.1 Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 1 Salam Sejahtera! Salam jumpa kembali dengan WAO! Baru saja kita, bangsa Indonesia, merayakan HUT Kemerdekaan yang ke-60 dengan berbagai upacara dan kegiatankegiatan. Kilas balik peristiwa zaman perjuangan yang ditampilkan berbagai media massa seolah membawa kita kembali ke zaman 60 tahun yang silam dalam suasana perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan. Merdeka! Kita patut bersyukur kepada Tuhan oleh karena Dia telah memberikan kepada bangsa kita ini para pahlawan yang rela berkorban demi bangsa ini. Merdeka, adalah sebuah kata yang sarat makna yang dalam baik dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air, kehidupan pribadi bahkan kehidupan kerohanian. Sebagai umat Kristen, kita mempercayai bahwa kita satu saat nanti akan merdeka dari belenggu dosa dunia ini. WAO menyoroti hal ini dalam Editorial kali ini. Masih dalam suasana HUT Pertama WAO kembali hadir ke hadapan Anda sekalian dengan berbagai artikel dan berita yang kiranya dapat menambah wawasan kerohanian kita dalam persiapan kita menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali, yang sudah tidak lama lagi. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas doa dan dukungan yang sudah diberikan kepada WAO khususnya pada hari jadi WAO minggu lalu. Kiranya kehadiran WAO senantiasa dapat mempererat hubungan persaudaraan kita semua di mana pun kita berada. Akhir kata, nantikan selalu WAO! Ajak rekan, saudara/i, bahkan kolega Anda untuk berlangganan WAO. Saran Anda sangat kami hargai. Silahkan kirimkan ke alamat redaksi melalui email ke [email protected] atau melalui buku tamu kami di website http://www.wartaadvent.org/. Salam WAO! Sampai jumpa kembali pada edisi minggu depan! Tuhan memberkati kita semua. Tim Redaksi WAO GAMBAR SAMPUL 1 Illustrasi pelayanan kasih Yesus bagi manusia berdosa yang tidak mengenal batas. RENUNGAN 4 Doa Apakah yang Dibutuhkan untuk Penyembuhan di Zaman Modern Ini? EDITORIAL 7 Setelah Merdeka, Lalu Apa? DARI REDAKSI 2 Pengantar Edisi ini KOLOM TETAP 6 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset) 16 Terjemahan E.G. White ARTIKEL ROHANI 8 Nilai Pelayanan Bersama Kristus KOLOM PEMBACA 3 Surat Pembaca Cover Edisi Minggu Lalu ARTIKEL MUSIK 12 Musik Dalam Kehidupan Umat Allah PENDALAMAN ALKITAB 17 Daniel. Allah Rajaku yang Memerintah BERITA ADVENT SEJAGAT 20 Acara Penghiburan Bagi Keluarga Rotinsulu-Silitonga PENTING! - Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita. - Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita. - Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya. - Photo/gambar yang masuk menjadi hak WAO. Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 2 :: Media Penyejuk & Penjernih :: Selamat Hari Ulang Tahun yang pertama bagi WAO dan seluruh team. EDISI MINGGU LALU Penasehat Pdt. Berlin Samosir Penanggung Jawab Philip C. Wattimena Pemimpin Redaksi Bonar Panjaitan Dewan Redaksi Pdt. Berlin Samosir Philip C. Wattimena Bonar Panjaitan Wilhon Silitonga Jeffrey E.R. Kiroyan Frederik J. Wantah Pdt. Richard A. Sabuin Samuel Pandiangan Dr. Samuel Simorangkir Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Ramlan Sormin Pdt. Heince Rusli Pdt. Sweneys Tandidio Willy Wuisan Tata Letak: Wilhon Silitonga Samuel Pandiangan Webmasters: Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Tapson Manik Kontributor Khusus: Dr. Albert Hutapea Dr. Ronny Kountur Dr. Jonathan Kuntaraf Dr. Kathleen Kuntaraf-Liwidjaja Max W. Langi Dr. Herbert A. Legoh Hans Mandalas Joice Manurung Dr. R.A. Nainggolan Edy Nurhan Pieter Ramschie Dr. Rudolf Sagala Dave Sampouw Dr. Praban Saputro Dr. H.S.P. Silitonga Andrey Sitanggang Dirjon Sitohang Dr. E.H. Tambunan Joppy Wauran Dr. Tommy Wuysang Terima kasih atas semua komentar, berita dan artikel, editorial serta renungan-renungannya. Tuhan memberkkati semua pelayanan yang baik dari Sudara/i sekalian! – MARIETJE ERNST Jerman Saya mau minta tolong kepada pembaca WAO di luar negri, seperti jemaat FISDAC, bila sekiranya kami dapat memperoleh Gambar Flanel untuk alat peraga Kelas SS Kindergarten dengan harga murah, mohon informasinya. Menurut informasi yang kami peroleh bahwa harga di USA jauh lebih murah dari harga di toko buku Immanuel di Indonesia. Pesan ini terutama kami tujukan kepada teman-teman yang ada di sana seperti Sdr. Michael Rotinsulu (kami sama-sama alumni PACIM). Saya salut karena anda bersama istri aktif dalam kegiatan kepemudaan. Jemaat kami sangat terbatas dalam keuangan namun kami ingin memberikan pelajaran agar lebih menarik bagi anak-anak. Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih. – RATNA SIMANJUNTAK Jemaat Pondok Ungu, Bekasi PERHATIAN “Dengan meng-klik nomor halaman yang ada tanda hyperlinks di daftar isi maka halaman terkait akan ditampilkan di layar monitor. Kalau penampilam di file Word tidak langsung menunjukkan tanda hyperlinks pada nomor-nomor halaman di daftar isi, maka harap merubah setting di file Word sbb: Tools, Options, Edit, kemudian pada jendela pilihan 'Use CTRL + Click to follow hyperlink' JANGAN DITANDAI (biarkan kosong), setelah itu klik OK. Untuk kembali dari halaman pilihan ke daftar isi, klik icon 'back', dan kembali ke pilihan halaman lagi. Tanda paragraf (¶) sebaiknya tidak diaktifkan.” Kirim berita ke: [email protected] Website: http://www.wartaadvent.org Berlangganan gratis: [email protected] Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 3 R E N U N G A N Doa Apakah yang Dibutuhkan untuk Penyembuhan di Zaman Modern Ini? Oleh Eddy Lukas Di zaman dahulu hingga abad informatika ini, terdapat banyak sekali penyakit di masyarakat. Walaupun kemajuan di bidang kesehatan cukup terasa, namum kita masih dapati bermacam-macam penyakit yang aneh yang belum dapat disembuhkan. Bisa terjadi kepada siapa saja baik pada bayi yang mungil dan lucu, orang muda yang masih gagah sampai pada orang tua yang sudah lanjut usia. Keadaan ini selalu membuat seisi rumah menjadi kuatir, sedih dan ikut menderita, khususnya jika penyakitnya parah. Pertanyaan yang sering muncul dalam benak banyak orang adalah apakah masih ada doa yang mujarab pada zaman ini? Dalam Alkitab di buku Yakobus 5:14-15, disebutkan, “Apabila ada di antara kamu yang sakit, dia harus memanggil penatua-penatua gereja untuk berdoa baginya dan menumpangkan tangan dengan meminyakinya dalam nama Tuhan. Dan doa orang yang disertai iman akan memberikan penyembuhan padanya. Tuhan akan membangkitkannya dan jikalau dia berdosa (maka) dia akan mendapat pengampunan.” Melalui perikop tersebut kita cermati tiga hal: 1. Tuhan akan memberikan kesembuhan. 2. Tetapi jika orang tersebut sudah waktunya maka Tuhan akan menyelamatkannya. 3. Dengan jalan pengampunan dosa. Manusia zaman sekarang hanya memfokuskan permohonannya pada apa yang menjadi kehendaknya yaitu kesembuhan penyakit jasmani. Tetapi Allah memberikan jawaban yang melebihi apa yang mereka belum pahami yaitu penyembuhan batin dan keselamatan jiwa. Menurut Alkitab, nabi Elisha adalah seorang nabi yang mendapat dua kali ganda berkat rohani dari nabi Elia. Nabi ini sering menyembuhkan penyakit orang-orang pada zamannya tetapi pada saat beliau sakit dan memberitahukan bahwa waktunya sudah sampai, beliau menerimanya (2 Raja Raja 13:14). Hal ini jarang diterima oleh orang-orang pada zaman dulu sampai zaman teknologi canggih. Hal ini dapat kita lihat melalui kehidupan Raja Hizkia yang berbeda dengan penerimaan nabi Elisha. Bagi orang yang setia pada Tuhan yakin pada kata-kata yang difirmankan seperti yang dikatakan oleh raja Daud “Sangat berharga kematian para orang suci di mata Allah.” Maz. 116:15. Kenapa Yesus sering mengaitkan penyakit badaniah dengan batin seperti pada saat Dia menyembuhkan orang lumpuh pada hari Sabat, “Dosamu diampuni dan angkatlah kasurmu” kata Yesus. Ini menunjukkan bahwa penyakit itu berkaitan dengan masalah batiniah manusia, dan hidup moral yang dijalankan manusia tersebut, selama ini. Penyembuhan pertama yang harus ditangani adalah penyembuhan dari dosa. Kebutuhan Apakah ketiga hal tersebut itu penting? Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 4 batiniah dan moral kehidupan manusia ini dipahami dan diperhatikan oleh Yesus. Saat ini negara kita sedang dilanda wabah penyakit flu burung, penyakit polio, dan busung lapar. Koran Kompas tanggal 26 Mei 2005 menyebutkan bahwa survei kesehatan tahun 2003 mencatat ada sekitar 27,3% anak di bawah lima tahun/balita dengan berat badan kurang. Dari survei kesehatan tersebut dapat diproyeksikan badan statistik bahwa pada tahun 2005 terdapat 20,87 juta anak balita dan 1,67 juta di antaranya menderita gizi buruk yang menyebabkan busung lapar, sangat rentan terhadap penyakit dan berakibat kematian. Dengan fakta-fakta ini sering orang mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain termasuk kepada negara. Mengapa? Sebab manusia selama ini berusaha melestarikan budaya sifat tidak tahu, tidak menambah pengetahuan dan pengertian. Sebenarnya penyakit-penyakit ini adalah side effect dari penyakit moral yang membuat magnitude penyakitnya tidak seharusnya begitu besar seperti saat ini menjadi bermata rantai sampai tersebar seluas sekarang ini. Walaupun saat ini negeri kita telah mendapatkan pengakuan International sebagai negara merdeka, namum penindasan dan perbudakan sesama sebenarnya tetap berlangsung sepanjang zaman. Terkurasnya materi/sumber daya dan pengetahuan di zaman penjajahan ataupun zaman ini menyebabkan manusia kurang pengetahuan, miskin, dan kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan kebutuhannya