Edisi 203 – 14 September 2012 Bejana Advent Indonesia Timur Page 1 Edisi 203 – 14 September 2012 Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pimpinan Ministry : Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey Pemred Handry Sigar Wapemred Willy Wuisan Sekretaris Meilien Langi-M Bendahara Yoshen Danun General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng, Janice Losung Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Edwin Tenda, pdtm. Raynald Makalew Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan Manfaat Ganda - Kasih Bapa Sorgawi PERSATUAN DAN TUGAS KITA Tak Melampaui Kesanggupan Kita SEORANG ANAK YANG MENYENTUH HATI Prinsip Sola Scriptura Tulisan Roh Nubuat Keruntuhan Kota Yerusalem Palakat Berita & Kegiatan Jemaat Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Christian Siwy, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa, Balikpapan Beverly Nangon-Runturambi Bejana Advent Indonesia Timur Page 2 Edisi 203 – 14 September 2012 Manfaat Ganda KKR Akbar yang diadakan di Grand Kawanua Manado selama 8 malam 1 hari berakhir dengan babtisan 800 jiwa. Acara babtisan kudus berlangsung hari sabat sore di Manado International School, Kolongan Minahasa Utara, disaksikan oleh jemaat-jemaat yang membawa langsung calon-calon babtisan setelah mereka diajar oleh para gembala jemaat, kemudian dimatangkan di KKR Grand Kawanua oleh penceramah Internasional Pdt. Mark Finley dengan penerjemah Pdt. Jonathan Kuntaraf. Setiap malam selama KKR berlangsung, pengunjung yang sebagian besar anggota jemaat berbondongbondong datang mendengar Firman Tuhan yang sangat luar biasa dibawakan oleh hamba Tuhan Pdt. Mark Finley. Memang, tujuan utama KKR ini adalah menarik jiwa sebanyak mungkin untuk dibawa kepada Yesus, tetapi ada manfaat ganda yang lebih besar pada acara akbar ini, khusus buat umat-umat Tuhan dimana iman mereka telah dikuatkan sehingga diharapkan KKR ini lebih memastikan mereka bahwa Revival and Reformation harus terjadi secara menyeluruh baik kepada para pimpinan, para gembala jemaat maupun seluruh anggota jemaat. Tak dapat dipungkiri, selama ini moto ―Revival, Reformation & Beyond‖ yang terpampang di mimbar jemaat bagaikan slogan belaka sebab tidak nampak perobahan yang signifikan dalam tingkah laku para pimpinan, gembala jemaat maupun anggota jemaat. Untuk menyegerahkan kedatangan Tuhan, RR&B perlu diaplikasikan oleh seluruh anggota jemaat sehingga kita semua akan berpartisipasi pekerjaan yang maha pening ini, sehingga pekabaran tiga malaikat lebih cepat menyebar kemana-mana. Kita patut mengapresiasi perkembangan yang cukup pesat dari Hope Channel Indonesia dengan program-programnya yang sangat fantastis, mereka mulai merambah di tiap propinsi di Indonesia. BAIT Edisi minggu ini, selain memuat artikel-artikel dan berita-berita perihal kemajuan pekerjaan Tuhan di berbagai jemaat, juga menyajikan Edisi Khusus untuk menginformasikan kepada seluruh penggemar dan pencinta BAIT di seluruh dunia KKR Akbar di Grand Kawanua Manado tanggal 30 September – 8 Oktober 2012. Besar harapan kami buletin BAIT edisi minggu ini dinantikan oleh para pembaca untuk menambah motivasi dan iman kita sambil menunggu kedatangan Kristus kedua kali. Salam, Handry Sigar Redaksi Bejana Advent Indonesia Timur Page 3 Edisi 203 – 14 September 2012 Oleh : Pdt. Johny Salaga 1 Korintus 1 : 10 ―Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara demi nama Tuhan kita Yesus Kristus supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan diantara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Suatu hari saya sedang duduk di sebuah bengkel resmi zusuki sambil menanti sepeda motor saya selesai di perbaiki. Saya tertarik dengan beberapa slogan yang bertuliskan di dinding bengkel itu. Diantaranya adalah 3K, yaitu: 1. Kimerareta koto wo = what has been decided = Apa yang telah diputuskan/disepakati 2. Kimerareta tori = must be followed = harus dipatuhi 3. Kichin to mamoru = as per standart = sebagai suatu standar kerja Hal ini menunjukan adanya persatuan dalam perencanaan dan adanya persatuan dalam pelakasanaan sekaligus menghilangkan prasangka tiba masa tiba akal. Adalah benar segala sesuatu yang telah di rencanakan dan diputuskan besama, pelaksanaanya perlu besama juga. Beberapa slogan menarik lainnya yang perlu menjadi fokus pandangan kita dalam kaitannya dengan persatuan: 1. ― Bhineka Tunggal Ika‖ , ditulis pada sebuah pita yang terpampang pada kedua kaki burung garuda. Yang artinya: Berbeda-beda tetapi satu jua. Menyatakan persatuan dalam perbedaan. 2. Dalam bahasa Toraja, ―Misa’ kada diputuo, pantan kada dipomate‖, sinonim dengan semboyan Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Menyatakan betapa pentingnya Pa’misaran kada (Persatuan, sepakat). Sepakat Bejana Advent Indonesia Timur 3. mengandung arti tentang adanya kebersamaan. Jika ada kebersamaan akan ada kekuatan dan oleh kekuatan itu ada kehidupan. Tidak seperti yang dikatakan oleh satu pribahasa, bagaikan krakap tumbuh diatas batu hidup segan matipun tak mau. Tetapi benar-benar kuat dan hidup. Gagasan Bpk Sam Ratulangi dalam bahasa Tondano, ―Sitou timou tumou tou‖. Manusia hidup untuk saling menghidupkan orang lain. Menyatakan tentang tanggung jawab kita untuk membuat orang lain juga bisa hidup. Bukan hanya saya dan saya. Bilamana dunia menaruh peduli untuk terwujudnya persatuan itu, bagaimana dengan umat Tuhan. Dalam hal ini anda dan saya sebagai orang yang sangat antusias dalam mengkhotbahkan tentang satu tema pengharapan ―Yesus Datang Segera‖. Kita seharusnya menjadi orang pertama yang peduli dengan persatuan itu. Sebuah pepatah kuno yang mengatakan: ―No man can live as an island‖, yang berarti tidak seorang pun yang bisa hidup secara normal dengan cara mengisolasi dirinya. Pulau meskipun hanya sendiri di tengah-tengah lautan akan dapat mempertahankan eksistensinya sebagai sebuah pulau. Tapi kita manusia tidak. Kejadian 1 : 18 ―Tuhan Allah berfirman: Tidak baik kalau itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang Page 4 Edisi 203 – 14 September 2012 penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Tuhan memerintahkan kepada mereka untuk berkembang biak. Yohanes 17 : 21 doa Tuhan Yesus untuk murid-murid-Nya dan untuk semua orang menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan, ―Supanya mereka semua menjadi satu,…‖. Dia