PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SRITEK SUKOHARJO PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Metode Penelitian Bisnis Akuntansi Dosen Pengampu : Drs. Muhammad Yahya, M.Si. Diajukan Oleh : ERNA PUSPITASARI A 210 110 180 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SRITEK SUKOHARJO A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Karena di dalamnya terdapat perubahan yang dapat membawa pengaruh terhadap kehidupan manusia. Dunia bisnis selalu berkaitan dengan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tentu akan membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan. Karyawan yang dapat bekerja secara efektif dan efisien akan memberikan output kerja yang baik. Apabila hasil akhir pekerjaan yang telah dilakukan karyawan memuaskan maka dapat dikatakan kinerja karyawan itu baik. Dan hal ini sangat membantu perusahaan dalam meningkatkan produk yang dihasilkan untuk dapat bersaing di dunia bisnis. Supaya karyawan memiliki kinerja yang baik maka perusahaan harus memberikan dukungan, baik melalui karakteristik masing-masing individu maupun lingkungan kerja. Kinerja yang dihasilkan karyawan sangat menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam persaingan global. Untuk itulah peran individu setiap karyawan sangat dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan. Menurut Yuwono, dkk (2005:187), salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah karakteristik karyawan (person characteristic) yang terdiri dari 1) pengetahuan, kemampuan dan keterampilan, 2) sikap dan motivasi. Selain karakteristik individu karyawan, lingkungan kerja juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut Nitisemito (1996 : 109) “lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan padanya”.Lingkungan kerja yang terkondisi dengan baik tentu akan membawa dampak positif terhadap kinerja karyawan. Ketidaksesuaian lingkungan kerja membuat karyawan merasa tidak nyaman dalam mengerjakan tugas-tugasnya sehingga karyawan tidak bekerja secara efektif dan efisien. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya. Kinerja karyawan mengacu pada tingkah laku seorang karyawan dalam menjalankan tugas-tugasnya pada suatu organisasi tertentu. Seorang karyawan yang dapat mengkondisikan karakternya dengan baik tentu akan membuat lingkungan kerja menjadi nyaman sehingga kinerja karyawan dapat terlaksana dengan baik pula. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis dapat menetukan judul “PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU LINGKUNGAN DAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SRITEK SUKOHARJO”. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja karyawan PT. SRITEX? 2. Adakah pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. SRITEX? 3. Adakah pengaruh karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. SRITEK? 3. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini diperlukan adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga peneliti akan dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai pada pemecahan masalah. Adapun tujuan masalah penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh karakteristik individu terhadap kinerja karyawan. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan secara bersama-sama dari karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. 4. Manfaat penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi pihak-pihak yang terkait mengenai pengaruh karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Industri Diharapkan dapat membantu dalam memberikan dukungan pada setiap karyawan melalui karakter individu dan lingkungan kerja. b. Bagi Peneliti Menambah khasanah keilmuan mengenai pengaruh karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. B. Landasan Teori 1. Pengertian Kinerja Karyawan a. Pengertian Kinerja Kerja menurut kamus bahasa Indonesia adalah melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan. Sedangkan konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Istilah performance sering diindonesiakan sebagai performa. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009:5). Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari definisi diatas kinerja dapat diartikan sesuatu yang telah dihasilkan dalam melakukan pekerjaan secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dengan tanggung jawab dan dalam waktu tertentu. b. Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja karyawan sering diartikan sebagai pencapaian tugas, dimana karyawan dalam bekerja harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk menunjukkan tingkat kinerja organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Menurut Maryoto(2000:91) kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, missal standar, target/sasaran atau criteria yang telah disepakati bersama. Menurut Simamora(2004) kinerja karyawan adalah tingkat terhadapnya para karyawan mencapai persyaratan pekerjaan. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil dari pekerjaan dalam waktu dan syarat tertentu yang telah disepakati bersama. Kinerja karyawan merupakan sesuatu yang penting di dalam sebuah perusahaan. c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Menurut Kuswandi (2004:27), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, antara lain sebagai berikut: 1) Kepuasan Karyawan Kepuasan karyawan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Kepuasan karyawan mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja, tentu ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaannya. 2) Kemampuan Karyawan Kinerja individual karyawan juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki. Seorang karyawan akan merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, apabila ia memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai terhadap tugas dan tanggung jawabnya. 3) Kepemimpinan Kepemimpinan dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang baik tentu akan menggairahkan karyawan sebagai sumber motivasi dan semangat dalam melaksanakan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya. 4) Motivasi Keberhasilan pengelolaan perusahaan sangat ditentukan oleh efektivitas kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, manajer harus memiliki teknik-teknik untuk dapat memelihara dan mempertahankan kinerja karyawan, salah satunya dengan memberikan motivasi kepada karyawan agar dapat bekerja secara optimal. 5) Lingkungan Kerja Terciptanya lingkungan kerja baik dari segi fisik maupun non fisik yang kondusif merupakan faktor yang memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman akan membuat kinerja karyawan. Dan sebaliknya, apabila lingkungan kerja tidak mendukung dan suasananya tidak kondusif maka akan menurunkan semangat karyawan. Sehingga hal ini dapat menurunkan kinerja karyawan. 2. Penjabaran Mengenai Karakteristik Individu a. Pengertian Karakteristik Individu Setiap manusia memiliki potensi dan kebutuhan hidup yang berbeda-beda. Sehingga membuat manusia memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang dimiliki merupakan suatu karakteristik bagi tiap manusia. Mathiue & Zajac, (1990) menyatakan bahwa,karakteristik personal (individu) mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan kepribadian. Siagian (2008) menyatakan bahwa, Karakteristik biografikal (individu) dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja. Karakteristik yang dimiliki tiap individu dapat mempengaruhi aktivitas atau kegiatan yang ditekuni. Hal ini dapat menjadi suatu masalah jika tidak ada rasa toleransi dan saling menghargai. Pada organisasi atau perusahaan karakteristik tiap individu haruslah diperhatikan agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai. b. Faktor- Faktor Karakteristik Individu Menurut Robbins (2006) ada beberapa faktor dari karakteristik individu, antara lain: 1) Usia Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan bahwa, Usia (umur) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Robbins (2003) menyatakan bahwa, semakin tua usia pegawai, makin tinggi komitmennya terhadap organisasi, hal ini disebabkan karena kesempatan individu untuk mendapatkan pekerjaan lain menjadi lebih terbatas sejalan dengan meningkatnya usia. Keterbatasan tersebut dipihak lain dapat meningkatkan persepsi yang lebih positif mengenai atasan sehingga dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi. Nitisemito (2000) menyatakan bahwa, .Pegawai yang lebih muda cenderung mempunyai fisik yang kuat, sehingga diharapkan dapat bekerja keras dan pada umumnya mereka belum berkeluarga atau bila sudah berkeluarga anaknya relatif masih sedikit. Tetapi pegawai yang lebih muda umumnya kurang berdisiplin, kurang bertanggungjawab dan sering berpindah-pindah pekerjaan dibandingkan pegawai yang lebih tua. 2) Jenis Kelamin Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia dibedakan menurut jenis kelaminnya yaitu pria dan wanita. Robbins (2003) menyatakan bahwa, .Tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas atau kemampuan belajar. Namun studi-studi psikologi telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses. Bukti yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi dari pada pria. 3) Status Perkawinan Lembaga Demografi FE UI (2000) menyatakan bahwa, status perkawinanb adalah ikatan lahir batin antara pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekanto (2000), menyatakan bahwa, .Perkawinan (marriage) adalah ikatan yang sah antara seorang pria dan wanita yang menimbulkan hak-hak dan kewajibankewajiban antara mereka maupun turunannya. Robbins (2003) menyatakan bahwa, Pernikahan memaksakan peningkatan tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting. 4) Masa Kerja Menurut Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991) menyatakan bahwa, masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Siagian (2008) menyatakan bahwa, masa kerja menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masingmasing pekerjaan atau jabatan. Kreitner dan Kinicki (2004) menyatakan bahwa, Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua. 5) Jumlah Tanggungan Siagian (2008) menyatakan bahwa, .Jumlah tanggungan adalah seluruh jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan seseorang. Berkaitan dengan tingkat absensi, jumlah tanggungan yang lebih besar akan mempunyai kecenderungan absen yang kecil, sedangkan dalam kaitannya dengan turn over, maka semakin banyak jumlah tanggungan seseorang, kecenderungan untuk pindah pekerjaan semakin kecil. 