sehingga harus merasakan penderitaan yang berkepanjangan. Sedangkan yang pintar mengambil kesempatan, yang bersumber daya, dan yang berkuasa tetap menjaga posisinya bahkan ada kemungkinan memanfaatkan kesempatan tersebut. Di negara-negara maju yang sangat bebas, suami-istri dalam rumah tangga yang sibuk sering meniadakan hak dan tanggung jawab masing-masing dan kurang menghormati kodrat hidup dan sering mengabaikan anak-anak sehingga menghasilkan anak-anak yang kurang bisa diatur. Akibat kenakalan anak-anak remaja tersebut maka dapat kita lihat perkembangan kenakalan sampai menjadi orang tua. Pertanyaan berikut adalah, bagaimana pandangan para ahli untuk mengatasinya? Beberapa ahli atau penulis menyarankan tanggung jawab ini kepada negara. Tetapi budaya hidup mandiri dan tidak dicampuri oleh orang tua dan orang lain sudah mendarah daging sehingga hal ini tidak mudah dirubah bahkan terjadi juga pada orang Kristen. Gaya hidup ini juga telah dijalani tanpa melihat kodrat dan nilai hidup yang seimbang yaitu menghormati yang lebih tua, pemimpin rumah tangga dan orang tua. Warta Advent On-line (WAO) Masalahnya memang kompleks dan kita tidak bisa mencapai pada seluruh Indonesia apalagi dunia, paling sedikit kita bisa menjangkau dalam keluarga kita sebagai orang-orang Kristen. Pertanyaannya adalah apakah nilai-nilai luhur kehidupan orang Kristen dari para bapa dan nabi (patriachs and prophets) sudah luntur? Sebuah pepatah Tiongkok kuno berbunyi, “Satu generasi menanam pohon dan generasi yang berikut mendapatkan tempat bernaung.” Generasi kita hidup di dalam naungan berbagai pohon yang telah ditanam oleh para leluhur kita. Dalam istilah rohani, kita memperoleh naungan dari patokan etika para orang tua kita dan nenek moyang kita, pandangan mereka tentang benar dan salah, kesadaran mereka mengenai kewajiban moral, dan di atas segalanya, adalah komitmen rohani mereka. Idealisme mereka menentukan bentuk peradaban yang kita warisi dari mereka, demikian juga idealisme generasi kita akan membentuk peradaban masa depan bagi anak-anak kita. Tidak disangkal lagi bahwa masyarakat secara keseluruhan berada di dalam keadaan moral dan kemerosotan rohani yang serius. Jadi, pertanyaan yang dihadapi oleh para orang Kristen hari ini adalah apakah kita dapat menanamkan beberapa pohon yang akan menaungi generasi mendatang terhadap sesuatu yang menentang nilai-nilai Kristen di dalam dunia anti Kristen dengan cara seperti api yang membara. Apakah kita sedang menanamkan pohon tempat bernaung yang tepat, atau apakah kita menelantarkan anak-anak kita? Seharusnya jelas terlihat oleh setiap orang yang mempunyai komitmen pada kebenaran Firman di mana kebudayaan kita secara keseluruhan sedang terpuruk dalam segi moral, etika, dan di atas segalanya, adalah kerohanian. Nilai-nilai masyarakat sekarang secara keseluruhan sangat tidak selaras dengan ketetapan Tuhan yang kudus. Kita memiliki masyarakat penuh dengan gejala yang menakutkan. Masa depan tidak dapat diramalkan bagi suatu masyarakat yang tidak memiliki patokan moral untuk menentukan manakah yang benar atau yang salah. Kita telah bersedia menjebloskan orang ke dalam penjara karena membunuh binatang, namun pada saat yang sama, masih didapati pendukung pelaku aborsi untuk membunuh bayi. Ke manakah arah kebudayaan kita? Bagaimanakah sistem nilai, moralitas, dan bentuk dunia yang sedang kita bentuk bagi generasi berikut? Dan sebagai orang-orang Kristen, apakah kita menanam pohon tempat bernaung bagi orang-orang sekitar kita? Atau kita meninggalkan mereka tanpa ada perlindungan. Mungkin kita sedang menyaksikan kematian dari sel inti dari semua peradaban, yaitu keluarga. Kematian keluarga jelas terlihat secara melimpah di sekitar kita. Berbagai fakta menegaskan ramalan yang menyeramkan. Hampir tidak perlu untuk menyebutkan data statistik. Selama empat puluh tahun terakhir atau lebih, tanda-tanda keruntuhan keluarga berderetderet di hadapan kita tanpa henti: perceraian, revolusi seks, aborsi, kejahatan sadisme, perselingkuhan, homoseksualitas, feminisme radikal, gerakan “hak anak-anak”, bersama normalisasi orang tua tunggal, kemerosotan keluarga inti, dan tanda-tanda serupa lainnya. Kita sedang menyaksikan anyaman dari seutas tali yang berbelit-belit di mana pada akhirnya tali itu akan menjerat keluarga hingga menemui ajalnya. Sejujurnya, banyak orang pada masa kini dengan senang hati mengukir batu nisan keluarga. Di dalam bukunya pada tahun 1971 yang berjudul The Death of The Family, psikiater Inggris, Dr. David Cooper, menyatakan bahwa inilah saatnya 19 Agustus 2005 5 untuk mengabaikan keluarga seutuhnya. Pernyataan yang sama tercantum dalam manifesto kaum feminis, Kate Millet 1970, Sexual Politics. Dia menyatakan bahwa keluarga-keluarga, sekaligus dengan semua struktur patriarkhal (bapak sebagai kepala keluarga), harus lenyap karena mereka tidak lebih dari sekedar sarana bagi penindasan dan perbudakan wanita. Sebagian besar orang yang mencari dukungan untuk pandangan-pandangan seperti itu merupakan orang-orang yang agresif, marah, dan bertekad memaksakan kepada masyarakat yang ada. Ladang yang paling subur untuk menyebarkan pandangan-pandangan ini adalah kampus perguruan tinggi. Oleh sebab itu, pendukung rancangan sosial anti keluarga sibuk mendidik-ulang anak-anak muda yang segera akan menjadi pemimpin utama dalam masyarakat dan orang tua dari suatu generasi yang bahkan mungkin akan lebih tidak berfungsi daripada masyarakat yang ada. Indoktrinasi semacam ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga sejumlah orang paling berpengaruh yang telah membentuk masyarakat modern pada tingkat tertinggi – mulai dari pemimpin pemerintahan hingga pengambil keputusan dalam program jaringan televisi – merupakan musuh keluarga tradisional yang paling mematikan dan gamblang. Doa yang sangat dibutuhkan saat ini adalah penyembuhan batin. Keutuhan nilai-nilai luhur kekristenan yang runtuh akan membawa suatu kebangunan yang baik bagi generasi ini, dan inilah doa yang sangat dinantikan bagi orang di zaman modern ini. – DR. EDDY LUKAS PENULIS ADALAH KETUA JEMAAT TAMAN SARI, JAKARTA Jadwal Terbit/Terbenamnya Matahari Disiapkan oleh Wilhon Silitonga Sumber http://www.wartaadvent.org JUMAT 19-Aug LOKASI 2005 TERBENAM SABAT 20-Aug-2005 Day Length MATAHARI BEREM TERTERBIT -BANG BENAM 18:51 6:33 12:42 18:50 12:17 18:35 6:22 12:28 18:35 12:13 18:33 6:21 12:27 18:33 12:11 18:21 6:13 12:17 18:21 12:07 18:24 6:19 12:22 18:24 12:05 18:11 6:07 12:09 18:10 12:03 18:05 6:03 12:04 18:05 12:01 18:01 6:03 12:02 18:01 11:57 17:58 6:02 12:00 17:57 11:55 17:54 5:58 11:56 17:54 11:55 17:52 5:57 11:55 17:52 11:54 17:50 5:55 11:53 17:50 11:54 17:50 5:55 11:53 17:50 11:54 17:46 5:51 11:49 17:46 11:54 17:44 5:50 11:47 17:44 11:53 17:39 5:44 11:41 17:39 11:54 17:37 5:43 11:40 17:36 11:53 17:29 5:35 11:32 17:29 11:53 17:24 5:32 11:28 17:24 11:52 18:18 6:27 12:22 18:18 11:51 18:14 6:23 12:19 18:14 11:51 17:52 6:01 11:56 17:52 11:51 17:43 5:54 11:49 17:43 11:48 17:49 5:42 11:46 17:49 12:06 17:38 5:35 11:36 17:37 12:01 17:29 5:26 11:27 17:29 12:02 18:25 6:24 12:25 18:25 12:00 18:18 6:13 12:16 18:18 12:04 18:19 6:06 12:13 18:19 12:12 18:04 6:07 12:05 18:04 11:57 17:53 5:53 11:53 17:53 11:59 18:06 6:01 12:04 18:06 12:05 17:55 5:47 11:51 17:55 12:07 17:49 5:39 11:44 17:48 12:09 17:48 5:38 11:43 17:48 12:09 18:38 6:29 12:33 18:37 12:08 18:31 6:30 12:30 18:30 12:00 18:21 6:15 12:18 18:20 12:05 17:55 5:56 11:55 17:55 11:59 18:01 5:56 11:59 18:01 12:04 17:41 5:39 11:40 17:41 12:02 17:37 5:46 11:41 17:37 11:51 19:23 7:10 13:16 19:22 12:12 19:12 7:03 13:08 19:12 12:08 18:16 5:42 11:59 18:15 12:33 18:16 5:43 11:59 18:15 12:32 19:39 5:58 12:48 19:37 13:39 18:57 5:26 12:11 18:55 13:29 18:30 5:14 11:52 18:29 13:15 19:13 5:12 12:12 19:11 13:59 19:58 5:34 12:45 19:55 14:21 18:49 5:13 12:00 18:47 13:34 PENTING: Daftar waktu terbit, ber embang, dan ter benam nya matahari ini diolah ber dasar kan daer ah waktu tunggal. Untuk kota-kota yang mener apkan daylig ht savings ti me pada musim tertentu ( *), diingatkan untuk m erubah w aktu ter bit, berem bang, dan ter benam nya matahari s esuai dengan per ubahan yang dilakukan. Sabang Medan Pematangsiantar Pekanbaru Padang Jambi Palembang Bndr. Lampung Anyer-Carita Jakarta Puncak U N A I Bandung Cirebon Cilacap Semarang Solo Surabaya Jember Denpasar Mataram Ende Kupang Pontianak Pangkalan Bun Palangkaraya Banjarmasin Balikpapan Tarakan Makassar Kendari Palu Gorontalo Manado UNKLAB Ternate Ambon Sorong Tembagapura Biak Jayapura Merauke Kuala Lumpur Singapore Manila A I I A S Andrews Univ.