ELEMEN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Rangkaian listrik adalah hubungan beberapa elemen listrik yang membentuk paling sedikit sebuah Loop tertutup yang dapat dialiri arus listrik. Elemen listrik yang di maksud terbagi atas dua jenis yaitu : a. Elemen pasif, yang berupa beban listrik. b. Elemen aktif, yang berupa sumber tegangan listrik / sumber energi listrik. Ditinjau dari jenis sumber energi (sumber tegangan) yang di gunakannya maka rangkaian listrik dapat dibagi atas : a. Rangkaian listrik arus searah. b. Rangkaian listrik arus bolak – balik. 2. ELEMEN PASIF Yang di maksud dengan elemen pasif dalam rangkaian listrik adalah beban listrik yang terhubung pada elemen aktif (sumber tegangan atau sumber arus). Beban listrik tersebut dapat berupa lampu, pemanas air, seterika, motor listrik dan lain – lain. Semua bentuk beban listrik dapat direpresentasikan dalam bentuk komponen sederhana yaitu : Resistor / hambatan / tahanan Induktor / kumparan Kapasitor / kondensator Berikut ini akan diuraikan ketiga sifat dan karakteristik beban-beban tersebut. Halaman 1 dari 13 2.1. Resistor / hambatan Resistor atau biasa juga disebut pelawan / hambatan / tahanan berfungsi untuk menghambat atau memperkecil arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian atau jaringan. Simbol resistor diperlihatkan pada gambar 1 di bawah : atau Gbr. 1. Simbol resistor/hambatan Resistor memiliki nilai resistansi dengan satuan ohm atau disingkat dengan diberikan atas huruf yunani omega . Nama Ohm dasar penghargaan kepeda yang menemukannya yaitu seorang bangsa jerman yang bernama George Simon Ohm (1787 – 1854 ). Besarnya hambatan dalam suatu bahan ditentukan oleh : - Hambatan jenis bahan ( Ohm meter ) dengan simbol - Panjang bahan ( meter ) dengan simbol - Luas penampang bahan ( m2 ) dengan simbol A. Dalam bentuk persamaan : R Adakalanya l parameter (ohm) A suatu bahan besaran konduktivitas ( G ), dimana : 1 G dan R Sehingga : G . dinyatakan dengan 1 A Dimana : G = Konduktivitas (siemen atau mho) = Konduktivitas jenis ( siemen/meter ) Halaman 2 dari 13 Besarnya nilai hambatan juga dipengaruhi oleh perubahan suhu : Rt = Ro {1 + 0 ( t – to )} Dimana : Rt = Resistansi pada suhu t Ro = Resistansi pada suhu mula – mula (ohm) t = Suhu akhir ( to = Suhu mula – mula ( 0c ) O = 0c 0c (ohm ). ) Koefisien suhu tahanan jenis pada suhu to (1/oC). Hambatan jenis suatu bahan () adalah hambatan dari bahan tersebut sepanjang 1 meter dengan luas penampang 1 m2 , Pada temperatur 20 0c. Hambatan jenis biasa juga disebut hambatan spesifik. Koefisien suhu tahanan atau koefisien suhu hambatan adalah perubahan hambatan untuk setiap ohm hambatan dalam setiap derajat celcius. Pada kebanyakan bahan, hambatan akan naik apabila temperatur naik, dan hanya pada beberapa macam bahan saja yang hambatannya belakangan ini menurun. , yang Bahan – dikatakan bahan yang mempunyai di sebut koefisien temperatur negatif. Tabel berikut menyajikan beberapa bahan dengan hambatan jenisnya dan koefisien suhu tahanannya. Halaman 3 dari 13 Tahanan Jenis, ρ Koefisien Suhu, αo pada 20 0C (µΩ.m) (1/oC) Aluminium 0,028 0,0046 Tembaga 0,0175 0,0038 Air raksa 0,95 0,0009 Timbal 0,21 0,0037 Nikel 0,11 0,0045 Platina 0,098 0,0039 Timbal 0,11 0,0045 Besi 0,12 0,0047 Perak 0,016 0,0037 Seng 0,063 0,0039 Constantaan 0,5 -0,00003 Kanthal 1,5 0,00005 Manganin 0,43 0,00001 Nikrom 1 0,0002 Nikelin 0,42 0,00025 Wolfram 0,055 0,0048 Arang 100 -0,0005 Bahan Keramik 10 10 - 10 12 Kain plastik 10 9 - 10 13 Contoh soal : 1. Sebuah kawat tembaga dengan penampang 1 mm 2 dan panjang 20 m. Berapa besarkah hambatan kawat tersebut ? Diketahui : A = 1 mm 2 = 10 6 m 2 l = 20 m = Ditanyakan : R 0.0175 µΩ.m = 0,0175 . 10 6 = Ω m ….. ? Halaman 4 dari 13 Penyelesaian l 0,0175. 20.10 6 R A 10 6 : 0,35 R = 2. Suatu hambatan yang terbuat dari kawat perak, pada suhu 20 0 C mempunyai nilai tahanan 30 . Temperatur hambatan tersebut meningkat 40 0 C. sampai Berapa besarkah peningkatan hambatannya ? Diketahui Ro = 30 To = 20 0 C t = 40 0 C : 0 = Ditanyakan : Rt Penyelesaian : Rt Rt = 0,0037 /oC ….. ? {1 + 0 ( t – to ) } = Ro = 30 ( 1 + 0,0037 . 20 ) = 32,22 Dalam suatu rangkaian listrik dua buah atau lebih tananan dapat dihubungkan seri atau paralel atau gabungan keduanya. Gambar 2 dibawah memperlihatkan tiga buah tahanan yang dihubungkan secara seri. R1 R2 R3 B A Gbr. 2. Tiga buah hambatan dihubung seri Nilai tahanan total atau tahanan pada titik A – adalah : Rt = R AB = R1 + R2 + R3 Halaman 5 dari 13 B Untuk tahanan – tahanan yang dihubungkan secara pararel diperlihatkan pada gambar 3 dibawah ini : R3 R2 R1 A B Gbr. 3. Tiga buah hambatan dihubung paralel Nilai tahanan total atau tahanan pada titik A – B adalah : 1 1 1 1 R1 R1 R2 R3 Kombinasi hubungan yang mungkin untuk tiga buah hambatan adalah hubungan seri – paralel, diperlihatkan pada gambar 3, di bawah : R2 A R1 B Rt R1 R3 R1 Rt ( R1 R2 ) R3 ( R1 R2 ) R3 R2 . R3 R2 R3 R2 B A R3 Gbr. 4. Kombinasi hubungan yang mungkin terjadi untuk 3 buah hambatan Halaman 6 dari 13 Contoh soal : Empat buah hambatan dengan nilai masing tersebut dihubung seperti masing adalah dan R4 6 . Keempat sebagai berikut : R1 24 . R2 48 . R3 12 hambatan – pada gambar dibawah. Hitung hambatan pengganti atau hambatan total dari hubungan tersebut. R1 R3 A B R2 R4 Penyelesaian : R1 dan R2 dihubung paralel, diperoleh : RP1 = 16 ohm R3 dan R4 dihubung paralel, diperoleh : RP2 = 4 ohm RP1 dan RP2 terhubung terhubung seri, maka Rtotal = 20 ohm 2.2. Induktor Induktor atau induktansi adalah suatu elemen pasif dari rangkaian listrik yang berupa kawat dari suatu kumparan yang dapat menyimpan energi listrik selama beberapa periode dan melepaskannya selama periode lainnya, sehingga daya rata – ratanya menjadi nol. Besarnya induktansi dinyatakan sebagai : L N i Dimana : L = induktansi ( henry ) Φ = fluks magnet (weber ) N = jumlah lilitan i = arus pada induktor ( ampere ). Halaman 7 dari 13 Sama dihubung halnya seri, dengan paralel resistor, maupun induktor seri – dapat paralel. juga Besarnya induktansi total dalam suatu rangkaian dapat dihitung dengan metode yang sama dengan menghitung besarnya tahanan total. Simbol induktor diperlihatkatkan pada gambar 5 di bawah : atau Gbr. 5. Simbol induktor 2.1.2. KAPASITOR Kapasitor