1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di kota-kota besar seperti juga Semarang semakin tidak menentu, Krisis yang terus membelenggu negara kita tidak kunjung ada ujungnya, kehidupan masarakan semakin menderita. Segala jenis kebutuhan sudah tidak terjangkau lagi oleh masyarakat miskin. Kelaparan terjadi dibanyak tempat di indonesia, masalah kesehatan, pendidikan juga merupakan masalah bangsa yang belum dapat ditentukan solusinya. Biaya untuk kesehatan dan pendidikan semakin mahal, untuk menjadikan Negara kita sebagai Negara maju, berhasil ditentukan generasi penerus yang sehat berwawasan luas. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sejak sedini mungkin, dimulai dari Play Group/Paud, TK, SD, SLTP, SMA/SMK, sampai ke Perguruan tinggi. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam mencetak generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang diharapkan. Masalah disana-sini masih sering terjadi. Namun yang paling jelas adalah masalah mahalnya biaya pendidikan sehingga tidak terjangkau bagi masyarakat dikalangan bawah. Seharusnya pendiikan merupakan hak seluruh rakyat Indonesia seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi salah satu tujuan Negara kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini mempunyai konsekuensi bahwa Negara harus menyelenggarakan dan 2 memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak. Maka tentu saja Negara dalam hal ini Pemerintah harus mengusahakan agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan merupakan faktor kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan. Biaya pendidikan sekarang ini tidak murah lagi karena dilihat dari penghasilan rakyat Indonesia setiap harinya. Mahalnya biaya pendidikan tidak hanya pendidikan di perguruan tinggi melainkan juga biaya pendidikan di sekolah dasar sampai sekolah menengah keatas walaupun sekarang ini sekolah sudah mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) semuanya masih belum mencukupi biaya pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu. Pendidikan di kota Semarang masih merupakan investasi yang mahal sehingga diperlukan perencanaan keuangan serta disiapkan dana pendidikan sejak dini. Setiap keluarga harus memiliki perencanaan terhadap keluarganya sehingga dengan adanya perencanaan keuangan sejak awal maka pendidikan yang diberikan pada anak akan terus sehingga anak tidak akan putus sekolah. Tanggung jawab orang tua sangatlah berat karena harus membiayai anak sejak dia lahir sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Mahalnya biaya pendidikan sekarang ini dan banyak masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan sehingga tidak begitu peduli atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi sang buah hatinya, sehingga membuat anak putus sekolah, anak tersebut hanya mendapat pendidikan sampai pada jenjang sekolah menengah pertama atau sekolah menengah keatas. Padahal pemerintah ingin menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Jika masalah ini tidak mendapat perhatian maka program tersebut tidak akan terealisasi. Banyak anak yang putus sekolah karena orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya. Salah satu kota besar adalah Semarang sebagai ibukota wilayah propinsi Jawa Tengah yang menjadi pusat peradaban manusia yang lahir ataupun pendatang dengan tujuan untuk mencari kesuksesan. Tidak terkecuali sebagai pusat pendidikan untuk semua kalangan masyarakat di wilayah Semarang dan Jawa Tengah. Banyaknya sekolah dan lembaga-lembaga yang muncul untuk menawarkan pendidikan dari PAUD, SD, SMP, dan SMA menjadikan sebuah 3 pesaingan dengan Harga yang menarik untuk memikat masyarakat di Semarang. Tak terkecuali untuk pendidikan usia dini (PAUD) yang marak di kalangan masyarakat Semarang. Di kota Semarang memiliki banyak tempat belajar untuk anak usia dini di berbagai tempat yang dimana menawarkan keunggulan masingmasing dengan berbagai promosi yang dilakukan sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk masuk ke dalam lembaga-lembaga pendidikan tersebut. Beberapa diantaranya BIMBA-AIUEO adalah suatu Lembaga pendidikan anak usia dini nonformalmenggunakan program BIMBA dibawah naungan yayasan pengembangan anak Indonesia. BIMBA singkatan dari bimbingan minat baca dan belajar anak. Sesuai dengan namanya jelas bahwa BIMBA bukan les atau kursus membaca tetapi suatu program bimbingan minat baca dan minat belajar untuk anak. Meskipun bukan les atau kursus membaca yang berorientasi hasil atau kemampuan, BIMBA dapat meningkatkan kemampuan membaca anak secara luar biasa, melalui program bimbingan minat baca dan minat belajar Anak. Berbeda dengan lembaga yang mengatasnamakan yayasan Yatim Mandiri merupakan salah satu lembaga amal zakat yang memiliki keperdulian tentang pendidikan demi mencerdaskan anak bangsa agar tidak tumbuh tanpa memiliki keterampilan atau kemampuan apapun. Yayasan Yatim Mandiri yang bertempat di jalan Mentri Supeno I No. 22 Semarang ini awalnya hanya memprogramkan pengelolaan zakat, infaq, sedekah dan wakaf untuk membantu meringankan beban untuk keluarga tidak mampu dan anak yatim khususnya yang beragama muslim. Yayasan yang berdiri 5 tahun yang lalu di kota Semarang tepatnya tahun 2008/2009 yang di pimpin oleh Muslihudin yang sejak tahun 2013 yang lalu membuat sebuah program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses). Pada dasarnya Program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk anak-anak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran. Dengan dasar faktor Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menujukan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Dalam kurun waktu setahun belakang ini Yayasan telah 4 mengutus Genius ke berbagai daerah di Semarang, dan sudah sekitar 10 Sanggar dibuat untuk guru-guru yang mengajarkan ilmu kepada anak-anak yatim yang memiliki keinginan besar untuk menempuh pendidikan. Akan tetapi program Genius ini tidak banyak orang yang mengetahuinya sehingga hampir setiap sanggar hanya memiliki beberapa murid karena sosialisasi yang tidak begitu terdengar oleh masyarakat luas. Padahal program yang dirancang sedemikian bagus seharusnya menjadi salah satu motivator ke masyarakat. Dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin mahal dan sulit untuk kalangan tertentu bahkan tidak semua Sekolah Dasar (SD) mau menerima anak yang berasal dari keluarga miskin ataupun yatim yang tidak mampu. Menurut Pak Burhan selaku pembina program ini mengatakan program ini sangat bagus karena disamping pendidikan formal layaknya pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada umumnya, penekanan tentang ajaran Agama Islam juga menjadi tujuan utama dalam program Genius ini agar anak tidak menjadi muslim muslimah dan tidak hanya bahagia di dunia saja. Semua pengajar yang direkrut oleh Yayasan terdiri dari Mahasiswa aktif bahkan Sarjana Strata 1 dan semua melalui syarat tes masuk sebagai anggota Genius, sehingga semua aspek kelayakan sebagai pengajar dapat dipercaya dan terjamin dan semua biaya pendidikan gratis dan semua berasal dari uang amal yang masuk dalam kas Yayasan Yatim Mandiri. Dengan demikian diharapkan perancangan iklan layanan masyarakat ini mampu meningkatkan pentingnya pendidikan anak sejak usia dini dan mampu meningkatkan SDM di kota Semarang dan sekitarnya dengan mediamedia yang mampu menarik khalayak untuk berpartisipasi. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang iklan layanan masyarakat program Genius (Guru Excelent Yatim sukses) Yayasan Yatim Mandiri yang mampu menarik minat anak yatim yang memiliki keinganan untuk sekolah di usia dini dengan keterbatasan biaya? 5 1.3 Batasan Masalah - Ruang lingkup permasalahan dibatasi hanya pada merancang dan mewujudkan media kampanye untuk sosialisasi kepada masyarakat (anak yatim) menengah ke bawah yang memiliki keterbatasan biaya pendidikan. - 1.4 Jangkauan Iklan Layanan Masyarakat ini mencakup Kota Semarang. Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Tujuan dari perancangan ini dapat membuat masyarakat terbujuk untuk berpartisipasi didalam program dari Yayasan Yatim Mandiri yaitu Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) sehingga mampu menarik anak yatim menegah kebawah yang berkeinginan kuat dalam belajar dan menempuh pendidikan sesuai dengan pembukaan undang-undang dasar mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tema dari Genius yaitu “Kita Ada Untuk Mereka” dengan tema ini dianggap mampu untuk menumbuhkan semangat anak-anak untuk belajar tanpa memikirkan biaya sekolah yang di masa sekarang relatif mahal. 1.4.2 Manfaat Penelitian 1.4.2.1 Manfaat bagi Klient a. Dampak positif bagi yayasan adalah mampu memberikan keperdulian terhadap sesama umat muslim khususnya anak yatim tentang pendidikan baik agama maupun pendidikan formal layaknya anak pada umumnya dengan keterbatasan biaya dan tempat. b. Membantu mengurangi pembodohan sejak dini, dengan adanya Genius yang berkemauan untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa dan Negara. 6 1.4.2.2 Manfaat bagi Penulis a. Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan dalam rangka penerapan teori penelitian dan digunakan sebagai acuan dasar penelitian yang selanjutnya. b. Sebagai penerapan teori dan praktek soft skill dan technical skill selama masa perkuliahan. 1.4.2.3 Manfaat bagi Mahasiswa a. Sebagai penambah pengetahuan tentang bersosialisasi b. Sebagai pengetahuan tentang bagaimana cara membuat iklan layanan masyarakat agar sesuai dengan segment nya. 1.4.2.4 Manfaat bagi Universitas a. Sebagai referensi yang dapat digunakan untuk bahan pengembangan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah desain untuk iklan layanan masyarakat. b. Untuk menambah pembendaharan kepustakan di Universitas Dian Nuswantoro sebagai wacana baru tentang sosialisasi tentang pendidikan terhadap anak-anak yatim yang kurang mampu untuk bersekolah. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Metodologi Corak penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu pendekatan yang temuan‐temuan penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk perhitungan lainnya, prosedur ini menghasilkan temuan‐temuan yang diperoleh dari data‐data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana. Sarana itu meliputi pengamatan dan wawancara, namun bisa juga 7 mencakup dokumen, buku, kaset video, dan bahkan data yang telah dihitung untuk tujuan lain. 1.5.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan metode observasi yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung kenyataan yang ada di lapangan yang kemudian diolah dalam bentuk laporan. Menggunakan pula metode interview yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara melakukan diskusi maupun wawancara langsung. a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan tertulis dan wawancara, 1. Wawancara melakukan (Interview), wawancara dalam hal kepadaBapak ini perancang Burhan selaku Pimpinan program Genius di Yayasan Yatim Mandiri tentang program yang dijalankan. Serta wawancara kepada salah satu pengurus / guru pengajar yaitu Devi Mahardika Damayanti dari Universitas PGRI Semarang. Didalam Genius ada beberapa guru yang masih menempuh pendidikan di beberapa Universitas terkemuka di kota Semarang. 8 Dan anak-anak yatim yang ikut sekolah di sanggar Genius untuk memperoleh apa yang mereka raih dan rasakan selama ikut dalam program Genius ini. 2. Observasi, dalam observasi yang dilakukan di kantor Yatim Mandiri di jalan menteri Supeno 1 no. 22 dan di sanggar Di daerah Sendang Guo Semarang. Dalam metode ini, pengumpulan data diperoleh secara langsung dari obyek perencanaan, sehingga didapat data-data yang benar-benar sesuai untuk penulisan laporan tersebut. b. Data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti. Data dapat diperoleh dengan membaca, melihat atau mendengarkan. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui beberapa metode di antaranya sebagai berikut: 1. Metode literature Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang dipeoleh dari mempelajari buku-buku literature, artikel, brosur-brosur, majalah dan buku pengetahuan yang menyangkut hal-hal yang akan dibahas serta membandingkan dan menerapkan pada permasalahan yang ada mengenai pentingnya Pendidikan sejak usia dini bagi anak yatim di Semarang dan sekitarnya. 2. Website Resmi Yayasan Yatim Mandiri Selain itu data sekunder didapat dari mengunjungi website resmi Yayasan www.yatimmandiri.org Yatim Mandiri yaitu 9 1.5.3 Metode Analisis Data Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja) dikonstruksi oleh media Analisa framing memiliki dua konsep yaitu konsep pskiologis dan sosiologis. Konsep psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi pada dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Analisis Framing sendiri juga merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang wacana persaingan antar kelompok yang muncul atau tampak di media. Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device dan reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana, sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebabakibat.Konsep framing inidigunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentudari realitas oleh media massa. Framing memberikan tekanan lebih padabagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yangditonjolkan ataudianggap penting oleh pembuat teks (Eriyanto,2005:183). Model analisis data menggunakan model analisis framing yang digunakan oleh peneliti adalah model yangdikembangkan oleh Pan dan Kosicki. Framing berita dapat dilakukan dengan empat teknik, yakni pertama, problem identifications yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan nilai positif atau negatif apa, causal interpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa yang dianggap penyebab masalah, treatmenrekomnedations yaitu menawarkan suatu cara penanggulangan masalah dan kadang 10 memprediksikan penanggulannya, moral evaluations yaitu evaluasi moral penilaian atas penyebab masalah. Ada dua konsep framing yang saling berkaitan, yaitu konsep psikologis dan konsep sosiologis yaitu : 1. Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saat membuat keputusan tentang realitas. 2. Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya Dalam Pan dan Kosicki, kedua konsep tersebut diintegrasikan. (Eriyanto, 2005:186). Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai persoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis melihat frame dari sisi lingkungan sosial yang dikontruksi seseorang. Dalam model ini, perangkat framing yang digunakan dibagi dalam empat struktur besar, yaitu sintaksis (penyusunan peristiwa dalam bentuk susunan umum berita), struktur skrip (bagaimana wartawan menceritakan peristiwa ke dalam berita), struktur tematik (bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau antar hubungan hubungan kalimat yang memberntuk teks secara keseluruhan), dan struktur retoris (bagaimana menekankan arti tententu dalam berita). Dalam penelitian sosialisasi Genius kepada masyarakat Khususnya Kota Semarang, dapat disimpulkan dengan mencoba 11 menggunakan sudut pandang analisis framing karena ingin mengetahui fakta realita dan ideal yang ada. Menggunakan metode ini diharapkan untuk mengembangkan ide kreatif dalam perancangan Sosialisasi program genius terhadap pendidikan anak yatim piatu usia dini di kota Semarang. Adapun teknik framing adalah sebagi berikut: 1. Identifikasi masalah yaitu peristiwadilihat sebagai apa dan dengan nilaipositif atau negatif. 2. Identifikasi penyebab masalah yaitu siapayang dianggap menjadi penyebab suatupermasalahan. 3. Evaluasi moral yaitu penilaian ataspemyebab masalah. Saran penanggulangan masalah yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan kadang kala memprediksikan hasilnya. 12 1.5.4 Bagan Alir Penelitian Gambar 1.1 Bagan Alir (Flow Chart) Sumber Fathurrohman 13 Flow chart adalah penggambaran secara diagramatik dari langkahlangkah dan urut-urutan prosedur dari suatu proses penelitian. Judul perancangan “perancangan sosialisasi program genius terhadap pendidikan anak yatim piatu usia dini di kota Semarang.” dengan latar belakang pendidikan sangat penting untuk anak usia dini melalui media kampanye. Pengkajian data menggunakan metode literatur, studi kasusnya banyak anak–anak tidak menempuh pendidikan dengan hidup dijalanan sebagai gelandangan dan pengamen. Rumusan masalah dan tujuan perancangannya pertama menentukan konsep yang tepat untuk Sosialisasi program genius terhadap pendidikan anak yatim piatu usia dini di kota Semarang, kedua untuk merancang kampanye sosialisasi program genius terhadap pendidikan anak yatim piatu usia dini di kota Semarangsecara menyeluruh dan efektif. Pengumpulan data menggunakan permasalahan sosial yaitu analisis framing. Segmentasi target audience dibatasi khususnya anak-anak usia dinikota Semarang dan pembatasan media alternatif. Proses kreatif untuk menentukan stratergi kreatif diantaranya logika-logika stratergi kreatif wawasan tentang audience, trend yang berkembang seputar audience, pendekatan isi pesan dan efek. Kampanye ini diharapkan pesan yang ingin disampaikan dapat sampai kepada target audiencedengan baik, sehingga mereka dapat mengenal dan mengetahui lebih lanjut program Genius oleh Yayasan Yatim Mandiri Semarang. 1.6 Tinjauan Teoritis 1.6.1 Teori Seputar Sosialisasi Pada prinsipnya kampanye merupakan suatu proses kegiatankomunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara 14 terlembagadan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rongers dan Storey (1987) sebagaimana dikutip oleh Venus (2004:7) menyebutkan kampanye merupakan “Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Merujuk dari definisi di atas menurut Antar Venus maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yaitu: 1) tindakan kampanye yang bertujuan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu 2) jumlah khalayak sasaran yang besar 3) biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu dan 4) melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Selanjutnya dalam pengertian yang lebih luas Antar Venus menyatakan bahwa kampanye juga memiliki karakter lain, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat. (Venus, 2004:7) Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan komunikasi (Grossberg, 1998; Snyder, 2002; Klingemann & Rommele, 2002). Hal ini didasarkan kepada dua alasan. Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa definisi tersebut dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi dilapangan. Perancangan kampanye pengenalan bentuk motif-motif batik Jatiwangi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah digunakan untuk menyampaikan informasi, mempersuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan 15 keuntungan sosial. Keuntungan sosial disini dapat berarti sebagai wahana untuk mengenalkan bentuk motif-motif batik Jatiwangi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan hasilnya dapat disampaikan kepada masyarakat, khususnya anak-anak usia 6-12 tahun. Selain itu juga untuk menanamkan rasa cinta akan batik lokal sejak usia dini. Yang targetnya bisa membedakan batik Jatiwangi dengan batik yang lainnya. 1.6.2 Teori Tentang Pendidikan Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasai dalam rangka pencapaian kopetensi yang harus dimiliki oleh anak (Sujiono dan Sujiono,2007:206). Bennett, Finn dan Cribb (1999:91-100),menjelaskan bahwa pada dasarnya pengembangan program pembelajaran adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang dapat memperkaya pengalaman bermain anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir teentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dapat memberikan argumen untuk mencari berbagai alternatif. Mengutif pendapat Kitano dan Kirby (1989:127-167), pembelajaran haruslah terkait dengan pengembangan kurikulum yang merupakan rencana pendidikan yang dirancang untuk memaksimalkan interaksi pembelajaran dalam rangka menghasilkan perubahan prilaku yang potensial. Kurikulum yang komprehensif seharusnya memiliki elemen utama dari setiap bidang pengembangan yang disesuaikan dengan tingkat atau jenjang pendidikannya serta mengetengahkan target 16 pencapaian perserta didik yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan. Unsur utama dalam pengembangan program pembelajaran bagi anak usia dini adalah bermain. Allbrecht dan Miller (2000:216-218) berpendapat bahwa dalam pengembangan program pembelajaran bagi anak usia dini harusnya sarat dengan aktivitas bermain yang mengutamakan program adanya kebebasan bagi anak untuk bereksplorasi dan beraktivitas, sedangkan orang dewasa seharusnya lebih berperan sebagai fasilitator saat anak membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 1.6.3 Teori Tentang Komunikasi Secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentangperistiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentangsistem, proses dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasionaldan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan.Menurut para ahli, Ilmu Komunikasi dianggap bagian dari ilmusosial dan merupakan ilmu terapan (applied science), dan karenake dalam ilmu sosial dan ilmu terapan, maka Ilmu Komunikasisifatnya interdisipliner (antardisiplin atau bidang studi) danmultidisipliner (melibatkan berbagai disiplin ilmu). Hal itu disebabkanoleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama yangtermasuk ke dalam ilmu sosial/ilmu kemasyarakatan.Prosesnya sendiri dari komunikasi itu menurutHovland didefinisikansebagai: “The process by which an individual (the communicator)transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behaviorand attitude are forme.” (Effendy, 2005:4). Selanjutnya dalam pengertian yang memungkinkan lebih luas ”Komunikasi seseorang(komunikator) adalah menyampaikan proses yang rangsangan 17 (biasanya lambang-lambangverbal) untuk mengubah perilaku orang lain(komunikate).”(Mulyana, 2003:62). Istilah Komunikasi menurut Cherry dalam Stuart(1983) berasal dari bahasa Latin communis yang artinya membuat kesamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih (make to common). Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membagi. (Cherry, 2004:23). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. Menurut Roger dan D. Lawrence (1981), sebagaimana dikutip oleh Cangara (2004:19) mengatakan bahwa komunikasi adalah “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran 18 informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Selanjutnya menurut Raymond S. Ross, melihat komunikasi yang berawal dari proses penyampaian suatu lambang yaitu: “Proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.” (Rakhmat, 2007:3). Lain halnya dengan definisi komunikasi yang diberikan oleh Onong Uchjana Effendy. Menurutnya komunikasi yaitu: “Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.” (Effendy, 1993 :28). Dari beberapa dapatdisimpulkan pengertian bahwa mengenai komunikasi komunikasi merupakan suatu di atas, proses pertukaranpesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperolehkesamaan arti atau makna diantara mereka. Menurut Lasswell (1948:11), dalam karyanya The Structure and Function of Communication in Society mengungkapkan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi yaitu suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu: 1. Who? (siapa/sumber). Komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa individu,kelompok,organisasi,maupun komunikator. suatu seorang negara sebagai 19 2. Says What? (pesan). Apa yang akan dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat simbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,simbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan. 3. In Which Channel? (saluran/media). Alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dan lain-lain). 4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/ kelompok/ organisasi/ suatu negara yang menerima tujuan(destination), pesan dari pendengar(listener), sumber.Disebut khalayak(audience), komunikan, penafsir, penyandi balik(decoder). 5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/ efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dan lain-lain. Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui Sedangkan menurut Philip Kotler (1996:48) dalam bukunya Marketing Management, proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang/sejumlah orang. 2. Encoding, yaitu proses pengalihan pikiran/ide/perasaan ke dalam bentuk lambang atau bahasa yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. 20 3. Message, yaitu pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna. 4. Media, yaitu sesuatu yang menjadi saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. 5. Noise, yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi. 6. Decoding, yaitu proses dimana komunikan menterjemahkan lambang-lambang yang terkandung di dalam pesan ke dalam konteks pengertiannya. 7. Reciever, yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator 8. Respon, yaitu reaksi yang diberikan komunikan setelah menerima pesan. 9. Feedback, yaitu tanggapan komunikan yang disampaikan setelah menerima pesan. Dalam komunikasi, seorang komunikator harus pandai-pandai memahami khalayak sasarannya dan tanggap seperti apa yang diinginkannya. Oleh sebab itu ia harus tampil untuk meng-encode pesan, memperhitungkan bagaimana kebiasaan komunikan meng-encode pesan dan memilah media yang efektif dan efisien untuk mencapai sasaran. Seorang ahli komunikasi ternama bernama Wilbur Schramm, melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal komunikan. Menurut Schramm dalam bukunya Communication Research in The United States, komunikasi akan berhasil jika komunikasi yang disampaikan komunikator sesuai dengan kerangka acuan (frame of experience). Yaitu panduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meaning) yang pernah diperoleh komunikan. Demikian merupakan salah satu cara untuk mensosialisasikan Program Genius untuk pendidikan anak yatim piatu dengan keterbatasan biaya sekolah di kota Semarang. 21 1.6.4 Teori Periklanan 1.6.4.1 Pengertian Klepper, seorang ahli periklanan terkenal merupakan orang yang berjasa besar dalam meruntut asal muasal istilah bukunya berjudul Advertising Procedure, Advertising. Dalam dituliskan bahwa istilah advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengalihkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbedabeda. Di Amerika sebagaimana halnya di Inggris, disebut dengan advertising. Sementara di Perancis disebut dengan reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang. Sebenarnya di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut dengan istilah lain yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut diambil begitu saja dari bahasa aslinya yaitu bahasa Belanda dan Perancis (reclame). Namun, sebutan kata iklan lebih sering digunakan dibanding dengan istilah advertensi dan reklame. Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Teguh, Rusli, dan Molan (2002:642) menyatakan bahwa “Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”. Sedangkan menurut Kasali (1995:9) mengatakan bahwa secara sederhana definisi “iklan itu adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media”. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah segala bentuk komunikasi oleh produsen ke konsumennya melalui media untuk menawarkan suatu produk sehingga konsumen terpengaruh dan timbul untuk mencoba tersebut. 22 1.6.4.2 Fungsi Iklan Adapun fungsi iklan menurut Shimp (2003:357) yang diterjemahkan oleh Sjahrial, adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi (Informing) Iklan membuat konsumen menyadari adanya produk baru, menginformasikan mengenai ciri-ciri produk serta kegunaannya. 2. Membujuk dan mempengaruhi (Persuading) Iklan yang baik harus dapat membujuk konsumen untuk mencoba produk yang diiklankan. Terkadang bujukan tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi permintaan permintaan primer (Primary Demand), yaitu menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih sering, iklan berusaha untuk membangun permintaan sekunder (Secondary Demand), yaitu permintaan terhadap merek dari produk perusahaan. 3. Mengingatkan (Reminding) Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen. 4. Memberikan nilai tambah (Adding Value) Ada 3 cara utama bagaimana perusahaan dapat menambah nilai bagi produk mereka, antara lain dengan melakukan inovasi, meningkatkan kualitas dan menambah nilai bagi produk dan merek tertentu dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif menjadikan merek dipandang sebagai sesuatu yang elegan, lebih bergaya bahkan mungkin lebih unggul dari merek lainnya yang ditawarkan 23 dan pada umumnya dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi. 5. Mendampingi (Assisting other Company Efforts) Iklan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran komuikasi pemasaran. Pada saat lainnya, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Teguh, Rusli dan Molan (2002:659), untuk dapat menghasilkan program periklanan yang baik dan tepat yang dapat menunjang aktifitas perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan, maka seorang manajer pemasar harus membuat 5 (lima) keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yaitu : 1. Mission Yaitu menetapkan tujuan periklanan yang merujuk pada keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran, strategi penetuan posisi pemasaran dan strategi bauran pemasaran mengidentifikasikan tugas yang harus dilaksanakan periklanan dalam program pemasaran keseluruhan. 24 2. Money Setelah menentukan tujuan periklanan, perusahaan kemudian harus membuat anggaran periklanan untuk tiap produk. Dana yang harus dikeluarkan untuk periklanan ini jumlahnya harus tepat. Jika perusahaan membelanjakan terlalu sedikit, pengaruhnya akan tidak berarti dan jika perusahaan mengeluarkan terlalu banyak, maka biaya tersebut dapat digunakan untuk hal yang lebih penting dan lebih diperlukan. 3. Message Yaitu memilih pesan yang akan disampaikan di dalam iklan, pada prinsipnya pesan produk atau manfaat utama yang ditawarkan merek, harus diputuskan sebagai bagian dari pengembangan konsep produk. Faktor kreatifitas berpengaruh dalam periklanan maka hal ini lebih penting dari pada jumlah uang yang dikeluarkan, karena suatu iklan baru dapat membantu penjualan hanya setelah mendapat perhatian dari konsumen dan untuk lebih efektif digunakan Endorser sebagai penyampai pesannya agar lebih menarik perhatian dari konsumen. 4. Media Yaitu periklanan periklanan iklannya. untuk harus memilih media menyampaikan pesan Tahap-tahap antara lain adalah memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak 25 yang diinginkan; memilih diantara berbagai jenis media utama; memilih sarana media tertentu; memutuskan memutuskan waktunya; alokasi-alokasi media dan secara geografis. 