analisis swot proses produksi program siaran pendidikan interaktif tv

advertisement
ANALISIS SWOT PROSES PRODUKSI
PROGRAM SIARAN PENDIDIKAN
INTERAKTIF
TV EDUKASI KEMDIKBUD YANG
DISIARKAN LPP TVRI
ARI BUDIMAN
BINA NUSANTARA UNIVERSITY
Jl Kemajuan 3 no. 49a RT007/004 Petukangan Selatan, Pesanggrahan Jakarta Selatan 12270
08568541205
[email protected]
Dosen Pembimbing:
Drs. R. Damianus C.B Mulyono. Dipl. Broad Jour
Abstrak
TUJUAN PENELITIAN adalah untuk mengetahui bagaimana proses produksi program
“Siaran Pendidikan Interaktif” dan menganalisinya dengan menggunakan analisis SWOT.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dari mana landasan program didapatkan dan
siapa saja yang terlibat dalam proses produksi program ini.
METODE PENELITIAN yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Penulis melakukan wawancara dengan 3 narasumber, yakni : Divisi Perancangan,
Produser dan Editor. Penulis juga melakukan observasi langsung dengan melakukan kerja
praktek di TV Edukasi selama satu bulan.
HASIL YANG DICAPAI adalah mengetahui proses produksi program “Siaran Pendidikan
Interaktif” yang dimulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi serta di analisis
menggunakan analisis SWOT. Mengetahui masing-masing jobdesk dari para tim produksi yang
dibedakan menjadi divisi perancangan dan tim produksi yang mencakup editor.
SIMPULAN, proses produksi program “Siaran Pendidikan Interaktif” ini sesuai dengan teori
yang digunakan dimana dimulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi. Program
acara TV Edukasi yang disiarkan di TVRI sebagai bentuk media informasi yang berisikan
tentang pembahasan materi ujian nasional siswa sekolah. (ARB)
Kata Kunci : Proses, Produksi, Program, Siaran, Pendidikan Interaktif
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Televisi edukasi tidak sekedar menghibur tetapi lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu,
ia memiliki ciri-ciri tersendri, antara lain yaitu:
1. Dituntun oleh instruktur (seorang guru atau instruktur menuntun siswa melaui pengalamanpengalaman siswa).
2. Sistematis (siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman
belajar yang terencana).
3. Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana
satu siaran dibangun atau di dasari siaran lainnya.
4. Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi,
laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah. (Darwanto:2007)
Salah satu program acara TV Edukasi Kemdikbud yaitu pendidikan interaktif yang disiarkan
secara langsung oleh LPP TVRI pada pukul 13:30 sampai pukul 14:30, merupakan program tv edukasi
yang sesuai dengan ciri-ciri program pendidikan seperti ulasan yang ada diatas, sehingga program ini
layak untuk disaksikan oleh para pelajar guna mendapatkan tambahan pengetahuan. Program ini dikemas
dengan menggunakan teknologi digital menjadikan tampilan pada acara ini terlihat lebih menarik. Pada
setiap episodenya dipilih guru yang berbeda ketika menjelaskan pelajaran yang akan dibahas.
Program Pendidikan Interaktif dibuat sebagai mediator yang membantu para siswa sekolah
menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA) untuk belajar. Dengan
diberlakukannya Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi maka terjadi pergeseran sistem
pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Kalau sebelumnya guru sebagai satu-satunya sumber
informasi, kini menjadi fasilitator dan motivator. Sedangkan siswa harus lebih aktif mencari informasi
dari berbagai sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk memenuhi
tuntutan kurikulum tersebut, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus
menyediakan berbagai sumber belajar baik untuk guru maupun siswa.
