Edza_Rinaldi_UTT-SIM-P056100162.e35x

advertisement
UJIAN TENGAH TRIWULAN
TAKE HOME
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Penerapan e-business di Indonesia
(Studi Kasus: PT Gilland Ganesha)
Oleh:
Edza Rinaldi
P056100162.E35
Dosen:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi membawa
dampak pada perubahan kultur perekonomian stiap negara kearah ekonomi
digital, dimana setiap baktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan berbasis kepada
aplikasi teknologi world wide web (www) dan teknologi internet. Hal ini
mengakibatkan perekonomian dan bisnis yang semula relatif stabil dan dapat
diprediksi menjadi penuh ketidakpastian,semakin kompleks, dan cepat berubah.
Batas-batas antar negara semakin kabur dan cenderung hilang dari segi investasi,
operasi industri, informasi, serta mengarah pada internasionalisasi dan globalisasi.
Kegiatan dunia usaha dengan penggunaan teknologi berbasis internet
merupakan cara tepat serta inovatif bagi para perusahaan untuk melakukan
kegiatan perusahaan dalam memasuki pasar (khususnya di dunia maya). Kegiatan
yang dilakukan perusahaan dengan pengguanan website ini disebut sebagai
electronic business dan commerce (e-business dan e-commerce) (Tamimi,
Sebastianelli & Rajan 2005; Wang, Head & Archer 2002).
Kesuksesan e-business sangat ditentukan oleh komitmen perusahaan
terhadap peran dan tanggung jawab kepemimpinan dalam e-business.
Berbagai keuntungan didapatkan oleh para pelaku usaha dengan
menggunakan e-business ini antara lain adalah
kegiatan bisnis dilakukan
perusahaan secara elektronik tanpa batas dan kendala waktu. Kegiatan bisnis itu
meliputi transaksi bisnis, operasi fungsi-fungsi perusahaan, sharing informasi
khususnya dengan pelanggan dan suplier sehingga hubungan antara pihak-pihak
tersebut dnegan perusahaan dapat terjalin baik sebelum, selama dan setelah proses
pembelian (Zwass 1998; Bandyo-padhyay 2002; Haag, Cummings & Dawkins
1998). Aktifitas bisnis secara elektronik ini (e-business/e-commerce) telah
memberikan beberapa kemudahan baik bagi penjual maupun bagi pembeli.
Berbeda dengan negara-negara maju semisal eropa atau Jepang,
pemanfaatan teknologi e-commerce dan website di Indonesia untuk sekarang ini
masih belum berkembang. Hal ini disebabkan infrastruktur yang ada saat ini
belum menunjang, kurangnya ketersediaan pekerja yang ahli tentang teknologi
informasi (IT), keterlibatan lembaga keuangan/perbankan kurang akibat tingkat
pendidikan pengguna (user) kurang. Walaupun demikian, seiring dengan
penggunaan teknologi internet yang semakin luas, indikator untuk teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia
cukup meningkat secara signifikan.
Sebagai bukti konkritnya pada tahun 1996-1999, penggunaan PC
(personal computer), jumlah internet host dan jumlah pengguna (online users)
meningkat masing-masing sebesar 17,85%, 24,11% dan 42,52% (Orbeta 2002).
Dan salah satu perusahaan agribisnis yang telah menerapkan e-business dalam
kegiatan operasional perusahaan adalah PT Gilland Ganesha, yang selanjutnya
disebut Giga Farm. Perusahaan ini bergerak dalam bidang holtikultura (sayuran
dan buah-buahan). Wujud e-business dalam perusahaan ini adalah dalam bentuk
website yang dapat diakses oleh semua pihak. Penggunaan website Giga Farm ini
adalah untuk menjaga keberlangsungan usaha ini serta sebagai wadah untuk
memudahkan para pelanggan dan suplier dalam mengakses informasi serta
produk-produk yang dihasilkan Giga Farm.
