peran strategis zakat dalam fungsi investasi islami

advertisement
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
PERAN STRATEGIS ZAKAT
DALAM FUNGSI KEBIJAKAN POLITIK EKONOMI
DI INDONESIA
Mardhiyah Hayati*
Abstrak
Dilihat dari sudut pandang ekonomi Islam, zakat mempunyai
peranan sebagai pendorong kaum muslim untuk senantiasa
mendayagunakan asset yang dimilikinya. Zakat mencegah
kecenderungan untuk menimbun sumberdaya dan uang tunai
sehingga akan memberikan dorongan yang kuat untuk
menginvestasikan
persediaan
asset
yang
tidak
terpakai.Pendayagunaan asset yang dimiliki dapat dilakukan
dengan berbagai teknik dan metode investasi seperti kontrak
mudharabah, murabahah, musyarakah dan sebagainya, sehingga
diharapkan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
perluasan lapangan kerja yang akan berpengaruh positif terhadap
stabilitas politik ekonomi di Indonesia.
Kata Kunci: Zakat, Investasi Islami, Politik Ekonomi
Pendahuluan
Mendirikan suatu negara atau pemerintah untuk mengelola
urusan umat merupakan kewajiban agama yang paling penting, hal ini
dikarenakan agama tidak akan tegak tanpa adanya negara atau
pemerintah. Memperbincangkan masalah negara dan pemerintahan
dalam pandangan Islam merupakan sesuatu yang selalu menarik,
karena terkait dengan politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Umat Islam dan para pemimpinnya tidak bisa melepaskan
diri dari politik global, apalagi sebagian negara-negara di dunia
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
masih tergantung pada “belas kasih” barat dalam menata
perekonomiannya tak terkecuali Indonesia.
Kemiskinan masih menjadi permasalahan terbesar di Indonesia.
Pasca krisis, pemulihan ekonomi berjalan begitu lambat. Akibatnya
tingkat kemiskinan dan pengangguran semakin tinggi, sehingga
mempengaruhi stabilitas politik di Indonesia. Kita sering terguncang
dengan pemberitaan di media massa tentang masyarakat yang
mengalami gizi buruk, atau seorang ibu yang terpaksa meminumkan
racun kepada anak-anaknya karena merasa putus asa dengan himpitan
ekonomi yang semakin tinggi, entah esok cerita kemiskinan apalagi
yang akan terkuak di negeri tercinta ini.
Ditahun 2004 BPS memperkirakan jumlah orang miskin adalah
36,1 juta orang atau 16,6 % dari total penduduk. Pada saat yang sama
perhitungan Bank Dunia menunjukkan angka kemiskinan tahun 2004
hanya 7,4 % dengan garis kemiskinan US$ 1 sehari. Namun jika garis
kemiskinan dinaikkan menjadi US$ 2 sehari, maka angka kemiskinan
melonjak menjadi 53,4 % atau sekitar 114,8 juta jiwa. Angka ini
ekuivalen dengan seluruh penduduk Malaysia, Vietnam, dan
Kamboja. 1
1
Mustafa Edwin Nasution dan Yusuf wibisono, Zakat sebagai instrument
pengentasan kemiskinan di era otonomi daerah, (Medan: Proceedings of
International Seminar on Islamic Economic as Solution, Medan 18-19 September
2005: IAEI, 2005), h. 47
38
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
Islam dengan tegas melarang semua bentuk bunga, betapapun
hebatnya nama yang diberikan kepadanya. Islam adalah kekuatan
dinamis dan progresif yang mempunyai sistem perbankan bebas bunga.
Bank Islam menggunakan berbagai teknik dan metode investasi
seperti kontrak mudharabah dan murabahah. Selain itu ada juga
kontrak investasi dengan nama musyarakah yang bersifat kemitraan,
yaitu antara pemilik dana dan pihak pengelola dana untuk bersamasama mendapatkan keuntungan (bagi hasil) dan menanggung risiko
berdasarkan kesepakatan. Dengan demikian tidak ada pihak-pihak
yang merasa terzalimi ataupun dirugikan dalam kontrak tersebut.
