BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia saling berhubungan satu sama lain. Cara terpenting dalam berhubungan satu sama lain adalah dengan komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya, dalam interaksi ini manusia saling bertukar pesan guna memperoleh informasi yang diperlukan. Tanpa komunikasi, kita dan orang lain tidak dapat berhubungan dan bertukar pikiran, perasaan dan kehendak. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan gagasan atau informasi seseorang kepada orang lain. Selain dalam bentuk kata-kata, proses pemindahan gagasan seseorang dari orang lain juga dapat terjadi dalam bentuk ekspresi wajah, intonasi dan sebagainya. Melalui komunikasi, kita dapat mempelajari, membangun dan merubah pendapat, sikap, serta perilaku orang lain. Kita dapat berkomunikasi dengan individu, kelompok maupun publik. Komunikasi antar individu dalam kehidupan sosial kita kenal sabagai komunikasi interpersonal. Komunikasi antarpribadi adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam hal upaya merubah sikap, pendapat, serta perilaku seseorang (Effendy,2004). Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang yang terjadi secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara intim, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya (Mulyana, 2005,:81). Manusia memerlukan hubungan antarpribadi terutama untuk dua hal yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency). Perasaan mengacu pada hubungan yang bersifat emosional intensif, sementara ketergantungan mengacu pada instrumen antarpribadi seperti mencari kedekatan, membutuhkan bantuan, serta kebutuhan berteman dengan orang lain, yang juga dibutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup. Salah satu 1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara karakteristik penting dari hubungan antarpribadi yaitu hubungan tersebut banyak yang tidak diciptakan untuk diakhiri berdasarkan kemauan atau kesadaran kita. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara berhadapan muka ataupun bisa juga melalui media seperti telepon. Komunikasi antarpribadi melalui tatap muka mempunyai satu keuntungan dimana melibatkan perilaku nonverbal, dan juga ekspresi. Bentuk komunikasi antarpribadi yang paling sederhana dan yang pertama kita dapati adalah dalam keluarga. Suatu keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga sebagai kelompok sosial pertama merupakan wadah dimana individu tumbuh, berkembang, dan belajar bersosialisasi. Disamping itu eksistensi keluarga sangat dibutuhkan dalam pembentukan kepribadian anggota keluarga. Berawal dari proses komunikasi interpersonal, interaksi komunikasi dalam keluarga berlangsung dan membentuk intensitas dan kualitas komunikasi serta bertujuan untuk mencapai pemahaman makna pesan Namun tidak hanya sampai pada ruang lingkup keluarga, kebutuhan manusia akan informasi dan berinteraksi selaku makhluk sosial membuat banyak sekali media yang muncul untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Hingga saat ini seperti yang kita ketahui terdapat banyak media komunikasi massa tersedia guna mempermudah memperoleh informasi akan berbagai hal dimana media komunikasi tersebut mudah kita jumpai di setiap rumah, contohnya media komunikasi tersebut yaitu televisi. Istilah televisi sendiri dicetuskan pada tanggal 25 agustus 1900 di kota Paris. Istilah televisi bermakna melihat jauh, disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat "lain" melalui sebuah perangkat penerima (Wahyudi.1986:49). Televisi ini sendiri sangat dekat dengan kehidupan anak-anak. Apalagi hampir 90% rumah tangga di Indonesia memilki televisi di rumahnya. Hingga saat ini, aktivitas yang banyak dilakukan anak-anak pada waktu senggangnya adalah menonton televisi. Menonton televisi adalah hiburan yang murah dan mudah. Tidak heran jika jumlah menonton televisi di kalangan anak-anak lebih banyak dibandingkan dengan jam belajar di sekolah. Rata-rata anak-anak menghabiskan waktu menonton televisi sekitar 4-6 jam per hari (Pemakalah Konferensi nasional literasi media, 2011: 50). Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kedekatan anak terhadap tayangan televisi tentu membawa dampak bagi si anak. Apa yang ditonton si anak dari televisi tentu berpengaruh pada pola pikir dan pengetahuannya. Televisi sebagai media penyampai informasi memberi banyak dampak positif bagi kehidupan, tidak lepas bagi kehidupan anak-anak. Beberapa survei mengenai pola menonton TV pada anak (YPMA,2008) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 berdasarkan data dari Yayasan Kesejahteraan anak Indonesia, rata-rata anak usia SD menonton TV 3-4 jam perhari. Pada 2006, rata-rata anak SD menonton TV 4-5 jam perhari pada hari biasa dan 7-8 jam perhari di hari minggu (kumpulan makalah literasi media di Indonesia, 2011:3). Banyak pengetahuan yang bisa didapat melalui siaran di televisi, misalnya kuis cerdas cermat yang memberi banyak pengetahuan umum juga menghibur. Namun yang menjadi permasalahan dan menjadi hal yang memprihatinkan adalah banyak jenis acara yang menjadi tontonan anak-anak tersebut belum tentu baik untuk anak-anak tersebut. Contohnya adalah kartun Naruto yang sangat populer di kalangan anak-anak, dimana film animasi ini menampilkan banyak kekerasan seperti perkelahian dan pembunuhan yang belum layak untuk dilihat bagi kategori anak-anak. Ditambah lagi, banyak anak-anak yang menonton siaran yang tidak diperuntukkan bagi anak-anak. Banyak anak yang menonton sinetron, film berkonten kekerasan, infotainment, yang mana itu sangat tidak dianjurkan untuk ditonton anak-anak dan tanpa pendampingan dari orangtuanya. Contohnya tayangan infotainment yang menyiarkan masalah orang dewasa seperti konflik rumah tangga, perceraian, perkelahian, konflik anak-orangtua. Anak tidak seharusnya mengkonsumsi tayangan seperti itu yang belum tepat masanya bagi anak-anak. Pada awal 1970-an, Dr. Tannis Macbeth Williams dan para riset lain dari Universitas British Columbia membandingkan tingkat agresi pada anak-anak kelas satu dan dua SD dari dua kota Kanada- yang satu mempunyai TV, dan yang lain tidak bisa menerima TV karena terhalang deretan pegununngan. Ketika kota pegunungan itu akhirnya bisa menerima televisi, tingkat pukul-memukul, gigit-menggigit, dan dorong-mendorong pada anak-anak itu meningkat sebesar 160 persen (Milton Chen.1996:51). Dari penelitian tersebut terlihat jelas bahwa televisi itu sangat membawa dampak besar bagi kehidupan anak-anak. Mereka dengan mudahnya menerima informasi yang disiarkan dari televisi meskipun informasi itu sendiri merupakan informasi yang belum saatnya mereka Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terima dan mereka praktekkan dalam kehidupan mereka. Disinilah peran orangtua dalam keluarga sebagai kelompok sosial pertama dimana anak tumbuh dan berkembang berperan penting dalam proses pembentukan sikap dan perilaku anak. Bagaimana orangtua mendampingi anak ketika menonton televisi agar pengetahuan dan informasi yang diterima anak dapat terkontrol sehingga sikap dan perilaku anak tetap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di msayarakat dimana orangtua tentunya harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai isi media yang mendasari bagaimana mereka mendampingi anak.. Oleh karena itu, Peneliti akan melakukan penelitian di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar dikarenakan perumahan tersebut sebagian besar dihuni oleh keluarga muda yang memiliki anak rata-rata berada pada usia sekolah dasar atau kategori anak-anak. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton Televisi pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. 1.2 Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan diatas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar ?" 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui proses orangtua mendampingi anak dalam menonton televisi. 2. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi saat orangtua mendampingi anak dalam menonton televisi. 3. Untuk mengetahui pembentukan dan perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada aktivitas anak menonton televisi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian sebagai berikut : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas penelitian dalam bidang komunikasi, khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai peranan komunikasi orangtua dalam mendampingi anak menonton televisi. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada siapa saja yang membutuhkan pengetahuan mengenai bagaimana proses komunikasi pendampingan orangtua dengan aktivitas anak menonton televisi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara