Warta Advent On-line (WAO) 19 Agustus 2005

advertisement
.1
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
1
Salam Sejahtera!
Salam jumpa kembali dengan WAO! Baru saja kita, bangsa Indonesia,
merayakan HUT Kemerdekaan yang ke-60 dengan berbagai upacara dan kegiatankegiatan. Kilas balik peristiwa zaman perjuangan yang ditampilkan berbagai media
massa seolah membawa kita kembali ke zaman 60 tahun yang silam dalam suasana
perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan. Merdeka! Kita patut bersyukur
kepada Tuhan oleh karena Dia telah memberikan kepada bangsa kita ini para
pahlawan yang rela berkorban demi bangsa ini.
Merdeka, adalah sebuah kata yang sarat makna yang dalam baik dalam
kehidupan berbangsa dan bertanah air, kehidupan pribadi bahkan kehidupan
kerohanian. Sebagai umat Kristen, kita mempercayai bahwa kita satu saat nanti
akan merdeka dari belenggu dosa dunia ini. WAO menyoroti hal ini dalam Editorial
kali ini.
Masih dalam suasana HUT Pertama WAO kembali hadir ke hadapan Anda
sekalian dengan berbagai artikel dan berita yang kiranya dapat menambah wawasan
kerohanian kita dalam persiapan kita menantikan kedatangan Tuhan yang kedua
kali, yang sudah tidak lama lagi.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas doa dan dukungan yang sudah
diberikan kepada WAO khususnya pada hari jadi WAO minggu lalu. Kiranya
kehadiran WAO senantiasa dapat mempererat hubungan persaudaraan kita semua di
mana pun kita berada.
Akhir kata, nantikan selalu WAO! Ajak rekan, saudara/i, bahkan kolega Anda
untuk berlangganan WAO. Saran Anda sangat kami hargai. Silahkan kirimkan ke
alamat redaksi melalui email ke [email protected] atau melalui buku tamu
kami di website http://www.wartaadvent.org/.
Salam WAO! Sampai jumpa kembali pada edisi minggu depan! Tuhan memberkati
kita semua.
Tim Redaksi WAO
GAMBAR SAMPUL
1 Illustrasi pelayanan kasih
Yesus bagi manusia berdosa
yang tidak mengenal batas.
RENUNGAN
4 Doa Apakah yang
Dibutuhkan untuk
Penyembuhan di Zaman
Modern Ini?
EDITORIAL
7 Setelah Merdeka, Lalu Apa?
DARI REDAKSI
2 Pengantar Edisi ini
KOLOM TETAP
6 Jadwal Buka/Tutup Sabat
(Sunset)
16 Terjemahan E.G. White
ARTIKEL ROHANI
8 Nilai Pelayanan Bersama
Kristus
KOLOM PEMBACA
3 Surat Pembaca
Cover Edisi Minggu Lalu
ARTIKEL MUSIK
12 Musik Dalam Kehidupan
Umat Allah
PENDALAMAN ALKITAB
17 Daniel. Allah Rajaku yang
Memerintah
BERITA ADVENT SEJAGAT
20 Acara Penghiburan Bagi
Keluarga Rotinsulu-Silitonga
PENTING!
- Redaksi berhak menentukan tulisan
dan/atau berita untuk dimuat atau tidak
dengan/tanpa pemberitahuan kepada
sumber/pengirim berita.
- Redaksi berhak memeriksa keaslian dari
tulisan/sumber tulisan/berita.
- Redaksi berhak mengedit kata atau
kalimat dalam berita untuk tujuan
mempertegas makna, kesantunan
bahasa dan tujuan positif lainnya.
- Photo/gambar yang masuk menjadi hak
WAO.
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
2
:: Media Penyejuk & Penjernih ::
Selamat Hari Ulang Tahun yang pertama
bagi WAO dan seluruh team.
EDISI MINGGU LALU
Penasehat
Pdt. Berlin Samosir
Penanggung Jawab
Philip C. Wattimena
Pemimpin Redaksi
Bonar Panjaitan
Dewan Redaksi
Pdt. Berlin Samosir
Philip C. Wattimena
Bonar Panjaitan
Wilhon Silitonga
Jeffrey E.R. Kiroyan
Frederik J. Wantah
Pdt. Richard A. Sabuin
Samuel Pandiangan
Dr. Samuel Simorangkir
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Ramlan Sormin
Pdt. Heince Rusli
Pdt. Sweneys Tandidio
Willy Wuisan
Tata Letak:
Wilhon Silitonga
Samuel Pandiangan
Webmasters:
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Tapson Manik
Kontributor Khusus:
Dr. Albert Hutapea
Dr. Ronny Kountur
Dr. Jonathan Kuntaraf
Dr. Kathleen Kuntaraf-Liwidjaja
Max W. Langi
Dr. Herbert A. Legoh
Hans Mandalas
Joice Manurung
Dr. R.A. Nainggolan
Edy Nurhan
Pieter Ramschie
Dr. Rudolf Sagala
Dave Sampouw
Dr. Praban Saputro
Dr. H.S.P. Silitonga
Andrey Sitanggang
Dirjon Sitohang
Dr. E.H. Tambunan
Joppy Wauran
Dr. Tommy Wuysang
Terima kasih atas semua komentar,
berita dan artikel, editorial serta
renungan-renungannya.
Tuhan memberkkati semua pelayanan
yang baik dari Sudara/i sekalian!
– MARIETJE ERNST
Jerman
Saya mau minta tolong kepada
pembaca WAO di luar negri, seperti
jemaat FISDAC, bila sekiranya kami
dapat memperoleh Gambar Flanel
untuk alat peraga Kelas SS
Kindergarten dengan harga murah,
mohon informasinya. Menurut
informasi yang kami peroleh bahwa
harga di USA jauh lebih murah dari
harga di toko buku Immanuel di
Indonesia. Pesan ini terutama kami
tujukan kepada teman-teman yang ada
di sana seperti Sdr. Michael Rotinsulu
(kami sama-sama alumni PACIM).
Saya salut karena anda bersama istri
aktif dalam kegiatan kepemudaan.
Jemaat kami sangat terbatas dalam
keuangan namun kami ingin
memberikan pelajaran agar lebih
menarik bagi anak-anak. Atas
bantuannya kami ucapkan terima kasih.
– RATNA SIMANJUNTAK
Jemaat Pondok Ungu, Bekasi
PERHATIAN
“Dengan meng-klik nomor halaman yang
ada tanda hyperlinks di daftar isi maka
halaman terkait akan ditampilkan di layar
monitor. Kalau penampilam di file Word
tidak langsung menunjukkan tanda
hyperlinks pada nomor-nomor halaman di
daftar isi, maka harap merubah setting di
file Word sbb: Tools, Options, Edit,
kemudian pada jendela pilihan 'Use CTRL
+ Click to follow hyperlink' JANGAN
DITANDAI (biarkan kosong), setelah itu
klik OK. Untuk kembali dari halaman
pilihan ke daftar isi, klik icon 'back', dan
kembali ke pilihan halaman lagi. Tanda
paragraf (¶) sebaiknya tidak diaktifkan.”
Kirim berita ke:
[email protected]
Website:
http://www.wartaadvent.org
Berlangganan gratis:
[email protected]
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
3
R E N U N G A N
Doa Apakah yang Dibutuhkan untuk
Penyembuhan di Zaman Modern Ini?
Oleh Eddy Lukas
Di zaman dahulu hingga abad informatika ini, terdapat
banyak sekali penyakit di masyarakat. Walaupun kemajuan di
bidang kesehatan cukup terasa, namum kita masih dapati
bermacam-macam penyakit yang aneh yang belum dapat
disembuhkan. Bisa terjadi kepada siapa saja baik pada bayi
yang mungil dan lucu, orang muda yang masih gagah sampai
pada orang tua yang sudah lanjut usia. Keadaan ini selalu
membuat seisi rumah menjadi kuatir, sedih dan ikut menderita,
khususnya jika penyakitnya parah.
Pertanyaan yang sering muncul dalam benak banyak
orang adalah apakah masih ada doa yang mujarab pada zaman
ini? Dalam Alkitab di buku Yakobus 5:14-15, disebutkan,
“Apabila ada di antara kamu yang sakit, dia harus memanggil
penatua-penatua gereja untuk berdoa baginya dan
menumpangkan tangan dengan meminyakinya dalam nama
Tuhan. Dan doa orang yang disertai iman akan memberikan
penyembuhan padanya. Tuhan akan membangkitkannya dan
jikalau dia berdosa (maka) dia akan mendapat pengampunan.”
Melalui perikop tersebut kita cermati tiga hal:
1. Tuhan akan memberikan kesembuhan.
2. Tetapi jika orang tersebut sudah waktunya maka
Tuhan akan menyelamatkannya.
3. Dengan jalan pengampunan dosa.
Manusia zaman sekarang hanya memfokuskan
permohonannya pada apa yang menjadi kehendaknya yaitu
kesembuhan penyakit jasmani. Tetapi Allah memberikan
jawaban yang melebihi apa yang mereka belum pahami yaitu
penyembuhan batin dan keselamatan jiwa.
Menurut Alkitab, nabi Elisha adalah seorang nabi yang
mendapat dua kali ganda berkat rohani dari nabi Elia. Nabi ini
sering menyembuhkan penyakit orang-orang pada zamannya
tetapi pada saat beliau sakit dan memberitahukan bahwa
waktunya sudah sampai, beliau menerimanya (2 Raja Raja
13:14). Hal ini jarang diterima oleh orang-orang pada zaman
dulu sampai zaman teknologi canggih. Hal ini dapat kita lihat
melalui kehidupan
Raja Hizkia yang berbeda dengan
penerimaan nabi Elisha. Bagi orang yang setia pada Tuhan
yakin pada kata-kata yang difirmankan seperti yang dikatakan
oleh raja Daud “Sangat berharga kematian para orang suci di
mata Allah.” Maz. 116:15.
Kenapa Yesus sering mengaitkan penyakit badaniah
dengan batin seperti pada saat Dia menyembuhkan orang
lumpuh pada hari Sabat, “Dosamu diampuni dan angkatlah
kasurmu” kata Yesus.
Ini menunjukkan bahwa penyakit itu berkaitan dengan
masalah batiniah manusia, dan hidup moral yang dijalankan
manusia tersebut, selama ini. Penyembuhan pertama yang
harus ditangani adalah penyembuhan dari dosa. Kebutuhan
Apakah ketiga hal tersebut itu penting?
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
4
batiniah dan moral kehidupan manusia ini dipahami dan
diperhatikan oleh Yesus.
Saat ini negara kita sedang dilanda wabah penyakit flu
burung, penyakit polio, dan busung lapar. Koran Kompas
tanggal 26 Mei 2005 menyebutkan bahwa survei kesehatan
tahun 2003 mencatat ada sekitar 27,3% anak di bawah lima
tahun/balita dengan berat badan kurang. Dari survei kesehatan
tersebut dapat diproyeksikan badan statistik bahwa pada tahun
2005 terdapat 20,87 juta anak balita dan 1,67 juta di antaranya
menderita gizi buruk yang menyebabkan busung lapar, sangat
rentan terhadap penyakit dan berakibat kematian. Dengan
fakta-fakta ini sering orang mengalihkan tanggung jawab
kepada orang lain termasuk kepada negara. Mengapa? Sebab
manusia selama ini berusaha melestarikan budaya sifat tidak
tahu, tidak menambah pengetahuan dan pengertian.
Sebenarnya penyakit-penyakit ini adalah side effect dari
penyakit moral yang membuat magnitude penyakitnya tidak
seharusnya begitu besar seperti saat ini menjadi bermata rantai
sampai tersebar seluas sekarang ini.
Walaupun saat ini negeri kita telah mendapatkan
pengakuan International sebagai negara merdeka, namum
penindasan dan perbudakan sesama sebenarnya tetap
berlangsung sepanjang zaman. Terkurasnya materi/sumber
daya dan pengetahuan di zaman penjajahan ataupun zaman ini
menyebabkan manusia kurang pengetahuan, miskin, dan
kurang
memiliki
kesempatan
untuk
mendapatkan
kebutuhannya sehingga harus merasakan penderitaan yang
berkepanjangan. Sedangkan yang pintar mengambil
kesempatan, yang bersumber daya, dan yang berkuasa tetap
menjaga posisinya bahkan ada kemungkinan memanfaatkan
kesempatan tersebut.