Program siaran pendidikan interaktif ini mengacu kepada konsep edutaiment, yang diartikan
konsep belajar dikemas kedalam hiburan. Munculnya konsep edutainment, yang mengupayakan proses
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, telah membuat suatu asumsi bahwa : pertama, perasaan
positif (senang/gembira) akan mempercepat pembelajaran, kedua, jika seorang mampu menggunakan
potensi nalar dan emosi secara jitu, maka ia akan membuat loncatan prestasi belajar yang tidak terduga
sebelumnya, ketiga, bila setiap pembelajar dapat dimotivasi secara tepat dan diajar dengan cara yang
benar, cara yang menghargai gaya belajar dan modalitas mereka, mereka semua akan dapat mencapai
hasil belajar yang optimal.
Hakekat edutainment adalah upaya mengembalikan kondisi peserta didik sesuai dengan hakekat
diri peserta didik sebagai manusia, dengan meyakininya bahwa setiap peserta didik memiliki potensi diri
yang dapat ditumbuhkembangkan dengan proses pembelajaran yang dijalaninya, memotivasi setiap
peserta didik untuk dapat menggunakan modalitas belajar mereka sehingga menjadikannya manusia
pembelajar.
1.2 Kajian Pustaka
Dalam penyusunan tugas akhir ini, karena penulis ingin mengetahui keseluruhan proses
produksinya dan analisis SWOT maka, penulis menggunakan buku teori umum mengenai teori
komunikasi dan teori komunikasi massa dan menggunakan teori proses produksi program televisi sebagai
teori khusunya serta menganalisisnya menggunakan analisis SWOT. Penulis juga menggunakan karya
ilmiah mahasiswa UMM malang yang berjudul peranan media pembelajaran Televisi Edukasi dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar SMP Negeri 5 Kodya Malang sebagai bahan referensi.
1.3 Rumusan Masalah
Penelitian ini akan dilakukan secara internal khusus membahas pada bagian produksi, yakni:
1.
2.
Apa sebenarnya program “Pendidikan Interaktif TV Edukasi” itu.
Bagaimana proses produksi yang digunakan dalam acara ini, mulai dari pra-produksi, produksi
sampai ke pasca produksi.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Akademis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan dan bahan
referensi untuk mahasiswa broadcasting ataupun mahasiswa lainnya dalam membuat penelitian
skripsi khususnya mengenai proses produksi program acara televisi.
2. Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi
TV Edukasi untuk memperhatikan faktor-faktor yang mendukung untuk meningkatkan program
“Pendidikan Interaktif” di LPP TVRI.
2. METODOLOGI
2.1 Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan
untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa
ada pengujian hipotesis dengan metode-metode yang alamiah ktika hasil penelitian yang diharapkan
bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena
yang diamati (Prastowo, 2011).
2.2 Jenis dan Sumber Data
− Data Primer
Penelitian yang memperoleh data secara langsung dari nara sumber langsung (tidak melalui
perantara), yaitu dengan cara melakukan wawancara dan jawaban terbuka sesuai dengan
argumentasi dari narasumber di PUSTEKKOM Kemdikbud.
− Data Sekunder
Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (melalui media perantara). Pada
umumnya data sekunder berupa catatan atau laporan historis yang telah tersususn dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan dan data yang tidak dipublikasikan oleh PUSTEKKOM
Kemendikbud. Data sekunder yang digunakan adalah data internal yang merupakan dokumen
operasional yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan oleh PUSTEKKOM Kemdikbud.
2.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung dan pencatatan terhadap obyek yang diteliti untuk memperoleh informasi.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
secara langsung terhadap pihak-pihak yang terkait atau terhadap objek penelitian. Wawancara
dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi menyangkut masalah yang diajukan dalam
penelitian. Key informat dan informant dalam penelitian ini adalah:
a. Produser (key informant)
b. Divisi Perancangan
c. Editor
3. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan buku-buku yang
berkaitan dengan obyek penelitian sebagai bahan referensi dalam mendapatkan informasi yang
akan dibutuhkan.
