BAB II

advertisement
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PIUTANG
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa
yang dapat diterima dalam jangka waktu 1 tahun, atau dalam satu siklus kegiatan
perusahaan. Menurut Warrent dkk (2005 : 392) istilah piutang “ meliputi semua
klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya termasuk individu,
perusahaan, atau organisasi lainnya”.
Menurut Smith dan Skousen (2005 : 364 )
Piutang dagang (piutang usaha) menunjukkan piutang yang timbul dari
penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan dalam
kegiatan normal biasanya piutang usaha akan dilunasi dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun, sehinga dikelompokkan dalam aktiva
lancar.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001 : 85) “Piutang dagang
merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus
menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu kas – inventory – piutang
dagang – kas”.
Dari definisi diatas bisa di tarik kesimpulan bahwa piutang dapat dipakai
untuk semua tuntutan baik dalam bentuk uang, barang-barang atau jasa-jasa tetapi
untuk tujuan akuntansi istilah piutang pada umumnya dipakai dalam arti yang
sempit untuk menujukkan tuntutan yang di harapkan akan diselesaikan dengan
penerimaan uang.
5
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan
selalu memiliki piutang. Adapun piutang merupakan unsur yang penting dari
aktiva lancar dalam neraca perusahaan. Prosedur yang wajar dan cara pengamanan
yang wajar terhadap piutang bukan saja keberhasilan perusahaan, tetapi juga
memelihara hubungan yang baik dan memuaskan langganan.
1. Klasifikasi piutang
Pada dasarnya piutang usaha dan piutang lain-lain diharapkan dapat di
tagih dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus usaha normal. di
klasifikasikan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tagihnya.
Jumlah penagihan piutang usaha dan penagihannya lebih dari satu tahun atau
siklus usaha normal harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Istilah piutang usaha mencakup seluruh tagihan uang terhadap individu
organisasi atau dipihak debitur yang lain. Piutang yang timbul dalam
perusahaan dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis transaksi. Umumnya
sebagian besar piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau
jasa secara kredit.
Pengklasifikasian piutang menurut IAI (2004 : 94)
Menurut sumber terjadinya piutang di golongkan dalam dua kategori
yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi
piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa
dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul
dari transaksi diluar kegiatan usaha termasuk digolongkan sebagai
piutang lain-lain.
Sedangkan menurut Smith dan Skousen (2005 : 287 )”Dalam
mengklasifikan piutang, perlu dibuat perbedaan yang penting antara piutang
6
dagang dan piutang non dagang (trade and non trade receivables)”. Piutang
juga dapat diklasifikasikan menurut lamanya tanggal jatuh tempo. Klasifikasi
semacam ini akan menghasilkan piutang lancar atau jangka pendek dan
piutang tak lancar atau jangka panjang.
a. Sifat dan karakteristik Piutang usaha
1. Piutang Usaha Sebagai Sumber Kas
Pada kesempatan lain, perusahaan mungkin saja tidak
menghadapi kesulitan keuangan, tetapi ingin mempercepat proses
penagihan piutang atu memindahkan resiko kredit dan usaha
penagihan kepada pihak lain. Dalam hal ini piutang atas pelanggan
dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan (penyediaan dana)
Menurut Smith dan Skousen terjemahan Alfonsus Sirait (2005
: 296) :
Piutang usaha merupakan bagian siklus operasi normal
perusahaan. Kas digunakan untuk membeli persediaan yang
pada gilirannya sering dijual secara kredit. Piutang kemudian
ditagih, yang menghasilkan kas untuk memulai siklus
selanjutnya. Kadangkala perusahaan membutuhkan kas dalam
waktu dekat dan tidak dapat menunggu selesainya siklus
normal.
Piutang usaha biasa di ubah menjadi sebagai berikut :
a). Penggadaian piutang usaha
Merupakan suatu perjanjian pinjaman dengan penggadaian
piutang sebagai jaminan atas pinjaman. Pinjaman tersebut dapat
dibuktikan dengan wesel tartulis yang menyatakan penggadaian
seluruh piutang tertentu. Pinjaman seringkali diperoleh dari bank
7
atau lembaga pinjaman lainnya dengan menjaminkan atau
menggadaikan piutang usaha sebagai jaminan.
Dalam penggadaian seluruh piutang, semua piutang usaha
berlaku sebagai agunan atas wesel tersebut. Akan tetapi harus
dibuat pengungkapan pada neraca, dengan komentar dalam tanda
kurung atas jumlah serta sifat piutang yang digadaikan untuk
menjamin kewajiban kepada pemberi pinjaman. Apabila terdapat
penggadaian piutang tertentu kepada pemberi pinjaman, peminjam
hendaknya mentransfer saldo perkiraan tersebut ke suatu perkiraan
pengendali buku besar khusus dan mengidentifikasikan secara jelas
serta memperhitungkan masing-masing piutang yang digadaikan
dalam buku besar pembantu.
b). Penjualan piutang usaha tanpa tanggung Renteng
Merupakan penjualan piutang tanpa tanggung jawab atas
pelunasannya dikemudian hari kepada pembeli atau pihak ketiga,
yang biasanya adalah bank atau lembaga keuangan lainnya. Jika
piutang dijual tanpa tanggung-renteng (without resourse) maka
pembeli menanggung resiko ketertagihan piutang dan setiap
kerugian kredit transfer piutang usaha dalam tarnsaksi tanpa
tanggung renteng serupa dengan penjulan piutang usaha secara
langsung baik dalam bentuk (transfer kepemilikan). Maupun dalam
substansinya (transfer pengendalian).
8
Pemaktoran seringkali merupakan bagian dari hubungan
kerja berlanjut dimana lembaga keuangan menjalankan fungsi
kredit disamping fungsi penagihan. Unit peusahaan akan
dibebaskan dari semua aktivitas ini dan penjualan barang akan
langsung menghasilkan kas untuk dapat digunakan perusahaan.
Oleh karena faktor menyerap kerugian dari piutang yang tak
tertagih dan sering kali memikul tanggung jawab kredit dari
penagihan, maka beban yang berhubungan dengan pemaktoran
umumnya lebih besar dari pada beban bunga atas pinjaman dalam
penggadaian penjaminan piutang. Apabila piutang usaha dijual
secara tuntas, yakni tanpa tanggung renteng lebih lanjut maka kas
di debit, piutang usaha dan saldo penyisihan yang bersangkutan
ditutup, serta suatu perkiraan beban didebit untuk beban
pemaktoran. Jika sebagian dari harga beli ditahan oleh faktor,
berarti piutang tersebut masih menunggu penyelesaian akhir.
c). Transfer piutang usaha dengan tetap bertanggung jawab atas
pelunasannya
Merupakan campuran dari kedua bentuk pembiayaan
melalui piutang tersebut di atas. Transfer dengan tanggung renteng
bermakna bahwa penerima transfer (bank atau lembaga keuangan)
memberi uang kas untuk piutang yang diterima, tetapi mempunyai
hak untuk menagihnya dari pelaku transfer jika debitor (pelanggan
transferor) tidak melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo.
9
2. Karakteristik Piutang
Adapun karakteristik dari piutang usaha adalah sebagai berikut :
Kalsifikasi “aktiva lancar” seperti yang diterima secara luas,
mencakup semua piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih
dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasional
normal yang minimal lebih panjang. Piutang non dagang meliputi
seluruh tipe piutang lainnya.
Piutang yang ditimbul bukan dari penjualan barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan tidak termasuk dalam kelompok piutang
dagang tetapi dikelompokkan tersendiri dengan judul piutang
bukan dagang (bukan usaha).
Menurut Smith dan Skousen ( 2005 : 296 ) :
Piutang usaha merupakan siklus operasi normal perusahaan,
kas digunakan untuk membeli persediaan yang pada
gilirannya sering dijual secara kredit. Piutang kemudian
ditagih yang menghasilkan kas untuk memulai siklus
selanjutnya kadangkala perusahaan membutuhkan kas dalam
waktu dekat dan tidak dapat menunggu selesainya siklus
normal.