Di negara-negara maju yang sangat bebas, suami-istri
dalam rumah tangga yang sibuk sering meniadakan hak dan
tanggung jawab masing-masing dan kurang menghormati
kodrat hidup dan sering mengabaikan anak-anak sehingga
menghasilkan anak-anak yang kurang bisa diatur. Akibat
kenakalan anak-anak remaja tersebut maka dapat kita lihat
perkembangan kenakalan
sampai menjadi orang tua.
Pertanyaan berikut adalah, bagaimana pandangan para ahli
untuk mengatasinya? Beberapa ahli atau penulis menyarankan
tanggung jawab ini kepada negara.
Tetapi budaya hidup mandiri dan tidak dicampuri oleh
orang tua dan orang lain sudah mendarah daging sehingga hal
ini tidak mudah dirubah bahkan terjadi juga pada orang
Kristen. Gaya hidup ini juga telah dijalani tanpa melihat kodrat
dan nilai hidup yang seimbang yaitu menghormati yang lebih
tua, pemimpin rumah tangga dan orang tua.
Warta Advent On-line (WAO)
Masalahnya memang kompleks dan kita tidak bisa mencapai
pada seluruh Indonesia apalagi dunia, paling sedikit kita bisa
menjangkau dalam keluarga kita sebagai orang-orang Kristen.
Pertanyaannya adalah apakah nilai-nilai luhur kehidupan orang
Kristen dari para bapa dan nabi (patriachs and prophets) sudah
luntur?
Sebuah pepatah Tiongkok kuno berbunyi, “Satu generasi
menanam pohon dan generasi yang berikut mendapatkan
tempat bernaung.” Generasi kita hidup di dalam naungan
berbagai pohon yang telah ditanam oleh para leluhur kita.
Dalam istilah rohani, kita memperoleh naungan dari
patokan etika para orang tua kita dan nenek moyang kita,
pandangan mereka tentang benar dan salah, kesadaran mereka
mengenai kewajiban moral, dan di atas segalanya, adalah
komitmen rohani mereka. Idealisme mereka menentukan
bentuk peradaban yang kita warisi dari mereka, demikian juga
idealisme generasi kita akan membentuk peradaban masa
depan bagi anak-anak kita.
Tidak disangkal lagi bahwa masyarakat secara
keseluruhan berada di dalam keadaan moral dan kemerosotan
rohani yang serius. Jadi, pertanyaan yang dihadapi oleh para
orang Kristen hari ini adalah apakah kita dapat menanamkan
beberapa pohon yang akan menaungi generasi mendatang
terhadap sesuatu yang menentang nilai-nilai Kristen di dalam
dunia anti Kristen dengan cara seperti api yang membara.
Apakah kita sedang menanamkan pohon tempat bernaung yang
tepat, atau apakah kita menelantarkan anak-anak kita?
Seharusnya jelas terlihat oleh setiap orang yang
mempunyai komitmen pada kebenaran Firman di mana
kebudayaan kita secara keseluruhan sedang terpuruk dalam
segi moral, etika, dan di atas segalanya, adalah kerohanian.
Nilai-nilai masyarakat sekarang secara keseluruhan sangat
tidak selaras dengan ketetapan Tuhan yang kudus.
Kita memiliki masyarakat penuh dengan gejala yang
menakutkan. Masa depan tidak dapat diramalkan bagi suatu
masyarakat yang tidak memiliki patokan moral untuk
menentukan manakah yang benar atau yang salah. Kita telah
bersedia menjebloskan orang ke dalam penjara karena
membunuh binatang, namun pada saat yang sama, masih
didapati pendukung pelaku aborsi untuk membunuh bayi.
Ke manakah arah kebudayaan kita? Bagaimanakah
sistem nilai, moralitas, dan bentuk dunia yang sedang kita
bentuk bagi generasi berikut?
Dan sebagai orang-orang Kristen, apakah kita menanam
pohon tempat bernaung bagi orang-orang sekitar kita? Atau
kita meninggalkan mereka tanpa ada perlindungan.
Mungkin kita sedang menyaksikan kematian dari sel inti
dari semua peradaban, yaitu keluarga. Kematian keluarga jelas
terlihat secara melimpah di sekitar kita. Berbagai fakta
menegaskan ramalan yang menyeramkan. Hampir tidak perlu
untuk menyebutkan data statistik. Selama empat puluh tahun
terakhir atau lebih, tanda-tanda keruntuhan keluarga berderetderet di hadapan kita tanpa henti: perceraian, revolusi seks,
aborsi, kejahatan sadisme, perselingkuhan, homoseksualitas,
feminisme radikal, gerakan “hak anak-anak”, bersama
normalisasi orang tua tunggal, kemerosotan keluarga inti, dan
tanda-tanda serupa lainnya. Kita sedang menyaksikan anyaman
dari seutas tali yang berbelit-belit di mana pada akhirnya tali
itu akan menjerat keluarga hingga menemui ajalnya.
Sejujurnya, banyak orang pada masa kini dengan senang
hati mengukir batu nisan keluarga. Di dalam bukunya pada
tahun 1971 yang berjudul The Death of The Family, psikiater
Inggris, Dr. David Cooper, menyatakan bahwa inilah saatnya
19 Agustus 2005
5
untuk mengabaikan keluarga seutuhnya. Pernyataan yang sama
tercantum dalam manifesto kaum feminis, Kate Millet 1970,
Sexual Politics. Dia menyatakan bahwa keluarga-keluarga,
sekaligus dengan semua struktur patriarkhal (bapak sebagai
kepala keluarga), harus lenyap karena mereka tidak lebih dari
sekedar sarana bagi penindasan dan perbudakan wanita.
Sebagian besar orang yang mencari dukungan untuk
pandangan-pandangan seperti itu merupakan orang-orang yang
agresif, marah, dan bertekad memaksakan kepada masyarakat
yang ada. Ladang yang paling subur untuk menyebarkan
pandangan-pandangan ini adalah kampus perguruan tinggi.
Oleh sebab itu, pendukung rancangan sosial anti keluarga sibuk
mendidik-ulang anak-anak muda yang segera akan menjadi
pemimpin utama dalam masyarakat dan orang tua dari suatu
generasi yang bahkan mungkin akan lebih tidak berfungsi
daripada masyarakat yang ada.
Indoktrinasi semacam ini sudah berlangsung selama
bertahun-tahun, sehingga sejumlah orang paling berpengaruh
yang telah membentuk masyarakat modern pada tingkat
tertinggi – mulai dari pemimpin pemerintahan hingga
pengambil keputusan dalam program jaringan televisi –
merupakan musuh keluarga tradisional yang paling mematikan
dan gamblang.
Doa yang sangat dibutuhkan saat ini adalah
penyembuhan batin. Keutuhan nilai-nilai luhur kekristenan
yang runtuh akan membawa suatu kebangunan yang baik bagi
generasi ini, dan inilah doa yang sangat dinantikan bagi orang
di zaman modern ini.
– DR. EDDY LUKAS
PENULIS ADALAH KETUA JEMAAT TAMAN SARI, JAKARTA
Jadwal Terbit/Terbenamnya Matahari
Disiapkan oleh Wilhon Silitonga
Sumber http://www.wartaadvent.org
JUMAT
19-Aug
LOKASI
2005
TERBENAM
SABAT
20-Aug-2005
Day
Length
MATAHARI
BEREM
TERTERBIT
-BANG
BENAM
18:51
6:33
12:42
18:50
12:17
18:35
6:22
12:28
18:35
12:13
18:33
6:21
12:27
18:33
12:11
18:21
6:13
12:17
18:21
12:07
18:24
6:19
12:22
18:24
12:05
18:11
6:07
12:09
18:10
12:03
18:05
6:03
12:04
18:05
12:01
18:01
6:03
12:02
18:01
11:57
17:58
6:02
12:00
17:57
11:55
17:54
5:58
11:56
17:54
11:55
17:52
5:57
11:55
17:52
11:54
17:50
5:55
11:53
17:50
11:54
17:50
5:55
11:53
17:50
11:54
17:46
5:51
11:49
17:46
11:54
17:44
5:50
11:47
17:44
11:53
17:39
5:44
11:41
17:39
11:54
17:37
5:43
11:40
17:36
11:53
17:29
5:35
11:32
17:29
11:53
17:24
5:32
11:28
17:24
11:52
18:18
6:27
12:22
18:18
11:51
18:14
6:23
12:19
18:14
11:51
17:52
6:01
11:56
17:52
11:51
17:43
5:54
11:49
17:43
11:48
17:49
5:42
11:46
17:49
12:06
17:38
5:35
11:36
17:37
12:01
17:29
5:26
11:27
17:29
12:02
18:25
6:24
12:25
18:25
12:00
18:18
6:13
12:16
18:18
12:04
18:19
6:06
12:13
18:19
12:12
18:04
6:07
12:05
18:04
11:57
17:53
5:53
11:53
17:53
11:59
18:06
6:01
12:04
18:06
12:05
17:55
5:47
11:51
17:55
12:07
17:49
5:39
11:44
17:48
12:09
17:48
5:38
11:43
17:48
12:09
18:38
6:29
12:33
18:37
12:08
18:31
6:30
12:30
18:30
12:00
18:21
6:15
12:18
18:20
12:05
17:55
5:56
11:55
17:55
11:59
18:01
5:56
11:59
18:01
12:04
17:41
5:39
11:40
17:41
12:02
17:37
5:46
11:41
17:37
11:51
19:23
7:10
13:16
19:22
12:12
19:12
7:03
13:08
19:12
12:08
18:16
5:42
11:59
18:15
12:33
18:16
5:43
11:59
18:15
12:32
19:39
5:58
12:48
19:37
13:39
18:57
5:26
12:11
18:55
13:29
18:30
5:14
11:52
18:29
13:15
19:13
5:12
12:12
19:11
13:59
19:58
5:34
12:45
19:55
14:21
18:49
5:13
12:00
18:47
13:34
PENTING: Daftar waktu terbit, ber embang, dan ter benam nya
matahari ini diolah ber dasar kan daer ah waktu tunggal. Untuk kota-kota
yang mener apkan daylig ht savings ti me pada musim tertentu ( *),
diingatkan untuk m erubah w aktu ter bit, berem bang, dan ter benam nya
matahari s esuai dengan per ubahan yang dilakukan.
Sabang
Medan
Pematangsiantar
Pekanbaru
Padang
Jambi
Palembang
Bndr. Lampung
Anyer-Carita
Jakarta
Puncak
U N A I
Bandung
Cirebon
Cilacap
Semarang
Solo
Surabaya
Jember
Denpasar
Mataram
Ende
Kupang
Pontianak
Pangkalan Bun
Palangkaraya
Banjarmasin
Balikpapan
Tarakan
Makassar
Kendari
Palu
Gorontalo
Manado
UNKLAB
Ternate
Ambon
Sorong
Tembagapura
Biak
Jayapura
Merauke
Kuala Lumpur
Singapore
Manila
A I I A S
Andrews Univ.*
GC*
Loma Linda*
Seattle*
Delft*
Edison, NJ*
Istri: Pamela Hendra Heng
Anak-anak: Daniel Marvelous Lukas, Grace Felicia Lukas dan
David Victorious Lukas
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
6
E D I T O R I A L
Setelah
Merdeka,LaluApa?
terjadi di akhir tahun 2004. Apa pun alasannya tentunya
bangsa Indonesia patut bersyukur karena di balik berbagai
kesulitan yang menerpa bangsa ini, berita perdamaian di Aceh
menjadi semacam air penyejuk di padang pasir.
Ah kebetulan pula, jauh di sebelah barat di dekat daerah
padang pasir, pada hari yang sama terjadi suatu peristiwa
sejarah. Israel meninggalkan dan mengembalikan jalur Gaza
kepada Pemerintah Palestina setelah mendudukinya selama
hampir 40 tahun menyusul Perang Enam Hari pada Juni 1967.
Rakyat Palestina yang bermukim di Gaza seakan mendapatkan
kembali kemerdekaannya.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Pekik kebebasan itu
terdengar nyaring ketika Bung Karno memproklamirkan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. NKRI, demikian sebutan yang
sering dipakai bilamana petinggi Indonesia sedang
menjelaskan bahwa tidak ada yang dapat mencerai-beraikan
keutuhan nusantara yang terbentang mulai dari Sabang di Aceh
sampai Merauke di Papua.
Ah, kedua nama di atas seperti menggelitik pikiran kita
jika berbicara tentang keinginan untuk bebas alias merdeka. Di
kala usia negara mencapai 60 tahun – suatu usia yang panjang
karena dari segi penyediaan KTP, mereka yang telah berusia
60 diberikan KTP seumur hidup – keprihatinan masih sangat
mendominasi kehidupan berbangsa dan bernegara di bumi
pertiwi. Kemiskinan, kebodohan, kejahatan dan korupsi masih
menjadi empat pendekar kegelapan yang masih harus
diberantas agar rakyat Indonesia dapat mencapai cita-cita
pendiri bangsa yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur.