yang sanggup melihat akhir dari satu permulaan tahu dengan pasti pergumulan yang begitu besar dan sangat hebat yang akan dihadapi oleh umat-umat-Nya, menghendaki agar mereka menjadi satu. Dalam pandangan Tuhan Yesus, Persatuan atau kebersamaan umat percaya adalah penting dan sangat penting terjalin dalam kehidupan umat-Nya untuk menghadapi tantangan dan pergumulan yang begitu hebat. Oleh bersatu mereka akan kuat, kokoh dan tangguh, tanpa persatuan mereka akan tercerai berai, lemah dan binasa. Sebuah pepatah dari negeri tirai bambu mengatakan: ―Spuluh lidi yang diikat menjadi satu akan lebih kokoh dibanding seribu lidi yang tercerai berai‖. Apa Tugas Kita? 1 Petrus 2 : 9 ―Tetapi kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib‖. Kita dipanggil untuk memberitakan perbuatan- perbuatan besar dari Dia yang memaggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Itu adalah injil tentang Yesus Kristus, ―Kabar Baik‖ bagi dunia yang hampir tenggelam dan binasa. Markus 16 : 15 Lalu Ia berkata kepada mereka: ―Pergilah Ke seluruh dunia, britakanlah injil kepada segala mahluk‖. Alfa & Omega Jilid 6, 477, ―Perintah Juruselamat kepada muridmurid-Nya meliputi semua orang percaya. Perintah itu meliputi segala orang percaya sampai akhir zaman…Semua orang yang telah menerima hidup Kristus ditentukan untuk bekerja bagi keselamatan sesama manusia. Untuk pekerjaan inilah jemaat didirikan…‖. Pekerjaan ini akan dapat dilakukan dengan penuh kuasa bilamana umat Tuhan bekerja sama dengan Kristus. Tanpa persatuan sebuah komunitas akan rapuh. Mari bersatu untuk menyelesaikan pekerjaan kekerjaan Tuhan, sudah terlalu capek hidup didunia yang telah tua dan usang ini. Tinggalkan segala pertengkaran dalam gereja, hidup dalam kelemah lembutan, kesabaran dan kerendahan hati. Hidup dalam kebenaran dan kesetiaan. Mari bersatu untuk mempercepat kedangan Kristus yang kedua kali, dan kita akan segera berpindah ke dalam dunia baru dimana Kristus berada. Tuhan Yesus memberkati, haleluyah, amin. “PENCOBAAN YANG KITA ALAMI TIDAK MELAMPAUI KESANGGUPAN KITA” Oleh Pdt. Kalvein R. Mongkau,S.Ag I. Pendahuluan Adalah lazim bagi setiap pendeta mendoakan seseorang yang baru saja keluar dari air baptisan dengan ucapan, ―biarlah Roh Kudus selalu menguatkan saudara…… yang baru saja dibaptiskan ini, agar dia tetap setia dan teguh di dalam imannya saat dia menghadapi pencobaan yang diarahkan kepadanya.‖ Hal ini juga diucapkan oleh para pandeta yang baru saja membaptiskan lebih dari 1200 jiwa pada penutupan Bejana Advent Indonesia Timur KKR Pdt. Mark Finley pada hari Sabat, 9 September 2012 di kolam baptisan Manadi International School setelah berlangsungnya KKR ―Hope for Manado‖ sejak tanggal 31 Agustus di aula Grand Kawanua Hotel, Kairagi Manado. Di antara yang dibaptiskan adalah seorang bapak yang sudah berumur 67 tahun dimana telah lebih dari 38 tahun meninggalkan kebenaran dan melakukan dosa mencobai Tuhan Allah (1 Korintus 10:9) salah satu dosa itu yakni melanggar Page 5 Edisi 203 – 14 September 2012 kekudusan hari Sabat. Puji Tuhan, bapak yang kelahiran desa Kakas, memiliki anak pendeta KGPM di desa Nanasi, akhirnya menyadari kesalahannya setelah dilawat oleh Roh Kudus. Memang benar bahwa seseorang yang baru saja dibaptiskan amat rentan terhadap pencobaan, sebab seseorang yang baru saja dilahirkan kembali melalui air dan roh pada upacara baptisan yang kudus adalah seorang bayi yang baru saja dilahirkan kembali secara rohani dari manusia lamanya. Dan sebagai ciptaan baru, dia benar-benar adalah jiwa yang baru di dalam Kristus dimana masih bergantung dan membutuhkan nasihat-nasihat Firman Allah yang datang dari para rohaniwan dan tua-tua gereja berupa di dalam roh kelemah-lembutan dan penuh kasih sayang. Dalam arti bahwa saat dia baru saja diterima menjadi anggota gereja maka pendengaran dan penglihatannya sangat membutuhkan perhatian dan perlakuan yang lemah-lembut. Paulus sendiri memberikan nasihat kepada orang-orang Kristen yang baru bertobat dari kekafiran dan keYahudian di dalam 1 Korintus 3:2 dengan sebutan ―susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras,…‖ Jadi praktisnya bahwa orang yang baru saja dibaptiskan sangat senang melihat anggota-anggota gereja yang sudah lama di dalam kebenaran agar ―selalu merendahkan diri seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus‖ (Efesus 55:21, band. Yakobus 4:10; 1 Petrus 5:5, 6). Dengan jalan ini mereka akan menjadi betah di gereja, di lingkungan komunitas yang masih baru bagi mereka. Namun bukan berarti bahwa orang-orang yang masih baru di dalam kebenaran ini bebas dari pencobaan. Pencobaan tidak memadang bulu, dan saat pencobaan itu datang maka itu tidak memilih-milih, apakah dia masih baru atau sudah lama di dalam kebenaran Tuhan maka itu akan selalu menimpa orang-orang Kristen. II. Pencobaan Yang Kita Alami Tidak Melampaui Kesanggupan Kita Betapapun, Alkitab begitu gamblang menyatakan bahwa menyatakan bahwa pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia (1 Korintus 10:13a). Kalau demikian, mengapa banyak orang yang mengaku Kristen sering jatuh ke dalam pencobaan padahal pencobaan yang mereka alami adalah pencobaan biasa? Pencobaan biasa dalam arti tidak melebihi kekuatan manusia. Ini mengingatkan kita kepada pencobaan yang dialami Yesus Kristus di padang belantara yang mana secara jelas adalah model pencobaan yang melebihi kekuatannya sebagai seorang manusia yang merupakan oknum KeAllahan sudah menjelma menjadi manusia sejak dikandung oleh Roh Kudus lewat rahim Maria. Namun sekalipun banyak orang sudah membaca cerita pencobaan yang dialami Kristus sebagaimana yang tercatat di dalam kitab-kitab Injil namun kebanyakan masih menerima konsep bahwa Kristus dapat menanggung pencobaan sebanyak tiga kali di pandang gurun itu karena dia adalah Allah. Banyak yang menganggap sepi atau meremehkan pencobaan yang Yesus alami sebagai sesuatu kemustahilan bahwa Dia dapat menanggung dan mengalahkan pencobaan yang diarahkan Bejana Advent Indonesia Timur Setan kepada-Nya karena Di telah menggunakan kekuatan keAllahannya. Kalau memang demikian, mengapa Kristus dicobai pada saat Dia sedang berpuasa, dan itu terjadi saat Dia sudah berpuasa pada hari ke-40 (Matius 4:1). Jelas di sini bahwa pencobaan dari Setan ini bukan hendak menyerang sisi keAllah dari Yesus tetapi sebaliknya bahwa itu hendak