* GC* Loma Linda* Seattle* Delft* Edison, NJ* Istri: Pamela Hendra Heng Anak-anak: Daniel Marvelous Lukas, Grace Felicia Lukas dan David Victorious Lukas Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 6 E D I T O R I A L Setelah Merdeka,LaluApa? terjadi di akhir tahun 2004. Apa pun alasannya tentunya bangsa Indonesia patut bersyukur karena di balik berbagai kesulitan yang menerpa bangsa ini, berita perdamaian di Aceh menjadi semacam air penyejuk di padang pasir. Ah kebetulan pula, jauh di sebelah barat di dekat daerah padang pasir, pada hari yang sama terjadi suatu peristiwa sejarah. Israel meninggalkan dan mengembalikan jalur Gaza kepada Pemerintah Palestina setelah mendudukinya selama hampir 40 tahun menyusul Perang Enam Hari pada Juni 1967. Rakyat Palestina yang bermukim di Gaza seakan mendapatkan kembali kemerdekaannya. Merdeka! Merdeka! Merdeka! Pekik kebebasan itu terdengar nyaring ketika Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. NKRI, demikian sebutan yang sering dipakai bilamana petinggi Indonesia sedang menjelaskan bahwa tidak ada yang dapat mencerai-beraikan keutuhan nusantara yang terbentang mulai dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Ah, kedua nama di atas seperti menggelitik pikiran kita jika berbicara tentang keinginan untuk bebas alias merdeka. Di kala usia negara mencapai 60 tahun – suatu usia yang panjang karena dari segi penyediaan KTP, mereka yang telah berusia 60 diberikan KTP seumur hidup – keprihatinan masih sangat mendominasi kehidupan berbangsa dan bernegara di bumi pertiwi. Kemiskinan, kebodohan, kejahatan dan korupsi masih menjadi empat pendekar kegelapan yang masih harus diberantas agar rakyat Indonesia dapat mencapai cita-cita pendiri bangsa yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adakah harapan di balik kegelapan? Pepatah bahasa Inggris mengatakan there is light at the end of the tunnel – ada cahaya di ujung terowongan. Kita harus berpikir positif, karena di dalam pikiran positif terdapat banyak jalan keluar. Minggu ini bangsa Indonesia memperingati kemerdekaannya yang ke-60 setelah 350 tahun dijajah oleh Belanda. Namun patut disayangkan karena bagi sebagian rakyat Indonesia, yang bebas dari penjajahan hanyalah tanah airnya, sedangkan rakyatnya masih tetap terbelenggu oleh penjajah yang berbeda. Yang lebih ironisnya adalah ‘penjajah baru’ ini justru sulit diusir oleh tentara Sekutu atau PBB atau apa pun kekuatan asing, karena dia memakai baju yang sama dengan rakyat Indonesia. Mereka adalah para pemimpin atau warga bangsa yang menggerogoti harta kekayaan negara dengan berkedok untuk kepentingan rakyat. Mereka adalah para pemimpin dan warga bangsa yang hatinya masih dibelenggu oleh keserakahan, kemunafikan dan kepentingan diri. Semua itu memang bermula dari hati yang masih gelap yang dikuasai oleh anasir kegelapan. Ternyata penjajah baru di atas pun masih dijajah oleh ‘penjajah siluman’ yang jauh lebih sukar untuk dikalahkan. Mengapa? Karena sang penjajah yaitu Setan bertempur bukan di alam nyata, tetapi di dalam pikiran manusia – medan pertempuran terbesar di jagat raya ini yang melibatkan kekuatan kosmik yaitu kuasa kebenaran dan kuasa kegelapan. Berita baiknya adalah bahwa pertempuran itu sudah diketahui pemenangnya. Dan Sang Pemenang, Yesus Kristus, telah mengumumkan kemenangan-Nya 2000 tahun yang lalu di atas sebuah bukit bernama Golgota. Yesus, Juruselamat dunia datang untuk memberikan kemerdekaan terbesar bagi umat manusia, kemerdekaan dari perhambaan dosa. Dia datang untuk menyatakan kebenaran Allah dan Yohanes 8:31-36 mengatakan bahwa jika kita telah mengetahui kebenaran marilah kita melakukan apa yang telah diajarkan-Nya kepada kita murid-murid-Nya agar kita benar-benar menjadi orang merdeka. Merdeka dari penjajahan terbesar, penjajahan dosa. Setidak-tidaknya ada satu peristiwa penting yang mendahului peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke60. Setelah 30 tahun bergolak dan memakan korban yang banyak, berbagai surat kabar menyajikan berita damai dari ‘tanah rencong.’ Pada tanggal 15 Agustus 2005 Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka menandatangani nota kesepakatan damai di Helsinki, Finlandia untuk mengakhiri permusuhan dan pertempuran yang terjadi selama ini. Rakyat Aceh seakan mendapatkan kembali kemerdekaannya, kemerdekaan dari ketakutan dan teror. Ada juga ulasan yang mengatakan bahwa kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan dan memulai era baru di Aceh ‘terbantu’ oleh adanya bencana tsunami yang Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 Tim Redaksi WAO 7 ARTIKEL ROHANI Nilai Pelayanan Bersama Kristus Oleh Drs. Reinhold Kesaulya, MPH Pendeta Pensiun Pemikiran Inti: “Perubahan harus terjadi dalam kehidupan dan nilai kerohanian kita, jika Tuhan mau menyanggupkan kita untuk digunakan secara efektif dalam menyatakan Kristus kepada dunia dan dalam menyelamatkan jiwa bagi Kerajaan-Nya.” dunia saat ini? Apakah kehidupan dan pelayanan kita benar-benar efektif dan berhasil? Kita akan pelajari bersama betapa dalamnya pertobatan yang membuat perubahan-perubahan drastis atas hidup, minat, maksud, kerinduan, bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Paulus seperti juga kita selalu memikirkan laba rugi suatu tugas, jabatan, posisi, kehidupan, keturunan atau apa saja. Namun hal yang paling menakjubkan ialah bahwa nilai kesadarannya berubah. Apa yang membuat ia berubah dalam loyalitas, misi, tujuan dan hidupnya? Apa arti Kristus bagi kita? Bagaimana Ia mempengaruhi hidup kita? Bagaimana hal ini terpantul dalam hubungan kita dengan Yesus, sesama manusia dan dengan dunia yang sangat membutuhkan kita? Apa peran kunci kita sebagai orang Kristen, anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) dalam Warta Advent On-line (WAO) tujuan dan nilai kita dalam penyelesaian pekerjaan yang Yesus percayakan dan rindukan untuk kita laksanakan. Penyelesaian pekerjaan Tuhan dan persiapan suatu umat untuk melaksanakan pekerjaan ini merupakan suatu hal yang sangat mendesak. Filipi 3:7-11 “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan 19 Agustus 2005 Filipi 3:4-6 “Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.” 1. “Disunat pada hari kedelapan,” Kenapa Rasul Paulus tempatkan sunat di nomor satu dari kebanggaannya? Apakah sunat 8 sangat penting? Mengapa nilai sunat ini sangat bernilai baginya? Pertama: Sunat adalah bukti kongkret bahwa ia adalah keturunan asli dari Ibrahim. Berkenan dengan hubungan silsilah dengan Ibrahim ini bukan hanya merupakan nilai besar, tetapi suatu keunggulan, kehebatan bahkan kemanjuran menjadi salah seorang keturunan bapa orang percaya. Dengan kata lain ia membanggakan dirinya sebagai asli keturunan Ishak, anak perjanjian itu. Kedua: Disunat pada hari ke delapan; berbeda dengan Ismail yang disunat pada usia 13 tahun, seorang anak wanita perhambaan. 2. 4. “Dari bangsa Israel,” Israel ialah seorang yang menang bersama Tuhan. Merupakan keuntungan besar sebagai bangsa pilihan, maka orangorang Yahudi sangat memuliakan kesempatan ini. Mereka berpikir bahwa mereka memiliki suatu tuntutan istimewa kepada Tuhan, dan merupakan suatu keharusan dari Tuhan untuk memenuhi semua janjiNya kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub. Dan tidak ada orang Yahudi yang dengan mudah mau menyerahkan hak mendapatkan janjijanji Tuhan itu begitu saja kepada orang lain. 3. adalah seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya.” Benyamin menjadi prajurit yang berani dan kuat. Dan adalah merupakan hal istimewa menjadi keturunan suku Benyamin. Ia pemberani, tegas, dan tidak memiliki rasa takut. Ia kuat, mempunyai tekad yang teguh dan selalu menjadi pemenang. Benyamin merupakan anak istimewa hasil cinta kasih yang dalam. “Dari suku Benyamin,” Apa yang begitu besar dan begitu istimewa mengenai hal ini? Benyamin adalah anak terakhir dari Yakub dan Rahel dan satu-satunya saudara kandung Yusuf. Di hari tua Yakub setelah kematian Rahel karena melahirkan Benyamin lebihlebih lagi atas kehilangan Yusuf, Benyamin merupakan satu-satunya anak penghiburan bagi Yakub. Dikatakan bahwa Benyamin memiliki kemiripan dengan ibunya (cara bicara, jalan dan sikap), bahkan ketika Yakub berlama-lama memperhatikan Benyamin timbul pikiran nostalgia percintaannya dengan Rahel. Ketika memberkati anak-anaknya menjelang kematian, Yakub berkata dalam Kejadian 49:27 “Benyamin Warta Advent On-line (WAO) “Orang Ibrani asli,” Tidak ada darah campuran yang mengalir di tubuh Paulus. Kita dapat menelusuri keaslian turunan ayah dan ibunya, memang langsung dari Sarah dan bukan Hagar, dari Ishak dan bukan Ismail. Di antara kita ada yang begitu mementingkan keturunan. Tidak perlu berpikir jauh, Paulus sendiri sangat bangga akan filsafat silsilah, keturunan, kebangsaan, ras, suku, dan lain-lain. 5. “Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku orang Farisi,” Ia sangat ketat dalam praktekpraktek keagamaan, dan bangga sebagai seorang Farisi. Ia sangat teliti dalam penurutan terhadap semua ritual agamanya. Dia seorang orthodox (teguh pada kepercayaan). Ia percaya bahwa hukum dan peraturan sangat penting. Ia seorang yang percaya akan hukum secara harfiah. 6. “Tentang kegiatan, aku penganiaya jemaat,” Untuk beberapa saat terjadi pergumulan dalam dirinya sampai timbul kemarahan mengenai apa yang harus ia perbuat terhadap kepercayaan orang Kristen. Ia telah mendengar tentang Kristus dan pekerjaan-Nya dan pernah 50% mempercayai-Nya. Tetapi di bawah pengaruh para guru dan imam-imam ia berbalik dari Kristus dan menjadi penganiaya besar. Ia membuktikannya dengan usaha yang sungguh-sungguh menganiaya jemaat. 19 Agustus 2005 7. “Tentang kebenaran mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.” Sama seperti orang muda yang kaya itu, ia merasa ia tanpa cacat. Ia orang benar, saleh/alim, ia gunakan banyak waktu untuk berdoa, ia telah mengembangkan semua kebiasaan hidup kudus. Semua yang diharapkan oleh rekan-rekannya telah ia jalankan tanpa salah. Ia tau bahwa ia sanggup membuktikannya kepada siapa pun. Ia telah tetapkan identitasnya dan ia tau siapa dia sebenarnya dan misinya. Tidak dapat dianggap enteng hal-hal ini bagi seorang Yahudi. Inilah cara hidup yang Paulus sangat agungkan. Ini adalah daftar yang menakjubkan. Ia telah melakukan apa yang diharapkan untuk dilakukan saat itu. Ia telah tetapkan identitasnya. Namun perubahan drastis terjadi yang ia simpulkan dalam: Filipi 3:3 “karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.” Kemudian Paulus teruskan dalam Filipi 3:7, 8 “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,” “Disunat pada hari kedelapan,” “Dari bangsa Israel,” “Dari suku Benyamin,” “Orang Ibrani asli,” “Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku orang Farisi,” “Tentang kegiatan, aku penganiaya jemaat,” “Tentang kebenaran mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.” Dalam ayat-ayat berikut ini Paulus masih membanggakan diri tetapi mengenai dirinya sebagai pelayan Kristuas, kapal karam, bekasbekas pukulan, dicaci maki, penjara, penolakan, mara bahaya, pedang, dll. 2 Korintus 11:23-30 “Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku 9 disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahag a; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.” “Yang kukehendaki mengenal Dia.” Sekarang perhatikan keunggulan Paulus. 