BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perekonomian di kota-kota besar seperti juga Semarang semakin tidak
menentu, Krisis yang terus membelenggu negara kita tidak kunjung ada ujungnya,
kehidupan masarakan semakin menderita. Segala jenis kebutuhan sudah tidak
terjangkau lagi oleh masyarakat miskin. Kelaparan terjadi dibanyak tempat di
indonesia, masalah kesehatan, pendidikan juga merupakan masalah bangsa yang
belum dapat ditentukan solusinya. Biaya untuk kesehatan dan pendidikan semakin
mahal, untuk menjadikan Negara kita sebagai Negara maju, berhasil ditentukan
generasi penerus yang sehat berwawasan luas.
Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia
adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sejak sedini
mungkin, dimulai dari Play Group/Paud, TK, SD, SLTP, SMA/SMK, sampai ke
Perguruan tinggi. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Pendidikan sebagai salah satu elemen yang sangat
penting dalam mencetak generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang
diharapkan. Masalah disana-sini masih sering terjadi. Namun yang paling jelas
adalah masalah mahalnya biaya pendidikan sehingga tidak terjangkau bagi
masyarakat dikalangan bawah. Seharusnya pendiikan merupakan hak seluruh
rakyat Indonesia seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi salah satu tujuan Negara kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ini mempunyai konsekuensi bahwa Negara harus menyelenggarakan dan
2
memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh pengajaran dan
pendidikan yang layak. Maka tentu saja Negara dalam hal ini Pemerintah harus
mengusahakan agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan merupakan faktor kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan.
Biaya pendidikan sekarang ini tidak murah lagi karena dilihat dari penghasilan
rakyat Indonesia setiap harinya. Mahalnya biaya pendidikan tidak hanya
pendidikan di perguruan tinggi melainkan juga biaya pendidikan di sekolah dasar
sampai sekolah menengah keatas walaupun sekarang ini sekolah sudah mendapat
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) semuanya masih belum mencukupi biaya
pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu.
Pendidikan di kota Semarang masih merupakan investasi yang mahal
sehingga diperlukan perencanaan keuangan serta disiapkan dana pendidikan sejak
dini. Setiap keluarga harus memiliki perencanaan terhadap keluarganya sehingga
dengan adanya perencanaan keuangan sejak awal maka pendidikan yang diberikan
pada anak akan terus sehingga anak tidak akan putus sekolah. Tanggung jawab
orang tua sangatlah berat karena harus membiayai anak sejak dia lahir sampai ke
jenjang yang lebih tinggi. Mahalnya biaya pendidikan sekarang ini dan banyak
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan sehingga tidak begitu peduli
atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi sang buah hatinya, sehingga
membuat anak putus sekolah, anak tersebut hanya mendapat pendidikan sampai
pada jenjang sekolah menengah pertama atau sekolah menengah keatas. Padahal
pemerintah ingin menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Jika masalah ini
tidak mendapat perhatian maka program tersebut tidak akan terealisasi. Banyak
anak yang putus sekolah karena orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan
anaknya.
Salah satu kota besar adalah Semarang sebagai ibukota wilayah propinsi
Jawa Tengah yang menjadi pusat peradaban manusia yang lahir ataupun
pendatang dengan tujuan untuk mencari kesuksesan. Tidak terkecuali sebagai
pusat pendidikan untuk semua kalangan masyarakat di wilayah Semarang dan
Jawa Tengah. Banyaknya sekolah dan lembaga-lembaga yang muncul untuk
menawarkan pendidikan dari PAUD, SD, SMP, dan SMA menjadikan sebuah
3
pesaingan dengan Harga yang menarik untuk memikat masyarakat di Semarang.
Tak terkecuali untuk pendidikan usia dini (PAUD) yang marak di kalangan
masyarakat Semarang. Di kota Semarang memiliki banyak tempat belajar untuk
anak usia dini di berbagai tempat yang dimana menawarkan keunggulan masingmasing dengan berbagai promosi yang dilakukan sehingga mampu menarik minat
masyarakat untuk masuk ke dalam lembaga-lembaga pendidikan tersebut.
Beberapa diantaranya BIMBA-AIUEO adalah suatu Lembaga pendidikan anak
usia dini nonformalmenggunakan program BIMBA dibawah naungan yayasan
pengembangan anak Indonesia. BIMBA singkatan dari bimbingan minat baca dan
belajar anak. Sesuai dengan namanya jelas bahwa BIMBA bukan les atau kursus
membaca tetapi suatu program bimbingan minat baca dan minat belajar untuk
anak. Meskipun bukan les atau kursus membaca yang berorientasi hasil atau
kemampuan, BIMBA dapat meningkatkan kemampuan membaca anak secara
luar biasa, melalui program bimbingan minat baca dan minat belajar Anak.
Berbeda dengan lembaga yang mengatasnamakan yayasan Yatim Mandiri
merupakan salah satu lembaga amal zakat yang memiliki keperdulian tentang
pendidikan demi mencerdaskan anak bangsa agar tidak tumbuh tanpa memiliki
keterampilan atau kemampuan apapun. Yayasan Yatim Mandiri yang bertempat di
jalan Mentri Supeno I No. 22 Semarang ini awalnya hanya memprogramkan
pengelolaan zakat, infaq, sedekah dan wakaf untuk membantu meringankan beban
untuk keluarga tidak mampu dan anak yatim khususnya yang beragama muslim.
Yayasan yang berdiri 5 tahun yang lalu di kota Semarang tepatnya tahun
2008/2009 yang di pimpin oleh Muslihudin yang sejak tahun 2013 yang lalu
membuat sebuah program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses).
Pada dasarnya Program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan
program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk
anak-anak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus
mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran. Dengan
dasar faktor Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk
menujukan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam
bangku pendidikan. Dalam kurun waktu setahun belakang ini Yayasan telah
4
mengutus Genius ke berbagai daerah di Semarang, dan sudah sekitar 10 Sanggar
dibuat untuk guru-guru yang mengajarkan ilmu kepada anak-anak yatim yang
memiliki keinginan besar untuk menempuh pendidikan. Akan tetapi program
Genius ini tidak banyak orang yang mengetahuinya sehingga hampir setiap
sanggar hanya memiliki beberapa murid karena sosialisasi yang tidak begitu
terdengar oleh masyarakat luas.
Padahal program yang dirancang sedemikian bagus seharusnya menjadi
salah satu motivator ke masyarakat. Dari tahun ke tahun biaya pendidikan
semakin mahal dan sulit untuk kalangan tertentu bahkan tidak semua Sekolah
Dasar (SD) mau menerima anak yang berasal dari keluarga miskin ataupun yatim
yang tidak mampu. Menurut Pak Burhan selaku pembina program ini mengatakan
program ini sangat bagus karena disamping pendidikan formal layaknya
pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada umumnya, penekanan tentang ajaran Agama
Islam juga menjadi tujuan utama dalam program Genius ini agar anak tidak
menjadi muslim muslimah dan tidak hanya bahagia di dunia saja. Semua pengajar
yang direkrut oleh Yayasan terdiri dari Mahasiswa aktif bahkan Sarjana Strata 1
dan semua melalui syarat tes masuk sebagai anggota Genius, sehingga semua
aspek kelayakan sebagai pengajar dapat dipercaya dan terjamin dan semua biaya
pendidikan gratis dan semua berasal dari uang amal yang masuk dalam kas
Yayasan Yatim Mandiri. Dengan demikian diharapkan perancangan iklan layanan
masyarakat ini mampu meningkatkan pentingnya pendidikan anak sejak usia dini
dan mampu meningkatkan SDM di kota Semarang dan sekitarnya dengan mediamedia yang mampu menarik khalayak untuk berpartisipasi.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana merancang iklan layanan masyarakat program Genius (Guru
Excelent Yatim sukses) Yayasan Yatim Mandiri yang mampu menarik minat anak
yatim yang memiliki keinganan untuk sekolah di usia dini dengan keterbatasan
biaya?
5
1.3
Batasan Masalah
-
Ruang lingkup permasalahan dibatasi hanya pada merancang dan
mewujudkan media kampanye untuk sosialisasi kepada masyarakat
(anak yatim) menengah ke bawah yang memiliki keterbatasan biaya
pendidikan.
-
1.4
Jangkauan Iklan Layanan Masyarakat ini mencakup Kota Semarang.
Tujuan dan Manfaat
1.4.1
Tujuan
Tujuan dari perancangan ini dapat membuat masyarakat terbujuk
untuk berpartisipasi didalam program dari Yayasan Yatim Mandiri yaitu
Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) sehingga mampu menarik anak yatim
menegah kebawah yang berkeinginan kuat dalam belajar dan menempuh
pendidikan sesuai dengan pembukaan undang-undang dasar mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan tema dari Genius yaitu “Kita Ada Untuk Mereka”
dengan tema ini dianggap mampu untuk menumbuhkan semangat anak-anak
untuk belajar tanpa memikirkan biaya sekolah yang di masa sekarang relatif
mahal.
1.4.2
Manfaat Penelitian
1.4.2.1 Manfaat bagi Klient
a. Dampak positif bagi yayasan adalah mampu memberikan
keperdulian terhadap sesama umat muslim khususnya anak yatim
tentang pendidikan baik agama maupun pendidikan formal
layaknya anak pada umumnya dengan keterbatasan biaya dan
tempat.
b. Membantu mengurangi pembodohan sejak dini, dengan adanya
Genius yang berkemauan untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa
dan Negara.
6
1.4.2.2 Manfaat bagi Penulis
a. Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan dalam rangka
penerapan teori penelitian dan digunakan sebagai acuan dasar
penelitian yang selanjutnya.
b. Sebagai penerapan teori dan praktek soft skill dan technical skill
selama masa perkuliahan.
1.4.2.3 Manfaat bagi Mahasiswa
a. Sebagai penambah pengetahuan tentang bersosialisasi
b. Sebagai pengetahuan tentang bagaimana cara membuat iklan
layanan masyarakat agar sesuai dengan segment nya.
1.4.2.4 Manfaat bagi Universitas
a. Sebagai
referensi
yang
dapat
digunakan
untuk
bahan
pengembangan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
masalah desain untuk iklan layanan masyarakat.
b. Untuk menambah pembendaharan kepustakan di Universitas Dian
Nuswantoro sebagai wacana baru tentang sosialisasi tentang
pendidikan terhadap anak-anak yatim yang kurang mampu untuk
bersekolah.
1.5
Metode Penelitian
1.5.1
Metodologi
Corak penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu
pendekatan yang temuan‐temuan penelitiannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk perhitungan lainnya,
prosedur ini menghasilkan temuan‐temuan yang diperoleh dari
data‐data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana.
Sarana itu meliputi pengamatan dan wawancara, namun bisa juga
7
mencakup dokumen, buku, kaset video, dan bahkan data yang telah
dihitung untuk tujuan lain.
1.5.2
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan
faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan
dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari
mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung
(data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan
adalah
menggunakan metode observasi yaitu mencari dan mengumpulkan
data dengan cara mengamati secara langsung kenyataan yang ada
di lapangan yang kemudian diolah dalam bentuk laporan.
Menggunakan
pula
metode
interview
yaitu
mencari
dan
mengumpulkan data dengan cara melakukan diskusi maupun
wawancara langsung.
a. Data Primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa
catatan tertulis dan wawancara,
1. Wawancara
melakukan
(Interview),
wawancara
dalam
hal
kepadaBapak
ini
perancang
Burhan
selaku
Pimpinan program Genius di Yayasan Yatim Mandiri
tentang program yang dijalankan.
