akuntansi, price earnings ratio (PER), price book value (PBV

advertisement
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa tujuan
peneilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi
(tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan GNP), nilai-nilai fundamental
perusahaan, dan karakteristik pasar sekuritas [leverage, earnings variability, beta
akuntansi, price earnings ratio (PER), price book value (PBV), dividend yield,
earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis
saham syariah.
Penelitian ini menggunakan 30 sampel. Pemilihan sampel dilakukan
secara purposive sampling. Sedangkan data yang digunakan merupakan data
sekunder. Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu metoda
regresi berganda. Uji Kolmogorov Smirnov untuk menguji kenormalan data,
metoda Fowler dan Rorke untuk menyesuaikan beta dan uji asumsi klasik
terhadap variabel independen.
A. SIMPULAN
Beta saham merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau
portofolio pasar. Hasil penelitian terhadap 30 perusahaan menunjukkan bahwa
pada perioda Januari 2001 sampai dengan Desember 2005 beta saham yang
diukur berdasarkan model pasar menghasilkan beta rata-rata sebesar 1,3778. Hal
ini menunjukkan bahwa secara umum saham perusahaan yang tergabung dalam
57
Jakarta Islamic Indeks (JII) termasuk saham yang agresif yang cenderung peka
terhadap perubahan return pasar.
Analisa data dengan regresi linear berganda untuk merumuskan hubungan
antara beta saham syariah sebagai variabel dependen dengan variabel makro
ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan GNP), nilai-nilai fundamental
perusahaan, dan karakteristik pasar sekuritas yaitu leverage, earnings variability,
beta akuntansi, earnings per share (EPS), price earnings ratio (PER), price book
value (PBV), dividend yield, dan volume perdagangan menunjukkan variabel-
variabel tersebut mempunyai kemampuan menjelaskan perubahan beta saham
syariah sebesar 59%.
Pengujian secara simultan pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga,
GNP, leverage, earnings variability, beta akuntansi, earnings per share (EPS),
price earnings ratio (PER), price book value (PBV), dividend yield, dan volume
perdagangan terhadap beta saham syariah membuktikan bahwa pada tingkat
signifikansi
5%
variabel-variabel
yang
diajukan
secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap beta saham.
Berdasarkan basil pengujian hipotesis seperti yang telah dikemukakan
menunjukkan bahwa hipotesis nol yang diajukan tidak dapat ditolak untuk
variabel makro ekonomi yaitu tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan gross
national produc (GNP). Husnan (1998:323) menyatakan bahwa kondisi pasar
merefleksikan kondisi ekonomi, maka perubahan kondisi ekonomi tentunya akan
tercermin pada kondisi pasar. Padahal kondisi pasar saat ini mencerminkan
harapan para pemodal terhadap kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
58
Dengan kata lain, pasar selalu mempresent valuekan kondisi ekonomi di masa
yang akan datang. Kesimpulannya pasar nampaknya selalu bersifat antisipatif
terhadap kondisi perekonomian. Sedangkan untuk variabel yang berasal dari nilainilai fundamental dan karakteristik pasar sekuritas hipotesis nol tidak dapat
ditolak untuk beta akuntansi, price earnings ratio (PER), dan dividend yield.
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada pengaruh tingkat inflasi, tingkat
suku bunga, gross national product (GNP), beta akuntansi, price earnings ratio
(PER), dan dividend yield terhadap beta saham syariah. Pengujian secara parsial
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap beta saham syariah
menghasilkan lima variabel yang signifikan yaitu leverage, earnings variability,
earnings per share (BPS), price book value (PBV) dan volume perdagangan
saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leverage, earnings variability,
earnings per share (BPS), price book value (PBV) dan volume perdagangan
berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. Fenomena ini menunjukkan
bahwa investor mempertimbangkan variabel akuntansi dalam membuat keputusan
investasi. Dalam penelitian ini variabel yang paling berpengaruh terhadap
penghitungan risiko sistematis adalah price book value (PBV). Kecenderungan
munculnya hasil ini karena harga saham memiliki tingkat perputaran yang sangat
cepat, sehingga dibutuhkan data yang dapat tersedia setiap saat. Rasio keuangan
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut hanyalah rasio yang berasal dari
kategori capital market ratio.
59
B. IMPLIKASI
Hasil perhitungan rata-rata beta saham dalam penelitian ini menunjukkan
nilai beta saham syariah yang tinggi karena lebih besar dari satu. Risiko yang
tinggi tentu menyaratkan return yang tinggi. Nilai beta yang tinggi ini dapat
digunakan pemodal untuk menganalisa beta saham dalam mempertimbangkan
setiap altematif investasi. Disamping itu pemodal dapat menggunakan variabelvariabel akuntansi dari laporan keuangan emiten dalam mempertimbangkan
investasi yang akan dipilihnya.
C. KETERBATASAN
Penelitian
tm
memiliki
beberapa
keterbatasan
yang
mungkin
menyebabkan hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi. Pertama, Bursa Efek
Jakarta (BEJ) masih tergolong emerging capital market dan Jakarta Islamic
Indeks (JII) sendiri masih relatif baru, sehingga dapat menyebabkan parameter
prediksi yang bias. Kedua, Penelitian ini menguji variabel makro ekonomi dan
variabel fundamental perusahaan dalam satu model. Penelitian berikutnya dapat
menguji variabel makro ekonomi secara terpisah dengan variabel fundamental
terhadap beta saham karena data makro ekonomi karaktemya berbeda dari data
fundamental. Dengan membedakan karakteristik data mungkin akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dalam penghitungan beta saham.
Variabel indikator ekonomi dan fundamental yang digunakan hanya
beberapa saja, masih banyak variabel fundamental dan indikator perekonomian
60
yang lain. Bagi penelitian selanjutnya perlu menambah atau mengganti dengan
variabellain yang mungkin relevan dengan beta saham.
Sampel yang digunakan relatif kecil dan perioda penelitian hanya 5 tahun
disebabkan oleh Jakarta Islamic Indeks juga masih relatif baru. Penelitian
berikutnya dapat memperpanjang perioda penelitian sehingga bisa mendapatkan
basil yang lebih baik dalam analisis beta saham. Penelitian ini tidak
mempertimbangkan ukuran perusahaan (size effect). Ukuran perusahaan mungkin
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Penelitian
berikutnya juga perlu mempertimbangkan jenis industri karena jenis industri
tertentu memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kondisi pasar. Penelitian ini
juga tidak mempertimbangkan perusahaan yang melakukan stock split dan
banyaknya perusahaan sampel yang tidak membagikan dividen yang mungkin
mempengaruhi hasil penelitian sehingga basil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasi.
61
Download