melumpuhkan ketergantungan Yesus kepada Allah Bapa-Nya. Secara sepintas lalu, boleh jadi Setan hendak memanfaatkan sifat kemanusiaan Yesus Kristus yang dianggapnya boleh jadi sedang berada dalam kondisi yang lemah penuh kerapuhan dan mudah jatuh yang mana bisa saja gagal menurut kehendak Allah Bapa-Nya. Untuk itu Setan bisa saja mengambil keuntungan dari kerapuhan Kristus yang sedang dalam keadaan lapar secara fisik karena berpuasa sehingga dia anggap itu juga bis melemahkan kekuatan-Nya secara mental dan pada akhirnya tidak ada kekuatan sama sekali untuk menolak pencobaan yang diarahkannya. Padahal yang terjadi sebaliknya, justru saat Kristus dalam kelemahan secara fisik maka ketergantungan dan penyerahan-Nya kepada Allah Bapa benar-benar terjadi secara total dicobai dengan maksud agar Dia dapat mengambil bagian dalam kodrat ilah yang luput dari hawa nafsu yang membinasakan (2 Petrus 1:4). Tetapi yang jelas bahwa orang-orang Kristen sudah diteladankan oleh Kristus satu roh ketergantungan secara total kepada Allah Bapa yang memungkinkan mereka selalu menang pada setiap pencobaan. Melalui kekuatan Roh Kudus, tidak ada kata maaf bagi mereka yang sudah berada di dalam kebenaran Kristus. Mengapa dosa masih berkuasa lagi dalam diri orang percaya saat dia kalah menghadapi peperangan iman, kalah melawan pencobaan? Jawabannya sungguh sederhana, yaitu bahwa dia selalu memaafkan dirinya bahwa memang dia masih manusia, tidak luput dari kelemahan. Walaupun dia tidak pernah mengenyam pendidikan teologi tentang pencobaan tapi sadar atau tidak bahwa dia sedang menyokong satu konsep konsep klise bahwa sekali selamat sudah selamat, yang mereka jabarkan kepada pemahaman bahwa Kristus memang tidak pernah jatuh dalam dosa dan dia selalu menang terhadap pencobaan karena Dia memiliki kekuatan KeAllahan. Jadi dengan berkata bahwa ―saya kan masih manusia,‖ ah kalian kalian kan orang-orang alim, anggota majelis jemaat, anda kan pendeta, otomatis anda harus jadi orang suci. Padahal saat seorang tua-tua jemaat memberikan nasihat kepada seseorang yang jatuh dalam pencobaan maka maka orang itu hanya menjawab, ―uruslah keselamatan masing-masing, jangan sok suci untuk menasihati saya.‖ Pada akhirnya orang itu tidak pernah mau berpikiran maju untuk bertumbuh di dalam iman dan di dalam pengetahuan akan Tuhan Yesus Kristus (2 Petrus 3:18). Paulus secara tegas menulis dalam Roma 6:12, ―Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.‖ Pencobaan itu memang bukanlah dosa, tetapi apabila seseorang jatuh ke dalam pencobaan maka dia pasti menjadi pendosa, pelaku dosa atau berdosa. Memang kita adalah orang-orang Page 6 Edisi 203 – 14 September 2012 berdosa dan Yesus datang bukan untuk memanggil orang benar tetapi orang berdosa (Matius 9:13), namun demikian setelah kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita maka kita tidak mungkin mempermalukan Kristus atas pengakuan kita sebagai murid-murid-Nya hanya oleh sebatang rokok, satu hari Sabat kita bekerja, dan memiliki wanita idaman lain, atau laporan keuangan yang tidak transparan kepada atasan, laporan kekuatan yang akuntabilitas kepada perusahaaan rekanan ataupun kepada pemerintah terkait perpajakan, atau laporan keuangan dari bendahara jemaat, kantor konfrens kepada higher organization. Zakheus atau Lewi sang pemungut cukai tidak lagi jadi penagih pajak yang manipulatif setelah pertobatan mereka menjadi pengikut Yesus. Abraham tidak lagi menjadi seorang pendusta setelah dia disebut bapa segala orang percaya setelah melewati berbagai pencobaan baik berdusta kepada Firaun di Mesir bahwa Sara bukan istrinya tapi adiknya, Ini berarti bahwa pencobaan yang menguji prinsip integritas moral kita tidaklah bersifat lokal atau situasional tapi universal dan mendasar dimana prinsip integritas yang tertuang ke dalam Hukum Allah itu mengikat sepanjang waktu dimana itu bisa menembus batas-batas budaya dan negara, dan denominasi, gender dan strata social. Bahkan pencobaan itu tidak hanya terjadi di kalangan para penurut Hukum Allah tetapi juga di kalangan yang bukan penurut Hukum Allah seperti yang dialami Abraham. Tuhan Allah tidak membebaskan Abraham dari keberdosaaan karena ketidak-setiaan kepada istri yang sah karena Hagar adalah seorang budak. Allah membebaskan Daud dari pelanggaran dosa percabulan karena dia adalah seorang raja yang akan menurunkan keturunan Mesias. Tindakan pengkianatan Yudas Iskariot dan penyangkalan Petrus tidak dianggapYesus sebagai tindakan berdosa hanya karena mereka adalah murid-murid Kristus. Paulus mencatat bahwa oleh kehendak Allah kita yang sudah mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita maka kita akan tetap berada di dalam Dia karena kita adalah ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17). Oleh anugerah Kristus sajalah maka kita adalah orang-orang merdeka, terlepas dari kutukan dan upah dosa dan ancaman kematian kekal (Roma 6:23). Sebab oleh Allah kita berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita (1 Korintus 1:30). Pada saat seseorang yang jatuh ke dalam pencobaan maka dia harus mengambil hikmah dan pelajaran dari kejatuhan itu dan tetap percaya bahwa dia masih memiliki Kristus sebagai pengantaranya (1 Yohanes 2:1) untuk mengampuni dan memberikan kekuatan dan kekebalan rohani menghadapi pencobaan yang lebih hebat. Untuk itu doa-doa penyerahan menuntut hikmat dalam mensiasati pencobaan yang lebih besar itu amat dibutuhkan oleh setiap umat Allah (Yakobus 1:5). Saat seseorang pernah jatuh kepada satu pencobaan yang menyebabkan dia berbuat dosa yang mendatangkan maut yakni dosa-dosa yang dilakukan setelah dia memperoleh pengetahuan tentang kebenaran maka tidak ada lagi pengantaraan Kristus untuk berlaku bagi orang itu, sebab dosa adalah pelanggaran Bejana Advent Indonesia Timur terhadap hukum Allah (Ibrani 10:26; 1 Yohanes 2:1, 2; 1 Yohanes 3:4; 1 Yohanes 5:16; ) sebab dia sudah mendukakan bahkan menghujat Roh Allah (Matius 12:31, 32). Kalau seseorang tetap berada di dalam Yesus, maka dia tidak berbuat dosa lagi (1 Yohanes 3:6a) namun kalau seseorang sudah mengandalkan dirinya sendiri maka di luar Kristus dia tidak akan berbuat apa apa melawan pencobaan (Yohanes 15:5). Pada saat hikmat dari Allah menjadi kekuatannya untuk mengalahkan pencobaan maka dia pasti akan menjadi sahabat lebih akrab dengan Yesus. Orang yang selalu menang