Serta wawancara kepada salah satu pengurus / guru
pengajar yaitu Devi Mahardika Damayanti dari Universitas
PGRI Semarang. Didalam Genius ada beberapa guru yang
masih menempuh pendidikan di beberapa Universitas
terkemuka di kota Semarang.
8
Dan anak-anak yatim yang ikut sekolah di sanggar Genius
untuk memperoleh apa yang mereka raih dan rasakan
selama ikut dalam program Genius ini.
2. Observasi, dalam observasi yang dilakukan di kantor Yatim
Mandiri di jalan menteri Supeno 1 no. 22 dan di sanggar Di
daerah Sendang Guo Semarang. Dalam metode ini,
pengumpulan data diperoleh secara langsung dari obyek
perencanaan, sehingga didapat data-data yang benar-benar
sesuai untuk penulisan laporan tersebut.
b. Data sekunder
adalah data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh secara
tidak langsung oleh peneliti. Data dapat diperoleh dengan
membaca, melihat atau mendengarkan. Dalam penelitian ini
data sekunder diperoleh melalui beberapa metode di antaranya
sebagai berikut:
1. Metode literature
Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
bahan-bahan yang dipeoleh dari mempelajari buku-buku
literature, artikel,
brosur-brosur,
majalah
dan
buku
pengetahuan yang menyangkut hal-hal yang akan dibahas
serta membandingkan dan menerapkan pada permasalahan
yang ada mengenai pentingnya Pendidikan sejak usia dini
bagi anak yatim di Semarang dan sekitarnya.
2. Website Resmi Yayasan Yatim Mandiri
Selain itu data sekunder didapat dari mengunjungi
website
resmi
Yayasan
www.yatimmandiri.org
Yatim
Mandiri
yaitu
9
1.5.3
Metode Analisis Data
Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja)
dikonstruksi oleh media Analisa framing memiliki dua konsep
yaitu konsep pskiologis dan sosiologis. Konsep psikologis lebih
menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi pada
dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada bagaimana
konstruksi sosial atas realitas. Analisis Framing sendiri juga
merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian
tentang wacana persaingan antar kelompok yang muncul atau
tampak di media.
Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai,
yaitu gagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis
melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device dan
reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan
istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana,
sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebabakibat.Konsep framing inidigunakan untuk menggambarkan proses
seleksi dan menonjolkan aspek tertentudari realitas oleh media
massa. Framing memberikan tekanan lebih padabagaimana teks
komunikasi ditampilkan dan bagian mana yangditonjolkan
ataudianggap penting oleh pembuat teks (Eriyanto,2005:183).
Model analisis data menggunakan model analisis framing
yang digunakan oleh peneliti adalah model yangdikembangkan
oleh Pan dan Kosicki. Framing berita dapat dilakukan dengan
empat teknik, yakni pertama, problem identifications yaitu
peristiwa dilihat sebagai apa dan nilai positif atau negatif apa,
causal interpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa
yang dianggap penyebab masalah, treatmenrekomnedations yaitu
menawarkan suatu cara penanggulangan masalah dan kadang
10
memprediksikan penanggulannya, moral evaluations yaitu evaluasi
moral penilaian atas penyebab masalah.
Ada dua konsep framing yang saling berkaitan, yaitu
konsep psikologis dan konsep sosiologis yaitu :
1. Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempatan
informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan
elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih
menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang
diseleksi itu menjadi lebih penting dalam mempengaruhi
pertimbangan seseorang saat membuat keputusan tentang
realitas.
2. Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai proses
bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan,
dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya
dan realitas diluar dirinya Dalam Pan dan Kosicki, kedua
konsep tersebut diintegrasikan. (Eriyanto, 2005:186).
Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai
persoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis
melihat frame dari sisi lingkungan sosial yang dikontruksi
seseorang. Dalam model ini, perangkat framing yang digunakan
dibagi dalam empat struktur besar, yaitu sintaksis (penyusunan
peristiwa dalam bentuk susunan umum berita), struktur skrip
(bagaimana wartawan menceritakan peristiwa ke dalam berita),
struktur
tematik
(bagaimana
wartawan
mengungkapkan
pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau
antar hubungan hubungan kalimat yang memberntuk teks secara
keseluruhan), dan struktur retoris (bagaimana menekankan arti
tententu dalam berita).
Dalam penelitian sosialisasi Genius kepada masyarakat
Khususnya Kota Semarang, dapat disimpulkan dengan mencoba
11
menggunakan sudut pandang analisis framing karena ingin
mengetahui fakta realita dan ideal yang ada. Menggunakan metode
ini
diharapkan
untuk
mengembangkan
ide
kreatif
dalam
perancangan Sosialisasi program genius terhadap pendidikan anak
yatim piatu usia dini di kota Semarang.
Adapun teknik framing adalah sebagi berikut:
1. Identifikasi masalah yaitu peristiwadilihat sebagai apa dan dengan
nilaipositif atau negatif.
2. Identifikasi penyebab masalah yaitu siapayang dianggap menjadi
penyebab suatupermasalahan.
3. Evaluasi moral yaitu penilaian ataspemyebab masalah.
Saran penanggulangan masalah yaitu menawarkan suatu cara
penanganan masalah dan kadang kala memprediksikan hasilnya.
12
1.5.4
Bagan Alir Penelitian
Gambar 1.1 Bagan Alir (Flow Chart)
Sumber Fathurrohman
13
Flow chart adalah penggambaran secara diagramatik dari langkahlangkah dan urut-urutan prosedur dari suatu proses penelitian. Judul
perancangan “perancangan sosialisasi program genius terhadap pendidikan
anak yatim piatu usia dini di kota Semarang.” dengan latar belakang
pendidikan sangat penting untuk anak usia dini melalui media kampanye.
Pengkajian data menggunakan metode literatur, studi kasusnya
banyak anak–anak tidak menempuh pendidikan dengan hidup dijalanan
sebagai gelandangan dan pengamen. Rumusan masalah dan tujuan
perancangannya pertama menentukan konsep yang tepat untuk Sosialisasi
program genius terhadap pendidikan anak yatim piatu usia dini di kota
Semarang, kedua untuk merancang kampanye sosialisasi program genius
terhadap pendidikan anak yatim piatu usia dini di kota Semarangsecara
menyeluruh dan efektif.
Pengumpulan data menggunakan permasalahan sosial yaitu analisis
framing. Segmentasi target audience dibatasi khususnya anak-anak usia
dinikota Semarang dan pembatasan media alternatif. Proses kreatif untuk
menentukan stratergi kreatif diantaranya logika-logika stratergi kreatif
wawasan tentang audience, trend yang berkembang seputar audience,
pendekatan isi pesan dan efek.
Kampanye ini diharapkan pesan yang ingin disampaikan dapat
sampai kepada target audiencedengan baik, sehingga mereka dapat
mengenal dan mengetahui lebih lanjut program Genius oleh Yayasan
Yatim Mandiri Semarang.
1.6
Tinjauan Teoritis
1.6.1
Teori Seputar Sosialisasi
Pada
prinsipnya
kampanye
merupakan
suatu
proses
kegiatankomunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara
14
terlembagadan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak
tertentu. Rongers dan Storey (1987) sebagaimana dikutip oleh Venus
(2004:7) menyebutkan kampanye merupakan “Serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu
pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada
kurun waktu tertentu”.
Merujuk dari definisi di atas menurut Antar Venus maka setiap
aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal
yaitu: 1) tindakan kampanye yang bertujuan untuk menciptakan efek atau
dampak tertentu 2) jumlah khalayak sasaran yang besar 3) biasanya
dipusatkan dalam kurun waktu tertentu dan 4) melalui serangkaian
tindakan komunikasi yang terorganisasi.
Selanjutnya dalam pengertian yang lebih luas Antar Venus
menyatakan bahwa kampanye juga memiliki karakter lain, yaitu sumber
yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus
penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga
setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi
bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.
(Venus, 2004:7)
Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan
Rogers dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima
dikalangan ilmuwan komunikasi (Grossberg, 1998; Snyder, 2002;
Klingemann & Rommele, 2002). Hal ini didasarkan kepada dua alasan.
Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye
merupakan wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa
definisi tersebut dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik
kampanye yang terjadi dilapangan.
Perancangan kampanye pengenalan bentuk motif-motif batik
Jatiwangi
di
Kabupaten
Blora,
Jawa
Tengah
digunakan
untuk
menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana
tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan
15
keuntungan sosial. Keuntungan sosial disini dapat berarti sebagai wahana
untuk mengenalkan bentuk motif-motif batik Jatiwangi di Kabupaten
Blora, Jawa Tengah dan hasilnya dapat disampaikan kepada masyarakat,
khususnya anak-anak usia 6-12 tahun. Selain itu juga untuk menanamkan
rasa cinta akan batik lokal sejak usia dini. Yang targetnya bisa
membedakan batik Jatiwangi dengan batik yang lainnya.
1.6.2
Teori Tentang Pendidikan
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah
pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang
berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada
anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus
dikuasai dalam rangka pencapaian kopetensi yang harus dimiliki oleh anak
(Sujiono dan Sujiono,2007:206).
Bennett, Finn dan Cribb (1999:91-100),menjelaskan bahwa pada
dasarnya pengembangan program pembelajaran adalah pengembangan
sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang dapat memperkaya
pengalaman bermain anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir
teentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dapat memberikan
argumen untuk mencari berbagai alternatif.
Mengutif
pendapat
Kitano
dan
Kirby
(1989:127-167),
pembelajaran haruslah terkait dengan pengembangan kurikulum yang
merupakan rencana pendidikan yang dirancang untuk memaksimalkan
interaksi pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan prilaku
yang potensial. Kurikulum yang komprehensif seharusnya memiliki
elemen utama dari setiap bidang pengembangan yang disesuaikan dengan
tingkat atau jenjang pendidikannya serta mengetengahkan target
16
pencapaian perserta didik yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran
dilembaga pendidikan.
Unsur utama dalam pengembangan program pembelajaran bagi
anak usia dini adalah bermain. Allbrecht dan Miller (2000:216-218)
berpendapat bahwa dalam pengembangan program pembelajaran bagi
anak usia
dini
harusnya
sarat
dengan aktivitas bermain yang
mengutamakan program adanya kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi
dan beraktivitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan
sebagai fasilitator saat anak membutuhkan bantuan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
1.6.3
Teori Tentang Komunikasi
Secara
umum
ilmu
komunikasi
adalah
pengetahuan
tentangperistiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian
tentangsistem, proses dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara
rasionaldan
sistematis,
serta
kebenarannya
dapat
diuji
dan
digeneralisasikan.Menurut para ahli, Ilmu Komunikasi dianggap bagian
dari ilmusosial dan merupakan ilmu terapan (applied science), dan
karenake
dalam
ilmu
sosial
dan
ilmu
terapan,
maka
Ilmu
Komunikasisifatnya interdisipliner (antardisiplin atau bidang studi)
danmultidisipliner (melibatkan berbagai disiplin ilmu).
Hal itu disebabkanoleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu
lainnya,
terutama
yangtermasuk
ke
dalam
ilmu
sosial/ilmu
kemasyarakatan.Prosesnya sendiri dari komunikasi itu menurutHovland
didefinisikansebagai: “The process by which an individual (the
communicator)transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the
behaviorand attitude are forme.” (Effendy, 2005:4). Selanjutnya dalam
pengertian
yang
memungkinkan
lebih
luas
”Komunikasi
seseorang(komunikator)
adalah
menyampaikan
proses
yang
rangsangan
17
(biasanya lambang-lambangverbal) untuk mengubah perilaku orang
lain(komunikate).”(Mulyana, 2003:62).