Adakah harapan di balik kegelapan? Pepatah bahasa
Inggris mengatakan there is light at the end of the tunnel – ada
cahaya di ujung terowongan. Kita harus berpikir positif,
karena di dalam pikiran positif terdapat banyak jalan keluar.
Minggu
ini
bangsa
Indonesia
memperingati
kemerdekaannya yang ke-60 setelah 350 tahun dijajah oleh
Belanda. Namun patut disayangkan karena bagi sebagian
rakyat Indonesia, yang bebas dari penjajahan hanyalah tanah
airnya, sedangkan rakyatnya masih tetap terbelenggu oleh
penjajah yang berbeda. Yang lebih ironisnya adalah ‘penjajah
baru’ ini justru sulit diusir oleh tentara Sekutu atau PBB atau
apa pun kekuatan asing, karena dia memakai baju yang sama
dengan rakyat Indonesia. Mereka adalah para pemimpin atau
warga bangsa yang menggerogoti harta kekayaan negara
dengan berkedok untuk kepentingan rakyat. Mereka adalah
para pemimpin dan warga bangsa yang hatinya masih
dibelenggu oleh keserakahan, kemunafikan dan kepentingan
diri. Semua itu memang bermula dari hati yang masih gelap
yang dikuasai oleh anasir kegelapan. Ternyata penjajah baru di
atas pun masih dijajah oleh ‘penjajah siluman’ yang jauh lebih
sukar untuk dikalahkan. Mengapa? Karena sang penjajah
yaitu Setan bertempur bukan di alam nyata, tetapi di dalam
pikiran manusia – medan pertempuran terbesar di jagat raya ini
yang melibatkan kekuatan kosmik yaitu kuasa kebenaran dan
kuasa kegelapan.
Berita baiknya adalah bahwa pertempuran itu sudah
diketahui pemenangnya. Dan Sang Pemenang, Yesus Kristus,
telah mengumumkan kemenangan-Nya 2000 tahun yang lalu di
atas sebuah bukit bernama Golgota. Yesus, Juruselamat dunia
datang untuk memberikan kemerdekaan terbesar bagi umat
manusia, kemerdekaan dari perhambaan dosa. Dia datang
untuk menyatakan kebenaran Allah dan Yohanes 8:31-36
mengatakan bahwa jika kita telah mengetahui kebenaran
marilah kita melakukan apa yang telah diajarkan-Nya kepada
kita murid-murid-Nya agar kita benar-benar menjadi orang
merdeka. Merdeka dari penjajahan terbesar, penjajahan dosa.
Setidak-tidaknya ada satu peristiwa penting yang
mendahului peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke60. Setelah 30 tahun bergolak dan memakan korban yang
banyak, berbagai surat kabar menyajikan berita damai dari
‘tanah rencong.’ Pada tanggal 15 Agustus 2005 Pemerintah RI
dan Gerakan Aceh Merdeka menandatangani nota kesepakatan
damai di Helsinki, Finlandia untuk mengakhiri permusuhan
dan pertempuran yang terjadi selama ini. Rakyat Aceh seakan
mendapatkan kembali kemerdekaannya, kemerdekaan dari
ketakutan dan teror. Ada juga ulasan yang mengatakan bahwa
kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan dan memulai era
baru di Aceh ‘terbantu’ oleh adanya bencana tsunami yang
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
Tim Redaksi WAO
7
ARTIKEL ROHANI
Nilai Pelayanan
Bersama Kristus
Oleh Drs. Reinhold Kesaulya, MPH
Pendeta Pensiun
Pemikiran Inti: “Perubahan harus
terjadi dalam kehidupan dan nilai
kerohanian kita, jika Tuhan mau
menyanggupkan
kita
untuk
digunakan secara efektif dalam
menyatakan Kristus kepada dunia
dan dalam menyelamatkan jiwa bagi
Kerajaan-Nya.”
dunia saat ini? Apakah kehidupan
dan pelayanan kita benar-benar
efektif dan berhasil?
Kita akan pelajari bersama betapa
dalamnya pertobatan yang membuat
perubahan-perubahan drastis atas
hidup, minat, maksud, kerinduan,
bagiku, sekarang kuanggap rugi karena
Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap
rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan
semuanya
itu
dan
menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus, dan berada dalam
Dia bukan dengan kebenaranku sendiri
karena mentaati hukum Taurat, melainkan
dengan kebenaran karena kepercayaan
kepada Kristus, yaitu kebenaran yang
Allah
anugerahkan
berdasarkan
kepercayaan. Yang kukehendaki ialah
mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya
dan persekutuan dalam penderitaan-Nya,
di mana aku menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya
beroleh kebangkitan dari antara orang
mati.”
Paulus seperti juga kita selalu memikirkan
laba rugi suatu tugas, jabatan, posisi,
kehidupan, keturunan atau apa saja. Namun
hal yang paling menakjubkan ialah bahwa
nilai kesadarannya berubah. Apa yang
membuat ia berubah dalam loyalitas, misi,
tujuan dan hidupnya?
Apa arti Kristus bagi kita?
Bagaimana Ia mempengaruhi
hidup kita? Bagaimana hal ini
terpantul dalam hubungan kita
dengan Yesus, sesama manusia
dan dengan dunia yang sangat
membutuhkan kita? Apa peran
kunci kita sebagai orang Kristen,
anggota Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh (GMAHK) dalam
Warta Advent On-line (WAO)
tujuan dan nilai kita dalam
penyelesaian pekerjaan yang Yesus
percayakan dan rindukan untuk kita
laksanakan. Penyelesaian pekerjaan
Tuhan dan persiapan suatu umat
untuk melaksanakan pekerjaan ini
merupakan suatu hal yang sangat
mendesak.
Filipi 3:7-11 “Tetapi apa yang
dahulu merupakan keuntungan
19 Agustus 2005
Filipi 3:4-6 “Sekalipun aku juga ada alasan
untuk menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah. Jika ada orang lain menyangka
dapat menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari
kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin, orang Ibrani asli, tentang
pendirian terhadap hukum Taurat aku
orang Farisi, tentang kegiatan aku
penganiaya jemaat, tentang kebenaran
dalam mentaati hukum Taurat aku tidak
bercacat.”
1.
“Disunat pada hari kedelapan,”
Kenapa Rasul Paulus tempatkan
sunat
di
nomor
satu
dari
kebanggaannya?
Apakah
sunat
8
sangat penting? Mengapa
nilai sunat ini sangat
bernilai baginya?
Pertama: Sunat adalah bukti
kongkret bahwa ia adalah keturunan
asli dari Ibrahim. Berkenan dengan
hubungan silsilah dengan Ibrahim ini
bukan hanya merupakan nilai besar,
tetapi suatu keunggulan, kehebatan
bahkan kemanjuran menjadi salah
seorang keturunan bapa orang
percaya.
Dengan kata lain ia
membanggakan dirinya sebagai asli
keturunan Ishak, anak perjanjian itu.
Kedua: Disunat pada hari ke
delapan; berbeda dengan Ismail yang
disunat pada usia 13 tahun, seorang
anak wanita perhambaan.
2.
4.
“Dari bangsa Israel,”
Israel ialah seorang yang
menang bersama Tuhan.
Merupakan
keuntungan
besar
sebagai bangsa pilihan, maka orangorang Yahudi sangat memuliakan
kesempatan ini. Mereka berpikir
bahwa mereka memiliki suatu
tuntutan istimewa kepada Tuhan, dan
merupakan suatu keharusan dari
Tuhan untuk memenuhi semua janjiNya kepada Ibrahim, Ishak dan
Yakub. Dan tidak ada orang Yahudi
yang
dengan
mudah
mau
menyerahkan hak mendapatkan janjijanji Tuhan itu begitu saja kepada
orang lain.
3.
adalah seperti serigala yang
menerkam; pada waktu pagi ia
memakan mangsanya dan pada
waktu petang ia membagi-bagi
rampasannya.” Benyamin menjadi
prajurit yang berani dan kuat. Dan
adalah merupakan hal istimewa
menjadi keturunan suku Benyamin.
Ia pemberani, tegas, dan tidak
memiliki rasa takut. Ia kuat,
mempunyai tekad yang teguh dan
selalu menjadi pemenang. Benyamin
merupakan anak istimewa hasil cinta
kasih yang dalam.
“Dari suku Benyamin,”
Apa yang begitu besar dan
begitu istimewa mengenai
hal ini?
Benyamin adalah anak terakhir dari
Yakub dan Rahel dan satu-satunya
saudara kandung Yusuf. Di hari tua
Yakub setelah kematian Rahel
karena melahirkan Benyamin lebihlebih lagi atas kehilangan Yusuf,
Benyamin merupakan satu-satunya
anak penghiburan bagi Yakub.
Dikatakan
bahwa
Benyamin
memiliki kemiripan dengan ibunya
(cara bicara, jalan dan sikap), bahkan
ketika
Yakub
berlama-lama
memperhatikan Benyamin timbul
pikiran nostalgia percintaannya
dengan Rahel.
Ketika memberkati anak-anaknya
menjelang kematian, Yakub berkata
dalam Kejadian 49:27 “Benyamin
Warta Advent On-line (WAO)
“Orang Ibrani asli,” Tidak
ada darah campuran yang
mengalir di tubuh Paulus.
Kita
dapat
menelusuri
keaslian turunan ayah dan
ibunya, memang langsung
dari Sarah dan bukan Hagar,
dari Ishak dan bukan Ismail.
Di antara kita ada yang begitu
mementingkan keturunan. Tidak
perlu berpikir jauh, Paulus sendiri
sangat bangga akan filsafat silsilah,
keturunan, kebangsaan, ras, suku,
dan lain-lain.
5.
“Tentang
pendirian
terhadap hukum Taurat,
aku orang Farisi,”
Ia sangat ketat dalam praktekpraktek keagamaan, dan bangga
sebagai seorang Farisi. Ia sangat
teliti dalam penurutan terhadap
semua ritual agamanya. Dia seorang
orthodox (teguh pada kepercayaan).
Ia percaya bahwa hukum dan
peraturan sangat penting. Ia seorang
yang percaya akan hukum secara
harfiah.
6.
“Tentang kegiatan, aku
penganiaya jemaat,”
Untuk
beberapa
saat
terjadi
pergumulan dalam dirinya sampai
timbul kemarahan mengenai apa
yang harus ia perbuat terhadap
kepercayaan orang Kristen. Ia telah
mendengar tentang Kristus dan
pekerjaan-Nya dan pernah 50%
mempercayai-Nya. Tetapi di bawah
pengaruh para guru dan imam-imam
ia berbalik dari Kristus dan menjadi
penganiaya
besar.
Ia
membuktikannya dengan usaha yang
sungguh-sungguh
menganiaya
jemaat.
19 Agustus 2005
7.
“Tentang kebenaran mentaati
hukum
Taurat
aku
tidak
bercacat.”
Sama seperti orang muda yang kaya itu, ia
merasa ia tanpa cacat. Ia orang benar,
saleh/alim, ia gunakan banyak waktu untuk
berdoa, ia telah mengembangkan semua
kebiasaan hidup kudus. Semua yang
diharapkan oleh rekan-rekannya telah ia
jalankan tanpa salah. Ia tau bahwa ia sanggup
membuktikannya kepada siapa pun. Ia telah
tetapkan identitasnya dan ia tau siapa dia
sebenarnya dan misinya.
Tidak dapat dianggap enteng hal-hal ini bagi
seorang Yahudi. Inilah cara hidup yang Paulus
sangat agungkan. Ini adalah daftar yang
menakjubkan. Ia telah melakukan apa yang
diharapkan untuk dilakukan saat itu. Ia telah
tetapkan identitasnya. Namun perubahan
drastis terjadi yang ia simpulkan dalam:
Filipi 3:3 “karena kitalah orang-orang
bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah,
dan bermegah dalam Kristus Yesus dan
tidak menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah.”
Kemudian Paulus teruskan dalam Filipi 3:7, 8
“Tetapi apa yang dahulu merupakan
keuntungan bagiku, sekarang kuanggap
rugi karena Kristus. Malahan segala
sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan
akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia
dari pada semuanya. Oleh karena Dialah
aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus,”
“Disunat pada hari kedelapan,”
“Dari bangsa Israel,”
“Dari suku Benyamin,”
“Orang Ibrani asli,”
“Tentang pendirian terhadap hukum
Taurat, aku orang Farisi,”
“Tentang kegiatan, aku penganiaya
jemaat,”
“Tentang kebenaran mentaati hukum
Taurat aku tidak bercacat.”