5. Measurement Yaitu melakukan evaluasi efektifitas periklanan, banyak perusahaan mengembangkan kampanye iklan, menempatkannya di pasar nasional dan baru mengevaluasi efektifitasnya. Akan lebih baik jika membatasi pada satu atau beberapa terlebih dahulu dan mengevaluasi pengaruhnya sebelum melaksanakan kampanye secara nasional dengan anggaran yang sangat besar. 1.6.4.3 Jenis Iklan Secara umum iklan dibedakan seperti berikut: a. Iklan Komersial Iklan Komersial adalah iklan yang memiliki tujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. b. Iklan Nonkomersial Iklan nonkomersial adalah iklan yang menjual ide atau gagasan untuk kepentingan masyarakat. c. Iklan Corporate Iklan Corporate adalah iklan yang memiliki tujuan membangun citra (image) suatu perusahaan yang diharapkan dapat 26 membangun citra positif produk- produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. (Madjadikara, 2004 : 17) Berdasarkan dokumentasi Morissan (2007:15), Belch dan Michael, membagi jenis iklan sebagai berikut: a. Iklan Nasional Iklan yang dipasang oleh perusahaan besar dan produknya tersebar secara nasional atau di sebagian besar wilayah suatu Negara yang bertujuan untuk mengiformasikan konsumen tentang perusahaan atau merek yang diiklankan dengan berbagai fitur tambahan yang dapat memperkuat citra produk yang bersangkutan. b. Iklan Lokal Iklan yang dipasang oleh perusahaan pengecer atau perusahaan dagang tingkat lokal yang bertujuan untuk mendorong konsumen untuk belanja di toko tertentu atau menggunakan jasa lokal tertentu. c. Iklan Primer dan Selektif (Primary Demand Advertising)Iklan primer dirancang agar permintaan terhadap suatu jenis produk bertambah. Sedangkan iklan selektif memusatkan pada penciptaan permintaan terhadap sebuah merek tertentu. d. Iklan Antar Bisnis (Business-to-business Advertising) Iklan yang menargetkan satu atau beberapa individu yang memiliki peran mempengaruhi pembelian barang atau jasa industri guna kepentingan perusahaan tempat individu tersebut bekerja. 27 e. Iklan Profesional Iklan yang menargetkan pekerja professional seperti dokter, pengacara, ahli teknik, dan sebagainya yang bertujuan agar mereka terdorong menggunakan produk perusahaan yang sesuai dengan bidang mereka masingmasing. f. Iklan Perdagangan Iklan yang menargetkan anggota yang mengelola saluran pemasaran (marketing channel) misalnya pedagang besar, distributor, dan pengecer. 1.6.4.4 Media Jejaring Sosial F.P William dalam bukunya Social Networking Sites : How to Stay Safe Sites: Multi-States Information Sharing & Analysis Center (MSISAC) yang dikutip oleh Helou dan Rahim dalam jurnal yang berjudul The Influence of Social Networking Sites on Students’ Academic Performance in Malaysia mengemukakan, Sosial Networking Sites is an online community of internet users who want to communicate with other users about areas of mutual interest. Firmansyah (2010:10) mengemukakan bahwa situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Setiap situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda namun pada dasarnya tujuanya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Dengan beberapa penjelsan diatas dapat diambil kesimpulan 28 bahwa situs jejaring sosial merupakan situs berbasis web dimana digunakan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain baik dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan yang sama. Dalam perancangan ini , situs sosial media berguna untuk meningkat kinerja promosi mulut ke mulut cintai produk dalam negeri secara lebih efektif dan efesien agar dapat mencakup target market. Maupun target audience yang diharapkan. 1.6.5 Teori Desain Komunikasi Visual A. Definisi Desain Komunikasi Visual Menurut definisinya, desain komunikasi visual adalah suatu disiplin yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak dan perwajahan). Dengan demikian, gagasan dapat diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan (Kusrianto, 2007:2). Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan mata sebagai alat penglihatan, dan menggunakan bahasa visual, dimana unsur bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan. Desain komunikasi visual mempunyai tiga makna yang saling berkaitan, yaitu : Desain : berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa, serta kreatifitas. Komunikasi : ilmu yang bertujuan menyampaikan maupun sarana untuk menyampaikan pesan. 29 Visual : sesuatu yang dapat dilihat. Dari ketiga makna tersebut, kata komunikasi-lah yang menjadi tujuan pokoknya. Jika saat ini Desain Komunikasi Visual hanya terbatas sebagai ilmu yang mempelajari upaya untuk menciptakan suatu rancangan atau desain yang bersifat kasat mata (visual) untuk mengkomunikasikan maksud, maka sebetulnya itu hanya terbatas pada suatu potongan dari sebuah tujuan tatanan estetika yang lebih luas. B. Cabang Ilmu Desain Komunikasi Visual Menurut Kusrianto (2007:12) Desain Komunikasi Visual mempunyai berbagai macam jenis cabang, beberapa diantaranya yaitu : 1. Ilustrasi Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa berbentuk macam-macam seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan banyak juga dipakai image bitmap hingga karya foto. 2. Fotografi Fotografi (Inggris : Photography) berasal dari bahasa Yunani yaitu “Photos” yang berarti Cahaya dan “Grafo” yang berarti melukis/menulis. Jadi Fotografi adalah proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari sebuah objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada 30 media peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya adalah kamera. Tanpa cahaya tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan memasuki medium pembiasan. Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar digunakan bantuan alat ukur bernama lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA(ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, diafragma dan speed disebut sebagai exposure. 3. Komposisi Komposisi adalah pengorganisasian unsur–unsur rupa yang disusun dalam karya desain grafis secara harmonis antara bagian dengan bagian, maupun antara bagian dengan keseluruhan. Komposisi yang baik dan harmonis dapat diperoleh dengan mengikuti kaidah atau prinsip-prinsip komposisi yang meliputi kesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, fokus dan proporsi. 4. Typografi Tipografi dalam hal ini huruf yang tersusun dalam sebuah alfabet merupakan media penting komunikasi visual. Media yang membawa manusia mengalami perkembangan dalam cara berkomunikasi. Komunikasi yang berakar dari simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek (pictograph), berkembang menjadi simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain (ideograph). Kemudian 31 berkembang menjadi bahasa tulis yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (phonograph-setiap tanda atau huruf menandakan bunyi). Bentuk/rupa huruf tidak hanya mengidentifikasi sebuah bunyi dari suatu objek. Bentuk/rupa huruf tanpa disadari menangkap realitas dalam bunyi. Lebih dari sekedar lambang bunyi, bentuk/rupa huruf dalam suatu kumpulan huruf (font) dapat memberi kesan tersendiri yang dapat mempermudah khalayak menerima pesan atau gagasan yang terdapat pada sebuah kata atau kalimat. Bisa dibayangkan bila huruf tidak pernah ada, dalam penyampaian sebuah pesan atau gagasan pasti akan membutuhkan waktu yang lama, dan bisa dibayangkan bila bentuk/rupa huruf seragam/sama. Jangankan dapat memberi sebuah kesan dan menyampaikan sebuah pesan, terbaca pun tidak. Menurut Sihombing (2001:79), tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif.Huruf menjadi sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat (bentuk/rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu yang dapat dibaca (kata/kalimat). Selain itu huruf memiliki makna yang tersurat (pesan/gagasan) dan makna yang tersirat (kesan). Selain itu pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas. Menurut Rustan (2001:16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”. Berdasarkan Kegunaan, Selain berdasarkan sejarah dan bentuk huruf, Menurut Rama Kertamukti (2011), berdasarkan kegunaannya/fungsinya selain display type dan text type. Fungsi huruf lainnya adalah sebagai figur informatif, figur identifikasi dan simbol. Huruf sebagai Figur Informatif 32 a. Segi Ketampakan (legibility), Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing huruf/ karakter. Legibility menyangkut desain/bentuk huruf yang digunakan. Suatu jenishuruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf/ karakter- karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain (Rustan, 2011:74). b. Keterbacaan (readibility), Readibility berkaitan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readible berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibility lebih membahas kejelasan karakter satu-persatu, readibility tidak menyangkut huruf/karakter satu persatu, melainkan keseluruhan teks yang disusun dalam suatu komposisi (Rustan, 2011:74). Kotler (2006:3) menjelaskan bahwa pada iklan terdapat 3 jenis daya tarik pesan, yang pada kasus ini akan menentukan isi dari iklan layanan masyarakat yang akan dibuat, yaitu : 1. Daya Tarik Rasional Pesan berisi ungkapan-ungkapan yang dapat diterima akal sehat atau rasio. 2. Daya Tarik Emosional Isi pesan dapat membangkitkan emosi negatif atau positif yang akan memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu atau berhenti melakukan tindakan tertentu. 33 3. Daya Tarik Moral Daya tarik ini akan mengarahkan audience dalam membedakan yang baik dan yang buruk. 1.6.6 Teori Warna Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dll. Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan reasons secara psikologis. Holszchlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Color Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut : Warna Respon Psikologis yang Ditimbulkan Merah Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, bahaya, agresifitas. Biru Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah Hijau Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan. Kuning Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/ kecurangan, pengecut, pengkhianatan 34 Ungu Spiritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk, galak, arogan Oranye Energi, keseimbangan, kehangatan Coklat Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan Abu-abu Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak Putih Kemurnian/suci, bersih, kehematan, innocent (tanpa dosa), steril, kematian. Hitam Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, ketidakbahagiaan, keanggunan Tabel 1.2 Tabel Psikologi Warn Sumber : Molly (2003:26) Dalam jurnal Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain karangan Drs.Sadjiman, menyebutkan bahwa “Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Prang pada 1876 meliputi: 1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb. 2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam. 35 3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna. Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System. Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black.Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika”. (Sadjiman:2005) Dari Pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa warna dalam media iklan layanan masyarakat cintai produk dalam negeri yang akan dirancang ini mengungkap subjek secara objektif, pembaca dapat lebih menyadari bentuk fisik suatu objek yang berwarna serta dapat menjadi daya tarik tersendiri. 1.6.7 Teori iklan layanan masyarakat Iklan Layanan Masyarakat (ILM), adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, persuasi atau mendidik khalayak dimana tujuan akhir bukan untuk mendapat keuntungan ekonomi. Melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perilaku manusia terhadap masalah yang di iklankan , serta mendapat cerita yang baik dari masyarakat. Secara normative bertambahnya pengetahuan, dimilikinya kesadaran sikap dan perubahan perilaku masyarakat tersebut sangat penting bagi kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab masyarakat akan terbangun dan tergiring pada situasi kearah keadaan yang baik. Umumnya, materi pesan yang disampaikan dalam iklan jenis ini berupa 36 informasi-informasi publik untuk menggugah khalayak melakukan suatu kebaikan yang sifatnya normatif (widyatama 2007:104-105). Jeffres menjelaskan “Iklan Layanan Masyarakat (ILM) sebagai iklan yang biasanya digunakan untuk tujuan sosial “ (Jeffres, 1997:66). Sedangkan Kotler dan Roberto menambahkan bahwa ILM selain bermanfaat untuk menggerakkan kerja sama masyarakat ketika menghadapi suatu masalah sosial, juga menyajikan pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi seperti kondisi yang dapat mengancam keserasian dan kehidupan umum (Kotler and Roberto, 1989:7) Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Iklan Layanan Masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit yang bertujuan memberikan informasi serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi serta bersikaap positif terhadap iklan yang disampaikan. 37 BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS A. Pengumpulan Data Dalam kasus perancangan sosialisasi program genius terhadap pendidikan anak yatim usia dini di kota Semarang ini, maka akan dilakukan identifikasi data-data yang dibutuhkan. Baik secara verbal maupun visual yang selanjutnya akan digunakan dalam penyusunan perancangan sosialiasasi Program Genius Yayasan Yatim Mandiri. 2.1 Data Verbal 2.1.1 Tinjauan Permasalahan dan Fakta-fakta lapangan a. Permasalahan Tentang Pendidikan di Semarang Pendidikan di Indonesia masih begitu miris dan menyedihkan banyak hal yang harus diperbaiki dimulai dari penidikan usia dini sampai perguruan tinggi . Salah satu yang menjadi kelemahan pendidikan di Indonesia adalah yang pertama bentuk kurikulumnya , kurikulum di Indonesia terlalu banyak memaksa para pelajar untuk menghafal materi bahkan hanya dengan penjelasan dan hanya membayangkan ,masih terlalu sedikit praktek yang dilakukan . sehingga membuat para pelajar sulit untuk memahami apa yang ia pelajari. Pada dasarnya Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk anak-anak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran. Dalam kurun waktu setahun belakang ini Yayasan telah mengutus Genius ke berbagai daerah di Semarang, dan sudah sekitar 10 Sanggar dibuat untuk guru-guru yang mengajarkan ilmu kepada anak-anak yatim yang memiliki keinginan besar untuk menempuh pendidikan. Akan tetapi program Genius ini tidak banyak orang yang mengetahuinya 38 sehingga hampir setiap sanggar hanya memiliki beberapa murid karena sosialisasi yang tidak begitu terdengar oleh masyarakat luas. Padahal program yang dirancang sedemikian bagus seharusnya menjadi salah satu motivator ke masyarakat. Dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin mahal dan sulit untuk kalangan tertentu bahkan tidak semua Sekolah Dasar (SD) mau menerima anak yang berasal dari keluarga miskin ataupun yatim yang tidak mampu. Menurut Pak Burhan selaku pembina program ini mengatakan program ini sangat bagus karena disamping pendidikan formal layaknya pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada umumnya, penekanan tentang ajaran Agama Islam juga menjadi tujuan utama dalam program Genius ini agar anak tidak menjadi muslim muslimah dan tidak hanya bahagia di dunia saja bahkan akhirnya. Dan semua pengajar yang direkrut oleh Yayasan terdiri dari Mahasiswa aktif bahkan Sarjana Strata 1 dan semua melalui syarat tes masuk sebagai anggota Genius, sehingga semua aspek kelayakan sebagai pengajar dapat dipercaya dan terjamin dan semua biaya pendidikan gratisdan semua berasal dari uang amal yang masuk dalam kas Yayasan Yatim Mandiri. b. Fakta Lapangan Tentang Pendidikan di Semarang Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sejak sedini mungkin, dimulai dari Play Group/Paud, TK, SD, SLTP, SMA/SMK, sampai ke Perguruan tinggi Namun juga harus meningkatkan kualitas pelatihan-pelatihan keterampilan diluar akademik. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. 39 Termasuk Kota Semarang yang sangat berkembang di antara kotakota besar lainnya, didalam kota ini masi banyak anak-anak yang belum atau tidak mendapatkan pendidikan formal ataupun pendidikan agama dikarenakan kehilangan orang tua mereka sejak lahir atau ketika masih bayi. Kehidupan yang serba kekurangan membuat anak-anak tidak dapat menginjakan kaki ke bangku sekolah sehingga harus memilih hidup di jalan untuk bertahan hidup menjadi gelandangan ataupun pengamen jalanan setiap harinya. Observasi dan wawancara dari parancang dari salah satu murid di Sanggar Sendang Guo menyatakan bahwa “Aku ingin sekolah tapi tidak memiliki biaya sama sekali di sekolah umum seperti anak lainnya, tapi adanya sanggar ini sangat membuat aku bisa belajar membaca, menulis dan menghitung”. 2.1.2 a. Definisi-definisi Seputar Permasalahan Pengertian Pendidikan Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, banga dan Negara”. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sejak sedini mungkin, dimulai dari Play Group/Paud, TK, SD, SLTP, SMA/SMK, sampai ke Perguruan tinggi Namun juga harus meningkatkan kualitas pelatihan-pelatihan keterampilan diluar akademik. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap 40 bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Yayasan yang berdiri 5 tahun yang lalu di kota Semarang tepatnya tahun 2008/2009 yang di pimpin oleh Muslihudin yang sejak tahun 2013 yang lalu membuat sebuah program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses). Pada dasarnya Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk anakanak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran. Dalam kurun waktu setahun belakang ini Yayasan telah mengutus Genius ke berbagai daerah di Semarang, dan sudah sekitar 10 Sanggar dibuat untuk guru-guru yang mengajarkan ilmu kepada anak-anak yatim yang memiliki keinginan besar untuk menempuh pendidikan. Akan tetapi program Genius ini tidak banyak orang yang mengetahuinya sehingga hampir setiap sanggar hanya memiliki beberapa murid karena sosialisasi yang tidak begitu terdengar oleh masyarakat luas. Padahal program yang dirancang sedemikian bagus seharusnya menjadi salah satu motivator ke masyarakat. Dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin mahal dan sulit untuk kalangan tertentu bahkan tidak semua Sekolah Dasar (SD) mau menerima anak yang berasal dari keluarga miskin ataupun yatim yang tidak mampu. Menurut Pak Burhan selaku pembina program ini mengatakan program ini sangat bagus karena disamping pendidikan formal layaknya pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada umumnya, penekanan tentang ajaran Agama Islam juga menjadi tujuan utama dalam program Genius ini agar anak tidak menjadi muslim muslimah dan tidak hanya bahagia di dunia saja bahkan akhirnya. Dan semua pengajar yang direkrut oleh Yayasan terdiri dari Mahasiswa aktif bahkan Sarjana Strata 1 dan semua melalui syarat tes masuk sebagai anggota Genius, sehingga semua 41 aspek kelayakan sebagai pengajar dapat dipercaya dan terjamin dan semua biaya pendidikan gratisdan semua berasal dari uang amal yang masuk dalam kas Yayasan Yatim Mandiri. 2.1.3 Narasumber Sebagai Target Market a. Chika (6), Chika mengatakan tentang keinginan sekolah, tapi karena keterbatasan biaya dari ibunya dia mendapatkan informasi dari tetangga sekitar untuk ikut program sekolah gratis. b. hasan (6), Hasan berkata sanggar sekolah ini memberikan semangat belajar karena banyak teman yang baik, bisa belajar bermain dengan guru Genius di sanggar. c. Ibu Devi (23), Program yang di berdirikan sejak tahun 2009 ini sangat bagus buat anak-anak karena banyak anak di Semarang turun ke jalan buat mencari uang dengan ngamen, jualan koran dan lain sebagainya. Demi menyelaraskan apa yang di inginkan pemerintah yang dikutip di dalam pembukaan UUD 1945, Yayasan Yatim mandiri mendirikan program Genius ini. Saya bergabung sejak tahun 2013 saat itu saya masih di bangku kuliah smster 4 sampai saya lulus Srata 1 di Universitas Swasta di Semarang. Data di atas didapat dari wawancara, yang berupa fakta lapangan dan yang selanjutnya dijadikan data. 2.1.4 Data Lembaga Dan Nara Sumber Nama Klien : Yayasan Yatim Mandiri Alamat Klien : Jl. Menteri Supeno No. 22 Semarang Nomor Telp. : (024) 8317249, 70027287 42 Gambar 2.1 Kantor di Semarang Situs Web : www.yatimmandiri.org Data Visual Klien Pimpinan Yayasan Yatim Mandiri Semarang Gambar 2.2 Pimpinan Yayasan Yatim Mandiri Muslichudin Dokumentasi Yayasan Mandiri 43 Kepala Program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) Gambar 2.3 Ketua Koordinator Program Genius Burhan Dokumentasi Yayasan Mandiri Yayasan yatim mandiri merupakan lembaga nirbala yang concern pada upaya memandirikan anak yatim melalui pengelolaan zakat, infaq, sedekah dan waqaf (ZISWAF). Profil Yayasan Yatim Mandiri : Kantor Pusat / Head Office Graha Yatim Mandiri Di jalan Raya Jambangan 135-137 Surabaya 60232 Telp. (031)8283488, Fax. (031) 8291757 Website : www.yatimmandiri.org, Email : [email protected] Untuk cabang Yayasan Yatim Mandiri ini sudah menyebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia termasuk di kota Semarang, yaitu : Di Jalan Menteri Supeno No. 22 Semarang Telp. (024) 8317249, 7002787 44 Dengan Visi dan Misi sebagai berikut : - Visi : Menjadi Lembaga yang amanah untuk memandirikan anak yatim. - Misi : Memandirikan anak yatim. Setiap kantor cabang yang ada memiliki program sama dengan kantor Pusat, berikut merupakan Program yatim Mandiri : Gambar 2.4 Bagan Program Yayasan Yatim Mandiri Dokumentasi Yayasan 1. Biaya Operasional Pendidikan (BOP) Program ini bertujuan memberikan bantuan biaya pendidikan anakanak yatim dhuafa setingkat SD, SMP, dan SMA, selain itu mereka juga mendapatkan pendamping dan motivator melalui kegiatan kreatif dan edukatif secara rutin oleh guru pendamping yang kompeten melalui Rumah Kemandirian dab Guru Quran. 