Renungan Harian – Tgl 23 Januari

advertisement
23Januari
Bacaan Alkitab :Kej. 25:27-34; 27:1-46; 28:1-9; Kej. 36;
1Tawarikh 1:35-54
(Kurun waktu : diperkirakan 2.149 - 2.139S.M.)
“Ambisi Yang Berlebihan”
Pernahkah Anda ikut dalam pertandingan bola basket, atau
menyaksikan olah raga tersebut? Beberapa pemain berlarian ke
seluruh lapangan sambil mencoba mendapatkan bola dengan tangan
mereka, sambil berteriak ke rekan satu team mereka : “Berikan ke
saya bola nya! Berikan ke saya bola nya! “ Para pemain bola basket
yang sudah lebih berpengalaman, telah belajar prinsip ini: “Biarkan
bola nya yang datang kepada Anda”. Sama seperti dalam olah raga
bola basket, kadang-kadang kita telah berusaha terlalu keras dan
memaksakan kehendak agar sesuatu hal terjadi menurut keinginan
kita. Bola kesempatan akan datang kepada kita, jika kita bermain
dengan tidak egois, bersikap terbuka, dan diberikan kepada kita pada
tempat dan saat yang tepat. Yang perlu kita lakukan adalah bersabar
menantikannya terjadi.
Suatu ambisi yang berlebihan terjadi di kisah Esau dan Yakub di
dalam Alkitab.Setelah berusaha dan menunggu selama 20 tahun,
akhirnya Ribkah, istri Ishak, mengandung dua anak kembar. Sebelum
mereka dilahirkan, mereka saling berdesak-desakan di dalam rahim
Ribkah. Ya, mereka sudah saling bertengkar. Ribkah tidak dapat
memahami hal tersebut, lalu ia bertanya kepada Tuhan tentang ini.
Inilah nubuatan yang tercatat di Kej.25 : 23. “Firman TUHAN
kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku
bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu
akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi
hamba kepada anak yang muda."
Esau adalah yang sulung. Namanya berarti “yang merah dan ber
bulu”, karena begitulah penampilannya saat dilahirkan. Wajahnya
yang terlihat agak liar, menggambarkan sifatnya, karena ia memiliki
gaya hidup yang agak kasar, jika dibandingkan dengan saudara
kembarnya, Yakub.
Setelah Esau dilahirkan, kemudian Yakub
menyusul keluar dari Rahim ibunya dengan tangan tangannya
memegang tumit Esau, sehingga ia dinamai “Si Pengganti” Sesuai
dengan yang telah dinubuatkan dan sebagai kiasannya, Yakub
nantinya akan mendesak Esau dan membuatnya tersandung,
sehingga Yakub akan menggantikan posisi Esau sebagai pemilik hak
kesulungan.
Setelah mereka kemudian bertumbuh dewasa, Yakub membuat
jebakan untuk mencuri hak kesulungan Esau (hak sebagai anak
sulung yang akan menerima berkat dari ayahnya). Di dalam Kej. 25 :
27-34 diceritakan bahwa Yakub beraktivitas di dalam rumahnya dan
pada suatu hari ia membuat soup kacang merah. Esau baru kembali
dari berladang dan sangat kelaparan. Lalu Yakub menawarkan soup
kacang merah buatannya tersebut kepada kakaknya yang sedang
kelaparan tersebut, sebagai ganti hak kesulungannya. Apakah Anda
pernah menuntut hal-hal yang Anda yakini adalah hak-hak Anda?
Apakah Anda lalu harus menipu dan berlaku licik untuk
memperolehnya? Cara-cara yang mementingkan diri sendiri dan licik
akan memberi alasan bagi orang lain untuk merendahkan dan
membenci Anda; seolah-olah Anda hanya mementingkan diri sendiri.