Dalam ayat-ayat berikut ini Paulus masih
membanggakan diri tetapi mengenai dirinya
sebagai pelayan Kristuas, kapal karam, bekasbekas pukulan, dicaci maki, penjara,
penolakan, mara bahaya, pedang, dll.
2 Korintus 11:23-30 “Apakah mereka
pelayan Kristus? -- aku berkata seperti
orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih
banyak berjerih lelah; lebih sering di
dalam penjara; didera di luar batas; kerap
kali dalam bahaya maut. Lima kali aku
9
disesah orang Yahudi, setiap kali
empat puluh kurang satu pukulan,
tiga kali aku didera, satu kali aku
dilempari dengan batu, tiga kali
mengalami karam kapal, sehari
semalam aku terkatung-katung di
tengah laut. Dalam perjalananku
aku sering diancam bahaya banjir
dan bahaya penyamun, bahaya
dari pihak orang-orang Yahudi
dan dari pihak orang-orang bukan
Yahudi; bahaya di kota, bahaya di
padang gurun, bahaya di tengah
laut, dan bahaya dari pihak
saudara-saudara
palsu.
Aku
banyak berjerih lelah dan bekerja
berat; kerap kali aku tidak tidur;
aku lapar dan dahag a; kerap kali
aku berpuasa, kedinginan dan
tanpa pakaian, dan, dengan tidak
menyebut banyak hal lain lagi,
urusanku sehari-hari, yaitu untuk
memelihara semua jemaat-jemaat.
Jika ada orang merasa lemah,
tidakkah aku turut merasa lemah?
Jika ada orang tersandung,
tidakkah hatiku hancur oleh
dukacita?
Jika
aku
harus
bermegah, maka aku akan
bermegah atas kelemahanku.”
“Yang
kukehendaki
mengenal Dia.”
Sekarang perhatikan keunggulan
Paulus. 2 Korintus 11:23 Apakah
mereka pelayan Kristus? -- aku
berkata seperti orang gila -- aku
lebih lagi! Kemudian muncul daftar
keunggulannya sebagai seorang
hamba Allah, pelayan Kristus. Ia
membuktikan kasih setianya kepada
Tuhan dan kerinduannya untuk
melayani pekerjaan-Nya. Malahan
Paulus ini demi kebenaran Kristus,
kelihatannya seperti orang yang
selalu mencari-cari masalah dan
sedia menerima risiko apa saja dalam
melayani Tuhannya.
Ini merupakan suatu kerinduan yang
menakjubkan
yang
jarang
diungkapkan oleh siapa pun. Tidak
ada manusia yang ketagihan
penderitaan. Malahan kalau boleh
menghindarinya.
Tetapi
Paulus
dapati bahwa ada ikatan istimewa,
persekutuan yang akrab untuk
dinikmati bila seorang rasul atau
murid menderita bersama Tuhannya.
Kehidupan Paulus menjadi saksi
hidup bagi kerinduan sejati untuk
turut berbagi penderitaan Kristus.
Filipi 3:10, 11 “Yang kukehendaki
ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan
dalam penderitaan-Nya, di mana
aku menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya, supaya aku
akhirnya beroleh kebangkitan dari
antara orang mati.”
Suatu kesaksian yang amat luhur,
mulia, agung dan menggetarkan hati.
Tidak ada kosakata lain lagi yang
dapat digunakan Paulus untuk
menyatakan kasih setianya kepada
Kristus.
Warta Advent On-line (WAO)
ialah
Kerinduannya
ialah
memiliki
hubungan yang dalam dengan
Tuhannya. Ia belum puas kalau
hanya mengenal-Nya saja. Ia juga
tidak merasa puas kalau hanya
mengulangi apa yang dikatakan
orang lain mengenai hubungan
mereka dengan Kristus. Ia sendiri
mau mengenal Kristus lebih baik,
secara pribadi dan secara intim.
“Dan kuasa kebangkitan-Nya.”
Dari semua rasul, Pauluslah yang
memiliki pengalaman spektakuler
(yang mengagumkan) tentang kuasa
kebangkitan Yesus. Dan ia merasa
belum
cukup
kalau
hanya
menceritakan apa yang Tuhan telah
buat baginya di jalan ke Damaskus.
Yang
diperlukannya
ialah
manifestasi (pembuktian/penyataan)
harian dari kuasa yang sama tersebut
dalam hidupnya.
“Dan
persekutuan
penderitaan-Nya.”
dalam
EGW, DA 225 “Dari semua
pemberian yang Surga dapat
berikan
kepada
manusia,
persekutuan bersama Kristus dalam
penderitaan-Nya merupakan suatu
kepercayaan
terpenting
dan
penghargaan tertinggi.”
“Di mana aku menjadi serupa
dengan Dia dalam kematian-Nya.”
Paulus
mengerti
dalam
pengalamannya jenis kematian yang
telah diambil Kristus. “Aku tersalib
dengan Kristus.” (Galatia 2:20).
“Aku mati setiap hari.” (1 Korintus
15:31). “Kerap kali dalam bahaya
maut.” (2 Korintus 11:23). “Kami
19 Agustus 2005
senantiasa membawa kematian Yesus di
dalam tubuh kami.” (2 Korintus 4:10).
“Sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku
dan aku bagi dunia.” (Galatia 6:14).
Ketika menghadapi kematian ia tidak
memarahi atau menyumpahi mereka yang
menjatuhkan hukuman baginya, tetapi ia
berkata:
2 Timotius 4:6-8 “Mengenai diriku,
darahku sudah mulai dicurahkan sebagai
persembahan dan saat kematianku sudah
dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik, aku telah mencapai garis akhir
dan aku telah memelihara iman. Sekarang
telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh
Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan
juga
kepada
semua
orang
yang
merindukan kedatangan-Nya.”
Kemudian ia teruskan dalam membanggakan
dirinya secara rohani. Ia ingin agar menjadi
apa saja bagi sesama manusia dalam usahanya
untuk menyelamatkan mereka dan menuntun
mereka ke dalam hubungan kasih sayang
dengan Kristus.
1 Korintus 9:19-23 “Sungguhpun aku bebas
terhadap semua orang, aku menjadikan
diriku hamba dari semua orang, supaya
aku boleh memenangkan sebanyak
mungkin orang. Demikianlah bagi orang
Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi,
supaya aku memenangkan orang-orang
Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di
bawah hukum Taurat aku menjadi seperti
orang yang hidup di bawah hukum Taurat,
sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah
hukum Taurat, supaya aku dapat
memenangkan mereka yang hidup di
bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang
yang tidak hidup di bawah hukum Taurat
aku menjadi seperti orang yang tidak
hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun
aku tidak hidup di luar hukum Allah,
karena aku hidup di bawah hukum
Kristus, supaya aku dapat memenangkan
mereka yang tidak hidup di bawah hukum
Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku
menjadi seperti orang yang lemah, supaya
aku dapat menyelamatkan mereka yang
lemah. Bagi semua orang aku telah
menjadi segala-galanya, supaya aku
sedapat mungkin memenangkan beberapa
orang dari antara mereka. Segala sesuatu
ini aku lakukan karena Injil, supaya aku
mendapat bagian dalamnya.”
Paulus masih saja tertarik dalam perhitungan
laba rugi, tetapi sekarang dalam sistim
10
pembukuan
yang
berbeda.
Sebelumnya ia memperhitungkan
untung
rugi
keturunan
dan
kebendaan. Ia tidak ambil pusing
bahkan sedikit sekali memperhatikan
orang lain selain dirinya sendiri.
Tetapi sekarang semuanya lenyap. Ia
bukan lagi tertarik kepada materi,
tetapi tertarik dan ditarik oleh Yesus
Kristus. Sekarang ia ditarik oleh satu
kuasa, yaitu kuasa kasih Kristus.
1 Korintus 9:16 “Karena jika aku
memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai
alasan
untuk
memegahkan diri. Sebab itu
adalah
keharusan
bagiku.
Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil.”
Sekarang ini seluruh energinya,
perhatiannya, dan tujuannya berpusat
pada manusia. Tidak ada lagi
kerinduannya untuk memusatkan
perhatian pada dirinya. Ia ingin
menjadi sesuatu atau tidak menjadi
apa pun – ia rindu menjadi seorang
Yahudi, seorang terpenjara, seorang
tertuduh, seorang bebas, seorang
yang lemah. Yaitu menjadi semua
untuk semua orang. Untuk maksud
apa?
“Supaya
aku
sedapat
mungkin memenangkan beberapa
orang dari antara mereka.”
Apa yang membuat perubahan ini? Ia
melihat Yesus di jalan ke Damaskus
dan sejak itu ia tidak lagi Paulus
yang
sama.
Tuhan
telah
menangkapnya dan menjadikan dia
pelayan-Nya yang mau melakukan
apa saja dan mengasihi Tuhannya.
Kerinduan terbesarnya sekarang
ialah bekerja bagi Tuhan dan
membagikan kasih-Nya kepada
sesama. Ia mau diutus ke mana saja,
kapan saja, mengerjakan apa saja dan
mengalami pengalaman-pengalaman
apa saja, manis atau pahit, semuanya
demi Kristus.
SATU SAJA TUJUAN DALAM
BENAKNYA,
IALAH
MENYELAMATKAN
BEBERAPA ORANG KEPADA
KRISTUS.
Hal-hal apa yang menguntungkan
kita? Kedudukan/Posisi, pemimpin,
makanan, pakaian, rumah, mobil,
harta, penghargaan, pendidikan,
keturunan, warna, latar belakang
Advent, posisi di masyarakat,
Warta Advent On-line (WAO)
pengetahuan yang luar biasa
mengenai
kebenaran,
catatan
pencapaian prestasi, pengalaman
kerja (atau track record) kita,
reputasi
pencapaian,
promotor/administrator,
keortodoksan kita? Apakah semua
hal ini penting bagi kita?
“Tentang pendirian terhadap hukum
Taurat, aku orang Farisi,”
Bila
memperhatikan
daftar
kebanggaan Paulus maka empat hal
yang pertama sama sekali sudah
memang begitu tanpa ditawar-tawar
lagi. Tiga hal yang sisa semuanya
legalistik dan berpusat pada diri
sendiri. Tidak heran ketika ia
bertemu
Yesus,
ia
bersedia
membuang semuanya dan itu
dianggap sampah dan sama sekali
tidak bernilai.
Berapa jujurkah kita terhadap apa yang kita
anggap bernilai? Apa benar kita anggap semua
itu sampah agar kita bisa melibatkan diri
dalam
misi
Yesus
Kristus
untuk
menyelamatkan sesama manusia? Maukah
kita menjadi segala-galanya agar sedapat
mungkin memenangkan beberapa dari
mereka? Memenangkan, pelajar, guru, mereka
yang terbuang, terpenjara, orang berdosa,
putih, hitam, orang desa, orang kota, mereka
yang menderita, berduka, mereka yang berada
di desa terpencil, dan seterusnya.
“Disunat
pada
hari
kedelapan,” Kenapa sunat
Paulus
nomorsatukan
dari
kebanggaannya? Mengapa nilai
sunat ini sangat bernilai
baginya?
“Dari bangsa Israel,” Israel
ialah seorang yang menang
bersama Tuhan.
“Tentang kegiatan, aku penganiaya
jemaat,”
“Tentang kebenaran mentaati hukum
Taurat aku tidak bercacat.”
Jika kita sudah tiba pada titik di mana kita
hanya mementingkan orang lain lebih dari
benda atau diri; bila kasih kita lebih besar bagi
orang lain demi keselamatan mereka, maka
misi Kristus berhasil dan dipenuhi dalam kita.
Dan Ia dapat bekerja melalui kita untuk
menyelesaikan
pekerjaan-Nya
dan
menyegerakan kedatangan-Nya. Ini adalah
peran yang dirancang Allah bagi umat
GMAHK, yaitu saudara dan saya.
“Dari
suku
Benyam
in,” Apa
yang
begitu
besar
dan
begitu
istimew
a
mengen
ai
hal
ini?
“Orang
Ibrani
asli,”
Tidak
terdapat
darah
campura
n yang mengalir di tubuh Paulus.
Dapat
ditelusuri
keaslian
turunan ayah dan ibunya
memang langsung dari Sarah
dan bukan Hagar, dari Ishak dan
bukan Ismail.