gerhadap pencobaan akan selalu dikuduskan di dalam Kristus dan semakin bertumbuh di dalam kasih karunia. ―Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara (Ibrani 2:11). Yesus tidak pernah malu mengkleim kita saudara-Nya sekalipun kita mungkin pernah menjadi pendosa yang amat besar oleh mendukakan Roh Kudus-Nya yang mana mengabaikan nasihat dalam Efesus 4:30) selama bertahun-tahun. Tapi anugerah Kristus sajalah yang menolong kita dari bahaya kebinasaan kekal. Ingat, pencobaan itu bukan dosa, siapapun tapi orang yang gagal menghalau pencobaan pada akhirnya akan berbuat dosa. Saudara, teman atau sesame anggota jemaat bisa menjadi sarana pencobaan dari kuasa kegelapan. Tetapi pada akhirnya pilihan kita sendiri yang menentukan apakah kita menolak atau dikalahkan oleh pencobaan itu. Kesenangan dan kesusahan bisa jadi sarana-sarana untuk mencobai seseorang. Pencobaan berupa kesenangan dialami oleh raja Salomo. Dia pernah digoda secara berkesinambungan oleh kesenangan pemanjaan jasmani dan seksual yang menyebabkan dia berdosa di hadapan Allah oleh melanggar hukum ke-7. Pencobaan berupa godaan seksual pernah dialami Yusuf tapi dia akhirnya menang. Pencobaan berupa kesusahan secara fisik dan materi pernah dialami oleh Ayub dan dia akhirnya menang. Tapi Pencobaan yang dalam rupa pemanjaan kesenangan jasmani dan kesusahan pernah dialami raja Hizkia tapi dia gagal padahal dia pernah jatuh sakit dan umurnya pernah diperpanjang Tuhan selama 15 tahun. Tapi saat duta besar dari Babilon datang mengunjungi negaranya para akhirnya roh mengandalkan keuatan diri dia kedepankan dan roh ketergantungan dan memuliakan Allah dia kebelakangkan. (Yesaya 38, 39). Gantinya menunjukkan kemuliaan Allah melaliui sistem perbaktian di kaabah Yerusalem kepada utusan Babilon justru senbaliknya, raja ini hanya menunjukkan kemuliaan diri melalui gudang persenjataannya sebagai symbol kemakmuran, kekuatan dan kesenangan dirinya. Dicatat dalam Yesaya 36:1, ―maka dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya.‖ Pasal ini jelas menceritakan bahwa Yehuda pernah luput dari serangan raja Asyur bernama Sanherib atas campur tangan kuasa Tuhan. Tapi Hizkia sempat melupakan pimpinan Tuhan ini dan tergoda mengandalkan kekuatan dirinya sendiri pada beberapa waktu kemudian. Ellen G. Whtie menulis: ―Penderitaan dan kemalangan boleh jadi menyebabkan kesusahan, tetapi kemakmuran adalah yang Page 7 Edisi 203 – 14 September 2012 paling berbahaya dalam kehidupan kerohanian. Kecuali manusia itu tunduk secara konstan kepada kehendak Allah, kecuali ia disucikan oleh kebenaran, maka kemakmuran akan membangkitkan secara pasti kecenderungan alamiah kepada kegegabahan (kesemberonoan)‖ {Prophets and Kings, hlm. 59, paragraf no. 3}. ―Satan has control of all whom God does not especially guard. He will favor and prosper some in order to further his own designs, and he will bring trouble upon others and lead men to believe that it is God who is afflicting them.‖ {The Great Controversy, hlm. 589, parag. 2}. Sebagai orang Kristen, marilah kita mensiasati kemakmuran dan kesusahan oleh ketergantungan total kepada kehendak Allah agar kedua aspek ini tidak menjadi pencobaan ampuh untuk menjerumuskan kita kepada kekalahan dan kegagalan. Biarlah ketergantungan kita total kepada Kristus dan berlangsung secara berkelanjutan agar pengalaman Kristus benar-benar menjadi pengalaman dan kemenangann Kristus akan menjadi kemenangan kita. Allah tidak pernah dicobai oleh Setan (Yakobus 1:13) kecuali Kristus di padang gurun (tercatat dalam kitab-kitab Injil). Menjelang kedatangan Kristus kedua kali, Setan terus melipatgandakan kuasa pencobaannya terhadap mereka yang mengaku Kristen dan sebagaimana ketika dia mencobai Yesus, sempat mengundurkan diri dari serangannya untuk mencari waktu yang tepat (Lukas 4:13) demikian pun saat dia mencobai para pengikut Kristus dewasa ini, dia juga selalu mencari waktu yang tepat untuk mencobai dan menjatuhkan para pengikut Kristus. Sebagaimana Yesus diserang dari segala titik, demikian pun para pengikut Kristus saat ini. Saudara, teman dekat, istri atau suami sekalipun Bejana Advent Indonesia Timur bahkan sesama anggota jemaat bisa saja menjadi sarana pencobaan dari kuasa kegelapan. Kita harus sadar bahwa pencobaan di akhir zaman juga bertujuan melemahkan iman umat-umat Allah. Bahkan pencobaan itu juga bermaksud untuk mendinginkan kasih umat-umat Allah , jadi biarlah kasih kita kepada Allah tidak menjadi dingin tetapi harus segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan (Matius 24:13, 22:37, 38). Sehingga kita akan memiliki kasih yang hangat kepada Allah bukan kasih yang suam-suam (Wahyu 3:15, 16). Ellen G. White menulis, ―pencobaan yang paling kuat bukan maaf untuk dosa. Betapapun bersarnya tekanan yang dikenakan terhadap jiwa, pelanggaran itu adalah perbuatan kita. Bukanlah dengan kuasa bumi atau neraka yang memaksa seseorang berdosa. Kemauan harus tidak dapat memaksa, hati harus pasrah, atau nafsu tidak boleh menguasai pertimbangan, bahkan kemauan tidak dapat memaksa kejahatan terhadap kebenaran‖ (Maranatha hl. 225, paragraph 3). Janji Tuhan dalam 1 Korintus 10:13a begitu jelas harus kita percayai bahwa pencobaan yang bukan berasal dari diri kita sekalipun atau pencobaan bukan yang diciptakan oleh hasil pemanjaan hawa nafsu diri sekalipun harus kita ambil hikmahnya sebab itu tidak pernah melampaui kesanggupan kita apalagi pencobaan yang diciptakan dan oleh pemanjaan diri kita memerlukan hikmat dari Allah untuk mengalahkannya. Inilah yang disebut anugerah, apa yang Allah lakukan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita jelas menunjukkan anugerah-Nya yang melimpah di luar dugaan dan apa yang kita pikirkan, harapkan dan doakan (Efesus 3:20). *** Page 8 Edisi 203 – 14 September 2012 Oleh : Bredly Sampouw Nancy sedang berjalan-jalan di sebuah toko target ketika melihat seorang kasir mengembalikan uang seorang bocah laki-laki. Usia bocah itu tidak lebih dari 5 atau 6 tahun. Kasir itu berkata, ―Maaf, uangmu tidak cukup untuk membeli boneka ini.‖ Bocah itu menoleh ke wanita tua disebelahnya, ―Nek, apakah uang saya memang tidak cukup?‖ Nenek itu menjawab, ―Engkau tahu bahwa engkau tidak punya cukup uang untuk membeli boneka itu, Sayang.