BAB III KESIMPULAN Pada penelitian ini karya yang diteliti adalah novel Rêves de Femmes : Une Enfance au Harem karya Fatima Mernissi. Karya ini mengandung unsurunsur feminis liberal. Penggalan-penggalan leksia yang ditemukan peneliti dikategorikan menjadi 48 leksia. Pada keseluruhan leksia terdapat kode yang berbeda satu sama lainnya. Feminisme itu sendiri muncul karena adanya ketidakadilan berbasis gender dan adanya usaha perlawanan untuk meningkatkan kedudukan serta derajat perempuan agar setara dengan laki-laki. Untuk mendapatkan persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini tokoh yang diambil untuk dianalisis merupakan tokoh wanita utama dalam novel yaitu Fatima, Yasmina, Douja, dan Chama. Feminisme liberal dalam karya sastra ini dijabarkan melalui leksia-leksia yang diperankan oleh tokoh-tokoh wanita. Berlatar kehidupan di harem Fez dan pedesaan, para wanita memerankan lakonnya masing-masing untuk menunjukkan eksistensinya. Merasa terkungkung akan kehidupan harem, para wanita melakukan beragam perlawanan dengan berbagai cara. Dikarenakan mendapat perlakuan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan membuat pihak perempuan merasa tersingkirkan. Dengan adanya perlakuan sikap tersebut para wanita berusaha untuk meraih kebebasan. 77 Feminisme liberal yang terkandung dalam karya tersebut terangkai melalui interaksi tokoh yang terjadi di seputar lingkungan harem Fez maupun pedesaan. Feminisme liberal pada karya sastra ini sudah mencapai tataran gerakan maupun ide dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Hal tersebut tampak dari tindakan-tindakan yang menimbulkan konflik. Salah satu bentuk unsur feminisme liberal dalam novel adalah pemberontakan Douja yang merupakan salah satu penghuni harem yang menginginkan kehidupan luar gerbang harem yang bebas. Douja berusaha mendidik anaknya untuk memiliki pribadi yang kuat dan berani menentang dominasi laki-laki di harem. Unsur-unsur feminisme liberal dalam penelitian ini diteliti dengan menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes, yaitu memakai lima jenis kode Roland Barthes. Pertama-tama dengan membedakan teks baris demi baris kemudian dikonsentrasikan menjadi satuan-satuan makna tersendiri. Setelah satuan-satuan makna itu diperoleh, kemudian mengklasifikasikannya dan merangkum ke dalam lima sistem kode yang memperhatikan setiap aspek dari lima kode tersebut. Lima jenis kode Barthes itu adalah kode aksi, kode semik atau kode konotatif, kode hermeneutik atau kode teka-teki, kode simbolik, serta kode kultural atau budaya. Unsur feminisme liberal dalam kode hermeneutik banyak ditunjukkan dengan tindakan tokoh wanita melalui pertanyaan-pertanyaan dan harapan yang timbul atas ketidaknyamanan hidup dalam sebuah harem. Kemudian unsur feminisme liberal dalam kode semik digambarkan melalui pencitraan tokoh dalam 78 cerita yang memaparkan citra feminis. Selanjutnya unsur feminisme liberal dalam kode simbolik berkaitan dengan pengkodean cerita yang berada dalam kutipan narasi. Unsur feminisme liberal dalam kode proairetik dijabarkan melalui tindakan tokoh yang berdampak langsung kepada tokoh lain. Terakhir yaitu unsur feminisme liberal dalam kode budaya, pada kode ini terdapat beberapa nilai yang tersirat dalam unsur feminisme terkait kode budaya. Melalui kode-kode Semiotik Roland Barthes dapat ditemukan titik terang mengenai peranan feminisme dalam karya sastra ini. Feminisme berperan sebagai alat untuk mengetahui eksistensi wanita dalam memperjuangkan hak-haknya. Feminisme hadir sebagai bagian dari wanita untuk memberikan pembuktian bahwa wanita bisa mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa sangkut paut perbedaan gender. Selain itu feminisme juga menambah estetika karya, yaitu melalui identifikasi tokoh Tamou yang hadir di pedesaan dengan kemahirannya menunggang kuda serta memakai perlengkapan perang memberi pengertian bahwa banyak cara untuk menjadi cantik yaitu menjadi berbeda dari kebanyakan. Kode semiotik Roland Barthes juga digunakan untuk menemukan keterkaitan antara teks pada leksia. Pada setiap tahapannya tidak semua leksia memiliki unsur kode Roland Bartes secara utuh melainkan hanya terdapat beberapa kode di satu leksia. Dari pemaparan yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan semiotika Roland Barthes dalam novel Rêves de Femmes : Une Enfance au Harem menghasilkan data-data yang terkait akan unsur feminisme 79 liberal. Unsur-unsur feminisme yang dikaji melalui semiotika Roland Barthes menunjukkan bahwa tokoh-tokoh perempuan di dalam novel Rêves de Femmes : Une Enfance au Harem ini melakukan berbagai pemberontakan baik itu termasuk dalam wacana maupun sudah termasuk dalam jajaran tindakan atau aksi. Feminisme liberal berperan penting dalam membuka akses wanita meraih pendidikan dan tataran sosial. Dengan demikian feminisme liberal dalam penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa perempuan dalam novel Rêves de Femmes : Une Enfance au Harem menginginkan adanya kesetaraan diantara lakilaki dan perempuan. 80