neraca akrual - Perubahan APBD 2015 dan APBD 2016 Kab

advertisement
NERACA AKRUAL
Disajikan dalam Diklat Teknis Pengelolaan
Keuangan Berbasis Akrual
Akuntansi
adalah proses identifikasi, pencatatan,
pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian
keuangan, penyajian laporan serta
penginterpretasian atas hasilnya.
Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP)
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Pasal 4 PP 71 th 2010
(1) Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual.
Tujuan penyusunan/penetapan Standar
Akuntansi a.l:
sebagai acuan bagi:
a.
Penyusun
laporan
keuangan
dalam
menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar;
b. Pemeriksa dalam memberikan pendapat
mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan standar; dan
c. Para pengguna laporan keuangan dalam
menafsirkan informasi yang disajikan pada
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar
Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan
(a) Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
(1) bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
(2) sistem pemerintahan otonomi & transfer pendapatan antar
pemerintah;
(3) pengaruh proses politik;
(4) hubungan antara pembayaran pajak dgn pelayanan pemerintah.
(b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
(1) anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan
sebagai alat pengendalian;
(2)
investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan
pendapatan;
(3) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan
pengendalian; dan
(4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena
digunakan dalam kegiatan operasional pemerintahan.
Anggaran, akuntansi ,& pelaporan keuangan
Fungsi anggaran di lingkungan pemerintah berpengaruh
penting dlm akuntansi dan pelaporan keuangan, a.l
karena:
(a) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
(b) Anggaran merupakan target fiskal yg menggambarkan
keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan
pembiayaan yang diinginkan.
(c) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang
memiliki konsekuensi hukum.
(d) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja
pemerintah.
(e) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan
keuangan
pemerintah
sebagai
pernyataan
pertanggungjawaban pemerintah kepada publik.
Pengguna laporan keuangan pemerintah
kelompok utama, namun tidak terbatas pada:
(a) masyarakat;
(b) wakil rakyat, lembaga pengawas, dan
lembaga pemeriksa;
(c) pihak yang memberi atau berperan dalam
proses donasi, investasi, dan pinjaman;
dan
(d) pemerintah.
PERANAN LAPORAN KEUANGAN
Lap Keu disusun utk menyediakan informasi yg relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yg dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
selama satu periode pelaporan.
Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui:
1. Nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan
kegiatan operasional pemerintahan
2. Menilai kondisi keuangan
3. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan
4. Membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan
Laporan Keuangan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
2. Manajemen
3. Transparansi
4. Keseimbangan Antargenerasi
5. Evaluasi Kinerja
SAP Berbasis Akrual
adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset,
utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis
akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD.
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar.
DASAR HUKUM
PP 71/2010
• Tentang SAP
• Ketentuan lebih lanjut
mengenai penerapan
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
Berbasis Akrual secara
bertahap pada pemerintah
daerah diatur dengan
Peraturan Menteri Dalam
Negeri.
PERMENDAGRI 64/2013
•
Tentang Penerapan SAP Berbasis
Akrual pada PemDa
•
Pengaturan Penerapan SAP
Berbasis Akrual pada Pemda:
a.
Perkada
Kebijakan
Akuntansi dan Perkada
SAPD paling lambat 31 Mei
2014;
b.
Penerapan pada Pemda
paling lambat mulai TA 2015
BASIS AKUNTANSI
BASIS KAS (Lama)
• Basis Kas adalah basis
akuntansi di mana transaksi
ekonomi atau peristiwa
akuntansi diakui, dicatat, dan
disajikan dalam laporan
keuangan pada saat kas
atau setara kas diterima
atau dibayar.