1.2. Tujuan
Untuk memenuhi tugas ujian tengah triwulan Sistem Informasi Manajemen.
Sekaligus untuk menganalis bagaimana penggunaan e-business (e-commerse)
untuk menunjang kegiatan operasional pada Giga Farm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Electronic Business System (e-business)
Dunia perdagangan saat ini tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu.
Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan
layanan jasa dan barang dengan mudah sesuai dengan keinginan konsumen.
Untuk mengantisipasi masalah ini maka sekarang dibuat transaksi yang
menggunakan media Internet untuk menghubungkan antara produsen dan
konsumen. Transaksi melalui Internet ini lebih dikenal dengan nama e-business.
E-bisnis menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan
bisnis yang memberikan hasil, memberikan dampak yang besar kepada bisnis
secara keseluruhan. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan
proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan
baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui
penggunaan
teknologi
komunikasi,
komputer,
dan
data
yang
telah
terkomputerisasi ( Alter, 2002).
Sejarah adanya e-business muncul ketika setelah era internet. Akan tetapi
istilah e-business pertama kali dipopulerkan oleh IBM sekitar sepuluh tahun yang
lalu. E-business dapat menjadi aset yang strategis dan menjadi keunggulan suatu
perusahaan jika mampu dimanfaatkan dengan baik. Sebuah perusahaan harus
mampu melakukan transformasi proses bisnis yang mereka lakukan agar dapat
memanfaatkan e-business dengan baik. Secara umum keuntungan yang tinggi
akan diperoleh jika e-business yang dimiliki dapat terkait secara langsung dan
membentuk komunitas dengan konsumen, rekan kerja, dan suppliers.
E-Business adalah mengacu pada lingkungan yang melebih luas dan
mencakup pelayanan customer, kolaborasi dengan mitra bisnis dan transaksi
elektronik internal dalam sebuah organisasi (Anastasia, 2004). Selain itu Ecommerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan
yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan, atau antara perusahaan dengan
institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Jika diklasifikan, sistem ecommerce terbagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Electronic markets (EMs) yaitu sistem informasi antar organisasi yang
menyajikan fasiltas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar
informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan.
2. Electronic Data Interchange (EDI) yaitu sarana untuk mengefisiensikan
pertukaran data transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam jumlah
besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI
didefinisikan oleh International Data Exchange Asociation (IDEA)
sebagai “transfer data tersruktur dengan format standard yang telah
disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer
yang lain dengan menggunakan media elektronik”.
3. Internet Commerce yaitu penggunaan internet yang berbasis teknologi
informasi dan
komunikasi untuk perdagangan melingkupi kegiatan
penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet
antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim
melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.
Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan
mempunyai keuntungan antara lain: internet merupakan media pomosi
perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih
murah dan pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan
pengantaran barang sampai di tempat pemesanan.
2.2. Enterprise Application Architecture
Arsitektur aplikasi perusahaan ini menyajikan gambaran umum tentang
berbagai aplikasi lintas fungsi perusahaan yang utama, serta hubungan antar
fungsi tersebut. Gambar arsitektur aplikasi perusahaan dapat dilihat sebagai
berikut:
Source: Adapted from Mohan Sawhney and Jeff Zabin, Seven Steps to Nirvana:
Strategic Insights into e-Business Transformation (New York: McGrawHill,2001), p. 175.
2.3. Customer Relationship Management
CRM kependekan dari Customer Relationship Management. Dalam
bahasa Indonesia dapat kita artikan sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan.
CRM merupakan strategi pemasaran yang saat ini marak dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang menginginkan pelanggan/konsumen mereka tetap
membeli produk/memakai jasa mereka.
CRM menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan crossfunctional enterprise system yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses
layanan pelanggan dalam bidang penjualan, pemasaran, dan layanan produk atau
jasa berkaitan dengan perusahaan. Sistem CRM juga menciptakan IT framework
yang menghubungkan semua proses dengan bisnis operasional perusahaan
(O’Brien, 2002).