Piutang usaha (account receivable) normalnya diperkirakan akan
tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau
60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva
lancar.
10
b. Jenis-jenis Piutang
Tagihan bisa timbul dari berbagai macam sumber , tetapi yang
terbesar timbul dari penjualan barang atau jasa. Tagihan-tagihan yang
dimiliki dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Tagihan-tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis disebut
piutang.
2. Tagihan-tagihan yang didukung dengan janji tertulis disebut
piutang wesel.
a. Piutang usaha
Piutang usaha baru dapat menghasilkan penerimaan kas jika sudah
dibayar pada saat jatuh tempo. Pengertian dari piutang usaha itu sendiri
menurut Kasmir ( 2008 : 41 ) “Piutang merupakan tagihan perusahaan
kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu
tahun. Piutang ini terjadi akibat dari penjualan barang atau jasa kepada
konsumennya secara angsuran ( kredit)”.
Sedangkan menurut Marihot Manullang & Derliana Sinaga (2005
: 37) “piutang usaha merupakan segala tagihan dari penjualan barangbarang atau jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan.
Penundaan waktu pembayaran itulah yang dinamakan piutang”.
Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih
banyak produk atau jasa. Piutang timbul dari penjualan semacam itu
biasanya di klasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Piutang
11
ini biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar
perusahaan.
b. Wesel Tagih
Suatu klaim yang didukung oleh promes atau wesel (janji
tertulis untuk membayar sejumlah uang) memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan klaim berbentuk piutang usaha. Promes
(wesel) ditanda tangani oleh debitur untuk mengakui utang dan
setuju untuk membayarnya sesuai dengan syarat-syarat yang
ditetapkan. Sebab itu promes atau wesel merupakan klaim yamg
lebih kuat dimata pengadilan.
Menurut Smith dan Skousen terjemahan Alfosus Sirait
(2005 : 301) Promes atau wesel merupakan “janji tertulis tanpa
syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu
tertentu”
Dalam hal ini jumlah yang terutang harus dibayarkan atas
permintaan seseorang atau perusahaan, dokumen itu juga harus di
tanda tangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji
tersebut. Sementara pihak yang membuat janji disebut pembuat
(maker). Dan dengan demikian yang mengeluarkan wesel, disebut
penarikan wesel (drawer). Pihak yang akan menerima pembayaran
disebut penerima wesel (payee). Promes harus ditandatangani oleh
12
penariknya,
wesel
yang
merupakan
perintah
membayar
ditandatangani oleh pihak yang mengeluarkan perintah (penarik).
Ada beberapa karakteristik yang mempengaruhi pencatatan
dan pelaporannya dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Tanggal jatuh tempo
Tanggal
suatu
promes
atau
wesel
yang
harus
dibayarkan. Periode waktu diantara tanggal penerbitan dan
tanggal jatuh tempo wesel atu promes jangka pendek
dinyatakan dalam hari atau bulan. Jika dinyatakan dalam hari,
maka tanggal jatuh temponya dinyatakan dalam jumlah hari
setelah tanggal penerbitan. Dan apabila jangka waktu wesel
dinyatakan dalam jumlah bulan setelah tanggal penerbitan,
maka tanggal jatuh temponya ditentukan dengan menghitung
beberapa bulan ke muka dari tanggal penerbitan.
Contoh : Promes berjangka waktu 3 bulan tertanggal 5 mei
maka akan jatuh tempo pada tanggal 5 Agustus.
2. Bunga
Promes yang berjangka waktu lebih dari satu tahun
umumnya menetapkan bunga yang harus dibayarkan secara
satu setengah tahun, kuwartalan, atau jangka waktu lain yang
telah ditetapkan. Jika jangka waktu promes kurang dari satu
tahun, bunga umumnya dibayar pada saat jatuh tempo.