• Basis Kas diterapkan
utk pengakuan
Pendapatan- LRA, Belanja,
dan Pembiayaan
BASIS AKRUAL (Baru)
• Basis akrual adalah basis
akuntansi di mana transaksi
ekonomi
atau
peristiwa
akuntansi diakui, dicatat, dan
disajikan
dalam
laporan
keuangan
pada
saat
terjadinya transaksi tersebut,
tanpa memperhatikan waktu
kas diterima atau dibayarkan
• Basis akrual diterapkan
untuk pengakuan PendapatanLO, Beban, Aset, Kewajiban,
dan Ekuitas
Mengapa Harus Akrual ? (Yuridis):
Psl 1
UU17/2003
• Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih
• Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih
Psl 36 ayat (1)
UU 17/2003
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun
Psl 70 ayat (2)
UU 1/2004
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya tahun anggaran 2008
12
HARUS AKRUAL (Tujuan):
1. Meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas
(penganggaran, akuntansi dan pelaporan)
2. Meningkatkan pengendalian fiskal, manajemen asset
3. Meningkatkan
akuntabilitas
dalam
program
penyediaan barang dan jasa oleh pemerintah
4. Informasi yang lebih lengkap bagi pemerintah untuk
pengambilan keputusan
5. Mereformasi sistem anggaran belanja
6. Transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan
yang dilakukan oleh pemerintah
13
HARUS AKRUAL (Manfaat):
1. Gambaran yang utuh atas posisi keuangan
pemerintah
2. Informasi yang sebenarnya kewajiban pemerintah
3. Lebih familiar pada lebih banyak orang dan lebih
komprehensif dalam penyajian informasinya
4. Standar yang dapat diterima umum
5. Memperkuat pengelolaan dan pengembangan
anggaran, khususnya melalui pengakuan dan
pengendalian asset dan kewajiban pemerintah
6. Sesuai Statistik Keuangan Pemerintah (GFS) yang
dipraktikkan secara internasional
14
HARUS AKRUAL (ALASAN):
1. Akuntansi berbasis kas tidak menghasilkan informasi yang
cukup misal transaksi non kas untuk pengambilan keputusan
ekonomi misalnya informasi tentang hutang dan piutang,
sehingga penggunaan basis akrual sangat disarankan
2. Akuntansi berbasis akrual menyediakan informasi yang
tepat untuk menggambarkan biaya operasi yang sebenarnya
(full costs of operation)
3. Akuntansi berbasis akrual dapat menghasilkan informasi
yang dapat diandalkan dalam informasi asset dan kewajiban.
4. Akuntansi berbasis akrual yang menghasilkan informasi
keuangan yang komprehensif, misalnya penghapusan
hutang yang tidak ada pengaruhnya di laporan berbasis kas
15
Kebijakan Akuntansi
adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensikonvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik
yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsipprinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan
dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah
daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah untuk
memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam
rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan
terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas.
TUJUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
• Sebagai acuan penyusun laporan keuangan dalam
menanggulangi masalah akuntansi yang terjadi
terkait dengan transaksi-transaksi keuangan yang
ada; (digunakan PPK-SKPD dan Fungsi Akuntansi utk
menyusun LKPD)
• Sebagai acuan pemeriksa dalam memberikan opini
mengenai laporan keuangan yang disusun oleh
pemerintah daerah
KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMDA
Terdiri dari :
KEB. AKUNTANSI
PELAPORAN KEUANGAN
• memuat penjelasan atas
unsur-unsur laporan
keuangan yang berfungsi
sebagai panduan dalam
penyajian pelaporan
keuangan
KEB. AKUNTANSI
AKUN
• mengatur definisi,
pengakuan, pengukuran,
penilaian dan/atau
pengungkapan transaksi
atau peristiwa sesuai
dengan PSAP atas :
- pemilihan metode
akuntansi atas kebijakan
akuntansi dalam SAP
- pengaturan yang lebih rinci
atas kebijakan akuntansi
dalam SAP
SISTEMATIKA PENYAJIAN DALAM
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan
B. Kebijakan Akuntansi Akun
1. Kebijakan Akuntansi Aset
2. Kebijakan Akuntansi Kewajiban
3. Kebijakan Akuntansi Ekuitas
4. Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA
5. Kebijakan Akuntansi Belanja
6. Kebijakan Akuntansi Transfer
7. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan
8. Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LO
9. Kebijakan Akuntansi Beban
10. Kebijakan Akuntansi Koreksi
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
(SAPD)
adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis
transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di
lingkungan organisasi pemerintahan daerah.
Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
diperlukan dalam rangka mewujudkan konsolidasi fiskal
dan statistik keuangan Pemerintah secara nasional.
Pengakuan
adalah proses penetapan terpenuhinya
kriteria pencatatan suatu kejadian atau
peristiwa dalam catatan akuntansi
sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban,
ekuitas, pendapatan-LRA, belanja,
pembiayaan, pendapatan-LO dan beban,
sebagaimana akan termuat pada laporan
keuangan entitas pelaporan yang
bersangkutan.
Pengukuran & Pengungkapan
Pengukuran adalah proses penetapan
nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan.
Pengungkapan adalah laporan keuangan
yang menyajikan secara lengkap
informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna.
Entitas Akuntansi & Entitas Pelaporan
Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan
pengguna anggaran/ pengguna barang yang
wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan
pada entitas pelaporan.
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan
yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi
atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan.
LAPORAN KEUANGAN PEMDA,
komponen t.d:
BASIS KAS (Lama)
BASIS AKRUAL (Baru)
1. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan Atas Laporan
Keuangan (CaLK)
1. Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih (LPSAL)
3. Laporan Operasional (LO)
4. Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE)
5. Neraca
6. Laporan Arus Kas (LAK)
7. Catatan Atas Laporan
Keuangan (CaLK)
LAPORAN KEUANGAN SKPD,
komponen t.d:
BASIS KAS (Lama)
1. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Catatan Atas Laporan
Keuangan (CaLK)
BASIS AKRUAL (Baru)
1. Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
2. Laporan Operasional (LO)
3. Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE)
4. Neraca
5. Catatan Atas Laporan
Keuangan (CaLK)
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)
Neraca
Laporan Operasional (LO)
Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Laporan berkualitas jika:
1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami
Neraca
adalah laporan yang menyajikan
informasi posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai
aset, utang dan ekuitas dana
pada tanggal tertentu.
......
Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK)
adalah laporan yang menyajikan
informasi tentang penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam LRA, LPSAL, LO,
LPE, Neraca dan LAK dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
Muatan CaLK
(a) Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas
Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
(b) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/
keuangan dan ekonomi makro;
(c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan
selama tahun pelaporan berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target;
(d) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan
laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya;
Muatan CaLK
(e) Menyajikan rincian dan penjelasan masingmasing pos yang disajikan pada lembar muka
laporan keuangan;
(f) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
yang belum disajikan dalam lembar muka
laporan keuangan;
(g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan;
KAS DAN SETARA KAS
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
• Kas dan Setara Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan
di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintah daerah yang sangat likuid yang siap
dijabarkan/dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko
perubahan nilai yang signifikan.
• Kas juga meliputi seluruh Uang Yang Harus
Dipertanggungjawabkan (UYHD) yang wajib
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam neraca.
Saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat ditarik atau
digunakan untuk melakukan pembayaran.
Kas
Kas di Kas Daerah
Kas di Kas Daerah
Potongan Pajak dan Lainnya
Kas Transitoris
Kas Lainnya
Kas di Bendahara Penerimaan Pendapatan Yang Belum Disetor
Kas di Bendahara Pengeluaran Sisa Pengisian Kas UP/GU/TU
Pajak di SKPD yang Belum Disetor
Kas di BLUD
Kas Tunai BLUD
Kas di Bank BLUD
Pajak yang Belum Disetor BLUD
Uang Muka Pasien RSUD/BLUD
Kas di Bendahara FKTP
Setara Kas Deposito (kurang dari 3 bulan)
Kas Tunai dan Bank di FKTP
Deposito (kurang dari 3 bulan)
Surat Utang Negara /Obligasi
Surat Utang Negara /Obligasi (kurang
(kurang dari 3 bulan)
dari 3 bulan)
JakAkt PIUTANG 1
PENILAIAN
• Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value).
• Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah selisih
antara nilai nominal piutang dengan penyisihan
piutang.