         …
 …       
“.. dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian berbuat zalim kepada yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal saleh; dan amat
sedikitlah mereka itu.” (QS. Sad: 24)
Fungsi investasi dalam Islam sangat dipengaruhi oleh harapan
tingkat bagi hasil dan zakat. Dari sudut pandang ekonomi Islam, zakat
mempunyai peranan sebagai pendorong kaum muslim untuk
senantiasa mendayagunakan asset yang dimilikinya. Zakat mencegah
kecenderungan untuk menimbun sumberdaya dan uang tunai sehingga
akan memberikan dorongan yang kuat untuk menginvestasikan
persediaan yang tidak terpakai, sebagaimana diungkapkan Mannan. 2
Berkaitan dengan hal tersebut, instrument zakat perlu
dijalankan secara lebih intensif karena peranannya yang akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui saluran investasi dan
P1F
2
Zakat adalah musuh yang tak kenal kompromi bagi pekerja penimbun (M.
Abdul Mannan, 1997, Teori dan praktik Ekonomi Islam, Jakarta: Dhana Bakti
Primaya Yasa), h. 167
39
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
konsumsi yang diharapkan akan berpengaruh positif terhadap
stabilitas politik. Sehingga penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana zakat dapat mempengaruhi proses investasi serta mengkaji
peran strategis zakat dalam fungsi kebijakan politik ekonomi di
Indonesia.
Pengertian Zakat
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah Syahadat
dan Sholat, sehingga merupakan ajaran yang sangat penting bagi
kaum muslimin. Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan
bentuk kata dasar (masdar) dari zakậ yang berarti berkah, tumbuh,
bersih dan baik. 3 Seseorang yang membayar zakat karena
keimanannya niscaya akan memperoleh kebaikan yang banyak. Allah
berfirman di dalam surat At-Taubah ayat 103, artinya: "Pungutlah
zakat dari sebagian kekayaan mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka". Disebutkan juga dalam
hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, ada
malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore "Ya Allah
berilah orang berinfak gantinya". Dan berkata yang lain: "Ya Allah
jadikanlah
orang yang
menahan
infak
kehancuran".
Pemerintah
beserta
elemen
masyarakat
sangat menginginkan
Sedangkan
makna
zakat
secara
syar’isebelum
adalah bagian
tertentu
pulihnya kondisi politik dan ekonomi seperti
krisis ekonomi
dari harta
yangOleh
tertentu,
dibayarkan
kepadalangsung
orang tertentu
yang berhak
tahun
1997.
karena
itu, secara
pemerintah
telah
4
menerimanya
sebagai
ibadah
dan
ketaatan
kepada
Allah
swt.
berusaha meningkatkan perekonomian melalui pembenahanZakat dibeberapa
adalah kewajiban
atas harta
yangbirokrasi,
bersifat mengikat
dan
pembenahan
sisi politik,
ekonomi,
dan stabilitas
bukan anjuran.
Kewajiban
tersebut terkena
kepada
setiap
muslim
keamanan.
Namun
dalam perjalanannya,
upaya
tersebut
nampaknya
(baligh
atau
belum,
berakal
atau
gila)
ketika
mereka
memiliki
belumlah memperlihatkankan hasil seperti yang diharapkan, sehingga
sejumlah
yang sudah
memenuhi
batas nisabnya.
Waktumelalui
untuk
kemudian harta
pemerintah
berusaha
meningkatkan
perekonomian
mengeluarkan
zakat
adalah
ketika
sudah
berlalu
setahun
(haul)
untuk
investasi, baik dalam bentuk foreign Direct Investment (FDI) maupun
zakat
emas, dalam
perak, negeri
perdagangan
dll, ketika panen untuk hasil tanaman,
penanaman
(PMDN).