45 2. Mandiri EnterPrenuer Center (MEC) Merupakan program yang memberikan pembinaan bagi anak-anak yang menempuh pendidikan sampai bangku perkuliahan dan yang mampu berprestasi dan meraih sukses. 3. Insan Cendekia Boarding School (ICMBS) Merupakan program yang di buat untuk mengajarkan anak-anak dalam berorganisasi, bersosialisasi, komunikasi, merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan serta mampu mengevaluasi kegiatan itu sendiri. 4. Sanggar Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) Merupakan program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk anak-anak yatim agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran. Dan mampu mejalankan kehidupan normal dengan penempuh pendidikan dasar sehingga mampu bersaing dengan kemampuan yang dimiliki dengan mandiri. Dalam setiap pengajaran oleh guru Genius ada sebuah salam yang sitiap pertemuan di ucapkan oleh guru serta murid. Salam anak yatim Genius adalah Bagaimana kabar anak Genius hari ini? Alhamdulillah... Aku jujur... Aku cerdas... Aku Tangguh... Anak Genius.. Sipp Mantap... 46 2.1.5 Deskripsi Target Audience 1) Geografi : Meliputi daerah Semarang dan sekitarnya 2) Demografi - Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan - Umur : Segmen yang dibidik mencakup semua umur. - Pendidikan : Segala strata (tingkat pendidikan rata-rata) - Strata ekonomi : Menengah ke bawah 3) Psikografi - Kepribadian : Masyarakat yang mempunyai keterbatasan biaya untuk bersekolah. - Gaya hidup : Umum - Karakter : Umum 47 2.2 DATA VISUAL 2.2.1. Foto-foto kegiatan Sanggar Gambar 2.5 Almamater Sanggar Sendang Guo Sumber Fathurrohman Gambar 2.6 Kegiatan belajar mengajar Sumber Fathurrohman 48 Gambar 2.7 Pengarahan guru genius ke murid Sumber Fathurrohman Gambar 2.8 Pelajaran menghitung Sumber Fathurrohman 49 Gambar 2.9 Foto Bareng guru Genius Sumber Fathurrohman 50 Gambar 2.10 Rekreasi Anak-Anak Yatim Sumber Fathurrohman Gambar 2.11 Rekreasi Anak-Anak yatim Sumber Fathurrohman 51 Gambar 2.12 Rekreasi Anak-Anak yatim bermain dan Belajar Sumber Fathurrohman Gambar 2.13 membuat boneka kertas Sumber Fathurrohman 52 Gambar 2.14 Foto Bersama Anak yatim Bermain dan Belajar Sumber Fathurrohman B. ANALISIS DATA 2.3 Analisis Permasalahan Pada Perancangan Perancangan sosialisasi program “Genius” untuk pendidikan anak yatim sejak usia dini di kota Semarang, dengan menggunakan metode Framing yang merupakan berita yang dapat dilakukan dengan empat teknik, yaitu pertama, problem identifications yaitu peristiwa dilihat sebagai apadan nilai positif atau negatif apa, causal interpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa yang dianggap penyebab masalah, treatmen rekomnedations yaitu menawarkan suatu cara penanggulangan masalah dan kadang memprediksikan penanggulannya, moral evaluations yaitu evaluasi moral penilaian atas penyebab masalah (Eriyanto,2005:183). 53 Table Framing Realita Ideal Sebab Statement Program Program Kurangnya Semua “Genius” “Genius”sebagai kepedulian masyarakat sebagai identitas Semarang simbol pendidikan saja pentingnya mengetahui keperdulian tidak program terhadap perlu dikenal dan dari usia dini “Genius” pendidikan diketahui semua untuk tentang cukup, pendidikan anak yatim masyarakat depan usia dini di Semarang yatim masa sebagai anak identitas Semarang pendidikan yang di kenal di Semarang Program Program Pendidikan bagus yang Kurangnya Program untuk perkenalan “Genius” tanpa biaya mencerdaskan Program lebih di kenal apapun “Genius” masyarakat kehidupan untuk anak bangsa yatim sesuai kepada di pembukaan kota UUD 1945 Semarang masyarakat luas Semarang luas bukti Semarang di mempunyai potensi SDM dan patut di banggakan Program Orang Tua perlu Kurangnya Menanamkan “Genius” di semangat kenalkan sosialisasi masih asing Program di dalam telinga “Genius” untuk pengenalan masyarakat sadar pendidikan Program belajar terhadap pentingnya Info 54 kota anak usia dini “Genius”di pendidikan Semarang demi masa depan Semarang, anak-anak anak yatim yatim khususnya orang sejak tua usia dini anak yatim Gambar 2.16 Tabel analisis permasalahan Framing Sumber Fathurrohman Beberapa keterangan data diatas, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perhatian khusus, agar pengenalan program Genius dapat berjalan seperti yang diharapkan. Dengan menggratiskan biaya keikutsertaan siswa genius ini. Komunikasi visual yang tepat diharapkan dapat mengajak masyarakat Semarang, khususnya Ibu yatim agar pengenalan pendidikan anak sejak usia dini ini untuk mencerdaskan generasi muda walaupun tanpa biaya untuk meraihnya, sehingga tidak mati. Hal ini dilakukan agar di masa yang akan datang, para generasi muda dapat memberikan dampak positif dan dapat menjadi panutan yang baik bagi masyarakat, khususnya generasi muda selanjutnya. 2.4 Segmentasi Target Audience Khalayak sasaran dari perancangan kampanye ini adalah orang tua yatim yang dapat dilihat dari beberapa karakteristik di bawah ini: a. Geografi : Wilayah kota Semarang b. Demografi : c. - Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan - Umur - Tingkat sosial : Umum : semua umur Psikografi - Kepribadian : Anak-anak yang mempunyai perilaku 55 dan berfikir secara mandiri dengan penggunaan potensial bermain dan belajar bersama. 2.5 - Gaya hidup : Menengah ke bawah - Karakter : Umum Faktor Penghambat dan Pendukung 2.5.1 FaktorPenghambat Kurangnyasosialisasi program Genius menjadi faktor pehambat dalam pelaksanaannya, sehingga program yang sangat bagus ini tidak mencapai target yang diharapkan dalam pengoprasian di lapangan. Selanjutnya ke depan, menurut Pak Burhan, selaku ketua umun program Genius ini akan diadakan sosialisasi kepada orang tua di wilayah kota Semarang agar sadar akan pentingnya pendidikan anak yatim dengan keterbatasan biaya yang menjadi faktor utama untuk menempuh bangku sekolah di era globalisasi. 2.5.2 FaktorPendukung Dukungan besar dari yayasan Yatim Mandiri merupakan salah satu bentuk keperdulian terhadap pendidikan di Indonesia khususnya lingkup wilayah kota Semarang tanpa memungut biaya apapun yang memberatkan orang tua yatim. Dan mahasiswa dan pada guru Genius yang mengabdikan diri untuk membantu para anak yatim yang memiliki cita-cita dslam hidupnya sehingga perjuangan untuk mejalankan dan mengamalkan ilmu terlaksana sepenuh hati mereka. 2.6 Usulan Pemecahan Masalah Menurut wawancara langsung yang telah dilakukan kepada beberapa masyarakat kota Semarang dan beberapa anak yatim, ternyata banyak dari mereka yang tidak mengetahui tentang program Genius. Hal ini peran aktif yayasan Yatim Mandiri kota Semarang sangat diperlukan, 56 untuk mengenalkan program yang mampu membangun generasi muda khususnya anak yatim yang memiliki keinginan belajar. Selain itu juga mampu mencerdaskan anak yatim sehingga tidak menjadi anak tanpa tujuan hidup dan harus hidup di jalanan untuk mengais uang dengan mengamen atau mengemis untuk mencari sesuap nasi. Solusi dari permasalahan bahwa dalam penyelenggaraan suatu sistem pendidikan yang bermutu dan berkualitas baik harus ada keseimbangan antara aspek yang mempengaruhi dari sistem pendidikan itu sendiri. Dari disini dalam sistem pendidikan bahwa perhatian pemerintah juga berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Diharapkan bagi semua pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat mampu bekerja sama dalam mengatasi permasalahanpermasalahan yang ada di dalam sistem pendidikan ini. 2.7 Statement Pokok Periklanan Program Genius yang memiliki tujuan mulia dengan keperdulian terhadap pendidikan anak yatim usia dini yang membebaskan biaya untuk ikut serta sebagai siswa Genius. Masih belum banyak dikenal dan diketahui oleh masyarakat Semarang yang harus disosialisasikan kepada orang tua dan anak yatim guna menanamkan rasa bahwa pendidikan sangat penting untuk perkembangan dan jiwa anak untuk mewujudkan cita-cita dan mimpi anak sejak usia dini. 57 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Konsep Kreatif 3.1.1 Konsep Pokok ILM Dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini, pesan yang akan disampaikan berisi informasi untuk mengajak masyarakat perduli dengan masa depan anak dari usia dini khususnya masyarakat kota Semarang dan sekitarnya, Membangun suatu yang baru dengan berbagai inovasi yang diharapkan mampu mengajak atau menarik minat masyarakat dalam pendidikan anak yatim usia dini dengan gagasan baru dan yang menjadi point of interest “Menanamkan semangat belajar terhadap pentingnya pendidikan anak-anak yatim sejak usia dini”. Melalui komunikasi visual berupa iklan layanan masyarakat diharapkan sanggup meningkatkan keberhasilan program pendidikan anak yatim, sehingga efek akhir periklanan adalah mengubah sikap atau perilaku penerima pesan. tentang pemahaman pendidikan dasar itu penting untuk meningkatkan SDM di kota Semarang dan sekitarnya bahkan untuk bangsa dan negara. 