2.4. Enterprise Resource Planning
Dhewanto dan Falahah (2007) mendeskripsikan ERP sebagai sebuah
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak
yang berkepentingan (stakeholder) atas organisasi tersebut.
2.5. Supply Chain Management
Salah satu usaha mendapatkan daya saing yang unggul adalah suatu
keharusan bagi setiap perusahaan dan ingin tetap bertahan di dalam kompetisi
pasar yang semakin ketat. Itu adalah menciptakan rantai pasokan yang teritegrasi
secara penuh atau yang disebut sebagai Supply Chain Management.
Russel dan Taylor (2000) mengartikan Supply Chain Management atau
manajemen rantai pasokan adalah koordinasi dari seluluh aktifitas rantai
pasokan sehingga konsumen mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan
cepat dan pelayanan yang terpercaya pada biaya yang serendah mungkin.
Supply Chain Management adalah sebuah proses dimana produk
diciptakan dan disampaikan kepada konsumen. Dari sudut struktural, sebuah
Supply Chain Management merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan
dimana organisasi mempertahankan dengan partner bisnis untuk memperoleh
bahan baku, produksi dan menyampaikannya kepada konsumen (Kalakota, 2001).
E-Supply Chain Management adalah suatu konsep manajemen dimana
perusahaan berusaha memanfaatkan teknologi internet untuk mengintegrasikan
seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistem
pemasok bahan baku atau sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi
(Indrajit dan Djokopranoto, 2003).
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
4.1.
Profil Perusahaan
4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Gilland Ganesha atau selanjutnya disebut Giga
Farm merupakan salah satu anak perusahaan Singo
Group, yang bergerak di bidang agribisnis dengan
kegiatan utama pemasaran sayuran organic. Dimana
Singo Group merupakan sebuah perusahaan yang
terdiri dari beberapa anak perusahaan
Dari sekian banyak anak perusahaan Singo Group, Giga Farm merupakan
anak perusahaan yang paling baru dibentuk yang bergerak di bidang agrobisnis.
Latar belakang pembentukan Giga Farm ini adalah informasi dari seorang kolega
pemilik perusahaan tentang keunggulan dan prospek melakukan bisnis di bidang
agribisnis. Oleh karena itu dibentuklah divisi agribisnis yang diberi nama Gilland
Ganesha pada tahun 2007. Dimana nama “Gilland Ganesha” tersebut berarti anak
yang cerdas. Giga Farm menempatkan dirinya sebagai pemasar produk sayuran
organic. Pemilihan sayuran organic sebagai produk yang akan dipasarkan
dilatarbelakangi akan kesadaran masyarakat yang mulai memperhatikan pola
hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan organic yang terbebas dari zat
kimiawi. Selain itu, karena sayuran organic memiliki nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sayuran biasa atau sayuran anorganik.
Giga Farm hanya bergerak dibidang pengemasan dan pemasaran sayuran
organic, maka Giga Farm bermitra dengan para petani dan pengumpul untuk
pengadaan inputnya yaitu sayuran organic. Dahulu perusahaan melakukan
kemitraan dengan salah satu produsen sayuran organic dan anorganik yang
memiliki lahan seluas 14 hektar di daerah Sukabumi dan memberi nama produk
Tangkolo Farm dan Giga Farm pada produk sayuran organic dan anorganik.
Namun sejak bulan Januari 2009, Giga Farm melepaskan diri dari hubungan
kemitraan sehingga nama Tangkolo Farm jatuh pada produsen tersebut dan
perusahaan membuat brand produk organic sendiri dengan nama Giga Organic.