Istilah Komunikasi menurut Cherry dalam Stuart(1983) berasal
dari bahasa Latin communis yang artinya membuat kesamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih (make to common).
Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin. Communico,
communicatio atau communicare yang berarti membagi. (Cherry,
2004:23).
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan
antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab
itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami
satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another). Melalui komunikasi, sikap dan perasaan
seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan
tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan
dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang
antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena
pertumbuhan
komunikasi
digambarkan
sebagai
“penemuan
yang
revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang
pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring
dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.
Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen
sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,
komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya
akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman
komunikasi itu sendiri.
Menurut Roger dan D. Lawrence (1981), sebagaimana dikutip oleh
Cangara (2004:19) mengatakan bahwa komunikasi adalah “Suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
18
informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada
saling pengertian yang mendalam”.
Selanjutnya menurut Raymond S. Ross, melihat komunikasi yang
berawal dari proses penyampaian suatu lambang yaitu: “Proses
transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang
secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk
mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang sama
dengan yang dimaksud oleh sumber.” (Rakhmat, 2007:3).
Lain halnya dengan definisi komunikasi yang diberikan oleh
Onong Uchjana Effendy. Menurutnya komunikasi yaitu: “Proses
pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya.” (Effendy, 1993 :28).
Dari
beberapa
dapatdisimpulkan
pengertian
bahwa
mengenai
komunikasi
komunikasi
merupakan
suatu
di
atas,
proses
pertukaranpesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk
memperolehkesamaan arti atau makna diantara mereka.
Menurut Lasswell (1948:11), dalam karyanya The Structure and
Function of Communication in Society mengungkapkan bahwa cara yang
baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan
sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What
Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi yaitu suatu
saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan
yang diajukan, yaitu:
1. Who? (siapa/sumber). Komunikator adalah pelaku utama/pihak
yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang
memulai
suatu
komunikasi,bisa
individu,kelompok,organisasi,maupun
komunikator.
suatu
seorang
negara
sebagai
19
2. Says What? (pesan). Apa yang akan dikomunikasikan kepada
penerima(komunikan),dari
sumber(komunikator)atau
isi
informasi.Merupakan seperangkat simbol verbal/non verbal yang
mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3
komponen pesan yaitu makna,simbol untuk menyampaikan
makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media). Alat untuk menyampaikan
pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima)
baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui
media cetak/elektronik dan lain-lain).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/ kelompok/ organisasi/
suatu negara
yang menerima
tujuan(destination),
pesan dari
pendengar(listener),
sumber.Disebut
khalayak(audience),
komunikan, penafsir, penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/ efek yang terjadi pada
komunikan
(penerima)
setelah
menerima
pesan
dari
sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dan
lain-lain.
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana proses
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan
dan menyampaikannya melalui
Sedangkan menurut Philip Kotler (1996:48) dalam bukunya
Marketing Management, proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang/sejumlah orang.
2. Encoding, yaitu proses pengalihan pikiran/ide/perasaan ke dalam
bentuk lambang atau bahasa yang diperkirakan akan dimengerti
oleh komunikan.
20
3. Message, yaitu pesan yang merupakan seperangkat lambang
bermakna.
4. Media, yaitu sesuatu yang menjadi saluran komunikasi tempat
berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
5. Noise, yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi.
6. Decoding, yaitu proses dimana komunikan menterjemahkan
lambang-lambang yang terkandung di dalam pesan ke dalam
konteks pengertiannya.
7. Reciever, yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator
8. Respon, yaitu reaksi yang diberikan komunikan setelah menerima
pesan.
9. Feedback, yaitu tanggapan komunikan yang disampaikan setelah
menerima pesan.
Dalam komunikasi, seorang komunikator harus pandai-pandai
memahami
khalayak sasarannya
dan
tanggap seperti
apa
yang
diinginkannya. Oleh sebab itu ia harus tampil untuk meng-encode pesan,
memperhitungkan bagaimana kebiasaan komunikan meng-encode pesan
dan memilah media yang efektif dan efisien untuk mencapai sasaran.
Seorang ahli komunikasi ternama bernama Wilbur Schramm,
melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal komunikan.
Menurut Schramm dalam bukunya Communication Research in The
United States, komunikasi akan berhasil jika komunikasi yang
disampaikan komunikator sesuai dengan kerangka acuan (frame of
experience). Yaitu panduan pengalaman dan pengertian (collection of
experience and meaning) yang pernah diperoleh komunikan.
Demikian merupakan salah satu cara untuk mensosialisasikan
Program Genius untuk pendidikan anak yatim piatu dengan keterbatasan
biaya sekolah di kota Semarang.
21
1.6.4
Teori Periklanan
1.6.4.1 Pengertian
Klepper, seorang ahli periklanan terkenal merupakan orang yang
berjasa besar dalam meruntut asal muasal istilah
bukunya berjudul
Advertising Procedure,
Advertising. Dalam
dituliskan bahwa istilah
advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti
mengalihkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain.
Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbedabeda. Di Amerika sebagaimana halnya di Inggris, disebut dengan
advertising. Sementara di Perancis disebut dengan reclamare yang berarti
meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang.
Sebenarnya di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut dengan
istilah lain yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut diambil
begitu saja dari bahasa aslinya yaitu bahasa Belanda dan Perancis
(reclame). Namun, sebutan kata iklan lebih sering digunakan dibanding
dengan istilah advertensi dan reklame.
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Teguh, Rusli, dan Molan
(2002:642) menyatakan bahwa “Periklanan adalah segala bentuk penyajian
dan promosi ide, barang, atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor
tertentu yang memerlukan pembayaran”.
Sedangkan menurut Kasali (1995:9) mengatakan bahwa secara
sederhana definisi “iklan itu adalah pesan yang menawarkan suatu produk
yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media”. Berdasarkan
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah segala
bentuk komunikasi oleh produsen ke konsumennya melalui media untuk
menawarkan suatu produk sehingga konsumen terpengaruh dan timbul
untuk mencoba tersebut.
22
1.6.4.2 Fungsi Iklan
Adapun
fungsi
iklan
menurut
Shimp
(2003:357)
yang
diterjemahkan oleh Sjahrial, adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi (Informing)
Iklan membuat konsumen menyadari adanya produk baru,
menginformasikan
mengenai
ciri-ciri
produk
serta
kegunaannya.
2. Membujuk dan mempengaruhi (Persuading)
Iklan yang baik harus dapat membujuk konsumen untuk
mencoba produk yang diiklankan. Terkadang bujukan
tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi
permintaan permintaan primer (Primary Demand), yaitu
menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk.
Tetapi yang lebih sering, iklan berusaha untuk membangun
permintaan sekunder (Secondary
Demand),
yaitu
permintaan terhadap merek dari produk perusahaan.
3. Mengingatkan (Reminding)
Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap
segar dalam ingatan konsumen.
4. Memberikan nilai tambah (Adding Value)
Ada 3 cara utama bagaimana perusahaan dapat menambah
nilai bagi produk mereka, antara lain dengan melakukan
inovasi, meningkatkan kualitas dan menambah nilai bagi
produk dan merek tertentu dengan mempengaruhi persepsi
konsumen. Iklan yang efektif menjadikan merek dipandang
sebagai sesuatu yang elegan, lebih bergaya bahkan
mungkin lebih unggul dari merek lainnya yang ditawarkan
23
dan pada umumnya dipersepsikan memiliki kualitas yang
lebih tinggi.
5. Mendampingi (Assisting other Company Efforts)
Iklan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau
bauran komuikasi pemasaran. Pada saat lainnya, peran
utama periklanan adalah sebagai pendamping yang
memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam
proses komunikasi pemasaran.
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Teguh,
Rusli dan Molan (2002:659), untuk dapat menghasilkan
program periklanan yang baik dan tepat yang dapat
menunjang aktifitas perusahaan dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan, maka seorang manajer pemasar harus
membuat 5 (lima) keputusan utama dalam pembuatan
program periklanan, yaitu :
1. Mission
Yaitu menetapkan tujuan periklanan yang
merujuk pada keputusan sebelumnya mengenai
pasar
sasaran,
penentuan
pasar
sasaran,
penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran,
strategi penetuan posisi pemasaran dan strategi
bauran pemasaran mengidentifikasikan tugas
yang harus dilaksanakan periklanan dalam
program pemasaran keseluruhan.
24
2. Money
Setelah
menentukan
tujuan
periklanan,
perusahaan kemudian harus membuat anggaran
periklanan untuk tiap produk. Dana yang harus
dikeluarkan untuk periklanan ini jumlahnya
harus tepat. Jika perusahaan membelanjakan
terlalu sedikit, pengaruhnya akan tidak berarti
dan jika perusahaan mengeluarkan terlalu
banyak, maka biaya tersebut dapat digunakan
untuk hal yang lebih penting dan lebih
diperlukan.
3. Message
Yaitu memilih pesan yang akan disampaikan di
dalam iklan, pada prinsipnya pesan produk atau
manfaat utama yang ditawarkan merek, harus
diputuskan sebagai bagian dari pengembangan
konsep produk. Faktor kreatifitas berpengaruh
dalam periklanan maka hal ini lebih penting dari
pada jumlah uang yang dikeluarkan, karena
suatu iklan baru dapat membantu penjualan
hanya
setelah
mendapat
perhatian
dari
konsumen dan untuk lebih efektif digunakan
Endorser sebagai penyampai pesannya agar
lebih menarik perhatian dari konsumen.
4. Media
Yaitu
periklanan
periklanan
iklannya.
untuk
harus
memilih
media
menyampaikan
pesan
Tahap-tahap
antara
lain
adalah
memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak
25
yang diinginkan; memilih diantara berbagai
jenis media utama; memilih sarana media
tertentu;
memutuskan
memutuskan
waktunya;
alokasi-alokasi
media
dan
secara
geografis.
5. Measurement
Yaitu melakukan evaluasi efektifitas periklanan,
banyak perusahaan mengembangkan kampanye
iklan, menempatkannya di pasar nasional dan
baru mengevaluasi efektifitasnya. Akan lebih
baik jika membatasi pada satu atau beberapa
terlebih dahulu dan mengevaluasi pengaruhnya
sebelum
melaksanakan
kampanye
secara
nasional dengan anggaran yang sangat besar.
1.6.4.3 Jenis Iklan
Secara umum iklan dibedakan seperti berikut:
a.
Iklan Komersial
Iklan Komersial adalah iklan yang memiliki tujuan mendukung
kampanye pemasaran suatu produk atau jasa.
b. Iklan Nonkomersial
Iklan nonkomersial adalah iklan yang menjual ide atau gagasan
untuk kepentingan masyarakat.
c.
