BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tasawuf pada

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tasawuf pada prinsipnya bukanlah tambahan atas isi kandungan alQur’an
dan
sunnah
Rasulullah
SAW.
Akan
tetapi
merupakan
implementasi bagi kerangka agung Islam. Hanya saja tarekat demikian
diabaikan secara substantsi oleh para fuqoha pasca generasi salaf yang
saleh. Mereka yang sempat bertemu dengan generasi salaf yang saleh pada
abad pertama pasti mereka akan mendapatkan pendidikan dan petunjuk,
serta pemahaman dan perilaku, umat Islam ketika itu tidak memisahkan
antara akademi para sufi dengan akademi para fuqaha dan teolog. Sebab
generasi abad pertama dari Ulama Salaf yang saleh benar-benar menyerap
Islam secara total, baik dari segi pemahaman, prilaku, pendidikan, dakwah
dan fiqihnya.1
Agama Islam merupakan agama yang dipeluk oleh mayoritas
penduduk Indonesia, agama Islam mempunyai pengaruh yang besar dalam
kehidupan penduduk sebagai acuan nilai dalam kehidupan sehari-hari.2
Proses penyebaran agama Islam secara konstan, dimulai sejak abad VII M
atau permulaan abad VIII M, yang dilakukan oleh pedagang muslim di
1
An-Naisabury, Abul Qosim al-Qusairy, Risalah Qusairiyah, (Surabaya: Risalah Gusti, 2006), 7.
2
M. Laily Mansur, Kitab Ad Durun Nafis Tinjauan atas Suatu Ajaran Tasawuf (Banjarmasin: Hasanu,
1982), 1.
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
jazirah Arab, Persia dan India. Pada abad XIII M Islam sudah masuk di
daerah Sumatera Utara kemudian menyebar ke kepulauan lainnya.3
Secara teoritis agama Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad sebagai
Rasul. Agama Islam membawa ajaran mengenai berbagai segi kehidupan
manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadith.4 Agama Islam
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini
dikarenakan manusia adalah makhluk yang sangat memerlukan evaluasi
diri dan penilaian ulang dalam kehidupannya, baik yang bersifat individual
maupun yang bersifat sosial.
Pada saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
dampak negatif terhadap sikap hidup dan perilaku manusia baik sebagai
manusia yang beragama, maupun sebagai makhluk individual dan sosial.
Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia
ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya
yang dapat membahagiakan hidup manusia adalah nilai materil, sehingga
manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai
spiritual yang ada.
Mengejar nilai-nilai materi saja tidak bisa dijadikan sarana untuk
mencapai kebahagiaan yang hakiki. Bahkan hanya menimbulkan bencana
yang hebat, karena orientasi hidup manusia semakin tidak mempedulikan
3
Uka Tjandrasasmita, The Arrival and Expansion of Islam in Indonesia (Makalah pada Seminar on
Islam Southest Asia, 1982), 2.
4
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1 (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, 1985), 24.
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
kepentingan orang lain, asalkan materi yang dikejarnya dapat dikuasai
oleh manusia, akhirnya timbul persaingan hidup yang tidak sehat.
Sementara manusia tidak memerlukan lagi agama untuk mengendalikan
segala perbuatannya, karena dianggap tidak dapat digunakan untuk
memecahkan persoalan hidup manusia. Dalam hal ini manusia sangat
memerlukan adanya Tasawuf atau akhlaq untuk membimbing manusia ke
jalan yang benar.5 Dan juga Tauhid atau keimanan yang kuat untuk
membentengi manusia supaya terjaga kemurnian tauhidnya.
Namun tidak bisa kita pungkiri sepeninggal Rasulullah SAW
problematika tauhid muncul satu persatu dari rahim sejarah umat Islam
seiring dengan timbulnya berbagai pendapat mengenai iman dan amal.