‖ Kemudian nenek itu meminta bocah itu untuk tetap di situ selama lima menit sementara dia melihat sekelilingnya. Nenek itu pergi dengan cepat. Bocah itu masih tetap memegang boneka itu di tangannya. Akhirnya nancy berjalan mendekatinya dan menanyakan kepada siapa dia akan memberikan boneka itu. ―Adik perempuanku sangat menyenangi boneka ini. Ia begitu menginginkannya untuk natal nanti. Ia yakin Santa Claus akan memberinya. ― Kemudian dengan sedih ia berkata kepada Nancy, ―Santa Claus tidak bisa memberinya sekarang. Aku harus memberikan boneka ini kepada mamaku sehingga dia bisa memberikannya kepada adikku ketika dia ke sana.‖ Matanya tampak sedih ketika ia berkata, ―Adikku sudah bersama-sama Tuhan. Papa berkata bahwa mama akan segera bertemu Tuhan sehingga aku kira dia dapat membawakan boneka ini untuk adikku.‖ Bejana Advent Indonesia Timur Hati nancy hampir berhenti. Bocah itu memandang Nancy dan berkata, ―Saya memberi tahu papa supaya ia memberitahu mama untuk tidak pergi dulu. Saya ingin dia menunggu sampai saya pulang dari mal.‖ Kemudian dia menunjukkan foto dirinya. Dia sedang tertawa. Dia kemudian memberi tahu Nancy, ―Aku ingin Mama membawa foto ini agar dia tidak melupakan aku. Aku mencintai mama dan berharap dia tidak meninggalkanku. Tapi, Papa mengatakan bahwa mama harus pergi bersama adikku.‖ Kemudian ia melihat bonekanya kembali dengan sedih. Nancy segera meraih dompetnya dan berkata kepada bocah itu, ―Coba engkau cek uangmu kembali. Jangan-jangan cukup untuk membeli boneka itu!? ―Oke‖, jawabnya, ―Aku harap uangku cukup.‖ Nancy menambahkan uangnya ke uang bocah itu tanpa sepengetahuannya dan mereka mulai menghitungnya. Bocah itu berkata, ―Terima kasih Tuhan karena memberi saya uang yang cukup!‖ Lalu dia melihat Nancy dan berkata, ―Semalam, sebelum tidur, aku berdoa kepada Tuhan untuk memberiku cukup uang untuk membeli boneka ini, sehingga mama dapat memberikannya kepada adikku. Tuhan mendengar doaku! Aku juga ingin memiliki cukup uang untuk membeli setangkai mawar putih untuk mama. Tetapi, aku tidak berani meminta Tuhan terlalu banyak. Namun, dia memberiku uang untuk membeli boneka dan mawar putih. Mamaku senang mawar putih.‖ Page 9 Edisi 203 – 14 September 2012 Beberapa menit kemudian, nenek tua itu kembali dan Nancy pergi. Nancy menyelesaikan belanja dengan pikiran yang sama sekali berbeda dari saat berangkat belanja. Nancy tidak bisa menghilangkan bayangan bocah laki-laki kecil itu dari benaknya. Kemudian nancy ingat artikel surat kabar lokal dua hari lalu yang menyebutkan bahwa seorang sopir truk yang sedang mabuk menabrak mobil yang dikendarai oleh seorang wanita muda dan seorang gadis kecil. Gadi kecil itu langsung tewas saat itu juga dan ibunya dalam kondisi kritis. Keluarga itu memutuskan untuk melepaskan alat bantu hidup karena wanita muda itu tidak mungkin siuman dari komanya. Apakah yang ditulis berita itu mama dan adik bocak laki-laki itu? Nancy tidak bisa menghentikan langkahnya ketika membeli seikat mawar poutih dan pergi ke tempat duka di mana jenasah wanita muda itu dibaringkan untuk memberikan penghormatan terakhir. Jenazah wanita itu di dalam peti sambil memegang sekuntum mawar putih dengan foto bocah laki-laki serta sebuah boneka di atas dadanya. Nancy meninggalkan tempat duka itu dengan mata berair. Nancy merasa hidupnya sudah diubahkan selamanya. Kasih bocah laki-laki itu terhadap mama dan adik perempuannya sungguh sulit dibayangkan. Hanya dalam tempo sekian detik, seorang pengemudi truk mabuk merenggut kasih itu darinya. Inspirasi Untuk Direnungkan : Dunia sering kali digambarkan seperti itu. Pemabuk yang tidak menyadari keteledorannya menyebabkan sesamanya kehilangan orang yang mereka kasihi. Namun, kita beruntung masih ada seorang yang mau meneruskan kasih kepada yang membutuhkannya. Untuk Dilakukan : “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Yohanes 13 : 34 Saat kita berbagi kasih kepada orang lain, entah dengan cara bagaimana Tuhan mengalirkan kasih-Nya yang luar biasa kepada kita. Bagikan kasih, melalui kebaikan kepada sesama yang terkecil sekalipun, niscaya kita klak menerima balasannya yang sangat mulia serta tidak diharap oleh kita. Pernahkah saudara menerima perbuatan baik dari seseorang yang mungkin tidak kita kenal apakah di jalan, di mal, atau dimana saja, dan ketika anda menerimanya, barulah sadar mengapa? Hal itu terjadi. Ada banyak yang kita terima dari orang lain disekitar kita yang tidak kita sadari itu adalah balasan kasih yang kita telah berikan pada waktu yang lalu. Karena itu bila saudara menemui seseorang yang memerlukan pertolongan, bantuan disekitar kita janganlah segan bertidak kalau hati saudara sudah tergerak. “Beri kasih , terima kasih .” Artikel Rohani Apakah Tulisan-Tulisan Roh Nubuat Menjauhkan Gereja Advent Dari Prinsip Sola Scriptura? Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau Gembala Jemaat Nanasi & Nanasi Timur Lanjutan ..... 4. Aturan Keempat Kita harus menggunakan akal sehat dan pikiran yang disucikan seperti seperti yang kitaanalisa [hlm. 401] perbedaan antara prinsip dan kebijakan Selama komenter-komentar Ellen White di pertemuan panitia sekolah St. Helena pada tahun 1904, dia menekankan lagi satu prinsip hermeneutika yang hendak menolong mereka dan yang lainnya ketika mencoba menerpakna prinsip dan kebijakan. Ia memperhatika bahwa anggota-anggota gereja sedang memperhatikan kata-katanya secara legalisti, tanpa berpikir: "Mengapa, Sester White sudah mengatakan si anu; dan oleh karena itu kita sedang menaikinya secara langsung." Tanggapannya: "Allah menginginkan kita semua untuk memiliki pikiran sehat, dan Ia menginginkan kita berpikir dari akal sehat. Lingkungan-lingkungan mengubah kondisi-kondisi. "1 Kekristenan adalah agama yang masuk diakal. Allah menanamkan di dalam para pria dan wanita bukan hanya 1 Selected Messages, book 3, hlm. 217. Lihat hlm. 395. Bejana Advent Indonesia Timur Page 10 Edisi 203 – 14 September 2012 kesanggupan untuk menanggapi anugerah Allah (dan kesanggupan untuk tidak menanggapi) tetapi juga kemampuan untuk berpikir dari sebab kepada akibat. Pada banyak kesempatan Ellen White berkata, "Allah sudah memberikan kita kuasa-kuasa untuk digunakan, untuk dikembangkan dan dikuatkan oleh pendidikan. Kita harus berpikir dan memantulkan, secara berhati-hati menandai hubungan antara sebab dan akibat. Ketika ini dipraktekkan . . . mereka boleh menjawab sepenuhnya maksud Allah di dalam penciptaan mereka."2 