3. HASIL DAN BAHASAN
3.1 Pra Produksi
Pada saat tahapan pra produksi ini tim divisi perancangan melakukan analisis dilapangan,
sebelum melakukan perancangan materi siaran. Disni divisi perancangan dibantu oleh tim guru yang
didatangan dari sekolah-sekolah yang berada didaerah-daerah lain selain Jakarta. Setelah riset tadi
dilakukan, kemudian naskah disusun sesuai dengan GBIMJM (Garis Besar Isi Media dan Jabaran Materi)
oleh tim sampai pada perumusan power point untuk disampaikan pada saat acara. Kemudia diteruskan
oleh tim produksi untuk pengemasanny. Dalam perumusan naskah ini. Karena, TV Edukasi berada
dibawah Kemdikbud dan dana penyiarannya berdasarkan dana APBN yang diterima setiap tahunnya dari
pemerintah pusat. Maka TV Edukasi berbeda dengan televisi swasta lainnya, yaitu dalam perumusan
naskah program ini, tim Divisi Perancangan membuat naskah untuk jagka waktu satu tahun pada program
Siaran Pendidikan Interaktif.
Pada tahapan ini, yaitu tahapan pra produksi produser melakukan koordinasi dengan pihak Unit
Manger untuk memastikan kelengkapan kru yang akan bertugas mengeksekusi program. Selanjutnya
produser mengecek kelengkapan teknis, seperti virtual insert atupun tiser nya untuk gambar pendukung
pada saat pembahasan materi disampaikan yang akan doperasionalkan oleh PD (Program Director).
Tujuannya produser ingin meminimalisir kesalahan gambar pada saat proses syuting berlangsung. Serta
memberikan arahan pada saat proses pengambilan gambar berlangsung kepada pembawa acara dan
narasumber melalu PD yang bertugas diruang master control.
Pada saat pra produksi editor membuat video tisert atau insert dari gambar-gambar yang didapat
dari youtube. Gambar tersebut dipilah-pilah yang kemudian disatukan kembali untuk dijadikan sebagai
tisert gambar, sebagai gambar pendukung sebelum masuk kedalam pembahasan materi. Pemilah-milahan
gambar yang dilakukan oleh editor harus sesuai dengan apa yang ada dalam naskah, sanagat diminimalisir
mungkin kesalah gambar yang tidak sesuai dengan materi pembahasan. Selain memilih-milih gambar
editor juga harus memperhatikan backsound gambar tersebut. Backsound disesuaikan dengan tampilan
gambar video yang ditayangkan, agar tayangan yang disajikan lebih terpadu antara gambar dan suaranya.
Kekuatan
(Strenghts)
Kelemahan
(Weakness)
Peluang
(Opportunities)
Ancaman
(Threads)
Analisis SWOT Tahap pada Tahap Pra Produksi
Tim Divisi Perancangan sangat terfokus dalam penyusunan konsep
acara, karena tidak ada campur tangan dari pihak lain.
Dalam pengembangan konsep program hanya terbatas oleh orang-orang
yang berada dalam divisi perancangan saja.
Tim produksi dapat berkarya bebas dalam pengemasan program ini.
Perubahan kurikulum yang dapat terjadi sewaktu-waktu, berakibat dari
perumusan program acara yang langsung dibuat untuk jangka waktu
satu tahun penayangan.
3.2 Produksi
Pada saat proses produksi berlangsung, produser bertugas sebagai pemberi arahan kepada
seluruh timnya, agar tayangan yang dihasilakan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam proses
kerjanya pada saat proses produksi berlangsung, produser dibantu oleh PD (Program Director) dalam
memberikan arahan kepada tim. Menurut prosedur oprasional pada saat siaran berlangsung, produser
tidak bisa langsung memberikan perintah kepada rekan kerja timnya. Sebelum memberikan perintah
produser harus berkoordinasi dengan PD yang kemudia dari PD akan disampaikan pesan dari produser ke
seluruh tim kerja produksi.
Ada juga sedikit peran editor pada saat siaran dilakukan yaitu, memantau tayangan tisert dan
insert program yang dia buat. Jika ada kesalahan editor langsung membenarkannya pada saat sebelum
insert gambar atau tisert gambarnya ditayangkan.