Jadi Giga Farm dengan produknya Giga Organic masih dalam tahap
perkenalan produk kembali. Perusahaan sekarang mencoba untuk membangun
citranya sebagai produsen sayuran organic. Disamping sayuran organic Giga juga
menjual herbs organic. Selain itu juga perusahaan sedang mencoba untuk
mengembangkan usaha dalam bidang agribisnis lain yaitu pada sektor peternakan
dan perikanan.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Giga Farm adalah memenuhi kebutuhan gizi kepada masyarakat serta
memberikan pilihan kepada mereka untuk hidup sehat dan senantiasa berorientasi
terhadap pemenuhan kebutuhan pasar. Sedangkan misi Giga Farm yaitu:
1. Menghasilkan produk yang sehat, berkualitas, dan kontiniu.
2. Menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pasar.
3. Bekerja sama dengan lembaga terkait dalam rangka menghasilkan produk
yang berkualitas dan mengetahui tren pasar.
Dengan berpegang pada visi dan misinya, Giga Farm berusaha untuk menjaga
mutu dari komoditas yang ditawarkannya agar dapat tercipta kepuasan konsumen.
Sampai saat ini, Giga Farm bekerjasama dengan sepuluh cabang Lion Superindo
di Jakarta, Kem Chicks, Harveys Nichols, dan pelanggan-pelanggan individu.
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1. Proses Bisnis Lintas Fungsi pada Giga Farm
Proses bisnis pada Giga Farm ini telah menerapkan teknologi informasi yang
mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan, yakni dengan cara pemasangan
software tertentu yang sesuai dengan berbagai divisi yang ada yakni mulai dari
bidang
produksi,
Research
and
Development
(R&D)/Enggineering
eering
dan
Marketing. Kegiatan-kegiatan
kegiatan yang dilakukan pada masing-masing
masing masing divisi saling
terkait/berhubungan satu sama lain sehingga dalam pelaksanaannya juga saling
membutuhkan.
Proses pengembangan produk baru dalam Giga Farm mulai dari kegiatan
produksi meliputi mulainya produksi sayuran, design perlengkapan dan design
proses. Pada kegiatan R&D, yang dilakukan adalah merancang perlengkapan,
proses, mewujudkan produk, menguji produk tersebut, merancang komponen,
riset pasar. Sedangkan
dangkan pada proses pemasaran, yang dilakukan adalah dengan
mencoba memasuki pasar (sayuran, buah dan tanaman hias dimasukkan ke pasar
tradisional baru), riset pasar dan timbal balik konsumen. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar
ar 1. Proses Pengembangan Produk Baru
Untuk mendukung jalannya usaha bisnis ini (dengan penggunaan eecommerce) maka manajemen melakukan sebuah arsitektur aplikasi perusahaan,
dimana perusahaan memberikan kerangka kerja konseptual yang menghubungkan
antar proses dan interface dari aplikasi e-business.
business. Mulai bagaimana hubungan
pemasok dengan manajemen rantai pasok (SCM), ERP, CRM sampai ketangan
pelanggan. Arsitektur aplikasi perusahaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Arsitektur
Arsitekt Aplikasi Perusahaan
3.2. Customer Relationship Management (CRM) Giga Farm
CRM Giga Farm dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan antara
pelanggan dengan pihak manajemen. Kegiatan yang berhubungan dengan CRM
pada perusahaan ini adalah dengan penggunaan sistem informasi (website
(website) yang
bisa diakses oleh semua kalangan tanpa batas, mulai dari penyediaan informasi
perusahaan, produk, forum diskusi antara pelanggan, supplier dengan pihak
manajemen sampai pada proses pemesanan.
Gambar 3. Customer Relationship Management
Aplikasi CRM antara lain meliputi kegiatan sebagai berikut:
3.2.1. Contact and Account Management
Manajemen
najemen kontak dan akun pada Giga Farm dilakukan dengan
penggunaan
n database, website (meliputi email, online via YM,
facebook), telepon dan faksimile (yang sudah tertera di website)
3.2.2. Sales
Penjualan produk Giga Farm dapat dilakukan via media internet,
berhubungan dengan pelanggan (secara langsung maupun tidak) baik
dalam skala besar (Lion
(Lion Superindo, Kem Chicks, Harveys Nichols
Nichols)
maupun skala kecil (pedagang di pasar tradisional).