Dia tidak membuat alasan pemisah akhir dari yang baik dan yang jahat. Pikiran, baginya, adalah kemampuan memahami hal masuk akal dari nasihat Allah dan kesanggupan untuk memantulkan akibat-akibat dari menuruti atau tidak menurut nasihat itu. Dia menjelaskan hubungan antara kemauan Allah dan kuasa-kuasa berpikir manusia ini: "Kita harus dituntun oleh teologia yang benar dan akal sehat."3 Baginya, pikiran yang disucikan, dan akal sehat adalah sinonim yang sebenarnya. Pikiran dan Hal-Hal Ekstrim.Setiap pokok bahasan, apakah itu di dalam bidang teologi, hukum, etika, musik, seni lukis, atauhukum konstitusi, ditimpakan dengan mereka yang cenderung pergi kepada hal-hal yang ekstrim. Kita menyebut kelompok-kelompok itu Farisi dan Saduki, konservatif atau liberal, atau penganut literalis atau penganut simbolis, acuh tak acuh (dingin) atau fanatik (panas), dst. Di dalam filsafat dan agama, kita menyebut kelompok yang satu adalah penganut objektivitas, dan yang lain adalah penganut subjektivitas. 4 Kebenaran (sebagai prinsip) bukanlah sesuatu jenis yang seimbang antara dua kesalahan. Kebenaran melebihi kesalahan atau kedua keekstriman oleh mengakui kebenarankebenaran masing-masing hal yang ekstrim ingin untuk dijaga.5 Tetapi kebenaran tidak bekerja sama dengan roh atau kesalahan-kesalahan yang masing-masing keekstriman pegang. Ketika orang mengakui unsur kebenaran di dalam lawan mereka, peristiwa yang luar biasa terjadi— kedamaian berlaku, perdamaian terjadi, dan kesatuan yang nyata berkembang. Kesatuan yang nyata bukanlah akibat dari ajakan administrasi atau satu pilihan komite; kesatuan terletak pada prinsip-prinsip penafsiran yang diterima secara umum. Pada saat yang sama, materi yang berurusan dengan kebijakan (bukan prinsip) menuntut satu pendekatan yang berbeda. Sebagai contoh, berkaitan dengan pakaian Ellen White menulis: "Ada satu kedudukan menengah di dalam hal-hal ini. Oh, bahwa kita semua boleh menemukan secara bijak kedudukan itu dan memeliharanya." Berbicara diet, dia menasihati: "Ambilah jalan tengah, hindari semua hal yang ekstrim."6 Tetapi menghindari hal-hal yang ekstrim adalah lebih dari pada sebuah materi intelektual. Beberapa orang boleh jadi memikirkan secara intelektual ikatan yang benar antara prinsip dan kebijakan, tetapi secara emosi mereka cenderung kepada hal yang ekstrim. Bahkan ketika mereka mempromosikan kebijakan yang benar, mereka mungkin juga secara jiwa ekstrim yang panas atau dingin. Ellen White menaruh jarinya pada masalah mereka, bahkan ketika kebijakan mereka itu benar: "Kita sudah menemukan di dalam pengalaman kita bahwa jikalau Setan tidak dapat memelihara jiwa-jiwa terikat di dalam es kelalaian, maka ia akan mencoba untuk mendesak mereka ke dalam api kefanatikan."7 Seorang teolog Advent yang dihormati yang berasal dari generasi lebih awal mengingat bagaimana ia tanpa sengaja menjalankan "api kefanatikan" di dalam menerapkan salah satu dari prinsip-prinsip kesehatan Ellen White. Sementara menjual buku-buku agama pada masa mudanya, M. L. Andreasen hidup dengan granola (sejenis sereal mirip muesli yakni campuran antara kacang-kacangan dan buah kering dimakan dengan susu pada saat sarapanpagi. Ia selalu membawa sertanya, mencampurkan itu dengan air dan memakannya dua kali sehari. Kemudian seseorang membaca dari salah satu buku-buku Ellen White bahwa orang "makan terlalu banyak." Ia melihat ke sekitar dan menemukan pembuktian yang cukup dari pernyataan itu. Jadi, [hlm. 402] untuk menjadi setia kepada terang baru, ia memotong jatah harian rangsumnya. Beberapa waktu kemudian ia membaca sendiri pernyataan di dalam Testimonies, volume 2, halaman 374: "Engkau makan terlalu banyak." Itu menyebabkan dia berpikir lagi. Haruskah dia memotong setengah bagian dari jatah makanan sehari-harinya? Kemudian itu tertanam padanya. Ia adalah jujur dan ingin 2 Mind, Character, and Personality, vol. 2, hlm. 436. Ibid., vol. 1, hlm. 148. 4 Testimonies, vol. 1, hlm. 425. 5 Lihat hlm. 260, 261. 6 Counsels on Diet and Foods, hlm. 211. Orang-orang Yunani kuno sering membicarakan sikap tidak berlebih-lebihan ("tidak ada apa-apa yang 3 Bejana Advent Indonesia Timur berlebihan") seperti penyelidikan untuk "golden mean" (kedudukan moderat ideal antara dua hal yang ekstrim). 7 Testimonies, vol. 5, hlm. 644. Page 11 Edisi 203 – 14 September 2012 melakukan yang benar tetapi ia sekarang berterima kasih kepada Allah karena "sedikit pengertian yang baik."8 Oleh sebab Ellen White berkata pada beberapa kesempatan bahwa "dua sajian makanan [harian] adalah lebih baik dari pada tiga kali,"9 beberapa keluarga menjadikan itu sebagai satu aturan bagi setiap orang, termasuk mereka yang berada di dalam sanatorium-sanatorium. Di dalam rujukan kepada sanatorium-sanatorium Ny. White menunjukkan bagaimana untuk mengikatkan prinsip dengan kebijakan dan lingkungan-lingkungan: "Jika, sesudah berbagi dengan sajian makanan ketiga di sanatorium, anda akan melihat oleh akibatakibat bahwa ini sedang memelihara orang menjauhi lembaga itu, tugasmu adalah sederhana. Kita harus mengingat bahwa sementara ada beberapa orang yang lebih baik untuk memakan hanya dua sajian makanan, ada orang yang lain yang memakan secara ringan masing-masing sajian, dan yang merasa bahwa mereka memerlukan sesuatu pada sore hari. . . . [Menghapuskan sajian makanan ketiga boleh jadi ] melakukan lebih merusak dari pada yang baik."10 Bahkan Ny. White mengingatkan: "Praktek makan tetapi dua sajian makanan sehari secara umum dijumpai sebuah keuntungan untuk kesehatan; namun berada di bawah beberapa lingkungan seseorang boleh jadi menuntut sajian makanan ketiga. Betapapun, seharusnya, jika mengambil ketiga-tiganya, jadikan amat ringan, dan ambilah makanan yang paling mudah dicerna."11 berbahaya saudara dan saudari mengambil pandangan yang ekstrim terhadap reformasi kesehatan?" Ia menjawab: "Ini mungkin diharapkan di dalam semua yang mengemudikan reformasi. . . . Adalah rencana Allah bahwa orang-orang yang dipantaskan dengan pekerjaan itu haruslah secara bijaksana dan bersungguh-sungguh menetapkan reformasi kesehatan, kemudian membiarkan orang itu menentukan perkara itu dengan Allah dan jiwa-jiwa mereka. Adalah tugas mereka setiap jalan yang memenuhi syarat untuk mengajarkannya untuk membuat orang percaya dan menurut, dan semua orang yang lain harus menjadi diam dan diajar."12 