Perkembangan ekonomi Surabaya Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industry dan pendidikan di Jawa Timur serta wilayah Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau 415 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan dengan selat Madura serta laut Jawa. Surabaya memiliki luas sekitar 333,063 km2 dengan penduduknya berjumlah 2.909.257 jiwa (2015). Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Surabaya sebagai kota jasa dan perdagangan dimana memiliki 3 sektor penunjang perekonomian yakni perdagangan, hotel dan restoran, dan angkutan/transportasi. Surabaya memiliki 3 sektor. Ketiga sektor tersebut sangat dominan dan berperan besar menyumbang pendapat asli daerah (PAD) kota Surabaya. Karena Surabaya memiliki potensi dan aktifitas ekonomi yang tinggi sehingga membuat daya tarik pendatang asing untuk membuka usaha dan menetap di Surabaya. Bahkan orang-orang yang berasal dari desa berbondong-bondong ke Surabaya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Kota Surabaya kini menjadi tempat yang menjanjikan untuk berinvestasi. Hal itu dipicu kenaikan kepercayaan penanaman modal usaha yang masih sangat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketiga sektor diatas menandakan adanya pergerakan dunia usaha ke arah positif . program pemkot mampu membawa dampak positif bagi usaha contohnya pembangunan jalan Middle East Ring Road (MERR II-C), sebelum adanya jalan tersebut kawasan diwilayah itu relatif sepi. Setelah ada jalan baru, ada beberapa usaha baru yang bermunculan disana. Itu juga berpengaruh pada peningkatan perekonomian dan perputaran uang di Surabaya.