 Dasar yang digunakan untuk menghitung penyisihan
piutang adalah kualitas piutang. Kualitas piutang
dikelompokkan menjadi 4 (empat) dengan klasifikasi
sebagai berikut:
1. Kualitas Piutang Lancar;
2. Kualitas Piutang Kurang Lancar;
3. Kualitas Piutang Diragukan;
4. Kualitas piutang Macet.
Jak Akt Penyisihan PIUTANG (2)
No.
Umur Piutang Pajak Daerah
Besar Penyisihan
Piutang Tidak
Tertagih
1.
Piutang dengan Umur 1-2 Tahun
25 %
2.
Piutang dengan Umur di atas 2-3 Tahun
35 %
3.
Piutang dengan Umur di atas 3-4 Tahun
50 %
4.
Piutang dengan Umur di atas 4-5 Tahun
75 %
5.
Piutang dengan Umur di atas 5 Tahun
100 %
No.
Umur Piutang Retribusi Daerah
Besar Penyisihan
Piutang Tidak Tertagih
1.
Piutang dengan Umur 1-2 Tahun
25 %
2.
Piutang dengan Umur di atas 2-3 Tahun
50 %
3.
Piutang dengan Umur di atas 3 Tahun
100 %
Jak Akt Penyisihan PIUTANG (3)
No.
Umur Piutang Piutang Selain Pajak dan
Retribusi Daerah/ Piutang Lain-lain
Besar
Penyisihan
Piutang Tidak
Tertagih
1.
Piutang dengan Umur 1-2 Tahun
25 %
2.
Piutang dengan Umur di atas 2-3 Tahun
35 %
3.
Piutang dengan Umur di atas 3-4 Tahun
50 %
4.
Piutang dengan Umur di atas 4-5 Tahun
75 %
5.
Piutang dengan Umur di atas 5 Tahun
100 %
PERSEDIAAN
DEFINISI
• Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN
Metode Pengakuan Beban Persediaan
1. Pendekatan Aset
2. Pendekatan Beban
Metode Sistem Pencatatan Persediaan
1. Metode Perpetual
2. Metode Periodik
Metode Pengukuran Persediaan
1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)/ FIFO.
2. Metode Rata-Rata Tertimbang
3. Metode Harga Pembelian Terakhir
KLASIFIKASI BAS PERSEDIAAN
Persediaan Bahan Pakai Habis
•Persediaan Alat Tulis Kantor
•Persediaan Dokumen/Administrasi Tender
•Persediaan Alat Listrik dan elektronik ( lampu pijar, battery kering)
•Persediaan Perangko, materai dan benda pos lainnya
•Persediaan Peralatan kebersihan dan bahan pembersih
•Persediaan Bahan Bakar Minyak/Gas
•Persediaan Isi tabung pemadam kebakaran
•Persediaan Isi tabung gas
Persediaan Bahan/Material
•Persediaan Bahan baku bangunan
•Persediaan Bahan/bibit tanaman
•Persediaan Bibit ternak
•Persediaan Bahan obat-obatan
•Persediaan Bahan kimia
•Persediaan Bahan Makanan Pokok
Persediaan Barang Lainnya
•Persediaan Barang yang akan Diberikan Kepada Pihak Ketiga
ASET TETAP
DEFINISI :
• Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
• Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset berwujud dapat
diakui sebagai aset tetap, yaitu (1) berwujud, (2) mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 bulan, (3) biaya perolehan dapat
diukur secara andal, (4) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
operasi normal entitas, dan (5) diperoleh atau dibangun
dengan maksud untuk digunakan
PENGUKURAN AKTIVA TETAP
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.
Biaya perolehan merupakan jumlah kas atau setara
kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang
masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu
aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dipergunakan.
PENGUKURAN AKTIVA TETAP
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan merupakan jumlah kas
atau setara kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu
aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
Contoh:
Pada tanggal 21 Oktober 2015, dilakukan pembelian 10 unit Air
Conditioner (AC) seharga Rp4.000.000,00/unit. Biaya
pengiriman dan pemasangan ke10 unit AC tsb adalah
Rp700.000,00. Untuk pengadaan AC tsb, terdapat honorarium
panitia pengadaan sebesar Rp300.000,00 dan honorarium
pemeriksa barang sebesar Rp200.000,00. Dari transaksi tsb
dapat diketahui bahwa biaya perolehan ke10 unit AC tsb
adalah sebesar Rp41.200.000,00 yang terdiri dari harga
pembelian Rp40.000.000,00 dan biaya-biaya lainnya sampai
AC tersebut siap untuk dipergunakan sebesar Rp1.200.000,00.