19 Agustus 2005
– DRS. REINHOLD KESAULYA, MPH
Pendeta Pensiun
11
ARTIKEL
M U S I K
Musik Dalam Kehidupan Umat Allah
Oleh Dr. Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait, SpKK
-lanjutanSuatu waktu, pada hari Sabat jam kebaktian khotbah, si Amir
membawakan lagu hymn dalam Gereja, semua menikmati dan
merasakan berkat Tuhan melalui lagu yang dibawakan dengan
baik dan benar untuk kemuliaan Tuhan. Kemudian pada jam
Pemuda Advent sore hari, jemaat pindah tempat ke alam dan
mereka menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan dengan irama
jazz rock; malam harinya setelah tutup Sabat si Amir dengan
beberapa temannya pergi ke café menikmati musik di sana.
Pertanyaan, apakah sebagai umat Tuhan, musik kita berbeda
pada jam Khotbah dan Pemuda Advent, di dalam dan di luar
Gereja, pada hari biasa dan hari Sabat? Tuhan dalam rahmatNya memberikan tuntunan kepada kita melalui prinsip-prinsip
Gereja kita (Guidelines Toward an SDA Philosophy of Music,
Autumn Council of the GC Committee, October 14-29, 1972,
Mexico City) sebagai berikut:
PRINSIP
1. Membawa kemuliaan kepada Tuhan dan menolong kita
agar berkenan di dalam menyembah Dia. 1 Kor. 10:31
(musik haruslah bersifat “God centered, not self
centered, kepelesiran atau self gratification atau
berpusat pada manusia dengan masalahnya, not
stimulate people physically but to elevate them
spiritually).
2. Mengagungkan, mengangkat dan menyucikan pikiran
orang Kristen (Filipi 4:8, PP 594).
Warta Advent On-line (WAO)
3. Secara efektif mempengaruhi orang Kristen dalam
perkembangan tabiat Kristus dalam hidupnya dan dalam
hidup orang lain (MS 57, 1906).
4. Syairnya selaras dengan ajaran Alkitab dan di dalam
bahasa yang jelas, bukan samar-samar (R&H, 6 Juni
1912).
5. Menyatakan persesuaian antara pekabaran yang
dilukiskan oleh kata-kata dengan musiknya, mengingat
bahwa musik itu juga “bahasa” dan hindari suatu
percampuran hal rohani dengan yang bukan rohani
(Yeh. 22:26, Imamat 10:10).
6. Singkirkan musik yang berbentuk pementasan duniawi
dan penonjolan kesombongan (Ev. 137, R&H, Nov 30,
1900).
7. Mendahulukan pekabaran dalam ayat/syair dan ayat ini
jangan “ditutupi” oleh kerasnya volume alat musik
pengiring (Gospel Workers 357-358).
8. Mempertahankan suatu keseimbangan yang bijaksana
antara unsur emosi, intelektual dan rohani (R&H , 14
Nov 1899).
9. Jangan mengadakan kompromi prinsip keagungan dan
keunggulan yang tinggi dalam usaha untuk mencapai
orang di mana mereka berada (9Testimonies 143, Ev.
137).
10. Sesuai dengan acara/peristiwa dan hadirin (Ev. 507,
508).
19 Agustus 2005
12
ƒ
B. MUSIK GEREJA
1. Musik dalam acara kebaktian: Kebaktian haruslah
menjadi kegiatan manusia yang terutama dan kekal.
Tujuan akhir manusia adalah memuliakan Allah. Di saat
para penyembah datang ke Rumah Allah untuk
mempersembahkan suatu korban pujian hendaklah
pujian itu adalah musik yang terbaik. Perencanaan yang
teliti dari setiap unsur musik dan acara itu diperlukan
agar jemaat dituntun untuk menjadi hadirin yang
berpartisipasi dan bukan menjadi penonton. Lagu-lagu
yang digunakan untuk acara ini haruslah mengarah pada
Allah, yang menekankan pujian dan menggunakan lagulagu agung yang diturunkan pada kita sebagai warisan.
Lagu-lagu yang mempunyai nada-nada yang
menguatkan, indah dan syair yang bernilai tinggi.
Gembala harus mempunyai perhatian yang serius di
dalam menambah kualitas dan kegemaran menyanyi
anggota jemaat. “Menyanyi jangan dilakukan oleh
beberapa orang saja” (Counsel on Health 481, 482).
Pengalaman seorang Kristen akan sangat diperkaya oleh
mempelajari dan menggunakan lagu-lagu baru. Dalam
sebuah paduan suara/koor, lagu yang mempunyai arti
harus dipilih dari pengarang berbobot di masa lampau
atau dewasa ini, dinyanyikan oleh para biduan yang
berserah dan musisi yang terlatih baik, akan menambah
semarak acara dan menolong meningkatkan kualitas
perbaktian. Alat-alat musik termasuk organ atau piano
harus harmonis dengan tujuan ideal kebaktian dan
dipilih dengan hati-hati dari bahan yang terbaik sejalan
dengan kesanggupan dan ketrampilan pemainnya.
Pemain musik bertanggung jawab mengiringi nyanyian
hadirin dan ia mempunyai tanggung jawab besar dan
istimewa untuk memberikan standar yang benar dalam
segala permainannya, entah itu nyanyian pembukaan,
penutup, memungut persembahan atau mengiringi lagulagu yang lain. Ia berada dalam suatu posisi yang unik
untuk mengangkat derajat musik kebaktian di dalam
gereja. Jika di dalam acara akan disuguhkan nyanyian
tunggal/solo atau lagu istimewa lain, pilihan utama
diberikan kepada lagu dengan syair Kitab Suci dan
musik yang telah dikuasai benar oleh si penyanyi dan
dipersembahkan kepada Tuhan tanpa memamerkan
kehebatan tehnik suara. Komunikasi pekabaran haruslah
yang terutama.
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
Menjadi alat untuk memberi kesan yang mendalam
dari kebenaran Alkitab yang akan mengilhami suatu
perubahan yang positif dalam hidup.
Disampaikan dengan suatu cara yang sudah
direncanakan baik dan rapih.
Sederhana dan merdu dan disampaikan /
diperdengarkan tanpa penekanan pada penonjolan
pribadi.
Memberikan pendahuluan pada penyampaian
firman Tuhan untuk penekanan dan dalam
pembagian waktu.
Membina keseimbangan emosi dan intelektual dan
tidak hanya menyenangkan perasaan semata.
Harus dimengerti dan penuh arti dalam isi dan
bentuk untuk bagian yang terbesar dari anggota
jemaat.
Dengan suatu penekanan yang lebih besar dewasa ini daripada
waktu
yang
lalu,
sedang
diletakkan
atas
manifestasi/pernyataan Roh Suci, maka perhatian yang lebih
besar harus ditunjukkan sehingga seorang dapat mengerti
dengan sempurna akan pekerjaan Oknum Ketiga dari
Keilahian.
2. Musik dalam Evangelisasi. Musik yang digunakan di
dalam Evangelisasi dapat termasuk lagu Injil/Gospel,
lagu kesaksian atau lagu pengalaman; tetapi tetap tidak
diperkenankan untuk mengadakan kompromi yang
membuat
rendah/diturunkannya
prinsip
tinggi
kekekalan dan karakter sempurna pekabaran kita untuk
menyediakan orang menyambut kedatangan Kristus
yang kedua kali. Musik yang dipilih haruslah:
ƒ Menuntun para pendengar kepada Yesus sebagai
jalan Kebenaran dan Hidup.
ƒ Mempersiapkan hati untuk mendengar pekabaran
dari firman Tuhan atau untuk panggilan mendorong
sambutan pendengar.
ƒ Dimainkan atau dinyanyikan oleh mereka yang
hidupnya sejalan dengan pekabaran yang mereka
bawakan.
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
13
3. Musik dalam Evangelisasi Orang Muda. Di dalam
bidang evangelisasi orang muda, kebanyakan dari
tuntunan-tuntunan yang disebut di atas itu dapat
digunakan. Pertimbangan perlu diberikan kepada
beberapa aspek tertentu yang unik dalam bidang ini.
Orang muda cenderung untuk menyamakan musiknya
dengan musik yang ada pada zaman mereka. Karena
kerinduan untuk mencapai hal ini, maka orang muda
yang membawakan lagu Injil Kristus seringkali terbawa
untuk menggunakan cara penampilan musik yang
diragukan. Di dalam cara penampilan ini, unsur musik
yang membawa masalah yang rumit adalah irama atau
beat. Dari segala unsur musik, irama-lah yang
merangsang sambutan fisik yang paling kuat. Sukses
Setan yang terbesar seringkali terjadi melalui
rangsangannya pada keadaan fisik. Menunjukkan
kewaspadaannya yang tajam terhadap bahaya ini pada
orang muda, Ellen G. White berkata: “Mereka
mempunyai telinga yang tajam untuk musik dan Setan
mengetahui organ/bagian tubuh apa yang dirangsang,
dihidupkan, ditawan dan menyenangkan pikiran agar
Kristus tidak dirindukan. Kerinduan jiwa untuk
pengetahuan Ilahi bagi suatu pertumbuhan di dalam
anugerah menjadi berkurang.” (1Testimonies 497). Ini
adalah suatu tuduhan yang kuat terhadap cara yang
dalamnya musik boleh digunakan yang secara nyata
bertentangan dengan rencana Allah. Bentuk musik jazz.
rock dan bentuk (perkembangan) lain darinya cukup
dikenal untuk menciptakan sambutan yang merangsang
terhadap banyak orang. Di sudut lain kita memiliki
musik tradisi daerah yang telah dihargai sebagai cabang
aliran musik yang dapat diterima. Beberapa dari
antaranya diterima sebagai alat untuk menyatakan
kesaksian orang Kristen; yang lain mungkin dapat
diterima di dalam suasana sekuler orang Kristen, tetapi
mungkin tidak cocok untuk membawa nama
Juruselamat. Perlu diingat bahwa malaikat, makhluk
yang tidak jatuh dalam dosa merasa tidak layak dan
menutup wajah mereka sebelum atau ketika
menyebutkan nama yang Mahasuci. Setiap bentuk lagu
daerah yang dinyanyikan harus diukur/dinilai oleh
prinsip-prinsip yang sama sebagaimana jenis lagu lain
yang telah dibahas sebelumnya. “Lebih tinggi dari
pikiran tertinggi yang dapat dicapai manusia adalah
cita-cita Allah bagi anak-anak-Nya.” (Education 18).
Mereka yang berusaha untuk mencapai cita-cita ini dan
yang memimpin dalam kesaksian bagi orang muda akan
memperoleh tuntunan Roh Suci melalui belajar musik
yang disertai doa.
Permasalahan lebih lanjut setelah rhythm/irama adalah faktor
lainnya yang mempengaruhi kualitas spiritual musik yaitu:
ƒ Vocal: gaya menyanyi dengan suara parau identik
dengan rock, gaya suara yang merangsang, sentimental,
mendesah gaya penyanyi night club dan gaya lain yang
merusak suara manusia, harus dihindari.
ƒ Harmoni/choord: hindari penggunaan choord 7, 9, 11,
13 dan bentuk lainnya. Harmoni/chord ini bila
digunakan terbatas, menghasilkan keindahan, tetapi bila
digunakan berlebihan merusak kualitas spiritual yang
benar dari syair.
Warta Advent On-line (WAO)
ƒ
ƒ
ƒ
Suasana: Semua yang tidak pantas dan menyita
perhatian untuk penyanyi seperti gerakan tubuh yang
berlebihan tidak berkenan dalam kesaksian Kristus.
Amplification/pengeras suara/bunyi: Kehati-hatian
yang sungguh-sungguh harus dilakukan untuk
menghindari bunyi instrument dan vokal yang
berlebihan. Untuk penggunaan pengeras suara seperti
itu dibutuhkan kepekaan untuk menciptakan keperluan
spiritual dari mereka yang memberikan kesaksian dan
dari mereka yang akan menerimanya. Pertimbangan
yang bijaksana harus dilakukan untuk mempergunakan
pengeras suara bagi alat musik.
Penyanyi: Tujuan utama dari penyajian semua musik
suci haruslah meninggikan Kristus ketimbang untuk
mengagumi musisi atau menghadirkan entertainment.
(Lihat juga BAB III buku “Penuntun Musik GMAHK,
Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya”).
C. MUSIK DALAM RUMAH TANGGA.
1. Pendidikan dan pemahaman musik haruslah dimulai
sedini mungkin di dalam hidup seorang anak melalui:
ƒ Memperkenalkan akan lagu-lagu yang baik dan
lagu Injil melalui pengalaman sukacita dan santai
dalam kebaktian rumah tangga.