Meskipun pada awalnya lebih condong dipersepsikan sebagai masalah
politik namun gerakannya namun gerakannya meluas hingga masuk dalam
ranah teologi (kalam). Tidak tanggung-tanggung perbedaan pendapat ini
pun mamasuki pembahasan yang sensitif dan spesifik, diantaranya, cara
menempati kembali dalil naqli yang bersesuaian dengan akal. Para
tekstualis mengikat aqidah mereka pada dalil-dalil naqli tanpa memberi
ruang untuk takwil sedangkan orang-orang yang berseberangan dengan
mereka secara leluasa menggandengkan dialektika rasional dalam
penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis nabi s.a.w pada tingkat
5
Ibid,. 39.
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
yang paling Ekstrim, perbedaan inipun menghasilkan takfir diantara
sesama muslim.6
Selain mutakallimun, masih ada dua wajah lain yang menghiasi
sejarah dan khazanah intelektual Islam, yakni, filosof dan sufi. Meskipun
masalah yang dibicarakan sama, kedua kelompok ini memiliki cara yang
berbeda dan menyakini prinsip-prinsip ketuhanan dengan segala atributNya para filsuf muslim paripatetik cenderung membangun konsep
ketuhanan mereka diatas premis-premis rasional yang terkesan kering dan
kaku. Kejumudan ini ditangkap oleh kecerdasan al-Ghazali dan
dituangkan dalam karyanya Tahafut al-Falasifah-nya yang terkenal.
Sebaliknya, para sufi yang beranjak dari ketulusan hati terhadap
tuhan dalam semua rentak penabdiannya, sering kali melahirkan
ungkapan-ungkapan dan konsep-konsep sentimentil tentag hubungan yang
mereka jalin dengan Allah S.W.T. ini adalah pilihan yang sangat beresiko
karena mereka menghayati tauhid dengan jiwa yang sentimentil yang
berpotensi membuka gerbang pengembaraan perasaan dengan sikap
bertauhid yang tidak terkontrol. sebagaimana filsafat, para sufi pun
menjadi sasaran kritik dari waktu-kewaktu
Dalam konteks ini, kritikan-kritikan tersebut melah berbalik arah
menyerang pengkritiknya dimana merekalah yang justru dipersepsikan
sebagai orangyang menggagahi konsep kebertuhanan, bukan para sufi.
Faktor berikutnya adalah fakta bahwa cukup banyak para sufi yang
6
Ibn Khaldun, Muqaddimah, terj. Ahmadie Thaha (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), 599-600.
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
mampu menjaga kebenaran dan kebersihannya dalam doktrin ketauhidan
yang dikembangkannya, seperti yang tampak dalam konsep tauhid yang
dikemukakan oleh Sultan al-‘Arifin, Imam Junayd al-Baghdadi (w. 298
H/910M), tokoh termuka tasawuf aliran Baghdad.
Junayd memang berbeda. Jarak yang dijaganya dari poros tasawuf
falsafi membuatnya terhindar dari nasib tragis seperti yang dialami Abu
mansyur al-Hallaj (w. 309/922). Tidak hanya itu kelenturan bahasa dan
kejelesan tutur katanya behkan lebih dicintai dari gaya ketasawufan Abu
Yazid al-Bustami (w. 261/857). Tidak heran kalau kemudian Ibnu
Taimiyah dapat menerima pemikiran Junayd. Itu dibuktikan dengan
apresiasinya terhadap perinsip tasawuf Junayd yang tersimpul dalam
statemennya “Ilmu ini mengacu pada al-Qur’an dan Sunnah. Barang siapa
yang tidak membaca al-Qur’an dan menulis Hadis maka tidak pantas
untuk berkata-kata tentang keilmuan kami.7
Perspektif Junayd tentang tauhid ini ternyata juga diakomodir oleh
para penulis manual klasik tasawuf yang terkenal diantaranya, Nashr alSarraj al-Tusi (w. 378/988) dalam al-Luma’ ,8 dan Abu al-Qasim alQusyairi (w. 465/1074) dalam al-Risalah al-Qusyairiyah.9 Kehadiran
perspektif Junayd tentang tauhid dalam kitab manual tersebut ditampilkan
secara bervariasi.