KLASIFIKASI ASET TETAP
•
•
•
•
•
•
TANAH
PERALATAN DAN MESIN
GEDUNG DAN BANGUNAN
JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
ASET TETAP LAINNYA
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP)
Batasan minimal KAPITALISASI ASET TETAP (capitalization thresholds)
No.
1
Uraian
Lusin/Satuan (Rp)
Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
a. Alat Berat
Rp. 500.000,00
b. Alat-alat Angkutan
Rp. 500.000,00
c. Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur
Rp. 500.000,00
d. Alat-alat Pertanian/Peternakan
Rp. 500.000,00
e. Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
Rp. 500.000,00
f. Alat Studio dan Alat Komunikasi
Rp. 500.000,00
g. Alat-alat Kedokteran
Rp. 500.000,00
h. Alat-alat Laboratorium
Rp. 500.000,00
i. Alat Keamanan
2
Jml Harga Set/
Rp. 500.000,00
Gedung dan Bangunan, yang terdiri atas
a. Bangunan Gedung
Rp.10.000.000,00
KAPITALISASI
pengeluaran setelah perolehan / pengeluaran pemeliharaan
• Manfaat ekonomi atas aset tetap yang dipelihara:
–
–
–
–
bertambah ekonomis/efisien, dan/atau
bertambah umur ekonomis, dan/atau
bertambah volume, dan/atau
bertambah kapasitas produksi
• Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan
aset tetap tersebut material/melebihi batasan
minimal kapitalisasi aset tetap yang ditetapkan
(capitalization thresholds).
PENYUSUTAN
• Metode penyusutan yang dipergunakan
adalah Metode garis lurus (straight line
method).
• Nilai penyusutan untuk masing-masing
periode diakui sebagai beban
penyusutan dan dicatat pada Akumulasi
Penyusutan Aset Tetap sebagai
pengurang nilai aset tetap.
CONTOH KEBIJAKAN PENYUSUTAN
Kodifikasi
Uraian
Masa
Manfaat
(Tahun)
1
3
ASET TETAP
1
3
2
1
3
2
01
Alat-Alat Besar Darat
10
1
3
2
02
Alat-Alat Besar Apung
8
1
3
2
03
Alat-alat Bantu
7
1
3
2
04
Alat Angkutan Darat Bermotor
7
1
3
2
05
Alat Angkutan Berat Tak Bermotor
2
1
3
2
06
Alat Angkut Apung Bermotor
1
3
2
07
Alat Angkut Apung Tak Bermotor
1
3
2
08
Alat Angkut Bermotor Udara
20
1
3
2
09
Alat Bengkel Bermesin
10
1
3
2
10
Alat Bengkel Tak Bermesin
5
1
3
2
11
Alat Ukur
5
1
3
2
12
Alat Pengolahan Pertanian
4
1
3
2
13
4
1
3
2
14
Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan
Pertanian
Alat Kantor
1
3
2
15
Alat Rumah Tangga
5
1
3
2
16
Peralatan Komputer
4
1
3
2
17
Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat
5
1
3
2
18
Alat Studio
5
1
3
2
19
Alat Komunikasi
5
1
3
2
20
Peralatan Pemancar
1
3
2
21
Alat Kedokteran
Peralatan dan Mesin
10
3
5
10
5
Kodifikasi
Uraian
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
22
23
24
25
26
Alat Kesehatan
Unit-Unit Laboratorium
Alat Peraga/Praktek Sekolah
Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir
Alat Laboratorium Fisika Nuklir / Elektronika
1
1
3
3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan
28 Radiation Aplication and Non Destructive Testing
Laboratory (BATAM)
29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup
30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika
31 Senjata Api
32 Persenjataan Non Senjata Api
33 Alat Keamanan dan Perlindungan
Gedung dan Bangunan
1 Bangunan Gedung Tempat Kerja
2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal
3 Bangunan Menara
4 Bangunan Bersejarah
5 Tugu Peringatan
6 Candi
7 Monumen/Bangunan Bersejarah
8 Tugu Peringatan Lain
9 Tugu Titik Kontrol/Pasti
10 Rambu-Rambu
11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara
Masa Manfaat
(Tahun)
5
8
10
15
15
10
10
7
15
10
3
5
50
50
40
50
50
50
50
50
50
50
50
PERMASALAHAN ASET TETAP
1. Angka saldo rek Aset Tetap di neraca tidak/belum didukung dengan
rincian asetnya dalam KIB maupun KIR
2. Barang/aset tidak didukung dengan dokumen kepemilikan yang sah
dan valid.