Iklan Corporate
Iklan Corporate adalah iklan yang memiliki tujuan membangun
citra
(image)
suatu
perusahaan
yang
diharapkan
dapat
26
membangun citra positif produk- produk atau jasa yang
diproduksi oleh perusahaan tersebut. (Madjadikara, 2004 : 17)
Berdasarkan dokumentasi Morissan (2007:15), Belch dan
Michael, membagi jenis iklan sebagai berikut:
a. Iklan Nasional
Iklan yang dipasang oleh perusahaan besar dan
produknya tersebar secara nasional atau di sebagian
besar wilayah suatu Negara yang bertujuan untuk
mengiformasikan konsumen tentang perusahaan atau
merek yang diiklankan dengan berbagai fitur tambahan
yang
dapat
memperkuat
citra
produk
yang
bersangkutan.
b. Iklan Lokal
Iklan yang dipasang oleh perusahaan pengecer atau
perusahaan dagang tingkat lokal yang bertujuan untuk
mendorong konsumen untuk belanja di toko tertentu
atau menggunakan jasa lokal tertentu.
c. Iklan
Primer
dan
Selektif
(Primary
Demand
Advertising)Iklan primer dirancang agar permintaan
terhadap suatu jenis produk bertambah. Sedangkan
iklan selektif memusatkan pada penciptaan permintaan
terhadap sebuah merek tertentu.
d. Iklan Antar Bisnis (Business-to-business Advertising)
Iklan yang menargetkan satu atau beberapa individu
yang memiliki peran mempengaruhi pembelian barang
atau jasa industri guna kepentingan perusahaan tempat
individu tersebut bekerja.
27
e. Iklan Profesional
Iklan yang menargetkan pekerja professional seperti
dokter, pengacara, ahli teknik, dan sebagainya yang
bertujuan agar mereka terdorong menggunakan produk
perusahaan yang sesuai dengan bidang mereka masingmasing.
f.
Iklan Perdagangan
Iklan yang menargetkan anggota yang mengelola
saluran pemasaran
(marketing
channel)
misalnya
pedagang besar, distributor, dan pengecer.
1.6.4.4 Media Jejaring Sosial
F.P William dalam bukunya Social Networking Sites : How to
Stay Safe Sites: Multi-States Information Sharing & Analysis Center (MSISAC) yang dikutip oleh Helou dan Rahim dalam jurnal yang berjudul The
Influence of Social Networking Sites on Students’ Academic Performance
in Malaysia mengemukakan, Sosial Networking Sites is an online
community of internet users who want to communicate with other users
about areas of mutual interest.
Firmansyah (2010:10) mengemukakan bahwa situs jejaring sosial
merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan
penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia,
serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs
tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman
profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto
pengguna.
Setiap situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda
namun pada dasarnya tujuanya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan
mudah dan lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan
penggunanya. Dengan beberapa penjelsan diatas dapat diambil kesimpulan
28
bahwa situs jejaring sosial merupakan situs berbasis web dimana
digunakan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain baik
dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan
yang sama. Dalam perancangan ini , situs sosial media berguna untuk
meningkat kinerja promosi mulut ke mulut cintai produk dalam negeri
secara lebih efektif dan efesien agar dapat mencakup target market.
Maupun target audience yang diharapkan.
1.6.5
Teori Desain Komunikasi Visual
A. Definisi Desain Komunikasi Visual
Menurut definisinya, desain komunikasi visual adalah suatu
disiplin yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta
ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan
gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang
berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta
layout (tata letak dan perwajahan). Dengan demikian, gagasan dapat
diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan
(Kusrianto, 2007:2).
Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan mata
sebagai alat penglihatan, dan menggunakan bahasa visual, dimana unsur
bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan)
adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk
menyampaikan arti, makna, atau pesan. Desain komunikasi visual
mempunyai tiga makna yang saling berkaitan, yaitu :
Desain
: berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa,
serta kreatifitas.
Komunikasi
: ilmu yang bertujuan menyampaikan maupun
sarana untuk menyampaikan pesan.
29
Visual
: sesuatu yang dapat dilihat.
Dari ketiga makna tersebut, kata komunikasi-lah yang menjadi
tujuan pokoknya. Jika saat ini Desain Komunikasi Visual hanya terbatas
sebagai ilmu yang mempelajari upaya untuk menciptakan suatu rancangan
atau desain yang bersifat kasat mata (visual) untuk mengkomunikasikan
maksud, maka sebetulnya itu hanya terbatas pada suatu potongan dari
sebuah tujuan tatanan estetika yang lebih luas.
B. Cabang Ilmu Desain Komunikasi Visual
Menurut
Kusrianto
(2007:12)
Desain
Komunikasi
Visual
mempunyai berbagai macam jenis cabang, beberapa diantaranya yaitu :
1. Ilustrasi
Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang
dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu maksud
atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi
secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana
pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong.
Misalnya dalam majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi
bisa berbentuk macam-macam seperti karya seni sketsa, lukis,
grafis, karikatural, dan banyak juga dipakai image bitmap hingga
karya foto.
2. Fotografi
Fotografi (Inggris : Photography) berasal dari bahasa
Yunani yaitu “Photos” yang berarti Cahaya dan “Grafo” yang
berarti melukis/menulis. Jadi Fotografi adalah proses melukis atau
menulis dengan menggunakan media cahaya. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, fotografi berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau foto dari sebuah objek dengan
merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada
30
media peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya
adalah kamera. Tanpa cahaya tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan
pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap
cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas
cahaya yang tepat akan memasuki medium pembiasan.
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk
menghasilkan gambar digunakan bantuan alat ukur bernama
lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat,
seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut
dengan mengubah kombinasi ISO/ASA(ISO Speed), diafragma
(Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO,
diafragma dan speed disebut sebagai exposure.
3. Komposisi
Komposisi adalah pengorganisasian unsur–unsur rupa yang
disusun dalam karya desain grafis secara harmonis antara bagian
dengan bagian, maupun antara bagian dengan keseluruhan.
Komposisi yang baik dan harmonis dapat diperoleh dengan
mengikuti kaidah atau prinsip-prinsip komposisi yang meliputi
kesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras,
fokus dan proporsi.
4. Typografi
Tipografi dalam hal ini huruf yang tersusun dalam sebuah
alfabet merupakan media penting komunikasi visual. Media yang
membawa manusia mengalami
perkembangan dalam cara
berkomunikasi. Komunikasi yang berakar dari simbol-simbol yang
menggambarkan sebuah objek (pictograph), berkembang menjadi
simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih
kompleks serta konsep abstrak yang lain (ideograph). Kemudian
31
berkembang menjadi bahasa
tulis yang dapat dibunyikan dan
memiliki arti (phonograph-setiap tanda atau huruf menandakan
bunyi). Bentuk/rupa huruf tidak hanya mengidentifikasi sebuah
bunyi dari suatu objek. Bentuk/rupa huruf tanpa disadari
menangkap realitas dalam bunyi. Lebih dari sekedar lambang
bunyi, bentuk/rupa huruf dalam suatu kumpulan huruf (font) dapat
memberi kesan tersendiri yang dapat mempermudah khalayak
menerima pesan atau gagasan yang terdapat pada sebuah kata atau
kalimat. Bisa dibayangkan bila huruf tidak pernah ada, dalam
penyampaian sebuah pesan atau gagasan pasti akan membutuhkan
waktu yang lama, dan bisa dibayangkan bila bentuk/rupa huruf
seragam/sama. Jangankan dapat memberi sebuah kesan dan
menyampaikan sebuah pesan, terbaca pun tidak.
Menurut
Sihombing
(2001:79),
tipografi
merupakan
representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan
merupakan properti visual yang pokok dan efektif.Huruf menjadi
sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu
yang dapat dilihat (bentuk/rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu
yang dapat dibaca (kata/kalimat). Selain itu huruf memiliki makna
yang tersurat (pesan/gagasan) dan makna yang tersirat (kesan).
Selain itu pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat
pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas.
Menurut Rustan (2001:16) tipografi dimaknai sebagai “segala
disiplin yang berkenaan dengan huruf”.
Berdasarkan Kegunaan, Selain berdasarkan sejarah dan
bentuk huruf, Menurut Rama Kertamukti (2011),
berdasarkan
kegunaannya/fungsinya selain display type dan text type. Fungsi
huruf lainnya adalah sebagai figur informatif, figur identifikasi
dan simbol. Huruf sebagai Figur Informatif
32
a. Segi Ketampakan (legibility),
Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan
membedakan
masing-masing
huruf/
karakter.
Legibility
menyangkut desain/bentuk huruf yang digunakan. Suatu jenishuruf
dikatakan
legible
apabila masing-masing huruf/ karakter-
karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama
lain (Rustan, 2011:74).
b. Keterbacaan (readibility),
Readibility berkaitan dengan tingkat keterbacaan suatu teks.
Teks yang readible berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila
legibility lebih membahas kejelasan karakter satu-persatu, readibility
tidak
menyangkut
huruf/karakter
satu
persatu,
melainkan
keseluruhan teks yang disusun dalam suatu komposisi (Rustan,
2011:74).
Kotler (2006:3) menjelaskan bahwa pada iklan terdapat 3 jenis
daya tarik pesan, yang pada kasus ini akan menentukan isi dari iklan
layanan masyarakat yang akan dibuat, yaitu :
1. Daya Tarik Rasional
Pesan berisi ungkapan-ungkapan yang dapat diterima akal
sehat atau rasio.
2. Daya Tarik Emosional
Isi pesan dapat membangkitkan emosi negatif atau positif
yang akan memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu
atau berhenti melakukan tindakan tertentu.
33
3. Daya Tarik Moral
Daya tarik ini akan mengarahkan audience dalam
membedakan yang baik dan yang buruk.
1.6.6
Teori Warna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili kejiwaan
pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang
sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu
merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat,
dll.
Secara
visual,
warna
memiliki
kekuatan
yang
mampu
mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu
memberikan reasons secara psikologis. Holszchlag, seorang pakar tentang
warna, dalam tulisannya “Creating Color Scheme” membuat daftar
mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons
secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut :
Warna
Respon Psikologis yang Ditimbulkan
Merah
Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta,
bahaya, agresifitas.
Biru
Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi,
kebersihan, perintah
Hijau
Alami, kesehatan, pandangan yang enak,
kecemburuan, pembaruan.
Kuning
Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/
kecurangan, pengecut, pengkhianatan
34
Ungu
Spiritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk,
galak, arogan
Oranye
Energi, keseimbangan, kehangatan
Coklat
Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan
Abu-abu
Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak
Putih
Kemurnian/suci, bersih, kehematan, innocent (tanpa
dosa), steril, kematian.
Hitam
Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri,
ketakutan, ketidakbahagiaan, keanggunan
Tabel 1.2 Tabel Psikologi Warn
Sumber : Molly (2003:26)
Dalam jurnal Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain karangan
Drs.Sadjiman, menyebutkan bahwa “Dari sekian banyak warna, dapat
dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem
warna Prang System yang ditemukan oleh Prang pada 1876 meliputi:
1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama
dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya
warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga
hitam.
35
3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi
yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni,
CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color
System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color
System serta Additive Color/RGB Color System.
Diantara bermacam sistem warna diatas,
kini yang banyak
dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau
Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan,
Magenta, Yellow dan Black.Sedangkan RGB Color System dipergunakan
dalam industri media visual elektronika”. (Sadjiman:2005)
Dari Pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa warna dalam
media iklan layanan masyarakat cintai produk dalam negeri yang akan
dirancang ini mengungkap subjek secara objektif, pembaca dapat lebih
menyadari bentuk fisik suatu objek yang berwarna serta dapat menjadi
daya tarik tersendiri.
1.6.7
Teori iklan layanan masyarakat
Iklan Layanan Masyarakat (ILM), adalah iklan yang digunakan
untuk menyampaikan informasi, persuasi atau mendidik khalayak dimana
tujuan akhir bukan untuk mendapat keuntungan ekonomi. Melainkan
keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya
penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perilaku manusia terhadap
masalah yang di iklankan , serta mendapat cerita yang baik dari
masyarakat. Secara normative bertambahnya pengetahuan, dimilikinya
kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat tersebut sangat
penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab masyarakat
akan terbangun dan tergiring pada situasi kearah keadaan yang baik.