7
M. Subkhan Ansori, Filsafat Islam Antara Ilmu dan Kepentingan (Jawa Timur: Pustaka Azhar,
2011), 291.
8
Abu Nashr al-Sarraj, al-Luma’, terj. Wasmukan dan Samson Rahman (Surabaya: Risalah Gusti, 2002).
9
Abu Qasim al-Qusyairi, Risalah Qusyairiyah, terj. Umar Faruq (Jakarta: Pustaka Amani, 2007).
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
“Tauhid yang secara khusus dianut para sufi adalah pemisahan
antara yang Qadim dengan yang Hadith. Dengan pemikiran seperti ini,
Junayd di pandang sebagai orang yang mendasarkan tasawuf pada alQur’an dan al-Sunnah.”
Namun ada yang menarik dari pemikiran tauhid Junayd yaitu
konsep fana’ dalam bertauhid, Fana’ menurut para kaum sufi dapat berarti
lenyapnya sifat-sifat kemanusiaan, akhlak yang tercela, dan kejahilan dari
diri seorang sufi kemudian kekalnya (baqa) sifat-sifat ketuhanan, Akhlak
yang mulia, dan pengetahuan dalam dirinya. Fana juga dapat berarti alfana’ al-nafs, yakni leburnya perasaan dan kesadaran tentang adanya
tubuh kasar seorang sufi dan wujud jasmani sudah di rasakan tidak ada
lagi. Pada kondisi ini yang tinggal hanyalah wujud rohani dan di dalam
dirinya.
Fana’ dalam pengertian yang umum dapat dilihat dari penjelasan
al-Junaid berikut ini. Hilangnya daya kesadaran qalbu dari hal-hal yang
bersifat inderawi karena adanya sesuatu yang dilihatnya. Situasi yang
demikian akan beralih karena hilangnya sesuatu yang terlihat itu dan
berlangsung terus secara silih berganti sehingga tiada lagi yang disadari
dan dirasakan oleh indera.
Dari pengertian ini terlihat, bahwa yang lebur atau fana itu adalah
kemampuan dan kepekaan menangkap yang bersifat materi atau inderawi,
sedangkan materi (jasad) manusianya tetap utuh dan sama sekali tidak
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
hancur. Jadi, yang hilang hanyalah
kesadaran akan dirinya sebagai
manusia sebagaimana di jelaskan oleh Al-Qusyairi:
Fananya seseorang dari dirinya dan dari makhluk lainnya itu.
Sebenarnya dirinya tetap ada tetapi ia tidak sadar dengan dirinya sendiri
dan dengan alam sekitarnya.
Maka melihat dari pada kedudukan dan reputasi Junayd dalam
dunia tasawuf, serta poin-poin ruhaniyah yang melekat pada pandanganpandangan spiritualnya tentang tauhid, maka penulis mengfokuskan
pembahasan skripsi ini pada pemikiran Tauhid Junayd al-Baghdadi yang
berorientasi pada konsep Tauhid Sufistik.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Maksud dari identifikasi masalah ini untuk mengantarkan pada
batasan masalah dalam penelitian ini. Sehingga perbedaannya dengan
kajian yang pernah dilakukan sebelumnya akan tampak. Sebagai sebuah
studi pemikiran. Adapun penelitian ini akan fokus pada pemikiran Junayd
al-Baghdadi, obyek pada penelitian ini adalah pemikiran tauhid Junayd alBaghdadi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang lahirnya Tauhid Sufistik Junayd alBaghdadi ?
2. Bagaimana Analisis konsep tauhid Junayd al-Baghdadi?
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskrisikan latar belakang tauhid sufistik Junayd alBaghdadi.
