68 JURNAL PRO-FIT 2. Uji Reliabilitas 4. Hipotesis Uji T Tabel 2. Uji Instrument Reliabilitas Cronbach's N of Alpha Items .851 9 Dari data yang diolah menggunakan SPSS dapat disimpulkan bahwa nilai alpha cronbach = 0,851 > 0,6 (nilai standar reliabilitas), itu menandakan bahwa item soal yang akan kami ajukan sebagai bahan kuesioner sudah reliabel. 3. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 3.Analisis Regresi Variabel Koefisie n Regresi T Hitun g 3.785 -1.109 9.110 Signifi kan X1 0.787 0.000 X2 - 0.231 0.272 Constant 7.286 0.000 a Bentuk persamaan pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebagai berikut : Y : 7.286 + 0 .787X1 + (-0.231) X2 A : 7.286 artinya besarnya Y adalah 7.286 sebelum adanya pengaruh variabel bebas (X). b1 : 0.787 artinya apabila variabel bebas X1(Budaya) dinaikkan satu satuan, maka Y (Keputusan Pembelian) akan naik sebesar 0.787 dengan menganggap variabel lainnya tetap. b2 :(-0.231) artinya apabila variabel bebas X2(Kepemimpinan Kharismatik) dinaikkan satu satuan, maka Y (Keputusan Pembelian) akan menurun sebesar 0.231dengan menganggap variabel lainnya tetap. df1 = (n-1)= 67-1= 66 = 1.671 (t-tabel) a. Untuk variabel bebas X1 (Budaya). Dari hasil perhitungan diperoleh hasil thitung = 3.785 > ttabel = 1.671 artinya secara parsial variabel X1 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (Keputusan Pembelian). b. Untuk Variabel bebas X2 (Kepemimpinan Kharismatik). Dari hasil perhitungan diperoleh hasil thitung = -1.109 > ttabel = 1.671 artinya secara parsial variabel X2 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (Keputusan Pembelian). 5. Uji Hipotesa F Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X), yang terdiri dari Budaya (X1) dan Kepemimpinan Kharismatik (X2) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian (Y). df2 = (k-1) : k (n-1) = (2-1) : 5 (67-1) = 1 : 330 Berdasarkan hasil perhitungan analisa regresi linier berganda diperoleh hasil Fhitung = 17.608 > Ftabel = 2,17 artinya secara bersama-sama variabel bebas (X) yang terdiri dari Budaya (X1) dan Kepemimpinan Kharismatik (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y ) yaitu Keputusan Pembelian (Y). KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dengan regresi linier berganda diperoleh hasil sebagai berikut : b1= 0.787 artinya apabila Variabel bebas X1 (Budaya) dinaikkan satu satuan, maka Y (Keputusan Pembelian) akan naik sebesar 0.787 dengan menganggap Variabel lainnya tetap. JURNAL PRO-FIT b2 = (-0.231) artinya apabila Variabel bebas X2 (Kepemimpinan Kharismatik) dinaikkan satu satuan, maka Y (Keputusan Pembelian) akan menurun sebesar 0.231dengan menganggap Variabel lainnya tetap. Berdasarkan analisis hasil perhitungan tersebut diatas, ternyata dugaan peneliti bahwa Variabel Kepemimpinan Kharismatik mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat ternyata berbanding terbalik dengan hasil perhitungan. Justru yang terlihat paling dominan terhadap Keputusan Pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat adalah Variabel Budaya. Adapun Variabel Budaya yang terdiri dari tiga indikator yaitu kesesuaian dengan norma, kesesuaian dengan perkembangan budaya, dan kesesuaian dengan gaya hidup mempunyai kontribusi yang paling besar atau dominan dalam Keputusan Pembelian minuman merek Air Mineral Aidrat. DAFTAR PUSTAKA B Amrulloh,2002. Model Perilaku Konsumen. Cetakan Kedua BPFE, Yogjakarta. Basu Swastha Dh, 2005. Azaz-azas Marketing, Edisi II, Penerbit Liberty, Yogyakarta Basu Swastha dan T.H Handoko, 2007, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen, Liberty, Yogyakarta. Basu Swastha dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Liberty, Yogyakarta. Basu Swastha Dh, 2005. Azaz-azas Marketing, Edisi II, Penerbit Liberty, Yogyakarta Enggel,2004. Perilaku Konsumen. Jilid I. Penerbit. Andi. Yogyakarta. Mangkunegara.2005. Perilaku Konsumen. Penerbit CV. Alpha Beta. Bandung. Fakultas Ekonomi Unisda Lamongan 69 Philip Kotler, 2007. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Edisi V, Jidil II, Penerbit Erlangga, Jakarta Syamsul Arifin,2012. Leadhership(Ilmu dan Seni Kepemimpinan), Penerbit Mitra Wacana Media,Jakarta. Schiffman Leon dan Kanuk Leslie.2007. Behavior Culture, Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Sondang P Siagian , 2004. Teori Kepemimipinan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Singarimbun dan Effendi,2005. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, CV. Pustaka Setia, Bandung. Sudjana, 2004. Metode Statistik, Edisi III, Penerbit tarsito, Bandung. Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian, Edisi II, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Winardi, 2004. Manajemen Pemasaran, Cetakan I, Penerbit Sinar Baru.