13
3. Nilai jatuh tempo
Nilai jatuh Tempo dari suatu promes adalah jumlah pokok
(nilai nominal) ditambah bunga. Jumlah yang harus dibayarkan
pada tanggal jatuh tempo dinamakan dengan nilai jatuh tempo
(maturity value).
c. Piutang Lain-lain
Pada dasarnya piutang lain-lain (other receivables) meliputi
piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau
karyawan. Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah
dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu
tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar,
maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan
dilaporkan dibawah judul investasi.
2. Pengakuan Piutang Usaha
Piutang tidak boleh diakui untuk barang dagang yang telah dikirimkan
apabila ada perjanjian bahwa pihak pengirim tetap memegang hak atas barang
itu sampai ada tanda terima resmi, ataupun untuk barang yang dikirimkan atas
dasar konsinyasi dimana pengirim barang tetap memegang hak atas barang
tersebut sampai pada barangnya terjual oleh konsinye (consignee), atau tidak
dicatat sebagai piutang sampai saat dimana barang-barang tadi sudah dijual.
Menurut Smith dan Skousen terjemahan Alfonsus Sirait (2005 : 288),
14
Pengakuan piutang usaha bertalian dengan pengakuan pendapatan.
Karena pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan
laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapat terealisasi, maka
piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada
waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli.
Piutang
yang timbul dari penjualan angsuran, akan dipisahkan
menjadi aktiva lancar dan tidak lancar, tergantung pada jangka waktu angsuran
tersebut, apabila lebih dari satu tahun maka tidak dilaporkan dalam kelompok
aktiva lancar, tetapi masuk kelompok aktiva lainnya.
3. Penilaian dan Pelaporan Piutang Usaha
Piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa harus
dilaporkan menurut nilai bersih yang dapat direalisasikan atau nilai tunainya.
Ini menunjukkan bahwa piutang harus dicatat bersih dari setiap potongan yang
diharapkan akan diambil dari cadangan dan return penjualan yang diharapkan.
Tujuannya adalah untuk mencapai jumlah tagihan yang diharapkan dari debitur
dan dikumpulkan dalam bentuk kas. “Piutang jangka pendek dinilai dan
dilaporkan pada nilai realisasi bersih dikurangi jumlah bersih yang akan
diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas” ( Soemarso 2004 : 387).
Konsep penilaian demikian menunjukkan bahwa aktiva harus dinilai
sebesar manfaat yang akan diterima dimasa mendatang. Walaupun piutang
telah dinilai sebesar jumlah bersihnya (setelah dikurangi penyisihan piutang tak
tertagih) namun biasanya kedua piutang tersebut dapat disajikan.
15
Masalah utama dalam pencatatan piutang yang tidak tertagih adalah
penetapan waktu untuk mencatat kerugian. Dua prosedur umum digunakan
dalam pencatatan piutang tak tertagih meliputi :
a. Metode Penyisihan (allowance method)
Merupakan suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih
dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi
ini dicatat sebagai beban dan pengurang tidak langsung terhadap piutang
usaha (melalui kenaikan akun penyisihan) dalam periode dimana penjualan
itu dicatat.
Kebanyakan
perusahaan
menggunakan
metode
penyisihan
untuk
mengestimasi besarnya piutang tak tertagih.
1. Penetapan Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih
Dalam menggunakan
metode
penyisihan,
jumlah
piutang
yang
diestimasikan tidak akan tertagih dicatat dengan mendebit beban piutang
tak tertagih dan mengkredit penyisihan untuk piutang tak tertagih. Maka
ayat jurnalnya :
Beban Piutang Tak Tertagih
XX
Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih
XX
Beban tersebut akan dilaporkan sebagai beban penjualan atau beban
umum dan administrasi serta perkiraan penyisihan akan ditunjukkan
sebagai pengurangan atas piutang usaha, sehingga piutang akan
dilaporkan pada jumlah bersih yang dapat direalisasikan. Saldo beban
16
piutang tak tertagih biasanya dilaporkan dalam laporan laba-rugi periode
berjalan sebagai beban administrative.
2. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Apabila piutang usaha dari pelanggan dapat dipastikan tak tertagih sama
sekali, maka piutang tersebut dihapus dengan mendebit perkiraan
penyisihan, yang sebelumnya telah dibentuk dan mengkreditkan piutang
usaha dengan Ayat jurnalnya :
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
XX
Piutang Usaha
XX
Akun penyisihan akan memiliki saldo kredit pada akhir periode jika
penghapusan yang dilakukan selama periode tersebut lebih kecil dari
saldo awal, sebaliknya akun penyisihan akan memiliki saldo debet jika
penghapusan lebih besar dari saldo awal. Piutang usaha yang telah
dihapuskan dari akun penyisihan mungkin saja dapat ditagih di kemudian
hari. Maka piutang tersebut harus ditimbulkan kembali dengan ayat
jurnal yang merupakan kebalikan dari ayat jurnal penghapusan.
Sementara kas yang diterima sebagai pembayaran harus dicatat sebagai
penerimaan pembayaran piutang dengan ayat jurnalnya sebagai berikut
Untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapuskan sebelumnya
Piutang Usaha
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
XX
XX
17
Untuk mencatat penagihan piutang
Kas
XX
Piutang Usaha
XX
3. Estimasi Piutang Tak Tertagih
Estimasi Piutang tak tertagih biasanya didasarkan pada 2 (dua)
bagian, meliputi :
a. Estimasi Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Penjualan
Piutang usaha diperoleh dari hasil penjualan kredit. Oleh karenanya
jumlah penjualan kredit selama suatu periode biasa digunakan untuk
mengestimasikan jumlah beban piutang tak tertagih. Metode estimasi
berdasarkan penjualan tersebut menekankan penandingan antara
beban piutang tak tertagih dengan penjualan sepanjang periode terkait.
Jadi metode ini memberi tekanan yang lebih besar pada laporan laba
rugi dari pada neraca.
% kerugian piutang = Piutang tak tertagih tahun sebelumnya
Penjualan tahun sebelumnya
Taksiran kerugian piutang = % kerugian piutang
Penjualan tahun sekarang
b. Estimasi Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Analisis Piutang
Semakin lama peredaran piutang usaha semakin kecil kemungkinan
piutang tersebut akan tertagih, maka dari itu kita bisa berdasarkan
18
estimasi piutang tak tertagih pada seberapa lama piutang tersebut telah
beredar. Dalam hal ini kita dapat menggunakan proses yang
dinamakan penentuan umur piutang usaha (aging the receivables).
Titik awal dalam menentukan umur adalah tanggal jatuh tempo
diklasifikasikan menurut beberapa lama piutang tersebut telah jatuh
tempo.
Prosedur
alternatif
adalah
dengan
mengembangkan
serangkaian estimasi persentase ketidak tertagihan dan menggunakan
pada klasifikasi piutang yang berbeda. Estimasi beban piutang tak
tertagih berdasarkan analisis piutang menekankan nilai realisi bersih
sekarang dari piutang.
4. Koreksi terhadap Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Saldo penyisihan untuk piutang tak tertagih dibentuk dan
dibukukan melalui pencatatan ayat jurnal penyesuaian pada penutupan
setiap periode akuntansi. Jika penyisihan terlalu besar dari ketentuan,
saldo perkiraan akan membengkak secara cuma-cuma dan laba akan
terlalu kecil. Jika penyisihan terlalu kecil, saldo perkiraan penyisihan
akan kurang memadai dan laba akan terlalu besar.
Jika piutang tak tertagih menurut pengalaman dapat dijadikan
patokan untuk memperkirakan antisipasi kerugian, prosedur penyisihan
dapat cukup memuaskan dan tak perlu dilakukan penyesuaian. Jika telah
terjadi kegagalan untuk mengestimasi piutang tak tertagih dengan cukup
memuaskan jumlah penyisihan yang dihasilkan dengan sendirinya
menjadi tidak memadai atau terlalu besar dan diperlukan penyesuaian.