3
Nuruddin Mhd. Ali, Zakat sebagi Instrumen dalam Kebijakan Fiskal,
(Jakart: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 6
4
Husayn Syahatah, Akuntansi Zakat; Panduan Praktis Penghitungan Zakat
Kontemporer, Edisi Indonesia, (Jakarta: Pustaka Prpgressif, 2004), h. 4
40
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
ketika memperolehnya untuk rikaz dan ketika bulan Ramadhan
sampai sebelum shalat 'Iid untuk zakat fitrah. Selain itu harta yang
akan dikeluarkan zakatnya harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu:
1. Harta yang Halal dan Baik
Allah swt berfirman dalam surat Al-Baqaraah ayat 267,
artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah
(dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik
dan dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.
Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji".
2. Harta produktif
Harta produktif adalah harta yang berkembang baik secara
konkrit atau tidak. Secara konkrit dengan melalui
pengembangan usaha, perdagangan, saham dan lain-lain, baik
melalui tangan sendiri atau orang lain. Sedangkan tidak
konkrit yaitu harta tersebut berpotensi untuk berkembang. Hal
ini sesuai makna zakat itu sendiri yang berarti berkembang.
Harta yang tidak berkembang dan tidak berpotensi untuk
dikembangkan tidak wajib dikenai zakat.
3. Milik Penuh dan Berkuasa Menggunakannya.
Pada hakekatnya kepemilikan mutlak pada harta adalah Allah
swt, tetapi Allah swt memberikan hak kepemilikan harta
kepada manusia secara terbatas. Harta yang dimiliki manusia
secara penuh maksudnya bahwa manusia berkuasa memiliki
dan memanfaatkannya secara penuh. Pemilikan dan
pemanfaatan harta harus sesuai dengan aturan-aturan Islam.
4. Mencapai Nishab (Standar Minimal Harta yang dikenakan
zakat)
Kekayaan yang belum mencapai nishab tidak terkena
kewajiban zakat. Karena ketika seseorang belum memiliki
41
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
kekayaan yang mencapai nishab, berarti masih masuk kategori
miskin dan berhak mendapat zakat. Sedangkan ketika
kekayaan mencapai nishab berarti sudah dapat mencukupi
untuk kehidupan sehari-hari dalam waktu satu tahun. Sehingga
ketika dikenakan zakat tidak akan membahayakan dirinya
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
5. Surplus dari Kebutuhan Primer dan Terbebas dari Hutang
Para ulama berselisih pendapat dalam hal ini, apakah harta
yang dikeluarkan zakatnya harta penghasilan bersih setelah
dikurangi kebutuhan primer, ataukah harta penghasilan kotor?
Di sisi lain kebutuhan primer setiap orang bersifat relatif dan
tidak terukur, sehingga jika syarat surplus dari kebutuhan
primer diberlakukan dapat dipastikan banyak yang tidak
membayar zakat, walaupun sudah memiliki harta melebihi
nishabnya.
6. Haul (Sudah Berlalu Setahun)
Disebutkan dalam hadist riwayat Abu Dawud: Artinya: "Tidak
wajib membayar zakat sampai sudah berlalu satu tahun"
Ulama tabi'in dan fuqaha sepakat tentang ketentuan haul pada
beberapa harta yang wajib dizakati seperti emas, perak,
perdagangan, hewan dan lain-lain. Dan haul tidak berlaku pada
zakat pertanian, rikaz, barang tambang dll. Untuk hasil
pertanian disebutkan dalam surat Al An'aam aya 141, artinya:
"Dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasilmu (dengan
dikeluarkan zakatnya)".
Peranan Strategis Zakat dalam Fungsi Kebijakan Politik ekonomi
di Indonesia
Masyarakat muslim sebagaimana masyarakat yang lainnya
akan menghadapi perubahan ekonomi; suatu waktu mengalami
keadaan senang dan sejahtera dan pada saat yang lain akan mengalami
keadaan susah dan paceklik. Tidak terkecuali Indonesia yang juga
pernah mengalami booming ekonomi, namun sekarang hancur lebur
yang mengakibatkan multi krisis yang berkepanjangan hingga hari ini
42
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
yang akhirnya berimbas pada kondisi politik di Indonesia. Padahal
sebenarnya Allah telah mengisyaratkan tentang terjadinya perubahan
ekonomi yang akan melanda manusia sebagaimana di dalam AlQur’an.
