PENDAHULUAN Latar Belakang Lingkungan adalah faktor yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap tingkat produksi. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap ternak antara lain adalah suhu dan kelembaban. Produktivitas ternak merupakan fungsi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain pakan, pengelolaan dan perkandangan, pemberantasan dan pencegahan penyakit. Ternak agar dapat berproduksi dengan baik, maka harus dipelihara pada kondisi lingkungan yang nyaman. Sehingga dalam hal ini lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap penampilan produksi seekor ternak. Ternak domba merupakan hewan berdarah panas yang mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran tertentu dengan cara homeostasis melalui proses termoregulasi. Pada temperatur lingkungan yang rendah domba akan memanaskan tubuhnya melalui pembakaran zat makanan dalam darah, sebaliknya pada temperatur yang tinggi domba akan berusaha menurunkan temperatur tubuhnya melalui kulit maupun pernafasan. Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya. Apabila terjadi perubahan maka ternak akan mengalami stres. Stres adalah respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis lingkungan. Stres terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan atau penurunan temperatur lingkungan. Indonesia berada pada daerah tropis yang memiliki suhu sangat panas dengan kelembaban tinggi. Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi kurang menguntungkan bagi ternak domba. Salah satu faktor yang dapat menghambat pembuangan panas tubuh pada domba adalah wol, yang akan mempengaruhi produksi ternak. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan pencukuran wol. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh pencukuran, dan jenis kelamin terhadap kondisi fisiologis domba garut yang dipelihara secara semi intensif. 1