19
5. Diskon
Pelanggan seringakali mengutip harga berdasarkan daftar atau
katalog harga yang menyediakan diskon dagang atau kuantitas. Diskon
dagang (trade discount) semacam itu digunakan untuk menghindari
perubahan yang sering terjadi dalam katalog. Potongan dengan
mengurangi harga jual yang berlaku menjadi harga jual bersih yang
benar-benar dibebankan kepada pelanggan. Harga bersih ini adalah
jumlah yang harus dicatat untuk piutang usaha dan pendapatan..
Jenis diskon lain adalah potongan tunai atau diskon penjualan
(sales discount) diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan
pembayaran secepatnya. Diskon semacam ini dinyatakan dalam bentuk
istilah seperti 2/10, n/30 (diskon 2% jika dibayarkan dalam10 hari,
jumlah kotor jatuh tempo dalam 30 hari)
6. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Ada kemungkinan sejumlah barang akan dikembalikan (diretur)
dan sejumlah pengurangan harga harus diberikan karena faktor-faktor
seperti barang yang kurang sempurna atau cacat, kerusakan barang
selama pengiriman. Jika barang di kembalikan atau diperlukan
pengurangan harga, penjualan bersih dan piutang usaha akan berkurang.
b. Metode Penghapusan Piutang Langsung
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapkan
secara pasti sebagai tidak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat
20
dengan mengkredit Piutang Usaha dan mendebet Beban Piutang Tak
tertagih.
Berdasarkan metode penghapusan langsung, beban piutang tak tertagih tidak
dicatat sampai piutang tersebut diputuskan tidak akan tertagih lagi. Jadi
akun penyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak di perlukan pada akhir
periode.
4. Penagihan Piutang Usaha
Perusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang panjang
cendrung memiliki jumlah piutang usaha yang relative tinggi dibandingkan
perusahaan yang memberikan jangka waktu kredit yang pendek. Namun dalam
kedua situasi diatas adalah penting untuk menagih piutang secepat mungkin.
Dua ukuran keuangan yang sangat berguna dalam mengevaluasi
efisiensi penagihan piutang yaitu :
1. Perputaran Piutang Usaha
Mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam
setahun. Menurut Arthur J. Keown “Rasio perputaran piutang usaha
adalah perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama satu tahun
dengan rata-rata piutang”.
Sedangkan
menurut
Darsono
Prawironegoro
(2007
:
95)
Recievable turnover adalah : “kemampuan dana yang berputar dalam satu
periode tertentu makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi
keuangan perusahaan “.
21
Sebagai contoh, dengan ketentuan kredit 2/10, n/30 piutang usaha harus
berputar sedikit diatas 12 kali dalam setahun. Perputaran piutang usaha
dihitung sebagai berikut :
Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Kredit Bersih
Piutang Usaha rata-rata
2. Jumlah hari penjualan dalam piutang (number of days receivables)
merupakan estimasi lamanya piutang usaha beredar. Dengan ketentuan
kredit 2/10, n/30,
jumlah hari penjualan dalam piutang harus lebih rendah dari 30 hari. Hal
ini dihitung sebagai berikut
Jumlah Hari Penjualan Dalam Piutang = Piutang usaha, akhir tahun
Penjualan kredit rata-rata harian
B. LIKUIDITAS
Setiap perusahaan haruslah mempunyai laporan keuangan yang baik
karena dengan adanya laporan keuangan, maka dapat diketahui apakah
perusahaan tersebut termasuk perusahaan yang mengalami kemajuan dan dapat
dipercaya untuk mengelola perusahaan dengan sebaik-baiknya.
Likuiditas perusahaan menunjukkan pada kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya.
Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva
yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang usaha
dan persediaan.
22
Maka dapat dikatakan pengertian likuiditas dimaksudkan sebagai
perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan
dengan uang tunai disatu pihak dengan hutang lancar dilain pihak-pihak
(likuiditas badan usaha) juga dengan pengeluaran untuk menyelenggarakan
perusahaan dilain pihak (likuiditas perusahaan).