2 Korintus 11:23 Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Kemudian muncul daftar keunggulannya sebagai seorang hamba Allah, pelayan Kristus. Ia membuktikan kasih setianya kepada Tuhan dan kerinduannya untuk melayani pekerjaan-Nya. Malahan Paulus ini demi kebenaran Kristus, kelihatannya seperti orang yang selalu mencari-cari masalah dan sedia menerima risiko apa saja dalam melayani Tuhannya. Ini merupakan suatu kerinduan yang menakjubkan yang jarang diungkapkan oleh siapa pun. Tidak ada manusia yang ketagihan penderitaan. Malahan kalau boleh menghindarinya. Tetapi Paulus dapati bahwa ada ikatan istimewa, persekutuan yang akrab untuk dinikmati bila seorang rasul atau murid menderita bersama Tuhannya. Kehidupan Paulus menjadi saksi hidup bagi kerinduan sejati untuk turut berbagi penderitaan Kristus. Filipi 3:10, 11 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Suatu kesaksian yang amat luhur, mulia, agung dan menggetarkan hati. Tidak ada kosakata lain lagi yang dapat digunakan Paulus untuk menyatakan kasih setianya kepada Kristus. Warta Advent On-line (WAO) ialah Kerinduannya ialah memiliki hubungan yang dalam dengan Tuhannya. Ia belum puas kalau hanya mengenal-Nya saja. Ia juga tidak merasa puas kalau hanya mengulangi apa yang dikatakan orang lain mengenai hubungan mereka dengan Kristus. Ia sendiri mau mengenal Kristus lebih baik, secara pribadi dan secara intim. “Dan kuasa kebangkitan-Nya.” Dari semua rasul, Pauluslah yang memiliki pengalaman spektakuler (yang mengagumkan) tentang kuasa kebangkitan Yesus. Dan ia merasa belum cukup kalau hanya menceritakan apa yang Tuhan telah buat baginya di jalan ke Damaskus. Yang diperlukannya ialah manifestasi (pembuktian/penyataan) harian dari kuasa yang sama tersebut dalam hidupnya. “Dan persekutuan penderitaan-Nya.” dalam EGW, DA 225 “Dari semua pemberian yang Surga dapat berikan kepada manusia, persekutuan bersama Kristus dalam penderitaan-Nya merupakan suatu kepercayaan terpenting dan penghargaan tertinggi.” “Di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” Paulus mengerti dalam pengalamannya jenis kematian yang telah diambil Kristus. “Aku tersalib dengan Kristus.” (Galatia 2:20). “Aku mati setiap hari.” (1 Korintus 15:31). “Kerap kali dalam bahaya maut.” (2 Korintus 11:23). “Kami 19 Agustus 2005 senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami.” (2 Korintus 4:10). “Sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” (Galatia 6:14). Ketika menghadapi kematian ia tidak memarahi atau menyumpahi mereka yang menjatuhkan hukuman baginya, tetapi ia berkata: 2 Timotius 4:6-8 “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” Kemudian ia teruskan dalam membanggakan dirinya secara rohani. Ia ingin agar menjadi apa saja bagi sesama manusia dalam usahanya untuk menyelamatkan mereka dan menuntun mereka ke dalam hubungan kasih sayang dengan Kristus. 1 Korintus 9:19-23 “Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.” Paulus masih saja tertarik dalam perhitungan laba rugi, tetapi sekarang dalam sistim 10 pembukuan yang berbeda. Sebelumnya ia memperhitungkan untung rugi keturunan dan kebendaan. Ia tidak ambil pusing bahkan sedikit sekali memperhatikan orang lain selain dirinya sendiri. Tetapi sekarang semuanya lenyap. Ia bukan lagi tertarik kepada materi, tetapi tertarik dan ditarik oleh Yesus Kristus. Sekarang ia ditarik oleh satu kuasa, yaitu kuasa kasih Kristus. 1 Korintus 9:16 “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” Sekarang ini seluruh energinya, perhatiannya, dan tujuannya berpusat pada manusia. Tidak ada lagi kerinduannya untuk memusatkan perhatian pada dirinya. Ia ingin menjadi sesuatu atau tidak menjadi apa pun – ia rindu menjadi seorang Yahudi, seorang terpenjara, seorang tertuduh, seorang bebas, seorang yang lemah. Yaitu menjadi semua untuk semua orang. Untuk maksud apa? “Supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.” Apa yang membuat perubahan ini? Ia melihat Yesus di jalan ke Damaskus dan sejak itu ia tidak lagi Paulus yang sama. Tuhan telah menangkapnya dan menjadikan dia pelayan-Nya yang mau melakukan apa saja dan mengasihi Tuhannya. Kerinduan terbesarnya sekarang ialah bekerja bagi Tuhan dan membagikan kasih-Nya kepada sesama. Ia mau diutus ke mana saja, kapan saja, mengerjakan apa saja dan mengalami pengalaman-pengalaman apa saja, manis atau pahit, semuanya demi Kristus. SATU SAJA TUJUAN DALAM BENAKNYA, IALAH MENYELAMATKAN BEBERAPA ORANG KEPADA KRISTUS. Hal-hal apa yang menguntungkan kita? Kedudukan/Posisi, pemimpin, makanan, pakaian, rumah, mobil, harta, penghargaan, pendidikan, keturunan, warna, latar belakang Advent, posisi di masyarakat, Warta Advent On-line (WAO) pengetahuan yang luar biasa mengenai kebenaran, catatan pencapaian prestasi, pengalaman kerja (atau track record) kita, reputasi pencapaian, promotor/administrator, keortodoksan kita? Apakah semua hal ini penting bagi kita? “Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku orang Farisi,” Bila memperhatikan daftar kebanggaan Paulus maka empat hal yang pertama sama sekali sudah memang begitu tanpa ditawar-tawar lagi. Tiga hal yang sisa semuanya legalistik dan berpusat pada diri sendiri. Tidak heran ketika ia bertemu Yesus, ia bersedia membuang semuanya dan itu dianggap sampah dan sama sekali tidak bernilai. Berapa jujurkah kita terhadap apa yang kita anggap bernilai? Apa benar kita anggap semua itu sampah agar kita bisa melibatkan diri dalam misi Yesus Kristus untuk menyelamatkan sesama manusia? Maukah kita menjadi segala-galanya agar sedapat mungkin memenangkan beberapa dari mereka? Memenangkan, pelajar, guru, mereka yang terbuang, terpenjara, orang berdosa, putih, hitam, orang desa, orang kota, mereka yang menderita, berduka, mereka yang berada di desa terpencil, dan seterusnya. “Disunat pada hari kedelapan,” Kenapa sunat Paulus nomorsatukan dari kebanggaannya? Mengapa nilai sunat ini sangat bernilai baginya? “Dari bangsa Israel,” Israel ialah seorang yang menang bersama Tuhan. “Tentang kegiatan, aku penganiaya jemaat,” “Tentang kebenaran mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.” Jika kita sudah tiba pada titik di mana kita hanya mementingkan orang lain lebih dari benda atau diri; bila kasih kita lebih besar bagi orang lain demi keselamatan mereka, maka misi Kristus berhasil dan dipenuhi dalam kita. Dan Ia dapat bekerja melalui kita untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya dan menyegerakan kedatangan-Nya. Ini adalah peran yang dirancang Allah bagi umat GMAHK, yaitu saudara dan saya. “Dari suku Benyam in,” Apa yang begitu besar dan begitu istimew a mengen ai hal ini? “Orang Ibrani asli,” Tidak terdapat darah campura n yang mengalir di tubuh Paulus. Dapat ditelusuri keaslian turunan ayah dan ibunya memang langsung dari Sarah dan bukan Hagar, dari Ishak dan bukan Ismail. 19 Agustus 2005 – DRS. REINHOLD KESAULYA, MPH Pendeta Pensiun 11 ARTIKEL M U S I K Musik Dalam Kehidupan Umat Allah Oleh Dr. Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait, SpKK -lanjutanSuatu waktu, pada hari Sabat jam kebaktian khotbah, si Amir membawakan lagu hymn dalam Gereja, semua menikmati dan merasakan berkat Tuhan melalui lagu yang dibawakan dengan baik dan benar untuk kemuliaan Tuhan. Kemudian pada jam Pemuda Advent sore hari, jemaat pindah tempat ke alam dan mereka menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan dengan irama jazz rock; malam harinya setelah tutup Sabat si Amir dengan beberapa temannya pergi ke café menikmati musik di sana. Pertanyaan, apakah sebagai umat Tuhan, musik kita berbeda pada jam Khotbah dan Pemuda Advent, di dalam dan di luar Gereja, pada hari biasa dan hari Sabat? Tuhan dalam rahmatNya memberikan tuntunan kepada kita melalui prinsip-prinsip Gereja kita (Guidelines Toward an SDA Philosophy of Music, Autumn Council of the GC Committee, October 14-29, 1972, Mexico City) sebagai berikut: PRINSIP 1. Membawa kemuliaan kepada Tuhan dan menolong kita agar berkenan di dalam menyembah Dia. 1 Kor. 10:31 (musik haruslah bersifat “God centered, not self centered, kepelesiran atau self gratification atau berpusat pada manusia dengan masalahnya, not stimulate people physically but to elevate them spiritually). 2. Mengagungkan, mengangkat dan menyucikan pikiran orang Kristen (Filipi 4:8, PP 594). Warta Advent On-line (WAO) 3. Secara efektif mempengaruhi orang Kristen dalam perkembangan tabiat Kristus dalam hidupnya dan dalam hidup orang lain (MS 57, 1906). 4. Syairnya selaras dengan ajaran Alkitab dan di dalam bahasa yang jelas, bukan samar-samar (R&H, 6 Juni 1912). 5. Menyatakan persesuaian antara pekabaran yang dilukiskan oleh kata-kata dengan musiknya, mengingat bahwa musik itu juga “bahasa” dan hindari suatu percampuran hal rohani dengan yang bukan rohani (Yeh. 22:26, Imamat 10:10). 