BAB 2 LANDASAN TEORI II.1 PEMASARAN II.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:6) adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Menurut Buchari Alma (2011:1), pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih dari itu. Yang dimana terdapat kegiatan membeli, menjual dengan segala macam cara yang menyangkut barang, menyimpan dan mensortir. Menurut Deliyanti Oentoro (2012:2), pemasaran merupakan suatu perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen melalui penciptaan, penawaraan, dan pertukaran produk dan jasa yang bernilai, serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. Berdasarkan pada definisi–definisi pemasaran diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan dan 11 keinginan konsumen tersebut melalui promosi, distribusi, pelayanan serta membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. II.1.2 Fungsi Pemasaran a. Fungsi pertukaran Dengan pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali. b. Fungsi distribusi fisik Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan cara melalui air, darat, udara dan sebagainya. Penyimpanan produk mengedepankan upaya menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan. c. Fungsi perantara Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktifitas fungsi perantara antara lain pengurangan resiko, pembiyaan, dan pencari informasi serta standarisasi dan klarifikasi / penggolongan produk. 12 II.1.3 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Konsep yang paling dasar yang mendasari pemasaran adalah kebutuhan manusia. Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:7) menyatakan kebutuhan (needs) manusia adalah keadaan dari rasa kekurangan. Kebutuhan meliputi kebutuhan dasar akan makanan, pakaian, kehangatan dan keamanan; kebutuhan sosial akan kebersamaan, perhatian, kebutuhan individu akan pengetahuan dan ekspresi diri. Kebutuhan itu tidak diciptakan oleh pemasar, kebutuhan tersebut adalah bagian dari dasar dari sifat kodrati manusia. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian individu. Orang yang biasanya mempunyai keinginan tak terbatas tetapi sumber daya yang ada terbatas. Jadi mereka ingin memilih produk atau jasa yang paling dapat memberi nilai dan kepuasan dari uang mereka. Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Konsumen memandang produk sebagai kumpulan manfaat dan memilih produk yang akan memberi tambahan pada nilai dan kepuasan paling tinggi. II.1.4 Proses Pemasaran Gambar 2.1 Proses Pemasaran Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008) 13 II.1.5 Manajemen Pemasaran Manajamen pemasaran menurut Philip Kotler (2008:10) adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu. Tujuan dari manajemen pemasaran itu sendiri adalah menemukan, menarik, mempertahankan dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan. II.1.6 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Indriyo Gitosudarmo (2012:150) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya. Sedangkan menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008;62), bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Dan menurut Ratih Hurriyati (2008:47) pengertian bauran pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Dari definisi – definisi diatas, maka kesimpulan dari bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran dalam proses pemasaran sebagai fungsi kendali suatu perusahaan yang digunakan untuk mempengaruhi konsumen terus-menerus dengan tujuan memuaskan konsumen dan mencapai pemasaran di pasar sasarannya. 14 Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:62) menjelaskan bahwa adapun alat bantu pemasaran atau yang dikenal dengan istilah 4P dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Product (Produk) Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. 2. Price (Harga) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. 3. Place (Tempat) Tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promotion (Promosi) Promosi adalah aktifitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutip dalam Ratih Hurriyati (2008:47) mengemukakan konsep bauran pemasaran tradisional yang terdiri dari 4P, yaitu product, price, place dan promotion. Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur non-tradisional marketing mix, yaitu people (orang), physical evidence (bukti fisik) dan proses, sehingga menjadi tujuh (7P). 15 Bauran Pemasaran Jasa menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutip dalam Ratih Hurriyati (2008:47) terdiri dari : 1. Produk (product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. 2. Harga (price) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. 3. Promosi (promotion) Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. 4. Tempat (place) Tempat adalah termasuk aktivitas perusahaan untuk menyalurkan produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen. 5. Orang (people) Orang adalah semua perilaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Termasuk di dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. 16 6. Proses (process) Proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan. 7. Bukti fisik (Physical Evidence) Bukti fisik merupakan bukti yang dimana jasa disampaikan oleh perusahaan jasa sehingga, konsumennya dapat berinteraksi di setiap komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut. Unsur-unsur pemasaran jasa dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.2 Unsur- unsur Pemasaran Target Market Sumber : Ratih Hurriyati (2008:47) 17 II.2 PROMOSI II.2.1 Pengertian Promosi Promosi menurut William J.Stanton dikutip oleh Danang Sunyoto (2012:154) adalah unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Promosi menurut A.Hamdani dikutip oleh Danang Sunyoto (2012:154) adalah salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keiinginannya. Promosi menurut Indriyo Gitosudarmo (2012:159) adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi tertarik akan produk tersebut lalu membelinya. Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan kegiatan untuk memasarkan, memberitahukan, membujuk, mengingatkan serta mempengaruhi konsumen tentang suatu produk yang dimana tujuannya adalah untuk menjual produk tersebut sehingga konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. II.2.2 Fungsi Promosi Adapun suatu promosi haruslah memiliki fungsi yang berguna. Menurut Ratih Hurryati (2010:58) fungsi promosi adalah: 18 - Menginformasikan produk, dapat berupa menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian baru suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada pasar, menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekawatiran pembeli dan membangun citra perusahaan. - Membujuk sasaran pasar (Persuading) untuk membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk membeli pada saat itu juga dan mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga. - Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye, iklan dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. II.2.3 Bauran Promosi Perusahaan harus menentukan promosi apa yang harus dilakukan yang didasarkan pada konsep bauran promosi. Bauran promosi meliputi berbagai cara untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan. Menurut William J.Stanton dikutip oleh Danang Sunyoto (2012:155) bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan promosi penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. 19 Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:116) bauran promosi adalah paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan dengan pelanggan. Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih salah satu atau beberapa cara yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publikasi (publicity), penjualan tatap muka (personal selling), hubungan masyarakat (public relations) dan pemasaran langsung (direct marketing). Berikut penulis jabarkan sebagai berikut: A. Iklan ( advertising) Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa dan merupakan alat utama bagi perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya. Misalnya pengusaha membuat iklan melalui surat kabar, televisi, poster dan dengan membaca atau melihat diharapkan para konsumen akan tertarik untuk membeli. Pengertian iklan menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:117) adalah semua bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu. Tujuan iklan adalah memberikan informasi, membujuk, pengingat, pemantapan dan merupakan komunikasi spesifik yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. 20 B. Promosi Penjualan (sales promotion) Promosi penjualan adalah kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. Misalkan promosi penjualan melalui televisi dalam acara demonstrasi memasak dengan menggunakan alat dan merk tertentu, memberikan potongan harga khusus hari sabtu dan minggu saja. Pengertian promosi penjualan (sales promotion) menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:117) adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. Tujuan promosi penjualan menurut Buchari Alma (2011:188) adalah menarik pembeli baru, memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumenkonsumen atau langganan lama, meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama, menghindari konsumen lari ke merek lain, mempopulerkan produk atau merek, meningkatkan loyalitas, meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas”market share” jangka panjang. C. Publikasi (publicity) Publikasi merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh pengusaha untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang dipasarkannya. Misalkan 21 melalui radio mengumumkan sebuah produk, memuat berita produk melalui majalah, surat kabar. D. Penjualan Tatap Muka (personal selling) Penjualan tatap muka adalah kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya. Dengan kontak langsung diharapkan terjadi hubungan yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya. E. Hubungan Masyarakat (public relations) Hubungan masyarakat adalah merupakan salah satu kiat pemasaran penting lainnya. Yang dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok, penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain: publikasi, acara-acara penting, hubungan investor, pameran dan mensponsori beberapa acara. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:117) hubungan masyarakat (public relations) adalah membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publititas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, menangani atau menghadapi rumor, berita dan kejadian yang tidak menyenangkan. 22 F. Pemasaran Langsung (direct marketing) Pemasaran langsung adalah unsur terakhir dalam bauran komunikasi dan promosi. Pemasaran langsung ada enam macam yaitu direct mail, mail order, direct response, direct selling, telemarketing dan digital marketing. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:117) adalah hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan dengan pelanggan. II.3 PENJUALAN TATAP MUKA (PERSONAL SELLING) II.3.1 Pengertian Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Perusahaan saat ini bergantung pada tenaga penjual atau sales person untuk membidik dan mencari calon pembeli yang potensial untuk dijadikan pelanggan mereka, kemudian mengembangkan bisnis. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:117) penjualan personal adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelangggan. Sedangkan menurut Buchari Alma (2005:185) mendefinisikan penjualan tatap muka (personal selling) adalah ”Personal selling is oral presentation in a conversation with one or more prospective customer for the purpose of making sales”. Artinya,”Penjualan tatap muka adalah sebuah pengungkapan secara lisan dalam menghadapi seorang atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan penjualan”. 23 Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa bahwa penjualan tatap muka (personal selling) merupakan presentasi pribadi yang efektif untuk merayu calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Orang-orang yang melakukan kegiatan penjualan dapat disebut dengan wiraniaga, perwakilan penjualan, account executive, konsultan penjualan, sales engineer, agen dan account development reps. Telah kita ketahui bahwa penjualan tatap muka (personal selling) merupakan hal yang sangat penting dalam bauran promosi. Sebagian orang berpendapat bahwa penjualan tatap muka (personal selling) merupakan unsur dinamis yang menggerakkan perekonomian kita. Penjualan tatap muka (personal selling) yang baik tidak hanya menjual kepada pelanggan, namun mereka berupaya menunjukkan kelebihan dan kelemahan produk mereka, bantuan seperti itu menimbulkan kepuasan pelanggan dan hubungan jangka panjang. Hubungan ini seringkali merupakan dasar bagi keunggulan bersaing perusahaan, khususnya dalam pasar bisnis. II.3.2 Tujuan Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Tujuan penjualan tatap muka (personal selling) adalah melaksanakan penjualan yang mencakup seni penjualan tatap muka, dimana harus didasari pada ciri pasar sasaran perusahaan dan posisi yang diinginkan perusahaan dalam pasar. Perusahaan harus mempertimbangkan peranan unik yang dimainkan penjualan tatap muka (personal selling) dalam bauran promosi untuk memenuhi kebutuhan 24 pelanggan dengan cara yang efektif. Perusahaan biasanya menetapkan tujuan yang berbeda beda pada penjualan tatap muka (personal selling) yang dimilikinya. Menurut Philip Kotler (2008:203) tujuan dari penjualan tatap muka (personal selling) adalah sebagai berikut : 1. Mencari calon pelanggan: melakukan pencarian calon pembeli atau petunjuk. 2. Menetapkan sasaran: memutuskan bagaimana mengalokasikan waktu mereka diantara calon dan pelanggan. 3. Mengkomunikasikan: mengkomunikasikan informasi tentang produk dan jasa perusahaan tersebut. 4. Menjual: mendekati, melakukan presentasi, menjawab keberatan keberatan dan menutup penjualan. 5. Melayani: menyediakan berbagai layanan kepada pelanggan, memberikan konsultasi tentang masalah, memberikan bantuan teknis, merencanakan pembiayaan dan melakukan pengiriman. 6. Mengumpulkan informasi: melakukan riset pasar dan melaksanakan tugas intelejen. 7. Mengalokasikan: memutuskan pelanggan mana akan memperoleh produk tidak mencukupi selama masa-masa kekurangan produk. Wiraniaga yang memerankan penjualan tatap muka (personal selling) dapat membantu fungsi pengumpulan informasi pasar. Wiraniaga mungkin menjadi orang pertama yang mengetahui adanya persaingan baru atau strategi baru pesaing, wiraniaga yang tanggap dengan kebutuhan pelanggan dapat menjadi sumber gagasan bagi produk baru. Wiraniaga adalah seorang individu yang mewakili sebuah 25 perusahaan kepada pelanggan dengan melakukan satu atau lebih aktifitas. Dalam halhal tertentu, penjualan tatap muka (personal selling) juga mewakili pelanggan mereka di dalam perusahaan. II.3.3 Sifat-sifat Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Adapun sifat-sifat penjualan tatap muka (personal selling) menurut Indriyo Gitosudarmo (2012:291) yaitu : 1. Perorangan (personal) Perorangan (personal) merupakan alat promosi yang terlibat langsung, menanggapi dan berinteraksi secara langsung pula dengan pribadi atau beberapa pribadi yang dihadapinya. 2. Tanggapannya langsung (direct respons) Karena personal selling mampu memberikan tanggapan atau reaksi kepada konsumen secara langsung, sehingga dapat memberikan kesan baik perusahaan kepada konsumennya. 3. Mempererat hubungan perusahaan dan konsumen Jika personal selling dapat dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan secara efektif maka dapat mempererat hubungan perusahaan dengan konsumen. Dikatakan efektif jika komunikator (sales representatives) mampu meningkatkan minat dan membina hubungan baik secara jangka panjang. 26 4. Biaya tinggi Karena harus berkomunikasi secara langsung dengan tatap muka dengan konsumen, maka perlu kesempatan yang lebih banyak. Sehingga biaya persatuan yang ditanggung pembeli menjadi lebih tinggi atau mahal. II.3.4 Keunggulan Dan Kelemahan Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Penjualan tatap muka (personal selling) mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan alat promosi lainnya. Perbedaan karakteristik itu menyebabkan penjualan tatap muka (personal selling) mempunyai keunggulankeunggulan tertentu dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Adapun keunggulan-keunggulan penjualan tatap muka (personal selling) sebagai berikut : 1. Penjualan tatap muka (personal selling) melibatkan komunikasi langsung dengan konsumen face to face. 2. Pesan dari penjualan tatap muka (personal selling) lebih bisa membujuk daripada periklanan publisitas di media massa. 