1. Pengertian Likuiditas
Pengertian Likuiditas menurut Muslich (2003 : 48) :
Rasio yang menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva
untuk segera di konversikan ke dalam kas dengan sedikit atau
tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian tentang jumlah kas
yang dapat diperoleh.
Sedangkan definisi rasio Likuiditas menurut Munawir (2004 :
239) adalah : “rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai operasi dan memenuhi kewajiban finansiil pada saat ditagih
“
Suatu perusahaan dianggap likuid apabila mampu memenuhi
kewajiban keuangan tepat pada waktunya dan mempunyai alat
pembayaran/aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang/ kewajiban
lancarnya. Sebaliknya suatu perusahaan dianggap tidak likuid (ilikuid)
apabila tidak dapat dengan segera dengan memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih atau dengan segera memenuhi kewajiban
keuangannya pada saat ditagih atau dengan kata lain jumlah aktiva
lancarnya lebih kecil dari pada jumlah hutang/kewajiban lancarnya.
Untuk menentukan tingkat likuiditas suatu perusahaan, dapat
digunakan rasio likuiditas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
23
kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang
jatuh tempo.
Dengan analisa likuiditas, maka dapat diketahui posisi
keuangan jangka pendek. Efektivitas penggunaan modal kerja, tingkat
kredit yang menguntungkan bagi perusahaan dan kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang jangka pendek tepat pada waktunya, sehingga
perusahaan
khususnya
bagi
pimpinan
perusahaan
mempunyai
pertimbangan untuk mengambil keputusan yang akan dilaksanakan pada
periode selanjutnya.
2. Rasio-rasio dalam Likuiditas
Rasio keuangan yang banyak dipergunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas sebuah perusahaan yaitu :
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Menurut Husnan dan Enny (2004 : 72) definisi rasio lancar
adalah : “rasio yang mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan
bisa di pakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya”.
Sedangkan menurut Agnes Sawir (2005 : 302) rasio lancar adalah
: “rasio yang menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka
pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai
dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang ”.
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100 %
Hutang Lancar
24
Nilai rasio lancar yang makin meningkat dari satu periode ke
periode berikutnya menunjukkan adanya perbaikan dalam posisi
keuangan. Suatu rasio lancar yang baik adalah 2, yang menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki Rp 2 dalam aktiva lancar untuk kewajiban
lancar sebesar Rp 1.
b. Quik Ratio (Rasio Cepat)
Definisi rasio cepat menurut Sofyan Syafri (2004 : 302) adalah :
“ rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar”.
Perbandingan antara (aktiva lancar dikurangi persediaan) dengan
pasiva lancar. Aktiva lancar dikurangi persediaan ini menunjukkan
jumlah kekayaan yang dalam jangka pendek sudah hampir dipastikan
dapat dijadikan uang.
Quik Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan x 100 %
Hutang Lancar
Penalarannya bagi kreditur jangka pendek semakin besar rasio
cepat ini akan semakin memberikan pengamanan baginya, akan tetapi bagi
perusahaan besarnya rasio ini harus ada batasnya karena penggunaan dana
dalam jumlah yang melebihi ukuran untuk ditanamkan dalam komponen
kas dan equivalent, surat berharga dan piutang merupakan penanaman
dana yang tidak produktif.
25
c. Cash Ratio
Definisi rasio kas menurut Agnes Sawir (2005 : 10) adalah
“rasio yang mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang
lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas”.
Cash Ratio = Cash dan Equivalent x 100 %
Current Liabilities
Perbandingan antara kas dan equivalent dengan current
liabilities. Ratio ini menunjukkan bahwa kekayaan perusahaan dalam
bentuk uang cash
dan equivalent ada sekian kalinya pinjaman perusahaan yang segera
dapat ditagih.
Penalaran adalah penyediaan uang kas dan sejenisnya bagi
perusahaan dalam jumlah yang besar adalah suatu tindakan yang
mengikuti, karena investasi dalam bentuk uang kas adalah tidak produktif
sama sekali, begitu juga sebaliknya penyediaan kas dalam kebutuhan
yang sebenarnya juga akan menyulitkan likuiditasnya.
d. Inventory Turnover
Kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar
dalam
suatu
periode
tertentu.
