DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 MEWUJUDKAN SOSIAL MASYARAKAT MADANI MELALUI BIMBINGAN KONSELING ISLAM Oleh : Drs. H. Nadhiroh, M.Pd Abstrak Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tujuan bimbingan dan konseling Islam adalah membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat, dalam rangka membentuk dan mengembangkan potensi diri baik yang bersifat jasmani maupun ruhani menjadi lebih baik dan mendapat ridho Allah. Dalam tulisan ini akan dibahas materi mewujudkan sosial masyarakat madani melalui bimbingan Islami, dengan pembahasan : permasalahan sosial, pengertian bimbingan konseling, pengertian bimbingan konseling Islam, landasan bimbingan konseling Islami, Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islami, Latar belakang perlunya Bimbingan dan Konseling Islami, Tujuan Bimbingan dan Konseling Islami. kata kunci : Bimbingan, Konseling, Asas. 1. Masalah Sosial Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kelompok social atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok anggota kelompok social tersebut sehingga terjadi kepincangan sosial. Dalam perkembangan individu dengan individu lain tidak selamanya berjalan mulus dan lancar, tapi ada kalanya terjadi kesenjangan dan perbenturan antara satu kepentingan dengan kepentingan lainnya. Keadaan 97 Nadhiroh 97 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 ini dapat teraktualisasi lewat cara beradaptasi, cara berkomunikasi dan cara bertingkah laku. Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga Ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan. Penyesuaian diri merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memenuhi kebutuhan individu dengan segala macam kemungkinan yang ada dalam lingkungan tersebut. Schneider berpendapat bahwa penyesuaian adalah proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik secara sukses, serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana Dia hidup. Proses penyesuaian diri dapat menimbulkan berbagai masalah terutama masalah sosial yang terjadi pada diri individu itu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungan tanpa gangguan dan kerugian bagi lingkungannya dinamakan well adjusted. Dan jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri disebut maladjusted. Ciri-ciri orang yang well adjusted, yaitu yang mampu merespon (kebutuhan dan masalahnya) secara matang, efisien, puas dan sehat (wholesome). Yang dimaksud dengan efisien adalah hasil yang diperolehnya tidak banyak membuang energi, waktu, atau kekeliruan. Sementara wholesome adalah respon individu itu sesuai dengan hakikat kemanusiaannya, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan tuhan. 2. Pengertian Bimbingan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, penanganan dan Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 98 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 penyikapan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektifitas proses dan lain-lain. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan disatu segi (antara lain bahwa layanan harus didasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien), dan tuntutan optimalisasi proses penyelanggaraan layanan disegi lain (yaitu antara lain suasana konseling ditandai oleh adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan dan keterbukaan, serta berbagai sumber daya yang perlu diaktifkan). Bimbingan konseling adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)” Dengan kata lain bimbingan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya. 3. Pengertian Bimbingan Konseling Islam Bimbingan islam merupakan proses bimbingan bantuan,artinya bimbingan tidak menentukan atau mengharuskan, melainkan sekedar membantu individu.Individu dibantu, dibimbing, agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah.Dengan demikian bimbingan islam merupakan proses bimbingan sebagaimana kegiatan bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan Al-quran dan sunnah rasul. Maksudnya sebagai berikut : 99 Nadhiroh 99 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 a. Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang ditentukan Allah ,sesuai dengan sunatulloh, sesuai dengan hakikatnya sebagai mahluk Allah. b. Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui rasulnya (ajaran islam ) c. Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari eksistensi diri sebagai mahluk Allah yang diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya ,mengabdi dalam arti seluasluasnya. Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,sehinngga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. 4. Landasan Bimbingan Konseling Islami Landasan (fondasi atau dasar pijak) utama bimbingan dan konseling islami adalah al-quran dan sunnah rasul, sebab keduanya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat Islam,seperti disebutkan Nabi Muhammad saw sebagai berikut yang artinya : َ َو ُﺳﻨﱠﺔ, ﷲ ِ َﺎب َ ﻛِﺘ:ﺴ ْﻜﺘُ ْﻢ ِِﻤَﺎ ﻀﻠﱡﻮا ﻣَﺎ ﲤََ ﱠ ِ َ ﻟَ ْﻦ ﺗ،ِْﺖ ﻓِﻴ ُﻜ ْﻢ أَ ْﻣ َﺮﻳْﻦ ُ ﺗَـ َﺮﻛ .ﻧَﺒِﻴِّ ِﻪ ﺻَﻠﻰ ﷲ َﻋﻠَﻴﻪ َوﺳَﻠﻢ “Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya niscaya selamanya-selamanya tidak akan pernah salah langkah tidak akan pernah salang langkah tersesat jalan, sesuatu itu yakni kitabullah dan sunah Rasulnya.” Al-Quran dan Assunah rasul dapatlah diistilahkan sebagai landasan ideal dan konseptual Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 100 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 Bimbingan dan konseling islami. Dari Al-Quran dan as-Sunnah rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep (pengertian,dan makna hakiki) . Landasan Filosofis islami penting artinya bagi bimbingan dan konseling islami antara lain adalah : a. Falsafah tentang dunia manusia (citra manusia) b. Falsafah tentang dunia dan kehidupan c. Falsafah tentang pernikahan dan keluarga d. Falsafah tentang pendidikan e. Falsafah tentang masyarakat dan hidup kemasyarakatan f. Falsafah tentang upaya mencari nafkah atau falsafah kerja. Unsur-unsur tersebut dapat penulis perjelas, bahwa : a. Citra Manusia Menurut Islam Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW., dan berbagai pandangan ulama serta para pakar lainnya, manusia memiliki sifat – sifat atau keadaan sebagai berikut: 1). Manusia terdiri dari berbagai unsur yang menjadi satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan. 2). Manusia memiliki tiga fungsi sifat atau kedudukan, antara lain: a). Sebagai makhluk Allah atau “khalifatullah”, yaitu makhluk yang diciptakan dan wajib mengabdi kepada Allah serta wajib mengelola dan memakmurkan bumi. b). Sebagai makhluk individu. c). Sebagai anggota masyarakat manusia atau makhluk sosial. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara singkat satu persatu dibawah ini, antara lain: Manusia sebagai makhluk Allah Manusia merupakan makhluk Allah, ciptaan Allah, dan secara kodrati merupakan makhluk religius atau pengabdi Allah, seperti 101 Nadhiroh 101 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 tercermin dalam sabda Nabi Muhammad saw. Yang artinya sebagai berikut : ﺼﺮَاﻧِِﻪ أ َْو ﳝَُ ِّﺠﺴَﺎﻧِِﻪ ِّ َُﻛ ﱡﻞ ﻣ َْﻮﻟُﻮٍد ﻳُﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻔﻄَْﺮِة ﻓَﺄَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُ َﻬ ِّﻮدَاﻧِِﻪ أ َْو ﻳـُﻨ “Tiap-tiap orang itu dilahirkan Ibunya atas dasar fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, apabila kedua orang tuanya itu muslim, jadilah ia muslim”. (H.R. Muslim) Sesuai