3.2.3. Marketing and fulfillment
Pemasaran dan pemenuhan pemesanan produk perusahaan ini bisa
dilakukan dengan promosi di media massa, baik cetak (koran,
selebaran) maupun elektronik (website, chatting, telepon, email,
faksimile) serta melalui jaringan kemitraan perusahaan.
3.2.4. Customer service and Support
Layanan dan dukungan untuk pelanggan juga telah disediakan oleh
Giga
Farm
yakni
melalui
forum
diskusi
pada
website
www.gillandganesha.com. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai
berikut:
3.2.5. Retention and Loyalty Program
Program retensi dan loyalitas yang diterapkan pada Giga Farm adalah
dengan memberikan potongan harga kepada pelanggan yang loyal,
serta memberikan penghargaan kepada pekerja/mitra tani yang tetap
menjaga hubungan baik dengan perusahaan.
3.3. Enterprise Resource Planning pada Giga Farm
Enterprise resource planning Giga Farm dikonsepkan dalam sebuah
kerangka kerja transaksi perusahaan secara menyeluruh yang berhubungan dengan
pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian persediaan,
perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4. Enterprise Resource Planning
3.3.1. Perencaanan produksi
Pada proses produksi perusahaan ini telah didukung dengan
perencanaan
n kebutuhan baku (benih sayuran dan buah),, perencanaan
produksi serta kapasitas. Dal
Dalam
am perencanaan produksi pada Giga Farm
dilakukan dengan cara menyiapkan keseluruhan media, bahan dan
peralatan yang digunakan mulai dari proses penanaman, pemanenan
hingga pengemasan. Semua proses ini dilaksanakan PT Tangkolo
sebagai mitra. Setelah pemisahan
an diri dari hubungan kemitraan dengan
Tangkolo Farm, semua proses produksi selanjutnya dilakukan sendiri
oleh Giga Farm.
3.3.2. Logistik terintegrasi
Kegiatan operasional perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik jika
tidak adanya logistik yang terintegrasi yakni mulai dari alat-alat
alat
yang
berhubungan dengan produksi (polyback,
(
sekam), penyiraman (baik
secara manual maupun melalui sistem ebb and flow),
), pengemasan
(mesin pengemas, kardus untuk penyimpanan dan pendistribusian
produk) serta pengangkutan (truk).
3.3.3. Akuntasi dan keuangan
Semua danaa untuk kegiatan operasional Giga Farm haruslah dibukukan
dalam sebuah laporan keuangan tiap bulannya maupun tahunan.
Pencatatan tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi
perusahaan dalam penggunaan dana. Serta
Serta merupakan proses evaluasi
manajemen untuk kedepannya. Pencatatan itu disimpan dalam bentuk
database yang sistematis dan jelas, akan tetapi dalam hal ini database
hanya bisa diakses oleh pihak-pihak tertentu untuk menghindari user
dalam penyalahgunaan data.
3.3.4. Sumber Daya Manusia
Kegiatan operasional Giga Farm tidak bisa berjalan dengan baik tanpa
ketersediaan pekerja dan kualitas dari pekerja tersebut. Dalam hal ini
Giga Farm memiliki tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
bidang agronomi, pembagian shifting juga dilakukan manajemen untuk
memaksimalkan kegiatan produksinya.
3.3.5. Distribusi, Penjualan, Manajemen Pemesanan
Proses distribusi, penjualan dan pemesanan Giga Farm didukung oleh
sistem ERP yang terintegrasi dengan baik. Mulai dari alat transportasi
pengangkutan (box berpendingin), promosi produk di website,
pemesanan sayur dan buah melalui email yang dilengkapi dengan
contact person.