Inventory
turnover
merupakan
perbandingan antara penjualan dengan persediaan, Inventory Turnover
dapat dihitung dengan cara :
Inventory Turnover = Penjualan
Rata-rata Persediaan
26
Hari Rata-rata Pengumpulan Persediaan = 360
Inventory Turnover
Persediaan bagi suatu perusahaan mempunyai kedudukan yang
sangat penting baik dalam jumlah maupun perannya, jumlah (nilai)
persediaan umumnya relative besar diantara unsur-unsur aktiva lancar,
sedangkan peranan persediaan adalah sebagai sumber utama pendapatan
perusahaan melalui penjualan barang, tingkat perputaran persediaan yang
rendah menunjukkan kelebihan persediaan, sedangkan tingkat perputaran
persediaan yang cepat menunjukkan ketidaksesuaian persediaan yang
dapat menyebabkan kerugian.
C. Pengaruh Antara Piutang Usaha Dengan Tingkat Likuiditas
Perusahaan
Pemberian piutang dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan
yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan sehingga
kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba cukup tinggi.
Oleh karena itu, jika suatu perusahaan melakukan pemberian piutang
dengan tujuan untuk mencapai peningkatan laba yang tinggi, maka perusahan
tersebut harus memperhitungkan piutang yang timbul karena penjualan secara
kredit. Penjualan mempengaruhi besarnya piutang, oleh kerenanya di usahakan
agar piutang tersebut cepat kembali menjadi uang tunai atau kas. Jika terjadi
penumpukkan dana didalam piutang atau piutang tidak cepat kembali, maka
tingkat likuiditas perusahaan yang tinggi tidak tercapai.
27
Perputaran piutang menjadi uang tunai dikenal dengan likuiditas piutang.
Likuiditas piutang tersebut sangat dipengaruhi oleh resiko kemungkinan piutang
macet, yaitu resiko piutang tidak dapat ditagih sama sekali. Setiap perusahaan
tidak terlepas dari resiko tersebut, oleh karena itu peranan manajer keredit sangat
besar dalam usahanya untuk memperkecil resiko atau bahkan mungkin
menghilangkannya.
Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian kredit atas penjualan kredit akan
menyebabkan kebutuhan modal kerja yang meningkat karena terikatnya sejumlah
uang tunai dalam inventory yang lebih besar yaitu dalam piutang, terutama jika
tingkat resikonya besar atau perputaran piutangnya lambat.
Menurut Munawir (2004 : 75)
Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat
dengan volume penjualan. Posisi piutang dan taksiran waktu
pengumpulannya dapat dinilai dengan membagi total penjualan kredit
(netto) dengan piutang rata-rata.
Tingkat perputaran piutang ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus
Account Receivable Turnover (Tingkat Perputaran Piutang)
Tingkat Perputaran = Penjualan bersih
Rata-rata Piutang
Hari rata-rata pengumpulan piutang = 360
Tingkat Perputaran Piutang
28
Tingkat perputaran piutang usaha dan periode penagihan akan berguna
jika dibandingkan dengan rata-rata industri atau dengan perjanjian kredit yang
diberikan perusahaan. Jika periode penagihan dibandingkan dengan perjanjian
penjualan yang diberikan perusahaan, kita dapat menilai berapa pelanggan yang
melunasi piutang tepat waktu. Misalnya, jika perjanjian kredit biasa adalah 40
hari, maka periode penagihan rata-rata selama 75 hari mencerminkan satu atau
lebih kondisi berikut :
1. Upaya penagihan yang buruk
2. Penundaan pembayaran dari pelanggan
3. pelanggan dalam kesulitan keuangan
kondisi pertama membutuhkan tindakan koreksi manager, sementara
penyebab lainnya mencerminkan baik kualitas maupun likuiduitas piutang dan
membutuhkan tindakan yang lebih hati-hati dan bijak dari manajer.
Download