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. 5
Ditengah kekalutan ini, zakat muncul menjadi alternatif
instrumen untuk pengentasan kemiskinan yang efektif, yang memiliki
banyak keunggulan dibandingkan instrumen fiskal konvensional yang
kini telah ada 6, yaitu: 7
Pertama, penggunaan zakat sudah ditentukan secara jelas
dalam syariat (QS. At-Taubah: 60) dimana zakat hanya diperuntukkan
bagi delapan golongan saja (ashnaf) yaitu: Orang-orang fakir, miskin,
amil zakat, mu’allaf, budak, orang-orang yang berhutang, jihad fi
sabilillah, dan ibnu sabil. Jumhur fuqaha sepakat bahwa selain delapan
golongan ini, tidak halal menerima zakat. Dan tidak ada satu pihakpun yang berhak mengganti atau merubah ketentuan tersebut.
Karakteristik ini membuat zakat secara inheren bersifat pro-poor. Tak
ada satupun instrumen fiskal konvensional yang memiliki
karakteristik unik untuk mengentaskan kemiskinan karena alokasi
5
QS. Al-Baqarah :155
6
Dalam akhir abad kedua puluh ini, bersamaan dengan kebangkitan
kembali umat Islam diberbagai sektor kehidupan, ajaran zakat juga menjadi salah
satu sektor yang mulai digali dari berbagai dimensinya, tak terkecuali di Indonesia.
Meningkatnya kesejahteraan ummat Islam memberikan harapan baru dalam
mengaktualisasikan zakat. Apalagi kebangkitan ekonomi di dunia barat khususnya
yang didasari pemikiran kapitalistik telah menimbulkan berbagai masalah dalam
kehidupan ini seperti; kesenjangan dalam kehidupan sosial ekonomi.
7
Mustafa Edwin Nasution dan Yusuf wibisono, Op.cit , h. 48
43
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
dana yang sudah pasti dan diyakini akan lebih tepat sasaran (selftargeted).
Kedua, zakat memiliki tarif yang rendah dan tetap dan tidak
pernah berubah-ubah karena diatur oleh syariat. Sebagai contoh, zakat
yang diterapkan pada zakat perdagangan, tarifnya hanya 2,5 %.
Ketentuan tarif ini tidak boleh diganti ataupun dirubah oleh siapapun.
Karena itu penerapan zakat tidak akan mengganggu insentif investasi
dan akan menciptakan transparansi kebijakan publik serta
memberikan kepastian usaha.
Ketiga, Zakat memiliki tarif yang berbeda untuk tiap jenis
harta yang berbeda, dan memberikan keringanan bagi usaha yang
memiliki tingkat kesulitan produksi yang lebih tinggi. Misalnya, Zakat
untuk produk pertanian yang dihasilkan dari lahan irigasi tarifnya 5 %
sedangkan jika dihasilkan dari lahan tadah hujan tarifnya 10 %.
Sehingga zakat bersifat market-friendly karena tidak akan
mengganggu iklim usaha.
Keempat, Zakat dikenakan pada basis yang luas dan meliputi
berbagai aktivitas perekonomian. Zakat dipungut dari produk
pertanian, hewan peliharaan, simpanan emas dan perak, aktivitas
perniagaan komersial, dan barang-barang tambang yang diambil dari
perut bumi. Fiqh kontemporer bahkan memandang bahwa zakat juga
diambil dari pendapatan yang dihasilkan dari asset atau keahlian
pekerja. Dengan demikian, potensi zakat sangat besar. Hal ini menjadi
modal dasar yang penting bagi pembiayaan program-program
kemiskinan.