3. Banyak aset yang tidak terdata/tidak tercatat / dalam neraca atau
bahkan tidak bertuan.
4. Terdapat aset tetap yg nilai dan jenisnya tdk dpt diidentifikasi krn
masih disajikan dlm bentuk paket/glondongan
5. Aset Masih tercatat di KIB, namun fisiknya sudah tidak ada/ tidak jelas
keberadaannya
DATA ASET DI NERACA
DATA ASET DI PENGURUS BARANG
•
TANAH
•
PERALATAN DAN MESIN
•
GEDUNG DAN
BANGUNAN
KIB C
•
JALAN, IRIGASI DAN
JARINGAN
KIB D
•
ASET TETAP LAINNYA
KIB E
•
KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN (KDP)
KIB F
KIB A
KIB B
KIR
KIR
Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah daerah
maupun masyarakat serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya
ekonomi pemerintah daerah.
Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih
pemerintah daerah yang
merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah daerah.
Ekuitas = Aset - Kewajiban
Penyajian kembali/ Restatement
pasal 9 permendagri 64/2013
Pemerintah daerah menyajikan kembali LRA,
Neraca dan LAK tahun sebelumnya pada
tahun pertama penerapan SAP berbasis
akrual.
CONTOH – akuntansi aset tetap
1. Pihak-pihak yang terkait :
– Pengurus Barang/Penyimpan Barang
– Bendahara Pengeluaran
– PPTK
– PPK SKPD
– BUD
– Pihak ketiga
2. Bukti transaksi /Dokumen terkait :
 Berita Acara Serah Terima (BAST)
 SP2D LS
 SPJ Bendahara Pengeluaran
 Dokumen Kontrak/Perjanjian
 Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Aset
55
JURNAL STANDAR - PENAMBAHAN ASET TETAP
Pembelian aset melalui Bendahara Pengeluaran dengan Uang
Persediaan
1 Saat pengeluaran
kas melalui
Aset Tetap (Debet)
Bendahara
Kas di Bendahara Pengeluaran (Kredit)
Pengeluaran
2 Saat pencairan
SP2D GU di SKPD
Belanja Modal .......(Debet)
Perubahan SAL (Kredit)
Perolehan aset melalui mekanisme SPM – LS
3 Jurnal di SKPD
Aset Tetap (Debet)
R/K PPKD (Kredit)
Belanja Modal ....... (Debet)
Perubahan SAL (Kredit)
4 Jurnal di PPKD
R/K SKPD (Debet)
Kas Di Kas Daerah (Kredit)
Utang PFK (Kredit)
56
PENAMBAHAN ASET TETAP
PENERIMAAN HIBAH ASET TETAP
1
Aset Tetap (Debet)
Pendapatan Hibah dari ........-LO (Kredit)
57
JURNAL STANDAR PENYESUAIAN AKHIR TAHUN
1 Pengakuan persediaan Persediaan (Debet)
berdasarkan hasil
Beban Persediaan (Kredit)
stock opname (dengan
metode periodik)
2 Penyusutan Aset Tetap Beban Penyusutan Aset Tetap (Debet)
Akumulasi Penyusutan (Kredit)
3 Penyisihan Piutang
Beban Penyisihan Piutang (Debet)
Penyisihan Piutang (Kredit)
58
WASALAMU’ALAIKUM WR WB
TERIMA KASIH
SEMOGA SUKSES
Download