ƒ Membentuk kebiasaan mendengar yang benar
melalui alat pendengaran di rumah tangga termasuk
pemilihan lagu-lagu dengan hati-hati.
ƒ Hadir bersama keluarga pada konser musik dengan
standar yang telah dibahas sebelum ini.
ƒ Teladan dan pengaruh yang benar dari orang tua.
2. Keluarga menyanyi dan berpartisipasi dalam acaraacara musik instrumentalia keluarga harus digiatkan.
3. Eksperimen dalam menulis sajak dan mengarang lagu
dapat dilaksanakan.
4. Dibuat sebuah perpustakaan musik keluarga dari bahan
lagu terpilih.
5. Harus disadari bahwa Setan terlibat dalam suatu
pertempuran untuk pikiran dan perubahan-perubahan itu
yang secara tidak disadari berakibat pada pikiran,
merubah persepsi dan nilai untuk yang baik dan jahat.
Oleh karena itu perhatian yang seksama harus
dikerahkan di dalam cara memilih acara dan mendengar
lagu di radio atau TV teristimewa menyingkirkan lagulagu yang kasar, merangsang, murahan, immoral,
bersifat pertunjukan yang dapat disamakan dengan tren
kehidupan sekuler/duniawi.
D. MUSIK DI DALAM SEKOLAH.
Di dalam menyiapkan dan menampilkan lagu untuk acara
rohani, para administrator/pengurus dan guru-guru sekolah
bekerja sama dengan para pelajar dalam suatu cara yang akan
meninggikan standar musik Gereja. Kelompok bersaksi yang
keluar dari kampus haruslah menerima pengawasan dan
tuntunan dari mereka yang ditunjuk oleh pengurus entah itu
seorang guru atau orang lain. Direktur stasiun radio di dalam
GMAHK dan mereka yang bertanggung jawab dalam
pemilihan lagu-lagu yang dimainkan melalui siaran umum
haruslah memilih musik yang sesuai dengan prinsip musik
seperti telah dijelaskan sebelum ini.
19 Agustus 2005
14
berdoa. Musik bila tidak menyimpang merupakan suatu berkat
yang besar, tetapi bila salah digunakan akan menjadi suatu
kutuk yang hebat.
Guru-guru musik di dalam sekolah musik dan di dalam
kegiatan mengajar secara pribadi, haruslah mengadakan usaha
yang positif untuk mengajar melalui buku musik yang boleh
digunakan di dalam Gereja dan di dalam usaha penarikan jiwa.
Oleh karena salah satu dari tujuan utama kursus/pelajaran
pemahaman sekolah musik adalah untuk mengajarkan
perbedaan-perbedaan lagu-lagu yang baik dan yang tidak baik
dari segi wahyu Ilahi, maka para pengajar segala tingkatan
pendidikan diajak untuk memasukkan informasi di dalam seni
yang menghasilkan nilai yang bermutu di dalam seni musik
rohani. Usaha harus diadakan oleh jemaat setempat dan
Daerah untuk memahami dan memenuhi kebutuhan musik
orang muda dalam gereja. Oleh sebab itu orang yang telah
terdidik dalam musik harus digunakan untuk mengajar musik
dan kegiatan-kegiatannya agar cita-cita tinggi dari kebaktian
itu dapat ditingkatkan secara efektif. Penampilan musik di
dalam lembaga pendidikan GMAHK harus sesuai dengan
standar jemaat. Hal ini berlaku bagi ornag-orang yang
bertalenta di dalam jemaat seperti juga bagi para seniman
tamu, musik ensembel dan musik dalam film hiburan.
E. MUSIK SEKULER
Musik “digunakan dengan benar…… adalah merupakan suatu
pemberian indah dari Allah, direncanakan untuk mengangkat
pikiran kepada cita-cita yang tinggi dan agung, memberi ilham
dan mengangkat jiwa” (Education 167).
Gaya hidup umat dalam GMAHK menuntut agar setiap
pribadi Kristen melakukan suatu derajat pembedaan yang
tinggi dan tanggung jawab pribadi di dalam pemilihan musik
sekuler untuk penggunaan pribadi, penampilan solo atau
penampilan group. Seluruh aspek musik yang berkaitan harus
dinilai dengan terang pengajaran yang diberikan dalam Filipi
4:8 “Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua
yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang
manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut
kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah itu.” Mereka juga
akan mengingat amaran yang diberikan oleh Ellen G. White
dalam 1Testimonies 497 “Kepadaku telah ditunjukkan bahwa
orang muda harus mengambil suatu pendirian yang lebih
teguh dan menjadikan firman Allah itu menjadi penasehat dan
penuntun mereka. Tanggung jawab yang penting terletak atas
orang muda yang kini dianggap remeh. Memperkenalkan
musik ke dalam rumah mereka gantinya diarahkan pada
kesucian dan kerohanian, telah menjadi alat untuk
menyelewengkan pikiran mereka dari kebenaran. Nyanyiannyanyian murahan dan lembaran lagu populer zaman ini
nampaknya nikmat pada selera mereka. Alat-alat musik telah
mengambil waktu mereka yang seharusnya digunakan untuk
Warta Advent On-line (WAO)
Orang Kristen tidak akan menyanyikan lagu-lagu yang tidak
senonoh dengan cita-cita kebenaran, kejujuran dan kesucian.
Ia akan menghindarkan unsur-unsur yang memberikan
kecenderungan membuat yang jahat itu disenangi atau yang
baik itu nampaknya tidak menyenangkan. Ia akan berusaha
menghindarkan gubahan-gubahan yang berisi kalimat yang
hambar, lirik yang murahan, tidak masuk akal, sentimental
atau dangkal, yang menyimpang dari nasehat dan ajaranajaran yang terdapat di dalam Kitab Suci dan Roh Nubuat.
Mereka akan menganggap musik jazz rock (dan
perkembangan darinya, misalnya fusion, acid jazz) dan yang
semacam itu sebagai suatu hal yang bertentangan dengan
perkembangan tabiat seorang Kristen dan membawa pada
tabiat yang tidak suci. Musik yang semacam itu mempunyai
suatu hubungan yang jelas dengan kemerosotan masyarakat
sekarang ini. Penyelewengan irama, melodi, harmoni (dan
unsur lainnya dalam musik) dan pengeras suara yang
berlebihan akhirnya merusak penghargaan dan pemahaman
mengenai apa yang baik dan suci.
Perhatian harus diberikan bila menggunakan lagu sekuler yang
disatukan dengan lirik/syair rohani, agar ketidaksucian lagu itu
tidak akan menutupi pekabaran yang terdapat dalam liriknya.
Lagi pula seorang Kristen yang waspada bila memilih musik
sekuler untuk didengar atau ditampilkan yang tidak termasuk
dalam kategori di atas itu, akan menggunakan
ujian/ukuran/tuntunan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Seorang Kristen yang benar sanggup
menyaksikan pada orang lain oleh pilihannya akan musik
sekuler untuk kegiatan sosial. Oleh penyelidikan yang rajin
dan pilihan hati-hati, ia akan mencari jenis musik yang sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan sosialnya dan prinsip
Kekristenan. “Harus ada suatu hubungan yang hidup dengan
Allah di dalam doa; suatu hubungan yang hidup dengan Allah
di dalam nyanyian pujian dan ucapan syukur.” (E.G White,
Surat 96, 1898; Evangelism 498).
Saudaraku…., hanya dengan tuntunan Roh Suci yang benar
kita dapat mengerti prinsip-prinsip yang telah disampaikan di
atas. Adakah saya dan saudara mengerti? Datanglah ya Roh
Suci, kubuka hatiku, terangi agar aku mengerti dan musikku
adalah musik yang memuliakan Allah, pemberi musik itu.
Kiranya ini menjadi doa saya dan saudara. Amin.
(Bersambung)
Dr. Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait, SpKK
19 Agustus 2005
SALAH SATU PENDIRI THE SEVENTH SINGERS
DAN PIMPINAN DEPT. MUSIK JEMAAT MENTENG
DOSEN FAK. KEDOKTERAN UI, RSCM JAKARTA
MENIKAH DENGAN RONALD PANDJAITAN
15
A R T I K E L R O H A N I
Diterjemahkan Bebas Oleh Pdt. Richard Sabuin, Pilipina
Ellen G. White, Signs of the Times, August 17, 1891
APA SAMBUTAN KITA SEBAGAI MILIK ALLAH?
Saudara-saudari, apakah anda bekerja untuk tujuantujuan kepentingan diri? Apakah anda membiarkan
dunia dengan maksud-maksud serta prinsipprinsipnya yang serakah menjadi penghalang antara
anda dan Allah? Apakah anda akan melayani
mamon? Dengan jelas Kristus menyatakan bahwa
anda tidak bisa mengabdi kepada Allah dan kepada
mamon. Apakah ada akan mendaftarkan nama anda
pada halaman-halaman catatan dunia, atau akan
menghubungkan diri anda kepada Allah, dan
membiarkan Dia menuliskan nama anda di kitabkitab catatan surga, untuk mendapat hidup baka
dalam kerajaan Allah? Allah terlebih dahulu
memiliki anda. "Kamu bukan milik kamu sendiri.
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu dan jiwamu yang adalah milik Allah.
Saya menasihatkan anda, mulailah bertindak, dan
berlakulah sebagai seorang Kristen. Maka anda tidak
akan mempunyai keinginan untuk hidup bagi diri
sendiri. Anda akan mempunyai kerinduan untuk
hidup sepenuhnya bagi Kristus. Oleh hak
pengantaraan-Nya, segala sesuatu menjadi milik
Kristus. Untuk Dia dan oleh Dia segala sesuatu
diciptakan. Tetapi ketika manusia berdosa, Anak
Allah memilih untuk menjadi manusia, dan datang
ke dunia kita untuk mati bagi manusia berdosa. Oleh
Salib Golgota tabiat Setan telah dinyatakan kepada
seluruh alam semesta yang tidak berdosa. Oleh
membunuh Tuhan yang hidup dan mulia dengan
menggunakan manusia, Setan menyatakan kejahatan
tabiatnya yang menyesatkan. Kristus telah
menghapuskan segala dosa, dan pada diri-Nya Ia
telah menanggung segala dosa isi dunia ini.
Kemanusiaan-Nya adalah jubah penderitaan; dan
ketika krisis itu datang, ketika Ia menyerahkan diri
menjadi korban kemarahan Setan, ketika Ia
tergantung menderita di salib, mati secara
mengenaskan, kematian yang paling hina, pasukan
kejahatan seakan menang, tetapi manusia telah
diselamatkan.
mengasihi kita, dan ada Pengantara yang
menjembatani Allah kepada manusia dan manusia
kepada Allah. Dan Tuhan kita, setelah menyerahkan
diri-Nya dalam tugas penebusan yang ajaib, tidak
akan menahan apa pun demi terlaksananya rencanaNya. Dia mencurahkan seluruh isi surga kepada
manusia dalam satu karunia yang besar. Dan
kemudian Ia menyempurnakan tugas-Nya oleh
mengelilingi manusia dengan berkat-berkat yang tak
terbatas, kemurahan demi kemurahan, pemberian
demi pemberian, membukakan pada kita segala harga
dunia yang akan datang.
Tetapi bagaimana dengan manusia? Apakah manusia
begitu terjerat oleh dosa sehingga ia tidak mampu
menghargai unsur-unsur sebuah kehidupan yang
saleh? Kristus mengundang manusia, tetapi celaka!
Betapa sedikit yang menyambut panggilan itu.
Kepentingan diri manusia adalah penghalang untuk
hidup kekal. Bagaimana surga dapat melihat
ketidaksetiaan
atau
pemberontakan
melawan
pemerintahan Allah? Surga dipenuhi dengan
kegeraman terhadap besarnya kejahatan manusia,
pemberontakan yang merajalela yang mengubah
segala
sesuatu
yang
diciptakan-Nya
untuk
kepentingan
manusia
menjadi
senjata-senjata
peperangan melawan Dia, meninggikan hikmat
manusia di atas hikmat Allah, dan karya manusia di
atas pekerjaan Allah. Ke mana pun saja kita pergi, ke
tempat kerja, ke kantor-kantor pemerintah, Allah ada
di sana untuk menegaskan kepemilikan-Nya. Dia
menyatakan: "Aku telah menciptakan segala sesuatu,
dan segala sesuatu adalah milik-Ku." Salib telah
dipancangkan di antara surga dan bumi agar Kristus
dalam menjangkau kedua belah pihak, dan
menjembatani jurang pemisah antara Allah dan
manusia akibat dosa.