2. Upaya menganalisis pemikiran Junayd al-Baghdadi tentang tauhid
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi penulis
dan masyarakat umum, manfaat yang dimaksud adalah :
1. Manfaat teoritis
Penelitian
ini
diharapkan
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangsih pemikiran dibidang pengetahuan tertama di bidang pemikiran
Islam, dalam rangka memberikan pemahaman tentang tasawuf dan tauhid
seorang sufi khususnya dalam pemikiran Junayd al-Baghdadi.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan bias meberikan masukan dan
ide-ide pembanding bagi pihak-pihak yang tergabung dalam organisasi
keagamaan dan lembaga lainnya di tengah umat Islam yang sedang dan
terus melakukan perubahan terutama dalam memahami agama.
3. Secara Akademik
Dapat menjadi masukan dan pembendaharaan kepustakaan untuk
kepentingan ilmiah, khususnya dalam bidang ilmu tasawuf dan tauhid
yang mungkin masih sangat jarang sekali ditemui.
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
F. Penegasan Judul
Untuk menghindari perbedaan pengertian atau kekurang jelasan
terhadap pokok bahasan skripsi yang berjudul “Tauhid Sufistik Junayd alBaghdadi”. Maka perlu dijelaskan tentang kata kunci yang ada dalam
judul tersebut, yaitu sebagai berikut:
Tauhid
: mengesakan, menunggalkan, yang Maha Dahulu (Qidam)
dari yang datang kemudian (hudus)10, tidak ada yang lain
selain Allah yang Maha Esa. Tidak ada Muhammad, tidak
ada sufi, tidak ada benda, tidak ada karya, dan tidak ada
diri sendiri yang ada hanya Allah semata.
Sufistik
: istilah sufistik berasal dari kata shafa yang berarti bersih,
sehingga kata shufi memiliki makna orang yang hatinya
tulus dan bersih dihadapan Tuhannya. Ada pendapat lain
yang mengatakan berasal dari kata shuffah yang berarti
serambi masjid Nabawi di Madinah yang ditempati oleh
para sahabat Nabi yang miskin dari golongan Muhajirin,
dan mereka itu disebut dengan ahlu as-suffah. Selain itu
juga ada pendapat yang mengatakan berasal dari kata suf
yang berarti kain yang dibuat dari bulu (wool) dan kaum
sufi lebih memilih wool yang kasar sebagai simbol
10
An-Naisabury, Abul Qosim al-Qusairy, Risalah Qusairiyah, (Surabaya: Risalah Gusti, 2006), 7.
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
kesederhanaan. Ada juga pendapat yang mengatakan
bahwa kata shufi11
Junayd
: Nama lengkapnya adalah Abu al-Qosim al-Junayd bin
Muhammad al-Kazzaz al-Qawariri al-Sujaj al-Nahawandi.
Junayd adalah sufi terkemuka aliran Baghdad yang mata
rantai keilmuannya dimulai dari Ma’ruf al-Karakhi (wafat
tahun 200 H), Sari al-Saqati (wafat tahun 251 H), alHasibi dan Junayd al-Baghdadi (wafat tahun 298 H).
Junayd juga dipandang sebagai imam besar para sufi
dalam jajaran guru awal, bahkan Ja’far al-Kuldi, al-Subki,
Abd ar-Rahman jami’ serta banyak perawi tasawuf
sepakat menyatakan junayd adalah “syaikh atau penghulu
kaum sufi”.
Dari beberapa penjelasan kata kunci diatas, penulis mengulas tentang
pandangan Junayd tentang
sebagai upaya menjadi manusia yang
berkualitas, menjernihkan hati dan memurnikan ibadah hanya kepada
Allah SWT.