Ringkasnya. prinsip keempat dari hermeneutika menerapkan kepada akal sehat di dalam mengikatkan prinsip dengan kebijakan. Ini menuntut baik kesehatan di dalam pikiran maupun sikap tidak memihak. Ellen White dengan baik berkata: "Ada satu kelas dari umat yang selalu bersedia menyentuh beberapa persoalan, yang ingin menangkap beberapa keganjilan dan keanehan dan baru; tetapi Allah akan memiliki semua yang bergerak dengan tenang, penuh perhatian, memilih kata-kata selaras dengan kebenaran untuk masa kini, yang menuntut untuk disajikan kepada pikiran secara bebas yamg mana secara emosional mungkin, sementara masih mengemban intensitas dan kekhidmatan yang wajar itu seperti yang harus diemban. Kita harus berjaga-jaga melawan hal-hal ekstrim yang diciptakan, berjaga-jaga melawan dorongan mereka yang hendak berada di dalam api atau di dalam air." 13 Pada tahun 1867 Ny.White menjawab beberapa pertanyaan lazim berkenaan dengan reformasi kesehatan. Salah satu dari pertanyaan itu adalah: "Apakah tidak ada yang 5. Aturan Kelima Kita harus memastikan bahwa kutipankutipan yang disangka benar-benar dituliskan oleh penulis kepada siapa itu dihubungkan. Setiap figur publik memiliki masalah menghadapi orang yang tak berobah tentang apa yang mereka "ketahui" yang pembicara atau yang penulis sudah katakan. "Kepercayaan" mungkin sama liarnya dengan daya khayal seseorang, tetapi pembicara atau penulis masih harus mencoba untuk mempertahankan dirinya sendiri melawan kesalahan atau penyimpangan. Secara jelas, pendapat seseorang tidak memiliki rujukan bagi apa yang ia "sedang kutip." Kebanyakan adalah waktu ia (pria/wanita) itu memperoleh informasinya dari kelompok orang ketiga atau keempat. Kita sering menyebut ini adalah ingatan-ingatan menyimpang dan kesalahan-kesalahan datar dari "pernyataanpernyataan bersifat apokrip." Masalah ini mencelakai Ellen White dari permulaan pelayanannya yang mula-mula, dan bahkan dewasa ini. Tercakup di dalam pernyataan-pernyataan yang sudah dihubungkan secara tidak benar dengan dirinya adalah topik berikut ini: (1) Penduduk planet-planet lain sekarang sedang mengumpulkan buah untuk satu Sabat persinggahan di 8 Virginia Steinweg, Without Fear or Favor (Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1979), hlm. 53, 54. 9 Counsels on Diet and Foods,hlm. 141, 173; Testimonies, vol. 4, hlm. 416, 417. 10 Ibid., hlm. 283. 11 The Ministry of Healing, hlm. 321. Bejana Advent Indonesia Timur 12 Review and Herald, 8 Oktober 1867. 13 Testimonies to Ministers,hlm. 227, 228. Page 12 Edisi 203 – 14 September 2012 jalan menujuk ke sorga; (2) Ia melihat seorang malaikat sedang berdiri dekat Uriah Smith mengilhami dia saat ia menulis Thoughts on Daniel and the Revelation; (3) Roh Kudus yang dahulunya adalah Melchizedek; (4) Ia menunjuk gunung tertentu sebagai tempat tersembunyi yang aman pada masa kesukaran; (5) Ia menamai kota-kota yang khusus, dst., yang akan dihancurkan oleh datangnya gempa bumi, api, banjir, dst.; (6) Kristus akan kembali pada tengah malam; (7) Telur-telur seharusnya tidak pernah dimakan (melupakan konteks langsung dan banyak pernyataan lain berkenaan dengan lingkungan- lingkungan yang bermacam-macam); (8) Dia hendak menjadi anggota 144,000; (9) Kegelapan harafiah akan menutupi bumi sebagai tanda bahwa pintu kasihan [hlm. 403] sudah tertutup; (10) Pekerjaan pengantaraan terakhir Kristus sebelum pintu kasihan tertutup akan dibuat bagi anak-anak yang sudah menyimpang dari gereja; (11) Kita akan kedapatan masih hidup sebelum kita hidup selama 1000 tahun, dan saat kita akan dihidupkan jika kita mati besok; (12) Seluruh gereja dan konferens akan murtad, dst. Tulisan Roh Nubuat Kemenangan AKHIR Keruntuhan Kota Yerusalem Oleh: ELLEN G. WHITE Lanjutan …. Seperti hamba-hamba Allah pada zaman dahulu kala, banyak dari mereka yang "di siksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka menerima kebangkitan yang lebih baik" (Iberani 11:25). Hal ini mengingatkan kepada pikiran mereka kata-kata Guru mereka, yang bilamana di aniaya demi Kristus, mereka akan sangat bersukacita karena besarlah upah mereka di surga, karena demikianlah juga nabinabi di aniaya sebelum mereka. Mereka bersukacita karena mereka dianggap layak menderita demi kebenaran. Dan naynyian kemenangan berkumandang naik dari dalam api yang mengamuk. Oleh iman mereka memandang ke atas, mereka melihat Kristus dan malaikat-malaikat menghadapi peperangan surga, memandang kepada mereka dengan penuh perhatian, dan menghargai kesetiaan dan keteguhan hati mereka. Satu suara turun dari takhta Allah kepada mereka, "Hendaklah engkau Bejana Advent Indonesia Timur setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan" (Wahyu 2:10). Sia-sialah usaha Setan menghancurkan jemaat Kristus dengan kekerasan. Pertentangan yang besar di mana murid-murid Yesus menyerahkan hidup mereka, tidak berakhir pada waktu murid-murid pembawa standar moral ini di bunuh. Mereka menaklukkan pada waktu mereka dikalahkan. Pekerjapekerja Allah di bunuh, tetapi pekerjaan-Nya maju terus dengan mantap. Kabar Injil itu terus tersebar, dan jumlah pengikutpengikut-Nya terus bertambah. Injil itu menerusi daerahdaerah yang tidak mudah dimasuki, bahkan sampai ke daerah kekuaasaan Roma. Seorang Kristen dalam pembelaannya berkata kepada penguasa kafir yang mendorong penganiayaan: Engkau boleh "membunuh kami, menyiksa kami, menghukum kami . . . . Ketidak-adilanmu adalah bukti bahwa kami tidak bersalah . . . . Atau kejahatanmu tidak berguna bagimu." Page 13 Edisi 203 – 14 September 2012 Semuanya itu menjadi undangan kuat memanggil orang lain kepada keyakinannya yang kuat. "Semakin sering kami engkau babat, semakin banyak kami bertumbuh, darah orangorang Kristen itu adalah benih." -- Tertullian's "Apology," par. 50 (ed. T. and T. Clark, 1869). Ribuan orang dipenjarakan dan di bunuh, tetapi yang lain muncul menggantikan tempat mereka. Dan mereka yang telah mati syahid (martir) oleh karena iman mereka yang teguh kepada Kristus, telah diperhitungkan Tuhan sebagai penakluk. Mereka telah melakukan perjuangan dengan baik, dan mereka akan menerima mahkota kemuliaan bilamana Kristus datang kembali. Penderitaan yang mereka tanggung telah membuat orang-orang Kristen semakin dekat kepada satu sama lain dan kepada Penebus mereka. Teladan kehidupan mereka dan sikap mereka menghadapi kematian telah menjadi