3.1.2 Strategi Kreatif 3.1.2.1 Logika-logika Strategi Kreatif a. Keadaan sosial dan ekonomi Kota Semarang Manoritas masyarakat Kota Semarang memiliki perekonomian menengah ke bawah, terutama yang berada di wilayah pinggiran kota. Mulai dari daerah Bonharjo, kawasan pelabuhan, Kedung Mundu sampai ke-Kaligawe. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang kurang dan masih jauh dari perkembangan kekayaan dan pendidikan. untuk mencapai tujuan 58 program Genius ke target audience. Hal ini dilakukan untuk mencitrakan program pendidikan anak yatim di Semarang. Dalam konteks yang dilakukan untuk menciptakan pendidikan gratis untuk anak yatim, yakni bagi masyarakat wilayah Semarang dan sekitarnya. Secara psikologis, program lokal ini ditujukan bagi mereka bagi mereka yang berada pada usia 5-12 tahun melalui orang tua mereka yang masih hidup dengan keaadan keterbatasan biaya untuk bersekolah. Untuk itu diperlukan sebuah media penyebarluasan yang dekat dengan mereka untuk memberikan informasi lengkap tentang program Genius ini. b. Statement Pokok Strategi Visualisasi Konten Untuk dapat menarik minat masyarakat agar ikut berpartisipasi dan mengikuti program Genius ini, strategi visual yang digunakan adalah dengan membuat tampilan yang disesuaikan dengan target audience usia 5-12 tahun yaitu tampilan yang sederhana yang dapat di mengerti oleh masyarakat dengan bahasa yang tidak rumit, dan mampu menarik minat masyarakat untuk melihat lebih detil. Media yang digunakan adalah media audio visual dengan menampilkan visualisasi dan informasi yang harusnya diketahui masyarakat dan sesuai dengan realita. Tampilan visual pada tersebut berisi informasi terkait dengan program Genius yang mudah dipahami oleh target audience. 3.2 Konsep Media Perencanaan media (media planning) adalah pendekatan yang melibatkan proses mendesain, media budgeting, rencana penjadwalan media yang diperhitungkan dengan cermat agar mampu mencapai tujuan komunikasi periklanan secara efektif dan efisien. 59 3.2.1 Strategi Media A. Pendekatan Isi Pesan Pendekatan isi pesan ini di sampaikan secara emosional dengan menekankan isi pesan membangkitkan emosi audience untuk melakukan sesuatu yang benar. Yaitu mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam program Genius melalui pesan yang disampaikan. penyampaian pesan ini akan menggunakan pendekatan berdasarkan sifat persuasif (iklan menyuruh) yaitu iklan yang bersifat himbauan, saran, anjuran maupun ajakan bagi mereka yang perduli dengan pendidikan dasar usia dini dengan keterbatasan biaya. B. Penentuan 'what to say ?' dan 'how to say ?' What to say ? Masalah kurangnya keperdulian akan pentingnya pendidikan untuk anak di masyarakat Semarang. Sehingga banyak anak yang turun ke jalan untuk mencari uang yang semestinya menikmati masa kecil di sekolah demi masa depannya kemudian akan menjadikan topik dalam iklan layanan masyarakat ini. Selama ini masyarakat hanya berfikir untuk bisa makan hari ini, besok, dan kedepannya, sehingga mengorbankan anak untuk ikut mencari uang. Padahal dengan menempuh pendidikan mampu untuk anak bekerja yang layak di kemudian hari. How to say ? How to say merupakan sebuah pesan periklanan yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan iklan (What to say) kepada audience. Apa yang dirancang harus berpengaruh secara positif pada “perasaan dan emosi” audience. Dengan menggunakan unsur-unsur kreatif seperti tema visual, font, warna, ilustrasi dan teknik visualisasi yang menarik. Konsep dasar dalam pembuatan 60 iklan layanan masyarakat ini berupa kejadian yang benar terjadi yang bersifat kontradiksi yang divisualkan. C. Desire Response / Efek yang Diharapkan pada Audience Dengan harapan iklan layanan masyarakat ini dapat mengajak masyarat untuk lebih mengenali program Genius. serta menarik parhatian masyarakat akan pentingnya pendidikan usia dini. Sehingga dapat memberi pacuan tentang manfaat di kemudian hari serta mengurangi anak jalanan di kota Semarang. Dari hasil analisa audience di atas, dapat ditentukan media yang tepat untuk komunikasi visual Pendidikan gratis untuk anak yatim. Target utama dalam iklan ini adalah masyarakat khususnya di Semarang. Masyarakat tersebut merupakan masyarakat yang mempunyai kelas sosial dan ekonomi menengah bawah. Memaksimalkan penggunaan direct marketing melalui aplikasi social media untuk membantu meningkatkan awareness. Pola media pada kelas menengah dapat menggunakan jenis media lini bawah maupun lini atas, dapat melalui media visual untuk mempromosikan dan mempresentasikan program Genius dengan tujuan utamanya masyarakat kota Semarang dan sekitarnya. Media Utama : a. Media Lini Atas - Iklan Tabloid Dapat dibaca berulang kali, bersifat bulanan, memiliki kualitas cetak lebih baik, dan bersifat nasional. Adapun Kekurangan pada Biaya yang cukup mahal dengan ukuran yang kecil. Di targetkan untuk masyarakat khususnya orang dewasa di Semarang. 61 - Iklan Koran Wawasan Kelebihannya Khusus menyediakan space untuk iklan promosi dengan harga yang terjangkau di banding yang lain. Kekurangan Hanya menguasai wilayah di Semarang. Dengan target audience masyarakat di wilayah Semarang dan Jawa Tengah. - Online Salah satu contoh media online yang mencakup target audience yang sangat luas dan dapat berinteraksi secara langsung adalah internet. Internet merupakan media penyampaian pesan yang secara tidak sadar menanamkan kesan mendalam di benak audience. Berbagai cara untuk mengoptimalkan media online sebagai media promosi yaitu : Pembuatan account social media seperti Facebook dan Instagram untuk menyampaikan informasi. Kelebihan di daya jangkau yang lebih luas, global, cepat, mampu menyediakan feedback, mudah dalam mengupdate kegiatan dapat berinteraksi langsung dengan audience, dapat menciptakan word of mouth dan biaya rendah. Keterbatasan internet dan belum semua media dapat diakses melalui mobile menjadi Kekurangan. Target audience Kalangan menengah, khususnya anak muda (mahasiswa). Pembuatan Spanduk Promosi Daya jangkau lebih luas menjadi Kelebihanya Kekurangan Hanya dilihat sekilas, harga mahal. Target audience diperuntuhkan untuk semua kalangan yang melintas di area pemasangan spanduk. 62 b. Media Lini Bawah - Poster Pemilihan poster sebagai media pendukung, karena bentuknya yang mudah dijangkau dan tercetak, sehingga pesan yang di sampaikan akan lebih mudah untuk di pahami dan orang akan senang hati memasangnya di toko-toko atau tempat-tempat umum. Dengan menggunakan media poster dapat menarik perhatian untuk menggugah target audience agar tertarik melakukan sesuatu sesuai pesan-pesan yang disampaikan dalam poster tersebut. Pemasangan poster dapat ditempatkan di tempat-tempat umum dekat dengan aktivitas masyarakat seperti mading, toko-toko dan tempat-tempat umum lainnya. Kelebihan pada daya jangkau cukup luas, efektif, dan murah. Adapun Kekurangannya Keamanan kurang terjamin dan tidak semua audience mau membaca. Ditujukan untuk masyarakat umum. - X-banner Dengan media ini audience dapat membaca berulang kali karena media ini merupakan media yang menarik dalam bentuk dan tampilannya serta mudah untuk dipindahpindahkan. Media ini yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri dan mudah dipindah-pindahkan. Dilihat dari Kelebihannya audience dapat membaca berulang kali dan menarik perhatian.dan kekuranganya yang hanya memiliki daya jangkauan yang sempit. 63 - Merchandise berupa stiker, pin, tote bag dan kaos. Produk yang dibuat sebagai souvenir dan diberikan kepada pengunjung Stan saat pameran (event). Produk ini digunakan untuk merchandise atau barang yang menarik dan mudah disimpan. Biasa berupa produk yang lebih di sukai dan di sukai masyarakat diantaranya Stiker, pin dan kaos. Kelebihan dari souvenir yang selalu mengingatkan (reminder) terhadap program yang di jalankan, Produk yang digunakan untuk merchandise adalah barang yang usable, menarik dan mudah disimpan. Kekurangannya belum mencapai semua target market dan tidak semua orang menghadiri dan ikut dalam kegiatan/event. a. Stiker : setiker dapat di tempel dimana saja sesuai kebutuhan, sehingga setiker dapat menjadi media pendukung dalam perancangan iklan sosial ini. b. Pin : dengan menggunakan pin karena pin sering digunakan sebagai peniti yang di pasang di tas maupun di baju sebagai aksesoris agar terlihat menarik. c. Kaos : kaos merupakan media pendukung yang efektif dan banyak diminati, dengan memakai kaos yang didesain tentang cintai produk dalam negeri, sama saja memamerkan apa yang telah tertulis dalam desain kaos tersebut. 64 3.2.2 Program Media Penggunaan media promosi, dibagi menjadi 2 yaitu jangka pendek dan jangka panjang, agar strategi media dapat terlaksana dengan baik. 1. Jangka Pendek a. Iklan Koran Jangkauan : menjangkau audience (umum) baik di kota Semarang dan Jawa Tengah Frekuensi : dipasang setiap hari sabtu selama 4 minggu b. Iklan Tabloid Jangkauan : menjangkau audience baik di kota Semarang maupun tingkat nasional Frekuensi : dipasang 2 bulan c. Iklan di Internet dan Social Media Jangkauan : menjangkau audience pengguna internet di kota Semarang Frekuensi : dipasang 2 bulan d. Poster Jangkauan : menjangkau remaja dan dewasa usia produktif di kota Semarang, disebarkan di tempat umum di Semarang. Frekuensi : dipasang 4 minggu e. Merchandise (Pin, stiker, dan kaos) Dibagikan kepada audience yang datang pada event pameran f. Backdrop dan x-banner indoor, dipasang di lokasi pameran. 2. Jangka Panjang Media yang digunakan antara lain : a. Iklan Koran dan Majalah, dikurangi frekuensinya, dan masa tayangnya dibuat berseling. b. Pembuatan account social media untuk menyiasati mahalnya iklan pada koran dan tabloid. c. Merchandise yang dibagikan kepada audience pameran. 65 66 67 68 3.3 Program Kreatif 3.3.1 Copywriting Tujuan utama dari iklan ini adalah untuk mengajak masyarakat khususnya di Semarang untuk ikut serta dalam program Genius yakni pendidikan gratis untuk anak yatim. A. Alternatif Headline Headline yang digunakan adalah headline yang menginformasikan kepada khalayak sasaran tentang apa yang di visualisasikan pada media Iklan tersebut. 1. “Ikutilah pendidikan gratis bagi anak yatim” 2. “Kita ada untuk pendidikan mereka” 3. “Semangat belajar mereka menjadi motivasi kami “ 4. “Kami juga bisa berprestasi” B. Bodycopy Pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka. Headline, dan Body copy secara garis besar akan digunakan untuk media seperti poster, sepanduk maupun x-baner. Sebagai media yang membantu untuk mengiklankan program Genius kepada masyarakat khususnya di Semarang. Dengan media-media pendukung seperti itu dapat mempermudah untuk penyampaian pesan. 