6. Singkirkan musik yang berbentuk pementasan duniawi dan penonjolan kesombongan (Ev. 137, R&H, Nov 30, 1900). 7. Mendahulukan pekabaran dalam ayat/syair dan ayat ini jangan “ditutupi” oleh kerasnya volume alat musik pengiring (Gospel Workers 357-358). 8. Mempertahankan suatu keseimbangan yang bijaksana antara unsur emosi, intelektual dan rohani (R&H , 14 Nov 1899). 9. Jangan mengadakan kompromi prinsip keagungan dan keunggulan yang tinggi dalam usaha untuk mencapai orang di mana mereka berada (9Testimonies 143, Ev. 137). 10. Sesuai dengan acara/peristiwa dan hadirin (Ev. 507, 508). 19 Agustus 2005 12 B. MUSIK GEREJA 1. Musik dalam acara kebaktian: Kebaktian haruslah menjadi kegiatan manusia yang terutama dan kekal. Tujuan akhir manusia adalah memuliakan Allah. Di saat para penyembah datang ke Rumah Allah untuk mempersembahkan suatu korban pujian hendaklah pujian itu adalah musik yang terbaik. Perencanaan yang teliti dari setiap unsur musik dan acara itu diperlukan agar jemaat dituntun untuk menjadi hadirin yang berpartisipasi dan bukan menjadi penonton. Lagu-lagu yang digunakan untuk acara ini haruslah mengarah pada Allah, yang menekankan pujian dan menggunakan lagulagu agung yang diturunkan pada kita sebagai warisan. Lagu-lagu yang mempunyai nada-nada yang menguatkan, indah dan syair yang bernilai tinggi. Gembala harus mempunyai perhatian yang serius di dalam menambah kualitas dan kegemaran menyanyi anggota jemaat. “Menyanyi jangan dilakukan oleh beberapa orang saja” (Counsel on Health 481, 482). Pengalaman seorang Kristen akan sangat diperkaya oleh mempelajari dan menggunakan lagu-lagu baru. Dalam sebuah paduan suara/koor, lagu yang mempunyai arti harus dipilih dari pengarang berbobot di masa lampau atau dewasa ini, dinyanyikan oleh para biduan yang berserah dan musisi yang terlatih baik, akan menambah semarak acara dan menolong meningkatkan kualitas perbaktian. Alat-alat musik termasuk organ atau piano harus harmonis dengan tujuan ideal kebaktian dan dipilih dengan hati-hati dari bahan yang terbaik sejalan dengan kesanggupan dan ketrampilan pemainnya. Pemain musik bertanggung jawab mengiringi nyanyian hadirin dan ia mempunyai tanggung jawab besar dan istimewa untuk memberikan standar yang benar dalam segala permainannya, entah itu nyanyian pembukaan, penutup, memungut persembahan atau mengiringi lagulagu yang lain. Ia berada dalam suatu posisi yang unik untuk mengangkat derajat musik kebaktian di dalam gereja. Jika di dalam acara akan disuguhkan nyanyian tunggal/solo atau lagu istimewa lain, pilihan utama diberikan kepada lagu dengan syair Kitab Suci dan musik yang telah dikuasai benar oleh si penyanyi dan dipersembahkan kepada Tuhan tanpa memamerkan kehebatan tehnik suara. Komunikasi pekabaran haruslah yang terutama. Menjadi alat untuk memberi kesan yang mendalam dari kebenaran Alkitab yang akan mengilhami suatu perubahan yang positif dalam hidup. Disampaikan dengan suatu cara yang sudah direncanakan baik dan rapih. Sederhana dan merdu dan disampaikan / diperdengarkan tanpa penekanan pada penonjolan pribadi. Memberikan pendahuluan pada penyampaian firman Tuhan untuk penekanan dan dalam pembagian waktu. Membina keseimbangan emosi dan intelektual dan tidak hanya menyenangkan perasaan semata. Harus dimengerti dan penuh arti dalam isi dan bentuk untuk bagian yang terbesar dari anggota jemaat. Dengan suatu penekanan yang lebih besar dewasa ini daripada waktu yang lalu, sedang diletakkan atas manifestasi/pernyataan Roh Suci, maka perhatian yang lebih besar harus ditunjukkan sehingga seorang dapat mengerti dengan sempurna akan pekerjaan Oknum Ketiga dari Keilahian. 2. Musik dalam Evangelisasi. Musik yang digunakan di dalam Evangelisasi dapat termasuk lagu Injil/Gospel, lagu kesaksian atau lagu pengalaman; tetapi tetap tidak diperkenankan untuk mengadakan kompromi yang membuat rendah/diturunkannya prinsip tinggi kekekalan dan karakter sempurna pekabaran kita untuk menyediakan orang menyambut kedatangan Kristus yang kedua kali. Musik yang dipilih haruslah: Menuntun para pendengar kepada Yesus sebagai jalan Kebenaran dan Hidup. Mempersiapkan hati untuk mendengar pekabaran dari firman Tuhan atau untuk panggilan mendorong sambutan pendengar. Dimainkan atau dinyanyikan oleh mereka yang hidupnya sejalan dengan pekabaran yang mereka bawakan. Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 13 3. Musik dalam Evangelisasi Orang Muda. Di dalam bidang evangelisasi orang muda, kebanyakan dari tuntunan-tuntunan yang disebut di atas itu dapat digunakan. Pertimbangan perlu diberikan kepada beberapa aspek tertentu yang unik dalam bidang ini. Orang muda cenderung untuk menyamakan musiknya dengan musik yang ada pada zaman mereka. Karena kerinduan untuk mencapai hal ini, maka orang muda yang membawakan lagu Injil Kristus seringkali terbawa untuk menggunakan cara penampilan musik yang diragukan. Di dalam cara penampilan ini, unsur musik yang membawa masalah yang rumit adalah irama atau beat. Dari segala unsur musik, irama-lah yang merangsang sambutan fisik yang paling kuat. Sukses Setan yang terbesar seringkali terjadi melalui rangsangannya pada keadaan fisik. Menunjukkan kewaspadaannya yang tajam terhadap bahaya ini pada orang muda, Ellen G. White berkata: “Mereka mempunyai telinga yang tajam untuk musik dan Setan mengetahui organ/bagian tubuh apa yang dirangsang, dihidupkan, ditawan dan menyenangkan pikiran agar Kristus tidak dirindukan. Kerinduan jiwa untuk pengetahuan Ilahi bagi suatu pertumbuhan di dalam anugerah menjadi berkurang.” (1Testimonies 497). Ini adalah suatu tuduhan yang kuat terhadap cara yang dalamnya musik boleh digunakan yang secara nyata bertentangan dengan rencana Allah. Bentuk musik jazz. rock dan bentuk (perkembangan) lain darinya cukup dikenal untuk menciptakan sambutan yang merangsang terhadap banyak orang. Di sudut lain kita memiliki musik tradisi daerah yang telah dihargai sebagai cabang aliran musik yang dapat diterima. Beberapa dari antaranya diterima sebagai alat untuk menyatakan kesaksian orang Kristen; yang lain mungkin dapat diterima di dalam suasana sekuler orang Kristen, tetapi mungkin tidak cocok untuk membawa nama Juruselamat. Perlu diingat bahwa malaikat, makhluk yang tidak jatuh dalam dosa merasa tidak layak dan menutup wajah mereka sebelum atau ketika menyebutkan nama yang Mahasuci. Setiap bentuk lagu daerah yang dinyanyikan harus diukur/dinilai oleh prinsip-prinsip yang sama sebagaimana jenis lagu lain yang telah dibahas sebelumnya. “Lebih tinggi dari pikiran tertinggi yang dapat dicapai manusia adalah cita-cita Allah bagi anak-anak-Nya.” (Education 18). Mereka yang berusaha untuk mencapai cita-cita ini dan yang memimpin dalam kesaksian bagi orang muda akan memperoleh tuntunan Roh Suci melalui belajar musik yang disertai doa. Permasalahan lebih lanjut setelah rhythm/irama adalah faktor lainnya yang mempengaruhi kualitas spiritual musik yaitu: Vocal: gaya menyanyi dengan suara parau identik dengan rock, gaya suara yang merangsang, sentimental, mendesah gaya penyanyi night club dan gaya lain yang merusak suara manusia, harus dihindari. Harmoni/choord: hindari penggunaan choord 7, 9, 11, 13 dan bentuk lainnya. Harmoni/chord ini bila digunakan terbatas, menghasilkan keindahan, tetapi bila digunakan berlebihan merusak kualitas spiritual yang benar dari syair. Warta Advent On-line (WAO) Suasana: Semua yang tidak pantas dan menyita perhatian untuk penyanyi seperti gerakan tubuh yang berlebihan tidak berkenan dalam kesaksian Kristus. Amplification/pengeras suara/bunyi: Kehati-hatian yang sungguh-sungguh harus dilakukan untuk menghindari bunyi instrument dan vokal yang berlebihan. Untuk penggunaan pengeras suara seperti itu dibutuhkan kepekaan untuk menciptakan keperluan spiritual dari mereka yang memberikan kesaksian dan dari mereka yang akan menerimanya. Pertimbangan yang bijaksana harus dilakukan untuk mempergunakan pengeras suara bagi alat musik. Penyanyi: Tujuan utama dari penyajian semua musik suci haruslah meninggikan Kristus ketimbang untuk mengagumi musisi atau menghadirkan entertainment. (Lihat juga BAB III buku “Penuntun Musik GMAHK, Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya”). C. MUSIK DALAM RUMAH TANGGA. 1. Pendidikan dan pemahaman musik haruslah dimulai sedini mungkin di dalam hidup seorang anak melalui: Memperkenalkan akan lagu-lagu yang baik dan lagu Injil melalui pengalaman sukacita dan santai dalam kebaktian rumah tangga. Membentuk kebiasaan mendengar yang benar melalui alat pendengaran di rumah tangga termasuk pemilihan lagu-lagu dengan hati-hati. Hadir bersama keluarga pada konser musik dengan standar yang telah dibahas sebelum ini. Teladan dan pengaruh yang benar dari orang tua. 2. Keluarga menyanyi dan berpartisipasi dalam acaraacara musik instrumentalia keluarga harus digiatkan. 3. Eksperimen dalam menulis sajak dan mengarang lagu dapat dilaksanakan. 4. Dibuat sebuah perpustakaan musik keluarga dari bahan lagu terpilih. 