kesaksian abadi bagi kebenaran. Dan tanpa diharapkan pengikut-pengikut Setan meninggalkan tugasnya dan menggabungkan diri di bawah panji-panji Kristus. Oleh sebab itu Setan menetapkan rencananya untuk berperang lebih keras dan lebih berhasil melawan pemerintaha Allah, dengan cara menanamkan panji-panjinya di dalam jemaat Kristen. Jikalau para pengikut Kristus dapat di tipu, dan di tuntun untuk melawan Allah, maka kekuatan, ketahanan dan keteguhan mereka akan dapat dihancurkan, dan mereka akan jatuh menjadi mangsa yang tidak berdaya. Sekarang permusuhan besar ini berusaha memenangkan dengan tipu daya licik apa yang tidak dimenangkan dengan kekerasan. Penganiayaan dihentikan, dan digantikan dengan daya tarik kekayaan duniawi yang berbahaya dan kehormatan duniawi. Para pemuja berhala telah di tuntun untuk menerima sebahagian iman Kristen, sementara mereka menolak kebenaran-kebenaran penting lainnya. Mereka mengaku menerima Yesus sebagai Anak Allah dan percaya kepada kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi mereka tidak punya pendirian mengenai dosa dan tidak merasa perlu bertobat atau perubahan hati. Oleh karena pihak mereka telah memberi konsesi, maka mereka mengusulkan agar orang-orang Kristen juga memberi konsesi agar supaya semuanya boleh bersatu dalam landasan iman dalam Kristus. Sekarang jemaat berada dalam bahaya yang sangat menakutkan. Penjara, penyiksaan, api dan pedang adalah lebih berkat dibandingkan dengan ini. Sebagian orang Kristen berdiri teguh dan menyatakan tanpa kompromi kepada Setan. Sebagian yang lain setuju menyerah atau memodifikasi sebagian bentuk kepercayaan mereka, dan bersatu dengan mereka yang telah menerima sebagian Kekristenan itu, dan mengatakan bahwa ini adalah bentuk pertobatan mereka sepenuhnya. Ini adalah masa kesukaran dan penderitaan yang dalam kepada pengikutpengikut setia Kristus. Dengan jubah Kkekristenan yang purapura, Setan membuat dirinya disenangi oleh jemaat, untuk merusak iman mereka, dan mengalihkan pikiran mereka dari firman kebenaran. Kebanyakan orang Kristen pada akhirnya setuju menurunkan standar moral mereka, sehingga terbentuklah satu persekutuan antara Kekristenan dan kekafiran. Meskipun mereka yang berbakti kepada dewa-dewa mengaku bertobat Bejana Advent Indonesia Timur dan dipersatukan dengan gereja, mereka masih terus bergantung kepada penyembahan berhalanya, hanya mengganti obyek peribadatan mereka kepada patung Yesus, bahkan patung-patung Maria dan orang-orang kudus lainnya. Dengan demikian bau busuk ragi penyembahan berhala di bawa masuk ke dalam gereja yang dilanjutkan dengan pekerjaan-pekerjaan jahatnya. Ajaran-ajaran yang tidak kuat dan mantap, upacara takhyul dan acara penyembahan berhala telah digabungkan dengan iman dan peribadatannya. Sementara para pengikut Kristus dipersatukan dengn para penyembah berhala, agama Kristen telah menjadi rusak, dan jemaat telah kehilangan kesucian dan kuasanya. Namun, ada sebahagian yang tidak disesatkan oleh penipu ini. Mereka masih tetap mempertahankan kesetiaannya kepada Pencipta kebenaran, dan berbakti hanya kepada Allah saja. Akan selalu ada dua kelompok orang-orang yang menyatakan dirinya pengikut-pengikut Kristus. Sementara yang satu kelompok mempelajari kehidupan Juru Selamat dan dengan sungguh-sungguh memperbaiki kekurangan mereka serta menyesuaikan diri dengan Teladan mereka, kelompok yang lain menghindari kebenaran yang praktis dan mudah dimengerti, yang mengungkapkan kesalahan mereka. Bahkan dalam keadaan terbaik sekalipun, jemaat itu tidak terdiri dari orang-orang yang seluruhnya benar, suci dan sungguh-sungguh. Juru Selamat kita mengajarkan bahwa mereka yang dengan sengaja memanjakan diri dalam dosa tidak boleh di terima menjadi anggota jemaat. Namun Ia menghubungkan kepada diri-Nya orang-orang yang bertabiat buruk dan memberikan kepada mereka manfaat pengajaran dan teladan-Nya, agar supaya mereka boleh mempunyai kesempatan melihat kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki kesalahankesalahan tersebut. Di antara ke dua belas rasul terdapat seorang pengkhianat. Yudas di terima bukan karena cacad tabiatnya, tetapi ia di terima meskipun tabiatnya demikian. Ia telah dihubungkan dengan murid-murid itu, agar melalui pengajaran dan teladan Kristus mudah-mudahan ia boleh belajar apa itu tabiat Kristiani, dan dengan demikian di tuntun untuk melihat kesalahannya, untuk bertobat, dan oleh rahmat ilahi, menyucikan jiwanya "dalam menuruti kebenaran." Tetapi Yudas tidak berjalan dalam terang yang dengan ramah diizinkan bersinar kepadanya. Oleh memanjakan diri dalam dosa, ia mengundang godaan Setan. Sikap tabiat buruknya menjadi sangat menonjol. Ia menyerahkan pikirannya ke bawah pengendalian kuasa kegelapan. Ia menjadi marah bilamana kesalahannya di tegur, dan dengan demikian ia telah di tuntun melakukan kejahatan mengerikan mengkhianati Tuhannya. Demikianlah semua orang yang menyukai kejahatan yang mengaku saleh, membenci mereka yang mengganggu ketenangannya oleh menegur dosa-dosanya. Bilamana kesempatan diberikan kepada mereka, seperti Yudas, mereka akan mengkhianati yang menegur mereka meskipun demi kebaikan mereka. Para rasul menemui di dalam jemaat orang-orang yang mengaku saleh sementara secara sembunyi-sembunyi menyukai kejahatan. Ananias dan Safira bertindak sebagai penipu, berpura-pura mengorbankan seluruh uangnya kepada Page 14 Edisi 203 – 14 September 2012 Allah, pada waktu dengan tamaknya mereka menahan sebahagian untuk mereka sendiri. Roh kebenaran yang menyatakan kepada para rasul tabiat sebenarnya orang berpurapura ini. Dan pengadila Allah membebaskan jemaat dari titik yang menodai kesuciannya. Tanda tindakan Roh Kristus di dalam jemaat merupakan suatu teror kepada orang-orang munafik dan pelaku kejahatan. Mereka tidak tahan lama berhubungan dengan orang-orang yang senantiasa menjadi wakil-wakil Kristus, dalam tabiat dan watak. Dan sementara Bejana Advent Indonesia Timur cobaan dan penganiayaan datang ke atas pengikut-pengikutNya, hanya mereka yang rela menyangkal semuanya demi kebenaran saja yang menjadi murid-murid-Nya. Jadi selama penganiayaan berlanjut, jemaat itu relatif tetap suci. tetapi sesudah berhenti, orang-orang yang bertobat yang kurang sungguh-sungguh dan kurang pengabdian ditambahkan, maka terbukalah jalan bagi Setan untuk menjejakkan kakinya. Bersambung ..... Page 15