Kekuatan
(Strenghts)
Analisis SWOT Tahap pada Tahap Pra Produksi
Isi acara berisikan mengenai pembahasan materi saat ujian, sehingga
tayangan ini menjadi kebutuhan bagi para pelajar untuk disaksikan dan
Kelemahan
(Weakness)
Peluang
(Opportunities)
Ancaman
(Threads)
ada kuis diakhir sekmen program.
Hasil siaran bergantung kepada bagai mana produser mendireck PD
(Program Director)
Perlajar yang sedang menghadapi ujian nasional maupun ujian sekolah
akan sangat membantu jika menyaksikan program ini.
Banyaknya program bimbingan belajar dari sekolahan.
3.3 Pasca Produksi
Pada saat pasca produksi, kalau di TV Edukasi dinamakan evaluasi akhir tahun atau bisa disebut
dengan pembukuan akhir tahun. Dimana pada pembukuan akhir tahun ini dicatat semua hasil produksi
dari awal hingga akhir tahun yang kemudian akan disusun menjadi buku lapohan akhir tahun untuk
dipertanggung jawabkan kepada pimpinan.
Kemudiaan tahap terakhir program siaran ini yang dilakuakan produser pada saat pasca produksi
biasanya, review ulang seluruh hasil siaran. Jika pada saat pengambilan gambar atau perekaman suara ada
kesalahan, produser langsung menghubungi editor untuk diperbaiki. Hasil gambar tadi masih ada di VTR
(Video Tape Recorder), sebelum di export ke kaset DVD cam atau Mini DV. Untuk keperluan export hasil
siaran petugas menghubungi petugas MCR (Master Control Room) untuk di capture, kemudian baru
diserahkan kepada produser untuk dicatat kedalam buku. Keberadaan TV Edukasi dibawah pemerintah,
yang biaya produksinya berdasarkan dana APBN, produser diwajibkan untuk mencatat semua hasil
produksi yang sudah dilakukan selama satu tahun kedalam buku yang nantinya akan dipertanggung
jawabkan kepada pemerintah pusat. Sampai pada proses ini masih menjadi tanggung jawab seorang
produser di TV Edukasi, yang merupakan kewajiban suatu instansi dibawah pemerintahan.
Pada tahapan ini editor bersama dengan petugas VTR mereview hasil syuting, ketika mereview
hasil syuting ini dilakukan diruang master control. Editor wajib memperhatikan hasil syuting ini sambil
menyesuaikannya dengan naskah yang sebelumnya diterima. Apabila dalam proses pengambilan gambar
terdapat kesalahan atau kekurangan gambar, pada saat itu juga editor melakukan pembenaran sebelum di
export kedalam kaset DVD cam.
Kekuatan
(Strenghts)
Kelemahan
(Weakness)
Peluang
(Opportunities)
Ancaman
(Threads)
Analisis SWOT Tahap pada Tahap Pra Produksi
Seluruh orang yang terlibat dalam proses produksi akan sangat
bertanggung jawab atas pekerjaannya, karena adanya laporan akhir
tahun kepada pemerintah pusat.
Editor TV Edukasi hanya ada satu orang. Sehingga seluruh proses
mengedit hanya mengandalkan satu orang saja.
Dengan proses pengeditan yang seba digital akan memudahkan editor
dalam menyelesaikan tugasnya, tanpa memakan banyak waktu.
Proses editing akan memakan banyak waktu, karena hanya ada satu
orang editor.
3.4 Analisis SWOT Program Siaran Pendidikan Interaktif
Dalam program Siaran Pendidikan Interaktif, Kekuatan strenghts program ini terletak pada
konten program ini yang berisikan mengenai pembahasan materi ujian nasional maupun ujian sekolah.
Program ini bisa dijadikan sebagai kebutuhan siswa dalam persiapan menuju ujian nasional.