Kelima, zakat adalah merupakan pajak spiritual yang wajib
dibayar oleh seorang muslim dalam kondisi apapun, karena itu
penerimaan zakat cenderung stabil. Hal ini akan menjamin
keberlangsungan program pengentasan kemiskinan dalam jangka
waktu yang cukup panjang.
Konsep fiqh zakat menyebutkan bahwa sistem zakat berusaha
untuk mempertemukan pihak surplus muslim dengan pihak defisit
muslim. Hal ini dengan harapan akan terjadi proyeksi pemerataan
pendapatan antara kedua pihak tersebut atau bahkan menjadikan
44
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
kelompok yang defisit (mustahik) menjadi surplus (muzzaki). Zakat
sendiri bukanlah semata-mata satu kegiatan yang bertujuan duniawi,
seperti distribusi pendapatan dan stabilitas ekonomi dan lainnya akan
tetapi juga mempunyai implikasi untuk kehidupan akherat. Hal inilah
yang membedakan dengan sistem ekonomi konvensional.
          
       
“Ambilah dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan 8 dan menyucikan 9 mereka, dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa
bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. At-Taubah: 103)
P7F
P
P8F
P
Sementara itu dampak untuk pengeluaran-pengeluaran lainnya
seperti sedekah dan lain-lain dapat dilihat pada QS. Al-Baqarah ayat
261:
          
             
 
8
Maksudnya zakat membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda
9
Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati
mereka dan memperkembangkan harta benda mereka
45
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
“ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya dijalan Allah 10 adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir
seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui”.
Zakat juga dapat mendorong pembangunan ekonomi melalui
tiga saluran yaitu pertama, zakat akan memakan harta yang didiamkan
atau ditimbun sehingga akan mendorong investasi; kedua, zakat
merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi orang yang tidak
beruntung, sehingga dapat mendorong tercapainya standar hidup
masyarakat miskin dan memperbaiki produktivitasnya; ketiga,
institusi zakat dapat menambah atau meningkatkan permintaan
agregat (agregat demand) dalam skala makro ekonomi, sehingga akan
mengarahkan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi. 11
Dalam masalah modal, Islam memiliki prinsip-prinsip tertentu,
antara lain: penumpukan dan pembekuan harta adalah tindakan tidak
benar dalam masalah harta. Harta harus dikembangkan dan zakat
merupakan pengejawantahan dalam masalah ini. Sebab, modal yang
tidak dikembangkan, pemilik tetap berkewajiban membayar zakat.
Berarti dia harus mengurangi bagian modal itu setiap tahunnya.
Akhirnya akan mengakibatkan semakin menipisnya modal.
Selama infaq di jalan Allah ditunaikan, atau sekurangkurangnya dengan membayar zakat, maka penimbunan harta benda itu
10
Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk
kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah,
dan lain-lain.
11
Untuk lebih jelasnya baca juga M. Nazori Majid, 2003, Pemikiran
Ekonomi Islam Abu Yusuf; Relevansinya dengan Ekonomi Kekinian, Yogyakarta:
Pusat Studi Ekonomi Islam
46
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
tidak akan pernah terjadi. Rasulullah SAW bersabda: "Selama kamu
tunaikan zakatnya, maka ia bukan timbunan".
Sementara itu tujuan yang ingin dicapai melalui saluran yang
kedua adalah mewujudkan keadilan sosial ekonomi bagi segenap
lapisan masyarakat. Zakat adalah salah satu bagian dari aturan
jaminan sosial dalam Islam, dimana aturan jaminan ini tidak dikenal
di barat, kecuali dalam ruang lingkup yang sempit yaitu jaminan
pekerjaan dengan menolong orang yang lemah dan fakir.