Jika Anda merasa berhak atas hal-hal khusus dalam hidup Anda,
percayalah bahwa jika Anda akan selalu bertindak tidak egois dan
mau menunggu dengan sabar, maka Allah akan memberikan semua
yang menjadi hak Anda. Dengan kata lain : “biarkan bola nya yang
mendatangi Anda”.
Akhirnya tiba lah saatnya bagi para pemuda ini untuk mendapat
warisan. Mungkin Yakub dan Esau telah mengetahui tentang Janji
yang diberikan Allah kepada Abraham untuk memiliki tanah,
keturunan dan berkat-berkat (Kej.12 : 1-3; Kej.15:5, 18). Mereka juga
sudah tahu bahwa ayah mereka akan mewariskan berkat-berkat
tersebut. Mereka sama-sama ingin mendapatkan janji-janji Allah
tersebut untuk diri sendiri. Anak sulung, yang juga bertanggungjawab untuk memelihara anggota keluarga jika ayah mereka
meninggal dunia, seringkali menerima bagian warisan dua kali lipat
dari yang diperoleh saudara-saudara kandungnya. Kedua pria muda
bersaudara kandung tersebut sama-sama bersemangat untuk
mendapatkan warisan tersebut. Lalu bertentangan dengan tradisi saat
itu, dan juga oleh karena pilihan dari Allah sendiri, Yakub lah yang
dipilih untuk mendapatkan hak kesulungan tersebut. Mengapa
demikian? Kita tidak mengerti. Mungkin saja hal tersebut disebabkan
sikap Esau yang tidak menghargai hak kesulungannya; makanan
sepertinya lebih penting bagi diri nya. Esau lebih memilih makanan
dibandingkan dengan berkat-berkat Illahi.
Meskipun kita juga
mengerti tentang tuntutan perut yang lapar, tetapi hal-hal yang
sungguh-sungguh menjadi prioritas bagi hidup kita, akan tercermin
saat kita ada didalam tekanan. Esau telah gagal dalam ujian ini. Halhal apakah yang lebih berharga bagi Anda: berkat-berkat Allah, atau
hal-hal lain seperti mengasah bakat-bakat Anda dan menjalankan
rencana-rencana Anda? Dari contoh hidup Esau ini kiranya kita dapat
belajar untuk tidak mengorbankan hal-hal terpenting, hanya untuk
mengejar kepuasan sesaat.
Teman-teman terdekat dan anggota keluarga kita biasanya akan
membantu kita untuk memperoleh hal-hal yang kita inginkan. Hal ini
juga terjadi dalam kasus Yakub. Esau adalah anak kesayangan ayah
nya, tetapi sebaliknya, Yakub adalah kesayangan ibu nya.
“Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang
pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub
adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.’ (Kej.25 :
27)
Karena Ribkah sedemikian bersemangatnya untuk memberikan yang
terbaik bagi anak kesayangannya, Yakub, ia pun membantu
menyamarkan penampilan Yakub, sehingga Ishak akan mengira
bahwa itu adalah Esau, dan akan memberkatinya. Ia menyiapkan
kulit domba untuk dikenakan di tangan Yakub dan lehernya, sehingga
ia akan terlihat seperti Esau, karena Esau memiliki banyak bulu di
tubuh nya. Meskipun Ishak sudah tidak lagi dapat melihat dengan
jelas, tetapi indra penciuman dan perasa nya masih berfungsi baik.
Lalu Ribkah menyiapkan masaka daging rusa kegemaran Ishak.
Strategi mereka berjalan baik, dan baik Yakub maupun Ribkah
akhirnya mendapatkan apa yang mereka ingini. Tetapi ada harga
yang harus dibayar untuk penipuan mereka tersebut.
Tipuan Yakub untuk mencuri hak kesulungan Esau, telah
menyebabkan Esau menjadi sangat membenci saudara kandungnya
tersebut, sehingga ia hendak membunuh Yakub. Untuk perlindungan
dan kelangsungan hidupnya, kemudian Yakub diminta Ribkah
menemui saudara mereka di Haran, dengan alasan untuk
mendapatkan istri bagi Yakub. Dosa yang dilakukan Yakub telah
menyebabkan terpisahnya dirinya dari keluarga yang dikasihinya.