G. Kajian Pustaka
1. Aditya Pratama, Tauhid Perspektif Junayd Al-Baghdadi Dalam KitabKitab Manual Tasawuf, Skripsi ini membahas tentang Tauhid
11
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Cet. III; Jakarta: PT. Raja Grafindio Persada, 1999), 88.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
Perspektif Junayd al-Baghdadi yang dikaji dalam kitab-kitab klasik
seperti ar-Rasail, al-Luma’, ar-Risalah, Kasful Mahjub,
2. Abu Nashr Abdullahbin Ali as-Sarraj ath-Thusi, yang diberi gelar
T{awas al-Fuqara’ (si Burung Merak orang-orang fakir sufi) Wafat
pada tahun 378 H. beliau adalah penulis kitab tasawuf al-Luma’
mungkin ia juga memiliki tulisan-tulisan lain yang tak sampai pada
kita sebagaimana yang didengar oleh Ja’far al-Khuldi, Abu Bakar
Muhammad bin Dawud ad-Duqqi dan Ahmad bin Muhammad asSayij. Karyanya yang berjudul al-Luma’ adalah suatu buku
ensiklopedia tasawuf yang ada dalam sejarah umat Islam, beliau juga
seorang sejarawan sufi terbesar dalam sejarah klasik dan modern.
3. Abdul Karim bin Hawazin Abu al-Qasim al-Qusyairi (w 465 H),
beliau adalah penulis buku induk tasawuf ar-Risalah al-Qusyairiyah12.
Imam Qusyairi juga banyak memberikan sumbangsih pemikiran
terutama dalam bidang tasawuf dan tauhid, karya-karya beliau juga
banyak membahas pengertian yang berkaitan dengan istilah-istilah
dalam tasawuf. Tak lupa beliau juga banyak membahas tentang tauhid
dalam pandangan para sufi yang menjadi wacana bagi penulis untuk
penulisan skripsi ini.
4. Buku Risalah Tauhid karangan Syekh Muhamad Abduh, penerbit:
Bulan Bintang, Desember 1989.
12
Sarraj, Abu Nashr, Al-Luma’ terj. Wasmukan dan Samson Rahman ,(Surabaya: Risalah Gusti, 2002),xvi.
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Buku ini membahas tentang pemikiran Pemikiran Muhammad
Abduh tentang Tauhid, tetapi bukan hanya masalah Tauhid saja. Buku ini
juga membahas mengenai manusia, perbuatan-perbuatan Allah, kerasulan,
dan wahyu.
H. Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif
deskriptif yang berfokus pada kajian (library research) artinya peneliti
mengungkap dan mengelola data yang berasal dari referensi
kepustakaan (bukan lapangan).13 Penelitian kualitatif sendiri adalah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian ini juga merupakan jenis penelitian deskriptifanalisis,14 karena menggunakan penelitian dan pengkajian struktur
ide-ide dasar serta pemikiran-pemikiran yang fundamental yang
dirumuskan oleh seorang pemikir, kemudian dideskripsikan sehingga
dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.15 Dalam
hal ini berupa pembicaraan yang membicarakan tentang tauhid
menurut pandagan seorang sufi Junayd al-Baghdadi serta menganalisa
13
Hamid Nasuki,Dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Desertasi, (Jakarta: Ceqda,
2007), 34.
14
Sunardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Cv. Rajawali, 1993), 6.
15
Ali Maksum, Tasawuf sebagai Pembebasan Manusia Modern, (Yogyakarta: PSAPM, Pustaka
Pelajar, 2003), 15.
12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
pemikiran junayd dengan mengali riwayat hidupnya guna mengetahui
latar
belakang
pemikirannya.
Selain
menggambil
data-data
kepustakaan mengenai Tauhid sufistik, baik yang terdapat dalam
karya asli Junayd maupun buku-buku yang ada kaitannya dengan
Tauhid sufistik. Penelitian ini juga menggunakan data yang
menyangkut dan membahas tentang riwayat hidup, latar belakang
pemikiran tauhid menurut pandangan Junayd.
2.
Sumber Data
Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini tidak
jauh dari judul yang ada. Secara umum, sumber data yang diambil
berasal dari literatur, baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun datadata yang diambil dari website. Tentunya data yang masih
berhubungan dengan penelitian ini, seperti halnya tentang Tasawuf,
tauhid, sufi, khususnya Tauhid dalam pemikiran Junayd al-Baghdadi.