Lebih lanjut Menurut Wahbah Zuhaili dalam Muhammad
Soekarni tujuan zakat bagi kepentingan masyarakat adalah: 12
a. menggalang jiwa dan semangat saling menunjang solidaritas
sosial dikalangan masyarakat Islam
b. merapatkan jarak dan kesenjangan sosial ekonomi dalam
masyarakat
c. menanggulangi pembiayaan yang mungkin timbul akibat
berbagai bencana seperti bencana alam
d. menutup biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik,
sengketa dan berbagai kekacauan dalam masyarakat
e. menyediakan dana khusus untuk menanggulangi biaya hidup
bagi para gelandangan, para penganggur dan para tuna sosial
lainnya, termasuk membantu orang-orang yang akan menikah
yang tidak memiliki dana.
Dengan demikian menjadi lebih jelas bahwa masalah sosial di
Indonesia dapat ditanggulangi dari sumber penerimaan zakat, yang
tidak hanya dapat mengurangi kelompok fakir miskin saja melainkan
mempunyai cakupan yang lebih luas. Berbagai pengeluaran yang
dibutuhkan untuk menangani masalah-masalah sosial dapat diambil
dari dana zakat. Gerakan zakat adalah gerakan kemanusiaan yang
bertujuan untuk menegakkan keadilan dalam bidang ekonomi. Selama
12
Wahbah Zuhaili dalam Muhammad Soekarni, Investasi Syari’ah
Implementasi Konsep pada Kenyataan Empiris, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008),
h. 281-282
47
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
umat manusia ingin mencapai keadilan tersebut, maka gerakan zakat
akan selalu menjadi relevan.
Di dalam Al-Qur’an terdapat 32 kata zakat 13. Perintah zakat
sering muncul berdampingan dengan perintah sesudah sholat. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya kegiatan berzakat dalam Islam. Kalau
sekarang ini dampaknya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat masih
relative kecil, maka hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain
yaitu pengeluaran zakat adalah pengeluaran minimal untuk membuat
distribusi pendapatan akan lebih merata (necessary condition but not
sufficient) tetapi belum optimal. Oleh karena itu diperlukan
pengeluaran-pengeluaran lain yang melengkapi pengeluaran zakat
seperti sadaqah, wakaf dan sebagainya, sehingga dampaknya terhadap
distribusi pendapatan menjadi lebih optimal. Selain itu pengelolaan
zakat yang belum dikelola dengan baik dan profesional serta masih
rendahnya kesadaran masyarakat untuk berzakat secara benar.
Dalam struktur ekonomi konvensional, unsur utama dalam
kebijakan fiskal adalah unsur-unsur yang berasal dari berbagai jenis
pajak sebagai sumber penerimaan dan unsur-unsur yang berkaitan
dengan variabel pengeluaran pemerintah. Tidak ada unsur zakat di
dalam data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena
kegiatan zakat memang belum masuk dalam catatan statistik resmi
pemerintah Indonesia.
Dari hasil survai PIRAC 2004 hanya sebesar 12,5 %
masyarakat muslim yang menyalurkan zakatnya melalui lembaga
resmi seperti Badan amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ),
ataupun yayasan amal lainnya, mengingat tradisi masyarakat kita
dalam membayarkan zakatnya banyak yang melakukan secara
langsung dibayarkan kepada mustahik, sehingga realisasi zakat yang
dikeluarkan oleh masyarakat muslim di Indonesia belum dapat
13
Nuruddin Mhd. Ali, Op.cit, h. 24
48
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
diketahui secara pasti. Adapun data yang tercatat pada Departemen
Agama, realisasi zakat pada tahun 2004 sebasar Rp 199,3 miliar. 14
Jika dibandingkan antara realisasi zakat yang terhimpun pada
berbagai lembaga pengelolaan zakat dengan potensi zakat profesi,
ternyata realisasinya hanya sekitar 1,6 % dari potensi. Ini bisa
dipahami, apabila dibandingkan dengan zaman Rasulullah maka ada
beberapa sistem manajemen yang tidak dilakukan oleh pengelola
zakat pada saat ini. Pada zaman Rasulullah, sistem manajemen zakat
yang dilakukan amil dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1.