dengan fitrahnya tersebut, manusia bertugas untuk mengabdi kepada Allah, seperti difirmankan Allah sebagai berikut : ْﺲ إ ﱠِﻻ ﻟِﻴَـ ْﻌﺒُﺪُو ِن َ َاﻹﻧ ِْ ْﺖ اﳉِْ ﱠﻦ و ُ َوﻣَﺎ َﺧﻠَﻘ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Q.S. Az Zariyat, 51:56) Manusia sebagai Makhluk Individu Secara kodrati setiap manusia merupakan wujud yang khas, yang memiliki pribadi (individu) sendiri, atau memiliki eksistensinya sendiri. Ini antara lain bisa ditafsirkan dari ayat yang artinta sebagai berikut: إِﻧﱠﺎ ُﻛ ﱠﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎﻩُ ﺑَِﻘ َﺪ ٍر “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. (Q.S. Al Qamar, 54:49). Segala sesuatu yang diciptakan Allah itu mempunyai kadar atau ukuran, dalam arti ukuran atau kadar masing-masing. Maksudnya, selain dalam penciptaan Allah menciptakannya dengan ukuran yang baik (harmonis), tetapi dengan juga kadar Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 102 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 kemampuan masing-masing yang berbeda-beda. Berarti setiap sesuatu sebenarnya memiliki perbedaan dengan yang lain, bersifat khas, atau memiliki, “individual differences”. Ini sejalan dengan hadits Nabi yang menyatakan agar berbicara (berkomunikasi) dengan, atau memberi pelajaran kepada orang yang sesuai dengan taraf kemampuan berfikir yang bersangkutan. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Secara kodrati manusia hidup memerlukan bantuan orang lain. Bahkan, manusia baru akan “menjadi manusia” manakala berada di dalam lingkungan dan berhubungan dengan manusia. Dengan kata lain, secara kodrati manusia merupakan makhluk sosial, seperti difirmankan Allah swt sebagai berikut : س إِﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ َوأُﻧْـﺜَﻰ َو َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ُﺷﻌُﻮﺑًﺎ َوﻗَـﺒَﺎﺋِ َﻞ ُ ﻳَﺎ أَﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﻨﱠﺎ ٌﻟِﺘَـﻌَﺎ َرﻓُﻮا إِ ﱠن أَ ْﻛ َﺮَﻣ ُﻜ ْﻢ ِﻋ ْﻨ َﺪ ا ﱠِ أَﺗْـﻘَﺎ ُﻛ ْﻢ إِ ﱠن ا ﱠَ َﻋﻠِﻴ ٌﻢ َﺧﺒِﲑ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang palinh mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S Al-Hujurat, 49 : 13). 103 Nadhiroh 103 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 5. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islami Bimbingan dan konseling Islami itu berlandaskan terutama dalam Al-Quran dan hadits ditambah dengan berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan. a. Asas-asas kebahagiaan dunia dan akhirat Bimbingan dan konseling Islami tujuannya adalah membantu klien atau konseli, yakni orang yang dibimbing, mencapai kebahagiaan hidup yang senantiasa didambakan oleh setiap muslim. ﺴﻨَﺔً وَِﰲ ْاﻵ ِﺧ َﺮةِ َﺣ َﺴﻨَﺔً َوﻗِﻨَﺎ َ ُﻮل َرﺑﱠـﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ِﰲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َﺣ ُ َوِﻣ ْﻨـ ُﻬ ْﻢ َﻣ ْﻦ ﻳَـﻘ َاب اﻟﻨﱠﺎ ِر َ َﻋﺬ “Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Al-Baqarah:201). b. Asas fitrah Bimbingan dan konseling Islami merupakan bantuan kepada klien atau konseli untuk mengenal, memahami dan menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak tingkah laku dan tindaknya sejalan dengan fitrahnya tersebut. Manusia menurut Islam, dilahirkan dalam dengan keadaan fitrah yaitu berbagai kemampuan potensial bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama Islam. Bimbingan dan konseling membantu klien atau konseli untuk mengenal dan memahami fitrahnya itu, atau mengenal kembali fitrahnya tersebut manakala pernah tersesat serta menghayatinya, sehingga dengan demikian akan mampu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat karena bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya itu. Seperti hadit: Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 