3. Penjabaran Mengenai Lingkungan Kerja a. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat penting untuk diperhatikan. Karena lingkungan kerja merupakan tempat dimana karyawan melakukan aktivitas dan menyelesaikan semua tugas yang sudah menjadi tanggung jawab karyawan setiap harinya. Lingkungan kerja menjadi salah satu faktor penting dalam menciptakan kinerja karyawan. Menurut Alex S Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :“Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”. Menurut Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”. Sedangkan menurut Supardi dalam Subroto, (2005) “lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan yang menyenangkan, mengamankan, menentramkan, dan betah kerja. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang akan dihadapi lingkungan sekitar tempat seseorang bekerja baik secara fisik maupun non fisik yang dapat mempengaruhi dan memberikan kesan terhadap karyawan dalam menjalankan semua tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Lingkungan kerja yang baik dan kondusif akan membuat karyawan merasa senang dan nyaman dalam bekerja sehingga menimbulkan semangat serta motivasi karyawan di dalam pekerjaannya. Hal ini tentulah akan berpengaruh pada kinerja karyawan yang optimal. b. Jenis Lingkungan Kerja Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik. 1) Lingkungan Kerja Fisik Menurut Sedarmayanti (2001:21), “Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung”. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : (a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya). (b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai. 2) Lingkungan Kerja Non Fisik Menurut Sadarmayanti (2001:31),“Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”. Alex Nitisemito (2000:171-173) Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, pengendalian diri. komunikasi yang baik, dan c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja. Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : (1) Penerangan/cahaya di tempat kerja, (2) temperatur atau suhu udara di tempat kerja, (3) Sirkulasi udara di tempat kerja, (4) Kebisingan di tempat kerja, (5) Getaran mekanis di tempat kerja, (6) Bau tidak sedap di tempat kerja, (7) Tata warna di tempat kerja, (8) Dekorasi di tempat kerja, (9) Music di tempat kerja, (10) Keamanan di tempat kerja. 4. Hubungan Antara Karakteristik Individu (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) 1. Hubungan antara Karakteristik Individu(X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) Setiap individu tentu mempunyai potensi dan kebutuhan yang berbeda. Antara individu yang satu dengan yang lain tidaklah sama. Dan itu akan menjadikan karakteristik tersendiri bagi tiap individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik individu yaitu: usia, jenis kelamin, status perkawinan, masa kerja, dan jumlah tanggungan. Beberapa faktor diatas jika tidak ada rasa saling menghargai dan toleransi maka akan menjadi suatu masalah dalam organisasi atau perusahaan. Untuk itu antar karyawan harus saling menghargai satu sama lain agar dapat bekerja dengan baik. Rasa menghargai dan menghormati yang dimiliki akan membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan tugastugas dengan efektif dan efisien. Dengan demikian rasa menghargai dan menghormati antar karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan. 2. Hubungan antara Lingkungan Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seorang karyawan melakukan segala aktivitas dan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab setiap harinya. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi dan memberikan kesan tersendiri bagi karyawan. Lingkungan kerja yang baik dan kondusif akan memberikan rasa aman, nyaman, serta menyenangkan yang akan memberikan rasa disiplin, semangat dan motivasi. Seorang karyawan yang mempunyai motivasi yang tinggi tentu akan menyelesaikan tugastugasnya secara optimal. Dan sebaliknya apabila lingkungan kerja tidak mendukung dan memadai maka motivasi karyawan juga akan menurun dan tidak optimal dalam menjalankan semua tugas yang telah diberikan. Dengan demikian lingkungan kerja yang baik dan kondusif akan meningkatkan kinerja karyawan. 3. Hubungan antara Karakteristik Individu (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan Setiap karyawan dalam organisasi dan perusahaan tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Suatu perusahaan haruslah memperhatikan karakteristik tiap individu karyawan. Karena hal ini menjadi salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan perusahaan. Seorang karyawan jika dapat menghargai dan menghormati karakteristik tiap individu maka akan timbul suasana dan lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik tentu akan menimbulkan semangat dan motivasi karyawan dalam menjalankan semua tugas yang telah diberikan kepadanya. Karyawan yang memiliki semangat dan motivasi yang tinggi akan bekerja secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Dan hal ini akan meningkatkan kinerja seorang karyawan. 5. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparjan dimuka, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut : Karakteristik Individu (X1) Kinerja Karyawan Lingkungan kerja (Y) (X2) Keterangan : X1 :Variabel bebas X2 : Variabel bebas Y : Variabel terikat Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilihat dari sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang berkualitas akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan. Peran seorang karyawan sangatlah penting dalam perusahaan. Karena kinerja karyawan sangat menentukan eksistensi perusahaan di kancah dunia bisnis. Setiap karyawan tentu memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik yang dimiliki oleh tiap karyawan jika tidak mendapat perhatian dari perusahaan akan menjadi masalah bagi perusahaan tersebut. Untuk itu perusahaan harus mengetahui setiap karakteristik karyawan yang ada. Rasa saling menghormati dan menghargai antar karyawan yang memiliki karakteristik yang berbeda tentu akan berpengaruh terhadap suasana lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif akan membuat karyawan merasa aman, nyaman dan termotivasi dalam pekerjaanya. Dan hal ini akan berpengaruh terhadap kinerjanya yang optimal. Dengan demikian karakteristik individu dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. 6. Hipotesis Dari keterangan teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada pengaruh yang ditimbulkan oleh karakteristik individu terhadap kinerja karyawan PT. Sritex Sukoharjo. 2. Ada pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Sritex Sukoharjo. 3. Ada pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja dan karakteristik individu terhadap PT. Sritex Sukoharjo. 7. Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005:14) “Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan maksud memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dimana data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. 8. Identifikasi Variabel Variabel yang terlibat daam penelitian ini adalah: Variabel Terikat : Kinerja Karyawan Variabel Bebas : Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja 9. Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan hal-hal yang penting dalam penelitian, sebagai sumber informasi mengenai data yang akan diambil di dalam penelitian. Penelitian dilaksanakan di PT. SRITEX SUKOHARJO 2. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. SRITEX SUKOHARJO 10. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Menurut Arikunto (2007:130) “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan menurut sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”.Populasi keluarga yang tinggal di Komplek Perumahan Pabelan Kartasura yang berjumlah 200 kepala keluarga. 2. Sampel Menurut Arikunto (2007:131) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi”. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 maka diambil 10%-15% atau 20%-25% lebih. 3. Sampling Menurut Sugiyono (2005:116) “Sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Ada 2 cara pengambilan sampling yang salah satunya adalah : a. Random Sampling Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. b. Non Random Sampel Adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. 11. Jenis dan sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan bersumber dari : 1. Jenis Data a. Data Kualitatif yaitu data atau informasi dalam bentuk tertulis mengenai kinerja karyawan PT. SRITEX Sukoharjo b. Data Kuantitatif adalah data mengenai kinerja karyawan PT. SRITEX Sukoharjo dalam bentuk angket. 2. Sumber Data Sedangkan sumber data yang digunakan adalah : a. Data Primer data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan, melalui wawancara dengan karyawan dan pimpinan PT. SRITEX Sukoharjo. b. Data Sekunder adalah berupa dokumen-dokumen dan laporan tertulis yang tersedia di perusahaan serta informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah kinerja karyawan. 12. Teknik dan Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : Metode Angket Angket adalah “sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respoden dalam arti laporan tentang pribadinya atau mengenai hal-hal yang diketahui” (Arikunto, 2007 : 151). Dengan kata lain, angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subyek data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket dengan memakai jenis angket tertutup dan cara memberikan dengan cara langsung dimana angket dijawab oleh responden yang bersangkutan diberi kesempatan untuk memberikan jawaban yang disediakan. 13. Instrumen Penelitian 1. Pembuatan kisi-kisi angket Sebelum dilakukan penyusunan angket tertulis dibuat dahulu konsep yang berupa kisi-kisi angket yang disusun dalam suatu table, kemudian dijabarkan dalam aspek dan indikator yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Dari aspek dan indikator tersebut kemudian dijadikan landasan penyusunan kisi-kisi angket. 2. Penyusunan Angket Setelah kisi-kisi angket dibuat maka item-item pertanyaan disertai dengan alternative jawaban kemudian disusun pedoman pengisian angket. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa angket merupakan alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan atau isian yang harus diisi oleh subyek penelitian. 