Katabah, Petugas untuk mencatat para wajib zakat, 2. Hasabah,
petugas untuk menaksir, menghitung zakat, 3. Jubah, petugas untuk
menarik, mengambil zakat dari muzaki, 4. kahazanah, petugas untuk
menghimpun dan memelihara harta zakat, 5. Qasamah, petugas untuk
menyalurkan zakat kepada mustahik.
Dari kelima bagian petugas amil yang dicontohkan Rasulullah,
hanya ada dua tugas yang dilakukan oleh lembaga pengelola zakat di
Indonesia yaitu tugas untuk menghimpun/memelihara harta zakat dan
tugas untuk menyalurkan zakat kepada mustahik. Bila mencontoh
manajemen zakat Rasulullah, bukan mustahil angka-angka potensi
zakat diatas bisa diwujudkan. Jika ini terjadi, maka zakat akan benarbenar berfungsi sebagai instrument fiskal yang akan membantu
keuangan negara tercinta kita ini.
Meskipun harus diakui dalam peraturan-peraturan tersebut
masih banyak kekurangan yang sangat mendasar, misalnya tidak
dijatuhkannya sanksi bagi muzakki yang melalaikan kewajiban (tidak
mau berzakat), UU tersebut telah mendorong upaya pembentukan
lembaga pengelola zakat yang lebih amanah, kuat dan dipercaya.
Sebelumnya, zakat secara sadar atau tidak selalu diusahakan terpisah
dari hiruk-pikuk masalah institusi sosial lainnya yang nyata-nyata
secara yuridis diatur. Sehingga pengelolaanpun, kecuali bersifat
14
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eklusif; Ekonomi Islam, (Jakarta:
Kencana, 2007), h. 213
49
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
tradisional, juga tidak tertata dengan secara legitimate dalam sistem
hukum nasional. Bisa dipastikan, perhimpunannyapun tidak dapat
diefektifkan dan diawasi dengan seksama. Hal ini tentu saja berakibat
buruk terhadap peran vital zakat sebagai basis ekonomi masyarakat
muslim untuk menciptakan kesejahteraan sosial.
Dalam ekonomi Islam, pinjaman tidak mengandung unsur
bunga, sehingga alternatif adalah memegang dana tersebut, yang
dalam hal ini akan terkena beban zakat (Za). Alternatif lain yaitu
menginvestasikan dana tersebut dalam sektor riil sehingga hanya
dikenai zakat (Z π ) 2,5 % dari hasil keuntungan investasi. Besarnya
zakat yang harus dibayarkan penabung, jika tidak melakukan investasi
adalah ZaI. Hal ini diikuti oleh harapan investasi bersih yang efektif (g)
akan sama dengan tingkat zakat atas asset yang tidak atau kurang
produktif ( Za) atau:
g = r (I - Z π ) + Za …………… ( 1.4)
Investasi akan terus berlangsung dalam jangka panjang, sejauh
g > 0 atau:
r (I - Z π ) > - Za ………. (1.5)
Investasi dalam ekonomi Islam akan berhenti bila tingkat
keuntungan yang diharapkan nilainya menjadi negatif atau g = 0 atau
ditunjukkan oleh:
Za
r=
……… (1.6)
Zπ – 1
Permintaan investasi baru dalam ekonomi yang diatur oleh
hukum Islam merupakan fungsi dari tingkat keuntungan yang
diharapkan (lihat gambar 1.1) Keuntungan yang diharapkan tersebut
menentukan volume investasi dalam ekonomi yang mengenal zakat
tanpa bunga. Sebab itu, bila tingkat keuntungan yang diharapkan
menjadi nol, maka investasi masih terus berlangsung. Hal ini tentu
tidak diperoleh dari suatu perekonomian yang tingkat bunganya positif
seperti pada ekonomi konvensional
50
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
Jika kemakmuran masyarakat tercapai maka diharapkan
tingkat kemiskinan dan pengangguran yang selama ini menjadi
permasalahan terbesar bangsa akan berkurang dan hal ini akan
berpengaruh positif pada stabilitas politik dan ekonomi, sehingga
martabat bangsa akan meningkat dan posisi bargaining Indonesia di
kancah internasional akan semakin kuat.