Kegiatan ERP Giga Farm dapat dilihat pada gambar dibawah ini
3.4. SCM pada Giga Farm
Manajemen rantai pasok pada Giga Farm dengan penggunaan teknologi
informasi ini dilakukan dengan cara menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak
yang berkepentingan mulai dari antara karyawan dengan manajemen, pemasok,
pelanggan serta mitra bisnis. Konsep kemitraan pada perusahaan ini melingkupi:
1). Mitra Tani yakni bekerja sama dengan petani sayuran, dimana Giga Farm
berfungsi sebagai inti, dan petani sebagai plasma. 2). Bekerja
ekerja sama dengan kios
sayuran dan pengepul Jakarta, Bogor, Cipanas, Cianjur, Bandung, Garut dan Jawa
Timur. 3).
). Bekerja sama dengan konsumen besar, seperti Lion Superindo, Kem
Chicks, Harveys Nichols.
Nichols
Berdasarkan SCM Functional Process pada perusahaan agribisnis ini, tahap
Advance Scheduling yaitu membuat penjadwalan yang telah disepakati bersama
antara pihak
k konsumen dengan Giga
Farm.. Tahap selajutnya adalah
Transportation Planning yaitu membuat suatu perencanaan dalam penyediaan
transportasi agar produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen tanpa adanya
kerusakan apapun.. Tahap selanjutnya adalah Distribution Planning,, tahap ini
dilakukan dengan memberikan rancangan distribusi yang
ang baik berupa jjadwal,
harga.. Semua tahapan ini dijalankan dengan konsep internetworking Supply Chain
Management.
Gambar 5. Supply Chain Management
3.5. Enterprise application Integration pada Giga Farm
Integrasi
asi aplikasi perusahaan pada Giga Farm telah tersistem dengan baik.
Hal ini dilihat dari adanya database pelanggan dan pemasok/supplier yang
tersimpan dengan baik pada sistem informasi (komputer) manajemen. Proses EAI
Giga Farm adalah dengan menyediakan alamat email khusus untuk para
pelanggan
langgan yang memesan sayuran melalui web, faksimile, telepon. Informasi
pelanggan dari media tersebut didistribusikan ke berbagai aplikasi dan data base
sehingga ketika pesanan produk divalidasi,
divalidasi, maka karyawan akan mengecek
kebagian persediaan, menjadwalkan produksi pesanan tersebut dan melakukan
pemenuhan. Setelah itu dalam proses pemenuhan itu maka pesanan akan diperiksa
(apakah sesuai atau tidak) dan dikirimkan ketempat yang dituju.
Gamba 6. Enterprise Aplication Integration
Gambar
3.6. Transaction Processing Systems pada Giga Farm
Sistem pemrosesan transaksi produk Giga Farm dilakukan dengan berbagai
cara. Pertama,, untuk pelanggan yang bermitra dengan perusahaan maka transaksi
(proses pembelian) dilakukan secara langsung (tunai) atau bisa juga dilakukan
dengan sistem kredit. Kedua,
Kedua, untuk transaksi dengan konsumen besar seperti Lion
Superindo, Kem Chicks, Harveys Nichols dilakukan dengan penggunaan sistem
kartu kredit, atau debit tunai. Ketiga,, tansaksi yang dilakukan dengan penggunaan
website giga farm dilakukan secara online yakni dengan penggunaan credit card
yang telah disepakati atau diauthorisasi
diauthorisasi.
3.7. Enterprisee Collaboration Systems pada Giga Farm
Enterprise Collaboration System pada Giga Farm dilakukan dengan dua alat
bantu utama. Tool atau alat bantu yang pertama adalah Electronic Communication
Tools dengan menggunakan e-mail,
e mail, voice mail, web publishing, dan fax. Tool
yang kedua adalah Electronic Conferencing Tools dengan mengunakan data
conferencing, voice converencing, video conferencing, discussion forums, dan
electronic meetings. Tool ketiga adalah Collaborative Work Management Tools
yaitu dengan calendering, task and project management, workflow systems,
knowledge mamagement, serta document sharing.