Umumnya, materi pesan yang disampaikan dalam iklan jenis ini berupa
36
informasi-informasi publik untuk menggugah khalayak melakukan suatu
kebaikan yang sifatnya normatif (widyatama 2007:104-105).
Jeffres menjelaskan “Iklan Layanan Masyarakat (ILM) sebagai
iklan yang biasanya digunakan untuk tujuan sosial “ (Jeffres, 1997:66).
Sedangkan Kotler dan Roberto menambahkan bahwa ILM selain
bermanfaat
untuk
menggerakkan
kerja
sama
masyarakat
ketika
menghadapi suatu masalah sosial, juga menyajikan pesan-pesan sosial
yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap
sejumlah masalah yang harus mereka hadapi seperti kondisi yang dapat
mengancam keserasian dan kehidupan umum (Kotler and Roberto, 1989:7)
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Iklan Layanan
Masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit yang bertujuan
memberikan informasi serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi serta
bersikaap positif terhadap iklan yang disampaikan.
37
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS
A. Pengumpulan Data
Dalam kasus perancangan sosialisasi program genius terhadap
pendidikan anak yatim usia dini di kota Semarang
ini, maka akan
dilakukan identifikasi data-data yang dibutuhkan. Baik secara verbal
maupun visual yang selanjutnya akan digunakan dalam penyusunan
perancangan sosialiasasi Program Genius Yayasan Yatim Mandiri.
2.1
Data Verbal
2.1.1
Tinjauan Permasalahan dan Fakta-fakta lapangan
a. Permasalahan Tentang Pendidikan di Semarang
Pendidikan di Indonesia masih begitu miris dan menyedihkan
banyak hal yang harus diperbaiki dimulai dari penidikan usia dini sampai
perguruan tinggi . Salah satu yang menjadi kelemahan pendidikan di
Indonesia adalah yang pertama bentuk kurikulumnya , kurikulum di
Indonesia terlalu banyak memaksa para pelajar untuk menghafal materi
bahkan hanya dengan penjelasan dan hanya membayangkan ,masih terlalu
sedikit praktek yang dilakukan . sehingga membuat para pelajar sulit untuk
memahami apa yang ia pelajari.
Pada dasarnya Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan
program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar
untuk anak-anak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan
yang harus mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun
menjual koran. Dalam kurun waktu setahun belakang ini Yayasan telah
mengutus Genius ke berbagai daerah di Semarang, dan sudah sekitar 10
Sanggar dibuat untuk guru-guru yang mengajarkan ilmu kepada anak-anak
yatim yang memiliki keinginan besar untuk menempuh pendidikan. Akan
tetapi program Genius ini tidak banyak orang yang mengetahuinya
38
sehingga hampir setiap sanggar hanya memiliki beberapa murid karena
sosialisasi yang tidak begitu terdengar oleh masyarakat luas. Padahal
program yang dirancang sedemikian bagus seharusnya menjadi salah satu
motivator ke masyarakat. Dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin
mahal dan sulit untuk kalangan tertentu bahkan tidak semua Sekolah Dasar
(SD) mau menerima anak yang berasal dari keluarga miskin ataupun yatim
yang tidak mampu. Menurut Pak Burhan selaku pembina program ini
mengatakan program ini sangat bagus karena disamping pendidikan formal
layaknya pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada umumnya, penekanan
tentang ajaran Agama Islam juga menjadi tujuan utama dalam program
Genius ini agar anak tidak menjadi muslim muslimah dan tidak hanya
bahagia di dunia saja bahkan akhirnya. Dan semua pengajar yang direkrut
oleh Yayasan terdiri dari Mahasiswa aktif bahkan Sarjana Strata 1 dan
semua melalui syarat tes masuk sebagai anggota Genius, sehingga semua
aspek kelayakan sebagai pengajar dapat dipercaya dan terjamin dan semua
biaya pendidikan gratisdan semua berasal dari uang amal yang masuk
dalam kas Yayasan Yatim Mandiri.
b. Fakta Lapangan Tentang Pendidikan di Semarang
Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia
sejak sedini mungkin, dimulai dari Play Group/Paud, TK, SD, SLTP,
SMA/SMK, sampai ke Perguruan tinggi Namun juga harus meningkatkan
kualitas pelatihan-pelatihan keterampilan diluar akademik. Sesuai dengan
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Yang tercantum dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
39
Termasuk Kota Semarang yang sangat berkembang di antara kotakota besar lainnya, didalam kota ini masi banyak anak-anak yang belum
atau tidak mendapatkan pendidikan formal ataupun pendidikan agama
dikarenakan kehilangan orang tua mereka sejak lahir atau ketika masih
bayi. Kehidupan yang serba kekurangan membuat anak-anak tidak dapat
menginjakan kaki ke bangku sekolah sehingga harus memilih hidup di
jalan untuk bertahan hidup menjadi gelandangan ataupun pengamen
jalanan setiap harinya.
Observasi dan wawancara dari parancang dari salah satu murid di
Sanggar Sendang Guo menyatakan bahwa “Aku ingin sekolah tapi tidak
memiliki biaya sama sekali di sekolah umum seperti anak lainnya, tapi
adanya sanggar ini sangat membuat aku bisa belajar membaca, menulis
dan menghitung”.
2.1.2
a.
Definisi-definisi Seputar Permasalahan
Pengertian Pendidikan
Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional,
tercantum pengertian pendidikan: “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,
masyarakat, banga dan Negara”.
Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia
sejak sedini mungkin, dimulai dari Play Group/Paud, TK, SD, SLTP,
SMA/SMK, sampai ke Perguruan tinggi Namun juga harus meningkatkan
kualitas pelatihan-pelatihan keterampilan diluar akademik. Sesuai dengan
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
40
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Yayasan yang berdiri 5 tahun yang lalu di kota Semarang tepatnya
tahun 2008/2009 yang di pimpin oleh Muslihudin yang sejak tahun 2013
yang lalu membuat sebuah program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses).
Pada dasarnya Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan program
yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk anakanak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus
mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran.
Dalam kurun waktu setahun belakang ini Yayasan telah mengutus Genius
ke berbagai daerah di Semarang, dan sudah sekitar 10 Sanggar dibuat
untuk guru-guru yang mengajarkan ilmu kepada anak-anak yatim yang
memiliki keinginan besar untuk menempuh pendidikan. Akan tetapi
program Genius ini tidak banyak orang yang mengetahuinya sehingga
hampir setiap sanggar hanya memiliki beberapa murid karena sosialisasi
yang tidak begitu terdengar oleh masyarakat luas. Padahal program yang
dirancang sedemikian bagus seharusnya menjadi salah satu motivator ke
masyarakat. Dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin mahal dan sulit
untuk kalangan tertentu bahkan tidak semua Sekolah Dasar (SD) mau
menerima anak yang berasal dari keluarga miskin ataupun yatim yang
tidak mampu. Menurut Pak Burhan selaku pembina program ini
mengatakan program ini sangat bagus karena disamping pendidikan formal
layaknya pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada umumnya, penekanan
tentang ajaran Agama Islam juga menjadi tujuan utama dalam program
Genius ini agar anak tidak menjadi muslim muslimah dan tidak hanya
bahagia di dunia saja bahkan akhirnya. Dan semua pengajar yang direkrut
oleh Yayasan terdiri dari Mahasiswa aktif bahkan Sarjana Strata 1 dan
semua melalui syarat tes masuk sebagai anggota Genius, sehingga semua
41
aspek kelayakan sebagai pengajar dapat dipercaya dan terjamin dan semua
biaya pendidikan gratisdan semua berasal dari uang amal yang masuk
dalam kas Yayasan Yatim Mandiri.
2.1.3
Narasumber Sebagai Target Market
a. Chika (6), Chika mengatakan tentang keinginan sekolah, tapi
karena keterbatasan biaya dari ibunya dia mendapatkan informasi
dari tetangga sekitar untuk ikut program sekolah gratis.
b. hasan (6), Hasan berkata sanggar sekolah ini memberikan semangat
belajar karena banyak teman yang baik, bisa belajar bermain
dengan guru Genius di sanggar.
c. Ibu Devi (23), Program yang di berdirikan sejak tahun 2009 ini
sangat bagus buat anak-anak karena banyak anak di Semarang
turun ke jalan buat mencari uang dengan ngamen, jualan koran dan
lain sebagainya. Demi menyelaraskan apa yang di inginkan
pemerintah yang dikutip di dalam pembukaan UUD 1945, Yayasan
Yatim mandiri mendirikan program Genius ini. Saya bergabung
sejak tahun 2013 saat itu saya masih di bangku kuliah smster 4
sampai saya lulus Srata 1 di Universitas Swasta di Semarang.
Data di atas didapat dari wawancara, yang berupa fakta lapangan
dan yang selanjutnya dijadikan data.
2.1.4
Data Lembaga Dan Nara Sumber
Nama Klien
: Yayasan Yatim Mandiri
Alamat Klien : Jl. Menteri Supeno No. 22 Semarang
Nomor Telp. : (024) 8317249, 70027287
42
Gambar 2.1 Kantor di Semarang
Situs Web
: www.yatimmandiri.org
Data Visual Klien Pimpinan Yayasan Yatim Mandiri Semarang
Gambar 2.2 Pimpinan Yayasan Yatim Mandiri Muslichudin
Dokumentasi Yayasan Mandiri
43
Kepala Program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses)
Gambar 2.3 Ketua Koordinator Program Genius Burhan
Dokumentasi Yayasan Mandiri
Yayasan yatim mandiri merupakan lembaga nirbala yang concern
pada upaya memandirikan anak yatim melalui pengelolaan zakat, infaq,
sedekah dan waqaf (ZISWAF).
Profil Yayasan Yatim Mandiri :
Kantor Pusat / Head Office Graha Yatim Mandiri
Di jalan Raya Jambangan 135-137 Surabaya 60232
Telp. (031)8283488, Fax. (031) 8291757
Website : www.yatimmandiri.org, Email : [email protected]
Untuk cabang Yayasan Yatim Mandiri ini sudah menyebar hampir di
seluruh kota besar di Indonesia termasuk di kota Semarang, yaitu :
Di Jalan Menteri Supeno No. 22 Semarang
Telp. (024) 8317249, 7002787
44
Dengan Visi dan Misi sebagai berikut :
-
Visi
: Menjadi Lembaga yang amanah untuk memandirikan
anak yatim.
-
Misi
: Memandirikan anak yatim.
Setiap kantor cabang yang ada memiliki program sama dengan kantor
Pusat, berikut merupakan Program yatim Mandiri :
Gambar 2.4 Bagan Program Yayasan Yatim Mandiri
Dokumentasi Yayasan
1. Biaya Operasional Pendidikan (BOP)
Program ini bertujuan memberikan bantuan biaya pendidikan anakanak yatim dhuafa setingkat SD, SMP, dan SMA, selain itu mereka juga
mendapatkan pendamping dan motivator melalui kegiatan kreatif dan
edukatif secara rutin oleh guru pendamping yang kompeten melalui
Rumah Kemandirian dab Guru Quran.
45
2. Mandiri EnterPrenuer Center (MEC)
Merupakan program yang memberikan pembinaan bagi anak-anak yang
menempuh pendidikan sampai bangku perkuliahan dan yang mampu
berprestasi dan meraih sukses.
3. Insan Cendekia Boarding School (ICMBS)
Merupakan program yang di buat untuk mengajarkan anak-anak dalam
berorganisasi,
bersosialisasi,
komunikasi,
merencanakan
kegiatan,
melaksanakan kegiatan serta mampu mengevaluasi kegiatan itu sendiri.