3. Menentukan Skor Angket Penelitian angket mengacu pada skala likert 1 sampai 5 yang dikelompokan menjadi Favorable dan Unfavorable (Sugiyono, 2005:74). Skoring masing-masing item Favorable (positif) adalah : Selalu (S) : Sering (S) : Kadang-kadang (Kk) : Tidak Pernah (TP) : Skoring masing-masing item Unfavorable (negatif) adalah : 4. Selalu (S) : Sering (S) : Kadang-kadang (Kk) : Tidak Pernah (TP) : Uji Coba Angket Agar angket benar-benar fungsional, akurat, tegas, dan dimengerti oleh responden, maka angket perlu diuji coba terlebih dahulu. Uji coba item-item angket dimaksutkan untuk mendapat alat pengukuran yang benar-benar dengan sasaran. Untuk itu perlu dikatakan uji validitas dan reabilitas angket. Uji coba dilaksanakan terhadap semua karyawan PT. SRITEX Sukoharjo yang tidak menjadi sampel. 14. Teknik Analisis Data Untuk mencapai hasil analisis yang menuju sasaran, maka dalam menganalisis data digunakan serangkaian analisis sebagai berikut : 1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam perumusan sebagai berikut : Y= a+b1X1+b2X2 Keterangan : Y : minat siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi A : konstanta X1 : latar belakang pendidikan orang tua X2 : status ekonomi keluarga b1b2 : koefisien regresi pengujian analisis regresi berganda ini menggunakan alat analisis program SPSS V 12.0 2. Uji t Tujuan uji t adalah melakukan pengujian secara individual pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini menguji koefisien regresi dari persamaan regresi linier ganda signifikan atau tidak. Adapun langkah-langkah sebagai berikut : a. Persamaan hipotesis H0:bi = 0 berarti tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap variabel Y. H1:bi ≠ 0 berarti ada pengaruh variabel Xi terhadap variabel Y. b. Menentukan level of significan a = 0,05 c. Statistic uji ππ tbi = π ππ Keterangan : bi : koefisien regresi variabel Xi sbi : standart eror bi d. Daerah Kritik α πΌ DK : {t|t < −π‘ ( 2 : π − π − π) ππ‘ππ’ π‘ > t (2 : n − k − l)} e. Kesimpulan : H0 diterima bila –t(α/2:n-k-l)≤thitung≤ t(α/2:n-k-l) H0 ditolak bila t(α/2:n-k-l) < thitung < -t(α/2:n-k-l) Sudjana (2003:70-94) 3. Uji F Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabelvariabel bebas dan variabel terikat secara bersama-sama. a. Perumusan hipotesis 1) H0 : b1 & b2 = 0 (tidak ada pengaruh secara bersama-sama dari semua variabel X terhadap Y) 2) H1 : b1 & b2 ≠ 0 (ada pengaruh secara bersama-sama dari semua variabel X terhadap variabel Y) b. Level of significant t (α = 5%) c. Criteria pengujian satistik H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel d. Statistik Uji πΉ= JKR/k JKG/(n − k − l) JKR =b1∑ π₯1π¦ + π2 ∑ π₯2π¦ JKT = ∑ π¦2 JKG = JKT-JKR Keterangan : JKR = Jumlah kuadrat regresi JKG = Jumlah kuadrat galat k = jumlah variabel independent n = Jumlah sampel e. Kesimpulan : 1) Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh secara bersama-sama dari semua variabel X terhadap variabel Y. 2) Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh secara bersama-sama dari semua variabel X terhadap Y. 4. Koefisien Determinasi Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan dalam prosentase. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : R2 = ∑ π₯1π¦+π2 ∑ π₯2π¦ ∑ π¦2 R2 = Koefisien determinasi b = koefisien regresi X = Variabel independent Y = Variabel dependent 5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Menurut Sutrisno Hadi (2000: 42-46), untuk mencari besarnya sumbangan relative masing-masing variabel bebas (prediktor) terhadap variabel terikat (kriterium) menggunakan rumus sebagai berikut : a. Sumbangan Relatif(SR) π1 ∑ π₯1π¦ SR% X1 = SR% X2 = π½πΎπππ π2 ∑ π₯2π¦ π½πΎπππ X 100% X 100% b. Sumbangan Efektif (SE) SE % X1 = SR % X1. R2 SE % X2 = SR % X2. R2 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta Hendry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. Ke-3. Cet Pertama. Yogyakarta: STIE-YKPN Kuswadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasan Kerja. Jakarta : Elex Komputindo Mangkunegaran,A.A Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Cetakan Pertama. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Mathis, Robert L. & John Harold Jackson. 2007. Human Resources Management. Thomson Learning. Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia (Manajemen sumber Daya manusia). Cetakan Sembilan. Edisi Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan. Jakarta: PT. Indeks. Robbins , Stephen P. & Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju Soetrisno, Hadi. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: andi Offset Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung : Alfabeta Susilo, Maryoto. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta : BPFEUGM Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat Yuwono, Ino, Fendy Suhariadi, Seger Handoyo, dan Fajrianthi. 2005. Psikologi Industri Dan Organisas. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga http://jurnal-sdm.blogspot.com/kondisi-kerja-definisi-dan-jenis.html http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-karakteristikindividu.html(5.04)