104 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 ﺼﺮَاﻧِِﻪ وَﳝَُ ِّﺠﺴَﺎﻧِِﻪ ِّ ََﻮدَاﻧِِﻪ َوﻳُـﻨ ِّ ُﻛ ﱡﻞ ﻣ َْﻮﻟُﻮٍد ﻳُﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻔﻄْ َﺮةِ ﻓَﺄَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳُـﻬ “Setiap manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan fitrah, maka kemudian ayah ibunya menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dan jika ayah dan ibunya itu seorang muslim, maka jadilah si anak seorang muslim”. (HR. Muslim) 3. Asas Lillaahi ta’ala Bimbingan dan konseling Islami diselenggarakan semata-mata karena Allah. Konsekuensi dari asas ini berarti pembimbing melakuakan tugasnya dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih, sementara yang dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan atau konseling dengan ikhlas dan rela karena semua pihak merasa semua yang dilakukan adalah karena untuk pengabdian kepada Allah semata, sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengabdi padaNya. ﲔ َ َب اﻟْﻌَﺎﻟَ ِﻤ ِّ ََﺎﰐ ِﱠِ ر ِ ي وَﳑ َ َﳏﻴَﺎ َْﺴﻜِﻲ و ُ ُﻗُ ْﻞ إِ ﱠن ﺻ ََﻼِﰐ َوﻧ ”Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS.AlAn’am:162) 4. Asas bimbingan seumur hidup Manusia hidup betapa pun tidak akan yang sempurna dan selalu bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling Islami diperlukan selama hayat masih di kandung badan. ﻀﺔٌ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻞ ُﻣ ْﺴﻠِ ٍﻢ َ َﺐ اﻟْﻌِْﻠ ِﻢ ﻓَ ِﺮﻳ ُ ﻃَﻠ 105 Nadhiroh 105 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam”. (HR. Ibnu Abdulbar dari Anas). 5. Asas kesatuan jasmaniah rohaniah Manusia itu dalam hidupnya di dunia merupakan satu kesatuan jasmaniah rohaniah. Bimbingan dan konseling Islami memperlakukan kliennya sebagai makhluk jasmaniah rohaniah, tidak memandangnya sebagi makhluk biologis semata, atau makhluk rohaniah semata. Bimbingan dan konseling Islami membantu individu untuk hidup dalam keseimbangan jasmaniah rohaniah tersebut. ﻛَﺎ َد اﻟْ َﻔ ْﻘ ُﺮ أَ ْن ﻳَﻜُﻮ َن ُﻛ ْﻔﺮًا “Hampir-hampir kefakiran itu membawa ke dalam kekufuran”. (HR.Abu Na’im dari Anas) 6. Asas keseimbangan rohaniah Rohani manusia memiliki unsur daya kemampuan pikir, merasakan atau menghayati dan kehendak atau hawa nafsu, serta juga akal. Kemampuan ini merupakan sisi lain kemampuan fundamental potensial untnuk mengetahui, memperhatikan, menganalisis, dan menghayati. Orang yang dibimbing diajak untuk menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua kemampuan rohaniah potensialnya tersebut bukan cuma mengikuti hawa nafsu semata. 7. Asas kemaujuan individiu Bimbingan dan konseling Islami, berlangsung pada citra manusia menurut Islam, memandang seseorang individu merupakan suatu maujud (eksistensi) tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan individiu dari yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai konsekuensi dari haknya dan kemampua fundamental potensial rohaniahnya. Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 106 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 ﻣﺎ أﻧﺖ ﳏﺪث ﻗﻮﻣًﺎ ﺣﺪﻳﺜًﺎ ﻻ ﺗﺒﻠﻐﻪ ﻋﻘﻮﳍﻢ إﻻ ﻛﺎن ﻟﺒﻌﻀﻬﻢ ﻓﺘﻨﺔ “Tidaklah engkau berbicara dengan sutau kaum tentang suatu pembicaraan yang di luar kemampuan akal mereka, keculai hal tersebut akan menimbulkan fitnah”. (HR. Muslim) 8. Asas sosialitas manusia Manusia merupakan makhluk sosial, pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, rasa memilik dan dimiliki, semuanya merupakan aspek-aspek yang diperhatikna di dalam bimbingan dan konseling Islami, karena merupakan ciri hakiki manusia. 