4. Sanggar Genius (Guru Exelent Yatim Sukses)
Merupakan program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan
pendidikan dasar untuk anak-anak yatim agar tidak menjadi anak
gelandangan yang harus mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen
ataupun menjual koran. Dan mampu mejalankan kehidupan normal dengan
penempuh
pendidikan
dasar
sehingga
mampu
bersaing
dengan
kemampuan yang dimiliki dengan mandiri.
Dalam setiap pengajaran oleh guru Genius ada sebuah salam yang sitiap
pertemuan di ucapkan oleh guru serta murid.
Salam anak yatim Genius adalah
Bagaimana kabar anak Genius hari ini?
Alhamdulillah...
Aku jujur...
Aku cerdas...
Aku Tangguh...
Anak Genius..
Sipp Mantap...
46
2.1.5
Deskripsi Target Audience
1) Geografi
: Meliputi daerah Semarang dan
sekitarnya
2) Demografi
-
Jenis kelamin
: Laki-laki dan Perempuan
-
Umur
: Segmen yang dibidik mencakup semua
umur.
-
Pendidikan
: Segala strata (tingkat pendidikan rata-rata)
-
Strata ekonomi : Menengah ke bawah
3) Psikografi
-
Kepribadian
: Masyarakat yang mempunyai keterbatasan
biaya untuk bersekolah.
-
Gaya hidup
: Umum
-
Karakter
: Umum
47
2.2 DATA VISUAL
2.2.1. Foto-foto kegiatan Sanggar
Gambar 2.5 Almamater Sanggar Sendang Guo
Sumber Fathurrohman
Gambar 2.6 Kegiatan belajar mengajar
Sumber Fathurrohman
48
Gambar 2.7 Pengarahan guru genius ke murid
Sumber Fathurrohman
Gambar 2.8 Pelajaran menghitung
Sumber Fathurrohman
49
Gambar 2.9 Foto Bareng guru Genius
Sumber Fathurrohman
50
Gambar 2.10 Rekreasi Anak-Anak Yatim
Sumber Fathurrohman
Gambar 2.11 Rekreasi Anak-Anak yatim
Sumber Fathurrohman
51
Gambar 2.12 Rekreasi Anak-Anak yatim bermain dan Belajar
Sumber Fathurrohman
Gambar 2.13 membuat boneka kertas
Sumber Fathurrohman
52
Gambar 2.14 Foto Bersama Anak yatim Bermain dan Belajar
Sumber Fathurrohman
B. ANALISIS DATA
2.3
Analisis Permasalahan
Pada Perancangan Perancangan sosialisasi program “Genius” untuk
pendidikan anak yatim sejak usia dini di kota Semarang, dengan
menggunakan metode Framing yang merupakan berita yang dapat
dilakukan dengan empat teknik, yaitu pertama, problem identifications
yaitu peristiwa dilihat sebagai apadan nilai positif atau negatif apa, causal
interpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa yang dianggap
penyebab masalah, treatmen rekomnedations yaitu menawarkan suatu cara
penanggulangan masalah dan kadang memprediksikan penanggulannya,
moral evaluations yaitu evaluasi moral penilaian atas penyebab masalah
(Eriyanto,2005:183).
53
Table Framing
Realita
Ideal
Sebab
Statement
Program
Program
Kurangnya
Semua
“Genius”
“Genius”sebagai kepedulian
masyarakat
sebagai
identitas
Semarang
simbol
pendidikan saja pentingnya
mengetahui
keperdulian
tidak
program
terhadap
perlu dikenal dan dari usia dini “Genius”
pendidikan
diketahui semua untuk
tentang
cukup, pendidikan
anak yatim masyarakat
depan
usia dini di Semarang
yatim
masa sebagai
anak identitas
Semarang
pendidikan
yang di kenal
di Semarang
Program
Program
Pendidikan
bagus
yang Kurangnya
Program
untuk perkenalan
“Genius”
tanpa biaya mencerdaskan
Program
lebih di kenal
apapun
“Genius”
masyarakat
kehidupan
untuk anak bangsa
yatim
sesuai kepada
di pembukaan
kota
UUD 1945
Semarang
masyarakat
luas
Semarang
luas
bukti
Semarang
di mempunyai
potensi SDM
dan patut di
banggakan
Program
Orang Tua perlu Kurangnya
Menanamkan
“Genius”
di
semangat
kenalkan sosialisasi
masih asing Program
di
dalam
telinga “Genius” untuk pengenalan
masyarakat
sadar pendidikan Program
belajar
terhadap
pentingnya
Info
54
kota
anak usia dini “Genius”di
pendidikan
Semarang
demi masa depan Semarang,
anak-anak
anak yatim
yatim
khususnya
orang
sejak
tua usia dini
anak yatim
Gambar 2.16 Tabel analisis permasalahan Framing
Sumber Fathurrohman
Beberapa keterangan data diatas, dapat disimpulkan bahwa perlu
adanya perhatian khusus, agar pengenalan program Genius dapat berjalan
seperti yang diharapkan. Dengan menggratiskan biaya keikutsertaan siswa
genius ini. Komunikasi visual yang tepat diharapkan dapat mengajak
masyarakat Semarang, khususnya Ibu yatim agar pengenalan pendidikan
anak sejak usia dini ini untuk mencerdaskan generasi muda walaupun
tanpa biaya untuk meraihnya, sehingga tidak mati. Hal ini dilakukan agar
di masa yang akan datang, para generasi muda dapat memberikan dampak
positif dan dapat menjadi panutan yang baik bagi masyarakat, khususnya
generasi muda selanjutnya.
2.4
Segmentasi Target Audience
Khalayak sasaran dari perancangan kampanye ini adalah orang tua
yatim yang dapat dilihat dari beberapa karakteristik di bawah ini:
a.
Geografi
: Wilayah kota Semarang
b.
Demografi
:
c.
-
Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
-
Umur
-
Tingkat sosial : Umum
: semua umur
Psikografi
-
Kepribadian
: Anak-anak yang mempunyai perilaku
55
dan berfikir secara mandiri dengan
penggunaan
potensial
bermain
dan
belajar bersama.
2.5
-
Gaya hidup
: Menengah ke bawah
-
Karakter
: Umum
Faktor Penghambat dan Pendukung
2.5.1
FaktorPenghambat
Kurangnyasosialisasi program Genius menjadi faktor pehambat
dalam pelaksanaannya, sehingga program yang sangat bagus ini tidak
mencapai target yang diharapkan dalam pengoprasian di lapangan.
Selanjutnya ke depan, menurut Pak Burhan, selaku ketua umun
program Genius ini akan diadakan sosialisasi kepada orang tua di wilayah
kota Semarang agar sadar akan pentingnya pendidikan anak yatim dengan
keterbatasan biaya yang menjadi faktor utama untuk menempuh bangku
sekolah di era globalisasi.
2.5.2
FaktorPendukung
Dukungan besar dari yayasan Yatim Mandiri merupakan salah satu
bentuk keperdulian terhadap pendidikan di Indonesia khususnya lingkup
wilayah kota Semarang tanpa memungut biaya apapun yang memberatkan
orang tua yatim. Dan mahasiswa dan pada guru Genius yang mengabdikan
diri untuk membantu para anak yatim yang memiliki cita-cita dslam
hidupnya sehingga perjuangan untuk mejalankan dan mengamalkan ilmu
terlaksana sepenuh hati mereka.
2.6
Usulan Pemecahan Masalah
Menurut wawancara langsung yang telah dilakukan kepada
beberapa masyarakat kota Semarang dan beberapa anak yatim, ternyata
banyak dari mereka yang tidak mengetahui tentang program Genius. Hal
ini peran aktif yayasan Yatim Mandiri kota Semarang sangat diperlukan,
56
untuk mengenalkan program yang mampu membangun generasi muda
khususnya anak yatim yang memiliki keinginan belajar.
Selain itu juga mampu mencerdaskan anak yatim sehingga tidak
menjadi anak tanpa tujuan hidup dan harus hidup di jalanan untuk mengais
uang dengan mengamen atau mengemis untuk mencari sesuap nasi.
Solusi dari permasalahan bahwa dalam penyelenggaraan suatu
sistem pendidikan yang bermutu dan berkualitas baik harus ada
keseimbangan antara aspek yang mempengaruhi dari sistem pendidikan itu
sendiri. Dari disini dalam sistem pendidikan bahwa perhatian pemerintah
juga berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Diharapkan bagi semua pihak baik itu pemerintah maupun
masyarakat mampu bekerja sama dalam mengatasi permasalahanpermasalahan yang ada di dalam sistem pendidikan ini.
2.7
Statement Pokok Periklanan
Program Genius yang memiliki tujuan mulia dengan keperdulian
terhadap pendidikan anak yatim usia dini yang membebaskan biaya untuk
ikut serta sebagai siswa Genius. Masih belum banyak dikenal dan
diketahui oleh masyarakat Semarang yang harus disosialisasikan kepada
orang tua dan anak yatim guna menanamkan rasa bahwa pendidikan sangat
penting untuk perkembangan dan jiwa anak untuk mewujudkan cita-cita
dan mimpi anak sejak usia dini.
57
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
3.1
Konsep Kreatif
3.1.1 Konsep Pokok ILM
Dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini, pesan yang
akan disampaikan berisi informasi untuk mengajak masyarakat perduli
dengan masa depan anak dari usia dini khususnya masyarakat kota
Semarang dan sekitarnya, Membangun suatu yang baru dengan berbagai
inovasi yang diharapkan mampu mengajak atau menarik minat masyarakat
dalam pendidikan anak yatim usia dini dengan gagasan baru dan yang
menjadi point of interest “Menanamkan semangat belajar terhadap
pentingnya pendidikan anak-anak yatim sejak usia dini”.
Melalui komunikasi visual berupa iklan layanan masyarakat
diharapkan sanggup meningkatkan keberhasilan program pendidikan anak
yatim, sehingga efek akhir periklanan adalah mengubah sikap atau
perilaku penerima pesan. tentang pemahaman pendidikan dasar itu penting
untuk meningkatkan SDM di kota Semarang dan sekitarnya bahkan untuk
bangsa dan negara.
3.1.2
Strategi Kreatif
3.1.2.1 Logika-logika Strategi Kreatif
a. Keadaan sosial dan ekonomi Kota Semarang
Manoritas
masyarakat
Kota
Semarang
memiliki
perekonomian menengah ke bawah, terutama yang berada di
wilayah pinggiran kota. Mulai dari daerah Bonharjo, kawasan
pelabuhan, Kedung Mundu sampai ke-Kaligawe. Daerah-daerah
tersebut merupakan daerah yang kurang dan masih jauh dari
perkembangan kekayaan dan pendidikan. untuk mencapai tujuan
58
program Genius
ke target audience. Hal ini dilakukan untuk
mencitrakan program pendidikan anak yatim di Semarang. Dalam
konteks yang dilakukan untuk menciptakan pendidikan gratis untuk
anak yatim, yakni bagi masyarakat wilayah Semarang dan
sekitarnya. Secara psikologis, program lokal ini ditujukan bagi
mereka bagi mereka yang berada pada usia 5-12 tahun melalui
orang tua mereka yang masih hidup dengan keaadan keterbatasan
biaya untuk bersekolah. Untuk itu diperlukan sebuah media
penyebarluasan yang dekat dengan mereka untuk memberikan
informasi lengkap tentang program Genius ini.
b. Statement Pokok Strategi Visualisasi Konten
Untuk
dapat
menarik
minat
masyarakat
agar
ikut
berpartisipasi dan mengikuti program Genius ini, strategi visual
yang
digunakan
adalah
dengan
membuat
tampilan
yang
disesuaikan dengan target audience usia 5-12 tahun yaitu tampilan
yang sederhana yang dapat di mengerti oleh masyarakat dengan
bahasa yang tidak rumit, dan mampu menarik minat masyarakat
untuk melihat lebih detil. Media yang digunakan adalah media
audio visual dengan menampilkan visualisasi dan informasi yang
harusnya diketahui masyarakat dan sesuai dengan realita. Tampilan
visual pada tersebut berisi informasi terkait dengan program
Genius yang mudah dipahami oleh target audience.