Sementara kita merenungkan salib, Anak manusia
yang menanggung dosa, maka rahasia penebusan itu
tampak indah. Yesus menunjukkan pada kita kasih
Allah; Bapa menyediakan jalan selamat ini karena Ia
Warta Advent On-line (WAO)
19 Agustus 2005
PDT. RICHARD SABUIN
REDAKSI WAO, PHILIPPINES
16
P E N D A L A M A N
A L K I T A B
DANIEL
ALLAH RAJAKU YANG MEMERINTAH
Disadur dan diterjemahkan dinamis oleh Pdt. Hotma S.P. Silitonga
Spesialis Pendalaman/Pemahaman Alkitab—UNAI, Bandung
The Study of the Books of Daniel and the Revelation
Oleh Ellen G. White
LANJUTAN
B
erdasarkan kenyataan ini, keseluruhan Kitab Daniel
merupakan suatu kesatuan isi dan pekabaran. Dari
dalamnya dapatlah disimak FALSAFAH SEJARAH
yang tepat dan “benar serta dapat dipercaya” (Daniel
2:45; 10:1; 11:2). Tepat sekali! Alkitab adalah sejarah yang
paling kuno dan penuh pemahaman yang manusia bisa miliki
sebagai pegangan hidupnya. Mengapa demikian? Karena
seluruh informasi yang ditulis di dalamnya adalah hasil ILHAM
ALLAH. Dengan kata lain, Allah Sendirilah yang menjadi
Pengarangnya dan para hamba-Nya hanyalah sebagai penulis.
Berdasarkan dasar pemikiran ini, kita akan menyimak seluruh
Kitab Daniel dan “BIARKANLAH DANIEL BERBICARA
MENGENAI
PERNYATAAN
ALLAH TENTANG
SEJARAH DAN NUBUATAN.”
Selanjutnya, kita akan menyimak komentar hamba Allah
untuk zaman akhir tentang “Sejarah dan Nubuatan,” yang
Warta Advent On-line (WAO)
ditulisnya di buku Pendidikan Sejati, 134-142. Ellen G. White
menulisnya dengan ilham Roh Nubuat sebagai berikut:
Dalam Firman-Nya Allah menyatakan prinsip yang menjadi
dasar seluruh kemakmuran yang sejati, baik kepada bangsa maupun
kepada perorangan. Kekuasaan yang dijalankan oleh setiap penguasa
di bumi ini adalah pemberian Sorga; dan keberhasilannya bergantung
atas penggunaan kuasa yang dianugerahkan itu.
Pernyataan Daniel 2:21 menegaskan, bahwa “Raja
Surgalah yang memecat raja dan Ia jugalah yang
mengangkatnya.”
Suatu ilustrasi mengenai
kebenaran ini terdapat dalam sejarah Babilon kuno.
Bagi Nebukadnezar sebagai raja, tujuan
pemerintahan nasional dilukiskan di bawah bentuk
pohon besar, yang ketinggiannya “sampai ke langit
dan kelihatanlah ia sampai kepada hujung bumi.
Maka permailah segala daunnya dan banyaklah
buahnya dan padanya adalah makanan bagi segala
makhluk dan di bawahnya pun bernaunglah segala
margasatwa
dan
pada
cabang-cabangnya
berhinggaplah segala unggas dari udara dan
daripadanya juga segala yang keadaan daging
mendapat makan.” -- Daniel 4:11-12 (135-136).
Allah mengangkat Babilon agar ia dapat
memenuhi maksud itu. Kemakmuran meliputi
bangsa itu sampai ia mencapai puncak kekayaan dan
kekuasaan yang belum pernah ada taranya sejak
itu—cocok digambarkan dalam Kitab Suci dengan
lambang, “kepala dari emas” (Dan. 2:38). Akan
tetapi sang raja gagal untuk mengakui kuasa yang
telah mengangkat dia. Nebukadnezar merasa sombong (Dan. 4:30).
Gantinya menjadi pelindung umat manusia, Babilon menjadi suatu
penindas yang sombong dan kejam. Perkataan ilham ini dapat juga
diterapkan kepada kekejaman dan keserakahan penguasa di kalangan
yang menamakan diri umat Allah (Israel) sebagaimana yang
dinyatakan di Yehezkiel 34:3-4 (136).
Setiap umat manusia yang tampil di atas panggung telah
diizinkan untuk menduduki tempatnya di atas bumi, agar ia dapat
dilihat apakah ia memenuhi maksud dari “Penjaga dan Yang
19 Agustus 2005
17
Mahakudus Itu.”
Perkataan nubuat Surga menelusuri
kebangkitan dan kejahatan kerajaan-kerajaan dunia yang besar—
Babilon (Kerajaan pertama), Media-Persia (Kerjaan kedua,
Gerika/Yunani (Kerajaan ketiga), dan Romawi (Kerajaan
keempat). Setiap sistem kekuasaan yang besar ini, sebagaimana
pula dengan kekuasaan-kekuasaan yang lebih kecil, sebuah
pepatah berkata: SEJARAH AKAN BERULANG KEMBALI.
Masing-masing mempunyai masa ujiannya, masing-masing ada
yang gagal, kemegahannya jadi pudar (Krisis—lihat Daniel 2—
Emas jadi perak, perak turun jadi tembaga, tembaga turun lagi
jadi besi, dan akhirnya turun sampai jadi tanah, alias mati, karena
dari situlah manusia berasal—Kejadian 3). Kekuasaannya sirna
dan tempat kedudukannya diganti oleh kekuasaan yang lain
(136).
Inilah yang nabi Yehezkiel gambarkan dalam
penglihatannya tentang “Allah Rajaku Yang Memerintah” di
Yehezkiel 1 dan 10. Inilah juga yang Daniel gambarkan secara
prinsip di Daniel 7 tentang adanya “Pengadilan/Penghakiman di
takhta Surgawi. Sebagaimana rumitnya jentera itu berada di
bawah tuntunan tangan, di bawah sayap kerubiun, demikianlah
permainan rumit dari peristiwa umat manusia berada di bawah
pengendalian Raja Surga. Di tengah pertikaian/pertentangan
besar dan gejolak bangsa-bangsa, Raja Surga Duduk di atas
kerubiun tetap menuntun/memerintah/mengendalikan peristiwaperistiwa yang terjadi di bumi. Tepatlah seperti yang Daniel 7:10
nyatakan: DUDUKLAH MAJELIS PENGADILAN DAN
DIBUKALAH CATATAN KEHIDUPAN UMAT MANUSIA
(137-138).
Sejarah umat manusia yang silih berganti menduduki
masa dan tempatnya, tanpa disadari bersaksi bagi kebenaran
yang mereka sendiri tidak mengetahui maknanya, yang
sebenarnya sedang berbicara kepada kita. Kepada setiap orang
yang berada di kolong langit di planet bumi ini, dari zaman ke
zaman, Raja Surga telah menetapkan suatu kesempatan untuk
hidup sesuai dengan Rencana Keselamatan-Nya yang Agung
(Efesus 1:3-14; 2 Tim 1:9). Pada saat ini semua manusia yang
ada di bumi/bangsa-bangsa sedang dalam proses pengevaluasian
atau penilaian melalui satu proses Pengadilan/Penghakiman
Surgawi yang sudah Pasti Tidak Pernah Salah. Semua orang,
atas pilihannya sendiri harus menentukan nasibnya, dan Raja
Surga berada di atas segalanya untuk melaksanakan RencanaNya (138).
Sejarah umat manusia yang telah dimeteraikan dengan
sebutan: AKU ADALAH AKU (Keluaran 3:14; Mazmur 90:12) di dalam Firman-Nya, menghubungkan mata rantai demi mata
rantai dalam rantai SEJARAH DAN NUBUATAN, sejak zaman
kekekalan yang silam sampai kepada zaman kekekalan yang
akan datang, menjelaskan di mana kita berada dalam perjalanan
zaman, dan apa yang dapat diharapkan pada masa yang akan
datang. Segala sesuatu yang dinyatakan melalui perkataan
nubuat pasti akan terjadi, termasuk pada zaman kita sekarang ini.
Secara prinsip seluruhnya telah ditelusuri di atas halaman sejarah
Alkitab dan kita boleh memastikan bahwa segala sesuatu yang
akan datang pasti akan digenapi secara tepat. Akhir sejarah dunia
ini secara jelas dinyatakan di dalam Firman Kebenaran [lihat
Daniel 2, 7, 8-9 dan 10-12—Empat Nubuatan Besar dalam kitab
Daniel] (138).
Masa itu sudah dekat. Sekarang tanda-tanda zaman
menyatakan bahwa kita sedang berdiri di ambang peristiwa yang
dahsyat dan khidmat. Segala sesuatu dalam dunia kita sedang
bergolak. Di hadapan mata kita nubuatan Yesus Kristus [Matius
24-25; Markus 13; Lukas 17, 21] ]mengenai peristiwa-peristiwa
akhir zaman sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali
Warta Advent On-line (WAO)
[khususnya melalui nubuatan Daniel] sudah banyak yang digenapi.
Masa sekarang ini adalah suatu masa yang sangat menarik kepada
semua orang. Para penguasa dan negarawan di kerajaan/pemerintahan
dunia ini, baik laki-laki dan perempuan, terpusat perhatiannya kepada
peristiwa yang terjadi di sekeliling kita. Mereka menyaksikan
hubungan yang tegang, menggelisahkan antara bangsa-bangsa.
Mereka melihat kehebatan yang semakin menjadi-jadi dalam setiap
unsur dunia, dan mereka mengakui bahwa segala peristiwa yang besar
serta menentukan, akan segera terjadi—dengan demikian dunia sedang
berada di tepi krisis yang maha-dahsyat (138-139).
Alkitab, dan Alkitab sajalah yang memberi pandangan yang
tepat tentang semua peristiwa ini. Semua garis besar perjalanan sejarah
dunia ini jelas dinubuatkan (139). Kepada kita yang berdiri di ambang
kegenapannya, betapa menggetarkan serta menarik keterangan masa
depan itu. Inilah yang disebut dengan MASA KESUKARAN YANG
BESAR YANG MIRIP DENGAN KEPICIKAN YAKUB (Yeremia
30:7). Keadaan dunia zaman akhir ini mirip dengan suasana sebelum
air bah (139-141). Dari kebangkitan dan kejatuhan bangsa-bangsa
seperti telah dijelaskan dalam halaman Alkitab, masing-masing perlu
belajar bagaimana sia-sianya yang mengandalkan diri itu. Babilon
dengan segala kuasa dan kemegahan, namun karena kesombongannya,
ia pun jatuh. Demikianlah segala sesuatu yang tidak berlandaskan
Firman Allah pasti binasa. Hanya yang mengandalkan Allah melalui
firman-Nyalah yang dapat bertahan dan berdiri teguh dalam
mempertahankan tabiat Allah. (140-141).
RANGKUMAN DAN KESIMPULAN
Inilah yang jelas dinyatakan melalui kitab Daniel di mana
ALLAH RAJAKU MEMERINTAH. Seluruh Daniel adalah satu
cerita, yaitu KISAH KASIH ALLAH YANG MAHABESAR
terhadap manusia yang mahabesar dosanya. Daniel 2 menyatakan
keadaan dunia yang KRISIS dan yang akan diakhiri bukan oleh krisis
melainkan
oleh
YESUS
KRISTUS
PADA
SAAT
KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI. Daniel 7 yang
menjadi pusat seluruh kitab Daniel menyatakan ADANYA suatu
penghakiman/pengadilan/pengevaluasian yang Raja Surga lakukan
kepada semua umat manusia. Selanjutnya, melalui Daniel 8-9
dinyatakan,
KAPAN
PENGHAKIMAN
AKHIR
ITU
BERLANGSUNG. Itulah yang dinyatakan dalam ayat inti Daniel
8:14 dan juga 12:12.
Akhirnya, Daniel 10-12 merangkum,
memperluas dan menyimpulkan seluruh cerita melalui gambaran
adanya SUATU PERTENTANGAN SEMESTA YANG BESAR.