Penutup
Zakat mempunyai peran strategis dalam fungsi investasi Islami.
Pemilik modal terpaksa harus mengembangkan hartanya bila ingin
menjaga modal agar tidak habis. Sehingga zakatnya dibayar dari
keuntungan, bukan dari modal dana itu sendiri. Apabila asset tersebut
didiamkan, maka pemilik akan mengalami kerugian sebesar potongan
zakat, yang akan menyebabkan semakin menipisnya asset yang
dimiliki dan ini akan berlangsung setiap tahun sehingga melalui
penekanan tersebut mau tidak mau pemilik dana akan
mendayagunakan dana dalam sektor riil untuk mengantisipasi
assetnya agar tidak semakin menipis.
Pemanfaatan asset melalui investasi Islami, baik dalam bentuk
kontrak mudharabah, murabahah ataupun musyarakah dan transaksi
lainnya akan memberikan keuntungan kepada masyarakat luas dalam
bentuk pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, dan
sebagainya.
Zakat yang disalurkan kepada fakir, miskin dan orang-orang
yang memerlukan akan memberikan pengaruh lebih besar pada
permintaan agregat (aggregate demand) karena hasrat konsumsi
golongan ini relatif lebih besar, akan tetapi perlu disadari bahwa peran
strategis zakat akan terwujud apabila kaum muslimin benar-benar
meyakini dan menjalankan ibadah zakat dengan benar. Selain itu
menanamkan keyakinan yang kuat tentang pentingnya kewajiban
zakat, baik dalam rangka menjalin hubungan vertikal dengan Allah
SWT, maupun mewujudkan kesejahteraan secara adil dalam
kehidupan masyarakat.
51
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Mardhiyah Hayati: PERAN STRATEGIS ZAKAT…
Daftar Pustaka
Abdul Azis Dahlan (Ed.), 1996, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. 1,
Jilid 4, Jakarta: Ichtiar Baru van Hooeve
Ali, Nuruddin Mhd., 2006, Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan
Fiskal, Jakarta: RajaGrafindo Persada
Al-Muslih, Abdullah dan Shalah ash-Shawi, 2004, Fikih Ekonomi
Keuangan Islam, Jakarta: Darul Haq
Hafidhuddin, Didin, dkk, 2003, Problematika Zakat Kontemporer:
Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, Jakarta: Forum Zakat.
Didin Hafidhuddin, 2002, Zakat dalam Perekonomian Modern,
Jakarta: Gema Insani
Indrijatiningrum, Mustikorini, Zakat sebagai alternatif Penggalangan
Dana Masyarakat Untuk pengembangan, Jurnal Eksis Vol. 1
No. 4, Oktober – Desember 2005
Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Proceedings of
International seminar on Islamic Economics as Solution,
Medan, 18-19 september 2005
Jusmaliani (Ed), 2008, Investasi Syari’ah Implementasi Konsep pada
Kenyataan Empirik, Yogyakarta: Kreasi Wacana
Jurdi, Syarifuddin, 2008, Pemikiran Politik Islam Indonesia;
Pertautan Negara, Khilafah, Masyarakat Madani dan
Demokrasi, Yogyakarta; Pustaka pelajar
Nasution, Mustafa Edwin, et al, 2007, Pengenalan Eklusif; Ekonomi
Islam, Jakarta: Kencana
Majid, M. Nazori, 2003, Pemikiran Ekonomi Islam Abu Yusuf;
Relevansinya dengan Ekonomi Kekinian, Yogyakarta: Pusat
Studi Ekonomi Islam
Mannan, M. Abdul, 1997, Teori dan praktik Ekonomi Islam, Jakarta:
Dhana Bakti Primaya Yasa
Soekarni, Muhammad, 2008, Investasi Syari’ah Implementasi
Konsep pada Kenyataan Empiris, Yogyakarta: Kreasi Wacana
52
Jurnal TAPIs Vol. 5 No. 10 Juli-Desember 2009
Download