BAB V
KESIMPULAN
Kesuksesan e-business sangat ditentukan oleh komitmen perusahaan
terhadap peran dan tanggung jawab kepemimpinan dalam e-business. Dalam hal
ini, PT Gilland Ganesha atau Giga Farm telah menerapkan konsep e-business
yang telah terintegrasi dengan baik. Hal ini dilihat dengan adanya sistem
arsitektur aplikasi perusahaan yang memberikan kerangka kerja konseptual yang
menghubungkan antar proses dan interface dari aplikasi e-business. Mulai
bagaimana hubungan pemasok dengan manajemen rantai pasok (SCM), ERP,
CRM sampai ketangan pelanggan. Tiga hal penting dalam e-business Giga Farm
yakni:
1. Manajemen rantai pasok pada Giga Farm yakni dengan cara menjaga
hubungan baik dengan pihak-pihak yang berkepentingan mulai dari antara
karyawan dengan manajemen, pemasok, pelanggan serta mitra bisnis.
2. Enterprise resource planning Giga Farm dikonsepkan dalam sebuah
kerangka kerja transaksi perusahaan secara menyeluruh yang berhubungan
dengan pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian
persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan.
3. CRM Giga Farm dilakukan untuk membina dan menjaga hubungan antara
pelanggan dengan pihak manajemen sehingga tercipta hubungan bisnis yang
saling menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Kurniadi. 1997. Belajar Sendiri Intranet, Elex Media Computindo, Jakarta.
Andi, 2002, Apa dan Bagaimana E-comerce, Wahana Komputer, Yogyakarta.
Alter, Steven. 2002. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall.
New Jersey.
Anastasia, Diana. 2004. Mengenal e-Business. Andi, Yogyakarta.
Dhewanto, Wawan; & Falahah. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning)
Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis (Dilengkapi
dengan 18 Ulasan Fitur Berbagai Software ERP Terkemuka). Bandung:
Informatika Bandung.
Haag, S., Cummings, M., & Dawkins, J. 1998, ‘Management Information
Systems for the Information Age’, McGraw-Hill, USA.
Kalakota, Ravi and Marcia Robinson. 2001. E-Business 2.0 Roadmap for Success,
second edition, Addison Welsey, Massachusetts, USA.
Indrajit, Richardus Eko dan Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply
Chain : Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan Bagi Perusahaan
Modern di Indonesia, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
O’Brien, James A., 2002, “Customer Relationship Management”, Management
Information Systems: Managing Information Technology in the EBusiness Enterprise (5th ed.), McGraw-Hill Higher Education.
O’Brien, J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Edisi 12. Terjemahan:
Introduction to Information Systems, 12th Ed. Palupi W. (editor), Dewi F.
dan Deny A. K. (penerjemah). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Orbeta, A., C., 2002, ‘E-commerce in Southeast Asia: A review of developments,
challenges, and issues’, in Information Technology in Asia, by Yue, Siow,
Chia & Lim, Jerome, Jamus, Institute of Southeast Asian Studies,
Singapore, p. 111-146.
Seminar, K. B. 2004. Pembangunan Sistem Informasi dan Penyusunan DSS.
Pelatihan Doses Tentang Teknologi Informasi untuk Pengelolaan
Sumberdaya Alam. Fakultas MIPA, IPB, Bogor.
Tamimi, N., Sebastianelli, R. & Rajan, M., 2005, ‘What do online customers
value?’, Quality Progress, vol. 38(7), pp. 35-39.
Wang, YS., Tang, T., & Tang, J. 2002, ‘An instrument for measuring customer
satisfaction toward web sites that market digital products and services’,
Journal of Electronic Commerce Research, vol. 2(3), pp. 89-102
www.gilland-ganesha.com akses 07 Juli 2011
Download