merupakan suatu elemen pasif dari rangkaian listrik yang terdiri dari dua lempengan penghantar dan suatu bahan isolasi. Bahan isolasi antara lempengan - lempengan itu kita namakan dielektrikum. Kapasitor juga mempunyai kemampuan untuk menyerap (menyimpan) muatan listrik yang tergantung besarnya kapasitas kapasitor (kapasitansi) tersebut. Kapasitor sering juga disebut sebagai kondensator. Besarnya kapasitansi suatu kapasitor dinyatakan sebagai : C Q V Dimana : C = kapasitansi (farad) Q = muatan listrik V = beda potensial (volt) (coulomb) Halaman 8 dari 13 Seperti halnya pada resistor dan induktor, kapasitor dapat juga dihubungkan secara seri, paralel maupun gabungan keduanya (seri-paralel). Gambar 6 di bawah adalah simbol simbol kapasitor : + (b) (a) Gbr. 6. Simbol kapasitor a. Kapasitor bipolar b. Kapasitor non polar Besar kapasitansi total (CT atau CAB) untuk rangkaian seri kapasitor adalah : A C1 C2 C3 B 1 CT 1 C1 1 C2 1 C3 Gbr. 7. Hubungan seri 3 buah kapasitor Untuk 3 buah kapasitor yang dihubungkan paralel, besarnya kapasitansi total (CT atau CAB) adalah : A C1 C2 C3 CT C1 C2 C3 B Gbr. 8. Hubungan paralel 3 buah kapasitor Halaman 9 dari 13 3. ELEMEN AKTIF Elemen aktif adalah sumber energi listrik yang dapat berupa sumber tegangan / arus searah ataupun bolak – balik. Misalnya : generator, accu (accumulator), battery dan lain-lain. Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan simbol sumber tegangan dan sumber arus . + + - - (a) (b) (c) (d) Gbr. 9. Simbol sumber arus dan sumber tegangan (a) dan (b) : sumber tegangan (c) dan (d) : sumber arus Gambar 9(a) dan 9(c) menunjukkan simbol sumber tegangan dan sumber arus yang bebas, artinya sumber tegangan dan sumber arus tersebut terpengaruh oleh perubahan – perubahan beban yang terhubung padanya . beban yang di maksud adalah beban listrik yang dapat berupa resistor, induktor ataupun kapasitor. Sedangkan gambar 9(b) dan 9(d) menunjukkan simbol sumber tegangan dan sumber arus yang tidak bebas atau sumber tegangan ideal atau sumber arus ideal. Sumber tegangan ideal atau sumber arus ideal tidak terpengaruh oleh perubahan – perubahan beban yang terhubung padanya. Halaman 10 dari 13 Sumber arus ideal mempunyai tahanan dalam yang besarnya tak terhingga , Rd = tak terhingga (~), sedangkan sumber tagangan ideal mempunyai tahanan dalam yang besarnya sama dengan nol, Rd = 0. Gbr 10 dibawah ini memperlihatkan sumber arus dan sumber tegangan dengan tahanan dalamnya masing – masing . Rd Gbr. 10(a). Sumber tegangan bebas atau sumber tegangan riil dengan tahanan dalam Rd yang terpasang seri. R d 0. + Es - (a) Gbr. 10(b). Sumber arus bebas atau sumber arus riil dengan tahanan dalam Rd yang terpasang paralel. Rd ≠ Is Rd tak terhingga (~). (b) Gbr. 10. Sumber tegangan bebas dan sumber arus bebas dengan tahanan dalamnya masing-masing. Halaman 11 dari 13 TRADE TRAINING PROGRAM ATS – PT. INCO Handout : Elemen LIstrik Disusun Oleh : M. Hamzah Akademi Teknik Soroako Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1, Sorowako, 92984 Sulawesi Selatan Telp. (021) 5249100 Ext. 3801 –3804 Fax. (021) 5249598 Halaman 12 dari 13 Halaman 13 dari 13