Kajian ini bersifat kepustakaan (library research), sehingga data
dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku
yang secara langsung berkaitan dengan obyek material penelitian atau
karya asli dari tokoh tersebut.16 Karena obyek penelitian ini adalah
konsep tauhid menurut Junayd al-Baghdadi, maka sumber primernya
16
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigma, 2005), 148.
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
adalah karya-karya asli Junayd al-Baghdadi seperti Risalatul Junaid
(Ar- Rasail)
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang
biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.17 Pendapat
lain mengatakan bahwah sekunder adalah data yang biasanya telah
tersusun dalam bentuk-bentuk dokumen-dokumen, misalnya data
mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai
produktivitas suatu perguruan tinggi, dan mengenai persediaan
pangan disuatu daerah dan sebagainya.18 Adapun data sekunder yang
diperoleh peneliti adalah data pendukung dari kitab-kitab tasawuf
seperti : Al-Luma’, Risalah Qusairiyah, Ihya’ ulumuddin, dan Islam
sufistik.
3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis akan
menghimpun data yang meliputi, Tauhid dalam pandangan Junayd
al-Baghdadi, dan didukung dengan data-data atau pemikiran dari
tokoh-tokoh lain.
Selanjutnya data-data tersebut diseleksi dengan cara
menambah atau mengurangi data dan diklasifikasikan agar sesuai
17
18
Saifuddin Azwar, metode penelitian, (Jakarta: CV. Rajawali, 1998),93.
Sumadi Suryabrata, Metode penelitian, (Jakarta: CV. Rajawali, 1998),92.
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
dengan tema yang akan dibahas oleh penulis untuk menyusun
sistematika pembahasan dan terdeskripsikan dengan rapi. Untuk
penggalian data penulis menggunakan library research, yang
dimaksud disini adalah pengumpulan atau pencarian data yang
terdapat pada buku-buku yang berkaitan dengan wacana Tauhid
para sufi.
b. Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode
deskriptif-analisis-korelasional, dengan proses pencarian fakta
yang menggunakan ketepatan interpretasi. Metode deskriptif
menjelaskan suatu fakta sebagaimana adanya.19 Atau metode
yang menguraikan secara teratur keseluruhan konsep seorang
tokoh.20 Dalam hal ini berupa pemikiran Junayd al-Baghdadi
mengenai tauhid.
Sedangkan metode analisis, digunakan untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan pemerincian
terhadap obyek yang diteliti, atau cara penanganan terhadap suatu
obyek ilmiah tertentu dengan memilah-milah antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain untuk memperoleh suatu
kejelasan arti yang terkandung dalam obyek yang akan diteliti.21
19
Anton Bakker dan A. Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Cet I (Jogyakarta: Kanisius,
1992), 88.
20
Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Departemen Agama), 20.
21
Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1997), 59-60.
15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
Sedangkan metode penelitian korelasi adalah suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel
yang penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang
ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian. Yang dalam hal ini konsep tauhid junayd akan
dikorelasikan dengan fenomena ketauhidan para sufi pada
umumnya.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam sistematika pembahasan ini, penulis membagi kerangka
penelitian dalam lima bab yaitu :
BAB I
: Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
penegasan judul, kajian pustaka, metode penelitian serta
sistematika pembahasan.
BAB II
: Membahas tentang tauhid : Pengertian Tauhid, Unsurunsur tauhid, Sejarah Tauhid, dan Tauhid dalam
pandangan para sufi.
BAB III
: Bab ini membahasa tentang biografi Junayd al-Baghdadi :
Latar belakang Junayd al-Baghdadi, Pendidikan Junayd al-
16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
Baghdadi, Lingkup Sosial Junayd al-Baghdadi, dan Karyakarya Junayd al-Baghdadi.
BAB IV
: Membahas tentang Tauhid Junayd al-Baghdadi Meliputi :
Konsep Tauhid Junayd al-Baghdadi dan Fana’ Fii atTauhid ala Junayd al-Baghdadi.
BAB V
: Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Download