Kelemahan (weakness), program ini merupakan kebijakan pemerintahan untuk memfasilitasi
siswa dalam penambahan pengetahuan mereka tentang pelajaran, sehingga program ini hanya terfokus
untuk menyiarkan siaran yang hanya berisikan mengenai pelajaran disekolah saja. Konseptor program
terbatas karyanya hanya boleh membuat tayangan yang berkaitan mengenai pelajaran disekolah saja tanpa
terkecuali.
Peluang (opportunities), tayangan ini bisa dijadikan sebagai media pengajaran disekolahsekolah menggantikan peran guru. Guru bisa menyajikan tayangan ini sebagai bahan ajaran disekolah.
Karena, konten acara program ini berisi tentang materi pelajaran yang biasa dibahas oleh guru
disekolahan.
Ancaman (threads), program ini sangat terancam dengan adanya televisi swasta yang lebih
banyak menyajikan program acara yang lebih menarik, misalnya program-program yang ditayangkan
oleh Trans 7 yang acaranya banyak berisi tentang hiburan untuk anak-anak sekolah. Program ini juga
hanya bisa disaksikan oleh orang-orang yang memiliki televisi berlangganan saja.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
1. Tahapan pra produksi, pada tahapan ini pada saat perancangan konten program dilakukan
sepenuhnya oleh divisi perancangan dan tim guru yang telah terpilih dari berbagai daerah. Dalam
tahapan ini akan dirumuskan naskah program untuk satu tahun siaran yang akan dibuat
berlandaskan pada kurikulum base sekolah yang dirancang sesuai dengan Garis Besar Isi Media
dan Jabaran Materi (GBIMJM).
2. Dana APBN dari pemerintah berperan besar dalam produksi semua program di TV Edukasi.
3. Pada saat produksi, sepenuhnya dipertanggung jawabkan kepada tim produksi. Dari mulai
pengemasan program dan pembuatan slide merupakan tanggung jawab produser. Pada saat
program disiarkan produser dibantu oleh PD (Program Director) dalam penggarapan program ini.
4. Dalam pasca produksi, editor bersama-sama dengan petugas VTR mereview hasil syuting yang
kemudian dilaporkan kepada produser hasil syuting tersebut. Tahapan ini juga produser
berkewajiban mencatat kaset rekaman hasil syuting dalam pembukuan yang kemudian disimpan
dalam library.
4.2 Saran
1. Isi dari program ini lebih diperbanyak tidak hanya seputar pelajaran sekolah saja, pelajaran moral
maupun etika juga dibuat.
2. Menghadirkan artis terkenal dalam setiap acara di TV Edukasi, guna memberikan daya tarik yang
lebih kepada penonton
3. Melakukan promosi yang lebih giat untuk lebioh memperkenalkan TV Edukasi kepada masyarakat
4. TV Edukasi jangan hanya disiarkan melalui tayangan televisi berlangganan saja. Berkerja sama
dengan pihak swasta untuk penayangan program-program TV Edukasi.
5. REFERENSI
Ardianto, Elvinaro. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Arifin, Eva.(2010).Broadcasting To Be Broadcaster. Cetakan Pertama. Yograkarta: Graha Ilmu.
Darwanto, S.S. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendy, O.U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan keduapuluhtiga Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Fachrudin, Andi.(2011).Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi.
Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Meleong, L.J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mondry. (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Edisis Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurudin. (2009). Pengantar Kominikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Prastowo, Andi.(2011).Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Rusman.(2012).Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Vivian, John.(2008).Teori Komunikasi Massa. Edisi Delapan Jakarta: Kencana Prenada Group.
Wibowo, Fred. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Pinus Book
Punisher.
Jurnal:
Ummil kohiri, Nur. (2009). Peranan Media Pembelajaran Televisi Edukasi Dalam Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 5 Kodya Malang. Skripsi.
6. RIWAYAT PENULIS
Ari Budiman lahir dikota Purbalingga pada tanggal 27 Mei 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Bina Nusantara University dalam bidang ilmu komunikasi pemasaran peminatan broadcasting pada
tahun 2013.
Download