5. Harus disadari bahwa Setan terlibat dalam suatu pertempuran untuk pikiran dan perubahan-perubahan itu yang secara tidak disadari berakibat pada pikiran, merubah persepsi dan nilai untuk yang baik dan jahat. Oleh karena itu perhatian yang seksama harus dikerahkan di dalam cara memilih acara dan mendengar lagu di radio atau TV teristimewa menyingkirkan lagulagu yang kasar, merangsang, murahan, immoral, bersifat pertunjukan yang dapat disamakan dengan tren kehidupan sekuler/duniawi. D. MUSIK DI DALAM SEKOLAH. Di dalam menyiapkan dan menampilkan lagu untuk acara rohani, para administrator/pengurus dan guru-guru sekolah bekerja sama dengan para pelajar dalam suatu cara yang akan meninggikan standar musik Gereja. Kelompok bersaksi yang keluar dari kampus haruslah menerima pengawasan dan tuntunan dari mereka yang ditunjuk oleh pengurus entah itu seorang guru atau orang lain. Direktur stasiun radio di dalam GMAHK dan mereka yang bertanggung jawab dalam pemilihan lagu-lagu yang dimainkan melalui siaran umum haruslah memilih musik yang sesuai dengan prinsip musik seperti telah dijelaskan sebelum ini. 19 Agustus 2005 14 berdoa. Musik bila tidak menyimpang merupakan suatu berkat yang besar, tetapi bila salah digunakan akan menjadi suatu kutuk yang hebat. Guru-guru musik di dalam sekolah musik dan di dalam kegiatan mengajar secara pribadi, haruslah mengadakan usaha yang positif untuk mengajar melalui buku musik yang boleh digunakan di dalam Gereja dan di dalam usaha penarikan jiwa. Oleh karena salah satu dari tujuan utama kursus/pelajaran pemahaman sekolah musik adalah untuk mengajarkan perbedaan-perbedaan lagu-lagu yang baik dan yang tidak baik dari segi wahyu Ilahi, maka para pengajar segala tingkatan pendidikan diajak untuk memasukkan informasi di dalam seni yang menghasilkan nilai yang bermutu di dalam seni musik rohani. Usaha harus diadakan oleh jemaat setempat dan Daerah untuk memahami dan memenuhi kebutuhan musik orang muda dalam gereja. Oleh sebab itu orang yang telah terdidik dalam musik harus digunakan untuk mengajar musik dan kegiatan-kegiatannya agar cita-cita tinggi dari kebaktian itu dapat ditingkatkan secara efektif. Penampilan musik di dalam lembaga pendidikan GMAHK harus sesuai dengan standar jemaat. Hal ini berlaku bagi ornag-orang yang bertalenta di dalam jemaat seperti juga bagi para seniman tamu, musik ensembel dan musik dalam film hiburan. E. MUSIK SEKULER Musik “digunakan dengan benar…… adalah merupakan suatu pemberian indah dari Allah, direncanakan untuk mengangkat pikiran kepada cita-cita yang tinggi dan agung, memberi ilham dan mengangkat jiwa” (Education 167). Gaya hidup umat dalam GMAHK menuntut agar setiap pribadi Kristen melakukan suatu derajat pembedaan yang tinggi dan tanggung jawab pribadi di dalam pemilihan musik sekuler untuk penggunaan pribadi, penampilan solo atau penampilan group. Seluruh aspek musik yang berkaitan harus dinilai dengan terang pengajaran yang diberikan dalam Filipi 4:8 “Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah itu.” Mereka juga akan mengingat amaran yang diberikan oleh Ellen G. White dalam 1Testimonies 497 “Kepadaku telah ditunjukkan bahwa orang muda harus mengambil suatu pendirian yang lebih teguh dan menjadikan firman Allah itu menjadi penasehat dan penuntun mereka. Tanggung jawab yang penting terletak atas orang muda yang kini dianggap remeh. Memperkenalkan musik ke dalam rumah mereka gantinya diarahkan pada kesucian dan kerohanian, telah menjadi alat untuk menyelewengkan pikiran mereka dari kebenaran. Nyanyiannyanyian murahan dan lembaran lagu populer zaman ini nampaknya nikmat pada selera mereka. Alat-alat musik telah mengambil waktu mereka yang seharusnya digunakan untuk Warta Advent On-line (WAO) Orang Kristen tidak akan menyanyikan lagu-lagu yang tidak senonoh dengan cita-cita kebenaran, kejujuran dan kesucian. Ia akan menghindarkan unsur-unsur yang memberikan kecenderungan membuat yang jahat itu disenangi atau yang baik itu nampaknya tidak menyenangkan. Ia akan berusaha menghindarkan gubahan-gubahan yang berisi kalimat yang hambar, lirik yang murahan, tidak masuk akal, sentimental atau dangkal, yang menyimpang dari nasehat dan ajaranajaran yang terdapat di dalam Kitab Suci dan Roh Nubuat. Mereka akan menganggap musik jazz rock (dan perkembangan darinya, misalnya fusion, acid jazz) dan yang semacam itu sebagai suatu hal yang bertentangan dengan perkembangan tabiat seorang Kristen dan membawa pada tabiat yang tidak suci. Musik yang semacam itu mempunyai suatu hubungan yang jelas dengan kemerosotan masyarakat sekarang ini. Penyelewengan irama, melodi, harmoni (dan unsur lainnya dalam musik) dan pengeras suara yang berlebihan akhirnya merusak penghargaan dan pemahaman mengenai apa yang baik dan suci. Perhatian harus diberikan bila menggunakan lagu sekuler yang disatukan dengan lirik/syair rohani, agar ketidaksucian lagu itu tidak akan menutupi pekabaran yang terdapat dalam liriknya. Lagi pula seorang Kristen yang waspada bila memilih musik sekuler untuk didengar atau ditampilkan yang tidak termasuk dalam kategori di atas itu, akan menggunakan ujian/ukuran/tuntunan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan sebelumnya. Seorang Kristen yang benar sanggup menyaksikan pada orang lain oleh pilihannya akan musik sekuler untuk kegiatan sosial. Oleh penyelidikan yang rajin dan pilihan hati-hati, ia akan mencari jenis musik yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sosialnya dan prinsip Kekristenan. “Harus ada suatu hubungan yang hidup dengan Allah di dalam doa; suatu hubungan yang hidup dengan Allah di dalam nyanyian pujian dan ucapan syukur.” (E.G White, Surat 96, 1898; Evangelism 498). Saudaraku…., hanya dengan tuntunan Roh Suci yang benar kita dapat mengerti prinsip-prinsip yang telah disampaikan di atas. Adakah saya dan saudara mengerti? Datanglah ya Roh Suci, kubuka hatiku, terangi agar aku mengerti dan musikku adalah musik yang memuliakan Allah, pemberi musik itu. Kiranya ini menjadi doa saya dan saudara. Amin. (Bersambung) Dr. Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait, SpKK 19 Agustus 2005 SALAH SATU PENDIRI THE SEVENTH SINGERS DAN PIMPINAN DEPT. MUSIK JEMAAT MENTENG DOSEN FAK. KEDOKTERAN UI, RSCM JAKARTA MENIKAH DENGAN RONALD PANDJAITAN 15 A R T I K E L R O H A N I Diterjemahkan Bebas Oleh Pdt. Richard Sabuin, Pilipina Ellen G. White, Signs of the Times, August 17, 1891 APA SAMBUTAN KITA SEBAGAI MILIK ALLAH? Saudara-saudari, apakah anda bekerja untuk tujuantujuan kepentingan diri? Apakah anda membiarkan dunia dengan maksud-maksud serta prinsipprinsipnya yang serakah menjadi penghalang antara anda dan Allah? Apakah anda akan melayani mamon? Dengan jelas Kristus menyatakan bahwa anda tidak bisa mengabdi kepada Allah dan kepada mamon. Apakah ada akan mendaftarkan nama anda pada halaman-halaman catatan dunia, atau akan menghubungkan diri anda kepada Allah, dan membiarkan Dia menuliskan nama anda di kitabkitab catatan surga, untuk mendapat hidup baka dalam kerajaan Allah? Allah terlebih dahulu memiliki anda. "Kamu bukan milik kamu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan jiwamu yang adalah milik Allah. Saya menasihatkan anda, mulailah bertindak, dan berlakulah sebagai seorang Kristen. Maka anda tidak akan mempunyai keinginan untuk hidup bagi diri sendiri. Anda akan mempunyai kerinduan untuk hidup sepenuhnya bagi Kristus. Oleh hak pengantaraan-Nya, segala sesuatu menjadi milik Kristus. Untuk Dia dan oleh Dia segala sesuatu diciptakan. Tetapi ketika manusia berdosa, Anak Allah memilih untuk menjadi manusia, dan datang ke dunia kita untuk mati bagi manusia berdosa. Oleh Salib Golgota tabiat Setan telah dinyatakan kepada seluruh alam semesta yang tidak berdosa. Oleh membunuh Tuhan yang hidup dan mulia dengan menggunakan manusia, Setan menyatakan kejahatan tabiatnya yang menyesatkan. Kristus telah menghapuskan segala dosa, dan pada diri-Nya Ia telah menanggung segala dosa isi dunia ini. Kemanusiaan-Nya adalah jubah penderitaan; dan ketika krisis itu datang, ketika Ia menyerahkan diri menjadi korban kemarahan Setan, ketika Ia tergantung menderita di salib, mati secara mengenaskan, kematian yang paling hina, pasukan kejahatan seakan menang, tetapi manusia telah diselamatkan. mengasihi kita, dan ada Pengantara yang menjembatani Allah kepada manusia dan manusia kepada Allah. Dan Tuhan kita, setelah menyerahkan diri-Nya dalam tugas penebusan yang ajaib, tidak akan menahan apa pun demi terlaksananya rencanaNya. Dia mencurahkan seluruh isi surga kepada manusia dalam satu karunia yang besar. Dan kemudian Ia menyempurnakan tugas-Nya oleh mengelilingi manusia dengan berkat-berkat yang tak terbatas, kemurahan demi kemurahan, pemberian demi pemberian, membukakan pada kita segala harga dunia yang akan datang. Tetapi bagaimana dengan manusia? Apakah manusia begitu terjerat oleh dosa sehingga ia tidak mampu menghargai unsur-unsur sebuah kehidupan yang saleh? Kristus mengundang manusia, tetapi celaka! Betapa sedikit yang menyambut panggilan itu. Kepentingan diri manusia adalah penghalang untuk hidup kekal. Bagaimana surga dapat melihat ketidaksetiaan atau pemberontakan melawan pemerintahan Allah? Surga dipenuhi dengan kegeraman terhadap besarnya kejahatan manusia, pemberontakan yang merajalela yang mengubah segala sesuatu yang diciptakan-Nya untuk kepentingan manusia menjadi senjata-senjata peperangan melawan Dia, meninggikan hikmat manusia di atas hikmat Allah, dan karya manusia di atas pekerjaan Allah. Ke mana pun saja kita pergi, ke tempat kerja, ke kantor-kantor pemerintah, Allah ada di sana untuk menegaskan kepemilikan-Nya. Dia menyatakan: "Aku telah menciptakan segala sesuatu, dan segala sesuatu adalah milik-Ku." Salib telah dipancangkan di antara surga dan bumi agar Kristus dalam menjangkau kedua belah pihak, dan menjembatani jurang pemisah antara Allah dan manusia akibat dosa. Sementara kita merenungkan salib, Anak manusia yang menanggung dosa, maka rahasia penebusan itu tampak indah. Yesus menunjukkan pada kita kasih Allah; Bapa menyediakan jalan selamat ini karena Ia Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005 PDT. RICHARD SABUIN REDAKSI WAO, PHILIPPINES 16 P E N D A L A M