Prarancangan Pabrik Syngas dari Sampah Kota Kapasitas Bahan 150.000 ton/tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah lingkungan hidup menjadi hal yang paling banyak disorot di dunia akhirakhir ini. Era industrialisasi yang sudah berlangsung hampir 200 tahun menyebabkan banyak pabrik-pabrik didirikan tanpa memperhatikan aspek keberlangsungan lingkungan hidup. Akibat-akibat yang ditimbulkan pun mulai dirasakan oleh generasi ini seperti perubahan iklim, global warming, limbah-limbah yang mencemari lingkungan, serta pola hidup konsumtif yang menimbulkan masalah baru yaitu penumpukan sampah. Sampah perkotaan yang makin menumpuk menjadi tantangan baru yang harus dihadapi pemerintah karena bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan atau bahkan bencana alam seperti banjir. Namun di sisi lain bila dikelola dengan baik, sampah kota dapat diolah menjadi produkproduk yang memiliki nilai tambah. Sampah-sampah anorganik seperti logam dan plastik dapat di-recycle atau digunakan ulang sedangkan sampah organik dapat diproses melalui proses fermentasi ( baik aerobik maupun anaerobik) menjadi etanol dan biogas. Biogas yang sebagian besar terdiri atas gas metana (CH4) merupakan bahan baku utama pembuatan syngas. Syngas adalah gabungan dari gas karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Syngas sendiri dibutuhkan sebagai bahan baku pembuatan amonia dalam industri pupuk. Selain untuk industri pupuk, syngas juga bisa digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis metanol. Pendirian pabrik syngas dari sampah kota di Indonesia diharapkan akan mengurangi masalah-masalah yang timbul akibat pengelolaan sampah yang kurang memadai serta dapat menghasilkan sumber energi baru yang terbarukan. Selain itu syngas sangat dibutuhkan sebagai bahan baku dalam industri berbasis petrokimia sehingga mampu mengembangkan industri tersebut. Saat ini belum ada data yang pasti mengenai berapa besar kebutuhan syngas di Indonesia, namun produk syngas sendiri merupakan bahan bakar gas dan juga bahan baku industri petrokimia. 1 Prarancangan Pabrik Syngas dari Sampah Kota Kapasitas Bahan 150.000 ton/tahun B. Tinjauan Pustaka i. Sampah Kota Sampah kota memiliki jenis, ukuran dan wujud yang berbeda-beda. Sampah kota dihasilkan oleh penduduk di perkotaan dan terdiri dari 2 jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik umumnya berasal dari sisa makanan, kotoran hewan, kertas, dll. Sedangkan sampah anorganik biasanya dihasilkan dari industri di perkotaan seperti logam bekas dan tak terpakai (berupa karat besi, sisa aluminium, baja dll). Sampah anorganik dari penduduk umumnya berupa plastik, kaca, keramik dll. ii. Biogas Biogas merupakan senyawa gas yang komponen utamanya adalah methane (CH4). Selain methane, terdapat gas karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3) dan sedikit impurities lainnya.Komposisi utama dari biogas adalah gas metana (CH4) sebanyak 55-70% dan karbondioksida (CO2) 30-40% (Deublein dan Steinhauser, 2008). Biogas dihasilkan oleh pemecahan senyawa-senyawa organik oleh bakteri secara anaerobik (tanpa adanya oksigen) melalui proses biokimia yang cukup rumit dan kompleks. Paling tidak ada 4 tahapan proses yang dilalui oleh senyawa organik agar dapat berubah menjadi biogas (Deublein dan Steinhauser, 2008). . Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1. Hidrolisis : Pada tahapan ini senyawa-senyawa yang tidak mudah larut seperti selulosa, protein dan lemak dipecah menjadi monomer-monomer oleh bakteri anareobik 2. Acidogenesis : Monomer yang dihasilkan pada tahap hidrolisis didegradasi lebih lanjut menghasilkan asam organik rantai pendek, molekul-molekul C1C5 (asam butirat,asam propionat,asam asetat), alkohol, hidrogen dan karbondioksida. 3. Acetogenesis : Produk dari fase acidogenesis digunakan sebagai substrat oleh bakteri lain pada fase acetogenesis. Pada fase ini mikroorganisme secara konstan mengubah gas H2 dan CO2 menjadi asam asetat 4. Methanogenesis : Pada fase yang keempat terjadi pembentukan gas metana dalam kondisi anaerobik. Pada fase ini senyawa-senyawa asetat diubah menjadi metana dengan kondisi reaksi yang eksotermis. 