3.2 Konsep Media
Perencanaan media (media planning) adalah pendekatan yang
melibatkan proses mendesain, media budgeting, rencana penjadwalan
media yang diperhitungkan dengan cermat agar mampu mencapai
tujuan komunikasi periklanan secara efektif dan efisien.
59
3.2.1 Strategi Media
A. Pendekatan Isi Pesan
Pendekatan isi pesan ini di sampaikan secara emosional dengan
menekankan isi pesan membangkitkan emosi audience untuk
melakukan sesuatu yang benar. Yaitu mengajak masyarakat
untuk ikut serta dalam program Genius melalui pesan yang
disampaikan. penyampaian pesan ini akan menggunakan
pendekatan berdasarkan sifat persuasif (iklan menyuruh) yaitu
iklan yang bersifat himbauan, saran, anjuran maupun ajakan bagi
mereka yang perduli dengan pendidikan dasar usia dini dengan
keterbatasan biaya.
B. Penentuan 'what to say ?' dan 'how to say ?'
What to say ?
Masalah kurangnya keperdulian akan pentingnya pendidikan
untuk anak di masyarakat Semarang. Sehingga banyak anak yang
turun ke jalan untuk mencari uang yang semestinya menikmati
masa kecil di sekolah demi masa depannya kemudian akan
menjadikan topik dalam iklan layanan masyarakat ini. Selama ini
masyarakat hanya berfikir untuk bisa makan hari ini, besok, dan
kedepannya, sehingga mengorbankan anak untuk ikut mencari
uang. Padahal dengan menempuh pendidikan mampu untuk anak
bekerja yang layak di kemudian hari.
How to say ?
How to say merupakan sebuah pesan periklanan yang digunakan
untuk mengkomunikasikan pesan iklan (What to say) kepada
audience. Apa yang dirancang harus berpengaruh secara positif
pada “perasaan dan emosi” audience. Dengan menggunakan
unsur-unsur kreatif seperti tema visual, font, warna, ilustrasi dan
teknik visualisasi yang menarik. Konsep dasar dalam pembuatan
60
iklan layanan masyarakat ini berupa kejadian yang benar terjadi
yang bersifat kontradiksi yang divisualkan.
C. Desire Response / Efek yang Diharapkan pada Audience
Dengan harapan iklan layanan masyarakat ini dapat mengajak
masyarat untuk lebih mengenali program Genius. serta menarik
parhatian masyarakat akan pentingnya pendidikan usia dini.
Sehingga dapat memberi pacuan tentang manfaat di kemudian hari
serta mengurangi anak jalanan di kota Semarang. Dari hasil analisa
audience di atas, dapat ditentukan media yang tepat untuk
komunikasi visual Pendidikan gratis untuk anak yatim.
Target utama dalam iklan ini adalah masyarakat khususnya di
Semarang. Masyarakat tersebut merupakan masyarakat yang
mempunyai
kelas
sosial
dan
ekonomi
menengah
bawah.
Memaksimalkan penggunaan direct marketing melalui aplikasi
social media untuk membantu meningkatkan awareness. Pola
media pada kelas menengah dapat menggunakan jenis media lini
bawah maupun lini atas, dapat melalui media visual untuk
mempromosikan dan mempresentasikan program Genius dengan
tujuan utamanya masyarakat kota Semarang dan sekitarnya.
Media Utama :
a. Media Lini Atas
- Iklan Tabloid
Dapat dibaca berulang kali, bersifat bulanan, memiliki
kualitas cetak lebih baik, dan bersifat nasional. Adapun
Kekurangan pada Biaya yang cukup mahal dengan
ukuran yang kecil. Di targetkan untuk masyarakat
khususnya orang dewasa di Semarang.
61
- Iklan Koran Wawasan
Kelebihannya Khusus menyediakan space untuk iklan
promosi dengan harga yang terjangkau di banding yang
lain. Kekurangan Hanya menguasai wilayah di Semarang.
Dengan target audience masyarakat di wilayah Semarang
dan Jawa Tengah.
- Online
Salah satu contoh media online yang mencakup target
audience yang sangat luas dan dapat berinteraksi secara
langsung adalah internet. Internet merupakan media
penyampaian pesan yang secara tidak sadar menanamkan
kesan mendalam di benak audience. Berbagai cara untuk
mengoptimalkan media online sebagai media promosi
yaitu :

Pembuatan account social media seperti Facebook
dan
Instagram untuk menyampaikan informasi.
Kelebihan di daya jangkau yang lebih luas, global,
cepat, mampu menyediakan feedback, mudah dalam
mengupdate kegiatan dapat berinteraksi langsung
dengan audience, dapat menciptakan word of mouth
dan biaya rendah. Keterbatasan internet dan belum
semua media dapat diakses melalui mobile menjadi
Kekurangan. Target audience Kalangan menengah,
khususnya anak muda (mahasiswa).

Pembuatan Spanduk Promosi
Daya
jangkau
lebih
luas
menjadi
Kelebihanya Kekurangan Hanya dilihat sekilas,
harga mahal. Target audience diperuntuhkan untuk
semua kalangan yang melintas di area pemasangan
spanduk.
62
b. Media Lini Bawah
- Poster
Pemilihan poster sebagai media pendukung, karena
bentuknya yang mudah dijangkau dan tercetak, sehingga
pesan yang di sampaikan akan lebih mudah untuk di
pahami dan orang akan senang hati memasangnya di
toko-toko
atau
tempat-tempat
umum.
Dengan
menggunakan media poster dapat menarik perhatian
untuk
menggugah
target
audience
agar
tertarik
melakukan sesuatu sesuai pesan-pesan yang disampaikan
dalam
poster
tersebut.
Pemasangan
poster
dapat
ditempatkan di tempat-tempat umum dekat dengan
aktivitas masyarakat seperti mading, toko-toko dan
tempat-tempat umum lainnya. Kelebihan pada daya
jangkau cukup luas, efektif, dan murah. Adapun
Kekurangannya Keamanan kurang terjamin dan tidak
semua
audience
mau
membaca.
Ditujukan
untuk
masyarakat umum.
- X-banner
Dengan media ini audience dapat membaca berulang kali
karena media ini merupakan media yang menarik dalam
bentuk dan tampilannya serta mudah untuk dipindahpindahkan.
Media
ini
yang
digunakan
untuk
menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan
konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner
bisa berdiri sendiri dan mudah dipindah-pindahkan.
Dilihat dari Kelebihannya audience dapat membaca
berulang kali dan menarik perhatian.dan kekuranganya
yang hanya memiliki daya jangkauan yang sempit.
63
- Merchandise berupa stiker, pin, tote bag dan kaos.
Produk yang dibuat sebagai souvenir dan diberikan
kepada pengunjung Stan saat pameran (event). Produk
ini
digunakan
untuk merchandise atau barang yang
menarik dan mudah disimpan. Biasa berupa produk yang
lebih di sukai dan di sukai masyarakat diantaranya Stiker,
pin dan kaos. Kelebihan dari souvenir yang selalu
mengingatkan (reminder) terhadap
program yang di
jalankan, Produk yang digunakan untuk merchandise
adalah barang yang usable, menarik dan mudah disimpan.
Kekurangannya belum mencapai semua target market dan
tidak
semua
orang
menghadiri
dan
ikut
dalam
kegiatan/event.
a. Stiker
: setiker dapat di tempel dimana saja sesuai
kebutuhan, sehingga setiker dapat menjadi media
pendukung dalam perancangan iklan sosial ini.
b. Pin
: dengan menggunakan pin karena pin sering
digunakan sebagai peniti yang di pasang di tas
maupun di baju sebagai aksesoris agar terlihat
menarik.
c. Kaos
: kaos merupakan media pendukung yang
efektif dan banyak diminati, dengan memakai kaos
yang didesain tentang cintai produk dalam negeri,
sama saja memamerkan apa yang telah tertulis dalam
desain kaos tersebut.
64
3.2.2
Program Media
Penggunaan media promosi, dibagi menjadi 2 yaitu jangka pendek
dan jangka panjang, agar strategi media dapat terlaksana dengan baik.
1. Jangka Pendek
a. Iklan Koran
Jangkauan
: menjangkau audience (umum) baik di kota
Semarang dan Jawa Tengah
Frekuensi
: dipasang setiap hari sabtu selama 4 minggu
b. Iklan Tabloid
Jangkauan
: menjangkau audience baik di kota Semarang
maupun tingkat nasional
Frekuensi
: dipasang 2 bulan
c. Iklan di Internet dan Social Media
Jangkauan
: menjangkau audience pengguna internet di kota
Semarang
Frekuensi
: dipasang 2 bulan
d. Poster
Jangkauan
: menjangkau remaja dan dewasa usia produktif di
kota Semarang, disebarkan di tempat umum di Semarang.
Frekuensi
: dipasang 4 minggu
e. Merchandise (Pin, stiker, dan kaos) Dibagikan kepada audience
yang datang pada event pameran
f. Backdrop dan x-banner indoor, dipasang di lokasi pameran.
2. Jangka Panjang
Media yang digunakan antara lain :
a. Iklan Koran dan Majalah, dikurangi frekuensinya, dan masa
tayangnya dibuat berseling.
b. Pembuatan account social media untuk menyiasati mahalnya iklan
pada koran dan tabloid.
c. Merchandise yang dibagikan kepada audience pameran.
65
66
67
68
3.3
Program Kreatif
3.3.1
Copywriting
Tujuan utama dari iklan ini adalah untuk mengajak masyarakat
khususnya di Semarang untuk ikut serta dalam program Genius yakni
pendidikan gratis untuk anak yatim.
A. Alternatif Headline
Headline
yang
digunakan
adalah
headline
yang
menginformasikan kepada khalayak sasaran tentang apa yang di
visualisasikan pada media Iklan tersebut.
1. “Ikutilah pendidikan gratis bagi anak yatim”
2. “Kita ada untuk pendidikan mereka”
3. “Semangat belajar mereka menjadi motivasi kami “
4. “Kami juga bisa berprestasi”
B. Bodycopy
Pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka.
Headline, dan Body copy secara garis besar akan digunakan
untuk media seperti poster, sepanduk maupun x-baner. Sebagai
media yang membantu untuk mengiklankan program Genius
kepada masyarakat khususnya di Semarang. Dengan media-media
pendukung seperti itu dapat mempermudah untuk penyampaian
pesan.
69
3.3.2
Penciptaan Image
Visualisasi desain gambar yang nantinya digunakan dalam iklan ini
menggunakan visualisasi gambar 2D (dua dimensi). Dengan menggunakan
visualisasi ini semoga dapat menciptakan bentuk gambar desain yang
menarik minat masyarakat di Semarang khususnya yang memiliki
keterbatasan dalam biaya sekolah. sehingga nantinya akan menggugah
emosi audience untuk ikut serta dan berpartisipasi dalam program Genius
ini.