A N A L K I T A B DANIEL ALLAH RAJAKU YANG MEMERINTAH Disadur dan diterjemahkan dinamis oleh Pdt. Hotma S.P. Silitonga Spesialis Pendalaman/Pemahaman Alkitab—UNAI, Bandung The Study of the Books of Daniel and the Revelation Oleh Ellen G. White LANJUTAN B erdasarkan kenyataan ini, keseluruhan Kitab Daniel merupakan suatu kesatuan isi dan pekabaran. Dari dalamnya dapatlah disimak FALSAFAH SEJARAH yang tepat dan “benar serta dapat dipercaya” (Daniel 2:45; 10:1; 11:2). Tepat sekali! Alkitab adalah sejarah yang paling kuno dan penuh pemahaman yang manusia bisa miliki sebagai pegangan hidupnya. Mengapa demikian? Karena seluruh informasi yang ditulis di dalamnya adalah hasil ILHAM ALLAH. Dengan kata lain, Allah Sendirilah yang menjadi Pengarangnya dan para hamba-Nya hanyalah sebagai penulis. Berdasarkan dasar pemikiran ini, kita akan menyimak seluruh Kitab Daniel dan “BIARKANLAH DANIEL BERBICARA MENGENAI PERNYATAAN ALLAH TENTANG SEJARAH DAN NUBUATAN.” Selanjutnya, kita akan menyimak komentar hamba Allah untuk zaman akhir tentang “Sejarah dan Nubuatan,” yang Warta Advent On-line (WAO) ditulisnya di buku Pendidikan Sejati, 134-142. Ellen G. White menulisnya dengan ilham Roh Nubuat sebagai berikut: Dalam Firman-Nya Allah menyatakan prinsip yang menjadi dasar seluruh kemakmuran yang sejati, baik kepada bangsa maupun kepada perorangan. Kekuasaan yang dijalankan oleh setiap penguasa di bumi ini adalah pemberian Sorga; dan keberhasilannya bergantung atas penggunaan kuasa yang dianugerahkan itu. Pernyataan Daniel 2:21 menegaskan, bahwa “Raja Surgalah yang memecat raja dan Ia jugalah yang mengangkatnya.” Suatu ilustrasi mengenai kebenaran ini terdapat dalam sejarah Babilon kuno. Bagi Nebukadnezar sebagai raja, tujuan pemerintahan nasional dilukiskan di bawah bentuk pohon besar, yang ketinggiannya “sampai ke langit dan kelihatanlah ia sampai kepada hujung bumi. Maka permailah segala daunnya dan banyaklah buahnya dan padanya adalah makanan bagi segala makhluk dan di bawahnya pun bernaunglah segala margasatwa dan pada cabang-cabangnya berhinggaplah segala unggas dari udara dan daripadanya juga segala yang keadaan daging mendapat makan.” -- Daniel 4:11-12 (135-136). Allah mengangkat Babilon agar ia dapat memenuhi maksud itu. Kemakmuran meliputi bangsa itu sampai ia mencapai puncak kekayaan dan kekuasaan yang belum pernah ada taranya sejak itu—cocok digambarkan dalam Kitab Suci dengan lambang, “kepala dari emas” (Dan. 2:38). Akan tetapi sang raja gagal untuk mengakui kuasa yang telah mengangkat dia. Nebukadnezar merasa sombong (Dan. 4:30). Gantinya menjadi pelindung umat manusia, Babilon menjadi suatu penindas yang sombong dan kejam. Perkataan ilham ini dapat juga diterapkan kepada kekejaman dan keserakahan penguasa di kalangan yang menamakan diri umat Allah (Israel) sebagaimana yang dinyatakan di Yehezkiel 34:3-4 (136). Setiap umat manusia yang tampil di atas panggung telah diizinkan untuk menduduki tempatnya di atas bumi, agar ia dapat dilihat apakah ia memenuhi maksud dari “Penjaga dan Yang 19 Agustus 2005 17 Mahakudus Itu.” Perkataan nubuat Surga menelusuri kebangkitan dan kejahatan kerajaan-kerajaan dunia yang besar— Babilon (Kerajaan pertama), Media-Persia (Kerjaan kedua, Gerika/Yunani (Kerajaan ketiga), dan Romawi (Kerajaan keempat). Setiap sistem kekuasaan yang besar ini, sebagaimana pula dengan kekuasaan-kekuasaan yang lebih kecil, sebuah pepatah berkata: SEJARAH AKAN BERULANG KEMBALI. Masing-masing mempunyai masa ujiannya, masing-masing ada yang gagal, kemegahannya jadi pudar (Krisis—lihat Daniel 2— Emas jadi perak, perak turun jadi tembaga, tembaga turun lagi jadi besi, dan akhirnya turun sampai jadi tanah, alias mati, karena dari situlah manusia berasal—Kejadian 3). Kekuasaannya sirna dan tempat kedudukannya diganti oleh kekuasaan yang lain (136). Inilah yang nabi Yehezkiel gambarkan dalam penglihatannya tentang “Allah Rajaku Yang Memerintah” di Yehezkiel 1 dan 10. Inilah juga yang Daniel gambarkan secara prinsip di Daniel 7 tentang adanya “Pengadilan/Penghakiman di takhta Surgawi. Sebagaimana rumitnya jentera itu berada di bawah tuntunan tangan, di bawah sayap kerubiun, demikianlah permainan rumit dari peristiwa umat manusia berada di bawah pengendalian Raja Surga. Di tengah pertikaian/pertentangan besar dan gejolak bangsa-bangsa, Raja Surga Duduk di atas kerubiun tetap menuntun/memerintah/mengendalikan peristiwaperistiwa yang terjadi di bumi. Tepatlah seperti yang Daniel 7:10 nyatakan: DUDUKLAH MAJELIS PENGADILAN DAN DIBUKALAH CATATAN KEHIDUPAN UMAT MANUSIA (137-138). Sejarah umat manusia yang silih berganti menduduki masa dan tempatnya, tanpa disadari bersaksi bagi kebenaran yang mereka sendiri tidak mengetahui maknanya, yang sebenarnya sedang berbicara kepada kita. Kepada setiap orang yang berada di kolong langit di planet bumi ini, dari zaman ke zaman, Raja Surga telah menetapkan suatu kesempatan untuk hidup sesuai dengan Rencana Keselamatan-Nya yang Agung (Efesus 1:3-14; 2 Tim 1:9). Pada saat ini semua manusia yang ada di bumi/bangsa-bangsa sedang dalam proses pengevaluasian atau penilaian melalui satu proses Pengadilan/Penghakiman Surgawi yang sudah Pasti Tidak Pernah Salah. Semua orang, atas pilihannya sendiri harus menentukan nasibnya, dan Raja Surga berada di atas segalanya untuk melaksanakan RencanaNya (138). Sejarah umat manusia yang telah dimeteraikan dengan sebutan: AKU ADALAH AKU (Keluaran 3:14; Mazmur 90:12) di dalam Firman-Nya, menghubungkan mata rantai demi mata rantai dalam rantai SEJARAH DAN NUBUATAN, sejak zaman kekekalan yang silam sampai kepada zaman kekekalan yang akan datang, menjelaskan di mana kita berada dalam perjalanan zaman, dan apa yang dapat diharapkan pada masa yang akan datang. Segala sesuatu yang dinyatakan melalui perkataan nubuat pasti akan terjadi, termasuk pada zaman kita sekarang ini. Secara prinsip seluruhnya telah ditelusuri di atas halaman sejarah Alkitab dan kita boleh memastikan bahwa segala sesuatu yang akan datang pasti akan digenapi secara tepat. Akhir sejarah dunia ini secara jelas dinyatakan di dalam Firman Kebenaran [lihat Daniel 2, 7, 8-9 dan 10-12—Empat Nubuatan Besar dalam kitab Daniel] (138). Masa itu sudah dekat. Sekarang tanda-tanda zaman menyatakan bahwa kita sedang berdiri di ambang peristiwa yang dahsyat dan khidmat. Segala sesuatu dalam dunia kita sedang bergolak. Di hadapan mata kita nubuatan Yesus Kristus [Matius 24-25; Markus 13; Lukas 17, 21] ]mengenai peristiwa-peristiwa akhir zaman sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali Warta Advent On-line (WAO) [khususnya melalui nubuatan Daniel] sudah banyak yang digenapi. Masa sekarang ini adalah suatu masa yang sangat menarik kepada semua orang. Para penguasa dan negarawan di kerajaan/pemerintahan dunia ini, baik laki-laki dan perempuan, terpusat perhatiannya kepada peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. Mereka menyaksikan hubungan yang tegang, menggelisahkan antara bangsa-bangsa. Mereka melihat kehebatan yang semakin menjadi-jadi dalam setiap unsur dunia, dan mereka mengakui bahwa segala peristiwa yang besar serta menentukan, akan segera terjadi—dengan demikian dunia sedang berada di tepi krisis yang maha-dahsyat (138-139). Alkitab, dan Alkitab sajalah yang memberi pandangan yang tepat tentang semua peristiwa ini. Semua garis besar perjalanan sejarah dunia ini jelas dinubuatkan (139). Kepada kita yang berdiri di ambang kegenapannya, betapa menggetarkan serta menarik keterangan masa depan itu. Inilah yang disebut dengan MASA KESUKARAN YANG BESAR YANG MIRIP DENGAN KEPICIKAN YAKUB (Yeremia 30:7). Keadaan dunia zaman akhir ini mirip dengan suasana sebelum air bah (139-141). Dari kebangkitan dan kejatuhan bangsa-bangsa seperti telah dijelaskan dalam halaman Alkitab, masing-masing perlu belajar bagaimana sia-sianya yang mengandalkan diri itu. Babilon dengan segala kuasa dan kemegahan, namun karena kesombongannya, ia pun jatuh. Demikianlah segala sesuatu yang tidak berlandaskan Firman Allah pasti binasa. Hanya yang mengandalkan Allah melalui firman-Nyalah yang dapat bertahan dan berdiri teguh dalam mempertahankan tabiat Allah. (140-141). RANGKUMAN DAN KESIMPULAN Inilah yang jelas dinyatakan melalui kitab Daniel di mana ALLAH RAJAKU MEMERINTAH. Seluruh Daniel adalah satu cerita, yaitu KISAH KASIH ALLAH YANG MAHABESAR terhadap manusia yang mahabesar dosanya. Daniel 2 menyatakan keadaan dunia yang KRISIS dan yang akan diakhiri bukan oleh krisis melainkan oleh YESUS KRISTUS PADA SAAT KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. Daniel 7 yang menjadi pusat seluruh kitab Daniel menyatakan ADANYA suatu penghakiman/pengadilan/pengevaluasian yang Raja Surga lakukan kepada semua umat manusia. Selanjutnya, melalui Daniel 8-9 dinyatakan, KAPAN PENGHAKIMAN AKHIR ITU BERLANGSUNG. Itulah yang dinyatakan dalam ayat inti Daniel 8:14 dan juga 12:12. Akhirnya, Daniel 10-12 merangkum, memperluas dan menyimpulkan seluruh cerita melalui gambaran adanya SUATU PERTENTANGAN SEMESTA YANG BESAR. Inilah yang digariskan dalam salah satu Dasar Kepercayaan Kristiani, yang isinya adalah: Sekarang ini seluruh umat manusia sedang terlibat dalam suatu pertentangan semesta yang besar antara Kristus dan Setan yang bertitik pusat pada sifat dan tabiat Allah yaitu kasih. Hal ini dapat dilihat dalam suatu dokumen yang sah di dua log batu di mana di dalamnya digariskan hukum Allah sebagai landasan pemerintahan ataupun kekuasaan Sang Pencipta Yang Mahabesar atas seluruh kawasan alam semesta. Pertentangan semesta ini sudah dimulai di takhta Sang Pencipta di Surga. Pada saat itu