2 Prarancangan Pabrik Syngas dari Sampah Kota Kapasitas Bahan 150.000 ton/tahun iii. Syngas Syngas adalah gabungan dari gas karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Syngas sendiri dibutuhkan sebagai bahan baku pembuatan amonia dalam industri pupuk. Selain untuk industri pupuk, syngas juga bisa digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis metanol. Salah satu bahan baku pembuatan syngas adalah biogas. iv. Pembuatan Syngas dari Sampah Kota Syngas dapat dibuat dari biogas. Sementara itu biogas dapat diperoleh dengan cara proses fermentasi sampah kota secara anaerob (tanpa memerlukan oksigen). Setelah biogas dihasilkan maka dapat diproses lebih lanjut menjadi syngas. Proses ini dinamakan upgrading. Upgrading ini bertujuan untuk menghilangkan gas-gas yang tidak diinginkan terutama gas H2S sehingga syngas yang akan diproses memiliki tingkat kemurnian yang cukup tinggi. Selain itu adanya senyawa H2S yang bersifat korosif juga dapat merusak alat sehingga harus dihilangkan (Nijaguna,2002). Barulah biogas bisa diproses menjadi syngas. C. Pemilihan Proses Biogas sendiri hanya bisa dibuat dengan proses fermentasi. Fermentasi sampah kota dalam digester menghasilkan biogas dan juga digestate yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Selanjutnya biogas dibersihkan dari impurities utamanya H2S dan NH3. Ada banyak proses yang dapat dilakukan dalam meng-upgrading biogas seperti dengan water scrubbing, chemical absorption, pressure swing adsorption, molecular sieve, dan lain-lain (Deublein dan Steinhauser, 2008). Dengan melalui proses upgrading maka nilai kalori dari biogas (calorific value) dapat bertambah dan penggunaannya dapat menjadi lebih luas seperti untuk bahan bakar gas untuk kendaraan (BBG) dan sumber bahan bakar pembangkit listrik. Di dalam prarancangan pabrik ini digunakan proses water scrubbing karena kelarutan CO2 dan H2S dalam air lebih tinggi daripada kelarutan CH4 dalam air sehingga air dapat digunakan sebagai absorben. Selain itu sumber air di Indonesia juga masih cukup melimpah serta biaya investasi dan operasional yang dibutuhkan untuk proses ini tidak terlalu besar (Deublein dan Steinhauser, 2008). CO2 yang masih tersisa dalam 3 Prarancangan Pabrik Syngas dari Sampah Kota Kapasitas Bahan 150.000 ton/tahun biogas bisa digunakan sebagai bahan baku proses pembuatan syngas dengan cara dry reforming (CO2 reforming). Ada beberapa cara dalam proses pembuatan syngas selain dry reforming seperti diatas yaitu steam reforming, Catalytic Partial Oxidation (CPOx), dan gasifikasi biomassa. Proses steam reforming sendiri umumnya sudah dilakukan di industri. Reaksi yang terjadi adalah : CH4 + H2O → CO + 3H2 ΔH = +206 kJ/mol .....(1) ΔH = -41 kJ/mol .....(2) Selain itu juga terjadi reaksi water gas-shift : CO + H2O → CO2 + H2 Proses catalytic partial oxidation adalah proses terbarukan yang dilakukan industri sebagai tindak lanjut konversi energi bahan bakar cair ke gas (GTL). Proses ini merupakan reaksi eksotermis dengan persamaan reaksi : CH4 + 0,5 O2 → CO + 2H2 ΔH = -38 kJ/mol .....(3) Pada CO2 Reforming, proses ini sudah digunakan sejak era Revolusi Industri sebelum adanya proses steam reforming. Reaksi yang terjadi : CH4 + CO2 → 2CO + 2H2 ΔH = +247 kJ/mol .....(4) Proses yang lainnya adalah gasifikasi biomassa, dimana proses reaksinya sebagai berikut : C + O2 → CO2 ΔH = -393 kJ/mol .....(5) 2H2 + O2 → 2H2O ΔH = -242 kJ/mol .....(6) C + CO2 → 2CO ΔH = +164,9 kJ/mol .....(7) C + H2O → CO + H2 ΔH = +122,6 kJ/mol .....(8) CO2 + H2 → CO + H2O ΔH = +42,3 kJ/mol .....(9) Keuntungan dan kerugian masing-masing proses dijabarkan pada tabel berikut: 4 Prarancangan Pabrik Syngas dari Sampah Kota Kapasitas Bahan 150.000 ton/tahun Tabel 1.1 Perbedaan Berbagai Proses Pembuatan Syngas No Parameter Gasifikasi Biomassa Steam Reforming CO2 Reforming Catalytic Partial Oxidation Aspek Teknis Methane Steam Methane CO2 Methane Udara Tekanan Reaksi Sampah Udara Steam 30-80 bar 20-30 bar 3 Suhu Reaksi 800-1800°C 500-900°C 25-80 bar 1150°15000C 4 Sarana Pembantu 20-40 bar 500950°C Katalis Ni/Pt dan Al Syngas (Rasio H2/CO = 1:1) 1 Bahan Baku 2 5 1 2 3 4 Produk Investasi Biaya operasi Harga bahan baku Jumlah produk samping Katalis Pt/Ni Katalis Ni Katalis Fe3O4 Syngas (Rasio Syngas H2/CO = (Rasio H2/CO 2:1) = 3:1) Karbon (Abu) + tar CO2 H2O CO2 Aspek Ekonomi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sangat Banyak Katalis Ni dan Co Syngas (Rasio H2/CO = 2:1) CO2 CO2 Karbon Karbon Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Banyak Sedikit Banyak CO2 Reforming dipilih dengan pertimbangan proses ini menghasilkan produk samping (karbon) yang cukup sedikit dan cocok untuk produksi skala besar serta rasio volum CO dan H2 mendekati 1:1. Katalis yang digunakan adalah katalis Ni/Al2O3. Maka reformer yang dipakai menggunakan jenis fixed bed multitube agar transfer panas dan proses reaksi berjalan dengan baik. Proses ini bersifat endotermis sehingga butuh panas yang cukup besar. Reaksi berlangsung dengan range tekanan antara 20-40 bar dan range suhu operasi di kisaran 500-9500C. Dengan pertimbangan tersebut maka biaya untuk maintenance yang dibutuhkan tidak terlalu besar (Kirk & Othmer, 1977). 5