Apakah Anda pun telah menyebabkan timbulnya rasa dendam dan
permusuhan di dalam keluarga? Hal tersebut tidak dapat dihilangkan
dengan mudah. Mengapa tidak memilih merendahkan diri di hadapan
saudara yang telah tersakiti hatinya, dan mengakui segala kesalahan
Anda? Mengapa tidak mendahulukan kepentingan mereka saja?
Tetapi dengan berjalannya waktu, mungkin saja Anda akan
mendapatkan maaf dari mereka, jika Anda membuktikan bahwa Anda
sungguh-sungguh telah bertobat. Di Renungan Harian selanjutnya,
kita akan melihat bagaimana kemudian Yakub mendapatkan maaf
dari Esau.
Akhirnya, walaupun Esau telah ditipu oleh Yakub dan karena
kecerobohannya
tersebut,
kemudian
ia
kehilangan
hak
kesulungannya, namun Allah mengasihani diri nya. Keluarga, hewan
dan ternak yang dimilikinya pun diberkati sehingga bertambah banyak
secara luar biasa.
Sama seperti berkat-berkatnya bagi kaum
keturunan Ismael, janji Allah untuk memberkati seluruh bangsa
melalui keturunan-keturunan Abraham, telah dipenuhi, walaupun Esau
bukanlah sang pewaris yang dipilih. Masih ada kesempatan dan
kasih anugrah Allah bagi mereka yang berbuat salah.
Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
 “Biarkanlah bola nya yang mendatangi Anda”; jangan paksakan
kesempatan yang ada untuk terjadi bagi Anda. Bola kesempatan
yang dari Allah akan mendatangi Anda, jika Anda berlaku tidak
egois dan jujur, serta akan diberikan pada keadaan dan waktu
yang tepat. Anda harus memainkan bola tersebut dengan
kesabaran, sambil menantikan berkat-berkat Allah;
 Belajarlah untuk tidak mengorbankan hal-hal yang sesungguhnya
paling penting, dengan hanya mengejar kepuasan sesaat;
 Jangan bertindak dengan lebih menyukai seseorang dibanding
dengan yang lainnya (favoritisme); hal tersebut akan merusak rasa
kesatuan di dalam team, baik di lingkungan sehari-hari, di kantor
ataupun di dalam keluarga;
 Ada harga yang harus dibayar untuk setiap penipuan….hal
tersebut akan melahirkan rasa tidak percaya dan kebencian/
permusuhan. Jika terlibat dalam dosa ini maka hendaklah kita
sungguh-sungguh bertobat agar dapat diberkati Tuhan dan dikasihi
orang lain;
 Seringkali Tuhan menawarkan kesempatan ke dua dan kasih
karuniaNya bagi mereka yang telah berbuat salah.
Pertanyaan Untuk Diskusi :
 Belajar dari dosa-dosa yang telah dilakukan baik Ishak, Esau,
Ribkah dan Yakub; Apakah Anda percaya bahwa Allah tetap masih
mampu melakukan tujuan dan kehendakNya yang baik, meskipun
dosa atau kesalahan telah terjadi dalam hidup seseorang?
Bagaimana dengan pengalaman hidup Anda sendiri tentang hal
tersebut: apakah Anda melihat bahwa Allah tetap mengarahkan
hidup Anda menuju kebaikan dan tujuan yang telah ditetapkanNya
bagi Anda, meskipun Anda telah berbuat dosa/ bersalah di
hadapanNya?
Ayat hafalan hari ini :
Galatia 4 : 18a
“Memang baik kalau orang dengan giat berusaha
menarik orang lain dalam perkara-perkara yang baik..”
Download