3. Proses komunikasi face to face menjadikan konsumen potensial harus memperhatikan pesan yang disampaikan oleh wiraniaga. 4. Bagi wiraniaga yang berkomunikasi dengan satu konsumen potensial pada satu waktu, dia dapat merancang pesan secara berbeda pada setiap konsumen potensial yang didatanginya. 5. Dalam penjualan tatap muka (personal selling) proses alur komunikasi terjadi dua arah, sehingga konsumen secara langsung bisa bertanya mengenai produk kepada wiraniaga. 27 6. Wiraniaga juga bisa menerima umpan balik secara langsung dari konsumen potensial dalam bentuk keberatan, pertanyaan atau komunikasi non variabel seperti mengangkat bahu atau menguap. 7. Wiraniaga dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai karakteristik produk yang tidak mungkin disampaikan iklan di media elektronik dan media cetak. 8. Wiraniaga dapat mendemonstrasikan produk atau menggunakan tampilan audio visual untuk memperoleh perhatian penuh dari konsumen potensial. Selain mempunyai keunggulan, penjualan tatap muka (personal selling) juga mempunyai kelemahan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Kelemahan utama dari penjualan tatap muka ( personal selling) adalah : 1. Komunikasi terjadi daripada sekelompok kecil konsumen potensial. Akibatnya pelaksanaan penjualan tatap muka (personal selling) menjadi mahal jika diukur berdasarkan biaya perkontak dengan konsumen. 2. Image yang negatif terhadap wiraniaga, sehingga cenderung untuk menghindar apabila didatangi oleh penjual. II.3.5 Langkah-langkah Dalam Proses Penjualan Personal Proses penjualan merupakan langkah-langkah yang diikuti wiraniaga ketika melakukan penjualan, yang meliputi memilih prospek (prospecting) dan melakukan penelitian, prapendekatan, pendekatan, presentasi dan demonstrasi, mengatasi keberatan, penutupan dan tindak lanjut. Berikut langkah dalam proses penjualan : 28 Gambar 2.3 Proses Penjualan Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:201) Berikut penulis jabarkan pengertian langkah-langkah tersebut menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:200) : 1. Memilih dan menilai prospek Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga mengindentifikasi pelanggan potensial yang berkualitas. 2. Prapendekatan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga belajar sebanyak mungkin tentang pelanggan prospektif sebelum melakukan kunjungan penjualan. 3. Pendekatan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga bertemu dengan pelanggan untuk pertama kalinya. 29 4. Presentasi dan demonstrasi Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga menceritakan ”kisah produk” kepada pembeli, menekankan manfaat produk bagi pelanggan. 5. Mengatasi keberatan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga mencari, mengklarifikasi, dan mengatasi keberatan pelanggan untuk membeli. 6. Penutupan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga meminta pelanggan mengajukan pesanan. 7. Tindak lanjut Langkah terakhir dalam proses penjualan dimana wiraniaga menindaklanjuti setelah penjualan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan mengulangi bisnis. II.4 KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN II.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam dorongan. Walaupun keputusan untuk membeli sama sekali tidak bisa dipaksakan oleh produsen, akan tetapi adanya motif-motif pembelian itu maka para produsen dapat mempengaruhi kecenderungan para konsumen tersebut untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan promosi untuk mengkomunikasikan 30 keunggulan-keunggulan produk yang dihasilkan agar calon pembeli tertarik. Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal dari keseluruhan pola konsumsi konsumen. Keputusan pembelian menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:181) adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Keputusan pembelian menurut Buchari Alma (2011:96) adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa response yang muncul produk apa yang akan dibeli. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah suatu keputusan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan membuat konsumen menjadi mempertimbangkan segala sesuatu dan pada akhirnya konsumen membeli merek yang paling mereka sukai. II.4.2 Motif- motif Keputusan Pembelian Menurut Buchari Alma (2011:97) motif-motif pembelian adalah 1. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya misalnya, kalau orang mau makan ia akan mencari nasi. 31 2. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang. Misalnya apakah ada keuntungan bila membeli barang. 3. Patronage buying motive, ini adalah Selective buying motive yang ditujukan kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena layanan memuaskan, tempat dekat, cukup persediaan barang, ada halaman parkir, orangorang besar suka berbelanja kesitu dan lain-lain. II.4.3 Tipe Proses Keputusan Pembelian Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan membuat suatu ketetapan bagaimana konsumen membuat keputusan pembeliannya. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:179) mengemukakan proses pembelian tersebut melalui 5 (lima) tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain: Gambar 2.4 Tahap Pembelian 1 2 3 4 Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:179) 5 1. Pengenalan kebutuhan Tahap pertama proses keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang 32 menyebabkannya dan bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk tertentu ini. 2. Pencarian informasi Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau pencarian informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Jenis-jenis sumber dapat didapatkan dari: - Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan) - Sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs Web, penyalur, kemasan, tampilan) - Sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk) 3. Evaluasi alternatif Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Adapun konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen antara lain: - Konsumen akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada atributatribut yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. - Konsumen mengembangkan seperangkat keyakinan merek mengenai posisi merek pada setiap atribut yang biasa dikenal sebagai citra merek (brand image). - Harapan kepuasan produk total konsumen akan berbeda satu sama lain terhadap tingkat-tingkat atribut berbeda. 33 - Konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek yang berbeda-beda lewat prosedur evaluasi. 4. Keputusan pembelian Keputusan pembeli tentang merek mana yang akan dibeli. Ada dua faktor yang bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor-faktor tersebut adalah: - Faktor pertama adalah sikap orang lain - Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan 5. Perilaku pasca pembelian Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasaan mereka. Menurut Deliyanti Oentoro (2012:94) ada empat tipe proses pembelian konsumen adalah : - Proses “complex decision making”, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Jadi konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu. - Proses “brand loyalty”, ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan 34 dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Jadi konsumen mencari informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama. - Proses “limited decision making”, konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memilih keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Jadi konsumen mencari informasi dan evaluasi terhadap pemilihan merek lebih terbatas disbanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. - Proses “inertia”, tingkat kepentingan pada barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif. Jadi konsumen mencari informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. II.4.4 Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Proses Keputusan Pembelian Seorang pemasar harus menguasai pengaruh yang terjadi pada pembeli. Untuk itu seorang pemasar harus mengidentifikasikan siapa saja yang membuat keputusan pembelian. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008;202), pihak-pihak yang terlibat dalam keputusan pembelian dapat dibagi menjadi lima yaitu : - Pengguna (users) adalah anggota organisasi yang akan menggunakan produk atau jasa yang dibeli 35 - Orang yang mempengaruhi (influencers) adalah orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mempengaruhi keputusan pembelian, mereka sering membantu menetapkan spesifikasi dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi alternatif. - Pembeli (buyers) adalah orang-orang yang di dalam pusat pembelian organisasi yang melakukan pembelian sesungguhnya. - Pengambilan keputusan (deciders) adalah orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mempunyai kekuatan resmi atau tidak resmi untuk meilih atau menyetujui pemasok akhir. - Penjaga gerbang (gate keepers) adalah orang-orang di dalam pusat pembelian organisasi yang mengendalikan aliran informasi kepada pihak lain. II.4.5 Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Buchari Alma (2011:101) dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : a. Sosial faktor yaitu berupa grup-grup yang turut mempengaruhi, dimana seseorang masuk sebagai anggota, misalnya kelompok keluarga, teman, tetangga, teman sekerja, klub olahraga, klub seni dan lain-lain. b. Cultural faktor yaitu faktor budaya yang begitu banyak kelompoknya, mulai dari kelompok negara, sampai kelompok etnis atau suku memiliki budaya atau kebiasaan dan adat sendiri. c. Personal faktor yaitu faktor yang menyangkut masalah usia, pekerjaan, jabatan, keadaan ekonomi probadi, gaya hidup dan kepribadian. 36 d. Phychological faktor yaitu menyangkut motivasi seseorang untuk membeli suatu produk. II.5 HIPOTESIS Hipotesis menurut Puguh Suharso (2012:46) adalah hubungan antara dua atau lebih atau variabel (generalisasi konsep) yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian empiris. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, maka diharapkan solusi yang dapat ditemukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Hipotesis untuk penelitian ini berdasarkan indentifikasi masalah yang ada adalah sebagai berikut: H0 = Variabel personal selling tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian konsumen pada hotel Aston Marina Jakarta. Ha = Variabel personal selling berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian konsumen pada hotel Aston Marina Jakarta. II.6 KERANGKA PEMIKIRAN Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran Dimensi X Personal Selling Dimensi Y Keputusan Pembelian 37 • Memilih dan menilai prospek • Prapendekatan • Pendekatan • Presentasi dan demonstrasi • Mengatasi keberatan • Penutupan • Tindak lanjut Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:201) • Pengenalan kebutuhan • Pencarian informasi • Evaluasi alternatif • Keputusan pembelian • Perilaku pasca pembelian Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:179) 38