ada seorang makhluk ciptaan Allah yang mulia namanya Lucifer atau Si Bintang Fajar atau Bintang Kejora telah menyalahgunakan kuasa memilih yang diberikan kepadanya sehingga karena kesombongannya ia telah menjadi Setan atau pemberontak dan telah mengkoordinasi suatu pasukan untuk menentang wewenang Sang Pencipta Yang Mahakasih dan Penyayang. Kemudian, tidak lama setelah planet bumi ini diciptakan, Satan pun memasuki kawasan bumi dan membujuk nenek moyang kita, Adam dan Hawa untuk ikut melawan Sang Pencipta. Karena mereka tidak bergantung pada Sang Pencipta, dosa pun menguasai bumi ini sehingga rusaklah citra Allah yang telah diciptakan di dalam diri manusia, sehingga berakibat fatal dan penuh penderitaan. Di akhir 19 Agustus 2005 18 periode para leluhur yang pertama, karena kejahatan manusia yang sudah memuncak, air bah pun digunakan sebagai sarana disiplin Sang Pencipta di zaman Nuh dan keluarganya. Suasana kemuliaan Eden atau Surga yang menjadi milik manusia sejak diciptakan pun telah tiada dan hanya tinggal kenangan saja selama di bumi ini, sampai tiba saatnya NANTI DI MARANATA, DI SURGA DAN DI DUNIA BARU YANG KEKAL. Dengan disaksikan oleh seluruh ciptaan, dunia ini telah menjadi ajang pertentangan semesta di mana Sang pencipta Yang Penuh Kasih Sayang pada akhirnya PASTI MENANG. Untuk menolong umat-Nya dalam menghadapi pertentangan ini, Roh Kudus dan para malaikat Allah diutus dan Yang dengan penuh kesetiaan selalu siap sedia menuntun, melindungi dan memelihara mereka agar selalu dapat berjalan di jalan keselamatan (Wahyu 12-14; 21-22; Yesaya 14; Yehezkiel 28; Kejadian 3; Roma 1; 5-8; Kejadian 4-9; 2 Peterus 3; 1 Korintus 4:9 dan Ibrani 1-2; Keluaran 20; 32-34). Hal ini tentunya berhubungan dengan Dasar Kepercayaan Kristiani tentang PENGALAMAN KESELAMATAN, yaitu: Dalam kasih dan pengampunan-Nya yang tak terbatas, Allah telah memberikan suatu karunia kepada Yesus Kristus yang tidak mengenal dosa demi kita, agar di dalam Dia kita berkesempatan memperoleh kebenaran Allah. Dengan tuntunan Roh Kudus, kita dapat merasakan kebutuhan kita, misalnya dalam mengenal dosa-dosa kita, menyesali pelanggaran kita dan melatih IMAN kita di dalam Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga Yesus dapat menjadi Korban Pengganti demi kita serta juga menjadi Teladan bagi kita. IMAN yang menerima keselamatan ini datangnya melalui kuasa Firman Allah dan hal itu merupakan suatu pemberian dari Sang Pencipta bagi kita. DI TAHAP KESELAMATAN YANG PERTAMA, dengan tuntunan Roh Kudus kita dilahirkan kembali sehingga hal ini merupakan titik balik tuntas dari hidup lama menuju hidup baru alias pertobatan atau perubahan total. Di saat ini kita dibenarkan alias menerima pengampunan sejati dari Allah sehingga kita pun SUDAH SELAMAT DARI UPAH DOSA yaitu kematian yang kedua, dengan demikian secara sah diangkat menjadi putra-putri Allah yang akan bertumbuh dalam kasih Allah oleh tuntunan Roh Kudus. Sejak saat itu DI TAHAP KESELAMATAN YANG KEDUA yaitu PERTUMBUHAN IMAN, seumur hidupnya akan dipasrahkan kepada Sang Pencipta sebagai korban yang hidup, khusus dan berkenan bagiNya. Itulah ibadah hidupnya yang patut. Sebagai anggota Jemaat Kristiani yang dibaptiskan dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, umat Allah ini akan tetap setia dan rajin sebagai Pengikut Kristus dalam mendalami serta menekuni Firman Allah yang hidup dan berkuasa, bersekutu dalam doa yang tidak berkeputusan, sehingga hidupnya akan diserahkan sebagai Saksi bagi Kristus menjadi garam dan terang dunia dalam memasyurkan Injil Kerajaan Yang kekal. Selama hidup Kristiani tersebut, umat Allah itu sedang berada dalam suasana SELAMAT DARI KUASA SETAN ATAUPUN DOSA yang selalu menggodanya setiap hari. Akhirnya, DI TAHAP KESELAMATAN YANG KETIGA yaitu KEDEWASAAN IMAN YANG PENUH KEMULIAAN pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali, umat Allah yang setia sampai akhir hayat ini akan mendapatkan puncak kehidupan alias hidup baka yang tidak bisa binasa. Pada saat itu mereka telah hidup BEBAS DARI LINGKUNGAN SETAN DAN DOSA UNTUK SELAMA-LAMANYA. Melalui hidup akrab dan intim dengan Allah, mereka turut berpartisipasi memiliki sifat Ilahi dan dapat Warta Advent On-line (WAO) dipastikan akan selamat dan selama masa penghakiman yang sedang berlangsung mereka akan selalu aman dan damai bersama Yesus (2 Korintus 5:14-21; Yohanes 3; Galatia 1-5; Titus 3:3-7; Yohanes 14-17; 1 Peterus 2:21-23; Roma 1-12; Lukas 17:5; Markus 9:23-24; Efesus 26; Kolose 1:13-15; Ibrani 8-9; 2 Peterus 1; 1 Korintus 15; 1 Tesalonika 4). Sehubungan dengan Daniel 8:14 dan 12:12, hal ini erat kaitannya dengan Pelayanan Yesus Kristus di Bait Suci Surgawi yang sedang melakukan Penghakiman akhir berdasarkan Daniel 7. Dasar pemikirannya dituangkan di Dasar Kepercayaan Kristiani yang berikut: Ada Bait Suci di Surga yaitu Bait Suci sejati yang “bukan buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, di dalam Surga inilah Yesus Kristus melayani di hadapan hadirat Allah sebagai Imam Besar bagi kepentingan umat manusia berdosa yang bertobat.” Melalui pelayanan Kristus tersebut, orang-orang yang ber-IMAN beroleh kesempatan menikmati Korban Penebusan-Nya yang telah dipersembahkan sekali untuk selamalamanya di kayu salib Golgota. Yesus Kristus telah ditetapkan sebagai Imam Besar kita dan memulai pengantaraan-Nya sejak kenaikan-Nya. Pada tahun 1844, yaitu di akhir masa nubuatan 2300 petang dan pagi, Ia memperluas pelayanan-Nya dengan memasuki fase kedua dan terakhir dari pelayanan penebusan-Nya. Pelayanan-Nya ini disebut pekerjaan penghakiman atau pengevaluasian karya penyelamatan di mana status semua umat manusia diperiksa secara tuntas dalam satu proses kerja yang Alkitab sebut dengan MAJELIS PENGADILAN DUDUK. Acara ini disebut juga dengan HARI GRAFIRAT ATAU HARI PENDAMAIAN. Tujuan acara ini adalah PEMBERSIHAN DOSA DARI LINGKUNGAN UMAT MANUSIA yang erat hubungannya dengan PEMULIHAN TOTAL LANGIT DAN BUMI INI KE SUASANA YANG BARU. Di acara rutin di bait suci bumi ini, lingkungan umat Allah disucikan ataupun dibersihkan melalui alat peraga korban penghapus dosa yaitu melalui darah binatang kurban. Tetapi dalam pelayanan di Bait Suci Surgawi, hal Surgawi disucikan dengan darah pengorbanan sempurna yaitu oleh Darah Yesus Kristus. Pengadilan pemeriksaan ini akan menyatakan kepada makhluk Surga siapa di antara orang-orang mati yang tidur dalam Kristus dan dengan demikian, di dalam Dia, dinyatakan layak untuk bangkit pada kebangkitan pertama. Ini juga menyatakan kesiap-siagaan di antara orang hidup yang tinggal di dalam Kristus, yaitu yang memelihara hukum-hukum Allah berdasarkan IMAN-nya kepada Yesus Kristus. Dengan demikian, di dalam Dia, umat-Nya siap sedia diubahkan ke dalam kerajaan-Nya yang kekal. Penghakiman ini meneguhkan keadilan Allah dalam menyelamatkan orang yang percaya dalam Yesus. Akhir pelayanan Kristus ini akan menandai tertutupnya pintu pengasihan bagi manusia sebelum Kedatangan Kristus kedua kali (Ibrani 1, 2, 4, 8, 9 dan 10; Daniel 7, 8, 9 dan 11; Bilangan 14:34; Yehezkiel 4:6; Imamat 16; Mazmur 96; Pengkhotbah 12; Roma 14:10; 1 Korintus 4:9; 2 Korintus 5:10; Wahyu 12-22). (Selesai). 19 Agustus 2005 PDT. H.S.P. SILITONGA, M.A., M.TH., PH.D KONTRIBUTOR KHUSUS WAO DOSEN FAKULTAS THEOLOGIA UNAI 19 BE RITA ADVENT SEJAGAT Acara Penghiburan Buat Keluarga Rotinsulu - Silitonga Adalah menjadi tradisi jemaat First Indonesian SDA Church, South Plainfield, New Jersey untuk mengadakan penghiburan bagi anggota jemaat yang berduka terutama yang mempunyai hubungan keluarga secara langsung. Kali ini Kel. RotinsuluSilitonga (Michael & Christine) yang sedang berduka, karena ayah dari Michael Rotinsulu telah meninggal dunia pada Sabat (6/8) di Manado. Tidak heran acara penghiburan yang diadakan pada Sabat (13/8) cukup dipadati baik oleh anggota jemaat sendiri, maupun anggota jemaat yang lain di samping para kerabat dan handai taulan. Almarhum Yans Hendrik Rotinsulu yang dilahirkan di Poso (20/5/41) menikah dengan Helen Elizabeth Laoh dikaruniai 3 orang anak dan 5 cucu. Almarhum pernah mengecap pendidikan tinggi di Unai dan Unpas serta membaktikan sebagian hidupnya di bidang pendidikan. Almarhum selain pernah menjadi guru/kepala sekolah pada sekolah Advent di Minahasa, Manado, dan Bandung, juga aktif dan memegang beberapa jabatan dalam jemaat seperti ketua jemaat antara lain di GMAHK Cimindi, Bandung; Indonesian Pioneer SDA Church, New Jersey; First Indonesian SDA Church, New Jersey; GMAHK Malalayang, Manado; di samping aktif di bidang sosial antara lain pengurus perkumpulan Rukun Tamang dan Sumonder. Acara penghiburan dipandu oleh Ketua Richard Tumundo, doa dipanjatkan oleh Ketua Jantje Moningka, riwayat hidup dibacakan oleh Berny Antouw, renungan disampaikan oleh Pdt. Johnnie A. Kohdong, kata sambutan mewakili gerejagereja dibawakan oleh Pdt. Herbert A. Legoh, sedang mewakili Warta Advent On-line (WAO) kerabat dan handai taulan oleh Ketua August Tumundo. Ucapan terima kasih dihaturkan oleh Michael Rotinsulu (anak sulung almarhum) mewakili keluarga yang berduka. Lagu-lagu penghiburan dipersembahkan antara lain Trio (Evie Kohdong, Geertje Iroth, Jet Medellu), Duet (Julia Sulu & Steven Pelupessy), Group (Sumonder, The Seventh VG, Jemaat Liberty, Maranatha VG). Tamu-tamu yang hadir selain dari anggota jemaat RISDAC, New Hampshire; IPSDAC, New Jersey; Liberty, New York; juga dari kaum keluarga serta kerabat lainnya. (Keterangan foto: Maranatha VG sedang bernyanyi di mana Michael & Christine termasuk pendirinya). 19 Agustus 2005 -FREDERIK J. WANTAH KONTRIBUTOR KHUSUS WAO 20