70
BAB IV
PROSES DESAIN DAN VISUALISASI
4.1 Penjaringan Ide
4.1.1 Studi Visual
Studi visual ini membuat beberapa gambar yang digunakan sebagai bahan
ilustrasi vektor di berbagai media perancangan :
1. Realita anak jalanan
Gambar 4.1 Pengemis
Sumber : dpkabsemarang.org
Gambar 4.2 Kumpulan anak yatim
Sumber : dotsemarang.blogdetik.com
71
2. Anak Sanggar Mandiri
Gambar 4.3 Foto Bareng Anak Yatim
Sumber Fathurrohman
72
4.2 Rough Desain
4.2.1 Pemilihan Font
Tipografi dalam perancangan ini menggunakan font Impact dan
font Erasher. font Impact dipilih karena memiliki tingkat kekuatan
yang tinggi dan menampilkan kesan futuristik dan modern. font
Erasher dipilih agar memberikan kesan tidak rata yang nempel di
papan tulis.
Gambar 4.4 Font Impact
Gambar 4.5 Font Eraser
73
4.2.2
Logo Genius
Gambar 4.6 Logo Genius
Sumber Fathurrohman
4.2.3
Foto
Foto yang digunakan dalam perancangan final desain
Gambar 4.7 Potret Bahan Poster 1
Sumber : Fathurrohman
74
Gambar 4.8 Potret Bahan Poster 2
Sumber : Fathurrohman
4.2.4
Warna
Warna di sesuaikan dengan ilustrasi anak-anak yang terlihat
sederhana, apa adanya dan bermakna ceria. Warna yang digunakan
dalam perancangan ini adalah dominan merah, hijau, coklat bata, dan
gradasi turunannya. warna merah selain merupakan warna corporate
juga melambangkan keberanian, keceriaan, hangat, Warna hijau
memberikan kesan segar. Warna hitam dan putih juga digunakan
dalam perancangan ini sebagai fungsi penyeimbang (balance).
Gambar 4.9 Warna
Sumber : Google
75
Gambar 4.10 Background batu bata Poster 1 dan 2
Sumber : Google
4.3 Skat Kasar Visual dan Comprehenship
4.3.1
Final Desain
Dalam desain poster 1 merujuk dalam konsep fotografi dikarenakan
foto lebih dapat menunjukan fakta dan realita yang benar adanya, dalam
podter yang dimana terlihat guru dan anak-anak yatim mengacungkan 2
jempol tangan ini adalah melambangkan bahwa mereka bangga dan
senang adanya program genius ini.
4.3.1.1 Ide poster Layout 1
Gambar 4.11 Sket kasar Visual
Sumber Fathurrohman
76
4.3.1.2 Comprehensive Layout 1
Gambar 4.12 Comprehensive poster 1
Sumber Fathurrohman
4.3.1.3 Ide Poster Layout 2
Gambar 4.13 Sket kasar poster 2
Sumber Fathurrohman
77
4.3.1.4 Comprehensive Poster 2
Gambar 4.14 Comprehensive Poster 2
Sumber Fathurrohman
4.3.2
Spanduk
4.3.2.1 Ide Layout Spanduk
Gambar 4.15 Sket kasar Spanduk
Sumber Fathurrohman
78
4.3.2.2 Comprehensive Spanduk
Gambar 4.16 Comprehensive Spanduk
Sumber Fathurrohman
4.3.3
Kaos
4.3.3.1 Ide Layout Kaos
Gambar 4.17 Sket kasar Desain Kaos
Sumber Fathurrohman
79
4.3.3.2 Comprehenshive Desain Kaos
Gambar 4.18 Comprehenshive Desain Kaos
Sumber Fathurrohman
4.3.4
X-Banner
4.3.4.1 Ide Layout X-Banner
Gambar 4.19 Sket Kasar Desain Kaos
Sumber Fathurrohman
80
4.3.4.2 Comprehenshive Layout
Gambar 4.20 Comprehenshive Desain Kaos
Sumber Fathurrohman
4.3.5
Pin
4.3.5.1 Ide Layout Pin
Gambar 4.21 Sket Kasar Pin
Sumber Fathurrohman
81
4.3.5.2 Comprehenshive Layout
Gambar 4.22 Comprehenshive Pin
Sumber Fathurrohman
4.3.6
Gantungan Kunci
4.3.6.1 Ide Layout Gantungan Kunci
Gambar 4.23 Sket Kasar Gantungan Kunci
Sumber Fathurrohma
82
4.3.6.2 Comprehenshive Layout
Gambar 4.24 Comprehenshive Gantungan Kunci
Sumber Fathurrohman
4.3.7
Stiker
4.3.7.1 Ide Layout Stiker
Gambar 4.21 Sket Kasar Stiker
Sumber Fathurrohman
83
4.3.7.2 Comprehenshive Layout
Gambar 4.25 Comprehenshive Stiker
Sumber Fathurrohman
4.3.8
Buku Anak
4.3.8.1 Comprehenshive Layout Buku Bacaan
Gambar 4.26 Comprehenshive buku
Sumber Fathurrohman
84
4.4 Pengembangan Bentuk Visual (Final Desain)
4.4.1
Iklan Majalah Yatim Mandiri
Media: Majalah yatim mandiri
Ukuran : 10 x 15 cm (1/4hal) cm
Distribusi : Semarang dan Jawa Tengah
85
4.4.2
Buku Bacaan Anak
Media: Buku Anak-anak
Ukuran : 8 hal (Hvs 80 gram)
Distribusi : Semarang dan Jawa Tengah
4.4.3
Spanduk
Aplikasi Public
Media: Spanduk
Ukuran : 5 x 1,5 m
Distribusi : dipasang pada Jl. Gajah Mada
86
4.4.4
X-banner
Media: X-Banner
Ukuran : 60 x 160 cm
Distribusi : dipasang pada saat event tertentu seperti pameran.
4.4.5
Poster serial
87
Media: Poster
Ukuran : A3 (297x 420 mm)
Distribusi : disebar di titik strategis seperti di Simpang Lima, di
Pusat perbelanjaan ,mall, universitas, instansi/ perusahaan
swasta.
4.4.6
T-Shirt/ Kaos
Media: T-Shirt
Ukuran : S,M,L
Distribusi : dibagikan pada saat event
88
4.4.7
Stiker
Media: Stiker
Ukuran : 3x4 cm
Distribusi : dibagikan pada saat event
4.4.8
GantunganKunci
Media: gantungan kunci
Ukuran : diameter dalam 3,2 cm dan diameter luar 4,35 cm.
Distribusi : dibagikan pada saat event
89
4.4.9
Pin
Media: pin
Ukuran : diameter dalam 3,2 cm dan diameter luar 4,35 cm.
Distribusi : dibagikan pada saat event
90
4.4.10 Instagram
Perancangan iklan di social media Instagram
Media: Instagram
Ukuran : thumbnail basis Android
91
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perancangan karya Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual berupa
iklan layanan masyarakat membutuhkan perhatian pada setiap detail dalam
perancangan visual. Perancangan ini juga memberikan banyak manfaat
dan pengalaman, serta pengetahuan baru yang didapat penulis untuk
menambah wawasan dalam hal analisis data, perencanaan proses dan
strategi kreatif, penentuan media, serta anggaran, promosi yang nantinya
bisa diterapkan penulis dalam dunia kerja.
Program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan program
yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk anakanak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus
mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran.
Dengan dasar faktor Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering
muncul untuk menujukan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan
masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Dalam kurun waktu
setahun belakang ini Yayasan telah mengutus Genius ke berbagai daerah
di Semarang, dan sudah sekitar 10 Sanggar dibuat untuk guru-guru yang
mengajarkan ilmu kepada anak-anak yatim yang memiliki keinginan besar
untuk menempuh pendidikan. Akan tetapi program Genius ini tidak
banyak orang yang mengetahuinya sehingga hampir setiap sanggar hanya
memiliki beberapa murid karena sosialisasi yang tidak begitu terdengar
oleh masyarakat luas.
Komunikasi visual merupakan salah satu sarana yang paling efektif
untuk memperkenalkan produk dengan image baru didalam masyarakat
dan juga merupakan suatu konsep pemasaran yang sangat penting
dilaksanakan. Kegiatan komunikasi ini bukan hanya berfungsi sebagai alat
92
komunikasi dengan target
market/audience,
namun juga berfungsi
sebagai alat untuk mempengaruhi target market/audience. Perancangan
iklan layanan masyarakat program Genius ini dilakukan dengan
merancang media-media promosi, baik baik above the line maupun below
the line. Yang dibuat untuk mendukung event, diharapkan dengan adanya
rangkaian perancangan komunikasi visual dan pelaksanaan event ini akan
meningkatkan awareness dalam masyarakat. Promosi ini juga akan
semakin memperkuat brand awareness dibenak masyarakat, sehingga
nantinya brand loyalty akan diperoleh dari masyarakat, khususnya
masyarakat Semarang.
5.2 Saran
Ilkan yang dibuat harus disesuaikan dengan media-media yang
sesuai dengan kebutuhan
target audience sehingga promosi yang
dilakukan itu cukup efektif. Media-media yang dipakai haruslah
terkandung makna atau pesan yang ingin disampaikan, dimana mediamedia yang dipakai baiknya saling menunjukkan tema yang sama dan
berkaitan sehingga image dari produk jasa tersebut dapat melekat kuat
dibenak target audience. Iklan Layanan Masyarakat nantinya diharapkan
memiliki pesan-pesan sosial dalam komunikasi visualnya.
93
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sachari, 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Erlangga,
Jakarta.
Agus Riyanto, 2001. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
Ardhi, Yudha. 2013. Seni Tipografi digital. Yogyakarta: TAKA Publisher.
Artini kusmiati. R, Sripudji Astuti dan Pamudji Suptandar, 1999. Teori Dasar
Desain Komunikasi Visual. Djambatan, Jakarta.
Arthur, Rene. Desain Grafis Dari Mata Turun ke Hati, Kelir. Bandung.
Fandi Tjiptono, 2000, Pemasaran Jasa, Bayu Media Publishing, Yogyakarta.
Fandi Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Frank jefkins, 1997. Periklanan Erlangga, Jakarta.
Hahn, E Fred, 1999. Beriklan dan Berpromosi Sendiri. Jakarta : Grasindo.
Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasinya Di
Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.
Kotler, Philip.2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Erlangga.
Lexy J. Moleong. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remadja Karya.
Bandung
Nyoman Kutha Ratna. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Sanyoto Ebdi Sadjiman. 2005 Dasar_Dasar Tata rupa dan Desain ( Nirmana)
Arti Bumi Intaran Yogyakarta
94
Sanyoto Ebdi Sadjiman. 2006 Metode Perancangan Komunikasi Visual
Periklanan Dimensi Press Yogyakarta
Sindoro, Alexander. Drs. 2010. Ensiklopedia Pertanyaan dan Jawaban. Tangerang
: KARISMA Publisher Group.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.
Sunyoto, Danang S.H, S.E. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CAPS (center
Of academic Publishing Servise).
Suyanto, M., 2004, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan, Yogyakarta : Andi
Offset.
Suyanto, M, 2007, Marketing Strategy, Yogyakarta: Andi Offset.
T. Hani Handoko. 2003. Manajemen. BPFE, Yogyakarta.
Toekio, Soegeng. 2007. Bahasa Rupa dalam Pariwara, Kelir. Bandung
Yazid, 2005, Pemasaran Jasa; Konsep dan Implementasi, Edisi Kedua, Ekonisia,
Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.
95
LAMPIRAN
96
97
Download