9. Asas kekhalifahan manusia Manusia menurut Islam, diberi kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang besar, yaitu sebagai pengelola alam semesta. Dengan kata lain, manusia dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Sebagai khalifah, manusia harus memelihara keseimbangan ekosistem, sebab problem-problem kehidupan kerap kali muncul dari ketidakseimbangan ekosistem tersebut yang diperbuat oleh manusia itu sendiri. Bimibingandan fungsinya tersebut untuk kebahagiaan dirinya dan umat manusia. Kedudukan manusia sebagai khalifah itu dalam keseimbangan dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah yang harus mengabdi pada-Nya. Dengan demikian, jika memiliki kedudukan tidak akan memperturutka hawa nafsu semata. 10. Asas keselarasan dan keadilan Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian dalam segala segi. Dengan kata lain, Islam menghendaki manusia berlaku adil terhadap haknya dirinya sendiri, hak orang lain, hak alam semesta dan juga hak Tuhan. Salah satu hadits juga menyiratkan keharusan adanya keseimbangan atau keharmonisan yaitu yang artinya: “Sebaik-baik perkara itu yang tengah-tengahnya”. 107 Nadhiroh 107 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 11. Asas pembinaan akhlaqul karimah Manusia menurut pandangan Islam, memiliki sifat-sifat yang baik sekaligus mempunyai sifat-sifat lemah. Sifat-sifat yang baik merupakan sifat yang dikembangkan oleh bimbingan dan konseling Islami. Bimbingan dan konseling Islami membantu klien atau yang dibimbing, memelihara, mengembangkan, menyempurnakan sifat-sifat yang baik tersebut. Sejalan dengan tugas dan fungsi Rasulullah diutus oleh AllahSWT seperti disebutkan dalam salah satu haditsnya: إﳕﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﻷﲤﻢ ﻣﻜﺎرم اﻷﺧﻼق “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia”. (HR. Ahmad dan Thabrani dari Abu Hurairah) Setiap manusia memerlukan cinta kasih dan rasa sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islami dilakukan dengan berlandaskan kasih dan sayang, sebab dengan kasi sayanglah bimbingan dan konseling akan berhasil. 12. Asas saling menghargai dan menghormati Dalam bimbingan dan konseling Islami kedudukan pembimbing atau konselor dengan yang dibimbing atau klien pada dasarnya sama atau sederajat, perbedaannya terletak pada fungsinya saja, yakni pihak yang satu memberikan bantuan dan yang satu memberikan bantuan. Hubungan yang terjalin antara pihak pembimbing dengan yang dibimbing merupakan hubungan yang saling menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai makhluk Allah. Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 108 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 َﻲ ٍء ْ ﺴ َﻦ ِﻣ ْﻨـﻬَﺎ أ َْو ُردﱡوﻫَﺎ إِ ﱠن ا ﱠَ ﻛَﺎ َن َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻞ ﺷ َ َﺤﻴﱠ ٍﺔ ﻓَ َﺤﻴﱡﻮا ﺑِﺄَ ْﺣ ِ َوإِذَا ُﺣﻴِّﻴﺘُ ْﻢ ﺑِﺘ َﺴﻴﺒًﺎ ِﺣ “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu denga yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitiungkan segala sesuatu”. (QS. An-Nisa:86) 14. Asas musyawarah Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan asas musyawarah artinya antara pembimbing konselor dengan yang dibimbing atau klien terjadi dialog yang baik, satu sama lain tidak saling mendiktekan, tidak ada perasaan tertekan dan keingina tertekan. 15. Asas keahlian Bimbingan dan konseling Islami dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki keahlian di bidang tersebut, baik keahlian dalam metodologi, dan teknik-teknik bimbingan dan konseling, maupun dalam bidang yang menjadi permasalahan objek garapan atau materi bimbingan dan konseling. Hal ini sesuai dengan pesan nabi Muhammad SAW : ََﲑ أَ ْﻫﻠِ ِﻪ ﻓَﺎﻧْـﺘَ ِﻈ ِﺮ اﻟﺴﱠﺎ َﻋﺔ ِْ إِذَا ُو ِّﺳ َﺪ اﻷَ ْﻣ ُﺮ إ َِﱃ ﻏ “Jika sesuatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggu sajalah saat kehancurannya”. (HR. Bukhari). 