Inilah yang digariskan dalam salah satu Dasar Kepercayaan Kristiani,
yang isinya adalah:
Sekarang ini seluruh umat manusia sedang terlibat dalam suatu
pertentangan semesta yang besar antara Kristus dan Setan yang bertitik
pusat pada sifat dan tabiat Allah yaitu kasih. Hal ini dapat dilihat dalam
suatu dokumen yang sah di dua log batu di mana di dalamnya
digariskan hukum Allah sebagai landasan pemerintahan ataupun
kekuasaan Sang Pencipta Yang Mahabesar atas seluruh kawasan alam
semesta. Pertentangan semesta ini sudah dimulai di takhta Sang
Pencipta di Surga. Pada saat itu ada seorang makhluk ciptaan Allah
yang mulia namanya Lucifer atau Si Bintang Fajar atau Bintang Kejora
telah menyalahgunakan kuasa memilih yang diberikan kepadanya
sehingga karena kesombongannya ia telah menjadi Setan atau
pemberontak dan telah mengkoordinasi suatu pasukan untuk
menentang wewenang Sang Pencipta Yang Mahakasih dan
Penyayang. Kemudian, tidak lama setelah planet bumi ini diciptakan,
Satan pun memasuki kawasan bumi dan membujuk nenek moyang
kita, Adam dan Hawa untuk ikut melawan Sang Pencipta. Karena
mereka tidak bergantung pada Sang Pencipta, dosa pun menguasai
bumi ini sehingga rusaklah citra Allah yang telah diciptakan di dalam
diri manusia, sehingga berakibat fatal dan penuh penderitaan. Di akhir
19 Agustus 2005
18
periode para leluhur yang pertama, karena kejahatan manusia
yang sudah memuncak, air bah pun digunakan sebagai sarana
disiplin Sang Pencipta di zaman Nuh dan keluarganya. Suasana
kemuliaan Eden atau Surga yang menjadi milik manusia sejak
diciptakan pun telah tiada dan hanya tinggal kenangan saja
selama di bumi ini, sampai tiba saatnya NANTI DI
MARANATA, DI SURGA DAN DI DUNIA BARU YANG
KEKAL. Dengan disaksikan oleh seluruh ciptaan, dunia ini telah
menjadi ajang pertentangan semesta di mana Sang pencipta
Yang Penuh Kasih Sayang pada akhirnya PASTI MENANG.
Untuk menolong umat-Nya dalam menghadapi pertentangan ini,
Roh Kudus dan para malaikat Allah diutus dan Yang dengan
penuh kesetiaan selalu siap sedia menuntun, melindungi dan
memelihara mereka agar selalu dapat berjalan di jalan
keselamatan (Wahyu 12-14; 21-22; Yesaya 14; Yehezkiel 28;
Kejadian 3; Roma 1; 5-8; Kejadian 4-9; 2 Peterus 3; 1 Korintus
4:9 dan Ibrani 1-2; Keluaran 20; 32-34).
Hal ini tentunya berhubungan dengan Dasar Kepercayaan
Kristiani tentang PENGALAMAN KESELAMATAN, yaitu:
Dalam kasih dan pengampunan-Nya yang tak terbatas,
Allah telah memberikan suatu karunia kepada Yesus Kristus
yang tidak mengenal dosa demi kita, agar di dalam Dia kita
berkesempatan memperoleh kebenaran Allah. Dengan tuntunan
Roh Kudus, kita dapat merasakan kebutuhan kita, misalnya
dalam mengenal dosa-dosa kita, menyesali pelanggaran kita dan
melatih IMAN kita di dalam Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat sehingga Yesus dapat menjadi Korban Pengganti
demi kita serta juga menjadi Teladan bagi kita. IMAN yang
menerima keselamatan ini datangnya melalui kuasa Firman
Allah dan hal itu merupakan suatu pemberian dari Sang Pencipta
bagi kita. DI TAHAP KESELAMATAN YANG PERTAMA,
dengan tuntunan Roh Kudus kita dilahirkan kembali sehingga hal
ini merupakan titik balik tuntas dari hidup lama menuju hidup
baru alias pertobatan atau perubahan total. Di saat ini kita
dibenarkan alias menerima pengampunan sejati dari Allah
sehingga kita pun SUDAH SELAMAT DARI UPAH DOSA
yaitu kematian yang kedua, dengan demikian secara sah diangkat
menjadi putra-putri Allah yang akan bertumbuh dalam kasih
Allah oleh tuntunan Roh Kudus. Sejak saat itu DI TAHAP
KESELAMATAN YANG KEDUA yaitu PERTUMBUHAN
IMAN, seumur hidupnya akan dipasrahkan kepada Sang
Pencipta sebagai korban yang hidup, khusus dan berkenan bagiNya. Itulah ibadah hidupnya yang patut. Sebagai anggota
Jemaat Kristiani yang dibaptiskan dalam Nama Bapa, Anak dan
Roh Kudus, umat Allah ini akan tetap setia dan rajin sebagai
Pengikut Kristus dalam mendalami serta menekuni Firman Allah
yang hidup dan berkuasa, bersekutu dalam doa yang tidak
berkeputusan, sehingga hidupnya akan diserahkan sebagai Saksi
bagi Kristus menjadi garam dan terang dunia dalam
memasyurkan Injil Kerajaan Yang kekal. Selama hidup Kristiani
tersebut, umat Allah itu sedang berada dalam suasana
SELAMAT DARI KUASA SETAN ATAUPUN DOSA yang
selalu menggodanya setiap hari. Akhirnya, DI TAHAP
KESELAMATAN YANG KETIGA yaitu KEDEWASAAN
IMAN YANG PENUH KEMULIAAN pada saat kedatangan
Yesus yang kedua kali, umat Allah yang setia sampai akhir hayat
ini akan mendapatkan puncak kehidupan alias hidup baka yang
tidak bisa binasa. Pada saat itu mereka telah hidup BEBAS
DARI LINGKUNGAN SETAN DAN DOSA UNTUK
SELAMA-LAMANYA. Melalui hidup akrab dan intim dengan
Allah, mereka turut berpartisipasi memiliki sifat Ilahi dan dapat
Warta Advent On-line (WAO)
dipastikan akan selamat dan selama masa penghakiman yang sedang
berlangsung mereka akan selalu aman dan damai bersama Yesus (2
Korintus 5:14-21; Yohanes 3; Galatia 1-5; Titus 3:3-7; Yohanes 14-17;
1 Peterus 2:21-23; Roma 1-12; Lukas 17:5; Markus 9:23-24; Efesus 26; Kolose 1:13-15; Ibrani 8-9; 2 Peterus 1; 1 Korintus 15; 1 Tesalonika
4).
Sehubungan dengan Daniel 8:14 dan 12:12, hal ini erat
kaitannya dengan Pelayanan Yesus Kristus di Bait Suci Surgawi yang
sedang melakukan Penghakiman akhir berdasarkan Daniel 7. Dasar
pemikirannya dituangkan di Dasar Kepercayaan Kristiani yang berikut:
Ada Bait Suci di Surga yaitu Bait Suci sejati yang “bukan
buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari
yang sebenarnya, di dalam Surga inilah Yesus Kristus melayani di
hadapan hadirat Allah sebagai Imam Besar bagi kepentingan umat
manusia berdosa yang bertobat.” Melalui pelayanan Kristus tersebut,
orang-orang yang ber-IMAN beroleh kesempatan menikmati Korban
Penebusan-Nya yang telah dipersembahkan sekali untuk selamalamanya di kayu salib Golgota. Yesus Kristus telah ditetapkan sebagai
Imam Besar kita dan memulai pengantaraan-Nya sejak kenaikan-Nya.
Pada tahun 1844, yaitu di akhir masa nubuatan 2300 petang dan pagi,
Ia memperluas pelayanan-Nya dengan memasuki fase kedua dan
terakhir dari pelayanan penebusan-Nya. Pelayanan-Nya ini disebut
pekerjaan penghakiman atau pengevaluasian karya penyelamatan di
mana status semua umat manusia diperiksa secara tuntas dalam satu
proses kerja yang Alkitab sebut dengan MAJELIS PENGADILAN
DUDUK. Acara ini disebut juga dengan HARI GRAFIRAT ATAU
HARI PENDAMAIAN. Tujuan acara ini adalah PEMBERSIHAN
DOSA DARI LINGKUNGAN UMAT MANUSIA yang erat
hubungannya dengan PEMULIHAN TOTAL LANGIT DAN BUMI
INI KE SUASANA YANG BARU. Di acara rutin di bait suci bumi
ini, lingkungan umat Allah disucikan ataupun dibersihkan melalui alat
peraga korban penghapus dosa yaitu melalui darah binatang kurban.
Tetapi dalam pelayanan di Bait Suci Surgawi, hal Surgawi disucikan
dengan darah pengorbanan sempurna yaitu oleh Darah Yesus Kristus.
Pengadilan pemeriksaan ini akan menyatakan kepada makhluk Surga
siapa di antara orang-orang mati yang tidur dalam Kristus dan dengan
demikian, di dalam Dia, dinyatakan layak untuk bangkit pada
kebangkitan pertama. Ini juga menyatakan kesiap-siagaan di antara
orang hidup yang tinggal di dalam Kristus, yaitu yang memelihara
hukum-hukum Allah berdasarkan IMAN-nya kepada Yesus Kristus.
Dengan demikian, di dalam Dia, umat-Nya siap sedia diubahkan ke
dalam kerajaan-Nya yang kekal. Penghakiman ini meneguhkan
keadilan Allah dalam menyelamatkan orang yang percaya dalam
Yesus. Akhir pelayanan Kristus ini akan menandai tertutupnya pintu
pengasihan bagi manusia sebelum Kedatangan Kristus kedua kali
(Ibrani 1, 2, 4, 8, 9 dan 10; Daniel 7, 8, 9 dan 11; Bilangan 14:34;
Yehezkiel 4:6; Imamat 16; Mazmur 96; Pengkhotbah 12; Roma 14:10;
1 Korintus 4:9; 2 Korintus 5:10; Wahyu 12-22). (Selesai).
19 Agustus 2005
PDT. H.S.P. SILITONGA, M.A., M.TH., PH.D
KONTRIBUTOR KHUSUS WAO
DOSEN FAKULTAS THEOLOGIA UNAI
19
BE RITA ADVENT SEJAGAT
Acara Penghiburan Buat
Keluarga Rotinsulu - Silitonga
Adalah menjadi tradisi jemaat First Indonesian SDA Church,
South Plainfield, New Jersey untuk mengadakan penghiburan
bagi anggota jemaat yang berduka terutama yang mempunyai
hubungan keluarga secara langsung. Kali ini Kel. RotinsuluSilitonga (Michael & Christine) yang sedang berduka, karena
ayah dari Michael Rotinsulu telah meninggal dunia pada Sabat
(6/8) di Manado. Tidak heran acara penghiburan yang
diadakan pada Sabat (13/8) cukup dipadati baik oleh anggota
jemaat sendiri, maupun anggota jemaat yang lain di samping
para kerabat dan handai taulan.
Almarhum Yans Hendrik Rotinsulu yang dilahirkan di Poso
(20/5/41) menikah dengan Helen Elizabeth Laoh dikaruniai 3
orang anak dan 5 cucu.
Almarhum pernah mengecap
pendidikan tinggi di Unai dan Unpas serta membaktikan
sebagian hidupnya di bidang pendidikan. Almarhum selain
pernah menjadi guru/kepala sekolah pada sekolah Advent di
Minahasa, Manado, dan Bandung, juga aktif dan memegang
beberapa jabatan dalam jemaat seperti ketua jemaat antara lain
di GMAHK Cimindi, Bandung; Indonesian Pioneer SDA
Church, New Jersey; First Indonesian SDA Church, New
Jersey; GMAHK Malalayang, Manado; di samping aktif di
bidang sosial antara lain pengurus perkumpulan Rukun
Tamang dan Sumonder.
Acara penghiburan dipandu oleh Ketua Richard Tumundo, doa
dipanjatkan oleh Ketua Jantje Moningka, riwayat hidup
dibacakan oleh Berny Antouw, renungan disampaikan oleh
Pdt. Johnnie A. Kohdong, kata sambutan mewakili gerejagereja dibawakan oleh Pdt. Herbert A. Legoh, sedang mewakili
Warta Advent On-line (WAO)
kerabat dan handai taulan oleh Ketua August Tumundo.
Ucapan terima kasih dihaturkan oleh Michael Rotinsulu (anak
sulung almarhum) mewakili keluarga yang berduka.
Lagu-lagu penghiburan dipersembahkan antara lain Trio (Evie
Kohdong, Geertje Iroth, Jet Medellu), Duet (Julia Sulu &
Steven Pelupessy), Group (Sumonder, The Seventh VG,
Jemaat Liberty, Maranatha VG). Tamu-tamu yang hadir selain
dari anggota jemaat RISDAC, New Hampshire; IPSDAC, New
Jersey; Liberty, New York; juga dari kaum keluarga serta
kerabat lainnya. (Keterangan foto: Maranatha VG sedang
bernyanyi di mana Michael & Christine termasuk pendirinya).
19 Agustus 2005
-FREDERIK J. WANTAH
KONTRIBUTOR KHUSUS WAO
20
Download