69 3.3.2 Penciptaan Image Visualisasi desain gambar yang nantinya digunakan dalam iklan ini menggunakan visualisasi gambar 2D (dua dimensi). Dengan menggunakan visualisasi ini semoga dapat menciptakan bentuk gambar desain yang menarik minat masyarakat di Semarang khususnya yang memiliki keterbatasan dalam biaya sekolah. sehingga nantinya akan menggugah emosi audience untuk ikut serta dan berpartisipasi dalam program Genius ini. 70 BAB IV PROSES DESAIN DAN VISUALISASI 4.1 Penjaringan Ide 4.1.1 Studi Visual Studi visual ini membuat beberapa gambar yang digunakan sebagai bahan ilustrasi vektor di berbagai media perancangan : 1. Realita anak jalanan Gambar 4.1 Pengemis Sumber : dpkabsemarang.org Gambar 4.2 Kumpulan anak yatim Sumber : dotsemarang.blogdetik.com 71 2. Anak Sanggar Mandiri Gambar 4.3 Foto Bareng Anak Yatim Sumber Fathurrohman 72 4.2 Rough Desain 4.2.1 Pemilihan Font Tipografi dalam perancangan ini menggunakan font Impact dan font Erasher. font Impact dipilih karena memiliki tingkat kekuatan yang tinggi dan menampilkan kesan futuristik dan modern. font Erasher dipilih agar memberikan kesan tidak rata yang nempel di papan tulis. Gambar 4.4 Font Impact Gambar 4.5 Font Eraser 73 4.2.2 Logo Genius Gambar 4.6 Logo Genius Sumber Fathurrohman 4.2.3 Foto Foto yang digunakan dalam perancangan final desain Gambar 4.7 Potret Bahan Poster 1 Sumber : Fathurrohman 74 Gambar 4.8 Potret Bahan Poster 2 Sumber : Fathurrohman 4.2.4 Warna Warna di sesuaikan dengan ilustrasi anak-anak yang terlihat sederhana, apa adanya dan bermakna ceria. Warna yang digunakan dalam perancangan ini adalah dominan merah, hijau, coklat bata, dan gradasi turunannya. warna merah selain merupakan warna corporate juga melambangkan keberanian, keceriaan, hangat, Warna hijau memberikan kesan segar. Warna hitam dan putih juga digunakan dalam perancangan ini sebagai fungsi penyeimbang (balance). Gambar 4.9 Warna Sumber : Google 75 Gambar 4.10 Background batu bata Poster 1 dan 2 Sumber : Google 4.3 Skat Kasar Visual dan Comprehenship 4.3.1 Final Desain Dalam desain poster 1 merujuk dalam konsep fotografi dikarenakan foto lebih dapat menunjukan fakta dan realita yang benar adanya, dalam podter yang dimana terlihat guru dan anak-anak yatim mengacungkan 2 jempol tangan ini adalah melambangkan bahwa mereka bangga dan senang adanya program genius ini. 4.3.1.1 Ide poster Layout 1 Gambar 4.11 Sket kasar Visual Sumber Fathurrohman 76 4.3.1.2 Comprehensive Layout 1 Gambar 4.12 Comprehensive poster 1 Sumber Fathurrohman 4.3.1.3 Ide Poster Layout 2 Gambar 4.13 Sket kasar poster 2 Sumber Fathurrohman 77 4.3.1.4 Comprehensive Poster 2 Gambar 4.14 Comprehensive Poster 2 Sumber Fathurrohman 4.3.2 Spanduk 4.3.2.1 Ide Layout Spanduk Gambar 4.15 Sket kasar Spanduk Sumber Fathurrohman 78 4.3.2.2 Comprehensive Spanduk Gambar 4.16 Comprehensive Spanduk Sumber Fathurrohman 4.3.3 Kaos 4.3.3.1 Ide Layout Kaos Gambar 4.17 Sket kasar Desain Kaos Sumber Fathurrohman 79 4.3.3.2 Comprehenshive Desain Kaos Gambar 4.18 Comprehenshive Desain Kaos Sumber Fathurrohman 4.3.4 X-Banner 4.3.4.1 Ide Layout X-Banner Gambar 4.19 Sket Kasar Desain Kaos Sumber Fathurrohman 80 4.3.4.2 Comprehenshive Layout Gambar 4.20 Comprehenshive Desain Kaos Sumber Fathurrohman 4.3.5 Pin 4.3.5.1 Ide Layout Pin Gambar 4.21 Sket Kasar Pin Sumber Fathurrohman 81 4.3.5.2 Comprehenshive Layout Gambar 4.22 Comprehenshive Pin Sumber Fathurrohman 4.3.6 Gantungan Kunci 4.3.6.1 Ide Layout Gantungan Kunci Gambar 4.23 Sket Kasar Gantungan Kunci Sumber Fathurrohma 82 4.3.6.2 Comprehenshive Layout Gambar 4.24 Comprehenshive Gantungan Kunci Sumber Fathurrohman 4.3.7 Stiker 4.3.7.1 Ide Layout Stiker Gambar 4.21 Sket Kasar Stiker Sumber Fathurrohman 83 4.3.7.2 Comprehenshive Layout Gambar 4.25 Comprehenshive Stiker Sumber Fathurrohman 4.3.8 Buku Anak 4.3.8.1 Comprehenshive Layout Buku Bacaan Gambar 4.26 Comprehenshive buku Sumber Fathurrohman 84 4.4 Pengembangan Bentuk Visual (Final Desain) 4.4.1 Iklan Majalah Yatim Mandiri Media: Majalah yatim mandiri Ukuran : 10 x 15 cm (1/4hal) cm Distribusi : Semarang dan Jawa Tengah 85 4.4.2 Buku Bacaan Anak Media: Buku Anak-anak Ukuran : 8 hal (Hvs 80 gram) Distribusi : Semarang dan Jawa Tengah 4.4.3 Spanduk Aplikasi Public Media: Spanduk Ukuran : 5 x 1,5 m Distribusi : dipasang pada Jl. Gajah Mada 86 4.4.4 X-banner Media: X-Banner Ukuran : 60 x 160 cm Distribusi : dipasang pada saat event tertentu seperti pameran. 4.4.5 Poster serial 87 Media: Poster Ukuran : A3 (297x 420 mm) Distribusi : disebar di titik strategis seperti di Simpang Lima, di Pusat perbelanjaan ,mall, universitas, instansi/ perusahaan swasta. 4.4.6 T-Shirt/ Kaos Media: T-Shirt Ukuran : S,M,L Distribusi : dibagikan pada saat event 88 4.4.7 Stiker Media: Stiker Ukuran : 3x4 cm Distribusi : dibagikan pada saat event 4.4.8 GantunganKunci Media: gantungan kunci Ukuran : diameter dalam 3,2 cm dan diameter luar 4,35 cm. Distribusi : dibagikan pada saat event 89 4.4.9 Pin Media: pin Ukuran : diameter dalam 3,2 cm dan diameter luar 4,35 cm. Distribusi : dibagikan pada saat event 90 4.4.10 Instagram Perancangan iklan di social media Instagram Media: Instagram Ukuran : thumbnail basis Android 91 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Perancangan karya Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual berupa iklan layanan masyarakat membutuhkan perhatian pada setiap detail dalam perancangan visual. Perancangan ini juga memberikan banyak manfaat dan pengalaman, serta pengetahuan baru yang didapat penulis untuk menambah wawasan dalam hal analisis data, perencanaan proses dan strategi kreatif, penentuan media, serta anggaran, promosi yang nantinya bisa diterapkan penulis dalam dunia kerja. Program Genius (Guru Exelent Yatim Sukses) merupakan program yang dijalankan Yayasan untuk mengajarkan pendidikan dasar untuk anakanak yatim di Semarang agar tidak menjadi anak gelandangan yang harus mencari uang di pinggir jalan dengan mengamen ataupun menjual koran. Dengan dasar faktor Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menujukan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Dalam kurun waktu setahun belakang ini Yayasan telah mengutus Genius ke berbagai daerah di Semarang, dan sudah sekitar 10 Sanggar dibuat untuk guru-guru yang mengajarkan ilmu kepada anak-anak yatim yang memiliki keinginan besar untuk menempuh pendidikan. Akan tetapi program Genius ini tidak banyak orang yang mengetahuinya sehingga hampir setiap sanggar hanya memiliki beberapa murid karena sosialisasi yang tidak begitu terdengar oleh masyarakat luas. Komunikasi visual merupakan salah satu sarana yang paling efektif untuk memperkenalkan produk dengan image baru didalam masyarakat dan juga merupakan suatu konsep pemasaran yang sangat penting dilaksanakan. Kegiatan komunikasi ini bukan hanya berfungsi sebagai alat 92 komunikasi dengan target market/audience, namun juga berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi target market/audience. Perancangan iklan layanan masyarakat program Genius ini dilakukan dengan merancang media-media promosi, baik baik above the line maupun below the line. Yang dibuat untuk mendukung event, diharapkan dengan adanya rangkaian perancangan komunikasi visual dan pelaksanaan event ini akan meningkatkan awareness dalam masyarakat. Promosi ini juga akan semakin memperkuat brand awareness dibenak masyarakat, sehingga nantinya brand loyalty akan diperoleh dari masyarakat, khususnya masyarakat Semarang. 5.2 Saran Ilkan yang dibuat harus disesuaikan dengan media-media yang sesuai dengan kebutuhan target audience sehingga promosi yang dilakukan itu cukup efektif. Media-media yang dipakai haruslah terkandung makna atau pesan yang ingin disampaikan, dimana mediamedia yang dipakai baiknya saling menunjukkan tema yang sama dan berkaitan sehingga image dari produk jasa tersebut dapat melekat kuat dibenak target audience. Iklan Layanan Masyarakat nantinya diharapkan memiliki pesan-pesan sosial dalam komunikasi visualnya. 93 DAFTAR PUSTAKA Agus Sachari, 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Erlangga, Jakarta. Agus Riyanto, 2001. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Penerbit Andi, Yogyakarta. Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. Ardhi, Yudha. 2013. Seni Tipografi digital. Yogyakarta: TAKA Publisher. Artini kusmiati. R, Sripudji Astuti dan Pamudji Suptandar, 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Djambatan, Jakarta. Arthur, Rene. Desain Grafis Dari Mata Turun ke Hati, Kelir. Bandung. Fandi Tjiptono, 2000, Pemasaran Jasa, Bayu Media Publishing, Yogyakarta. Fandi Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta. Frank jefkins, 1997. Periklanan Erlangga, Jakarta. Hahn, E Fred, 1999. Beriklan dan Berpromosi Sendiri. Jakarta : Grasindo. Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasinya Di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. Kotler, Philip.2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Erlangga. Lexy J. Moleong. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remadja Karya. Bandung Nyoman Kutha Ratna. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Sanyoto Ebdi Sadjiman. 2005 Dasar_Dasar Tata rupa dan Desain ( Nirmana) Arti Bumi Intaran Yogyakarta 94 Sanyoto Ebdi Sadjiman. 2006 Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan Dimensi Press Yogyakarta Sindoro, Alexander. Drs. 2010. Ensiklopedia Pertanyaan dan Jawaban. Tangerang : KARISMA Publisher Group. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung. Sunyoto, Danang S.H, S.E. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CAPS (center Of academic Publishing Servise). Suyanto, M., 2004, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan, Yogyakarta : Andi Offset. Suyanto, M, 2007, Marketing Strategy, Yogyakarta: Andi Offset. T. Hani Handoko. 2003. Manajemen. BPFE, Yogyakarta. Toekio, Soegeng. 2007. Bahasa Rupa dalam Pariwara, Kelir. Bandung Yazid, 2005, Pemasaran Jasa; Konsep dan Implementasi, Edisi Kedua, Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta. 95 LAMPIRAN 96 97