109 Nadhiroh 109 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 6. Latar belakang perlunya Bimbingan dan Konseling Islami Manusia diciptakan dengan jalan yang terbaik, termulia, tersempuna, dibandingkan dengan mahluk lainnya, tetapi sekaligus memiliki hawa nafsu, lemah, aniaya, terburu nafsu, membantah dan lain-lain,karena manusia dapat terjerumus kedalam lembah kenistaan, kesengsaraan dan kehinaaan.Dengan kata lain,manusia bisa bahagia hidupnya di dunia maupun di akhirat,dan bisa pula sengsara atau tersiksa. Mengingat berbagai sifat seperti itu ,maka diperlukan adanya upaya untuk menjaga agar manusia tetap menuju kearah yang bahagia,menuju ke citranya yang terbaik ,ke arah “ahsanitaqwim”dan tidak terjerumus ke keadaan yang hina atau ke “asfal safilin” seperti dilukiskan Allah SWT dalam surat At-tin dan surat Al-asr yang dapat dikatakan sebagai latar belakang utama mengapa bimbingan dan konseling Islam itu diperlukan. Seperti dalam surat At-Tin (4-6) : ( إ ﱠِﻻ اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ5) ﲔ َ ِ( ﰒُﱠ َر َد ْدﻧَﺎﻩُ أَ ْﺳ َﻔ َﻞ ﺳَﺎﻓِﻠ4) ﺴ ِﻦ ﺗَـ ْﻘ ِﻮ ٍﱘ َ اﻹﻧْﺴَﺎ َن ِﰲ أَ ْﺣ ِْ ﻟََﻘ ْﺪ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ (6) َِﺎت ﻓَـﻠَ ُﻬ ْﻢ أَ ْﺟ ٌﺮ ﻏَْﻴـ ُﺮ ﳑَْﻨُﻮ ٍن ِ آ َﻣﻨُﻮا َو َﻋ ِﻤﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎﳊ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.Kemudian kami kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya (neraka) ,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh maka bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya. a. Dari Segi Jasmaniah Karena manusia memiliki unsur jasmaniah atau biologis, manusia memiliki berbagai kebutuhan biologis yang harus dipenuhinya,semisal makan,minum, menghirup Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 110 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 udara, berpakaian bertempat tinggal dan sebagainya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah tersebut dapat dilakukan manusia selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Itu bisa dilakukan manusia secara sadar maupun tidak. Dengan keyakinan bahwa ketentuan dan petunjuk Allah pasti akan membawa manusia bahagia,individu yang berbahagia tentulah individu yang mampu hidup selaras dengan ketentuan allah dan petunjuk Allah SWT tersebut termasuk dalam usahanya memenuhi kebutuhan jasmaniah. Tetapi, tidak sama mampu hidup dan memenuhi kebutuhan jasmaninya itu seperti seharusnya, baik karena faktor internal (dari dalam faktor individu itu sendiri ) maupun akibat dari faktor eksternal atau lingkungannya sekitarnya. Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu,dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu apabila orang-orang yang ditimpa musibah mereka mengucapkan “Innalillahi waina ilaihi rajiun “(Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadanya lah kami kemabali).(QS.AL-baqarah 155-156). Ayat di atas menunjukkan bahwa kelaparan, kekurangan harta, kekurangan buah-buahan dan sebagainya itu merupakan sesuatu yang wajar terjadi dihadapi manusia, sebagai sesuatu yang berada dalam situasi dan kondisi lingkungan yang bisa terjadi juga karena ulah tangan manusia. Dalam pada itu sifat, sikap dan perbuatan manusia itu sendiri apa yang ditunjukkan Allah SWT sebagai sifat, sikap dan perilaku upaya memenuhi kebutuhan jasmaniah yang tidak selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Sebagaimana ayat Al-Quran: 111 Nadhiroh 111 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 ﲔ وَاﻟْ َﻘﻨَﺎ ِﻃ ِﲑ اﻟْ ُﻤ َﻘ ْﻨﻄََﺮةِ ِﻣ َﻦ َ َِات ِﻣ َﻦ اﻟﻨِّﺴَﺎ ِء وَاﻟْﺒَﻨ ِ ﺸﻬَﻮ ُﺐ اﻟ ﱠ ﱠﺎس ﺣ ﱡ ِ ُزﻳِّ َﻦ ﻟِﻠﻨ ِِﻚ َﻣﺘَﺎعُ اﳊَْﻴَﺎة َ ْث ذَﻟ ِ َﺎم وَاﳊَْﺮ ِ َاﻷَﻧْـﻌ ْ َﻮَﻣ ِﺔ و ﻀ ِﺔ وَاﳋَْﻴ ِْﻞ اﻟْ ُﻤﺴ ﱠ َﺐ وَاﻟْ ِﻔ ﱠ ِ اﻟ ﱠﺬﻫ (14) َﺂب ِ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ وَا ﱠُ ِﻋ ْﻨ َﺪﻩُ ُﺣ ْﺴ ُﻦ اﻟْﻤ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup manusia di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat yang baik (surga).” (QS. Al-Imran: 14) Mengingat keadaan manusia serupa itulah maka diperlukan adanya bimbingan dan konseling Islam, agar dalam upaya memenuhi kebutuhan jasmaniahnya itu manusia senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunujuk allah SWT. 2. Dari segi rohaniah (psikologis) Sesuai dengan hakikatnya, manusia memerlukan pula pemenuhan kebutuhan rohaniah dalam arti psikologistik. Seperti telah diketahui, manusia dianugerahi kemampuan rohaniah (psikologis), pendengaran, penglihatan dan kolbu, atau dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan kemampuan cita, rasa dan karsa. Secara luas untuk bisa hidup bahagia, manusia memerlukan keadaan mental psikologis yang baik (selaras dan seimbang). ْﺲ ﻷََﻣﱠﺎ َرةٌ ﺑِﺎﻟﺴﱡﻮِء إ ﱠِﻻ ﻣَﺎ رَِﺣ َﻢ رَِّﰊ إِ ﱠن رَِّﰊ َ ْﺴﻲ إِ ﱠن اﻟﻨﱠـﻔ ِ ئ ﻧَـﻔ ُ َوﻣَﺎ أُﺑَـ ِّﺮ ﻏَﻔُﻮٌر رَِﺣﻴ ٌﻢ Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 112 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 “Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyeru kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Yusuf:53) Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling Islami diperlukan untuk membentuk manusia dalam memenuhi kebutuhan psikologisnya dapat senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT termasuk mengatasi kondisi psikologis yang membuat seseorang menjadi berada dalam keadaan tidak selaras. 3. Dari sudut individu Manusia merupakan makhluk individu, dengan kata lain keadaan orang per orang mencakup keadaan jasmaniah dan rohaniah atau psikologisnya bisa membawanya ke kehidupan yang tidak selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT. Ketidaknormalan sosok jasmaniah, ketidakunggulan (tetapi juga kesuperioritaskan) potensi rohaniah, dapat membawa manusia ke kehidupan yang tidak selaras. 4. Dari segi sosial Selain sebagai makhluk individual, manusia juga termasuk makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan manusia lain dalam kehidupan kemasyarakatan. Semakin modern kehidupan manusia, semakin kompleks tatanan kehidupan yang harus dihadapi manusia. Manusia bisa saling memaksakkan kehendak, bertikai, bahkan berperang dan saling membunuh. س َ ْﺖ ﺗُ ْﻜ ِﺮﻩُ اﻟﻨﱠﺎ َ ْض ُﻛﻠﱡ ُﻬ ْﻢ ﲨَِﻴﻌًﺎ أَﻓَﺄَﻧ ِ ﱡﻚ َﻵ َﻣ َﻦ َﻣ ْﻦ ِﰲ ْاﻷَر َ َوﻟ َْﻮ ﺷَﺎءَ َرﺑ ﲔ َ َِﱴ ﻳَﻜُﻮﻧُﻮا ﻣ ُْﺆِﻣﻨ ﺣﱠ 113 Nadhiroh 113 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya”.(QS. Yunus: 99) 5. Dari segi agama Agama merupakan wahyu Allah, wahyu Allah itu benar, tetapi dalam penafsirannya bisa terjadi banyak perbedaan antara berbagai ulama sehingga muncul masalah-masalah khilafiyah ini kerap kali bukan saja menimbulkan konflik sosial tetapi juga menimbulkan konflik batin dalam diri seseorang yang dapat memnggoyahkan kehidupan dan keimanannya. Konflik-konflik batin dalam manusia yang berkenaan dengan ajaran agama Islam maupun lainnya banyak ragamnya, oleh karenanya diperlukan selalu adanya bimbingan dan konseling Islami yang memberikan bimbingan kehidupan keagamaan kepada individu agar mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat. س أَ ْن ﻳـُ ْﺘـ َﺮﻛُﻮا أَ ْن ﻳَـﻘُﻮﻟُﻮا آ َﻣﻨﱠﺎ َو ُﻫ ْﻢ َﻻ ﻳـُ ْﻔﺘَـﻨُﻮ َن ُ ﺐ اﻟﻨﱠﺎ َ َﺴ ِ أَﺣ “Apakah manusia itu mengira bahwa dibiarkan saja mengatakan: kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi”. (QS. Al-‘Ankabut:2) 7. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islami Secara garis besar atau secara umum, tujuan bimbingan dan konseling Islami itu dapat dirumuskan sebagai “membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat”. Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 114 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 a. Tujuan jangka pendek Terbinanya iman (fitrah) individu hingga membuahkan amal saleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa: Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan patuh pada segala aturan-Nya. Selalu ada kebaikan (hikmah) di balik ketentuan (taqdir) Allah yang berlaku atas dirinya Manusia adalah hamba Allah, yang harus ber-ibadah kepada-Nya sepanjang hayat. Ada fitrah (iman) yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia, jika fitrah iman dikembangkan dengan baik, akan menjadi pendorong, pengendali, dan sekaligus pemberi arah bagi fitrah jasmani, rohani, dan nafs akan membuahkan amal saleh yang menjamin kehidupannya selamat di dunia dan akhirat. Esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut, tetapi lebih dari itu adalah membenarkan dengan hati, dan mewujudkan dalam amal perbuatan. Hanya dengan melaksanakan syari’t agama secara benar, potensi yang dikaruniakan Allah kepadanya bisa berkembang optimal dan selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat (Sutoyo: 2007) b. Tujuan Jangka Panjang Agar fitrah yang dikaruniakan Allah kapada indivdu bisa berkembang dan berfungsi baik, sehingga menjadi pribadi kaffah[8], dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari – hari, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. 115 Nadhiroh 115 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 Simpulan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah. Tujuan bimbingan dan konseling Islam adalah membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat, dalam rangka membentuk dan mengembangkan potensi diri baik yang bersifat jasmaniah maupun ukhrowiyah menjadi lebih baik dan mendapat mardlotillah. Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 116 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab. 2004.Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta : Kencana. Ahmad bin Muhammad al-Mali al-Shawi, Syarh al-Shawi `ala Auhar alTauhid, hal. 62. Ahmad Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan Kasus(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hal. 4-5 Ahmad Mubarok,Al-Irsyad.2002.Konseling Agama Teori dan Kasus. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru Andi Mappiare AT. 2002. Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Anwar Sutoyo.2007.Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktek). Semarang: Cipta Prima Nusantara Ary Ginanjar Agustian. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual– ESQ. Jakarta : Penerbit Arga. Asy`ari, Ahm dkk., Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2004), hal. 2 Aunur Raqim Faqih. 2001. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: Pusat Penerbitan UII Press Yogyakarta Farid Hariyanto, makalah dalam seminar Bimbingan Dan Konseling Agama Jakarta: 2007 hal. 2 Imam Sayuti Farid, Pokok-Pokok Bahasan Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah, hal. 29 Mohammmad Surya, Psikologi konseling, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2003 Hal. 2 Sahilun A. Nasir. 2002. Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja. Jakarta :Kalam Mulia. Zakiah Daradjat. 2001. Kesehatan Mental. Jakarta : Toko Gunung Agung. 117 Nadhiroh 117 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 Zakiah Daradjat. 2002. Psikoterapi Islami. Jakarta : Bulan Bintang http://ahmadbudiarianto.blogspot.com/2011/04/makalah-bk-islam.html http://nennyahyas3bk.blogspot.com/2010/03/bimbingan-dan-konselingislami.html http://rendrasetia.blogspot.com/2012/05/fungsi-dan-tujuan-bimbingandan.html Mewujudkan Masyarakat Madani dengan Bimbingan Konseling Islami 118 DIDAKTIKA ISLAMIKA Vol. 4 No. 2 - Agustus 2014 119 119